JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2022
PENGKAJIAN
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami kelemahan
anggota gerak bagian kiri sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluh sakit atau
pegal disekujur tubuh dan terasa pusing.
b. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit sekarang : keluarga pasien mengatakan bahwa datang ke
rumah sakit karena mengalami kelemahan anggota gerak bagian kiri, terasa
pusing setiap saat, seluruh badan terasa pegal. Pasien tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari seperti biasanya karena lemas.
Riwayat penyakit dahulu : keluarga pasien mengatakan pasien memiliki
riwayat hipertensi. Keluaga pasien mendapat informasi bahwa pasien
dicurigai mengalami gejala stroke saat periksa ke klinik kesehatan.
Riwayat penyakit keluarga : keluarga pasien mengatakan bahwa anggota
keluarga tidak ada yang memiliki riwayat stroke
Genogram
Keterangan :
: meninggal
5 2
5 2
E. Sistem Neurologis
Nervus I (Olfactorius) Sensasi hidung kanan dan Berkurang
kiri
Nervus II (Optikus) Ketajaman penglihatan Sulit di nilai
Lapang pandang Sulit di nilai
Melihat warna Sulit di nilai
Nervus III Bentuk Pupil bulat, isokor
(Okulomotorius) Besar pupil > 3 mm
Reflek cahaya Reflek (+)
Nervus IV (Trochlearis) Pergerakan mata ke atas Sulit di nilai
dan ke bawah
Nervus V ( Trigeminus) Membuka mulut Mampu
Mengunyah Mampu
Menggigit Sulit di nilai
Reflek kornea Sulit di nilai
Sensasi pada wajah Sulit di nilai
dengan benda kasar atau
halus
Nervus VI (Abducen) Pergerakan mata lateral Sulit di nilai
Melihat kembar Sulit di nilai
Nervus VII (Fasialis) Mengerut dahi Sulit di nilai
Tersenyum Sulit di nilai
Mengangkat alis Mampu
Menutup mata Mampu
Rasa kecap 2/3 anterior Sulit di nilai
lidah
Nervus VIII Suara bisikan Terdengar samar
(Vestibulochoclearis) Detik arloji Sulit di nilai
Nervus IX Reflek muntah Sulit di nilai
(Glossopharyngeus) Merasakan pahit Sulit di nilai
Nervus X (Vagus) Menelan Tekstur lembut
Bicara Sedikit mampu
Nervus XI ( Accesorius) Mengangkat bahu Sulit di nilai
Pergerakan kepala Bergerak kanan/kiri
(+)
Nervus XII (Hypoglasus) Menjulurkan lidah Sulit di nilai
Menggerakan lidah Sulit di nilai
Tremor Sulit di nilai
F. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil laboratorium
Hasil laborat 03 Oktober 2020 pukul 23:45
No Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
1. HEMATOLOGI
Paket Darah Rutin
Hemoglobin 11,8 g/dL 11,7 – 15,6
Leukosit 15,2 10 3,6 – 11
Hematokrit 36 % 35 – 47
Eritrosit 4,7 10 3,8 – 5,2
Trombosit 305 10 150 – 440
MCH 25 Pg 25 – 34
MCHC 33 g/dL 32 – 36
MCV 77 fL 80 – 100
DIFF COUNT
Eosinofil 0 % 1–3
Basofil 0 % 0–1
Netrofil Segmen H 92 % 50 – 70
Limfosit L6 % 25 – 40
Monosit 2 % 2–8
KIMIA KLINIK
GDS 128 mg/dL 100 – 150
b. Rontgen
MSCT kepala tanpa kontras
- ICH di Thalamus dextra (l.k 3,9 cc) meluas ke sistema ventrikel (IVH)
- Struktur mediana di tengah, tidak deviasi
- Cavum orbita, Sella tursica baik
- Sinus paranasal, Cellulae mastoid baik
c. Terapi
06/10/2020 pukul 16.00 WIB
Nama Obat Sediaan Dosis Jalur masuk fungsi
Citikolin Ampul 2 x 500 IV infus Meningkatkan daya ingat
Asam Tranex Ampul 3 x 500 IV infus Menghentikan perdarahan
Ketorolac Ampul 3x1 IV infus Meredakan nyeri
Manitol Ampul 3 x 125 IV infus Mengurangi tekanan intra
kranial
Furosemid Ampul 3x1 IV infus Mengatasi penumpukan cairan
dalam tubuh
Ciproflokaxin Drip 2x1 Anti infeksi bakteri
Asering Cairan 20 tpm Elektrolit tubuh
infus
ANALISIS DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DO: - Risiko perfusi
- Kesadaran apatis serebral
- GCS 12 E3 M5 V4
- Hasil Rontgen MSCT Kepala:
ICH di Thalamus dextra (l.k 3,9 cc)
meluas ke sistema ventrikel (IVH)
Struktur mediana di tengah, tidak deviasi
Cavum orbita baik, Sella tursica baik
Sinus paranasal, Cellulae mastoid baik
- TTV: TD 171/104 mmHg; N : 78x/menit;
RR : 20x/menit; S 35.8oC
- Kekuatan otot
Ka Ki
5 2
5 2
DS:
- Keluarga pasien mengatakan pasien
mengalami kelemahan anggota gerak bagian
kiri.
- Keluarga pasien mengatakan sebelumnya
pasien tidak ada riwayat stroke
- Pasien mengatakan terasa pusing setiap saat,
seluruh badan terasa pegal. Pasien tidak
dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya karena lemas.
2 DO : Program Diare
- konsistensi feses cair pengobatan
(antibiotik)
- bising usus 38x/menit
- dehidrasi sedang
DS :
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien hari
ini sudah BAB 5 kali/hari
3 DO: Kelemahan Defisit perawatan
- Klien terbaring lemah di tempat tidur diri
dengan terpasang infus Asering 20 tpm
- BAK klien di bantu dengan menggunakan
pampers
- Pola aktivitas latihan klien sangat
bergantung total dengan keluarganya
DS:
- Keluarga pasien mengatakan lemah pada
anggota gerak kiri dan menjalar ke seluruh
tubuh
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1 Risiko perfusi SLKI : Perfusi Serebral (L.020014) SIKI : Manajemen peningkatan
serebal tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama TIK (I.06194)
efektif 3x24 jam, maka perfusi serebral meningkat 1. Monitor tanda/gejala peningkatan 1. Mengobservasi adanya perubahan
dibuktikan dengan krteria hasil: TIK abnormal yang tidak diingikan
dengan Kriteria Awal Akhir Ekspektasi 2. Minimalkan stimulus dengan 2. Lingkungan yang tenang dan
Kognitif 2 4 1. Menurun
hipertensi 2. Cukup menyediakan lingkungan yang nyaman akan membantu pasien
menurun
3. Sedang tenang dalam proses penyembuhan
4. Cukup
3. Berikan posisi semifowler 3. Posisi semifowler membantu
meningkat
5. Meningkat 4. Kolaborasi dengan dokter terkait perbaikan pasien stroke dengan
Sakit kepala 1 4 1. Meningkat
2. Cukup program terapi obat yang diberikan mengurangi TIK dan menurunkan
meningkat
3. Sedang pada klien tekanan perfusi serebral
4. Cukup
menurun 4. Mempemudah penyembuhan
5. Menurun SIKI : Pemantauan TIK (I.06198)
Tekanan darah 2 5 1. Memburuk
sistolik 2. Cukup 1. Monitor peningkatan TD 1. Memantau TTV secara berkala
Tekanan darah 2 5 memburuk
diastolik 3. sedang 2. Atur interval pemantauan sesuai untuk menentukan program
4. cukup
membaik kondisi pasien lanjutan
5. Membaik
2 Diare b.d SLKI : Kontinensi Fekal (L.04035) SIKI : Manajemen Diare (I.03101)
program Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Kaji riwayat diare dan pola 1. Mengetahui pola defekasi klien
pengobatan 3 x 24 jam diharapkan pola eliminasi normal dengan defekasi 2. Faktor penyebab diare bisa
kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor penyebab diare menimbulkan masalah lain yang
Kriteria Awal Akhir Ekspektasi 3. Instruksikan kepada klien/keluarga
untuk melaporkan waran, volume, lebih serius dan fatal
Pengontrolan 2 5 1. Menurun konsistensi, dan frekuensi defekasi 3. Memudahkan dalam proses
2. Cukup
pengeluaran
menurun 4. Ukur keluaran defekasi/diare penanganan selanjutnya
feses dapat 3. Sedang
4. Cukup 5. Instruksikan untuk memberikan 4. Seberapa besar keluaran saat BAB
diketahui
meningkat
5. Meningkat makanan rendah serat, tinggi dapat menjadi tolak ukur proses
Defekasi 2 5 1. Memburuk
2. Cukup
protein dan tinggi kalori penyembuhan
Frekuensi BAB 2 5
memburuk 6. Konsultasikan ke dokter jika terjadi 5. Makanan yang rendah serat
3. sedang
4. cukup peningkatan frekuensi defekasi berguna untuk memperlancar
membaik
5. Membaik atau peristaltik usus defekasi
6. Memudahkan proses penyembuhan
klien
3 Defisit SLKI: Perawatan Diri (L.11103) SIKI: Edukasi perawatan diri
perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (I.12420)
4x24 jam, maka diharapkan kemampuan 1. Identifikasi masalah dan 1. Mencari faktor pemicu
b.d kelemahan
perawatan diri klien meningkat dengan kriteria hambatan perawatan diri yang terganggunya masalah perawatan
hasil : dialami diri klien
Kriteria Awal Akhir Ekspektasi 2. Ciptakan edukasi interaktif untuk 2. Edukasi interaktif dengan keluarga
Mandi 2 5 1. Menurun memicu partisipasi aktif selama klien secara tanya jawab akan
2. Cukup edukasi membantu peningkatan
Mengenakan 2 5
menurun
pakaian 3. Sedang 3. Anjurkan mendemonstrasikan pengetahuan tentang pentingnya
Makan 2 5
4. Cukup praktik perawatan diri sesuai merawat diri pada klien stroke
meningkat kemampuan 3. Mempraktikan secara mandiri
Toileting 2 5 5. Meningkat
4. Kolaborasi dengan keluarga sesuai kemampuan
(BAK/BAB)
untuk selalu melakukan 4. Mempermudah dalam program
perawatan diri pada klien setiap terapi dan pemantauan perawataan
hari dengan menyeka. diri klien
IMPLEMENTASI
10.00 Diare Mengkaji kelanjutan pola defekasi Diare pagi tidak ada, BAB 3x, Rofianto Adi P
Menganjurkan klien untuk feses cair, makan 4-5 sendok,
meningkatkan diet rendah serat, tinggi infus asering 20 tpm
protein dan kalori seperti sayur dan
buah
Mempertahankan intake cairan baik
peroral maupun parenteral
10.45 Defisit perawatan Menciptakan lingkungan yang Pasien masih membutuhkan Rofianto Adi P
diri terapeutik bantuan/tergantung pada
Menanyakan kemampuan makan, keluarga
minum, toileting, mengenakan pakaian
pasien
13.40 Risiko perfusi Mengobservasi keadaan umum klien Pasien masih pusing, KU cukup, Rofianto Adi P
serebral tidak Menanyakan keluhan infus asering 20 tpm, Bedrest
efektif Mengukur TTV (+), ekspresi kurang rileks, daya
ingat menunjukkan penurunan
Monitor cairan infus
3 Jumat, 09 07.30 Risiko perfusi Mengobservasi keadaan umum klien Pasien mengeluh masih pusing, Rofianto Adi P
Oktober 2020 serebral tidak Mengobservasi tanda vital lemas. Keadaan umum cukup,
efektif Menanyakan keluhan Infus asering 20 tpm
EVALUASI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.