Dosen Pembimbing :
Ana Zakiyah, M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 12 dan 13
Ruang : Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika Kota Mojokerto
Mengetahui,
Menyetujui,
Kota Mojokerto
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, tuntunan serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tim dapat
menyelesaikan praktik profesi (Ners) manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap RS.
Kamar Medika Kota Mojokerto.
Laporan ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan praktik profesi ners manajemen
keperawatan.Tim penulis menyadari bahwa praktik profesi ners manajemen ini sangat
bermanfaat bagi tim penulis dan bagi RS. Kamar Medika Kota Mojokerto. Terutama di ruang
Rawat Inap Lt.2 untuk meningkatkan kemampuan diri dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Untuk itu tim penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dwi Andan Sari, S.Kep.,Ns selaku Komite Keperawatan RS. Kamar Medika Kota
Mojokerto.
2. Novia Budi Nurulia AMd.Kep selaku kepala ruangan rawat inap Lt.2 RS. Kamar
Medika Kota Mojokerto.
3. Ibu Ana Zakiyah, M.Kep dan Duwi Basuki M.Kep selaku pembimbing Akademik
profesi ners manajeman keperawatan di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika.
4. Seluruh perawat dan staf ruang rawat inap Lt. 2 RS. Kamar Medika Kota Mojokerto
yang telah membantu dan memfasilitasi mahasiswa dalam menjalankan praktik profesi
ners manajemen keperawatan.
Tim penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan praktik profesi ners manajemen
keperawatan ini jauh dari sempurna.Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
Tim penulis,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan,di Ruang Rawat Inap
Lt. 2 diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian di Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika Kota
Mojokerto
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan Rumusan masalah.
4. Menyususn rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Metode Asuhan Keperawatan Profesional : MPKP, Timbang Terima, Ronde
Keperawatan, Sentralisasi Obat, Supervisi Keperawatan, Discharge Planning
Dokumentasi Keperawatan.
5. Mengevaluasi rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : MPKP, Timbang
Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat, Supervisi
Keperawatan,Discharge Planning Dokumentasi Keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data (M1-M5) dalam penerapan manajemen
keperawatan di ruang rawat inap Lt. 2 RS Kamar Medika Kota Mojokerto.
2. Mahasiswa mampu menganalisa masalah dengan metode SWOT di ruang rawat
inap Lt. 2 RS Kamar Medika Kota Mojokerto.
3. Mahasiswa mampu merencanakan tindak lanjut atas permasalahan yang sudah
ditemukan.
4. Mahasiswa mampu menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan
perannya masing-masing dalam penerapan MAKP TIM.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan metode TIM di ruang rawat inap Lt. 2 RS Kamar Medika Kota
Mojokerto.
6. Meningkatkan pelayanan keperawatan melalui praktik manajemen
pelayanan keperawatan profesional.
1.4.2 Bagi perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
3
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
4. Meningkatkan kinerja perawat di ruang rawat inap Lt. 2 RS Kamar Medika
Kota Mojokerto.
1.4.3 Bagi pasien dan keluarga pasien
Pasien dan keluarga pasien mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang
optimal sehingga memperoleh kepuasan dalam masa perawatan di ruang rawat inap
Lt. 2 RS Kamar Medika Kota Mojokerto.
1.4.4 Bagi rumah sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang rawat inap Lt. 2 RS Kamar
Medika Kota Mojokerto yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi.
3. Menerapkan Metode Keperawatan Profesional (MAKP).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen adalah suatu pendidikan yang dinamis dan pro aktif dalam menjalani
nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas,sehingga perawat perlu memahami konsep dan
a. Pengkajian.
Tahap ini merupakan awal dari proses keperawatan tahap pengkajian memerlukan
berikutnya sangat bergantung pada tahap ini. Pengkajian ini meliputi proses
b. Diagnosa
Diagnose keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang
masalah klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau di ubah melaluhi
5
tindakan keperawatan. Diangnosa merupakan tahapan pengambilan keputusan
resiko.
c. Perencanaan.
d. Implementasi.
klien itu sendiri, oleh perawat secara mendiri atau bekerja sama dengan anggota tim
kesehatan lain.
e. Evaluasi.
dari tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang
aktual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
hanya dapat dibuat jika tujuan yang diidentifikasikan sebelumnya cukup realistis dan
6
2.1.1 Manajemen Pada Tahap Pengkajian Keperawatan.
3. Perawat harus memahami tentang diri perawat sendiri, respon fisiologi dan
psikologis.
5. Perawat harus berperan sebagai pengamat atau observer, pendengar aktif dan
manusia, teori tentang adaptasi manusia, dan teori de elizabeth kubler-ros tentang
8. Waktu yang diperlukan untuk pengkajian harus dipreoritas sehingga perawat pasien
9. Perawat harus bisa memahami teknik komunikasi dan faktor-faktor yang bisa
10. Perawat harus memahami faktor-faktor distraksi baik eksternalmaupun internal dari
pasien.
7
12. Perawat harus belajar objective concent sering kontak dengan pasien yang memang
1. wawancara.
2. observasi.
data, analisis, dan merumuskan diagnosa. Diagnosa keperawatan ada yang bersifat
actual, potensial, dan possible. Perawat yang akan merumuskan diagnosa keperawatan
masalah keperawatan klien dan di tanda tangani oleh perawat yang bersangkutan.
Jika perawat ingin memberikan keperawatan yang efektif kepada pasien, perawat
keperawatan yang buruk. Semakin kompleks jenis asuhan pasien perencanaan akan
membantu anggota tim lain untuk turut berkontribusi dalam asuhan keperawatan
pasien.
satunya adalah supervise. Selain itu, untuk membantu staf memberikan asuhan
yang meyakinkan bahwa pasien benar-benar menerima asuhan yang diperlukan setiap
waktu dan dengan cara seperti yang diinginkan. Rencana asuhan pasien adalah daftar
merupakan bagian dari tanggung jawab setiap perawat professional. Beberapa konsep
c. Standar asuhan keperawatan harus didefinisikan dengan jelas dan digunakan secara
konsisten.
9
d. Partisipasi pasien dan keluarga dalam evaluasi sangat diperlukan,agar evaluasi
keperawatan.
diberikan.
pemberian asuhan keperawatan , tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit
adalah keperawatan tim dan keperawatan primer. Karena setiap perubahan akan
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis dan Huston (1998) ada empat
metode pemberian asuhan keperawatan professional yang sudah ada dan akan terus
yaitu :
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke dua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofil keperawatan, perawat
(Nursalam,2007)
1. Penanggung jawab model funsional adalah perawat yang bertugas pada tindakan
keperawatan
keterampilan saja.
primer dan metode tim. Metode ini memiliki kesamaan dengan metode primer dan
metode tim, (gillies, 1994). Metode ini sama dengan metode keperawatan tim
karena baik perawat professional maupun non profesional bekerja bersama dalam
keperawatan primer karena dua orang atau tiga orang perawat bertanggung jawab
atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan
dengan menggunakan metode keperawatan menular. Satu tim yang terdiri dari dua
hingga tiga perawat memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien
sekitar 8-12 oran (mangargau, 1987). Hal ini tentu saja dengan suatu persyaratan
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab yang paling
besar tetap ada pada perawat profesional. Perawat profesional juga memiliki
digantikan oleh perawat profesionl lainnya. Peran perawat kepala ruang diarahkan
untuk bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator. Pembimbing serta motivator.
tertentu dan ratio pasien :perawat adalah 1:1. Setiap setiap pasien ditugaskan
kepada semua perawat yang melayani semua kebutuhannya pada saat dinas.
Pasien akan di rawat oleh perawat yang berbeda oleh orang yang sama pada hari
khusus seperti isolasi, intensif care. Penanggung jawab manajemen model kasus
adalah manajemen keperawatan (Nursalam, 2002). Dalam satu unit diperlukan dua
pasien. Idealnya satu orang manajer kasus mempunyai 10-15 kasus pasien dimana
perkembangan pasien akan diikuti terus oleh manajer kasus dan masuk sampai
1) Kerjasama dan dukungan dari semua anggota pelayanan dan anggota kunci
a) kelebihan.
b) kelemahan.
yang sama.
MPKP merupakan suatu metode praktik keperawatan dengan ciri praktek yang
didasari oleh ketrampilan intelektual dan teknikal interpersonal. Hal ini dilakukan
ilmiah. Menurut Hoffart dan Woods (1996) menyatakan bahwa MPKP merupakan
menjamin pelayanan yang diberikan kepada klien atau keluarga secara profesional.
dari :
1. Perencanaan
14
Dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan,
kebijakan dan prosedur. Perencanaan yang dipakai terdiri dari jangka panjang,
2. Pengorganisasian
pelaksana.
3. Pengarahan
melakukan negosiasi.
4. Pengendalian
indikator mutu umum ( BOR , LOS , TOI ), indikator mutu RS ( kasus cidera,
2018).
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
biasanya mempunyai 4-6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan.
dengan adanya kekaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat
secara individu.
2. Kelemahan.
profesional dan perawat assiciate bekerja sebagai satu tim,di supervisi oleh tim
lain. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
di bagi menjadi 2-3 tim / group kecil yang saling membantu. Menurut kron dan
kepemimpinan.
terjamin.
3. Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model tim berhasil baik bila
jawab anggota tim. Tujuan metode penugasan keperawatan tim untuk memberikan
keperawatan yang berpusat pada pasien. Ketua tim melakukan pengkajian dan
rencana keperawatan kepada setiap pasien dan anggota tim bertanggung jawab
pertemuan bersama dengan anggota tim (konfrensi tim) guna membahas kejadian-
1. Kelebihan
2. Kelemahan
1. Kepala ruangan
Kepala ruangan adalah petugas atau perawat yang di berikan tanggung jawab dan
keperawatan
b. Pengorganisasian
4) Membuat tentang kendali kepala ruangan dan membawahi 2 ketua tim dan
19
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat oroses dinas,
8) Mengendalikan tugas saat kepala rungan tidak ada di tempat kepada ketua
tim
c. Pengarahan
sikap
tugasnya
d. Pengawasan
2) Melalui supervise
20
3) Mengevaluasi upaya pelaksana dan membandingkan dengan rencana
e. Audit keperawatan
2. Ketua Tim
perencanaan, kelancaran dan evaluasi dari askep untuk semua pasien yang
dilakukan semua pasien yang dilakukan oleh tim dibawah tanggung jawabnya
(Nursalam, 2003).
keprawatan
anggota tim
21
Membagi tugas yang harus dilakasanakan oleh setiap anggota kelompok dan
pendokumentasiannya
3. Perawat Pelaksana
2.3.1 Definisi
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesutu
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu di tindak lanjuti oleh dinas berikutnya
perawat.
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan
2. Shif yang menyerahkan dan mengoperkan perlu menyiapkan hal-hal apa yang di
sampaikan.
meliputi:
4. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.
5. Perawat primer dan anggota kedua shif dinas bersama-sama langsung melihat
keadaan pasien.
1. Persiapan
23
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
2. Pelaksanaan
jawab :
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas penyampaian
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
Pasien
Rencana tindakan
Masalah:
Teratasi
belum
25
Perkembangan keadaan
pasien
2.4 Ronde Keperawatan
masalah keperwatan klien dilaksanakan oleh perawat disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakn asuhan keperwatan akan tetapi pada khsus tertentu harus
dilkukan oleh perawat primer dan atau konsulen, kepala ruangan, perawat asosiate yang
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam 2009) karakteristik ronde
keperwatan
pada pasien melaluai pendekatan berfikir kritis. Tujuan khusus ronde keperwatan
pelayanan di rumah sakit karena perawat berinteraksi dalam waktu yang lama dengan
pasien dan keluarga dari mulai pasien masuk, dirawat hingga keadaannya membaik dan
diperbolehkan pulang. Salah satu kegiatan yang laksanakan oleh perawat yaitu kegiatan
dari program keperawatan pasien, dimulai segera setelah pasien masuk rumah sakit. Hal
ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara tim
kesehatan, keluarga, pasien dan orang yang penting bagi pasien. Perencanaan pulang
akan menghasilkan sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang
diterima pada waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien
pulang. Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan ners di
pulang akan berisiko terhadap beratnya penyakit ancaman hidup dan disfungsi fisik
dalam perencanaan pulang di perlukan komunikasi yang baik terarah sehingga apa yang
27
2017). Discharge Planning merupakan suatu dokumentasi untuk menyelesaikan
masalah, intervensi, dan asuhan keperawatan klien yang akan pulang (Nursalam, 2018).
memberikan perluasan sudut pandang, yang dapat terwujud bila ada keterlibatan
dengan supervisor profesional dan berefleksi terhadap praktik (Te Pou, 2011).
rekan kerja yang berpengalaman secara teratur (Brunero & Parbury, 2016). Tujuan
mereka untuk menjamin kebutuhan pengguna layanan dan tujuan pelayanan, dan
dipenuhi.
dalam fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan
yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan lancar. Supervisi secara
berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang
28
perawatan atau pun wakil direktur keperawatan. Namun pada dasarnya seorang
Mengelola diri sendiri, 10) Mengetahui system manajemen perusahaan, 11) Konseling
Supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Supervisi secara tidak
langsung dilakukan oleh perawat primer dengan cara melakukan supervisi mengenai
kelengkapan rekam medis pasien dan tindakan keperawatan yang dilaksanakan selama
dinas. Supervisi secara langsung dilakukan oleh Kepala Ruangan (Karu) yang
dilaksanakan dengan waktu tidak tentu sesuai kondisi ruangan kepada seluruh perawat
meliputi caring, kedisiplinan dan kinerja perawat. Supervisi langsung dilakukan oleh
Karu pada saat validasi ke pasien setelah timbang terima yaitu dengan cross check
kepada pasien mengenai kinerja perawat misalnya Karu akan menanyakan kepada
pasien apakah pasien sudah kenal dengan perawat dan dokter yang merawat pasien,
identitas, apakah pasien sudah dijelaskan cara mencuci tangan, dan menindak lanjuti
perawat yang belum melakukan tugas secara maksimal. Supervisi yang dilakukan juga
telah memiliki format yang baku dan telah didokumentasikan dengan baik. Supervisi
langsung terkadang juga dilakukan oleh Perawat primer ke perawat associate (Erlina
2021).
secara terus menerus dengan sabar, adil dan bijaksana sehingga setiap perawat dapat
29
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat
keperawatan dan staf lainnya dalam menjalankan tugas mereka secara efektif dan
Sentralisasi obat adalah Pengelolahan obat di mana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolah sepenuhnya oleh perawat. kontroling
penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan salah satu peran perawat, oleh karena
itu pengontrolan obat bagi pasien perlu di galakan lagi sehingga resiko-resiko
penyimpangan dapat diminamilisir (Nursalam,2002).
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2011).
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat
merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola yang
sistematis, sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat
sehingga resiko kerugian secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir.
Berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasikan:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan keamanan yang
sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan.
5. Memberikan obat kepada klien yang tidak mempercayai atau klien yang akan
membuang atau lupa untuk meminum obat
30
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadaluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktuf
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011)
6. Benar Dokemuntasi
Setelah obat diberikan maka harus didokumentasikan, baik dosis, rute,
maupun orang yang memberikan obat tersebut. Bila klien menolak minum obatnya
atau obat tidak dapat diminum maka harus dicatat dan dilaporkan.
Klien / Keluarga
Surat persetujuan
sentralisasi obat
Farmasi / Apotik Lembar serah terima
obat
Klien / Keluarga Buku serah terima /
masuk obat
Dalam menjalankan alur sentralisasi obat, Mc Mahon (1999) dalam Nursalam (2011)
mengatakan bahwa Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai
sentralisasi obat dengan cara-cara berikut :
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan
efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di
dinding.
3. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat.
4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.
5. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap
minggu pada waktu pertemuan staf.
6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan.
36
a. Obat yang telah diresepkan lalu ditunjukan kepada perawat. Kemudian,
obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama klien, nomer registrasi, jenis obat, jumlah, dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu control, serta harus diketahui
(ditandatangani) oleh kelaurga atau klien dalam buku masuk obat.
Selanjutnya, keluarga atau klien mendapatkan penjelasan jika obat tersebut
akan habis, serta penjelasan tentang ST tepat jenis, dosis, waktu, klien, dan
cara pemberian obat.
c. Klien atau keluarga mendapatkan Salinan obat yang harus diminum beserta
kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan lalu disimpan oleh perawat dalam kotak obat
2. Pembagian obat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian obat baru diuraikan sebagai
berikut :
a. Obat yang telah diterima, lalu disalin dalam buku daftar pemberian obat
b. Obat yang telah disimpan lalu diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat. Hal
ini dilakukan dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi yang
diinstrusikan oleh dokter dan tertera pada kartu obat yang ada pada klen
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping
d. Usahankan tempat/wadah obat Kembali keperawat setelah obat dikonsumsi
klien
e. Sediaan obat yang ada lalu diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas terpilih dan didokumentasikan dalam buku masuk obat
f. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga, lalu
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung
jawab klien.
3. Penambahan obat baru
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan obat baru diuraikan sebagai
berikut :
37
a. Jika terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis, atau perubahan alur
pemberian obat, informasi ini akan dicatat dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
b. Pada pemberian obat yang persediaan tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat, selanjutnya
diinformasikan kepada kelaurga dengan kartu khusu obat.
4. Obat khusus
Hal-hal yang perlu diperhatiak dalam obat khusus diuraikan sebagai berikut.
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar, atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu(sewaktu).
b. Pemberian oabt khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat dan
dilakukan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada klien atau atau keluarga antara lain nama
obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek smaping, dan penanggung
jawab pemberian. Wadah obat sebaiknya diserahkan atau dutunjukkan
kepada kelaurga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga
saat pemberian obat.
2.7.7 Penyimpanan persedian obat
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan obat.
1. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap kebenaran obat, jenis obat, jumlah, serta
menulis etiket dan alamat klien. Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur
dengan baik merupakan bagian penting dari manajemen obat. Obat yang telah
diterima harus dicatat dalam buku besar persediaan atau dalm kartu persediaan.
2. Membuat system kartu persediaan. Kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang
digunakan untuk mengganti buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti
buku besar persediaan, yakin neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan menguranginya dengan jumlah barang yang
dikeluarkan dalam buku besar persediaan, lalu tiap barang ditempatkan pada
halaman yang terpisah. Namun, dalam system kartu persediaan, tiap barang
dituliskan dalam kartu yang terpisah.
3. Melakukan pemeriksaan lemari obat. Hal ini dilakukan dengan melakukan
38 kunci, penerangan lemari obat, dan lemari
pemeriksaan keamanan mekanisme
pendingin. Selain itu, pemeriksaan lemari obat juga meliputi pemeriksaan
persediaan obat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral (untuk diminum)
dan obat luar.
Selang waktu pemberian adalah selang waktu antara dua kali kedatangan obat
berturut-turut , biasanya tiga atau enam39bulan jumlah pasien yang diobati dengan obat
tertentu atau yang terjangkit yang akan diobati dengan obat tersebut pengobatan
perhitungkan dari catatan atau pendaftaran klinik.
Dewasa
Minumlah SATU tablet tiga kali sehari :
Satu pada saat bangun tidur
Satu pada tengah hari
Satu pada saat sebelum tidur
40
Dan teruskan pengobatan untuk……….hari.
4. Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna
yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur.
5. Beli atau buatlah amplop-amplop kecil.
6. Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam
masing-masing amplop .rekatkan petunjuknya pada amplop.
Petunjuk Teknik Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi
Obat
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, orang tua, dll
2. Nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai data pasien yang
bersangkutan.
3. Ruang diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent.
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.
Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat Oral Dan Obat Suntik
1. Pengisian nama pasien, no.reg, umur, ruangan.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan nama
dokter yang merawat.
3. Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara vertikal begitu juga pada
kolom terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan.
4. Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif, jam berapa obat diberikan
beserta paraf perawat.
5. Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi, siang, dan malam,
yaitu jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas.
Obat merupakan salah satu program terapi yang sangat menunjang proses
kesembuhan pasien. Dalam pemberian obat diperlukan ketepatan waktu, dosis, cara dan
tempat pemberian obat. Salah satu upaya untuk memastikan pemberian obat yang tepat
dan efektif adalah sistem sentralisasi obat yang sekarang ini sudah dikembangkan di
berbagai ruangan di Rumah Sakit . Pada sentralisasi obat perawat terlebih dahulu
mengelola obat dan memberikan obat kepada pasien (Nursalam, 2014). Sentralisasi
obat adalah pengelolaan obat bahwa seluruh obat yang akan diberikan ke paasien atau
klien yang disetahkan sepenuhnya oleh perawat. Salah satu peran perawat yang perlu
terhadap penggunaan dan konsumsi obat sebagai suatu pola yang sistematis dengan alur
yang jelas melalui kegiatan sentralisasi obat. Dengan demikian penggunaan obat benar-
Sakit Universitas Airlangga). Data keperawatan yang terdapat dalam catatan tersebut
keperawatan merupakan media komunikasi antar profesi yang terlibat dalam merawat
dan menjaga regulasi standar praktik dalam melawan hukum serta dokumentasi
komunikasi antar tim profesional. Dokumentasi juga dapat menjadi media koordinasi
perawatan melintasi intra dan interdisiplin tim. Pada taraf klien maka standar
keperawatan juga dapat sebagai tanggung gugat perawat (nursing accountability) untuk
klien. Dokumentasi keperawatan harus objektif dan yang dapat merefleksikan kondisi
klien serta apa yang terjadi pada klien secara akurat. Apabila terdapat tuntutan legal,
maka catatan keperawatan dapat menunjukkan alasan yang bijaksana serta dapat
44
45
BAB 3
PENGKAJIAN DAN PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini akan menyajikan tentang tahapan proses menejemen keperawatan yang
meliputi pengkajian dan pengumpulan data di ruang rawat inap Lt. 2 RS Kamar Medika Kota
Mojokerto.
Dalam kondisi dan tuntutan yang terus berubah, Rumah Sakit Kamar
Medika yang berlokasi di Jl. Empunala 351 Kota Mojokerto banyak mengalami
perubahan dalam perjalanannya. Kamar Medika telah beroperasi sejak tahun
2004 , dengan nama awal Klinik Kamar Medika. Poliklinik rawat inap Kamar
Medika terus mencoba memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Mojokerto. Setelah berjalan selama kurang lebih tiga tahun, melihat
kecenderungan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan ibu dan
anak, serta dengan banyak pertimbangan antara lain. PT.Wak Kamar Medika
Hospital dengan mempertimbangkan masukan dari menejemen Kamar Medika,
serta melihat kebutuhan masyarakat, maka pada tahun 2007 Kamar Medika telah
ditingkatkan statusnya menjadi RS. Ibu dan Anak Kamar Medika.
Pada saat ini tahun 2011 Rumah Sakit Kamar Medika mengajukan
Kelas/type D sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
HK.03.05/I/1419/12. Pertimbangan kami antara lain memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan, serta memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk mendapatkan dan memilih pelayanan kesehatan yang lebih
baik. Rumah Sakit Kamar Medika saat ini juga memiliki fasilitas yang semakin
meningkat dengan tingkat human pasien berkisar 60 – 65% dengan kapasitas yang
sedang disediakan sebanyak 54 tempat tidur dan untuk saat ini sudah terpakai 43
tempat tidur yang terbagi dalam masing-masing kelas yaitu, VIP, Kelas I, Kelas
II, Kelas III, Ruang Sadar, Ruang Rawat Bersalin, Ruang Bayi, Ruang Isolasi, dan
Ruang HCU. Rumah Sakit Kamar Medika juga berusaha meningkatkan diri
dibidang SDM, Dokter, Perawat, Bidan dan Peralatan cukup lengkap dengan
dibantu banyak tim baik non medis mapun medis, maka kami ingin memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih paripurna dengan status menjadi RSU. Harapan
kami dengan peningkatan status Rumah Sakit Kamar Medika kami dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik, serta dapat bermitra
dengan pemerintah melalui program-program Dinas Kesehatan untuk membantu
memperbaiki pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
47
Rumah Sakit Kamar Medika mencakup luas lahan 2366 M 2, dengan
luas bangunan di lantai dasar 600 M2 dan lantai dua dengan luas bangunan 834
M2 ,berada di Jl. Empunala 351 Kota Mojokerto, No. Telp: ( 0321 ) 330088
Fax (0321) 393762, Milik PT. WAK Kamar Medika Hospital yang didirikan
berdasarkan akte Notaris Yulita Dasawati Asmoro,SH yang berkedudukan di
Mojokerto tanggal 14 November 2006 Jam 14.00 WIB.
48
3.1.6 Nilai-nilai RS. Kamar Medika
1. Team work
Meningkatkan kerjasama demi kepuasan pelanggan.
2. Integrity
Memberikan pelayanan terbaik sesuai kode etik yang berlaku.
3. Profesionalisme
4. Respect
Melayani semua orang dengan sopan, jujur, terbuka dan rendah hati.
5. Inovation
49
c) Basis Intervensi
Basis intervensi ruang rawat inap Lantai 3 mengacu pada tingkat kepuasan
dari pasien. Ruang rawat inap Lantai 3 yang merupakan tentu
mengutamakan kualitas lebih yang diberikan kepada pasien.
Pengoptimalan pemberian asuhan keperawatan dan
pelaksanaanmanajemen keperawatan yang bersifat human komprehensif,
dan teuka menjadi kelebihan yang diberikan kepada pasien.
50
3.1.8 Struktur Organisasi RS. Kamar Medika
3.2 Kajian Situasi Di Ruang Rawat Inap Lantai 2 RS. Kamar Medika
3.2.1 M1 (MAN)
A. Struktur Organisasi
Ruang Rawat Inap Lantai 2 RS Kamar Medika dipimpin oleh seorang Kepala
Ruangan dan Kepala Tim dibantu oleh para anggota. Adapun organisasi sebagai
berikut :
Kepala Ruangan
Novia Budi N, Amd. Kep
15
B. Daftar Pegawai di Ruang Rawat Inap Lantai 2 RS. Kamar Medika
Tabel 2.1 Daftar Nama Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lantai 2 RS. Kamar Medika
D-III Kep
Gambar 2.2 Diagram Tingkat Pendidikan Tenaga Keperawatan Di ruang rawat inap
Lt.2 RS. Kamar Medika
a. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan cara melihat di buku daftar
pegawai pada hari rabu tanggal 23 Maret 2022, didapatkan data bahwa tingkat
pendidikan pegawai adalah D3 keperawatan sebanyak 6 orang (46%) dan Profesi
Ners sebanyak 7 orang (54%).
b. Berdasarkan hasil koesioner yang disebarkan pada hari rabu tangga 23 Maret
2022,didapatkan data bahwa tingkat pendidikan pegawai adalah D3 keperawatan
sebanyak 6 orang (46%) dan Profesi
18Ners sebanyak 7 orang (54%).
D. Jenis Pelatihan yang diikuti Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lt.2
Rumah Sakit Kamar Medika
BLS
30,8%
69,2 %
BTCLS
Berdasarkan hasil observasi pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2022, didapatkan
data seluruh pegawai sudah memiliki sertifikasi BLS 4 (30,8%) orang dan BTCLS 9
(69,2%) orang yang masih aktif.
E. Masa Kerja Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lt.2 Rumah Sakit
Kamar Medika
38%
31%
23%
Gambar 2.4 Diagram Masa Kerja Tenaga Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Lt.2
RS. Kamar Medika
19
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan cara melihat daftar buku
pegawai pada hari Rabu, tanggal 23 Maret 2022, didapatkan data sebagian besar
perawat yang memiliki masa kerja kurang dari 1 th sebanyak 1 orang (8%), 1-2
tahun sebanyak 4 orang (31%), 3 tahun sebanyak 3 orang (23%) dan lebih dari 3
tahun sebanyak 5 orang (38%). Berdasarkan hasil wawancara,seluruh perawat di
ruang rawat inap RS. Kamar Medika sudah memiliki STR yang masih aktif.
F. Tenaga Non-Keperawatan
Tabel 2.2 Daftar Jumlah Tenaga Kerja Non-Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Lt.2
RS. Kamar Medika
No Kualifikasi Jumlah (orang)
1 Ahli Gizi 2
2 Cleaning service 4
3 Farmasi klinis 4
Jumlah 10
Tabel 2.3 Daftar Pembagian Dinas Perawat Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika
Tenaga Pagi Sore Malam Libur
Kepala Ruangan 1 - - -
Kepala Jaga 1 1 1 1
Perawat Pelaksana 2 2 2 2
Total 4 3 3 3
Berdasarkan data di atas di dapatkan hasil bahwa tenaga keperawatan di
Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika berdasarkan dinas perawat dibagi dinas
pagi 4 orang dinas sore 3 orang malam 3 orang dan libur 3 orang.
H. Perhitungan Tenaga Keperawatan
a) Tingkat Ketergantungan Pasien Berdasarkan Standar Klasifikasi
Pasien Mengunakan Rumus Depkes RI
Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
20
1. Asuhan keperawatan minimal
2. Asuhan keperawatan parsial
3. Asuhan keperawatan total
Tabel 2.4 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Rawat Inap RS. Kamar
Medika Tanggal 23 Maret 2022
No Kategori Rata jumlah Jumlah jam Rata- rata jumlah
pasien/hari perawatan/hari pasien xjumlah jam
perawatan
1 Minimal 10 2 20
2 Parsial 3 3,08 9,24
3 total 0 4,15 0
jumlah 13 29,24
b. Loss Day
(Σ hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besar) x Σ perawat dibutuhkan
21
Hasil Analisis
Berdasarkan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menurut
Depkes (2005) rata-rata perawat pelaksana sebanyak 19 orang.
Sedangkan ruangan memiliki 13 perawat dengan perincian 12 orang
perawat pelaksana (4 PJ shift dan 8 PA) dan 1 kepala ruangan.
Berdasarkan perhitungan tenaga perawat pelaksana kekurangan
tenaga perawat sebanyak 2 orang/shift.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala ruangan pada tanggal
23 Maret 2022 menyatakan bahwa kinerja perawat sudah cukup
bagus, dan disiplin dalam bekerja. Berdasarkan observasi dengan
cara mengamati perawat datang 30 menit lebih awal sebelum
operan shift. Berdasarkan hasil observasi kepala ruangan
menerapkan gaya kepemimpinan demokratis. Yakni, adanya peran
serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan yang
dilakukan dengan cara musyawarah mufakat.
b) BOR di Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika Tanggal 21-25 Maret 2022
Tabel 2.5 Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika Tanggal 21-25 Maret 2022
22
3.3 M2 (MATERIAL)
3.2.1 Gambaran Umum RS Kamar Medika
A. Sejarah RSU Kamar Medika
Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang
penting. Syarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan
padanya. Rumah sakit sebuah tempat, tetapi juga sebuah fasilitas, sebuah instansi,
sebuah organisasi. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia. Peran strategis ini didapat karena Rumah Sakit
adalah fasilitas kesehatan yang padat teknologi dan padat pakar. Peran tersebut pada
dewasa ini makin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan
epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan IPTEK,
perubahan struktur social ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih bermutu,
ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut perubahan pola
pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Dalam kondisi dan tuntutan yang terus berubah, Rumah Sakit Kamar Medika
yang berlokasi di Jl. Empunala 351 Kota Mojokerto banyak mengalami perubahan
dalam perjalanannya. Kamar Medika telah beroperasi sejak tahun 2004 , dengan
nama awal Klinik Kamar Medika. Poliklinik rawat inap Kamar Medika terus
mencoba memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Mojokerto. Setelah
berjalan selama kurang lebih tiga tahun, melihat kecenderungan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta dengan banyak
pertimbangan antara lain. PT.Wak Kamar Medika Hospital dengan
mempertimbangkan masukan dari menejemen Kamar Medika, serta melihat
kebutuhan masyarakat, maka pada tahun 2007 Kamar Medika telah ditingkatkan
statusnya menjadi RS. Ibu dan Anak Kamar Medika.
Pada tahun 2010 Rumah Sakit Kamar Medika mengajukan perubahan status
dari RS. Khusus Ibu dan Anak menjadi Rumah Sakit Umum. Dengan keputusan
Walikota Mojokerto Nomor : 188.45/446/417.111/2012 tentang ijin Tetap
penyelenggaraan Rumah Sakit Kamar Medika yang beralamat di jalan Empunala
No. 351 Kota Mojokerto.
Pada saat ini tahun 2011 Rumah Sakit Kamar Medika mengajukan
Kelas/type D sesuai Keputusan Menteri
23 Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
HK.03.05/I/1419/12. Pertimbangan kami antara lain memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan, serta memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk mendapatkan dan memilih pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Rumah Sakit Kamar Medika saat ini juga memiliki fasilitas yang semakin
meningkat dengan tingkat human pasien berkisar 60 – 65% dengan kapasitas yang
sedang disediakan sebanyak 54 tempat tidur dan untuk saat ini sudah terpakai 43
tempat tidur yang terbagi dalam masing-masing kelas yaitu, VIP, Kelas I, Kelas II,
Kelas III, Ruang Sadar, Ruang Rawat Bersalin, Ruang Bayi, Ruang Isolasi, dan
Ruang HCU. Rumah Sakit Kamar Medika juga berusaha meningkatkan diri
dibidang SDM, Dokter, Perawat, Bidan dan Peralatan cukup lengkap dengan
dibantu banyak tim baik non medis mapun medis, maka kami ingin memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih paripurna dengan status menjadi RSU. Harapan
kami dengan peningkatan status Rumah Sakit Kamar Medika kami dapat
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik, serta dapat bermitra
dengan pemerintah melalui program-program Dinas Kesehatan untuk membantu
memperbaiki pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Rumah Sakit Kamar Medika mencakup luas lahan 2366 M2, dengan luas
bangunan di lantai dasar 600 M2 dan lantai dua dengan luas bangunan 834 M2 ,berada
di Jl. Empunala 351 Kota Mojokerto, No. Telp: ( 0321 ) 330088 Fax (0321) 393762,
Milik PT. WAK Kamar Medika Hospital yang didirikan berdasarkan akte Notaris
Yulita Dasawati Asmoro,SH yang berkedudukan di Mojokerto tanggal 14 November
2006 Jam 14.00 WIB.
24
B. Letak Geografis
Rumah Sakit Kamar Medika berada di wilayah kecamatan Magersari
Kotamadya Mojokerto, letak nya sangat strategis berdekatan dengan jalan raya utama
gerbang kota mojokerto dimana memiliki jumlah penduduk yang cukup padat
dengan karakter lingkungan berupa daerah perkotaan.
26
a. Lokasi dan Denah Ruangan
Ruang Ruang Rawat Inap Lt.2 adalah ruangan khusus rawat inap Kelas II, Kelas I,
VIP, dan VVIP dengan kapasitas 18 pasien. Praktik manajemen keperawatan pada
mahasiswa Profesi Ners Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto mengambil tempat di
ruangan khusus rawat inap Kelas II, Kelas I, VIP, dan VVIP.
28
3.2.3 Sarana yang terdapat di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika di Ruang
Rawat Inap RS. Kamar Medika sesuai dengan Pedoman Teknis Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit Menurut Permenkes RI 2016
Tabel 2.6 Sarana yang terdapat di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika sesuai
dengan Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Menurut Permenkes RI
2016
Kondisi
No Sarana Standart Depkes Keterangan
diruangan
1 Ruang Rawat Inap Kebutuhan Luas 1 ruang Kelas II terdapat 2
ruang 1 TT kelas II 7,5 TT, Kelas I 1 TT,
minimal 7,2 m2. VIP 1 TT, VVIP 1
m2. TT
2 Nurse Station 1 nurstasion Diruang -
maksimum untuk Rawat Inap
melayani 25 TT Lt.2 1
nurstasion
melayani 18
TT
3 Ruang Konsultasi Ada Tidak ada -
4 Ruang Tindakan Ada Tidak ada Di ruang rawat ianap
Lt.2 tidak ada ruang
tindakan khusus
5 Ruang Ada Tidak ada Diruang rawat inap
Administrasi Lt.2 untuk proses
administrasi
pengentrian data
dilakukan oleh
perawat tetapi untuk
proses administrasi
langsung ke bagian
administrasi kasir.
6 Ruang kepala Ada Tidak ada -
ruangan
29
8 Ruang linen Ada Ada -
kotor
Tabel 2.7 Fasilitas Nurse station di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika
Tabel 2.8 Fasilitas Ruang rawat inap diruang rawat inap LT.2 RS. Kamar Medika
31
c. Alat Kesehatan Yang Ada di Nurse Station
Tabel 2.9 Alat Kesehatan Yang Ada di Nurse Station
32
23 Termometer 5/ruangan 3 Baik
24 Troly rawat luka 1/ruangan 1 Baik
25 Troly injeksi 1/ruangan 1 Baik
26 Timbangan BB/TB 1/ruangan 1 Baik
27 Baki 5/ruangan 6 Baik
28 Oxymetri 1/ruangan 1 Baik
29 Nebulizer 2/ruangan 2 Baik
30 Lampu baca x-ray 1/ruangan 1 Baik
31 Syringpump 1/ruangan 3 Baik
32 ECG 1/ruangan 1 Baik
33 GDA 1/ruangan 1 Baik
34 Kursi roda 2-3/ ruangan 1 Baik
35 Pispot 1:1 23 Baik
36 Urinal 1:1 23 Baik
Semua alat kesehatan yang tersedia diunit rawat inap sudah menunjang
dalam asuhan keperawatan masih layak pakai dan kondisi baik sesuai standart
Permenkes RI 2010 tantang klasifikasi rumah sakit.Dan semua peralatan medis
rutin dibersihkan setiap selesai pemakaian.
d. Persediaan Obat di Troli Emergency diruang rawat inap LT.2 RS. Kamar Medika
33
Dari hasil obsevasi dan wawancara dengan CI ruangan didapatkan obat
emergency tersedia diruangan dan selalu di cek petugas farmasi sebagai
penanggung jawab obat emergency ruangan.
e. Inventaris B3 diruang rawat inap LT.2 RS. Kamar Medika
34
b. Pengelolaan sampah dan pembuangan limbah
1. Limbah B3
Limbah Padat dari Unit
Memasukkan limbah padat pada kantong sampah dan tempat sampah sesuai
jenisnya, yaitu :
a. Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya,Membuang sampah infeksius dan
non tajam dalam kantong dan tempat sampah infeksius berwarna kuning.
b. Membuang sampah medis tajam (jarum suntik, spuit, ampul, vial, ujung
selang cairan infus dll) dalam wadah tertutup khusus /safety box. dengan
kapasitas penuh ¾.
c. Membuang sampah medis (botol infus, selang, handscun, dll) di buang dalam
tong sampah yang dilapisi dengan kresek berwarna kuning lalu di ambil oleh
petugas khusus “Cleaning servis” untuk di pindah ke depo ruangan,
kemudian dengan trolly khusus dibawa ke depo pusat dan di berikan pada
pihak ke 3 berijin (setiap 2x24 jam)
d. Membuang sampah non medis (kertas, tissue, kantong plastik, dll) di buang
pada tong sampah yang dilapisi kresek hitam.
35
c. Alur Pengadaan Alat Baru
Proses pengadaan alat baru di RS. Kamar Medika diawali dari unit kerja
meminta surat persetujuan pengadaan alat kesehatan ke direktur untuk mendapat
persetujuan dari direktur dan yayasan,bila disetujui logistik farmasi akan menerima
disposisi surat pengadaan alat kesehatan ke tim alkes.Tim alkes mengadakan
penawaran kepada distributor atau vendor untuk pemberian alkes. Distributor
atau vendor yang terpilih dari hasil rapat presentasi pengadaan alkes dilaporkan ke
direktur.Direktur mendistribusikan surat kepada logistik farmasi dan keungan
untuk pengadaan dengan pengeluaran PO (permintaan alkes) dari logistik
farmasi.Tim alkes memastikan MOU untuk pengadaan alkes dengan
distributor/vendor.Proses pengadaan alat baru di Ruang Rawat Inap RS. Kamar
Medika diawali dengan membuat memo untuk di ajukan ke direktur kemudian
disetujui dari yang terkait.Sementara itu, untuk pengadaan kebutuhan alat baru
yang tidak terencana (dadakan) dan urgen, maka diusahakan untuk pengadaan
barangnya sesegera mungkin setelah mendapat pesetujuan.Namun apabila
kebutuhan alat terencana,maka tahapan proses pencairan dan pemesanan masih
akan diproses.
Data Wawancara
Hasil dari wawancara dengan tenaga Keperawatan tentang kelengkapan
sarana dan prasarana diruang rawat inap LT.2 RS. Kamar Medika hampir semua
alat tersedia,layak pakai, dan dalam kondisi baik, tidak ada alat rusak karena baru
di ganti semua awal tahun 2020. Fasilitas untuk ruang perawatan hampir semua
baik dan layak pakai.Pengadaan alat untuk mengatasi terjadinya kekurangan alat,
serta pengadaan alat baru,harus berdasarkan alur diantaranya ; usulan ,
perencanaan, persetujuan, pengadaan, pencairan, dan pemesanan.
Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika memilki nurse station yang lokasinya
strategis dengan ruang rawat inap.Selain itu, diruang rawat inap LT.2 RS. Kamar
Medika sudah memiliki ruangan untuk sentralisasi obat sekaligus menjadi tempat
beberapa tindakan,diantaranya; mengoplos obat.
Tempat cuci tangan sudah terpasang poster cuci tangan dan adanya tissue
sekali buang sebagai sarana mengeringkan tangan setelah selesai cuci tangan.
36
3.3 M3 (METHODE)
3.3.1 MPKP
Struktur MPKP
Kepala Ruangan
PASIEN
a. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan di Ruang Rawat Inap RS. Kamar
Medika pada tanggal 24 Maret 2022 didapatkan hasil bahwa model keperawatan
yang digunakan di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika yaitu model asuhan
keperawatan MPKP modifikasi Tim dan fungsional, yang dilaksanakan setiap
jaga,dikarenakan tenaga kerja perawat hanya sedikit, dengan jumlah 13 tenaga
perawat, dimana pada jam kerja pagi ada 3-4 perawat beserta dengan kepala
ruangan, sedangkan disaat jaga sore ada 3 perawat dan malam terdapat 3
perawat.
b. Observasi
Dari hasil observasi pada tanggal 21 s/d 25 Maret 2022 diruang rawat inap LT.2
RS. Kamar Medika model asuhan keperawatan professional MPKP diruang
rawat inap LT.2 RS. Kamar Medika yaitu menggunakan metode Modifikasi Tim
dan fungsional, dimana setiap jaga berjumlah 4 tenaga perawat untuk dipagi hari
dijam kerja dan 3 perawat untuk jada sore dan malam serta jaga dihari libur.Visi
dan misi serta motto sebagai acuhan dalam pelaksanaan pelayanan diruang
rawat inap LT.2 RS. Kamar Medika, sehingga komunikasi terlaksana secara
adekuat antar perawat dengan tim kesehatan yang lain dan terlihat peran dan
fungsi berjalan dengan baik.Mengingat
37 dengan jumlah tenaga yang terbatas
model MPKP modifikasi tim dan fungsional sudah sesuai. Terlaksanakanya
komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan lain. Kepala
ruangan, kepala jaga, dan perawat pelaksana mengetahui peran dan fungsi
masing-masing dalam menjalankan metode tim. Hanya saja jika banyak pasien
pekerjaan terbengkalai karena setiap shift hanya 2-3 perawat yang berjaga.1-2
perawat pelaksana, 1 perawat sebagai penanggung jawab shift, pembagian tugas
terkadang kondisional saat shift berlangsung. Menjadi kesempatan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dengan adanya praktek manajemen
keperawatan diruang rawat inap LT.2 RS. Kamar Medika, malalui seminar
tentang manajemen keperawatan.Karena dengan adanya peningkatan tentang
manajemen keperawatan diharapkan mutu pelayanan rumah sakit meningkat
sesuai dengan visi misi dan motto rumah sakit, karena diruang rawat inap LT.2
RS. Kamar Medika merupakan ruang kelas I, II, VIP, VVIP dengan pelayanan
18 bed yang tidak menutup kemungkinan pasien dan keluarga memiliki presepsi
yang baik dan kritis.
c. Kuesioner
1) Pengatahuan Model MAKP
0%
20%
Baik
80% Cukup
Kurang
Gambar 2.7 Diagram Pengatahuan Model MAKP diruang rawat inap LT.2
RS. Kamar Medika
38
2) Pelaksanaan MAKP
0%
30%
Baik
70% Cukup
Kurang
Gambar 2.8 Diagram Pelaksanaan MAKP diruang rawat inap LT.2 RS.
Kamar Medika
0%
20%
Baik
80% Cukup
Kurang
Gambar 2.9 Diagram Tanggung Jawab dan Pembagian Tugas diruang rawat
inap LT.2 RS. Kamar Medika
39
3.3.2 Timbang Terima
a. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RS.
Kamar Medika tanggal 23 Maret 2022 didapatkan bahwa diruang rawat inap
LT.2 RS. Kamar Medika terdapat SOP timbang terima yang terarsip di dalam
buku SOP. Didapatkan bahwa kegiatan timbang timbang terima dilakukan
secara bed side hand over dilaksanakan setiap pergantian shift pagi ke siang,
dan dilakukan pada shift sore ke malam serta dari shift malam ke pagi, dalam
tahap persiapan dilakukan di nurse station, dimana penanggung jawab shift
menyampaikan timbang terima kepada penanggung jawab shift berikutnya,
mengenai hal-hal yang perlu disampaikan diantaranya nama klien, asuransi,
diagnosa medis, kondisi pasien, masalah keperawatan yang masih muncul,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, terapi yang sudah
dilakukan dan belum dilakukan, terapi tambahan dari dokter, dan hasil laborat.
Setelah adanya penjelasan antar perawat, timbang terima di lanjutkan keliling ke
pasien dan memperkenalkan perawat jaga shift selanjutnya. Timbang terima
menggunakaan status pasien.
b. Observasi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama pengkajian timbang terima
dilakukan tiap pergantian shift, yaitu dari shift pagi ke siang,siang ke malam,
malam ke pagi.Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat kepala jaga, perawat
pelaksana dan kepala ruangan (kecuali untuk shift sore ke malam tanpa kepala
0%
Baik
Cukup
100
Kuran
%
g
Gambar 2.10 Diagram Pelaksanaan Timbang Terima diruang rawat inap LT.2
RS. Kamar Medika
41
3.3.3 Ronde Keperawatan
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara ronde keperawatan di ruang rawat inap Lt.2
RS. Kamar Medika belum dijalankan, karena ada beberapa faktor yang
menghambat dilakukannya ronde keperawatan, yakni berupa kriteria pasien yang
dapat dilakukan ronde keperawatan ada dua yaitu mempunyai masalah
keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan
keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka. Karena di ruangan jarang
sekali di temukan kejadian tersebut maka kegiatan tersebut tidak berjalan
b. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 21-25 Maret 2022
didapatkan bahwa di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika tidak dilakukan
ronde keperawatan.
3.3.4 Manajemen Pengelolaan Obat
a. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala di ruang rawat inap Lt.2 RS.
Kamar Medika pada tanggal 24 Maret 2022, di ruang rawat inap Lt.2 RS.
Kamar Medika terdapat 1 ruang farmacy yang dalam pengelolaan obatnya
menggunakan system UDD (Unit Dose Dispensing ) yang artinya di Ruang
Rawat Inap RS. Kamar Medika obat dikelola oleh petugas farmacy sendiri yang
berjumlahkan 1 orang dengan dibantu perawat, dan tugasnya untuk kroscek dan
pengebonan obat yang dipersiapkan di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika
yg dipersiapkan untuk 24 jam dengan System ODD (One Day Dose) dan
tugasnya perawat yaitu untuk menyiapkan dan menginjeksi dengan menerapkan
6 benar dalam pemberian obat.Apabila pasien pulang maka obat tersebut akan
dikembalikan ke depo farmasi. Terdapat SOP sentralisasi obat di Ruang Rawat
Inap RS. Kamar Medika.
b. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 21-25 Maret 2022 didapatkan
bahwa di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika menggunakan system UDD
(Unit Dose Dispensing ) dan ODD yaitu pemberian obat yang disiapkan dalam
bentuk dosis siap pakai selama 24 jam dan pada system ODD (One Day Dose).
di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika sudah terdapat loker penyimpanan
obat dengan nama pasien di masing-masing loker sehingga tertata rapi. Alur dari
42
system UDD (Unit Dose Dispensing), dimana dokter memberikan resep obat
kepada perawat jaga kemudian resep tersebut disetorkan ke pihak depo sesuai
dengan resep yang sudah disetorkan dan mengantarkan ke ruang rawat inap Lt.2
RS. Kamar Medika. Penyetoran ini dilakukan setiap sore dan penerimaan obat
sudah melalui sistem double check oleh perawat dan farmasi.Apabila ada obat
baru atau urgent yang diresepkan maka perawat akan mengambil sendiri ke
depo farmasi.Pengoplosan obat injeksi didelegasikan ke perawat pelaksana di
ruangan. Bilamana pasien pulang dan obat masih tersisa,maka perawat akan
mengembalikan obat tersebut ke pihak farmasi dengan mengisi form
retur.Sentralisasi obat di ruangan tetap di kontrol oleh petugas depo farmasi
kecuali obat high alert di sentralisasikan di depo farmasi seperti cairan cairan
pekat. namun petugas farmasi hanya 1orang untuk beberapa unit/ruangan
sehingga pada sift sore dan malam dilaksanakan oleh perawat jaga.
c. Kuesioner
0
20 %
% Bai
80 kCuku
% p
Kura
ng
Gambar 2.12 Diagram Pengetahuan paksanaan manajemen Pengelolaan Obat di
ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika
Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil bahwa pelaksanaan
manajemen pengelolaan obat di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika
sebesar 80% dan dikategorikan baik.Dan adanya kerjasama yang baik antara
petugas farmacy dengan perawat dalam pengelolaan obat. Maka tugas perawat
menjadi lebih ringan.
Kesimpulan Hasil Observasi :
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa di ruang rawat
inap Lt.2 RS. Kamar Medika memiliki petugas farmasi sebanyak 1 orang.
Dalam hal ini petugas farmasi bertugas penuh dalam pengelolaan obat
sedangkan dalam hal menyiapkan dan menginjeksi obat dilakukan oleh
perawat. Kemudian perawat akan melakukan pengecekan sebelum memberikan
obat ke pasien dengan menanyakan nama pasien dan melihat dari gelang
identitas yang farmasi. Pihak depo farmasi menyiapkan obat dipakai
pasien.Untuk pendokumentasian dari perawat ke depo farmasi sampai obat
diberikan ke pasien sudah baik,namun
43 setelah obat diberikan tidak ada
pengaplikasian bukti pemberian terapi seperti tanda tangan pasien atau keluaga
pasien di lembar bukti pemberian obat untuk dokumentasi.
44
3.3.5 Supervisi
a. Wawancara
Dari hasil wawancara pada tangal 23-24 Maret 2022, didapatkan hasil dari staf
di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika yaitu supervisi yang dilakukan oleh
tim supervisi kepala bidang keperawatan di Ruang Rawat Inap RS. Kamar
Medika dilakukan setiap hari pada pagi hari kecuali hari sabtu dan minggu,hasil
kinerjanya selalu dilakukan apabila ada masalah atau problem dengan pasien
yang ada di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika. Supervisi juga dilakukan
oleh kepala ruangan terhadap perawat pelaksana, pelaksanaan supervisi
dilakukan secara visual yang dilakukan ditengah-tengah pelaksanaan tugas
serta apabila terjadi kesalahan pada proses asuhan keperawatan langsung
dilakukan pembenahan secara langsung dan tidak terjadwal.
b. Observasi
Pengkajian di Ruang Rawat Inap RS. Kamar Medika selama dua hari dari
tanggal 23-24 Maret 2022 didapatkan supervisi kepala bidang keperawatan
selalu mendatangi dan menanyakan apakah ada masalah atau problem di ruang
rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika, menanyakan kondisi pasien di ruang rawat
inap Lt.2 RS. Kamar Medika, mengecek kelengkapan administrasi, memeriksa
bak sampah, dan menanyakan tentang komunikasi efektif. Serta kepala ruangan
di ruang rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika bertugas mengawasi tugas perawat
pelaksana.
c. Kuesioner
10%
20%
Baik
70%
Cukup
Kurang
46
c. Kuesioner
10%
Baik
Cukup
90% Kurang
50
3.4 M4 (MONEY)
3.4.1 Sumber pendapatan Rumah Sakit Kamar Medika Mojokerto berasal dari:
Tabel 3.24 Distribusi Frekuensi Sumber Pendapatan Rumah Sakit Kamar Medika
Jamsostek, PTPN X)
3 Asuransi lain - -
Total 346
100
orang
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sumber pendapatan Rumah Sakit Kamar
Medika Mojokerto di ruang Rawat Inap Lantai 2 bulan Februari 2022 terbanyak adalah
a. Untuk pembangunan Rumah Sakit berasal dari tarif pelayanan rumah sakit ( pasien)
b. Terdapat reward bagi pegawai bila keuntungan atau laba mencapai target
c. Sumber gaji perawat didapat dari pasien dan tindakan keperawatan yang dilakukan,
tidak ada pihak ketiga sebagai donator (murni dari pasien), jadi jika pasien yang
51
3.4.3 System pembayaran gaji perawat
Mojokerto tanggal 23 Maret 2022, didapati hasil bahwa sistem penggajian perawat
di RS Kamar Medika untuk pegawai tetap berdasarkan masa kerja, jabatan, dan
a. Pasien swasta, melalui billing Rumah Sakit diharuskan membayar secara tunai
dimana membayar sesuai dengan tarif dan jasa pelayanan yang diterima saat
b. Pinjaman bagi pasien, berasal dari asuransi maupun BPJS dimana harus sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang ada dan berlaku dimasing-masing asuransi
tersebut.
Tabel 3.25 Perincian Tarif Pelayanan di Ruang Rawat Inap Lantai 2 Rumah Sakit
Total
No. Uraian
(Rp)
1. Ruang Rawat Inap Kelas II 225.000
2. Ruang Rawat Inap Kelas III 80.000
3. Visite Dokter Umum
a. Kelas II 30.000
b. Kelas III 25.000
4. Visite Dokter Spesialis
a. Kelas II 65.000
b. Kelas III 50.000
5. Visite Dokter Sari & Adi
a. Kelas II 90.000
b. Kelas III 75.000
52
3.4.6 Tarif Penggunaan Kamar Operasi
Table 3.26 Perincian tarif pelayanan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kamar
Medika Mojokerto
53
Sumber pendanaan di ruang rawat inap lantai 2 berasal dari asuransi, BPJS, swasta dan rekanan. Pendapatan
rumah sakit sebagian besar dari asuransi yang diperoleh dari kerjasama dengan instantsi dan perusahan terkait. Sistem
pasien BPJS dimana pencairan dana dari BPJS yaitu 3 bulan setelah pengembalian berkas ke BPJS. Sumber Daya
Kabid Keuangan
Manusia Bagian Keuangan Jumlah pegawai bagian keuangan
Risca Arifiyanti, berjumlah 11 orang, terdiri dari kabid keuangan 1
S.Sos
orang, kepala unit keuangan 1 orang, kepala unit inventory 1 orang, bendahara 3 orang, akuntansi 2 orang, perpajakan 1
Sub Ka Unit Bendahara Sub Ka Unit Akunting Sub Ka Unit Perpajakan Sub Ka Unit Logistik
Ainun Naimah Isnaini Ainun Riska Tri Wulandari, S.E
Sub Ka Unit Inventaris
Roziqin
Sub Ka Pengadaan Barang
Kasir Sentral Pembukuan dan Pelaporan
Rizkie Fitrie Febriana, S.Kom
Nadya Dwi
Kasir Penunjang
Erlin Devi Ariyanti,
Amd.Keb
Gambar 3.13 Struktur SDM
Bagian Keuangan
3.4.9 Biaya yang berlaku diruangan
Biaya perawatan pasien di ruang Rawat Inap Lantai 2 RS Kamar Medika Mojokerto
Lantai 2
56
Tabel 3.29 Tarif Sewa Alat
No
Tindakan Biaya
.
1. Syringe pump 75.000
2. Pulse Oxymetri 60.000
Catatan :
1. Tarif diatas adalah perkiraan biaya dari tindskan di RS. Kamar Medika
5. Bagi pasien Askes yang naik kelas maka biaya operasi sesuai dengan
Tabel 3.30 Perbandingan pasien swasta dan BPJS pada bulan Oktober 2021 s/d
Januari 2022
BPJS Swasta
Total
No Bulan Jumlah Jumlah
pasien Presentase Presentase
pasien pasien
1 Oktober 109 95 87,1% 14 12,8%
2 November 113 92 81,4% 21 18,6%
3 Desember 124 114 91,9% 10 8,9%
4. Januari 160 149 93,1% 11 6,9%
Hasil Analisa:
Hasil wawancara dengan kepala ruangan Rawat Inap lantai 2 RS Kamar Medika
Mojokerto pada tanggal 23 Maret 2022 bahwa sumber pembiayaan ruangan didapat
dari asuransi BPJS dan Umum. Dimana sistem pembayaran untuk rawat inap bisa
57
dengan uang tunai di kasir Rumah Sakit Kamar Medika Mojokerto. Untuk pasien
dengan BPJS hanya dapat naik satu tingkat diatas ketentuan dari pihak BPJS. Sebagai
contoh jika pasien dengan kelas 3 maksimal hanya dapat naik ke kelas 2. Apabila naik
kelas ke VVIP maka kesertaan BPJS akan hilang dan jadi pasien swasta. Sedangkan
pasien swasta, tarif pembayaran terhitung perhari sesuai dengan ketentuan tarif tahun
2019 yang berlaku di Rumah Sakit Kamar Medika Mojokerto, dan pembayarannya
3.5 M5 (MARKETING)
menceritakan kepada keluarga dan sanak family lain tentang pelayanan yang
Kabid Umum
(Imam Mahmud, S.E)
Humas
(Sutiyono, S.E)
Marketing PIPP
(Yogik) Riska Afrista, S.Pd
secara terstruktur. Sehingga hal ini dapat memperhambat rumah sakit untuk
melakukan pemasaran. Selain itu rumah sakit Kamar Medika tidak memiliki
profil online seperti website pribadi dimana hal tersebut sebenarnya bisa menjadi
peluang yang baik untuk melakukan pemasaran secara digital. Rumah sakit kamar
Medika Mojokerto dari asuransi dengan kesehatan maupun non kesehatan sesuai
Tabel 3.31 Daftar Perusahaan dan Asuransi yang Bekerjasama dengan RS Kamar
Medika Mojokerto
ASURANSI PERUSAHAAN RUMAH SAKIT
1. BPJS Kesehatan Cabang Perusahaan swasta : 1. RSU Wahidin Sudiro
Mojokerto 1. Ajinomoto Husodo
2. BPJS Ketenagakerjaan 2. RS Gatoel
3. Jasa Raharja Perbankan 3. RS Sakinah
4. Allianz 1. Bank Rakyat
5. Prudential Indonesia PUSKESMAS
6. Ajinomoto 2. Bank Nasional 1. Puskesmas Kedundung
7. Generali (total insurance Indonesia 2. Puskesmas Wates
solution) 3. Puskesmas Bluto
4. Puskesmas Mentikan
5. Puskesmas Gedongan
KLINIK/BALAI
PENGOBATAN
1. PMI Kota Mojokerto
2. PMI Kab. Mojokerto
3. Dinkes Kota Mojokerto
media antara lain: Media social: instagram, facebook dan Telp : (0321) 330066/
1) Menjual produk seperti: Paket MCU (Medical Check Up), Paket Check Up
Keluarga, USG
2) Penyuluhan Kesehatan.
3) HomeCare
4) Bhakti Sosial.
4. Mutu
No Nama Indikator
1 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
2 Kepatuhan identifikasi pasien
3 Angka kejadian pasien jatuh
4 Verifikasi oleh DPJP pada lembar konsultasi SBAR
No Rata-
Indikator Area Klinis Target OKT NOV DES
rata
1 Kepatuhan terhadap 84,2
100% 86.8 80.2 85.8
Clinical Pathway
2 Waktu Tanggap Gawat 100
100% 100 100 100
Darurat < 5menit
3 Waktu Lapor Hasil Kritis 62
100% 63.6 47 75.5
Laboratorium < 30 menit
4 Kepatuhan Jam Visite 72,8
100% 72 70.3 76
Dokter Spesialis
5 Waktu Tunggu Poli Rawat 80,5
100% 80.5 77.9 83
Jalan < 60 menit
6 Penulisan Resep sesuai 47
100% 50.8 44.5 45.7
Formularium Nas
7 Penundaan Operasi Elektif 85
90% 85 80 90
>48 jam
8 Kepuasan Pasien dan 79,7 81,2
80% 81.5 82.5
Keluarga (Rawat Inap) 60 2
9 Ketepatan Identifikasi 100
100% 100 100 100
Pasien (Rawat Inap)
10 Pelaksanaan Assesmen 98,2
100% 36.7 28.2 33.3
Resiko Jatuh
11 Kepatuhan Cuci Tangan 100% 93.3 100 100 97,8
Angka penggunaan
98,1
3. antibiotic profilaxis pada 0% 97,5 96,8 100
operasi bersih
Angka kematian ibu
4. 0% 0 0 0 0
persalinan
Sisa makanan yang tidak
5. 90% 88 86 90 88
termakan oleh pasien <20%
Waktu tunggu pelayanan
6. 100% 97,5 100 100 99,2
radiologi on call <1jam
Didapatkan hasil indicator area klinis : Waktu tunggu peresepan obat jadi
<30 menit didapatkan prosentase pada bulan Oktober 97,5 % yang mengalami
prosentase 96,8 %, lalu pada bulan Desember mengalami kenaikan lagi dengan
makanan yang tidak termakan oleh pasien <20% didapatkan prosentase pada
bulan November dengan prosentase 100%, lalu pada bulan Desember mengalami
pemindahan pasien dari UGD ke rawat inap< 2 jam didapatkan prosentase pada
prosentase 29,7%, dan pada bulan Desember mengalami kenaikan lagi dengan
prosentase 36,7% lalu pada bulan Januari mengalami kenaikan dengan prosentase
37%. Indicator Waktu kesediaan dokumen rekam medic rawat inap< 15 menit
bulan November dengan prosentase 44,2%, dan pada bulan Desember mengalami
rekam medic rawat jalan< 10 menit didapatkan prosentase pada bulan Oktober
dan pada bulan Desember mengalami kenaikan lagi dengan prosentase 33%.
inap< 2jam didapatkan prosentase pada bulan Oktober 98% yang mengalami
No Indicator Keselamatan
Target Oktober November Desember Rata-rata
. Pasien
Kegiatan pencatatan dan
1. pelaporan infeksi 100% 87,5 90 92 89,8
nosokomial
Verifikasi DPJP pada
2. 100% 76,5 65,5 78,2 73,4
lembar komunikasi SBAR
Tidak ada kejadian operasi
3. salah orang, salah sisi, 100% 100 100 100 100
salah prosedur 64
Kepatuhan kelabelan obat
4. 100% 100 100 100 100
High Alert
kenaikan lagi dengan prosentase 92% lalu pada bulan Januari mengalami
bulan Desember mengalami kenaikan lagi dengan prosentase 78,2% lalu pada
Tindak kejadian operasi salah orang, salah sisi, salah prosedur didapatkan
prosentase 100%.
3) LOS (Long Of Stay) di Ruang lantai 2 RS Kamar Medika Mojokerto pada 3 bulan
terakhir (Oktober-Desember 2021) berdasarkan 4 kasus terbanyak.
penyakit yang diderita pasien diruang rawat inap lantai 2, dengan jumlah pasien 134
dan total lama dirawat 4 hari. Pada peringkat kedua yaitu penyakit Diabetes Melitus
1. Typhoid Fever
Lama rawat inap di lantai 2 pada bulan Oktober-Desember 2021 rata-rata 4 hari
2. Diabetes Mellitus
Lama rawat inap di lantai 2 pada bulan Oktober- Desember 2021 rata-rata 5 hari
3. Colik Abdomen
Lama rawat inap di lantai 2 pada bulan Oktober- Desember 2021 rata-rata 4 hari
4. Hipertensi
66
Lama rawat inap di lantai 2 pada bulan Oktober – Desember 2021 rata-rata 4 hari dari
67
BAB 4
ANALISA SWOT DAN IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam bab ini akan menyajikan tentang tahapan proses menejemen keperawatan
yang meliputi analisis SWOT dan identifikasi masalah diruang rawat inap Lt.2 RS.
Kamar Medika Kota Mojokerto.
4.1 M1 (MAN)
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Pegawai Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. 0,2 4 0,8
Kamar Medika
menerapkan 5S dan juga
disiplin dengan waktu.
Adanya pembagian kerja 0,2 4 0,8
dan juga penanggung
jawab
shift
Semua perawat Ruang Rawat Inap 0,3 4 1,2
Lt.2 RS. Kamar Medika sudah
mengikuti Pelatihan.
S-W
Ada rencana pengembangan 0,3 3 0,9 = 3,7 - 2
SDM keperawatan (S1,S2) = 1,7
TOTAL 1 3,7
WEAKNESS
Tenaga perawat yang ada 0,5 2 1
di Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar
Medika
sebanyak 10 orang,6 orang
perawat (60 %) masih
lulusan D3
keperawatan dan
pra PK yaitu sebanyak 3
orang.
Menurut standart Depkes 0,5 2 1
kebutuhan perawat Ruang Rawat Inap
Lt.2 RS. Kamar Medika belum
memenuhi dengan jumlah pasien
yang ada setiap harinya (kurang 3
orang).
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
Adanya kegiatan 0,5 3 1,5 O-T
pelatihan dan refresh trainning bagi =3-2
perawat. =1
68
Diizinkannya semua staf dan 0,5 3 1,5
karyawan dalam mengemban ilmu
lanjutan (Lanjut S1/S2)
TOTAL 1 3
TREATHENED
Adanya tuntutan tinggi dari 0,5 2 1
masyarakat untuk pelayanan
perawatan yang
baik.
Makin tinggi pengetahuan 0,5 2 1
masyarakat tentang hukum.
TOTAL 1 2
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,7 - 2 = 1,7
Y:O–T=3–2=1
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
Berdasarkan hasil analisa SWOT M1 (Man) didapatkan hasil pada M1 terletak
pada kuadran I artinya strategi pertumbuhan cepat atau agresif.K uadran 1 merupakan
situasi yang menguntungkan karena memilik peluang dan kekuatan yang baik dan bisa
69
dioptimalkan dengan cara meminimalisir segala kelemahan dan ancaman. Strategi yang
digunakan adalah pegawai Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika menerapkan 5S
dan juga disiplin dengan waktu dimana sifat keramahan sangat dibutuhkan, semua
perawat Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika sudah mengikuti pelatihan dalam
menunjang.skill yang dimilikinya. Tetapi, ketenagakerjaan perawat yang ada di Ruang
Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika jejang karir masih belum ada. Serta, menurut
standart Depkes kebutuhan perawat di Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika belum
memenuhi dengan jumlah pasien yang ada disetiap harinya.
4.2 M2 (MATERIAL)
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
RS Kamr Medika letaknya strategis 0,2 4 0,8
yang deat dengan jalan raya
provinsi dan alternatif dan berada
di tengah perkotaan.
Sarana dan prasarana di Ruang 0,2 4 0,8
Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar
Medika memenuhi standart
akreditasi Rumah Sakit, kondisi
dalam keadaan baik dan dapat
digunakan.
RS Kamar Medika 0,2 4 0,8
memiliki layanan
unggulan,MEDJEK
RS Kamar Medika memiliki 0,2 4 0,8
sarana dan prasarana laboratorium S-W
dan radiologi yang baik. = 3,8-2
= 1,8
Diruangan terdapat administrasi 0,1 3 0,3
penunjang, buku injeksi, protap
SOP dll
Terdapat Fasilitas free WIFI bagi 0,1 3 0,3
pengunjung.
TOTAL 1 3,8
WEAKNESS
Kapasitas tempat tidur melebihi 0,4 2 0,8
standart akreditasi.kelas III 6-7
tempat tidur. Ruang Rawat Inap
Lt.2 RS. Kamar Medika ada
ruangan yang berisi 18 TT.
70
Tidak terdapat ruang 0,4 2 0,8
tindakan dan ruang
konsultasi di Ruang
Rawat inap Lt.2
Kurangnya ruang kamar 0,2 2 0,4
mandi/WC.Kamar mandi/WC
perawat jadi satu dengan bagian
umum.
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
Adanya bantuan dari 0,5 4 2
pemerintah berupa mesin
ventilator dan Oksigen.
Adanya kerjasama dengan vendor 0,5 3 1,5
dalam pengadaan alat medis.
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
71
Analisa Hasil:
Posisi material di Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika berada pada posisi
kuadran 1 (agresif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
untuk lebih baik lagi untuk mengembangkan RS lebih luas dan ditunjang dengan
pembangunan sarana dan prasarana yang lebih memadai, rekomendasi strategi yang
diberikan adalah progesif artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara optimal.dan strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan.
72
4.3 M3 (METHODE)
4.3.1 MAKP
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
RS sudah memiliki visi, misi 0,2 4 0,8
dan motto sebagai acuhan
melaksanakan kegiatan
pelayanan.
Kepala ruangan sudah 0,2 3 0,6 S-W
melakukan manajemen ruangan = 3,2-3,5
dengan baik = -0,3
Sudah ada model MAKP yang 0,2 4 0,8
digunakan sesuai modelnya
yaitu modifikasi Tim dan
fungsional.
Terlaksananya komunikasi yang 0,2 2 0,4
adekuat antar perawat dan tim
kesehatan lain.
Kepala ruangan, kepala 0,1 2 0,2
jaga, dan perawat pelaksana
mengetahui peran dan
fungsi masing-masing dalam
menjalankan metode tim.
Pengetahuan perawat tentang 0,1 4 0,4
MPKP 80% baik.
TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
Jika banyak pasien pekerjaan 0,5 4 2
terbengkalai karena setiap shift
hanya 3-4 perawat yang
berjaga. 1-2 perawat
pelaksana,1 perawat
penanggung jawab shift.
Pembagian tugas terkadang 0,5 2 1
kondisional saat shift
berlangsung.
TOTAL 1 3,5
OPPORTUNITY
Adanya mahasiswa 0,5 3 1,5
keperawatan profesi ners yang O-T
melakukan manajemen = 3,5-1,5
keperawatan. =2
73
TOTAL 1 3,5
TREATHENED
Adanya tuntutan mutu 0,5 2 1
pelayanan dari rumah sakit
sehingga diharapkan perawat
ruangan melaksanakan MAKP
sesuai prosedur yang
ditentukan.
Beberapa klien yang memiliki 0,5 1 0,5
pemikiran kritis namun belum
memahami MAKP beserta
kelebihan/kelemahannya, dapat
memiliki persepsi negative
mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan dan membuat
opini yang disebarluaskan di
masyarakat.
TOTAL 1 1,5
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,2 – 3,5 = -0,3
Y : O – T = 3,5 – 1,5 = 2
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
-0,3 0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
MAKP yang ada di Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika masuk kedalam
kuadran III trun-around, strategi yang harus dijalankan adalah ubah strategi yang artinya
harus menciptakan strategi yang memanfaatkan peluang dengan cara meminimalkan
74
kelemahan,solusinya yaitu melengkapi standart oprasional prosedur (SOP) supervisi dan
ronde keperawatan sehingga metode modifikasi Tim fungsional dapat memberikan
pengalaman pada perawat dalam pembuatan asuhan keperawatan agar dapat berjalan
lebih efisien.
75
4.3.2 Timbang Terima
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Diruangan rawat inap Lt.2 0,3 4 1,2
sudah memiliki SOP timbang
terima yang terarsip.
Timbang terima sudah dilakukan 0,3 4 1,2 S-W
disetiap pergantian shift dengan = 3,6-2
tepat waktu. = 1,6
Selalu ada interaksi dengan 0,2 3 0,6
pasien saat timbang terima.
Tahap-tahap timbang terima 0,2 3 0,6
sudah dijalankan secara
lengkap berdasarkan observasi
100% sedah sesuai dengan SOP
yaitu pelaksanaan operan
hingga
validasi ke pasien.
TOTAL 1 3,6
WEAKNESS
Saat timbang terima semua 1 2 2
perawat keliling ke bed pasien
tetapi terkadang perawat tidak
memvalidasi keluhan pasien.
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
Adanya mahasiswa Profesi 0,5 3 1,5
Keperawatan praktik yang terkait
masalah manajemen keperawatan.
Banyaknya masalah klien dengan 0,5 3 1,5
penyakit kronis yang dapat
membuka wawasan perawat O-T
dalam menerapkan asuhan = 3-2
keperawatan sehingga lebih baik. =1
TOTAL 1 3
TREATHENED
Dengan berkembangnya 0,5 2 1
persaingan IPTEK perawat
dituntut untuk lebih teliti
dan
meningkatkan pengetahuannya.
Meningkatnya kesadaran 0,5 2 1
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberian
asuhan keperawatan.
TOTAL 1 2
76
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,6 – 2 = 1,6
Y:O–T=3–2=1
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa Timbang terima yang ada di Ruang
Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika masuk kedalam kuadran 1 atau agresif yang artinya
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan semua peluang. Solusinya yaitu
tetap melaksanakan proses timbang terima sesuai SOP seperti yang sudah dilakukan,
meningkatkan interaksi dengan pasien selama proses timbang terima, mempertahankan
kedisiplinan waktu saat melakukan timbang terima serta memberi kesempatan pada
perawat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, sehingga perawat dapat
mengembangkan SDM. Perawat dapat menuangkan wawasannya dalam menerapkan
asuhan keperawatan yang baik.
77
4.3.3 Ronde Keperawatan
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Ronde keperawatan pernah 0,4 0 0
dilakukan sesuai dengan kasus
gawat dan pada pasien
dirawat
lama. S-W
Sudah terbentuk Tim dalam 0,3 0 0 = 3,4-2,5
pelaksanaan ronde keperawatan = 0,9
Dari instrumen penilaian 0,3 0 0
Ronde keperawatan mencapai
persentase sebanyak 80% dalam
kategori baik.
TOTAL 1 0
WEAKNESS 0
Belum terdapat SOP Ronde 0,5 0 0
keperawatan di ruangan,Namun
sudah tersedia SOP di komite
keperawatan.
Belum adanya perawat yang 0,5 0 0
mengikuti pelatihan tentang
ronde keperawatan.
TOTAL 1 0
OPPORTUNITY
Adanya kesempatan kepala 0,2 0 0
ruangan melakukan ronde
Keperawatan.
Adanya mahasiswa Profesi 0,3 0 0 O-T
Keperawatan praktik yang =0–0
terkait masalah manajemen =0
keperawatan.
Adanya standar SNARS terkait 0,5 0 0
ronde keperawatan dalam
akreditasi RS.
TOTAL 1 0
TREATHENED
Adanya pemikiran yang lebih 0,5 0 0
kritis dari Masyarakat untuk
mendapatkan Pelayanan yang
lebih optimal.
Persaingan antar RS semakin 0,5 0 0
kuat dalam pemberian
pelayanan.
TOTAL 1 0
78
Diagram Cartesius
X:S–W=0–0=0
Y:O–T=0–0=0
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
Nilai M3 Ronde Keperawatan adalah 0 (nol), sebab di ruang rawat inap Lt.2 RS.
Kamar Medika tidak dilakukan ronde keperawatan.
79
4.3.4 Manajemen Pengelolaan Obat
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Sentralisasi obat di ruang rawat 0,2 4 0,8
inap Lt.2 menggunakan model
UDD (Unit Dose Dispensing)
Berdasarkan hasil observasi, saat 0,2 4 0,8
S-W
obat diberikan dari farmasi ke
= 3,8-2
pihak perawat sudah dilakukan
= 1,8
dengan baik oleh perawat dan
farmasi.
Berdasarkan hasil wawancara, 0,2 3 0,6
bila pasien pulang dan obat
masih tersisa, maka perawat akan
mengembalikan obat tersebut ke
pihak farmasi dengan mengisi
form retur.
Sentralisasi obat untuk high alert 0,2 4 0,8
disimpan di farmasi.
Alur penerima obat sudah melalui 0,2 4 0,8
sistem double check oleh perawat
dan farmasi.
TOTAL 1 3,8
WEAKNESS
Berdasarkan hasil observasi, saat 1 2 2
pemberian obat kepada pasien
tidak dilakukan pengaplikasian
tanda tangan dari pasien atau
keluarga pasien,meskipun dalam
pemberian form pemberian obat
terdapat kolom tanda tangan dari
pasien atau keluarga pasien yang
bersangkutan.
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
Standart SNARS tentang teknik 0,5 4 2
sentralisasi obat.
Adanya mahasiswa Profesi 0,5 3 1,5 O-T
Keperawatan praktik yang = 3,5 -2
terkait masalah manajemen = 1,5
keperawatan.
TOTAL 1 3,5
TREATHENED
Adanya tuntutan dari pasien 0,5 2 1
80
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
Makin tinggi kesadaran 0,5 2 1
masyarakat tentang hukum.
TOTAL 1 2
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,8 – 2 = 1,8
Y : O – T = 3,5 – 2 = 1,5
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sentralisasi obat yang ada di RS. Kamar
Medika masuk kedalam kuadran 1 agresif, strategi yang digunakan yaitu SO yang
artinya keadaan ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki
peluang dan kekuatan untuk bisa dioptimalkan dengan memanfaatkan peluang yang
besar dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas sehingga dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman yang ada.
81
4.3.5 Supervisi
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Kepala ruangan sudah 0,2 3 0,6
melakukan manajemen
Di ruangan sesuai SOP.
Sudah ada SOP supervisi 0,4 4 1,6
diruangan rawat inap Lt.2 S-W
Diruangan rawat inap Lt.2 0,4 4 1,6 = 3,8-2,5
supervisi sudah dilakukan oleh = 1,3
kepala ruangan dan kepala
bidang keperawatan.
TOTAL 1 3,8
WEAKNESS
Belum ada uraian yang jelas 0,5 3 1,5
tentang supervisi termasuk jadwal
Kurangnya program pelatihan 0,5 2 1
dan sosialisasi tentang supervisi.
TOTAL 1 2,5
OPPORTUNITY
Standart SNARS tentang 0,5 4 2
supervise dalam akreditasi RS.
Adanya mahasiswa Profesi 0,5 3 1,5 O-T
Keperawatan praktik yang = 3,5-2
terkait masalah manajemen = 1,5
keperawatan.
TOTAL 1 3,5
TREATHENED
Adanya tuntutan dari pasien 0,5 2 1
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
Makin tinggi kesadaran 0,5 2 1
masyarakat tentang hukum.
TOTAL 1 2
82
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,8 – 2,5 = 1,3
Y : O – T = 3,5 – 2 = 1,5
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
Berdasarkan hasil analisa SWOT M3 supervisi menunjukkan bahwa berada di
kuadran I agresif yang artinya keadaan ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan untuk bisa dioptimalkan dengan
memanfaatkan peluang yang besar dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas
sehingga dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada.
83
4.3.6 Discharge planning
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Discharge planning dilakukan 0,3 3 0,9
ke semua pasien.
Tersedia format discharge 0,3 4 1,2
planning dan sudah diisi
sesuai S-W
SOP. = 3,3-2
Perawat tidak mengalami 0,25 3 0,75 = 1,3
kesulitan selama memberikan
penjelasakan tentang pendidikan
kesehatan dan Bahasa yang
digunakan mudah dimengerti
oleh pasien.
Berdasarkan kuesioner 90% 0,15 3 0,45
perawat dengan pengetahuan
baik tentang discharge planning.
TOTAL 1 3,3
WEAKNESS
Kurangnya tersedianya leaflet 1 2 2
edukasi di nurse station sesuai
dengan penyakit pasien
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
Adanya kerjasama yang 0,2 2 0,4
baik antara pasien dan
keluarga
dengan perawat ruangan.
Adanya kemauan dari pasien 0,2 3 0,6
dan keluarga untuk
memperoleh
pendidikan kesehatan. O-T
Adanya informasi tentang 0,2 2 0,4 = 3 -1,5
hak dan kewajiban pasien. = 1,5
Adanya Standart SNARS 0,4 4 1,6
tentang discharge planning
dalam akreditasi RS.
TOTAL 1 3
TREATHENED
Adanya tuntutan dari 0,5 2 1
masyarakat untuk
memperoleh pelayanan
keperawatan yang
professional.
Makin tinggi kesadaran 0,5 1 0,5
masyarakat akan
pentingnya
84
kesehatan.
TOTAL 1 1,5
85
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,3 – 2 = 1,3
Y : O – T = 3 – 1,5 = 1,5
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
Nilai M3 Discharge Planning berada di kuadran I yakni agresif dimana situasi ini
sangat baik karena kekuatannya bisa dimanfaatkan untuk meraih peluang yang
menguntungkan dimana Discharge Planning sudah dilakukan dengan baik oleh Ruang
rawat inap Lt.2 sesuai dengan SOP di RS Kamar Medika.
86
4.3.7 Dokumentasi Keperawatan
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Terdapat semua format 0,3 4 1,2
pendokumentasian diruang
Rawat inap Lt.2
Terdapat SOP keperawatan 0,4 4 1,6
diruang rawat inap Lt.2 S-W
Pendokumentasian 0,3 3 0,9 = 3,7-2
dilakukan dengan sistem = 1,7
SBAR.
TOTAL 1 3,7
WEAKNESS
Implementasi terkadang masih 1 2 2
ada yang terlewatkan dalam
pendokumentasiannya.
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
Adanya mahasiswa Profesi 0,5 3 1,5
Keperawatan praktik yang O-T
terkait masalah manajemen = 3 -2
keperawatan. =1
Adanya Standart SNARS 0,5 3 1,5
tentang dokumentasi
keperawatan dalam akreditasi
RS.
TOTAL 1 3
TREATHENED
Adanya persaingan antar Rumah 0,5 2 1
sakit dalam system
pendokumentasian secara
komputerisasi.
Makin tingginya pengetahuan 0,5 2 1
masyarakat tentang hukum.
TOTAL 1 2
87
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,7 – 2 = 1,7
Y:O–T=3–2=1
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
Analisa Hasil:
Nilai M3 Dokumentasi diruang rawat inap Lt.2 berada pada kuadran 1 yakni
agresif dimana pada kuadran ini merupakan organisasi ruangan yang paling kuat dan
berpeluang untuk lebih meningkatkan kualitas pendokumentasian sehingga memperkecil
resiko ancaman terhadap persaingan dengan rumah sakit lain.
88
4.4 M4 (MONEY)
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Sebagian besar pembiayaan 0,2 3 0,6
pasien melalui BPJS dan
sebagian kecil menggunakan
biaya sendiri (umum). Biaya
perawatan yang berlaku saat
ini sesuai dengan kelas
perawatan di ruang rawat inap
Lt.2
Pihak RS bekerjasama 0,1 3 0,3
dengan bank BRI dan bank
BNI untuk memudahkan
pembayaran
Pembayaran dari pasien rawat 0,2 3 0,6
inap dilakukan dengan mudah
yaitu tunai untuk umum, S-W
mengajukan klem pasien BPJS. = 3,4-2
Terdapat fasilitas mesin ATM 0,1 3 0,3 = 1,4
di RS yang dapat di akses
untuk mempermudah
pembayaran yang akan dibayar
oleh pasien.
Pegawai mendapat kan faskes 0,2 4 0,8
BPJS kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.
Pegawai mendapat 0,2 4 0,8
reward sesuai dengan
kinerja.
TOTAL 1 3,4
WEAKNESS
Tidak adanya pendapatan 1 2 2
seperti dari usaha koperasi atau
arisan
di ruangan
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
Tidak menutup kemungkinan 0,2 3 0,6
untuk memperluas kerja
sama dengan perusahaan lain
untuk menambah pemasukan
dana
bagi Rumah Sakit.
Tenaga kerja yang 0,2 3 0,6
melanjutkan pendidikan
diperbolehkan oleh RS tanpa
ada syarat apapun.
89
Pihak RS melakukan MCU atau 0,2 3 0,6
menawarkan pemeriksaan
kesehatan pada karyawan
perusahaan untuk menambah
90
pemasukan. O-T
bekerjasama dengan perguruan 0,2 3 0,6 = 2,4 -1
tinggi yang dengan tarif sesuai = 1,4
kesepakatan.
TOTAL 1 2,4
TREATHENED
Banyaknya pelayanan di 1 1 1
rumah sakit lain yang
menawarkan fasilitas seperti
rontgent, general check up, CT
scan dengan harga
dibawahnya.
TOTAL 1 1
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
S
w
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
T
91
Analisa Hasil:
Posisi M4 (Money) di Ruang rawat inap Lt.2 berada pada posisi kuadran 1 (agresif)
dimana kuadran ini menggambarkan sesuatu yang baik karena ada kekuatan yang
dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Strategi yang digunakan
adalah SO yaitu menciptakan strategi dengan mengunakan kekuatan untuk
memanfaatkan strategi yang dapat dikembangkan mutu dan kualitas yang lebih baik.
4.5 M5 (MARKET)
ANALISA SWOT
Analisa SWOT Bobot Rating Skor (Bobot x rating) Hasil
STRENGHT
Tim marketing sudah 0,2 4 0,8
mempunyai jadwal kegiatan
yang jelas.
Pemasaran melalui media 0,2 4 0,8
cetak, online, dan media
elektronik. S-W
Tidak terdapat 0,2 4 0,8 = 3,7-2
adanya angka = 1,7
kejadian pada
indicator patient safety.
Rata-rata pasien dirawat di 0,1 4 0,4
Ruang rawat inap Lt.2
selama 4 hari.
Adanya variasi karakteristik 0,1 3 0,3
dari pasien (BPJS, Umum,
KIS)
RS. kamar Medika 0,1 3 0,3
Sebagai tempat praktik
mahasiswa keperaatan
D3, S1, dan Profesi Ners.
Pendidikan, sertifikasi serta 0,1 3 0,3
jumlah kebutuhan tim yang
dibutuhkan sudah terinci
dengan baik
TOTAL 1 3,7
WEAKNESS
Seminar offline dan kegiatan 1 2 2
yang lain tidak dapat
berjalan dengan baik karena
adanya pandemi covid-19.
TOTAL 1 2
OPPORTUNITY
92
Adanya kerjasama yang baik 0,3 3 0,9 O-T
antara Rumah sakit dengan = 3,4-2
perguruan tinggi. = 1,4
Adanya kerja sama dengan 0,4 4 1,6
beberapa kepolisian dalam
pengurusan KLL.
Adanya kerja sama dengan 0,3 3 0,9
asuransi dan perusahaan baik
dalam program MCU dan
vaksinasi.
TOTAL 1 3,4
TREATHENED
Diagram Cartesius
X : S – W = 3,7 – 2 = 1,7
Y : O – T = 3,4 – 2 = 1,4
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
1,5
1
X 0,5
0,511,522,5
Kuadran 4 Kuadran 2
93
Analisa Hasil:
Posisi M5 (Market) di Ruang rawat inap Lt.2 berada pada posisi kuadran 1
(agresif). Posisi ini menandakan bahwa ruang rawat inap Lt.2 adalah sebuah organisasi
yang kuat dan berpeluang. Angka LOS yang berada di angka 4 hari dan Indikator Mutu
Pelayanan di Ruang Rawat Inap Lt.2 RS. Kamar Medika yang sudah sesuai dengan
standart Kemenkes dan Standart Internasional sehingga dapat meningkatkatkan kepuasan
pasien.
Y
Kuadran 3 Kuadran 1(agresif)
3,5
2,5
M4 M5
M3 MPKP 2
M2 M3 Supervisi dan
1,5 M3 SO Discharge Planning
1 M1 M3 Dokep
X M3 TT
0,5
-0,3 0,511,522,5
94
Tabel Prioritas masalah
Dari tabel prioritas masalah diatas dapat disimpulkan bahwa masalah yang prioritas
diruang rawat inap Lt2 adalah masalah M3 yaitu MAKP (1,7) dan Ronde Keperawatan
(0).
95
BAB 5
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan umum praktik manajemen keperawatan yaitu mahasiswa
dapat mengerti prinsip-prinsip manajemen keperawatan dan mampu melakukan
pengelolaan unit pelayanan keperawatan dengan model asuhan keperawatan profesional
sesuai dengan konsep dan langkah –langkah manajemen keperawatan dengan pendekatan
proses penyelesaian masalah, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan sudah terlaksana.
Hasil analisa swot yang dilakukan di Ruang Rawat inap Lt.2 RS. Kamar Medika
dari M1,M2,M3 (Timbang Trima, Ronde Keperawatan, MPO, Supervisi, Discharge
Planning, Dokumentasi),M4,M5 berada pada kuadran I yakni agresif,dimana pada
kuadran ini merupakan organisasi ruangan yang paling kuat dan memiliki peluang untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik lagi.Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan bagi ruangan karena memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Dengan pelayanan tenaga kesehatan yang
berkualitas,berpengalaman serta ditunjang oleh fasilitas yang memadai,sehingga
membuat pasien merasa puas dengan kinerja perawat diruang rawat inap Lt.2 serta
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Fasilatas Pasien dan alat medis sudah
sesuai standar permenkes RI. Sedangkan fasilitas perawat rawat inap Lt.2 dalam kondisi
baik dan layak pakai hanya saja kamar Mandi/WC perawat masih jadi satu dengan
bagian umum.
Pada kuadran III (trun-around) terdapat pada M3 (MAKP).Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi. Artinya harus menciptakan
strategi yang memanfaatkan peluang dengan cara meminimalkan kelemahan,solusinya
yaitu melengkapi standart oprasional prosedur (SOP) supervisi dan ronde keperawatan
sehingga metode modifikasi Tim fungsional dapat memberikan pengalaman pada
perawat dalam pembuatan asuhan keperawatan agar dapat berjalan lebih efisien dalam
memberikan pelayanan ke pasien.
96
4.2 Strategi
1. Diperlukan penambahan jumlah perawat sesuai standar yang ditetapkan Depkes
dengan melakukan perekrutan tenaga perawat secara bertahap.
2. Dibentuk struktur organisasi MAKP yang jelas sehingga dapat menjelaskan tentang
peran masing- masing anggota sehingga masing-masing anggota dapat melakukan
sasuai dengan jobdisk yang ada secara maksimal.
3. Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis komputerisasi
4. Pendistribusian SOP tentang ronde keperawatan ke ruang rawat inap sehingga perawat
dapat melakukan ronde keperawatan sesuai dengan peraturan atau SOP yang ada di
rumah sakit.
5. Berikan leaflet sesuai dengan penyakit yang diderita pasien pada saat discharge
planning agar pasien dapat mengerti dan mendapat informasi mengenai penyakitnya
dan pasien dapat mengetahui apa yang harus dilakukan keluarga untuk membantu
perawatan pasien dirumah.
4.3 Saran
Berdasarkan pengalaman yang kami dapat selama praktik Profesi Ners Manajemen
Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto di ruang rawat inap Lt.2,kami dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi ruangan.
a. Bagi perawat di ruangan diharapkan tetap mempertahankan timbang terima dengan
baik dan sesuai SOP.Menggunakan komunikasi SOAP dan saat dilakukan validasi
pada pasien, perawat juga sudah memperkenalkan diri ke pasien setiap kali shift.
b. Untuk pelaksanaan Discharge planning saat pasien pulang hendaknya dilakukan
perawta dengan memberikan leaflet pada setiap pasien sebagai sarana untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemandirian pasien dan keluarga saat melakukan
perawatan dirumah.
c. Diharapkan bagi kepala ruangan mampu untuk melaksanakan supervisi nyata
secara rutin setiap hari atau setiap minggu dan terjadwal. Pelaksaknaan supervisi
pada setiap tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana
dan dikomunikasikan sebelum pelaksanaan sehingga perawat pelaksana dapat
mempersiapkan diri. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan di buku supervisi
dan hasilnya disampaikan kepada perawat yang disupervisi untuk evaluasi kinerja.
Sebaiknya pemberian reward juga penting untuk memberi motivasi kerja pada staf
perawat.
97
d. Diharapkan pada pelaksanaan sentralisasi obat sebaiknya di lakukan dengan
optimal, ada beberapa item alur sentralisasi yang sering di lalaikan, yakni belum di
lakukannya penandatanganan pemberian obat pada pasien atau keluarga.
e. Pelaksanaan Ronde keperawatan diharapkan dilakukan ketika ruangan menemukan
masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh perawat ruangan dan diharapkan ada
jadwal khusus tentang pelaksanaan ronde keperawatan dengan melibatkan profesi
lain diantaranya adalah dokter, farmasi, ahli gizi atau rehabilitasi medis jika
diperlukan. Sebaiknya ronde keperawatn dilakukan 1 bulan sekali dan
direncanakan. Hal ini bermanfaat sebagai media pembelajaran dan penelitian untuk
meningkatkan pengetahuan lintas profesi tentang kasus-kasus berat dan langka.
2. Bagi Mahasiswa:
a. Sebaiknya lebih banyak belajar lagi tentang MAKP dan job deiscription dari
masing-masing tugas.
b. Meningkatkan sikap tanggungjawab dan displin waktu akan peran dan tugas yang
akan dijalaninya.
c. Sebaiknya mahasiswa meningkatkan kepercayaan dirinya dan komunikasi
efektifnya agar mampu bersaing dan siap terjun di dunia kerja
d. Sebaiknya mahasiswa meningkatkan rasa empathy, caring terhadap
pasiennya guna memberikan asuhan keperawatan yang holistic baik fisik,
maupun, psikis yang jarang diperhatikan.
e. Pengelolaan sentralisasi obat sepenuhnya dan lebih memahami proses
manajemen rumah sakit terutama pada M3 (methode) agar lebih terampil dan apa
yang sudah didapatkan selama praktik di rumah sakit dapat bermanfaat dan bisa
diterapkan dimasyarakat
98