Step Response
From: U(1)
0.9
0.8
oscillatory
0.7
0.6
underdamped
Amplitude
0.5
To: Y(1)
0.4
overdamped
0.3
0.2
critically damped
0.1
0
0 5 10 15 20
Time (sec.)
Revisi I/REG/08.10. 08
PERCOBAAN I
TRANSIENT RESPONSE DAN TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
I. Tujuan Percobaan
1. Mampu menganalisa spesifikasi transient response dari sistem orde 1, orde 2, dan orde
banyak.
2. Mampu menganalisa perbedaan transient response antara sistem orde 1, orde 2, dan
orde banyak.
H(s)
1
Perhatikan gambar 1.b. Fungsi alih lingkar tertutup dari sistem kendali tersebut
adalah:
C (s) Gc( s )Gp ( s ) G ( s)
T ( s) = = =
R ( s ) 1 + Gc( s )Gp( s ) H ( s ) 1 + G ( s ) (1.2)
G (s)
C (s) = R( s)
1 + G(s) (1.3)
Transient response dari sistem adalah invers Transformasi Laplace dari C(s) atau
c(t)=L-1[C(s)]
1. Sistem orde 1
Sistem orde 1 mempunyai bentuk umum fungsi alih sebagai berikut :
C ( s) K /τ
=
R( s ) s + (1 / τ ) (1.4)
di mana τ adalah konstanta waktu
2. Sistem orde 2
Bentuk fungsi alih lingkar tertutup dari sistem orde 2 adalah sebagai berikut:
C ( s)
= 2
ω 2n
R ( s ) s + 2ξ ω n + ω 2n (1.5)
Dengan ξ merupakan koefisien redaman yang menunjukkan apakah sistem orde-
2 tersebut overdamped, underdamped, critically damped atau oscillatory. Sedangkan
ωn adalah frekuensi natural.
2
Step Response
From: U(1)
0.9
0.8
oscillatory
0.7
0.6
underdamped
Amplitude
0.5
To: Y(1)
0.4
overdamped
0.3
0.2
critically damped
0.1
0
0 5 10 15 20
Time (sec.)
3. Sistem orde 3
Bentuk fungsi alih lingkar tertutup dari sistem orde 3 dapat dimodelkan sebagai
penjumlahan dari tanggapan sistem orde 1 dan orde 2 dengan bentuk umum sebagai
berikut :
C ( s) K /τ ω 2n
= + 2
R( s ) s + (1 / τ ) s + 2ξ ω n + ω 2n (1.6)
3
Rumus Untuk Menghitung step respons sistem orde –2:
Tr = ( 1 - 0.4167 ξ + 2.917 ξ2 ) / ωn
Tp = π / { ωn ( 1 - ξ2 ) 0.5 }
%OS = exp (-πξ / ( 1 - ξ2 ) 0.5 )
Ts = 4 / (ξωn)
C (s)
Fv = lim
s→0 R(s)
4
B. PERCOBAAN TEMPAT KEDUDUKAN AKAR
I. Tujuan :
1. Mampu memahami prinsip Tempat Kedudukan Akar dan menggambarkan kurva TKA
dari suatu sistem
2. Mampu menganalisa kestabilan sistem dengan menggunakan Tempat Kedudukan
Akar.
Nilai s berada pada TKA jika s memenuhi persamaan di atas. Karena s dapat
merupakan bilangan kompleks, maka dari persamaan tersebut, s adalah sebuah titik pada
TKA jika memenuhi syarat magnitude.
1
K = (1.8)
G (s) H (s)
5
1. TKA mempunyai sifat simetri terhadap sumbu nyata.
2. Menentukan pole-pole dan zero-zero dari fungsi alih lingkar terbuka sistem KG(s)H(s).
TKA bermula dari pole-pole (untuk K=0) dan berakhir zero-zero ( untuk K → ∞ )
termasuk zero-zero pada titik tak hingga.
3. Menentukan asimptot θ dan titik potongnya dengan sumbu nyata σ dapat dihitung
dengan rumus :
r 180
θ= (1.10)
α
dimana ±1, ±3, ±5, .... dan α = banyaknya zero pada titik tak hingga dan
σ=∑
(letak pole berhingga) − ∑ (letak zero berhingga)
(1.11)
∑ (pole berhingga) − ∑ (zero berhingga)
4. Menentukan daerah cakupan TKA pada sumbu nyata. Tempat Kedudukan Akar
mencakup titik-titik pada sumbu nyata di sebelah kiri frekuensi kritis ( pole-pole dan
zero-zero) nyata yang berjumlah ganjil.
5. Menentukan titik pencar ( titik pisah atau titik temu), yang terdapat diantara akar-akar
N ( s ) D '( s ) − N '( s ) D( s ) = 0 (1.12)
dengan N(s) dan D(s) masing-masing merupakan numerator dan denumerator G(s)H(s).
D. PERCOBAAN
D.1. Transient Response
1. Dari Scilab command window, masukkan fungsi alih lingkar tertutup (sistem yang
akan diberikan asisten pada waktu percobaan) dengan mengetikkan perintah-
perintah sebagai berikut :
i. Definisikan polynomial ‘s’:
=> s = poly(0,'s')
6
ii. Buat system linear dalam bentuk transfer function, contoh:
=> q = syslin('c', 10, s^2+2*s+40)
respon:
7
evans(system, gain_maksimal);
3. Setelah muncul kurva TKA, gambar Tempat Kedudukan Akar pada lembar data
percobaan dan tentukan nilai gain pada batas kestabilan apabila ada.
4. Gambar Transient Response pada lembar data percobaan dan catat nilai
karakteristik transient response.
5. Ulangi untuk sistem orde 2 dan orde banyak.
6. Untuk sistem orde 2 dan orde banyak, masukkan nilai H(s) yang diberikan oleh
asisten praktikum.
E. DATA PERCOBAAN
1. Step Response
No Fungsi Alih Time Respons Gambar
G(s) Tr Tp Ts %OS Fv
No. Fungsi Alih Fungsi Alih Gambar Closed loop K batas kestabilan
Plant G(s) H(s) TKA poles
8
PERCOBAAN II
TANGGAPAN FREKUENSI
DIAGRAM NYQUIST DAN DIAGRAM BODE
R(S) C(S)
Gambar 2.1
Fungsi alih lingkar tertutup sistem kendali pada gambar di atas dapat dinyatakan
sebagai berikut:
C (s) G ( s)
= (2.1)
R(s) 1 + G (s) H ( s)
dengan G(s) merupakan fungsi alih maju dan H(s) merupakan fungsi alih umpan balik.
9
Dari persamaan karakteristik itu terlihat bahwa fungsi yang perlu ditinjau adalah
G(s)H(s), yang merupakan fungsi bilangan kompleks. Untuk analisa tanggapan frekuensi
dilakukan substitusi s = jω , sehingga persamaan karakteristik menjadi:
1 + G ( jω ) H ( jω ) = 0 atau G ( jω ) H ( jω ) = −1 (2.3)
Pada diagram Nyquist, tanggapan frekuensi fungsi kompleks G ( jω ) H ( jω ) dapat
digambarkan pada bidang kompleks dengan memasukkan nilai frekuensi dari ω = 0 sampai
dengan ω = ∞ (tak terhingga). Penggambaran fungsi kompleks dilakukan dengan
menguraikannya menjadi besaran magnitude dan fasa sebagai berikut:
Dengan menentukan rentang frekuensi yang diinginkan, misalnya dari nol s.d. 10 rad/s
maka dapat disusun tabel 2.1 :
0.5
10
Kriteria Nyquist menyatakan bahwa sistem akan stabil apabila pada bidang sebelah
kanan kurva G ( jω ) H ( jω ) tidak melingkupi titik (-1,0). Tingkat kestabilan sistem dapat
diukur dengan Gain Margin (GM) dan Phase Margin (PM), yang didefinisikan sebagai
berikut:
10
1
Gain Margin (GM) =
a
Harga θ pada PM adalah nilai sudut fasa saat kurva Nyquist berpotongan dengan
lingkaran berjari-jari satu. Pada sistem yang stabil, GM dan PM-nya selalu positif. Semakin
besar nilai GM dan PM, maka semakin stabil sistem tersebut.
I. Tujuan Percobaan
R(s) + C(s)
G(s)
H(s)
11
Jika suatu sistem memiliki fungsi alih G(s)H(s), maka tanggapan frekuensi dapat
diperoleh dengan mensubstitusi s = jω . Sehingga diperoleh responnya adalah G(jω)H(jw).
Dari kedua buah grafik yang diplot tersebut, yang perlu diperhatikan adalah nilai dari
1
Gain Margin (GM) dan Phase Margin (PM). Nilai GM besarnya adalah , dengan G
G
adalah gain saat kurva grafik fasa memotong nilai –180o. Nilai GM umumnya dinyatakan
dalam dB, yang dihitung dengan 20 log10 (GM ) . Sementara PM adalah nilai fasa dalam
derajat saat kurva grafik magnitude dengan frekuensi memotong nilai 0 dB.
Dari metode analisa Tempat Kedudukan Akar (TKA) diketahui bahwa suatu sistem
lingkar tertutup dinyatakan stabil apabila letak akarnya memotong sumbu jω, atau
1 + KG ( jω ) H ( jω ) = 0 . Dalam nilai magnitude, ini dinyatakan sebagai nilai mutlak
metode ini dibandingkan dengan metode lainnya adalah pole dan zero nyata dapat terlihat
dengan mudah.
Tanggapan frekuensi dari suatu sistem, yang dapat disusun baik dengan pendekatan
perhitungan manual, maupun dengan software SCILAB, dipengaruhi oleh beberapa
komponen dalam sistem fungsi alih yang berpengaruh s.b.b.:
12
C. PERALATAN
1. Pentium-based PC dengan sistem operasi Scientific Linux
2. Perangkat lunak SCILAB versi 4.1.2
3. Program penunjang praktikum yang dibuat oleh asisten.
D. Langkah Percobaan
1. Buat fungsi alih sistem dengan mengetikan perintah-perintah berikut pada SCILAB
command window :
=> G = syslin (‘c’, numerator, denominator)
2. Untuk menggambar bode ketik perintah
=> bode(system, frekuensi_awal, frekuensi_akhir, ‘judul’) pada command window dan
untuk menggambar nyquist ketik perintah
=> nyquist(system, frekuensi_awal, frekuensi_akhir, ‘judul’)
3. Setelah muncul diagram Bodenya dan Nyquist nya, gambar bode serta nyquist yang ada
pada lembar data percobaan.
F. DATA PERCOBAAN
1. Diagram Nyquist
2. Diagram Bode
13
PERCOBAAN III
I. Tujuan Percobaan
+
R (s) Gp (s) C (s)
Gc(s
_
H (s)
K ( s + zO )
GC ( s) = (3.1)
( s + pO )
14
Perancangan Pengendali PID menggunakan TKA
( s + zc1 )( s + zc2 )
Fungsi alih pengendali PID: K c . Dari fungsi alih ini, diketahui
s
bahwa pengendali PID memiliki satu buah pole di origin dan dua buah zero. Pada penentuan
zero, kita dapat melakukan dengan dua cara, yaitu dengan menganggap zc1 = zc2 atau
zc1 ≠ zc2 . Langkah-langkah penentuan zero tersebut dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Gambar letak pole dan zero open loop sistem dan pengendali yang telah diketahui
pada bidang s.
2. Tentukan desired closed loop sesuai dengan spesifikasi karakteristik yang diinginkan.
dengan nilai ξ, ωn, dan ωd dapat ditentukan berdasarkan spesifikasi karakteristik yang
digunakan.
3. Jika kita menganggap zc1 = zc2 , maka persamaan pada langkah 4 dapat langsung
digunakan dengan memperhatikan bahwa perhitungan sudut zc dilakukan dua kali. Jika
kita menganggap zc1 ≠ zc2 , maka salah satu zero (misalnya zc1 ) ditentukan secara trial
and error. Setelah itu, tentukan zc2 menggunakan persamaan pada langkah 4, 5, dan 6.
15
4.
l4
l1
l3
l2
Фzc
ωd
tan φ zc1 = (3.4)
z c1 − ξω n
Setelah φz c1
diketahui, letak zero PID dapat diketahui pula.
5. Kita pilih φz c2
= -0,5. Kemudian untuk kriteria penguatan K c dapat ditentukan dengan
Kc =
∏l pole
∏l zero
atau
(s + z c1 )(s + z c 2 )
Kc .G p (s ) =1 (3.5)
s s =s1, 2
16
III. Peralatan yang Digunakan
Percobaan ini bertujuan untuk merancang pengendali PID dengan menggunakan TKA.
Pengendali PID yang telah didapatkan selanjutnya akan diujikan pada sistem untuk melihat
pengaruh dari penambahan pengendali tersebut.
17
PERCOBAAN IV
I. Tujuan Percobaan
Salah satu kegunaan diagram Bode adalah untuk melakukan perancangan pengendali
khususnya pengendali fasa tertinggal (phase lag) dan fasa mendahului (phase lead) ataupun
pengendali proporsional.
R + E U Y
Gc(s) G(s)
1+ s
ωo
Gc ( s ) = (4.1)
1+ s
ωp
Secara umum jika ωo > ωp, maka pengendali disebut fasa tertinggal, dan apabila ωo <
ωp maka disebut pengendali fasa mendahului.
Pada pengendali fasa mendahului, zero lebih dekat ke titik awal daripada pole,
sehingga menambah menambah sudut positif pada syarat sudut tempat kedudukan akar
(magnitude pole lebih besar dari pada magnitude zero). Sementara pada pengendali fasa
18
tertinggal, pole lebih dekat ke titik asal daripada zero, sehingga menambah sudut negatif
pada syarat sudut tempat kedudukan akar (magnitude pole lebih kecil dibandingkan
magnitude zero). Dan pada pengendali proporsional, komponennya berupa sebuah
konstanta. Tujuan pemberian pengendali ini adalah memperbaiki respon sistem agar sesuai
dengan keinginan kita.
1. Dari fungsi alih plant, digambarkan diagram Bodenya sehingga diperoleh GM dan PM
sistem sebelum ditambahkan pengendali.
1 − sin φm
α= (4.2)
1 + sin φm
4. ω m harus berada pada frekuensi dimana magnitude fungsi alih uncompensated process
adalah sebesar :
⎛ 1 ⎞
−20 log10 = ⎜ ⎟ (4.3)
⎝ α⎠
Nilai ω m ini diperoleh dengan dengan melihat ω pada saat diagram magnitude bode
⎛ 1 ⎞
sebesar −20 log10 = ⎜ ⎟ dB
⎝ α⎠
1 1
Zero = − = −ω m α dan Pole = − (4.4)
T αT
19
1
s+
1
Gc ( s ) = T (4.5)
α s+ 1
αT
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah perancangan pengendali phase lag dengan
menggunakan diagram Bode.
1. Dari fungsi alih plant, digambarkan diagram Bodenya sehingga diperoleh GM, PM, Kv
sistem sebelum ditambahkan pengendali.
2. Gambarkan Kv baru yang diinginkan pada diagram Bode yang telah dibuat.
3. Geser grafik magnitude Bode sehingga diperoleh PM sesuai dengan yang diinginkan
ditambah dengan faktor koreksi (5o – 12o) sehingga diperoleh ω gc yang baru.
4. Kemudian di antara satu oktaf sampai satu dekade sebelum ω gc diletakkan zero
6. Besarnya magnitude pada ω = 100 rad / sec digunakan untuk mencari besarnya gain
pengendali (Kc) dengan menggunakan rumus :
s + zc
Gc ( s ) = K c (4.7)
s + pc
20
IV. Langkah percobaan
21
PERCOBAAN V
I. Tujuan Percobaan
i. Pemodelan Sistem
22
berupa transfer fungsi, parameter-parameter ini bisa berupa Rise Time, Settling Time,
dll.
Sistem pengendali yang digunakan adalah sistem yang digunakan oleh lab
kendali untuk keperluan pengukuran dan mengetes algoritma pengendali digital
yang telah didisain. Sistem ini terdiri dari bagian komputer yang bertugas
menjalankan algoritma pengendali dan ADC / DAC yang berfungsi sebagai
antarmuka komputer dengan plant.
Gambar 3.2 (kiri) Pressure Process Rig, (kanan) komputer, Process Controller, dan Process
Interface
23
• Sebuah Flowmeter,
• Enam buah pengukur tekanan (Gauge),
• Dua buah Regulator tekanan,
• Sebuah Sensor tekanan,
• Sebuah Sensor perbedaan tekanan,
• Sebuah Air Receiver,
• Tujuh buah Valve, dan
• Beberapa buah saluran pipa yang menghubungkan komponen-komponen di atas.
Sistem ini membentuk sebuah sistem Single Input Single Output (SISO) dengan
sumber input berupa air compressor. Sistem ini juga memungkinkan kita untuk dapat
mempelajari operasi dari setiap komponennya dan mempelajari koneksi sistem
tersebut ke pengendali elektrik melalui transduser tekanan/arus.
Sistem ini memiliki 2 buah Regulator (R1 dan R2), 6 buah indikator tekanan
(G1, G2, …, G6), dan 7 buah valve (V1, V2, …, V7). Regulator R1 digunakan untuk
mengendalikan tekanan yang diukur oleh G1. Regulator R2 digunakan untuk mengatur
tekanan yang diukur oleh G3 atau G4 atau G5. Sementara indikator tekanan G6
digunakan untuk menunjukkan tekanan pada air receiver. Output yang akan
dikendalikan pada sistem ini ada dua buah, yaitu tekanan pada G5 dan perbedaan
tekanan antara G4 dan G5. Pressure transmitter (38-461) berfungsi mengubah output
pressure sensor agar menjadi standard input yang sesuai bagi controller. Differential
Pressure transmitter (38-462) berfungsi mengubah output differential pressure sensor
agar menjadi standard input yang sesuai bagi controller. Untuk melengkapi sistem ini
diperlukan Digital Display Module (38-490) yang digunakan sebagai indikator digital
untuk tekanan, Process Interface (38-200), dan Process Controller (38-300).
Untuk menghubungkan CPU (yang bekerja berbasis digital) dan sistem (yang
bekerja berbasis analog), dibutuhkan suatu Analog-to-Digital Coverter (ADC). ADC
yang digunakan pada percobaan adalah PCI-6024E, yang ditanamkan pada
motherboard CPU. Koneksi antara ADC dengan Process Interface (Feedback 38-200)
ini membutuhkan CB-68LP dan konektor R6868.
24
Gambar 3.3 National Instrument® PCI-6024E/CB-68LP
Academic Starter Kit
25
Gambar 3.4 Koneksi Process Interface 38-200 ke CB-68LP
Keterangan: Pin 34 dan Pin 63 pada CB-68LP dijumper ke node groundnya masing-
masing, yaitu pin 67 dan 29.
26