Anda di halaman 1dari 43

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MASA KERJA PERAWAT

DENGAN PENILAIAN GCS PADA PASIEN PENURUNAN KESADARAN DI


RUANG UGD RSUD Prof Dr H M MAKKATUTU KABUPATEN BANTAENG

OLEH

NURUL FITRAH
120431807

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA


MAKASSAR

2021/2022
MOTTO

“SEMUA MIMPI KITA AKAN AKAN TERWUJUD JIKA KITA PUNYA KEBERANIAN UNTUK
MENGEJARNYA.”
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MASA KERJA PERAWAT


DENGAN PENILAIAN GCS PADA PASIEN PENURUNAN KESADARAN DI
RUANG UGD RSUD Prof Dr H M MAKKATUTU KABUPATEN BANTAENG

Disusun dan diajukan oleh :

NURUL FITRAH

NIM. 120431807

Disetujui dan dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi.

Sungguminasa, November 2021

Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Abd. Rahman, S.Kep Ns. Muh. Syahrul Alam, S.Kep.,M.MKep

NIDN. NIDN.
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MASA KERJA PERAWAT


DENGAN PENILAIAN GCS PADA PASIEN PENURUNAN KESADARAN DI
RUANG UGD RSUD Prof Dr H M MAKKATUTU KABUPATEN BANTAENG

Disusun dan diajukan oleh :

NURUL FITRAH

NIM : 120431807

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 02 Desember 2021

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan di setujui sebagai tugas akhir


(Skripsi)

Tim Penguji :

Ns. Wahyuni Wahab, S.Kep ( )

Dr. Yudit Patiku, S.Si,.S.Kep.,Ns.,M.Kes ( )

( )

( )
Mengetahui

KETUA STIK FAMIKA KETUA PRODI S1

Dr. Ns. YUDIT PATIKU ,S.Si, S.Kep,M.Kes Ns. Ambo


Anto,S.Kep,M.MKep

NIDN: 0916096903 NIDN: 0913029103


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas

rahmat dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini

dengan baik. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW

sebagai rahmatan lilalamin yang telah mengantarkan umatnya dari jalan

kegelapan kejalan yang terang benderang.

Proposal dengan judul ” HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN


DAN MASA KERJA PERAWAT DENGAN PENILAIAN GCS PADA PASIEN
PENURUNAN KESADARAN DI RUANG UGD RSUD PROF DR H M
MAKKATUTU KABUPATEN BANTAENG” dibuat untuk memenuhi syarat
dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan studi pada program studi S-
1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan STIK Famika
Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini dapat selesai karena

adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga buat

keluarga dan kedua orang tua saya yaitu Bapak Syamsuddin dan Ibu

Nurjannah yang tersayang yang tiada henti-hentinya berusaha dan berjuang


untuk mencukupi segala kebutuhan material, dan selalu memberikan kasih

sayang, serta do’a. Ucapan terimakasih dan penghormatan yang sebesar-

besarnya kepada :

1. DR. Oichida selaku KetuaYayasan Fani Mitra Karya Makassar.

2. Ibu Dr. Ns. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep, M.Kes selaku Ketua STIK FAMIKA

Makassar beserta seluruh stafnya.

3. Bapak Ns.Ambo Anto S.Kep., M.Mkep., selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIK FAMIKA Makassar.

4. Bapak Ns.Ambo Anto S.Kep., M.Mkep.,. Selaku pembimbing I dan

Bapak Ns.Faisal Rizal, S.Kep,M.Kes selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan sumbangan fikiran dalam memberikan

arahan kepada penulis.

5. Bapak Ns.Ambo Anto S.Kep., M.Mkep.,. selaku penguji I dan Ibu

Ns.Faisal Rizal, S.Kep,M.Kes selaku penguji II yang telah meluangkan

waktunya demi kesempurnaan proposal ini.

6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan STIK Famika Makassar yang telah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas

bantuan moral maupun material dalam penulisan skripsi ini.


8. Rekan seangkatan 2018 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terimakasih telah menjadi teman seperjuangan dan terus semangat

kawan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis

menerima kritikan dan saran yang konstruktif demi sempurnanya skripsi

ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan

bantuan yang diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari

Allah SWT.

Wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sungguminasa, 2022

Penulis

NURUL FITRAH
NIM: 120431807
DAFTAR ISI

Table of Contents
MOTTO.....................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................vi
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................7
A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan Perawat............................................................7
B. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja............................................................................12
C. Tinjauan Pustaka Tentang Perawat..............................................................................15
D. Tinjauan Pustaka Tentang Kesadaran...........................................................................17
E. Tinjauan Pustaka Tentang Penilaian Glasgow Coma Scale (GCS).................................20
BAB III.....................................................................................................................................28
KERANGKA PENELITIAN..........................................................................................................28
A. Kerangka Konsep...........................................................................................................28
B. Variabel Penelitian........................................................................................................29
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif...................................................................29
D. Hipotesis Penelitian......................................................................................................30
BAB IV....................................................................................................................................31
METODE PENELITIAN.............................................................................................................31
A. Desain Penelitian..........................................................................................................31
B. Populasi dan Sampel.....................................................................................................31
C. Pengumpulan Data dan Analisa Data............................................................................32
BAB V.....................................................................................................................................34
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................................................34
A. Hasil Penelitian..........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang

mencerminkan pengintegrasian impuls eferen dan aferen. Kesadaran

yang normal merujuk kepada keadaan mengetahui secara subjektif

tentang dunia luar dan diri sendiri, termasuk mengetahui alam

pikirannya sendiri yaitu kesadaran akan pikiran, persepsi dan

sebagainya. Gangguan kesadaran adalah gejala paling umum yang

terjadi pada pasien trauma kepala. Trauma kepala merupakan suatu

keadaan kedaruratan medik yang menyebabkan gangguan pada otak

sehingga berpotensi mengganggu semua sistem aktifitas tubuh.

Trauma kepala merupakan penyebab kematian ketiga dari semua

jenis trauma yang dikaitkan dengan kematian. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penilaian tingkat kesadaran pada pasien trauma kepala

sebagai bahan pertimbangan pemeriksaan dan penanganan

selanjutnya.

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), saat ini

kecelakaan transportasi jalan di dunia telah mencapai 1,5 juta korban


meninggal dan 35 korban luka-luka/cacat akibat kecelakaan lalu lintas

(2,739 jiwa dan luka-luka 63,013 jiwa perhari).

Di Indonesia terdapat terdapat keterbatasan pengukuran tingkat

kesadaran menggunakan GCS, meski sering digunakan untuk

mengukur tingkat kesadaran, system GCS juga masih memiliki banyak

kekurangan seperti keterbatasan bahasa, yang bisa membuat

penilaian verbal sulit dilakukan, tingkat kecedasan yang mungkin akan

menjadi bias dalam respons verbal dan respon terhadapinstruksi,

gangguan pendengaran, yang bias membuat rangsangan sulit

diberikan, keterbatasan pasien yang berada di incubator atau tidak

bias berbicara, sehingga evaliasi terpaksa hanya bias dilakukan pada

respon mata dan motoric, pengukuran gcs sulit dilakukan, jika pasien

sudah mendapatkan sedasi atau dibius dan sudah mengalami

kelumpuhan, dan adanya gangguan di tubuh pasien sebelumnya, yang

membuat respon motoric terhambat.

Masa kerja adalah jangka waktu atau lamanya seseorang bekerja

pada suatu instansi, kantor dan sebagainya. Pengalaman untuk

kewaspadaan terhadap kecelakaan bertambah sesuai dengan usia,

masa kerja di rumah sakit dan lamanya bekerja ditempat kerja yang

bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara

mendalam seluk beluk pekerjaan dan keselamatannya, selain itu tenaga

kerja baru sering mementingkan selesainya sejumlah pekerjaan yang


diberikan kepada mereka, sehingga keselamatan tidak cukup

mendapatkan perhatian mereka. Dalam suatu perusahaan pekerja-

pekerja baru yang kurang pengalaman sering mendapat kecelakaan

sehingga perhatian khusus perlu diberikan kepada mereka. Masa kerja

seseorang dapat dikaitkan dengan pengalaman yang didapatkan

ditempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak

pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya dan ketrampilan yang

didapatkan.

Rumah Sakit Fatima merupakan Rumah Sakit Tipe C dengan

rujukan tingkat lanjut melayani Masyarakat Kabupaten Ketapang dan

sebagian rujukan dari Kabupaten Kayong Utara. Data rekam medis

Rumah Sakit Fatima pada bulan Januari sampai bulan Oktober 2019

terdapat 98 pasien penurunan kesadaran dengan berbagai macam

penyakit pemicu. Berdasarkan studi pendahuluan di Ruang Perawatan

Kritis Rumah Sakit Ditemukan data masa kerja perawat lebih dari 2 tahun

sebagian besar kurang mmengerti dengan penilaian GCS dalam kondisi

ggawat darurat sehingga dalam memberikan tindakan keperawatan

belum sesuai dengan yang diharapkan.

Penelitian terkait mengenai bagaimana Gambaran Tingkat

Pengetahuan Perawat terhadap Penilaian GCS pada Pasien Trauma

Capitis di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Labuang Baji Makassar

tahun 2014. Penelitian ini dilakukan oleh Ardhyanzah Ansar dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 23 responden diperoleh hasil yaitu

mayoritas responden berada pada kategori tingkat pengetahuan cukup

yaitu sebanyak 18 responden (78,26%)sedangkan sisanya berada pada

kategori tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 5 respionden (21,73%).

Berdasarkan hasil penelitian terkait, latar belakang dan fenomena

diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Rumah Sakit Ruang

UGD RSUD Prof Dr H M Makkatutu Kabupaten Bantaeng untuk

mengetahui perbedaan dari tahun 2014 sampai sekarang dengan judul "

Hubungan tingkat pengetahuan dan masa kerja perawat dengan penilaian

GCS pada pasien penurunan kesadaran di Ruang UGD RSUD Prof Dr H M

Makkatutu Kabupaten Bantaeng ".

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian "apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan masa kerja

perawat dengan penilaian GCS pada pasien penurunan kesadaran di

Ruang UGD RSUD Prof Dr H M Makkatutu Kabupaten Bantaeng?".

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan masa kerja

perawat dengan penilaian GCS pada pasien penurunan kesadaran di

Ruang UGD RSUD Prof Dr H M Makkatutu Kabupaten Bantaeng.

2. Tujuan Khusus
a). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan di Ruang UGD RSUD

Prof Dr H M Makkatutu Kabupaten Bantaeng.

b). Untuk mengetahuai masa kerja perawat di Ruang UGD RSUD

Prof Dr H M Makkatutu Kabupaten Bantaeng.

c). Untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan masa kerja perawat

dengan penilaian GCS pada pasien penurunan kesadaran di Ruang

UGD RSUD Prof Dr H M Makkatutu Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

hubungan tingkat pengetahuan dan masa kerja perawat dengan

penilaian GCS pada pasien penurunan kesadaran.

2. Manfaat Praktis

 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, sehingga peneliti

dapat mengetahui tingkat pengetahuan perawat dalam

menentukan GCS.

 Bagi Responden
Sebagai pembelajaran tentang pentingnya penentuan GCS pada

pasien.

 Bagi Instansi

Dapat digunakan sebagai masukan bagi sebuan instansi untuk

meningkatkan tingkat pengetahuan perawat terhadap penilaian

GCS.

 Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu

keperawatan tentang hubungan masa kerja perawat terhadap

kemampuan penilaian GCS pada pasien dengan penurunan

kesadaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan Perawat


1. Pengetahuan Perawat

Pengetahuan adalah tahu, atau hal mengetahui suatu segala

apa yang diketahui setelah atau sebelum seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah

segala sesuatu yang diketahui, namun belum disusun secara

sistematik dan belum diuji kebenarannya menurut metode ilmiah, dan

belum dinyatakan valid (Nata, 2018)

Pengetahuan merupakan suatu informasi yang telah didapatkan

dari seseorang, pengalaman, atau perilaku dan dikombinasikan

dengan pemahaman dan potensi untuk menindaklanjuti yang

kemudian melekat dibenak seseorang (Bagaskoro, 2019).

2. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif tercakup dalam 6

tingkatan (Karomah, 2015), yaitu :

a. Tahu
Tahu merupakan kegiatan mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Yang termasuk kedalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik berupa bahan yang telah dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat

pengetahuan paling rendah. Ukuran bahwa seseorang tahu

mengenai apa yang dipelajari antara lain adalah apabila

seseorang mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan

dan menyatakan materi tersebut.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar terhadap suatu objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang

paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Misalnya mampu menjelaskan cara pemeriksaan SKG (skala

koma glasgow).

c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan

rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) didalam pemecahan masalah

kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

pada kemempuan seseorang dalam menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan dan

mengelompokkan materi tersebut.

e. Sintesis

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan dan

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk


keseluruhanya baru. Dengan kata lain, sintesis merupakan

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini dilakukan berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan perawat

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi

atas 3, yaitu :

1). Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu usaha seseorang untuk

mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan kemampuan

didalam dan diluar sekolah. Kegiatan pendikan formal maupun

informal bertujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari


yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi

mengerti.

b. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang

untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan

hidupnya seharihari. Pengalaman belajar dalam bekerja dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional.

c. Umur

Umur memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambahnya umur, semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuannya semakin

baik.

2). Faktor Eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat memperngaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.


b. Sosial budaya

Tradisi dan kebiasaan yang ada pada masyarakat dapat

memengaruhi perilaku dalam menerima informasi.

B. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja


1. Pengertian Masa Kerja

Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai

pertama kali masuk kerja hungga saat penelitian. Tekanan

melalui fisik (beban kerja) pada suatu waktu tertentu

mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, gejala yang

ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan.

Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal

seperti terlalu kerasnya suatu beban kerja, namun juga oleh

tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu

masa yang panjang (Melati, 2013).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Masa Kerja

Ada beberapa aktor yang mempengaruhi masa kerja

seseorang sebagai berikut :

a. Tuntutan Kerja
Tuntutan kerja merupakan aspek-aspek fisik, sosial, maupun

organisasi dari pekerjaan yang membutuhkan usaha terus-

menerus baik secara fisik maupun psikologis demi mencapai

atau mempertahankannya. Tuntutan kerja meliputi empat faktor

yaitu: beban kerja yang berlebihan (work overload), tuntutan

emosi (emotional demands), ketidaksesuaian emosi (emotional

dissonance), dan perubahan terkait organisasi (organizational

changes).

b. Sumber Daya Pekerjaan

Masa kerja juga dapat dipengaruhi oleh sumber daya

pekerjaan, yaitu aspek-aspek fisik, sosial, maupun organisasi

yang berfungsi sebagai media untuk mencapai tujuan

pekerjaan, mengurangi tuntutan pekerjaan dan harga, baik

secara fisiologis maupun psikologis yang harus dikeluarkan,

serta menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan personal

individu. Sumber daya pekerjaan meliputi empat faktor yaitu:

otonomi (autonomy), dukungan sosial (social support),

bimbingan dari atasan (supervisory coaching), dan kesempatan

untuk berkembang secara profesional (opportunities for

professional development).
c. Sumber Daya Pribadi

Sumber daya pribadi merupakan aspek diri yang pada

umumnya dihubungkan dengan kegembiraan dan perasaan

bahwa diri mampu memanipulasi, mengontrol dan memberikan

dampak pada lingkungan sesuai dengan keinginan dan

kemampuannya. Organizational-based self-esteem didefinisikan

sebagai tingkat keyakinan anggota organisasi bahwa mereka

dapat memuaskan kebutuhan mereka dengan berpartisipasi

dan mengambil peran atau tugas dalam suatu organisasi.

Optimism (optimisme) terkait dengan bagaimana seseorang

meyakini bahwa dirinya mempunyai potensi untuk berhasil dan

sukses dalam hidupnya,

d. Kepribadian

Organisasi bahwa mereka dapat memuaskan kebutuhan

mereka dengan berpartisipasi dan mengambil peran atau tugas

dalam suatu organisasi. Optimism (optimisme) terkait dengan

bagaimana seseorang meyakini bahwa dirinya mempunyai

potensi untuk berhasil dan sukses dalam hidupnya.

3. Klasifikasi Masa Kerja


Masa kerja dapat memberikan pengaruh positif pada kinerja

apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul perasaan

terbiasa dengan keadaan. Sejauh mana tenaga kerja dapat mencapai

hasil yang memuaskan dalam bekerja tergatung dari kemampuan,

kecakapan dan keterampilan tertentu agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik. Masa kerja sangat mempengaruhi

pengalaman seseorang terhadap pekerjaan, secara garis besar masa

kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :

Masa kerja ≤ 3 tahun termasuk dalam masa kerja baru.

Masa kerja > 3 tahun termasuk dalam masa kerja lama.

C. Tinjauan Pustaka Tentang Kesadaran


1. Defenisi Kesadaran

Kata sadar (consciousness) berasal dari kata conscio yang

merupakan peleburan dari kata cum yang berarti ‘dengan’ dan kata

scio yang berarti ‘mengetahui’. Menurut bahasa asalnya (Latin), kata

‘sadar’ berarti mampu berbagi pengetahuan terhadap sesuatu kepada

diri sendiri maupun orang lain. Atau dengan kata lain, seseorang dapat

dikatakan ‘sadar’ bila ia dapat mengenal lingkungannya dan secara

otomatis dapat memberikan tanggapan terhadap segala rangsangan

yang dihadapinya.
2. Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran merupakan ukuran atas respon seseorang

terhadap rangsangan. Tingkat kesadaran dapat dibagi atas 2, yaitu

menurut kualitas dan kuantitasnya. Tingkat kesadaran manusia

menurut kualitasnya dibagi atas 6, yaitu :

a. Compos mentis

Merupakan kesadaran normal dengan kondisi sadar penuh,

orientasi baik terhadap orang, tempat dan waktu serta

kooperatif.

b. Apatis

Merupakan keadaan kesadaran dengan sikap acuh tak acuh

serta segan berhubungan dengan sekitarnya.

c. Delirium

Merupakan keadaan kesadaran yang ditandai dengan

disorientasi waktu, tempat dan orang, tidak kooperatif, agitasi,

gelisah, serta halusinasi. Pasien dengan dlirium biasanya sulit

dibangunkan dari tidurnya.

d. Samnolen
Merupakan tingkat kesadaran yang ditandai dengan respon

psikomotor yang lambat dan mudah tertidur. Namun pada

somnolen, pasien dapat dengan mudah dibangunkan, walaupun

akan jatuh tidur kembali setelahnya.

e. Stupor

Merupakan keadaaan diam seperti tidur terlelap namun pasien

dapat berespon terhadap rangsang sakit.

f. Koma

Merupakan tingkat kesadaran terendah yang ditandai dengan

tidak bisanya pasien tersebut dibangunkan.Selain itu tidak

terdapat refleks pupil. Tingkat kesadaran secara kuantitatif

dapat ditentukan melalui pemeriksaan.

3. Gangguan Kesadaran

Perubahan tingkat kesadaran atau gangguan tingkat

kesadaran bisa disebabkan oleh karena terganggunya ARAS.

Hal ini bisa diakibatkan oleh karena lesi struktural fokal di otak

atau oleh proses yang lebih difus, seperti berikut:

a. Struktural
Secara anatomi, ARAS terletak sebagian di atas tentorium

serebeli dan sebagian lagi terletak dibawahnya. Oleh karena itu

kerusakan struktur anatomi sistem kesadaran dapat dibagi atas

2, yaitu:

1). Infratentorial

Proses ini dapat secara langsung melibatkan batang otak

(ARAS). Contoh : Trauma, infark, perdarahan, tumor,

demielinisasi dsb.

2). Supratentorial

Proses ini dapat mengenai kedua hemisfer dengan penyebab

patologis yang serupa.

b. Difus

Pengaruh difus terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

1). Penurunan ketersediaan substansi yang dibutuhkan untuk

metabolisme normal otak (hipoksia, hipoglikemia).

2). Penyakit metabolik lainnya (gagal ginjal, gagal hati,

hipotermia, defisiensi vitamin).

3). Gangguan terhadap aktivitas listrik normal batang otak


(epilepsi).

Pengertian GCS kesadaran atau koma terjadi ketika seseorang

tetap menutup mata, tidak bersuara dan tidak bergerak oleh

rangsang nyeri atau perintah apa pun. Koma biasanya terjadi

setelah kerusakan atau disfungsi batang otak yang disebabkan

oleh kecelakaan atau penyakit.

GCS dibagi menjadi 3 kategori, respon mata (E) , respon verbal (V),

dan respon motorik (M). Respon membuka mata dianggap berguna

untuk merefleksikan intensitas gangguan dari pengaktivasian fungsi

otak. Respon verbal merefleksikan fungsi kortikal. Sementara respon

motorik digunakan untuk merefleksikan integritas sistem saraf pada

pasien yang tidak dapat berbicara.

1.Poin GCS

Respon mata terdiri dari 4 poin. Respon verbal terdiri dari 5

poin. Sedangkan respon motorik terdiri dari 6 poin. Pemeriksaan

dilakukan berurutan dimulai dari poin terbesar.

Berikut merupakan penjelasan mengenai pemeriksaan 3 kategori,

yaitu :

1. Respon membuka mata nilai total : 4


a. Buka mata tidak ada meskipun dirangsang : nilai 1

b. Buka mata jika ada nyeri : nilai 2

c. Buka mata jika diajak bicara/ disuruh : nilai 3

d. Buka mata spontan : nilai 4

2. Respon Verbal nilai total : 5

a. Respon verbal tidak ada : nilai 1

b. Respon verbal tanpa arti : nilai 2

c. Respon verbal tak benar : nilai 3

d. Respon verbal bicara ngacau : nilai 4

e. Respon verbal orientasi baik : nilai 5

3. Respon motorik nilai total : 6

a. Respon motor tidak ada : nilai 1

b. Respon motor ektensi : nilai 2

c. Respon motor fleksi abnormal : nilai 3

d. Respon motor menghindari nyeri : nilai 4

e. Respon motor tunjuk/lokalisir nyeri : nilai 5


f. Respon motor menurut perintah : nilai 6

2. Cara Penulisan Glasgow Coma Scale (GCS)

Cara penulisannya berurutan E-V-M sesuai nilai yang

didapatkan. Penderita yang sadar = compos mentis GCSnya 15 (4-5-

6), sedang penderita koma dalam, GCSnya 3 (1-1-1). Bila salah satu

reaksi tidak bisa dinilai, misal kedua mata bengkak sedang V dan M

normal, penulisannya X-5-6. Bila ada trakheostomi sedang E dan M

normal, penulisannya 4-X-6. Atau bila tetra parese sedang E dan V

normal, penulisannya 4-5-X. Atau jika ditotal skor GCS dapat

diklasifikasikan :

a. Skor 14-15 : Compos mentis

b. Skor 12-13 : Apatis

c. Skor 11-12 : Somnolent

d. Skor 8-10 : Stupor

e. Skor <5 : Koma

Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan

hasil :

GCS : 13 – 15 = CKR (cedera kepala ringan)


GCS : 9 – 12 = CKS (cedera kepala sedang)

GCS : 3 – 8 = CKB (cedera kepala berat)

3. Cara Pengukuran GCS

Hal utama yang harus diperhatikan dalam proses pengukuran

GCS adalah tentang ketelitian. Teliti adalah cermat atau seksama,

berhati-hati, penuh perhitungan dalam berpikir dan bertindak, serta

tidak tergesa-gesa dan tidak ceroboh dalam melaksanakan pekerjaan.

Sikap ketelitian sangat dibutuhkan dalam mencapai hasil yang

maksimal. Islam mengajarkan kepada setiap muslim untuk bersikap

teliti dalam setiap pekerjaan.

Adapun langkah-langkah dalam pengukuran GCS adalah:

1. Pasien dibaringkan di atas tempat tidur

2. Nilai status pasien, adakah kelainan gawat yang harus

ditangani terlebih dahulu/tidak.

3. Periksa kesadaran pasien dengan GCS (dewasa) dan PCS

(anak-anak)

4. Glasgow Coma Scale (GCS) :

a. Eye/mata :
1). saat dokter mendatangi pasien, pasien spontan

membuka mata dan memandang dokter : skor 4.

2). pasien membuka mata saat namanya dipanggil atau

diperintahkan untuk membuka mata oleh dokter : skor 3.

3). pasien membuka mata saat dirangsang nyeri

(cubitan) : skor 2.

4). pasien tidak membuka mata dengan pemberian

rangsang apapun : skor 1.

b. verbal

1). pasien berbicara secara normal dan dapat menjawab

pertanyaan dokter dengan benar (pasien menyadari

bahwa ia ada di rumah sakit, menyebutkan namanya,

alamatnya, dll) : skor 5.

2). pasien dapat berbicara normal tapi tampak bingung,

pasien tidak tahu secara pasti apa yang telah terjadi

pada dirinya, dan memberikan jawaban yang salah saat

ditanya oleh dokter : skor 4.

3). pasien mengucapkan kata “jangan/stop” saat diberi

rangsang nyeri, tapi tidak bisa menyelesaikan seluruh


kalimat, dan tidak bisa menjawab seluruh pertanyaan

dari dokter : skor 3.

4). pasien tidak bisa menjawab pertanyaan sama sekali,

dan hanya mengeluarkan suara yang tidak membentuk

kata (bergumam) : skor 2.

5). pasien tidak mengeluarkan suara walau diberi

rangsang nyeri (cubitan) : skor 1.

c. Motorik

1). pasien dapat mengikuti perintah dokter, misalkan

“Tunjukkan pada saya 2 jari!” : skor 6.

2). pasien tidak dapat menuruti perintah, tapi saat diberi

rangsang nyeri (penekanan 39 ujung jari/penekanan

strenum dengan jari-jari tangan terkepal) pasien dapat

melokalisir nyeri : skor 5.

3). pasien berusaha menolak rangsang nyeri : skor 4.

4). saat diberi rangsang nyeri, kedua tangan pasien

menggenggam dan di kedua sisi tubuh di bagian atas

sternum (posisi dekortikasi) : skor 3.


5). saat diberi rangsang nyeri, pasien meletakkan kedua

tangannya secara lurus dan kaku di kedua sisi tubuh

(posisi deserebrasi) : skor 2.

6). pasien tidak bergerak walaupun diberi rangsang nyeri

: skor 1

4. Hambatan Pengukuran GCS

Skor GCS pada pasien di bawah pengaruh obat/narkoba,

memiliki gangguan wicara atau fungsi mata mungkin perlu interpretasi

khusus (Majalahkesehatan.com, 2011).

Kesulitan timbul dalam menilai pasien yang diintubasi, disedasi, atau

mengalami paralisis sebelum pengukuran GCS. GCS tidak menilai

tanda-tanda fokal atau lateralisasi (Greenberg, 2008).


BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Tingkat pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi.

Masa Kerja adalah loyalitas karyawan kepada perusahaan. Rentang

waktu masa kerja yang cukup, sama dengan orang yang memiliki

pengalaman yang luas baik.

Tingkat pengetahuan dan masa kerja perawat termasuk dalam sebuah

tolak ukur dalam menentukan penilaian GCS pada pasien, oleh karena itu

peneliti memfokuskan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan

antara tingkat pengetahuan dan masa kerja perwat terhadap penilaian GCS

dengan pasien penurunan kesadaran.

Adapun bentuk kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :


Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan Penilaian GCS pada


pasien penurunan
kesadaran
Masa Kerja
Perawat

B. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen 1 : Tingkat pengetahuan

Variabel Independen 2 : Masa kerja perawat

2. Variabel Dependen : Penilaian GCS pada pasien penurunan


kesadaran.

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif


1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden
mengenai GCS (arti, fungsi, cara pemeriksaan, dan interpretasi).
Kriteria Objektif :
Benar : Jika jawaban benar diberi skor 1.
Salah : jika jawaban salah diberi skor 0.
2. Masa kerja merupakan waktu dimana seseorang bekerja, semakin
lama seseorang bekerja maka semakin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya.
Kriteria Objektif :
Baru : <5 tahun.
Lama : ≥ 5 tahun
3. Penilaian adalah suatu tingkat pengukuran yang menggambarkan
nilai suatu hal.
Kriteria Objektif :
Ya : jika sudah pernah melakukan diberi skor 1
Tidak : jika belum melakukan diberi skor 0.
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis null (H0) :

a. Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan penilaian


GCS pada pasien penurunan kesadaran.

b. Tidak ada hubungan masa kerja perawat dengan penilaian


GCS pada pasien penurunan kesadaran.

2. Hipotesis alternatif (Ha)

a. Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan penilaian


GCS pada pasien penurunan kesadaran.

b. Ada hubungan masa kerja perawat dengan penilaian


GCS pada pasien penurunan kesadaran.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang di gunakan adalah desain penelitian analitik
dengan pendekatan Crossectional study yaitu untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan dan masa kerja perawat terhadap penilaian GCS
dengan pasien penurunan kesadaran.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang

bertugas di Ruang UGD RSUD Prof Dr H M Makkatutu Kabupaten

Bantaeng.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana

diruang instalasi gawat darurat di Ruang UGD RSUD Prof Dr H M

Makkatutu Kabupaten Bantaeng. Responden yang di pilih dengan

teknik total sampling yaitu pengambilan sampel secara

keseluruhan (Sugiyono, 2017) dengan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

1). Perawat yang bersedia menjadi responden


2). perawat yang terdaftar dibagian ketenagaan sebagai

perawat di ruangan intensif rawat darurat.

b. Kriteria eksklusi

1). Perawat yang sedang cuti/pendidikan

2). Perawat yang sedang tidak berada di tempat saat

dilakukan penelitian.

C. Pengumpulan Data dan Analisa Data


1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk variabel

independen tingkat pengetahuan dan masa kerja perawat yang terdiri dari 20

pernyataan dengan menggunakan skala likert yaitu sangat setuju skor 4,

setuju skor 3, kurang setuju skor 2, dan tidak setuju skor 1.

Untuk variabel dependen penilaian GCS dengan pasien penurunan

kesadaran terdiri dari 10 pernyataan dengan menggunakan skala likert yaitu

sangat setuju skor 4, setuju skor 3, kurang setuju skor 2, dan tidak setuju

skor 1.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang UGD RSUD Prof Dr

H M Makkatutu Kabupaten Bantaeng.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan sekitar bulan April - Mei 2022.

3. Prosedur Pengumpulan Data

a. Data primer : Diperoleh melalui wawancara dan observasi

yang telah di siapkan oleh peneliti

b. Data sekunder : Data yang di ambil dari (tempat penelitian)

Analisa data dan pengolahan data.


DAFTAR PUSTAKA

SURVEILANS RABIES DI PROVINSI BALI, N. T. B., VETERINER, B., & VE, I.


K. H. D. K. M. (2014). 済無 No Title No Title No Title.

Astuti, D. W. I. (2020). Hubungan Skor Glasgow Coma Scale Awal Masuk Pasien
Cedera Kepala Terhadap Keluaran di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar Tahun 2019.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/13176-Full_Text.pdf

Saragih, Marshella Viadona, Marlisa, S.Kep, Ns, M. K. (2019). GAMBARAN


PENGETAHUAN PERAWAT TERHADA STIMULASI SENSORI
TENTANG NILAI GCS PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI RUANG IGD
RSUD Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2019. Jurnal Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, 22, 1–13.

Utara, U. S. (2017). ADAM MALIK MEDAN Oleh : LAURA AGITA MELIALA.

Anda mungkin juga menyukai