Anda di halaman 1dari 46

BAB 6

Mata Kuliah : Akuntansi Forensik

Dosen : Dr. Tries Ellia Sandari, M.M.,CMA.

Kelas : H

Kelompok 6 :

 Steven Auryn Hendro ( 1221700060 )


 Honoratus Yodi Pasaribu ( 1221700097 )
 Gregorio Pristo Lajar ( 1221800012 )
 Fransiskus .Juliano Rivaldo Tambuk ( 1221800060 )
 Alvin Prasetya Adji ( 1221800117 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SURABAYA
NO. 1

NAMA _NBI : Steven Auryn Hendro 1221700060

SOAL:

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang perbedaan antara deteksi
dengan investigasi

JAWABAN:

Audit investigasi dapat dijadikan sebagai salah satu metode yang efektif dalam pendeteksian
fraud karena audit investigasi dalam proses pemeriksaan disesuaikan dengan kasus yang sedang
diperiksa dan bukti yang dikumpulkanharus cukup dan tepat, yang akan menuntut auditor untuk
menemukan bukti yang sah di mata hukum (Dewi & Ramantha, 2016)

Dalam prosesnya, audit investigasi akan menggunakan kemampuan investigatif, teknik, dan alat-
alat yang tepat agar dapat mengumpulkan bukti yang diharapkan sehingga membuat audit
investigasi menjadi metode yang efektif dalam pendeteksian fraud (Tuanakotta, 2016).

KESIMPULAN :

Jadi kesimpulan saya bahwa audit investigasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya fraud dalam sebuah perusahaan.

Sehingga deteksi berbeda dengan investigasi karena kedua ini adalah sebuah hubungan sebab
akibat.

NO. 2

NAMA _NBI : Aquelis Alves Barreto 1221700092

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan dilakukan audit
investigasi
JAWABAN:

KESIMPULAN:

NO. 3

NAMA _NBI : Honoratus Yodi Pasaribu 1221700097

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang beberapa macam tujuan
investigasi menurut para ahli

JAWABAN:

Macam-macam alternatif mengenai tujuan investigasi yang diambil dari K. H. Spencer


Pickett dan Jeniffer Pickett, financial Crime Investigation and Control  2007 : 201 

1. Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa


manajemen tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya.

2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuan ini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di
pengadilan.

3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Investigasi mengungkapkan siapa
yang bersalah. Mereka yang tidak bersalah terbebas dari tuduhan.

4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Tujuan dari
investigasi ini adalah menjaga keutuhan dokumen.
5. Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.Tujuan in imeliputi penelusuran rekening bank bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk
proses penyitaan dan atau penjualan aset, dan penentuan kerugian yang terjadi.

6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku kejahatan,
mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut; harapannya adalah bahwa mereka bersedia
bersikap koorperatif dalam investigasi itu.

7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya. Ada dua versi
dari pendekatan ini. Pertama, lakukan penuntutan tanpa pandang bulu, berapa pun besar
biayanya, siapa pun pelakunya (penjahat besar maupun kecil). Kedua, kejar si penjahat untuk
mengembalikan dana atay aset yang dicurinya, dan kemudian minta dia mengundurkan diri atau
diberhentikan.

8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan. Seperti pada butir di atas, tujuan
utamanya adalah menyingkirkan “buah busuk” agar “buah segar” tidak ikut busuk.
Pendekatannya adalah pendekatan disiplin perusahaan.

9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan. Pendekatan ini
menghentikan kerugian lebih lanjut dan menutup celah-celah peluang (loopholes) terjadinya
kejahatan.

10. Menentukan bagaimana invetigasi akan dilanjutkan. Dalam investigasi ini laporan
kemajuan memungkinkan evaluasi, apakah kita akan melanjutkannya. Kalau “iya”, bagaimana
lingkupnya.

11. Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan perusahaan, sesuai
dengan buku pedoman. Tujuan ini biasanya didasarkan atas pengalaman buruk.

12. Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu pengambilan keputusan
mengenai investigasi di tahap berikutnya. Banyak investigasi bersifat iterative, artinya suatu
investigasi atas dugaan kejahatan menghasilkan temuan baru yang melahirkan dugaan tambahan
atau suatu dugaan baru. Investigasi pertama diikuti dengan investigasi berikutnya, dan
seterusnya, secara iterative memperluas pemahaman investigator mengnai berapa dalamnya
masalah yang dihadapi. Konsultasi, diskusi, dan prestasi dari temuan-temuan secara berkala
(mingguan, misalnya), merupakan ciri khas dari pendekatan ini.
13. Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjut yang
tepat dapat diambil. Ini biasanya merupakan tujuan investigasi dalam hal pelaku tertangkap
tangan, seperti dalam kasus pencurian di supermarket.

14. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan sumber daya dan
terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin. Pendekatan ini berupaya mencari
pemecahan yang optimal dalam kasus yang terjadi.

15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat
keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil. Hasil investigasi sering kali
ditindaklanjuti secara emosional. Dengan memperoleh gambaran yang layak (fair) maka
pimpinan secara sadar membuat keputusan tentang siapa yang melakukan investigasi (harus
seorang profesional) dan bagaiman tindak lanjutnya.

16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik lisan maupun
tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng) untuk menanggapinya secara
tepat. Fokusnya adalah pada konteks tuduhan itu dan apakah tuduhan itu akan dianggap serius.

17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik. Hal ini sangat penting ketika
moral kerja merupakan kunci keberhasilan dalam perusahaan atau tim kerja.

18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga. Tujuan dari investigasi ini tentunya bukan
untuk melindungi lembaga yang sebagian besar memang sudah korup. Kalau tujuan ini
ditetapkan dalam kondisi semacam ini, maka yang terjadi adalah persekongkolan jahat atau
kolusi. Tujuan investigasi di atas sangat tepat apabila kejahatan dilakukan oleh segelintir orang,
padahal reputasi perusahaan secara keseluruahan terancam.

19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dam mematuhi semua ketentuan mengenai due
diligence dan klaim kepada pihak ketiga (misalnya klaim asuransi).

20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik. Dengan menetapkan tujuan investigasi
ini, perusahaan ingin memastikan bahwa investigator senantiasa mengikuti kode etik yang sudah
ditetapkan.

21. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya. Prakarsa ini
bermaksud untuk menyeret si pelaku ke pengadilan pidana. Dengan demikian, seluruh daya
dikerahkan disertai publisitas penuh, yang sangat sejalan dengan kebijakan “tanpa ampun” (zero-
tolerance policy).

22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan yang tidak
terpuji. Ini serupa dengan tujuan dalam butir 21 diatas, dengan perbedaan bawa butir ini diproses
melalui ketentuan administratif atau perdata.

23. Mengidentifikasi praktik manajemen yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau


perilaku yang melalaikan tanggung jawab. Investigasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama diarahkan kepada pelaku. Sedangkan tahap kedua, kepada atasannya.

24. Mempertahankan kerahasiaa dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini tidak
terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran nama baik. Tujuan investigasi ini harus jelas
dan ditegaskan sebelum investigasi dilakukan.

25. Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya kecurangan dan
memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung tuduhan dakwaan terhadap si
pelaku. Tujuan ini berkaitan deng petunjuk bahwa si pelaku mengidentifikasi orang-orang yang
secara potensial bisa menjadi saksi.

26. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko terjadinya yang akan
mencegah atau mengurangi terjadinya kecurangan. Dalam jangka panjang, manejemen risiko
yang baik akan mencegah atau mengurangi terjadinya kecurangan.

Menurut pendapat Karni 2000 :

4 tentang audit investigasi adalah audit ketaatan bertujuan untuk mengetahui apakah seorang
klien telah melaksanakan prosedur atau aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki
otorisasi lebih tinggi. Dalam audit investigasi, ketentuan yang harus ditaati sangat luas, tidak
hanya kebijakan manajemen, auditor investigasi sampai dengan hukum formal, hukum material
dan lain-lain. Untuk itu, audit investigasi tidak hanya cukup untuk menguasai bidang ekonomi,
tetapi juga mengerti tentang hukum yang berlaku 
Syafi’i dalam Yuhertiana 2005 :

mengungkapkan bahwa tujuan audit investigasi yaitu “mengadakan audit lebih lanjut atas
temuan audit sebelumnya serta melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran berdasarkan
pengaduan atau informasi dari masyarakat”. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di
atas, pemilihan di antara berbagai alternatif tujuan investigasi tergantung dari organisasi atau
permintaan penyidik untuk membantu penyidik mengungkapkan fraud yang terjadi dan
menjebloskan oknum-oknum ke penjara. Tujuan ini juga untuk mengetahui apakah kecurigaan
fraud tersebut terbukti atau tidak.

KESIMPULAN:

Tujuan investigasi adalah untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau


kejahatan, maka pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit investigatif
relatif berbeda dengan pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit
keuangan, audit kinerja atau audit dengan tujuan tertentu lainnya.
Dalam audit investigatif, seorang auditor memulai suatu audit dengan praduga/ indikasi
akan adanya kemungkinan kecurangan dan kejahatan yang akan diidentifikasi dan diungkap
melalui audit yang akan dilaksanakan. Kondisi tersebut, misalnya, akan mempengaruhi siapa
yang akan diwawancarai terlebih dahulu atau dokumen apa yang harus dikumpulkan terlebih
dahulu. Selain itu, dalam audit investigatif, jika memiliki kewenangan, auditor dapat
menggunakan prosedur dan teknik yang umumnya digunakan dalam proses penyelidikan dan
penyidikan kejahatan, seperti pengintaian dan penggeledahan
Auditor sebagai pelaksana Audit Investigasi
Audit investigatif terhadap indikasi korupsi bisa dilaksanakan oleh auditor di lembaga negara
dan lembaga pemerintah serta auditor di lembaga non-pemerintah.

Tujuan investigasi juga adalah untuk membuktikan bahwa kecurangan (fraud) benar-benar
terjadi. Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam audit investigasi kemungkinan besar akan ditindak
lanjuti pada proses penindakan hukum. Oleh sebab itu, seorang auditor investigasi harus
memiliki kompetensi (keahlian) dan menggunakan keahliannya dengan cermat (due professional
care) dalam melaksanakan audit investigasi. Sehingga dapat mempercepat proses audit dan
menentukan kualitas dari hasil audit investigas sehingga untuk memperoleh dan memelihara
bukti-bukti yang mendukung pelanggaran tersebut.

NO. 4

NAMA _NBI : Dhany Kurniawan 1221700111

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang yang dimaksudkan dengan
deteksi atas fraud

JAWABAN:

 Menurut Rukmawati, (2011) Tidak terdapat perbedaan persepsi antara manajer dan
auditor eksternal tentang efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan
kecurangan.
 Menurut Ekaterina, (2013) Metode yang paling efektif untuk mendeteksi kecurangan
berdasarkan persepsi auditor dan manajer adalah membandingkan order pembelian
dengan faktur dan dokumen pengiriman serta data konfirmasi dengan vendor atau
pelanggan.

KESIMPULAN:

Terdapat banyak metode untuk mendeteksi kecurangan dan pencegahan kecurangan. Persepsi
antara auditor dan manajer adalah sebagai penentu metode yang mana yang akan dipilih untuk
mendeteksi kecurangan.
NO. 5

NAMA _NBI : Priska 1221800010

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang yang dimasuk dengan
investigasi atas fraud

JAWABAN:

Amin Sunaryadi mengatakan : investigasi sebagai antisipasi bagi manajemen baru disebuah
perusahaaan supaya terbebas dari kesalahan atau liabilitas yang ditinggalkan manajemen
sebelumnya. Namun, tidak semua orang bisa melakukan investigasi.

KESIMPULAN:

Pada dasarnya investigasi ini memang sulit dijalankan oleh internal perusahaan karena
memerlukan kecakapan khusus.

NO. 6

NAMA _NBI : Gregorio Pristo Lajar 1221800012

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
menegur keras manajemen yang tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban mengawasi
dan mencegah terjadinya kecurangan

JAWABAN:

Tujuan dari suatu investigasi harus sesuai dengan keadaan khusus yang dihadapi,
dan ditentukkan sebelum investigasi dimulai. Berikut ini adalah berbagai alternatif
mengenai tujuan investigasi menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett
(2007:201):

1. Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya adalah sebagai teguran karena


bahwa manajemen tidak mampu mempertanggung jawabkan kewajiban fidusiernya.
Kewajiban fidusier ini termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan
oleh karyawannya.
2. Memeriksa, mengumpulkan dan menilai cukupnya dan relevannya bukti.

Tujuan ini akan menekankan dapat diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk
meyakinkan hakin di pengadilan.
3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah.

4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi.

5. Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian


yang terjadi.
6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku
kejahatan, mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut.
7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak dapat lolos dari perbuatannya.

8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan.

9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan.

10. Menentukan bagaimana investigasi akan dilanjutkan.

11. Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan perusahaan,


sesuai dengan buku pedoman.

12. Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu pengambilan


keputusan mengenai investigasi di tahap berikutnya.
13. Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjut
yang tepat dapat diambil.
14. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan sumber daya
dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin.
15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat
keputusan yang tepat mengenai yang harus diambil.
16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam maupun orang luar perusahaan, baik
lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng)
untuk menanggapi secara tepat.
17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik.

18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga.

19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan mengenai due
diligence dan klaim kepada pihak ketiga.
20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik.

21. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya.

22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan yang
tidak terpuji.
23. Mengidentifikasi praktik manajemen yang tidak dapat dipertanggung jawabkan atau
perilaku yang melalaikan tanggung jawab.

KESIMPULAN:

Jika struktur internal control sudah ditempatkan dan berjalan dengan baik, peluang
adanya kecurangan yang tak terdeteksi akan banyak berkurang.
Pemeriksa kecurangan harus mengenal dan memahami dengan baik setiap elemen dalam
struktur pengendalian intern agar dapat melakukan evaluasi dan mencari kelemahannya.
NO. 7

NAMA _NBI : Pika 1221800019

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara memeriksa, mengumpulkan, dan menilai bukti-bukti yang digunakan sebagai alat bukti

JAWABAN:

1. Pada sektor publik, dalam konteks penyimpangan yang mengakibatkankerugian negara,


salah satu tujuan audit investigasi yang paling sering digunakanadalah audit investigasi
sebagai alat bukti di pengadilan. Pickett dan Pickettdalam Tuanakotta (2010:316)
menjelaskan salah satu alternatif tujuan auditinvestigasi sebagai berikut.Memeriksa,
mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuanini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untukmeyakinkan hakim di
pengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, danbukan sekedar bukti audit
2. Salah satu tujuan utama audit investigasi adalah dalam rangkamengungkap terjadinya
penyimpangan yang dapat mengakibatkan kerugiannegara, selain untuk mengungkap
terjadinya penyimpangan, tujuan auditinvestigasi adalah mencari temuan lebih lanjut atas
temuan audit sebelumnya,serta melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran
berasarkanpengaduan atau informasi dari masyarakat (Bastian 2007:49)

KESIMPULAN:

Dari kesimpilan peneliti satu dan dua adalah alternatif tujuan auditinvestigasi sebagai
berikut.Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuanini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untukmeyakinkan hakim di
pengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, dan bukan sekedar bukti audit

NO. 8

NAMA _NBI : Risma Amilza 1221800020

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melindungi reputasi karyawan yang tidak bersalah

JAWABAN:

Tujuan utama dari jurnalisme investigasi adalah mengungkap kesaksian dan bukti secara fisik
dari suatu persoalan yang kontroversial. Jurnalisme investigasi lebih menekankan pada upaya
mengungkap fakta yang sebelumnya tersembunyi dari publik. Karena itu, proses kerja jurnalis
dalam liputan investigasi ini laksana detektif yang mengendus informasi tersembunyi dari
banyak sisi dan mengungkapkannya.

KESIMPULAN:

NO. 9

NAMA _NBI : Bagus Prayoga Wicaksana 1221800021

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara menemukan dan mengamankan bukti dokumen dalam kejahatan keuangan
JAWABAN:

Tujuan investigasi yang diambil dari K. H. Spencer Pickett dan Jeniffer Pickett, financial
Crime Investigation and Control (2002).

1.Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa


manajemen tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya.

2.Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuan ini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di
pengadilan.

3.Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Investigasi mengungkapkan siapa yang
bersalah. Mereka yang tidak bersalah terbebas dari tuduhan.

4.Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Tujuan dari
investigasi ini adalah menjaga keutuhan dokumen.

5.Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.Tujuan in imeliputi penelusuran rekening bank bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk
proses penyitaan dan atau penjualan aset, dan penentuan kerugian yang terjadi.

KESIMPULAN:

Tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh ketentuan
perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang bukti sesuai
dengan acara hukum pembuktian yang berlaku.

NO. 10

NAMA _NBI : Hendrikus Ola M. Pandai RM 1221800024

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara menemukan aset yang digelapkan
JAWABAN:

Menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett, Financial Crime Investigation and Control
(2002) dalam Tuanakotta (2010:315) terdapat 26 tujuan audit investigatif, diantaranya yaitu:

 Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.

Yaitu Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi. Ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk proses
penyitaan dan atau penjualan asset, dan penentuan kerugian yang terjadi.

KESIMPULAN:

Terdapat 26 tujuan audit investigasi salah satunya Menemukan aset yang digelapkan yaitu
meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk proses penyitaan dan
atau penjualan asset, dan penentuan kerugian yang terjadi.

NO. 11

NAMA _NBI : Rezha Dwi Ines Susanti 1221800028

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara gagalnya mengungkapkan kecuragan yang berdampak luas

JAWABAN:

Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran,

• Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat mendukung


fakta yang dipermasalahkan,

• Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu untuk ‘merespon’
maka kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat terungkap akan semakin besar, • Auditor
mengumpulkan fakta-fakta sehingga bukti-bukti yang diperolehnya tersebut dapat memberikan
kesimpulan sendiri/bercerita.

Kecurangan, pada hakekatnya, tersembunyi. Tidak ada keyakinan absolut yang dapat diberikan
bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau tidak terjadi. Untuk mendapatkan bukti bahwa
kecurangan tidak terjadi, orang harus juga berupaya membuktikan kecurangan telah terjadi.
Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, orang harus juga berupaya
membuktikan kecurangan tidak terjadi. Penetapan final apakah kecurangan terjadi merupakan
tanggung jawab pengadilan (hakim), bukan pemeriksanya

KESIMPULAN:

Untuk mendapatkan bukti bahwa kecurangan telah terjadi, orang harus juga berupaya membuktikan
kecurangan tidak terjadi. Penetapan final apakah kecurangan terjadi merupakan tanggung jawab
pengadilan (hakim), bukan pemeriksanya

NO. 12

NAMA _NBI : Yosua Gery Dwi Putra 1221800035

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
menegur keras manajemen yang tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya
JAWABAN:

Menurut M. Tuanakotta (2014, 315-319) yang diambil dari K. H. Spencer Picket dan Jennifer
Picket, Financial Crime Investigation and Control (2002), tujuan audit investigasi adalah sebagai
berikut:

“Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa


manajemen tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya. Kewajiban
fidusia ini termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan oleh karyawan.

KESIMPULAN:

Tujuan Audit investigasi salah satunya dengan memberhentikan manajemen memberikan


maksud agar memberikan teguran keras kepada manajemen agar mampu
mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya . yaitu mengawasi dan mencegah
terjadinya kecurangan karyawan

NO. 13

NAMA _NBI : Yunita Sukmawati 1221800038

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara penuntutan bahwa pelaku fraud tidak bisa melarikan diri atau meloloskan diri dari
kejahatannya

JAWABAN:

PENGENDALIAN TERHADAP FRAUD

Banyaknya informasi tentang kasus kecurangan atau fraud di lingkungan perusahaan


maupun lingkungan pemerintahan yang melibatkan banyak pihak menjadi gambaran betapa
tindak kecurangan sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Kondisi itu memang menjadi
sulit jika kasus-kasus tersebut melibatkan pihak luar dan oknum dari dalam suatu organisasi.
Salah satu dari penyebab tersebut adalah lemahnya sistem pengendalian internal dari suatu
organisasi.

Dalam manajemen, evaluasi dan pengendalian adalah komponen penting untuk


memastikan tujuan yang ingin dicapai organisasi terlaksana dengan baik. Evaluasi dan
pengendalian dapat dilaksanakan sendiri oleh manajemen yang disebut pengendalian internal.
Dalam PP No.60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sedangkan Internal control menurut INTOSAI
adalah proses integral oleh manajemen dan dirancang untuk mengatasi risiko dan memberikan
keyakinan memadai bahwa tujuan organisasi telah dicapai.

Berkaitan dengan pengendalian internal terhadap kecurangan, Badan Pemeriksa


Keuangan (BPK) telah mengembangkan Fraud Control System yang diberi nama Sistem Kendali
Kecurangan. Penerapan Sistem Kendali Kecurangan telah dilakukan sejak tahun 2012. Istilah ini
diadaptasi dari sistem yang telah berjalan di Negara-negara lain yang biasanya menggunakan
istilah Fraud Control Plan, Australian National Audit Office Fraud Control Strategies, dan lain-
lain. Sistem Kendali Kecurangan merupakan rangkaian program kegiatan yang secara
komprehensif dirancang dan dilaksanakan oleh pimpinan dan manajemen sebuah
perusahaan/instansi untuk mencegah, mendeteksi, dan menindak tindak kecurangan. Program ini
juga bisa membuktikan kecurangan dari yang kecil hingga yang besar, baik itu menyangkut
waktu, perjalanan dinas, sampai dengan pengadaan barang dan jasa.

Fungsi Sistem Kendali Kecurangan sendiri meliputi pendeteksian, pencegahan, pelaporan dan
penanganan kecurangan, dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendeteksian
Pendeteksian dapat dilihat dari dua hal, yaitu pengendalian yang baik dan sinyal
kecurangan. Kecurangan dapat dideteksi dengan penerapan sistem akuntansi yang efektif dan
mengenali bentuk/variasi-variase berbagai anomaly yang terjadi dari praktik standar. Manajemen
dan seluruh pegawai harus waspada terhadap tanda-tanda umum dari kemungkinan terjadinya
kecurangan.

2. Pencegahan

Pejabat dan pegawai mempunyai tanggungjawab untuk mencegah terjadinya segala


bentuk kecurangan. Tanggungjawab tersebut harus dituangkan dalam berbagai dokumen yang
mendukung, seperti pakta integritas, pedoman perilaku, dan pernyataan komitmen penerapan
Sistem Kendali Kecurangan. Perangkat yang paling efektif mengungkap kecurangan adalah
tersedianya pegawai/staf yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang bahaya kecurangan
serta siap mengungkapkan perilaku korupsi.

Manajemen diharapkan menciptakan dan mempromosikan budaya kerja etis dengan


menjadi panutan bagi pegawai. Oleh karena itu, manajemen sendiri harus selalu bertindak etis
dan prosedural. Manajemen juga melakukan penilaian risiko kecurangan di wilayah kerjanya dan
menerapkan pengendalian yang tepat dan memastikan bahwa pemetaan kecurangan selalu
dilakukan dan staf mengetahui tanggungjawab masing-masing dalam mencegah kecurangan.

3. Pelaporan

Perusahaan atau instansi hendaknya membangun berbagai sarana pengaduan/pelaporan


kecurangan serta program perlindungan terhadap pelapor kecurangan yaitu:

 Saran penyampaian pengaduan kecurangan

 Perlindungan terhadap pelapor kecurangan

 Tindak lanjut terhadap pengaduan/laporan kecurangan

Mekanisme pengaduan yang dibangun di perusahaan atau instansi melalui alur, yaitu
orang yang melakukan pengaduan memasukkan pengaduannya ke kotak pengaduan yang telah
disediakan. Pengaduan tersebut kemudian diambil oleh tim khusus manajemen. Lalu, pengaduan
tersebut dibuka secara bersama-sama dan dimasukkan ke dalam sistem yang terkomputerisasi.
Apabila pengaduan tersebut memang terbukti benar atau kemungkinan besar bisa terjadi,
maka langkah selanjutnya adalah melaporkannya ke direksi/pimpinan. Jadi, pelaksanaan
pemeriksaan investigasinya atau penelitian lebih lanjutnya dilakukan oleh pimpinan bukan oleh
tim khusus yang dibentuk oleh manajemen.

4. Penanganan

Ketika diidentifikasi terjadi kecurangan, manajemen perlu melakukan investigasi


kecurangan. Investigasi kecurangan dilakukan dengan melakukan penyelidikan dugaan
kecurangan akan dilakukan sesuai prinsip-prinsip keadilan universal yang berarti tunduk pada
asas, yaitu:

 Dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah

 Memiliki hak untuk menanggapi tuduhan dan terwakili dalam setiap proses keputusan yang
resmi.

KESIMPULAN:

NO. 14

NAMA _NBI : Errinda H. Nikmah 1221800047

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melanjutkan investigasi dengan memperluas atau memperdalam investigasi pada laporan
kemajuan suatu kasus fraud

JAWABAN:

 Menurut Tuanakotta (2010:360)


Tujuan auditor investigatif adalah “Mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang bukti
sesuai dengan hukum acara atau hukum pembuktian yang berlaku.”

 Tuanakotta (2010: 104)


“Auditor harus memiliki kemampuan yang unik. Disamping keahlian teknis, seorang Auditor
investigatif yang sukses mempunyai kemampuan mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai saksi
secara fair, tidak memihak, sahih (mengikuti ketentuan perundang-undangan), dan akurat serta
mampu melaporkan fakta-fakta itu secara akurat dan lengkap. kemampuan untuk memastikan
kebenaran dari fakta yang dikumpulkan dan kemudian melaporkannya dengan akurat dan
lengkap adalah sama pentingnya. Pemeriksa fraud adalah gabungan antara pengacara, akuntan,
kriminolog dan detektif ( atau investigator ).

 M. Tuanakotta (2010:351)
keberhasilan suatu audit investigatif dalam pembuktian kecurangan dapat ditentukan oleh
teknik audit yang di pilih oleh auditor. Auditor investigatif menggunakan teknik audit yang
mencakup:
1. “Memeriksa fisik (physical examination).
2. Meminta konfirmasi (confirmation)
3. Memeriksa dokumen (documentation)
4. Review analitikal (analytical review)
5. Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee (inquires of the auditee)
6. Menghitung kembali (reperformance)
7. Mengamati (observation) / Follow The Money.”

KESIMPULAN:

Keberhasilan suatu audit investigatif dalam pembuktian kecurangan dapat ditentukan


oleh teknik audit yang di pilih oleh auditor. Disamping keahlian teknis, seorang Auditor
investigatif yang sukses mempunyai kemampuan mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai saksi
secara fair, tidak memihak, sahih dan akurat. Tujuan auditor investigatif adalah mengumpulkan
bukti hukum dan barang bukti sesuai dengan hukum acara atau hukum pembuktian yang berlaku

NO. 15

NAMA _NBI : Indra Ole 1221800057

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan akhir investigasi
dalam konteks tindak pidana korupsi adalah menjeboskan koruptor ke penjara atau mendapatkan
sebagian atau seluruh hasil jarahannya

JAWABAN:

Menurut Theodorus, (2012:319) bahwa dalam melakukan suatu investigasi dikenal jenis
yang dikenal secara umum dalam konsteks tindak pidana korupsi dan tujuan akhirnya adalah
menjebloskan koruptor ke penjara / atau mendapatkan kembali sebagian atau seluruh hasil
jarahannya. Sedang pemilihan di antara berbagai alternatif tujuan investigasi, tergantung dari
organisasi atau lembaganya serta mandat yang dipunyanya, jenis dan besarnya kecurangan, dan
budaya di lembaga tersebut. Tangung jawab untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam
suatu investigasi terletak pada pimpinan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 31, Pasal 3 Tahun 1999tentang


Pemberantasa Tindak Pidana Korupsi bahwa Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).

KESIMPULAN:
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari investigasi adalah untuk untuk
memberantas tindak pidana korupsi sehingga dengan mempidakan koruptor dengan
memenjarakannya maka negara mendapatkan hasil jarahan.

NO. 16

NAMA _NBI : Fransiskus Juliano Rivaldo Tambuk 1221800060

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melaksanakan investigasi dengan koridor kode etik

JAWABAN:

Kode Etik Jurnalistik

Etika mempersoalkan perilaku baik dan buruk. Kebaikan dan keburukan diukur dari
tindakan manusia yang berinteraksi dalam dimensi yang sama. Dimensi ini bisa dalam ruang dan
waktu yang sama pada saat sekarang. Bisa pula dalam ruang dan waktu yang tidak sama. Etika
merupakan pedoman praktis (Singer, 1993:4) hanya akan ada jika ada kesadaran bahwa setiap
tindakan bersinggungan dengan kehidupan pihak lain. Seperti yang dikemukakan oleh Siregar
(1996:222), ukuran baik dan buruk (etis) lahir dari kehidupan bersama (deskriptif) dan dari
otoritas individu atau kelompok dominan (normatif). Etika tidak hanya dibutuhkan dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat namun juga dalam menjalani suatu profesi tertentu yang
kemudian disebut dengan etika profesi. Menurut Masduki (2003), etika profesi juga dipahami
sebagai nilai-nilai dan asas moral yang melekat pada pelaksanaan professional tertentu dan wajib
dilaksanakan oleh pemegang profesi itu. Kode etik merupakan merupakan bagian dari produk
etika terapan. Bertens (2001:280) mengemukakan bahwa kode etik sudah lama diusahakan untuk
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyaraka tmelalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dipegang teguh oleh kelompok itu. Menurut Bertens lebih
lanjut, kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu di mata masyarakat. Magnis-Suseno (1991:77), menyebut kode etik
sebagai daftar kewajiban dalam menjalankan suatu profesi yang disusun oleh para anggota
profesi itu sendiri dan mengikatnya dalam mempraktikkannya.

Kode etik merupakan pedoman yang dirumuskan secara praktis. Siregar (1996)
mengemukakan bahwa suatu kode etik hany aakan menjadi rumusan tak bermakna jika
hakekatnya tidak disadari dalam konteks yang berasal dari luar kode etik itu sendiri. Dengan kata
lain, teks dalam kode etik dianalisis bukan hanya dengan memahami artinya, tetapi dengan
melihat konteksnya pada aspek-aspek di luar kode itu sendiri yaitu pada eksistens
iprofesi/kelompok yang memiliki kode tersebut dalam lingkungan yang lebih luas. Menurut
Siregar (1996) ada dua fungsi kode etik yaitu, fungsi internal dan eksternal. Sifat internal
mengatur hubungan antar anggota untuk menumbuhkan kolektivitas dan sifat eksternal mengatur
hubungan kolektivitas dengan masyarakat luas. Agar dapat berfungsi dengan semestinya,
(Bertens, 2000:282) mengemukakan beberapa persyaratan kode etik. Pertama, kode etik harus
menjadi hasil self regulation (pengaturandiri) dariprofesi. Dengan adanya kodee tik, profesi
sendiri akan menetapkan hitam putih atas niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang
dianggapnya hakiki, dan ini tidak bisa dipaksakan dari luar. Kedua, agar kode etik dapat
berfungsi maksimal pelaksanaannya harus diawasi terus menerus. Kasus-kasus pelanggaran
akandinilai dan ditindak oleh suatu Dewan Kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk
itu. Kode etik pada hakikatnya merupakan kaidah pembatas dan petunjuk untuk berperilaku agar
tindakan satu pihak sesuai dengan harapan pihak lain dalami ntegrasi sosialnya. Menurut Frankel
ada beberapa tujuan dibuatnya kod eetik (dalam Seeger, 1997:192), pertama, sebagai petunjuk
moral yang jelas untuka nggota suatu organisasi profesi itu sendiri. Kedua, merupakan dokumen
legal yang akan mengontrol perilaku anggota organisasi. Ketiga, kode etik akan melindungi
anggota dari kejahatan atau penipuan da nkeempat, merupakan struktur legitimasi yang
membolehkan organisasi dalam menunjukkan cara kerja dan konsistensinya terhadap
normasosial.

Sukardi (2012) mengungkapkan bahwa kode etik profesi berarti, himpunan atau
kumpulan mengenai etika di suatu bidang rofesi yang dibuat dari, oleh dan untuk profesi itu
terutama berdasarkan kuran hati nurani profesi itu. Lebih lanjut menurutnya dari sudut yuridis,
pengertian Kode Etik jurnalistik diatur dalam pasal 1 ayat 14 Undang-Undang No. 40 Tahun
1999 tentang Pers, yakni Kode Etik Jurnalistik adalahh impunan etika profesi kewartawanan.
Untuk skala nasional Kode Etik Jurnalistik yang berlaku adalah yang sesuai dengan penjelasan
pasal 7 ayat 2 UndangUndang No.40 tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi, “yang dimaksud
dengan Kode Etik Jurnalistika dalahkode etik yang disepakati organisasi wartawan danditetapkan
oleh Dewan Pers”. Keberadaan Kode Etik Jurnalistik danbagaimana pelaksanaannya dapat
menjadi salah satu tolak ukur profesionalis mewartawan dalam melaksanakan tugas
jurnalistiknya.

Mursito (2012) memberikan pendapat yang lebih lugas, dilingkungan jurnalis,


professional kerap kali difahami sebagai kompetensi. Seorang jurnalis yang professional adalah
jurnalis yang memilik ikompetensi di bidangjurnalis medalam kesadaran etik, penguasaan
pengetahuan, dan keterampilan. Pemahaman yang lain adalah menganggap professional sebagai
“bekerja sebagaimana yang seharusnya.” Berdasarkan penjelasa nmengenai urgensi Kode Etik
Jurnalistik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, etika profesi merupakan seperangkat nilai nilai
atau asas moral tertentu yang melekat pada pelaksanaan professional tertentu dan dilaksanakan
oleh pemegang profesi itu. Wartawan adalah suatu profesi dan dalam menjalankan profesinya
seorang wartawan wajib melaksanakant ugasnya dengan baik serta patuh terhadap Kode Etik
Jurnalistik. Karena dengan adanya kode etik dan bagaimana pelaksanannya merupakan salah satu
tolak ukur dalam menilai professionalism ewartawan

KESIMPULAN:

.” Berdasarkan penjelasa nmengenai urgensi Kode Etik Jurnalistik diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, etika profesi merupakan seperangkat nilai nilai atau asas moral tertentu yang
melekat pada pelaksanaan professional tertentu dan dilaksanakan oleh pemegang profesi itu.
Wartawan adalah suatu profesi dan dalam menjalankan profesinya seorang wartawan wajib
melaksanakant ugasnya dengan baik serta patuh terhadap Kode Etik Jurnalistik. Karena dengan
adanya kode etik dan bagaimana pelaksanannya merupakan salah satu tolak ukur dalam menilai
professionalism ewartawan

NO. 17
NAMA _NBI : Rengga Bayu Prayoga 1221800070

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan akhir dari
investigasi dalam konteks tindak pidana korupsi

JAWABAN:

1. Tujuan akhir investasi adalah ketika penyidik mampu membongkar kejahatan tindak korupsi
yang ditutup-tutupi kemudia mampu mengenakan sanksi pada pasal yang tepat sesuai
perbuatannya, investigasi yang dilakukan dengan pencarian dan pengumpulan data,
informasi dan temuan lainnya.

(Goenawan Mohammad)

2. tujuan akhirnya memenjarakan para koruptor dan mengembalikan keuangan negara seluruh
atau sebagian. Tujuan investigasi tergantung dari organisasi/ lembaga serta mandat yang
dimiliki, tujuan yang dicapai terletak pada pimpinan.

(Theodorus M. Tuanako)

KESIMPULAN:

Saya dapat menyimpulkan tujuan akhir dari sebuah investagasi tindak pidana korupsi
tidak jauh dari prinsip Investigasi yang berbunyi tindakan mencari kebenaran dengan
memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
sehingga negara tidak mengalami kerugian yang mampu menghambat jalan nya kegiatan
operasional atau mengurangi efek-efek keuangan tertentu.

NO. 18
NAMA _NBI : Septia Tri Wahyuni 1221800071

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan mengenai due
diligence dan klain kepada pihak ketiga

JAWABAN:

Tujuan Audit Investigasi

Sebelum memulai suatu investigasi, entitas yang memerlukan investigasiperlu menetapkan apa
yang sesungguhnya ingin dicapai dari audit investigasi itu. Investigasi merupakan proses yang
panjang, mahal dan bisa berdampak negatif terhadap stakeholders-nya. Oleh karena itu, tujuan
dari suat audit investigasi harus disesuaikan dengan keadaan khusus yang dihadapi, dan
ditentukan sebelum investigasi dimulai.

Menurut M. Tuanakotta (2014, 315-319) yang diambil dari K. H. Spencer Picket dan Jennifer
Picket, Financial Crime Investigation and Control (2002), tujuan audit investigasi adalah sebagai
berikut:

1. Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa


manajemen tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya. Kewajiban fidusia
ini termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan oleh karyawan.

2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti. Tujuan ini akan
menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan hakim di
pengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, dan bukan sekedar bukti audit.

3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah. Misalnya dalam pemberitaan di media
masa bahwa karyawan yang tidak bermasalah. Misalnya dalam pemberitaan di media massa
bahwa karyawan di bagian produksi menerima uang suap. Tanpa investigasi, reputasi dari semua
karyawan di bagian produksi akan tercemar. Investigasi mengungkapkan siapa yang bersalah.
Mereka yang tidak bersalah terbebas dari tuduhan (meskipun perguncingan sering kali tetap tidak
terhindar).

4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi. Banyak bukti dalam
kejahatan keuangan berupa dokumen. Kalau banyak dokumen disusun untuk membunyikan
kejahatan, atau kalau dokumen ini dapat member petunjuk kepada pelaku dan penanggung jawab
kecurangan, maka tujuan dari investigasi ini adalah menjaga keutuhan dokumen. Ruang kerja
harus diamankan, tidak boleh ada orang masuk keluar tanpa izin, dokumen harus di indeks dan
dicatat.

5. Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang terjadi.
Ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-izin untuk proses penyitaan
dan atau penjualan aset, dan penentuan kerugan yang terjadi.

6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku kejahatan,
mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut; harapannya adalah bahwa mereka bersedia
bersikap kooperatif dalam investigasi itu.

7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya.

8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan. Seperti pada butir

di atas, tujuan utamanya adalah menyingkirkan “buah busuk” agar

”buah segar” tidak ikut busuk.

9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan.

10. Menentukan bagaimana investigasi akan dilanjutkan. Apakah

investigasi akan di perluas atau di perdalam, atau justru dibatasi

lingkupnya.

11. Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan

perusahaan, sesuai dengan buku pedoman.

12.Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu

pengambilan keputusan mengenai investigasi di tahap berikutnya.


13. Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjut yang
tepat dapat diambil. Ini biasnya merupakan tujuan investigasi dalam hal pelaku tertangkap
tangan, seperti dalam kasus

pencurian di supermarket.

14. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan

sumber daya dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin. Pendekatan ini berupaya
mencari pemecahan yang optimal dalam kasus yang terjadi.

15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat keputusan
yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil.

16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik

lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng) untuk
menanggapinya secara tepat.

17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik.

18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga

19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan

mengenai due diligence dan klaim kepada pihak ketiga (misalnya klaim

asuransi).

20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik.

21. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya.

22 Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam

perbuatan yang tidak terpuji.

23. Mengidentifikasi praktik manajemen yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan atau perilaku yang melalaikan tanggung jawab.

24. Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini tidak
terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran

nama baik.
25.Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya

kecurangan dan memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang

mendukung tuduhan atau dakwaan terhadap si pelaku.

26. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko

terjadinya kecurangan ini dengan tepat”.

KESIMPULAN:

Dari 26 poin tujuan investigatif yang dikemukakan, terlihat adanya berbagai tujuan dalam
melakukan suatu investigasi. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan di antara beberapa
tujuan investigastif tergantung dari organisasi atau lembaganya, jenis dan besarnya kecurangan,
dan budaya di lembaga tersebut. Tanggung jawab untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu investigasi terletak pada pimpinan masing-masing entitas itu sendiri

NO. 19

NAMA _NBI : Dia Fatmawati 1221800084

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu buat kesimpulan tentang tujuan investigasi dengan cara
mendalami tuduhan, baik oleh orang dalam atau orang luar perusahaan, baik lisan maupun
maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk surat kaleng

JAWABAN:

Menurut (Jurnal Jeanne Asteria, 2015, MANFAAT AKUNTANSI FORENSIK Wawolangi,


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika Jalan Dr. Ir. H.
Soekarno 201, Surabaya, Jurnal Auditor, Vol IV, No 17, hal 164) Mendalami tuduhan (baik oleh
orang dalam atau luar perusahaan, baik lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau
dalam bentuk surat kaleng) dimaksudkan untuk menanggapinya secara tepat. Investigasi yang
didasarkan pada tujuan ini, tidak akan menelan mentah mentah “fakta” yang diajukan dalam
tuduhan itu. Fokusnya adalah pada konteks tuduhan itu dan apakah tuduhan itu akan dianggap
serius atau tidak, dan apakah konteks tuduhan itu benar atau tidak.

KESIMPULAN:

Hasil penelitian dari tujuan ini menunjukkan bahwa semua pendapat yang bisa dibilang adalah
“tuduhan” sebaiknya jangan ditelan dengan mentah-mentah, karna entah fakta yang benar atau
tidak kita belum mengetahuinya. Penerapan dari tujuan ini juga diyakini akan mampu
meminimalkan berbagai kecurangan dan ketidakadilan yang terjadi dalam praktek bisnis.
Perusahaan meyakini akuntansi forensik akan membantu mengurangi berbagai praktek
kecurangan yang mungkin dapat dilakukan oleh pihak internal atau eksternal perusahaan.
Dengan adanya tujuan ini, Pihak internal sudah sangat dibatasi ruang geraknya untuk melakukan
kecurangan dan bila tetap melakukannya akan dengan mudah terdeteksi. Demikian pula pihak
eksternal, adanya akuntansi forensik akan mendorong para pelaku bisnis harus melakukan
praktek bisnisnya secara fair dan transparan, tanpa ada unsur persekongkolan yang dibumbui
oleh suap-menyuap. Karena dengan adanya tujuan ini setidaknya bisa meminimalisir atau
mencegah sekaligus mendeteksi adanya praktek-praktek curang tersebut.

NO. 20

NAMA _NBI : Agustina TC. Bediona 1221800104

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara melakukan investigasi secara standar sesuai dengan peraturan perusahaan
JAWABAN:

Menurut Rosjidi (2001), menjelaskna Audit investigasi adalah audit

dengan tujuan khusus yaitu untuk membuktikan dugaan penyimpangan dalam

bentuk kecurangan (fraud), ketidakteraturan (irregulaties), pengeluaran illegal

(illegal expendation) atau penyalah gunaan wewenang (abuse of power) di bidang

pengelolaan keuangan Negara yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi,

kolusi atau nepotisme yang harus dinungkapkan oleh auditor serta ditindaklanjuti

oleh instansi yang berwenang, kejaksaan atau kepolisian berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut M. Tuanakota (2010) yang diambil dari K. H. Spencer Picket dan

Jennifer Picket, Financial Crime Investigation and Control (2002), tujuan audit

investigasi adalah sebagai berikut:

1.Memberhentikan manajemen.

Tujuan utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa manajemen

tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya.Kewajiban fidusia ini


termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya

kecurangan oleh karyawan.

2.Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relevannya bukti.

Tujuan ini akan menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk
meyakinkan hakim di pengadilan. Konsepnya adalah forensic evidence, dan bukan
sekedar bukti audit.

3.Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah.

Misalnya dalam pemberitaan di media masa bahwa karyawan yang

tidak bermasalah. Misalnya dalam pemberitaan di media massa bahwa


karyawan di bagian produksi menerima uang suap. Tanpa investigasi,

reputasi dari semua karyawan di bagian produksi akan tercemar.

Investigasi mengungkapkan siapa yang bersalah. Mereka yang tidak

bersalah terbebas dari tuduhan (meskipun perguncingan sering kali

tetap tidak terhindar).

4.Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk

investigasi.

Banyak bukti dalam kejahatan keuangan berupa dokumen. Kalau

banyak dokumen disusun untuk membunyikan kejahatan, atau kalau

dokumen ini dapat member petunjuk kepada pelaku dan penanggung

jawab kecurangan, maka tujuan dari investigasi ini adalah menjaga

keutuhan dokumen. Ruang kerja harus diamankan, tidak boleh ada

orang masuk keluar tanpa izin, dokumen harus diindeks dan dicatat.

5.Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari

kerugian yang terjadi. Ini meliputi penelusuran rekening bank, pembekuan rekening, izin-

izin untuk proses penyitaan dan atau penjualan aset, dan penentuan

kerugan yang terjadi.

6.Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga

pelaku kejahatan, mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut; harapannya adalah
bahwa mereka bersedia bersikap

kooperatif dalam investigasi itu.

7.Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya.

8.Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan. Seperti pada butir di atas, tujuan
utamanya adalah menyingkirkan “buah busuk” agar ”buah segar” tidak ikut busuk.

9.Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan.


10.Menentukan bagaimana investigasi akan dilanjutkan. Apakah

investigasi akan di perluas atau di perdalam, atau justru dibatasi

lingkupnya.

11.Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan

perusahaan, sesuai dengan buku pedoman.

12. Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu

pengambilan keputusan mengenai investigasi di tahap berikutnya.

Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum

tindak lanjut yang tepat dapat diambil. Ini biasnya merupakan tujuan

investigasi dalam hal pelaku tertangkap tangan, seperti dalam kasus

pencurian di supermarket.

14. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan

sumber daya dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal

mungkin. Pendekatan ini berupaya mencari pemecahan yang optimal

dalam kasus yang terjadi.

15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi

dan membuat keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus

diambil.

16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan, baik

lisan maupun tertulis, baik dengan nama terang atau dalam bentuk

surat kaleng) untuk menanggapinya secara tepat.

17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik.

18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga.

19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan


mengenai due diligence dan klaim kepada pihak ketiga (misalnya

klaim asuransi).

20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik.

21. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya.

22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam

perbuatan yang tidak terpuji.

Mengidentifikasi praktik manajemen yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan atau perilaku yang melalaikan tanggung

jawab.

24. Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau

lembaga ini tidak terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran

nama baik.

25. Mengidentifikasi saksi yang meihat atau mengetahui terjadinya

kecurangan dan memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang

mendukung tuduhan atau dakwaan terhadap sipelaku.

26. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko

terjadinya kecurangan ini dengan tepat.

KESIMPULAN:

Dari penjelasan di atas audit investigasi dapat disimpulkan bahwa audit

investigasi merupakan suatu cara untuk mendeteksi dan memeriksa kecurangan

terutama laporan keuangan yang sedang atau sudah terjadi. Dengan tujuan-tujuan diatas
perusahaan dapat mengetahui kecurangan yang terjadi pada perusahaan.
NO. 21

NAMA _NBI : Alvin Prasetya Adji 1221800117

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara memberikan rekomendasi pada perusahaan/lembaga untuk dapat mengelola risiko terjadinya
fraud

JAWABAN:

Menurut COSO (2017:3) dalam framework terbarunya menyatakan mengenai tujuan-tujuan


pengendalian internal adalah sebagai berikut:

Kerangka ini menyediakan kategori tujuan, yang memungkinkan organisasi untuk fokus pada
begbagai aspek pengendalian internal:

1. Tujuan Operasional: Ini berkaitan dengan keefektifan dan efisiensi operasi entitas, termasuk
sasaran kinerja operasional dan keuangan, dan menjaga aset dari kerugian.

2. Tujuan Pelaporan: Ini terkait dengan pelaporan keuangan dan nonkeuangan internal dan
eksternal dan dapat mencakup keandalan, ketepatan waktu, transparansi, atau persyaratan
lain sebagaimana ditetapkan oleh regulator, pembuat standar yang diakui, atau kebijakan
entitas.

3. Tujuan Kepatuhan: Ini berkaitan dengan ketaatan pada hukum dan peraturan yang menjadi
subjek entitas.

Menurut Tuannakota (2014:127) Pengendalian Internal bertujuan untuk :

1. Strategis, sasaran-sasaran utama (nigt-level goals) yang mendukung misi entitas.

2. Pelaporan keuangan (pengendalian internal atas pelaporan keuangan)

3. Operasi (pengendalian operasional atau operational controls).


4. Kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang-undang.

Mulyadi (2013 :163) secara garis besar dirumuskan 4 tujuan pengendalian intern yaitu:

1. Menjaga keamanan harta perusahaan / menjaga kekayaan organisasi.

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

3. Memajukan / mendorong efisiensi dalam operasi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Fraud merupakan suatu masalah di dalam perusahaan dan harus dicegah sedini mungkin, Amin
Widjaja Tunggal (2012:59) mengemukakan beberapa tata kelola untuk mencegah fraud
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi Beberapa unsur menciptakan budaya jujur dan etika
yang tinggi yaitu: Menetapkan tone at the top, menciptakan lingkungan kerja yang positif,
mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat Agar berhasil mencegah fraud,
pelatihan, konfirmasi

2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Pencegahan fraud Fraud tidak mungkin
terjadi tanpa adanya kesempatan untuk melakukan dan menyembunyikan perbuatan itu.

3. Pengawasan oleh Komite Audit. Komite audit mengemban tanggung jawab utama
mengawasi pelaporan keuangan serta proses pengendalian internal organisasi.

Menurut Tuanakotta (2007:162) pencegahan fraud dapat dilakukan dengan mengaktifkan


pengendalian internal. Pengendalian internal yang aktif biasanya merupakan bentuk
pengendalian internal yang paling banyak diterapkan.

KESIMPULAN:

Berdasarkan beberapa tujuan pengendalian internal yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian internal untuk mengarahkan, mengawasi
sumber daya, aset, dan keuangan suatu perusahaan atau entitas. Selain itu pengendalia internal
dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya dan anggaran suatu
perusahaan.

NO. 22

NAMA _NBI : Saidah Nur Salsabila 1221800118

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi yang
bersifat iterative

JAWABAN:

Tujuan investigasi yang bersifat iterative

Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu pengambilan keputusan


mengenai investigasi di tahap berikutnya. Banyak investigasi bersifat interatif artinya suatu
investigasi atas dugaan kejahan menghasilkan temuan baru yang melahirkan dugaan tambahan
atau suatu dugaan baru. Investigasi pertama diikuti dengan investigasi berikutnya, dan seterusnya
secara iterative memperluas pemahaman investigator mengenai berapa dalamnya masalah yang
dihadapi. Konsultasi, diskusi, dan presentasi dari temuan-temuan secara berkala (mingguan,
misalnya) merupakan ciri khas dari pendekatan ini.

KESIMPULAN:

NO. 23

NAMA _NBI : Amelia Rengganis E.R 1221800119

SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang aksioma dalam bentuk
investigasi

JAWABAN:

Dalam pandangan para filsuf Yunani, aksioma adalah klaim atau pernyataan yang dapat
dianggap benar, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut. Tradisi ini diterusan dalam logika yang
tradisional, bahkan sampai kepada (apa yang kita sebut) ilmu-ilmu eksakta.

Aksioma atau postulate adalah pernyataan yang tidak dibuktikan atau tidak diperagakan, dan
dianggap sudah jelas dengan sendirinya. Kebenaran dari proposisi ini tidak dipertanyakan lagi.
Aksioma merupakan titik tolak untuk  menarik kesimpulan tentang suatu kebenaran yang harus
dibuktikan melalui pembentukan teori.

Menurut Association of Certified Fraud Examiners ACFE yang dikutip dalam Tuanakotta 2010 :
322 terdapat tiga aksioma dalam melakukan audit investigasi. 1. Kecurangan selalu tersembunyi
Fraud is Hidden Dalam hal ini pelaku fraud berusaha untuk menyembunyikan seluruh aspek
yang mungkin mengarahkan investigator untuk menemukan adanya Universitas Sumatera Utara
fraud . Pelaku fraud kecurangan tersebut menyembunyikan kecuragannya dengan cara yang
beragam dan sangat rapi sehingga investigator yang berpengalaman pun dapat terkecoh. 2.
Melakukan pembuktian timbal balik Reverse Proof Penjelasan ACFE yang dikutip dalam
Tuanakotta 2010 : 323 mengenai aksioma fraud yang kedua ini adalah : “Pemeriksaan fraud
didekati dari dua arah. Untuk membuktikan fraud memang terjadi, pembuktian harus meliputi
upaya untuk membuktikan bahwa fraud tidak terjadi.Sebaliknya, dalam upaya membuktikan
fraud tidak terjadi, pembuktian harus meliputi upaya untuk membuktikan bahwa fraud memang
terjadi.Maksudnya adalah jika investigator berupaya untuk membuktikan adanya fraud, maka
investigator juga harus mempertimbangkan apakah ada bukti-bukti yang membuktikan bahwa
fraud tidak dilakukan. Demikian juga sebaliknya, jika investigator hendak membuktikan bahwa
seseorang tidak melakukan tindak kecurangan, maka investigator juga harus mempertimbangkan
bukti-bukti bahwa tindak kecurangan telah dilakukan. 3. Keberadaan suatu Kecurangan
Existence of Fraud Dalam aksioma fraud ini ada atau tidaknya fraud yang terjadi hanya dapat
ditetapkan oleh pengadilan.
KESIMPULAN:

Dalam pandangan para filsuf Yunani, aksioma adalah klaim atau pernyataan yang dapat
dianggap benar, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut. Aksioma atau postulate adalah pernyataan
yang tidak dibuktikan atau tidak diperagakan, dan dianggap sudah jelas dengan sendirinya.
Kebenaran dari proposisi ini tidak dipertanyakan lagi. Menurut Association of Certified Fraud
Examiners ACFE yang dikutip dalam Tuanakotta 2010 : 322 terdapat tiga aksioma dalam
melakukan audit investigasi.

1. Kecurangan selalu tersembunyi Fraud is Hidden.

2. Melakukan pembuktian timbal balik Reverse Proof Penjelasan ACFE yang dikutip dalam
Tuanakotta 2010 : 323 mengenai aksioma fraud yang kedua ini adalah : “Pemeriksaan fraud
didekati dari dua arah.

3. Keberadaan suatu Kecurangan Existence of Fraud Dalam aksioma fraud ini ada atau tidaknya
fraud yang terjadi hanya dapat ditetapkan oleh pengadilan.

NO. 24

NAMA _NBI : Yurisna Eka Damayanti 1221800122

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara aksioma fraud id hidden

JAWABAN:

Menurut mywaskitopedia tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti-bukti yang


dapat diterima oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti
hukum dan barang bukti sesuai dengan acara hukum pembuktian yang berlaku. Fraud id hidden
adalah Sifat perbuatan fraud adalah tersembunyi. Metode atau modus operasinya mengandung
tipuan untuk menyembunyikan sedang berlangsungnya fraud. Hal yang terlihat dipermukaan
bukanlah yang sebenarnya terjadi atau berlangsung. Metode untuk menyembunyikan fraud
begitu banyak; pelaku fraud sangat kreatif mencari celah-celah untuk menyembunyikan fraud-
nya, sehingga investigator yang berpengalaman pun sering terkecoh. Memberikan pendapat
bahwa fraud terjadi (padahal fraud tidak terjadi) atau, sebaliknya, memberikan pendapat bahwa
fraud tidak terjadi (padahal sebenarnya fraud terjadi), mebuat investigator (pemeriksa fraud)
berisiko menghadapi tuntutan hukum.

KESIMPULAN:

Jadi tujuan investigasi dengan cara aksioma fraud id hidden adalah mengumpulkan bukti-bukti
sifat perbuatan fraud yang tersembunyi yang dapat diterima oleh ketentuan perundang- undangan
yang berlaku.

NO. 25

NAMA _NBI : Yuli Irmas Millenia 1221800124

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
caraaksioma reverse proof

JAWABAN:

KESIMPULAN:

NO. 26

NAMA _NBI : Dinda Anastasia 1221800125

SOAL :
Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara aksioma existence of fraud

JAWABAN:

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menyebut tiga aksioma dalam melakukan


investigasi atau pemeriksaan fraud. Ketiga aksioma ini oleh ACFE  diistilahkan fraud
axioms (aksioma fraud) yang terdiri atas :

a.Aksioma -1, fraud is hidden

b.Aksioma-2, Reverse proof

c.Aksioma-3, Existence of Fraud

Adanya suatu tindak kecurangan atau korupsi baru dapat dipastikan jika telah diputuskan oleh
hakim melalui proses pengadilan. dengan demikian, dalam melaksanakan audit investigatif,
seorang auditor dalam laporannya tidak boleh memberikan opini mengenai kesalahan atau
tanggung jawab salah satu pihak jawab atas terjadinya suatu tindak kecurangan atau 36 korupsi.
(Sumber :tuanakotta 2010:322)

Aksioma Existence of Fraud secara sederhana ingin mengatakan bahwa hanya pengadilan yang
dapat (berhak) menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak terjadi.

KESIMPULAN:

Pemeriksa fraud berupaya membuktikan terjadi atau tidak terjadinya fraud. Namun hanya


pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan hal itu. Di Amerika Serikat
berwenang itu ada pada pengadilan (majelis hakim) dan para juri.

Dalam upaya menyelidiki adanya fraud, pemeriksa membuat dugaan mengenai apakah seseorang
bersalah (guilty) atau tidak (innocent). Bersalah atau tidaknya seseorang merupakan dugaan atau
bagian dari teori fraud, sampai pengadilan (majelis hakim) memberikan putusan atau vonis.
NO. 27

NAMA _NBI : Fadila Nuryah Putri Rayabelen 1221800128

SOAL :

Cari pendapat dari peneliti terdahulu dan buat kesimpulannya tentang tujuan investigasi dengan
cara mengumpulkan bukti yang cukupuntuk menindak pelaku dalam perbuatan fraud

JAWABAN:

Tujuan audit investigasi adalah dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang bukti
sesuai dengan acara hukum pembuktian yang berlaku. Menurut tujuan investigasi yang diambil
dari K. H. Spencer Pickett dan jeniffer Pickett, financial Crime Investigation and Control
(2002) :

1. Memberhentikan manajemen. Tujuan utamanya sebagai teguran keras bahwa manajemen


tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya.

2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya dan relavannya bukti.

3. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relavan untuk investigasi.

4. Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.

5. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak lolos dari perbuatannya.

KESIMPULAN:
DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/lq57dxry4-tujuan-audit-investigasi-audit-investigasi.html

https://ittama.ristekbrin.go.id/wp-content/uploads/2016/09/Audit-Investigatif-Pak-oleh-
Inspektur-I.pdf

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-audit/

http://repository.unpas.ac.id/13578/2/ABSTRAK.pdf

Ekaterina. 2013. Fraud Prevention and Detective Methods in Russian Small-Scale Enterprises:
Perception of Managers and Accountans Regarding Their Effectiveness.
Rukmawati. 2011. Persepsi Manajer dan Auditor Eksternal mengenai Efektivitas Metode
pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan Keuangan.

Ini Penyebab Terjadinya Fraud dalam Pengelolaan Keuangan (kompas.com)

1. Albrecht W.Steve and Albrecht Chad O, 2002 . “ Fraud Examination Thomson


South- Western.
2. ACFE “ Fraud Examiners Manual , Third Edition 2000
3. Alvin A.Arens, Randal J.Elder & Mark S.Beasley, 2003 “ Auditing and Assurance
Services an Integrated Approach “ International Edition.
4. Manning, George A, 1999 Financial Investigation and Forensic Accounting, CRC

Press Boca Raton New York Washington, D.C

https://core.ac.uk/download/pdf/77630863.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_investigasi

sumber : www.meandmybubble.blogspot.co.id

http://mywaskitopedia.blogspot.com/2017/04/audit-investigatif.html?m=1

http://repository.unpas.ac.id/14355/5/BAB%20II%20PDF.pdf

https://aclc.kpk.go.id/wp-content/uploads/2019/08/AUDIT-INVESTIGASI.pdf

http://repository.unpas.ac.id/41520/4/BAB%20I%20Daris.pdf

http://repository.unpas.ac.id/14355/5/BAB%20II%20PDF.pdf

Tuanakotta, Theodorus M, 2012, Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Edisi 2, penerbit :
Salemba Empat

Web Site :

file:///C:/Users/Aldo%20%20Bagas/Downloads/Video/uu311999.pdf di unduh pada tanggal


23 April 2021

SkripsiDitaNurAmalina.IndepedensiJurnalis (StudiFenomenologiIndepedensiJurnalis di Kota

Bandung TerhadapKepentinganPemilik Modal Pers).4, KodeEtikJurnalistik

http://repository.unpas.ac.id/15726/4/Bab%202%20FIX%20%281%29%20banget.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/322629131.pdf (Jeanne Asteria, 2015, MANFAAT
AKUNTANSI FORENSIK Wawolangi, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Katolik Darma Cendika Jalan Dr. Ir. H. Soekarno 201, Surabaya, Jurnal Auditor, Vol IV, No 17,
hal 164)

http://repository.unisba.ac.id

Hermiyetti. (2021). Pengaruh pengendalian internal terhadap pencegahan fraud pengadaan


barang. https://media.neliti.com/media/publications/ diunduh 22 April 2021

YUSTIANTO, R. (2019). Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis pengendalian


internal. http://repository.unpas.ac.id/43181/4/BAB%20II%20%28Ryu%29.pdf diunduh 22
April 2021

http://dokumentasiilmu90.blogspot.com/2017/02/resume-forensic-audit-bab-
12.html#:~:text=AKSIOMA%20DALAM%20INVESTIGASI,-Dalam%20pandangan
%20para&text=Aksioma%20atau%20postulate%20adalah%20pernyataan,proposisi%20ini
%20tidak%20dipertanyakan%20lagi.

https://text-id.123dok.com/document/w7q006xq6-aksioma-audit-investigasi-metodologi-audit-
investigatif.html

http://mywaskitopedia.blogspot.com/2017/04/audit-investigatif.html

http://mywaskitopedia.blogspot.com/2017/04/audit-investigatif.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai