Kelas : H
Kelompok 6 :
SURABAYA
NO. 1
SOAL:
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang perbedaan antara deteksi
dengan investigasi
JAWABAN:
Audit investigasi dapat dijadikan sebagai salah satu metode yang efektif dalam pendeteksian
fraud karena audit investigasi dalam proses pemeriksaan disesuaikan dengan kasus yang sedang
diperiksa dan bukti yang dikumpulkanharus cukup dan tepat, yang akan menuntut auditor untuk
menemukan bukti yang sah di mata hukum (Dewi & Ramantha, 2016)
Dalam prosesnya, audit investigasi akan menggunakan kemampuan investigatif, teknik, dan alat-
alat yang tepat agar dapat mengumpulkan bukti yang diharapkan sehingga membuat audit
investigasi menjadi metode yang efektif dalam pendeteksian fraud (Tuanakotta, 2016).
KESIMPULAN :
Jadi kesimpulan saya bahwa audit investigasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya fraud dalam sebuah perusahaan.
Sehingga deteksi berbeda dengan investigasi karena kedua ini adalah sebuah hubungan sebab
akibat.
NO. 2
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan dilakukan audit
investigasi
JAWABAN:
KESIMPULAN:
NO. 3
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang beberapa macam tujuan
investigasi menurut para ahli
JAWABAN:
2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuan ini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di
pengadilan.
3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Investigasi mengungkapkan siapa
yang bersalah. Mereka yang tidak bersalah terbebas dari tuduhan.
4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Tujuan dari
investigasi ini adalah menjaga keutuhan dokumen.
5. Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.Tujuan in imeliputi penelusuran rekening bank bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk
proses penyitaan dan atau penjualan aset, dan penentuan kerugian yang terjadi.
6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku kejahatan,
mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut; harapannya adalah bahwa mereka bersedia
bersikap koorperatif dalam investigasi itu.
7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya. Ada dua versi
dari pendekatan ini. Pertama, lakukan penuntutan tanpa pandang bulu, berapa pun besar
biayanya, siapa pun pelakunya (penjahat besar maupun kecil). Kedua, kejar si penjahat untuk
mengembalikan dana atay aset yang dicurinya, dan kemudian minta dia mengundurkan diri atau
diberhentikan.
8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan. Seperti pada butir di atas, tujuan
utamanya adalah menyingkirkan “buah busuk” agar “buah segar” tidak ikut busuk.
Pendekatannya adalah pendekatan disiplin perusahaan.
9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan. Pendekatan ini
menghentikan kerugian lebih lanjut dan menutup celah-celah peluang (loopholes) terjadinya
kejahatan.
10. Menentukan bagaimana invetigasi akan dilanjutkan. Dalam investigasi ini laporan
kemajuan memungkinkan evaluasi, apakah kita akan melanjutkannya. Kalau “iya”, bagaimana
lingkupnya.
11. Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan perusahaan, sesuai
dengan buku pedoman. Tujuan ini biasanya didasarkan atas pengalaman buruk.
12. Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu pengambilan keputusan
mengenai investigasi di tahap berikutnya. Banyak investigasi bersifat iterative, artinya suatu
investigasi atas dugaan kejahatan menghasilkan temuan baru yang melahirkan dugaan tambahan
atau suatu dugaan baru. Investigasi pertama diikuti dengan investigasi berikutnya, dan
seterusnya, secara iterative memperluas pemahaman investigator mengnai berapa dalamnya
masalah yang dihadapi. Konsultasi, diskusi, dan prestasi dari temuan-temuan secara berkala
(mingguan, misalnya), merupakan ciri khas dari pendekatan ini.
13. Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjut yang
tepat dapat diambil. Ini biasanya merupakan tujuan investigasi dalam hal pelaku tertangkap
tangan, seperti dalam kasus pencurian di supermarket.
14. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan sumber daya dan
terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin. Pendekatan ini berupaya mencari
pemecahan yang optimal dalam kasus yang terjadi.
15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat
keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil. Hasil investigasi sering kali
ditindaklanjuti secara emosional. Dengan memperoleh gambaran yang layak (fair) maka
pimpinan secara sadar membuat keputusan tentang siapa yang melakukan investigasi (harus
seorang profesional) dan bagaiman tindak lanjutnya.
16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik lisan maupun
tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng) untuk menanggapinya secara
tepat. Fokusnya adalah pada konteks tuduhan itu dan apakah tuduhan itu akan dianggap serius.
17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik. Hal ini sangat penting ketika
moral kerja merupakan kunci keberhasilan dalam perusahaan atau tim kerja.
18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga. Tujuan dari investigasi ini tentunya bukan
untuk melindungi lembaga yang sebagian besar memang sudah korup. Kalau tujuan ini
ditetapkan dalam kondisi semacam ini, maka yang terjadi adalah persekongkolan jahat atau
kolusi. Tujuan investigasi di atas sangat tepat apabila kejahatan dilakukan oleh segelintir orang,
padahal reputasi perusahaan secara keseluruahan terancam.
19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dam mematuhi semua ketentuan mengenai due
diligence dan klaim kepada pihak ketiga (misalnya klaim asuransi).
20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik. Dengan menetapkan tujuan investigasi
ini, perusahaan ingin memastikan bahwa investigator senantiasa mengikuti kode etik yang sudah
ditetapkan.
21. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya. Prakarsa ini
bermaksud untuk menyeret si pelaku ke pengadilan pidana. Dengan demikian, seluruh daya
dikerahkan disertai publisitas penuh, yang sangat sejalan dengan kebijakan “tanpa ampun” (zero-
tolerance policy).
22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan yang tidak
terpuji. Ini serupa dengan tujuan dalam butir 21 diatas, dengan perbedaan bawa butir ini diproses
melalui ketentuan administratif atau perdata.
24. Mempertahankan kerahasiaa dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini tidak
terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran nama baik. Tujuan investigasi ini harus jelas
dan ditegaskan sebelum investigasi dilakukan.
25. Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya kecurangan dan
memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung tuduhan dakwaan terhadap si
pelaku. Tujuan ini berkaitan deng petunjuk bahwa si pelaku mengidentifikasi orang-orang yang
secara potensial bisa menjadi saksi.
26. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko terjadinya yang akan
mencegah atau mengurangi terjadinya kecurangan. Dalam jangka panjang, manejemen risiko
yang baik akan mencegah atau mengurangi terjadinya kecurangan.
4 tentang audit investigasi adalah audit ketaatan bertujuan untuk mengetahui apakah seorang
klien telah melaksanakan prosedur atau aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki
otorisasi lebih tinggi. Dalam audit investigasi, ketentuan yang harus ditaati sangat luas, tidak
hanya kebijakan manajemen, auditor investigasi sampai dengan hukum formal, hukum material
dan lain-lain. Untuk itu, audit investigasi tidak hanya cukup untuk menguasai bidang ekonomi,
tetapi juga mengerti tentang hukum yang berlaku
Syafi’i dalam Yuhertiana 2005 :
mengungkapkan bahwa tujuan audit investigasi yaitu “mengadakan audit lebih lanjut atas
temuan audit sebelumnya serta melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran berdasarkan
pengaduan atau informasi dari masyarakat”. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di
atas, pemilihan di antara berbagai alternatif tujuan investigasi tergantung dari organisasi atau
permintaan penyidik untuk membantu penyidik mengungkapkan fraud yang terjadi dan
menjebloskan oknum-oknum ke penjara. Tujuan ini juga untuk mengetahui apakah kecurigaan
fraud tersebut terbukti atau tidak.
KESIMPULAN:
Tujuan investigasi juga adalah untuk membuktikan bahwa kecurangan (fraud) benar-benar
terjadi. Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam audit investigasi kemungkinan besar akan ditindak
lanjuti pada proses penindakan hukum. Oleh sebab itu, seorang auditor investigasi harus
memiliki kompetensi (keahlian) dan menggunakan keahliannya dengan cermat (due professional
care) dalam melaksanakan audit investigasi. Sehingga dapat mempercepat proses audit dan
menentukan kualitas dari hasil audit investigas sehingga untuk memperoleh dan memelihara
bukti-bukti yang mendukung pelanggaran tersebut.
NO. 4
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang yang dimaksudkan dengan
deteksi atas fraud
JAWABAN:
Menurut Rukmawati, (2011) Tidak terdapat perbedaan persepsi antara manajer dan
auditor eksternal tentang efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan
kecurangan.
Menurut Ekaterina, (2013) Metode yang paling efektif untuk mendeteksi kecurangan
berdasarkan persepsi auditor dan manajer adalah membandingkan order pembelian
dengan faktur dan dokumen pengiriman serta data konfirmasi dengan vendor atau
pelanggan.
KESIMPULAN:
Terdapat banyak metode untuk mendeteksi kecurangan dan pencegahan kecurangan. Persepsi
antara auditor dan manajer adalah sebagai penentu metode yang mana yang akan dipilih untuk
mendeteksi kecurangan.
NO. 5
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang yang dimasuk dengan
investigasi atas fraud
JAWABAN:
Amin Sunaryadi mengatakan : investigasi sebagai antisipasi bagi manajemen baru disebuah
perusahaaan supaya terbebas dari kesalahan atau liabilitas yang ditinggalkan manajemen
sebelumnya. Namun, tidak semua orang bisa melakukan investigasi.
KESIMPULAN:
Pada dasarnya investigasi ini memang sulit dijalankan oleh internal perusahaan karena
memerlukan kecakapan khusus.
NO. 6
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
menegur keras manajemen yang tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban mengawasi
dan mencegah terjadinya kecurangan
JAWABAN:
Tujuan dari suatu investigasi harus sesuai dengan keadaan khusus yang dihadapi,
dan ditentukkan sebelum investigasi dimulai. Berikut ini adalah berbagai alternatif
mengenai tujuan investigasi menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett
(2007:201):
Tujuan ini akan menekankan dapat diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk
meyakinkan hakin di pengadilan.
3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah.
19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan mengenai due
diligence dan klaim kepada pihak ketiga.
20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik.
22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan yang
tidak terpuji.
23. Mengidentifikasi praktik manajemen yang tidak dapat dipertanggung jawabkan atau
perilaku yang melalaikan tanggung jawab.
KESIMPULAN:
Jika struktur internal control sudah ditempatkan dan berjalan dengan baik, peluang
adanya kecurangan yang tak terdeteksi akan banyak berkurang.
Pemeriksa kecurangan harus mengenal dan memahami dengan baik setiap elemen dalam
struktur pengendalian intern agar dapat melakukan evaluasi dan mencari kelemahannya.
NO. 7
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara memeriksa, mengumpulkan, dan menilai bukti-bukti yang digunakan sebagai alat bukti
JAWABAN:
KESIMPULAN:
Dari kesimpilan peneliti satu dan dua adalah alternatif tujuan auditinvestigasi sebagai
berikut.Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuanini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untukmeyakinkan hakim di
pengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, dan bukan sekedar bukti audit
NO. 8
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melindungi reputasi karyawan yang tidak bersalah
JAWABAN:
Tujuan utama dari jurnalisme investigasi adalah mengungkap kesaksian dan bukti secara fisik
dari suatu persoalan yang kontroversial. Jurnalisme investigasi lebih menekankan pada upaya
mengungkap fakta yang sebelumnya tersembunyi dari publik. Karena itu, proses kerja jurnalis
dalam liputan investigasi ini laksana detektif yang mengendus informasi tersembunyi dari
banyak sisi dan mengungkapkannya.
KESIMPULAN:
NO. 9
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara menemukan dan mengamankan bukti dokumen dalam kejahatan keuangan
JAWABAN:
Tujuan investigasi yang diambil dari K. H. Spencer Pickett dan Jeniffer Pickett, financial
Crime Investigation and Control (2002).
2.Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuan ini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di
pengadilan.
3.Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Investigasi mengungkapkan siapa yang
bersalah. Mereka yang tidak bersalah terbebas dari tuduhan.
4.Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Tujuan dari
investigasi ini adalah menjaga keutuhan dokumen.
5.Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.Tujuan in imeliputi penelusuran rekening bank bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk
proses penyitaan dan atau penjualan aset, dan penentuan kerugian yang terjadi.
KESIMPULAN:
Tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh ketentuan
perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang bukti sesuai
dengan acara hukum pembuktian yang berlaku.
NO. 10
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara menemukan aset yang digelapkan
JAWABAN:
Menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett, Financial Crime Investigation and Control
(2002) dalam Tuanakotta (2010:315) terdapat 26 tujuan audit investigatif, diantaranya yaitu:
Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.
Yaitu Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi. Ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk proses
penyitaan dan atau penjualan asset, dan penentuan kerugian yang terjadi.
KESIMPULAN:
Terdapat 26 tujuan audit investigasi salah satunya Menemukan aset yang digelapkan yaitu
meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk proses penyitaan dan
atau penjualan asset, dan penentuan kerugian yang terjadi.
NO. 11
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara gagalnya mengungkapkan kecuragan yang berdampak luas
JAWABAN:
• Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu untuk ‘merespon’
maka kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat terungkap akan semakin besar, • Auditor
mengumpulkan fakta-fakta sehingga bukti-bukti yang diperolehnya tersebut dapat memberikan
kesimpulan sendiri/bercerita.
Kecurangan, pada hakekatnya, tersembunyi. Tidak ada keyakinan absolut yang dapat diberikan
bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau tidak terjadi. Untuk mendapatkan bukti bahwa
kecurangan tidak terjadi, orang harus juga berupaya membuktikan kecurangan telah terjadi.
Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, orang harus juga berupaya
membuktikan kecurangan tidak terjadi. Penetapan final apakah kecurangan terjadi merupakan
tanggung jawab pengadilan (hakim), bukan pemeriksanya
KESIMPULAN:
Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, orang harus juga berupaya membuktikan
kecurangan tidak terjadi. Penetapan final apakah kecurangan terjadi merupakan tanggung jawab
pengadilan (hakim), bukan pemeriksanya
NO. 12
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
menegur keras manajemen yang tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya
JAWABAN:
Menurut M. Tuanakotta (2014, 315-319) yang diambil dari K. H. Spencer Picket dan Jennifer
Picket, Financial Crime Investigation and Control (2002), tujuan audit investigasi adalah sebagai
berikut:
KESIMPULAN:
NO. 13
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara penuntutan bahwa pelaku fraud tidak bisa melarikan diri atau meloloskan diri dari
kejahatannya
JAWABAN:
Fungsi Sistem Kendali Kecurangan sendiri meliputi pendeteksian, pencegahan, pelaporan dan
penanganan kecurangan, dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendeteksian
Pendeteksian dapat dilihat dari dua hal, yaitu pengendalian yang baik dan sinyal
kecurangan. Kecurangan dapat dideteksi dengan penerapan sistem akuntansi yang efektif dan
mengenali bentuk/variasi-variase berbagai anomaly yang terjadi dari praktik standar. Manajemen
dan seluruh pegawai harus waspada terhadap tanda-tanda umum dari kemungkinan terjadinya
kecurangan.
2. Pencegahan
3. Pelaporan
Mekanisme pengaduan yang dibangun di perusahaan atau instansi melalui alur, yaitu
orang yang melakukan pengaduan memasukkan pengaduannya ke kotak pengaduan yang telah
disediakan. Pengaduan tersebut kemudian diambil oleh tim khusus manajemen. Lalu, pengaduan
tersebut dibuka secara bersama-sama dan dimasukkan ke dalam sistem yang terkomputerisasi.
Apabila pengaduan tersebut memang terbukti benar atau kemungkinan besar bisa terjadi,
maka langkah selanjutnya adalah melaporkannya ke direksi/pimpinan. Jadi, pelaksanaan
pemeriksaan investigasinya atau penelitian lebih lanjutnya dilakukan oleh pimpinan bukan oleh
tim khusus yang dibentuk oleh manajemen.
4. Penanganan
Memiliki hak untuk menanggapi tuduhan dan terwakili dalam setiap proses keputusan yang
resmi.
KESIMPULAN:
NO. 14
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melanjutkan investigasi dengan memperluas atau memperdalam investigasi pada laporan
kemajuan suatu kasus fraud
JAWABAN:
M. Tuanakotta (2010:351)
keberhasilan suatu audit investigatif dalam pembuktian kecurangan dapat ditentukan oleh
teknik audit yang di pilih oleh auditor. Auditor investigatif menggunakan teknik audit yang
mencakup:
1. “Memeriksa fisik (physical examination).
2. Meminta konfirmasi (confirmation)
3. Memeriksa dokumen (documentation)
4. Review analitikal (analytical review)
5. Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee (inquires of the auditee)
6. Menghitung kembali (reperformance)
7. Mengamati (observation) / Follow The Money.”
KESIMPULAN:
NO. 15
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan akhir investigasi
dalam konteks tindak pidana korupsi adalah menjeboskan koruptor ke penjara atau mendapatkan
sebagian atau seluruh hasil jarahannya
JAWABAN:
Menurut Theodorus, (2012:319) bahwa dalam melakukan suatu investigasi dikenal jenis
yang dikenal secara umum dalam konsteks tindak pidana korupsi dan tujuan akhirnya adalah
menjebloskan koruptor ke penjara / atau mendapatkan kembali sebagian atau seluruh hasil
jarahannya. Sedang pemilihan di antara berbagai alternatif tujuan investigasi, tergantung dari
organisasi atau lembaganya serta mandat yang dipunyanya, jenis dan besarnya kecurangan, dan
budaya di lembaga tersebut. Tangung jawab untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam
suatu investigasi terletak pada pimpinan.
KESIMPULAN:
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari investigasi adalah untuk untuk
memberantas tindak pidana korupsi sehingga dengan mempidakan koruptor dengan
memenjarakannya maka negara mendapatkan hasil jarahan.
NO. 16
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melaksanakan investigasi dengan koridor kode etik
JAWABAN:
Etika mempersoalkan perilaku baik dan buruk. Kebaikan dan keburukan diukur dari
tindakan manusia yang berinteraksi dalam dimensi yang sama. Dimensi ini bisa dalam ruang dan
waktu yang sama pada saat sekarang. Bisa pula dalam ruang dan waktu yang tidak sama. Etika
merupakan pedoman praktis (Singer, 1993:4) hanya akan ada jika ada kesadaran bahwa setiap
tindakan bersinggungan dengan kehidupan pihak lain. Seperti yang dikemukakan oleh Siregar
(1996:222), ukuran baik dan buruk (etis) lahir dari kehidupan bersama (deskriptif) dan dari
otoritas individu atau kelompok dominan (normatif). Etika tidak hanya dibutuhkan dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat namun juga dalam menjalani suatu profesi tertentu yang
kemudian disebut dengan etika profesi. Menurut Masduki (2003), etika profesi juga dipahami
sebagai nilai-nilai dan asas moral yang melekat pada pelaksanaan professional tertentu dan wajib
dilaksanakan oleh pemegang profesi itu. Kode etik merupakan merupakan bagian dari produk
etika terapan. Bertens (2001:280) mengemukakan bahwa kode etik sudah lama diusahakan untuk
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyaraka tmelalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dipegang teguh oleh kelompok itu. Menurut Bertens lebih
lanjut, kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu di mata masyarakat. Magnis-Suseno (1991:77), menyebut kode etik
sebagai daftar kewajiban dalam menjalankan suatu profesi yang disusun oleh para anggota
profesi itu sendiri dan mengikatnya dalam mempraktikkannya.
Kode etik merupakan pedoman yang dirumuskan secara praktis. Siregar (1996)
mengemukakan bahwa suatu kode etik hany aakan menjadi rumusan tak bermakna jika
hakekatnya tidak disadari dalam konteks yang berasal dari luar kode etik itu sendiri. Dengan kata
lain, teks dalam kode etik dianalisis bukan hanya dengan memahami artinya, tetapi dengan
melihat konteksnya pada aspek-aspek di luar kode itu sendiri yaitu pada eksistens
iprofesi/kelompok yang memiliki kode tersebut dalam lingkungan yang lebih luas. Menurut
Siregar (1996) ada dua fungsi kode etik yaitu, fungsi internal dan eksternal. Sifat internal
mengatur hubungan antar anggota untuk menumbuhkan kolektivitas dan sifat eksternal mengatur
hubungan kolektivitas dengan masyarakat luas. Agar dapat berfungsi dengan semestinya,
(Bertens, 2000:282) mengemukakan beberapa persyaratan kode etik. Pertama, kode etik harus
menjadi hasil self regulation (pengaturandiri) dariprofesi. Dengan adanya kodee tik, profesi
sendiri akan menetapkan hitam putih atas niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang
dianggapnya hakiki, dan ini tidak bisa dipaksakan dari luar. Kedua, agar kode etik dapat
berfungsi maksimal pelaksanaannya harus diawasi terus menerus. Kasus-kasus pelanggaran
akandinilai dan ditindak oleh suatu Dewan Kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk
itu. Kode etik pada hakikatnya merupakan kaidah pembatas dan petunjuk untuk berperilaku agar
tindakan satu pihak sesuai dengan harapan pihak lain dalami ntegrasi sosialnya. Menurut Frankel
ada beberapa tujuan dibuatnya kod eetik (dalam Seeger, 1997:192), pertama, sebagai petunjuk
moral yang jelas untuka nggota suatu organisasi profesi itu sendiri. Kedua, merupakan dokumen
legal yang akan mengontrol perilaku anggota organisasi. Ketiga, kode etik akan melindungi
anggota dari kejahatan atau penipuan da nkeempat, merupakan struktur legitimasi yang
membolehkan organisasi dalam menunjukkan cara kerja dan konsistensinya terhadap
normasosial.
Sukardi (2012) mengungkapkan bahwa kode etik profesi berarti, himpunan atau
kumpulan mengenai etika di suatu bidang rofesi yang dibuat dari, oleh dan untuk profesi itu
terutama berdasarkan kuran hati nurani profesi itu. Lebih lanjut menurutnya dari sudut yuridis,
pengertian Kode Etik jurnalistik diatur dalam pasal 1 ayat 14 Undang-Undang No. 40 Tahun
1999 tentang Pers, yakni Kode Etik Jurnalistik adalahh impunan etika profesi kewartawanan.
Untuk skala nasional Kode Etik Jurnalistik yang berlaku adalah yang sesuai dengan penjelasan
pasal 7 ayat 2 UndangUndang No.40 tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi, “yang dimaksud
dengan Kode Etik Jurnalistika dalahkode etik yang disepakati organisasi wartawan danditetapkan
oleh Dewan Pers”. Keberadaan Kode Etik Jurnalistik danbagaimana pelaksanaannya dapat
menjadi salah satu tolak ukur profesionalis mewartawan dalam melaksanakan tugas
jurnalistiknya.
KESIMPULAN:
.” Berdasarkan penjelasa nmengenai urgensi Kode Etik Jurnalistik diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, etika profesi merupakan seperangkat nilai nilai atau asas moral tertentu yang
melekat pada pelaksanaan professional tertentu dan dilaksanakan oleh pemegang profesi itu.
Wartawan adalah suatu profesi dan dalam menjalankan profesinya seorang wartawan wajib
melaksanakant ugasnya dengan baik serta patuh terhadap Kode Etik Jurnalistik. Karena dengan
adanya kode etik dan bagaimana pelaksanannya merupakan salah satu tolak ukur dalam menilai
professionalism ewartawan
NO. 17
NAMA _NBI : Rengga Bayu Prayoga 1221800070
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan akhir dari
investigasi dalam konteks tindak pidana korupsi
JAWABAN:
1. Tujuan akhir investasi adalah ketika penyidik mampu membongkar kejahatan tindak korupsi
yang ditutup-tutupi kemudia mampu mengenakan sanksi pada pasal yang tepat sesuai
perbuatannya, investigasi yang dilakukan dengan pencarian dan pengumpulan data,
informasi dan temuan lainnya.
(Goenawan Mohammad)
2. tujuan akhirnya memenjarakan para koruptor dan mengembalikan keuangan negara seluruh
atau sebagian. Tujuan investigasi tergantung dari organisasi/ lembaga serta mandat yang
dimiliki, tujuan yang dicapai terletak pada pimpinan.
(Theodorus M. Tuanako)
KESIMPULAN:
Saya dapat menyimpulkan tujuan akhir dari sebuah investagasi tindak pidana korupsi
tidak jauh dari prinsip Investigasi yang berbunyi tindakan mencari kebenaran dengan
memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
sehingga negara tidak mengalami kerugian yang mampu menghambat jalan nya kegiatan
operasional atau mengurangi efek-efek keuangan tertentu.
NO. 18
NAMA _NBI : Septia Tri Wahyuni 1221800071
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan mengenai due
diligence dan klain kepada pihak ketiga
JAWABAN:
Sebelum memulai suatu investigasi, entitas yang memerlukan investigasiperlu menetapkan apa
yang sesungguhnya ingin dicapai dari audit investigasi itu. Investigasi merupakan proses yang
panjang, mahal dan bisa berdampak negatif terhadap stakeholders-nya. Oleh karena itu, tujuan
dari suat audit investigasi harus disesuaikan dengan keadaan khusus yang dihadapi, dan
ditentukan sebelum investigasi dimulai.
Menurut M. Tuanakotta (2014, 315-319) yang diambil dari K. H. Spencer Picket dan Jennifer
Picket, Financial Crime Investigation and Control (2002), tujuan audit investigasi adalah sebagai
berikut:
2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuan ini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di
pengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, dan bukan sekedar bukti audit.
3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Misalnya dalam pemberitaan di media
masa bahwa karyawan yang tidak bermasalah. Misalnya dalam pemberitaan di media massa
bahwa karyawan di bagian produksi menerima uang suap. Tanpa investigasi, reputasi dari semua
karyawan di bagian produksi akan tercemar. Investigasi mengungkapkan siapa yang bersalah.
Mereka yang tidak bersalah terbebas dari tuduhan (meskipun perguncingan sering kali tetap tidak
terhindar).
4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Banyak bukti dalam
kejahatan keuangan berupa dokumen. Kalau banyak dokumen disusun untuk membunyikan
kejahatan, atau kalau dokumen ini dapat member petunjuk kepada pelaku dan penanggung jawab
kecurangan, maka tujuan dari investigasi ini adalah menjaga keutuhan dokumen. Ruang kerja
harus diamankan, tidak boleh ada orang masuk keluar tanpa izin, dokumen harus di indeks dan
dicatat.
5. Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang terjadi.
Ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk proses penyitaan
dan atau penjualan aset, dan penentuan kerugan yang terjadi.
6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku kejahatan,
mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut; harapannya adalah bahwa mereka bersedia
bersikap kooperatif dalam investigasi itu.
lingkupnya.
pencurian di supermarket.
sumber daya dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin. Pendekatan ini berupaya
mencari pemecahan yang optimal dalam kasus yang terjadi.
15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat keputusan
yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil.
16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik
lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng) untuk
menanggapinya secara tepat.
mengenai due diligence dan klaim kepada pihak ketiga (misalnya klaim
asuransi).
24. Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini tidak
terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran
nama baik.
25.Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya
KESIMPULAN:
Dari 26 poin tujuan investigatif yang dikemukakan, terlihat adanya berbagai tujuan dalam
melakukan suatu investigasi. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan di antara beberapa
tujuan investigastif tergantung dari organisasi atau lembaganya, jenis dan besarnya kecurangan,
dan budaya di lembaga tersebut. Tanggung jawab untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu investigasi terletak pada pimpinan masing-masing entitas itu sendiri
NO. 19
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu buat kesimpulan tentang tujuan investigasi dengan cara
mendalami tuduhan, baik oleh orang dalam atau orang luar perusahaan, baik lisan maupun
maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng
JAWABAN:
KESIMPULAN:
Hasil penelitian dari tujuan ini menunjukkan bahwa semua pendapat yang bisa dibilang adalah
“tuduhan” sebaiknya jangan ditelan dengan mentah-mentah, karna entah fakta yang benar atau
tidak kita belum mengetahuinya. Penerapan dari tujuan ini juga diyakini akan mampu
meminimalkan berbagai kecurangan dan ketidakadilan yang terjadi dalam praktek bisnis.
Perusahaan meyakini akuntansi forensik akan membantu mengurangi berbagai praktek
kecurangan yang mungkin dapat dilakukan oleh pihak internal atau eksternal perusahaan.
Dengan adanya tujuan ini, Pihak internal sudah sangat dibatasi ruang geraknya untuk melakukan
kecurangan dan bila tetap melakukannya akan dengan mudah terdeteksi. Demikian pula pihak
eksternal, adanya akuntansi forensik akan mendorong para pelaku bisnis harus melakukan
praktek bisnisnya secara fair dan transparan, tanpa ada unsur persekongkolan yang dibumbui
oleh suap-menyuap. Karena dengan adanya tujuan ini setidaknya bisa meminimalisir atau
mencegah sekaligus mendeteksi adanya praktek-praktek curang tersebut.
NO. 20
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melakukan investigasi secara standar sesuai dengan peraturan perusahaan
JAWABAN:
kolusi atau nepotisme yang harus dinungkapkan oleh auditor serta ditindaklanjuti
Jennifer Picket, Financial Crime Investigation and Control (2002), tujuan audit
1.Memberhentikan manajemen.
Tujuan ini akan menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk
meyakinkan hakim di pengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, dan bukan
sekedar bukti audit.
investigasi.
orang masuk keluar tanpa izin, dokumen harus diindeks dan dicatat.
kerugian yang terjadi. Ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-
izin untuk proses penyitaan dan atau penjualan aset, dan penentuan
pelaku kejahatan, mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut; harapannya adalah
bahwa mereka bersedia bersikap
8.Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan. Seperti pada butir di atas, tujuan
utamanya adalah menyingkirkan “buah busuk” agar ”buah segar” tidak ikut busuk.
lingkupnya.
tindak lanjut yang tepat dapat diambil. Ini biasnya merupakan tujuan
pencurian di supermarket.
diambil.
16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik
lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk
klaim asuransi).
jawab.
nama baik.
KESIMPULAN:
terutama laporan keuangan yang sedang atau sudah terjadi. Dengan tujuan-tujuan diatas
perusahaan dapat mengetahui kecurangan yang terjadi pada perusahaan.
NO. 21
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara memberikan rekomendasi pada perusahaan/lembaga untuk dapat mengelola risiko terjadinya
fraud
JAWABAN:
Kerangka ini menyediakan kategori tujuan, yang memungkinkan organisasi untuk fokus pada
begbagai aspek pengendalian internal:
1. Tujuan Operasional: Ini berkaitan dengan keefektifan dan efisiensi operasi entitas, termasuk
sasaran kinerja operasional dan keuangan, dan menjaga aset dari kerugian.
2. Tujuan Pelaporan: Ini terkait dengan pelaporan keuangan dan nonkeuangan internal dan
eksternal dan dapat mencakup keandalan, ketepatan waktu, transparansi, atau persyaratan
lain sebagaimana ditetapkan oleh regulator, pembuat standar yang diakui, atau kebijakan
entitas.
3. Tujuan Kepatuhan: Ini berkaitan dengan ketaatan pada hukum dan peraturan yang menjadi
subjek entitas.
Mulyadi (2013 :163) secara garis besar dirumuskan 4 tujuan pengendalian intern yaitu:
Fraud merupakan suatu masalah di dalam perusahaan dan harus dicegah sedini mungkin, Amin
Widjaja Tunggal (2012:59) mengemukakan beberapa tata kelola untuk mencegah fraud
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi Beberapa unsur menciptakan budaya jujur dan etika
yang tinggi yaitu: Menetapkan tone at the top, menciptakan lingkungan kerja yang positif,
mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat Agar berhasil mencegah fraud,
pelatihan, konfirmasi
2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Pencegahan fraud Fraud tidak mungkin
terjadi tanpa adanya kesempatan untuk melakukan dan menyembunyikan perbuatan itu.
3. Pengawasan oleh Komite Audit. Komite audit mengemban tanggung jawab utama
mengawasi pelaporan keuangan serta proses pengendalian internal organisasi.
KESIMPULAN:
Berdasarkan beberapa tujuan pengendalian internal yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian internal untuk mengarahkan, mengawasi
sumber daya, aset, dan keuangan suatu perusahaan atau entitas. Selain itu pengendalia internal
dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya dan anggaran suatu
perusahaan.
NO. 22
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi yang
bersifat iterative
JAWABAN:
KESIMPULAN:
NO. 23
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang aksioma dalam bentuk
investigasi
JAWABAN:
Dalam pandangan para filsuf Yunani, aksioma adalah klaim atau pernyataan yang dapat
dianggap benar, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut. Tradisi ini diterusan dalam logika yang
tradisional, bahkan sampai kepada (apa yang kita sebut) ilmu-ilmu eksakta.
Aksioma atau postulate adalah pernyataan yang tidak dibuktikan atau tidak diperagakan, dan
dianggap sudah jelas dengan sendirinya. Kebenaran dari proposisi ini tidak dipertanyakan lagi.
Aksioma merupakan titik tolak untuk menarik kesimpulan tentang suatu kebenaran yang harus
dibuktikan melalui pembentukan teori.
Menurut Association of Certified Fraud Examiners ACFE yang dikutip dalam Tuanakotta 2010 :
322 terdapat tiga aksioma dalam melakukan audit investigasi. 1. Kecurangan selalu tersembunyi
Fraud is Hidden Dalam hal ini pelaku fraud berusaha untuk menyembunyikan seluruh aspek
yang mungkin mengarahkan investigator untuk menemukan adanya Universitas Sumatera Utara
fraud . Pelaku fraud kecurangan tersebut menyembunyikan kecuragannya dengan cara yang
beragam dan sangat rapi sehingga investigator yang berpengalaman pun dapat terkecoh. 2.
Melakukan pembuktian timbal balik Reverse Proof Penjelasan ACFE yang dikutip dalam
Tuanakotta 2010 : 323 mengenai aksioma fraud yang kedua ini adalah : “Pemeriksaan fraud
didekati dari dua arah. Untuk membuktikan fraud memang terjadi, pembuktian harus meliputi
upaya untuk membuktikan bahwa fraud tidak terjadi.Sebaliknya, dalam upaya membuktikan
fraud tidak terjadi, pembuktian harus meliputi upaya untuk membuktikan bahwa fraud memang
terjadi.Maksudnya adalah jika investigator berupaya untuk membuktikan adanya fraud, maka
investigator juga harus mempertimbangkan apakah ada bukti-bukti yang membuktikan bahwa
fraud tidak dilakukan. Demikian juga sebaliknya, jika investigator hendak membuktikan bahwa
seseorang tidak melakukan tindak kecurangan, maka investigator juga harus mempertimbangkan
bukti-bukti bahwa tindak kecurangan telah dilakukan. 3. Keberadaan suatu Kecurangan
Existence of Fraud Dalam aksioma fraud ini ada atau tidaknya fraud yang terjadi hanya dapat
ditetapkan oleh pengadilan.
KESIMPULAN:
Dalam pandangan para filsuf Yunani, aksioma adalah klaim atau pernyataan yang dapat
dianggap benar, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut. Aksioma atau postulate adalah pernyataan
yang tidak dibuktikan atau tidak diperagakan, dan dianggap sudah jelas dengan sendirinya.
Kebenaran dari proposisi ini tidak dipertanyakan lagi. Menurut Association of Certified Fraud
Examiners ACFE yang dikutip dalam Tuanakotta 2010 : 322 terdapat tiga aksioma dalam
melakukan audit investigasi.
2. Melakukan pembuktian timbal balik Reverse Proof Penjelasan ACFE yang dikutip dalam
Tuanakotta 2010 : 323 mengenai aksioma fraud yang kedua ini adalah : “Pemeriksaan fraud
didekati dari dua arah.
3. Keberadaan suatu Kecurangan Existence of Fraud Dalam aksioma fraud ini ada atau tidaknya
fraud yang terjadi hanya dapat ditetapkan oleh pengadilan.
NO. 24
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara aksioma fraud id hidden
JAWABAN:
KESIMPULAN:
Jadi tujuan investigasi dengan cara aksioma fraud id hidden adalah mengumpulkan bukti-bukti
sifat perbuatan fraud yang tersembunyi yang dapat diterima oleh ketentuan perundang- undangan
yang berlaku.
NO. 25
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
caraaksioma reverse proof
JAWABAN:
KESIMPULAN:
NO. 26
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara aksioma existence of fraud
JAWABAN:
b.Aksioma-2, Reverse proof
c.Aksioma-3, Existence of Fraud
Adanya suatu tindak kecurangan atau korupsi baru dapat dipastikan jika telah diputuskan oleh
hakim melalui proses pengadilan. dengan demikian, dalam melaksanakan audit investigatif,
seorang auditor dalam laporannya tidak boleh memberikan opini mengenai kesalahan atau
tanggung jawab salah satu pihak jawab atas terjadinya suatu tindak kecurangan atau 36 korupsi.
(Sumber :tuanakotta 2010:322)
Aksioma Existence of Fraud secara sederhana ingin mengatakan bahwa hanya pengadilan yang
dapat (berhak) menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak terjadi.
KESIMPULAN:
Dalam upaya menyelidiki adanya fraud, pemeriksa membuat dugaan mengenai apakah seseorang
bersalah (guilty) atau tidak (innocent). Bersalah atau tidaknya seseorang merupakan dugaan atau
bagian dari teori fraud, sampai pengadilan (majelis hakim) memberikan putusan atau vonis.
NO. 27
SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara mengumpulkan bukti yang cukupuntuk menindak pelaku dalam perbuatan fraud
JAWABAN:
Tujuan audit investigasi adalah dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang bukti
sesuai dengan acara hukum pembuktian yang berlaku. Menurut tujuan investigasi yang diambil
dari K. H. Spencer Pickett dan jeniffer Pickett, financial Crime Investigation and Control
(2002) :
4. Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.
KESIMPULAN:
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/lq57dxry4-tujuan-audit-investigasi-audit-investigasi.html
https://ittama.ristekbrin.go.id/wp-content/uploads/2016/09/Audit-Investigatif-Pak-oleh-
Inspektur-I.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-audit/
http://repository.unpas.ac.id/13578/2/ABSTRAK.pdf
Ekaterina. 2013. Fraud Prevention and Detective Methods in Russian Small-Scale Enterprises:
Perception of Managers and Accountans Regarding Their Effectiveness.
Rukmawati. 2011. Persepsi Manajer dan Auditor Eksternal mengenai Efektivitas Metode
pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan Keuangan.
https://core.ac.uk/download/pdf/77630863.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_investigasi
sumber : www.meandmybubble.blogspot.co.id
http://mywaskitopedia.blogspot.com/2017/04/audit-investigatif.html?m=1
http://repository.unpas.ac.id/14355/5/BAB%20II%20PDF.pdf
https://aclc.kpk.go.id/wp-content/uploads/2019/08/AUDIT-INVESTIGASI.pdf
http://repository.unpas.ac.id/41520/4/BAB%20I%20Daris.pdf
http://repository.unpas.ac.id/14355/5/BAB%20II%20PDF.pdf
Tuanakotta, Theodorus M, 2012, Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Edisi 2, penerbit :
Salemba Empat
Web Site :
http://repository.unpas.ac.id/15726/4/Bab%202%20FIX%20%281%29%20banget.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/322629131.pdf (Jeanne Asteria, 2015, MANFAAT
AKUNTANSI FORENSIK Wawolangi, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Katolik Darma Cendika Jalan Dr. Ir. H. Soekarno 201, Surabaya, Jurnal Auditor, Vol IV, No 17,
hal 164)
http://repository.unisba.ac.id
http://dokumentasiilmu90.blogspot.com/2017/02/resume-forensic-audit-bab-
12.html#:~:text=AKSIOMA%20DALAM%20INVESTIGASI,-Dalam%20pandangan
%20para&text=Aksioma%20atau%20postulate%20adalah%20pernyataan,proposisi%20ini
%20tidak%20dipertanyakan%20lagi.
https://text-id.123dok.com/document/w7q006xq6-aksioma-audit-investigasi-metodologi-audit-
investigatif.html
http://mywaskitopedia.blogspot.com/2017/04/audit-investigatif.html
http://mywaskitopedia.blogspot.com/2017/04/audit-investigatif.html?m=1