Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAHAPAN DAN SIKLUS PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kulian Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah yang di ampu oleh:

Dr.Darwin Parlaungan Lubis M.Si

M.Farouq G.Matondang S.Pd,M.Sc

Disusun Oleh : Kelompok A

DAFA RIZKY PRAYOGA (3192431006)


AZIMA FAHMI SIREGAR (3191131007)
IGNASIUS SITANGGANG (3192431009)
MELVA MARETA SIHITE (3192431018)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan
Pengembangan wilayah

Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami berbagai hambatan


dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
berguna untuk kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada para
pembaca, semoga tugas ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, 22 Maret 2022

Kelompok A

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belangkang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian Perencanaan....................................................................................................6
B. Tahapan Perencanaan Pengembangan Wilayah.............................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Perencanaan.................................................................................12
D. Langkah-langkah dan Syarat Perencanaan...................................................................12
E. Siklus Perencanaan Pengembangan Wilayah................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belangkang
Perencanaan Pengembangan wilayah merupakan proses penting untuk
menentukan tindakan masa depan dalam pelaksanaan pembangunan di daerah tersebut.
Dengan menggunakan Perencanaan maka diharapkan pelaksanaan pembangunan dapat
mencapai hasil yang diinginkan. Faktor penting dalam Perencanaan pemngembangan
adalah keberanian untuk memutuskan apa yang harus dilakukan, kemudian kapan
melakukannya, selanjutnya bagaimana melakukannya dan yang terakhir siapa yang
melakukannya. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi
di waktu yang akan datang. Perencanaan yang baik juga akan menghasilkan keputusuan
atau hasil yang baik juga. Hakekat Perencanaan sebenarnya adalah suatu cara rasional
untuk mempersiapkan masa depan. Disisi lain perencanaan pada dasarnya adalah proses
menentukan apa yang ingin dicapai di masa dalam suatu lingkup waktu tertentu serta
menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Perlunya Perencanaan karena dengan menggunakan perencanaan maka akan


mempunyai tujuan yang ingin dicapai, maksudnya adalah perencanaan merupakan sarana
untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan kegiatan. Dalam hal pembangunan suatu
daerah perencanaan sangatlah penting karena dengan menggunakan perencanaan maka
diharapkan kita tahu apa saja yang dibutuhkan dalam suatu pembangunan. Pembangunan
adalah suatu konsep yang mempunyai tujuan dalam proses menuju kearah perbaikan dan
peningkatan.

Untuk berjalannya Pengembangan wilayah yang diinginkan maka di perlukan


proses dan tahapan-tahapan perencanaan pembamgunan yang matang.Hal ini di lakukan
agar kedepannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Untuk itu pemateri sangat tertarik
untuk mengkaji apa saja tahapan dan siklus yang di perlukan dalam perencanaan
pengembangan wilayah.

4|Page
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan?
2. Bagaimana tahapan dalam Perencanaan Pengembangan wilayah?
3. Apa manfaat dan tujuan perencanan pengembangan Wilayah?
4. Bagaimana langkah-langkah perencanaan pengembangan wilayah?
5. Bagaimana siklus perencanaan pengembangan wilayah?

C. Tujuan
1. Mengerti arti dari Perencanaan
2. Mamahami tahapan-tahapan dalam Perencanaan Pengembangan wilayah
3. Mengetahui manfaat dan tujuan perencanan pengembangan Wilayah
4. Mengetahui langkah-langkah perencanaan pengembangan wilayah
5. Memahami siklus perencanaan pengembangan wilayah

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk


dilaksanakan pada suatau periode tertentu dalam rangka tujuan yang ditetapkan. Sedangkan
menurut para ahli adalah :

 Prajudi Atmosudirdja mendefinisikan perencanaan ialah perhitungan dan penentuan


tentang sauatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu , siapa yang
melakukan , bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukanya.
 Menurut Arthur W. Lewis (1965), Perencanaan pembangunan sebagai suatu kumpulan
kebijaksanaan dan program pembangunan unutk merangsang masyarakat dan seasta
untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia secara lebih produktif.
 Menurut M. L. Jhingan (1984), menyatakan bahwa Perencanaan pembangunan pada
dasarnya merupakan pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh
suatu penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di
dalam jangka waktu tertentu pula.
 Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) adalah suatu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana-rencana pembangunan jangka panjang, jangka menegah dan
tahunan, yang dilaksanakan oleh unsure peyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
pusat dan daerah
 Handoko( 2003) perencanaan meliputi (1)pemilihan atau penetapan tujuan tujuan
organisasi., (2) penentuan strategi , kebijakan , proyek, program , prosedur, metode,
system, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan
pada hakikatnya adalah sauatu proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatife
mengenai sasaran dan cara cara yang kan dilaksanakan di masa yang akan datang guna
mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil
pelaksanaannya yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

6|Page
 Bintarao Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan kegiatan secara sistematis
yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang disebut perencanaan adalah
kegiatan yang dilakukan di masa ynag akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi
perencanaan mengandung unsur-unsur (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya,
(2)adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu
tertentu. Perencanaan tidak terlepas dari unsur pelaksanaan termasuk pematauan , penilaian,
dan pelaporan. Pengawasan diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpanagan
penyimpangan pengawasan dalam perencanaan dapat dilakukan secara preventif dan
respresif. Pengawasan preventif merupakan pengawasa yang melekat dengan perencanaanya,
sedangkan pengawasan represif merupakan pengawasan fungsional atas perencanaan
rencana, baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal oleh aparat pengawas yang
ditugasi. Selanjutnya keempat fungsi dapat dideskripsikan sebagai berikut. Perencanaan
merupakan proses yang sitematis dalam mengambil keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang. Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakan
yang secara sistematis disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang
dipertanggungjawabkan serta dapat digunakan sebagai pedoman kerja. Perencanaan program
pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi, fungsi yang utama, pertama, perencanaan
merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusuanan rangkaian tindakan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan organiosasi atau lembagadenagn mempertimbangkan
sumber sumber yang tersediia atau sumber asumber yang dapat dilakukan. Kedua,
perencanaan merupakan kegiatan untuk mengarahkan atau menggunakan sumbner sumber
terbatas secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

B. Tahapan Perencanaan Pengembangan Wilayah


Tahapan Perencanaan:
Tiga Model Dasar
1. Model Pertumbuhan Agregat: Memproyeksikan Variabel-variabel Makro Model
perencanaan pertama dan pemula yang digunakan hampir semua oleh negara
berkembang adalah model pertumbuhan agregat. (aggregate growth model). Model ini
mengulas perekonomian secara keseluruhan dengan menggunakan variabel-veriabel

7|Page
makroekonomi yang dinilai paling mempengaruh tingkatan dan laju pertumbuhan
output nasional, yaitu tabungan, investasi, cadangan modal, nilai ekspor, impor,
bantuan luar negeri, dan sebagainya. Model pertumbuhan egregat ini merupakan model
yang cocok untuk meramalkan pertumbuhan output (dan mungkin juga
ketenagakerjaan) dalam kurun waktu antara tiga sampai dengan lima tahun. Hampir
semua model yang tergolong model pertumbuhan agregat ini memiliki kemiripan
gagasan dengan model dasar Harrod-Domar.
2. Model Input-Output dan Proyeksi Sektoral: Gagasan Dasar Pendekatan lain yang
jauh lebih canggih terhadap perencanaan pembangunan menggunaka beberapa varian
model-antar industri (inter-industry model) atau model input- output (input-output
model). Pendekatan ini memperhitungkan kenyataan bahwa kegiatan ekonomi dalam
sektor-sektor industri yang utama senantiasa saling berhubungan satu sama lain dalam
suatu bentuk himpunan persamaan aljabar yang simultan yang pada akhirnya akan
menunjukan proses produksi atau teknologi yang digunakan dalam masing-masing
sektor industri. Semua industri selain dianggap selain sebagai produsen output tertentu
juga sebagai konsumen atau pihak yang menggunakan output dari industri yang lain
sebagai input- inputnya. Sebagai contoh adalah sektor pertanian. Selain sebagai
produsen output tertentu (misalnya gandum) sektor ini juga menggunakan input-input
yang merupakan output-output , katakalah sektor industri mesin dan sektor industri
pupuk.
3. Penilaian Proyek dan Analisis Manfaat Biaya Sosial Meskipun lembaga perencanaan
di negara-negara berkembang pada umunya menggunakan model perencanaan Harrod-
Domar dengan aneka variasinya, serta model output-input sektoral yang telah
disederhanakan, namun dalam kegiatan operasional sehari- harinya mereka lebih
memperhatikan alokasi dana investasi pemerintah yang selalu terbatas berdasarkan
teknik analisis makroekonomi yang dikenal dengan nama penilaian proyek (project
appraisal). Namun hendaknya hubungan intelektual dan operasional antara tiga teknik
perencanaa yang penting tersebut tidak diabaikan. Model pertumbuhan makro
menyusun strategi yang luas, yang bila disertai dengan analisis output-input, akan
pelaksanaan upaya pemenuhan target sektoral domestik secara konsisten, sedangkan
penilaian proyek khusus dirancang untuk mennjamin terciptanya perencanaan proyek

8|Page
yang efisien unutk masing-masing sektor. Hubungan timbal balik antara ketiga tahap
perencanaan tersebut akan sangat banyak menentukan keberhasilan pelaksanaan
perencanaan pembangunan tersebut.

Secara rinci Tjokroamidjojo (1977) menguraikan tahap-tahap dalam suatu proses


perencanaan yang meliputi penyusunan rencana, penyusunan program rencana, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi.

1. Penyusunan rencana
penyusunan rencana meliputi unsur-unsur tinjauan keadaan (review) yang dapat berupa
tinjauan sebelum memulai suatu rencana maupun tinjauan terhadap pelaksanaan rencana
sebelumnya. Pada tahap ini pula dilakukan perkiraan keadaan masa yang akan dilalui
rencana (forecasting), karena itu dibutuhkan berbagai informasi untuk mengetahui
kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Informasi yang diperlukan
dapat berupa data statistik dan hasil penelitian terdahulu yang relevan.Setelah semua
perkiraan dilakukan, maka selanjutnya penetapan tujuan rencana (plan objectives) dan
pemilihan cara- cara pencapaian tujuan rencana.Unsur kegiatan berikutnya adalah
mengidentifikasi kebijakan (policy) yang perlu dilakukan.Operasionalisasi unsur ini perlu
didasarkan pada pilihan alternatif terbaik dan skala prioritas.Setelah seluruh unsur
kegiatan dinilai tuntas, maka unsur kegiatan yang terakhir dari tahapan penyusunan
rencana adalah pengambilan keputusan (decision making) sebagai persetujuan atas suatu
rencana.
a. Tinjauan Keadaan
Tinjauan keadaan atau review ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai suatu
rencana (review before take of) atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan rencana
sebelumnya (review of performance). Dengan kegiatan ini diusahakan dapat
dilakukan dan diidentifikasi masalah-masalah pokok yang masih dihadapi, seberapa
jauh kemajuan telah dicapai untuk menjamin kontinuitas kegiatan-kegiatan usaha,
hambatan-hamabatan yang masih ada, dan potensi- potensi serta prospek yang masih
bisa dikembangkan.
b. Perkiraan keadaan masa yang akan datang akan dilalui rencana Sering juga disebut
sebagai forecasting. Dalam hal ini diperlukan data-data statistik, sebagai hasil

9|Page
penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme informasi untuk mengetahui
kecenderungan-kecenderungan perpestik masa depan.
c. Penetapan tujuan rencana (Plan Objectives) Dalam hal ini seringkali nilai-nilai
politik, sosial masyarakat,memainkan peranan yang cukup penting. Secara teknis hal
ini didasarkan kepada tinjauan keadaan dan perkiraan tentang masa yang akan dilalui
rencana.
d. Identifikasi kebijakan Suatu kebijakan atau policy, mungkin perlu didukung oleh
program-program pembangunan. Untuk bisa lebih operasionalnya rencana kegiatan-
kegiatan usaha ini perlu dilakukan berdasar pemilihan alternatif yang terbaik. Hal ini
dilakukan berdasar opportunity cost dan skala prioritas. Bagi proyek-proyek
pembangunan identifikasinya didukung oleh feasibility studies dan survei- survei
pendahuluan.
2. Penyusunan program rencana yang dilakukan melalui perumusan yang lebih terperinci
mengenai tujuan atau sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal
kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama
antarlembaga mana yang akan melakukan program-program pembangunan. Tahap ini
seringkali perlu dibantu dengan penyusunan suatu tahap flow chart, operation plan atau
network plan.
3. Pelaksanaan rencana (implementasi). Implementasi menurut Salusu (1996), adalah
seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusul suatu keputusan, atau dengan kata lain
dapat dikatakan sebagai operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai sasaran
tertentu.
4. pengawasan atas pelaksanaan rencana yang bertujuan untuk mengusahakan supaya
pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencana, apabila terdapat penyimpangan
maka perlu diketahui seberapa jauh penyimpangan tersebut dan apa sebabnya serta
dilakukannya tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan. Untuk maksud tersebut,
maka diperlukan suatu sistem monitoring dengan mengusahakan pelaporan dan feedback
yang baik daripada pelaksana rencana.

10 | P a g e
Berdasarkan pelakunya, pengawasan dapat dibedakan ke dalam empat macam jenis
pengawasan, yakni pengawasan melekat, pengawasan fungsional, pengawasan
masyarakat, dan pengawasan legislatif.

a. Pengawasan melekat adalah pengawasan terhadap program yang dilakukan secara


langsung oleh atasan terhadap bawahannya yang bersifat preventif dan represif
serta kontinue.
b. Sementara pengawasan fungsional dilaksanakan oleh aparat baik secara internal
maupun eksternal yang ditunjuk khusus (exclusively assigned) untuk melakukan
audit secara independen.
c. Lain halnya dengan pengawasan masyarakat yang merupakan bentuk kontrol
sosial baik secara langsung maupun dalam bentuk pemberitaan melalui media
massa.
d. Sedangkan pengawasan legislatif yaitu pengawasan yang dilakukan oleh lembaga
legislatif yang memang memiliki fungsi pengawasan, selain fungsi legislasi dan
anggaran.
5. Evaluasi
Evaluasi untuk membantu kegiatan pengawasan, yang dilakukan melalui suatu tinjauan
yang berjalan secara terus menerus (concurrent review). Di samping itu, evaluasi juga
dapat dilakukan sebagai pendukung tahap penyusunan rencana yakni evaluasi sebelum
rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Dari hasil
evaluasi ini dapat dilakukan perbaikan terhadap perencanaan selanjutnya atau
penyesuaian yang diperlukan dalam (pelaksanaan) perencanaan itu sendiri. Dalam
pengertian tersebut, terkandung makna bahwa pada hakekatnya aspek perencanaan
senantiasa terdapat dalam setiap jenis usaha manusia. Perencanaan adalah suatu cara
bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum out put) dengan memberdayakan
sumber daya yang ada agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa perencanaan tidak dapat terlepas dari kegiatan
pengambilan keputusan dan penentuan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

11 | P a g e
C. Tujuan dan Manfaat Perencanaan
1. Standar pengawasan yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (stuktur organisasinya) baik kualifikasinya
maupunkauntitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya tenaga dan
waktu.
5. Meminimalkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga,
dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerja.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada percapaian tujuan.

Manfaat perencanaan 1. Standar pelaksaanaan dan pengawasan 2. Pemilihan


berbagai alternative terbaik. 3. Penyusunan skala prioritas , baik sasaran mauopun
kegiatan, 4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi’ 5. Alat memudahkan
dalam berkordinasi dengn pihak terkait Alat untuk meminimalkan pekerjaan tidak pasti.

D. Langkah-langkah dan Syarat Perencanaan

Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.

2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.

3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.

4. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.

5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana


pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.

12 | P a g e
Syarat-syarat perencanaan antara lain sebagai berikut:

a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.

b. Bersifat sederhana, realistis, dan praktis.

c. Terinci, memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan
sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.

d. Memiliki fleksibilitas sehinggga disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan


situasi sewaktu-waktu.

e. Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan digarap dalam


perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.

f. Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.

Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan :

a. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial


ekonomi yang mantap (steady socialeconomic growth). Hal ini dicerminkan dalam usaha
pertumbuhan ekonomi yang positif.

b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut
sebagai usaha diversifikasi ekonomi.

d. Usaha perluasan kesempatan kerja.

e. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.

f. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang


kegiatan-kegiatan pembangunan.

g. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.

13 | P a g e
Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda dengan instansi-instansi
di pusat dalam melihat aspek ruang di suatu daerah.Departemen/lembaga pusat dengan
visi atau kepentingan yang bertitik berat sektoral melihat lokasi untuk kegiatan,
sedangkan pemerintah daerah dengan titik berat pendekatan pembangunan regional
(wilayah/daerah) melihat kegiatan untuk lokasi. Pemerintah daerah dalam merencanakan
pembangunan daerah mengupayakan pendayagunaan ruang di daerahnya, mengisinya
dengan berbagai kegiatan sedemikian rupa sehingga menghasilkan alternatif
pembangunan yang terbaik bagi daerah tersebut.Pilihan daerah terhadap alternatif yang
tersedia dapat menghasilkan pertumbuhan yang tidak optimal dari sudut pandang sektor
yang melihat kepentingan nasional secara sektoral.Berbagai pendekatan tersebut perlu
dipadukan dalam perencanaan pembangunan nasional, yang terdiri dari pembangunan
sektor-sektor di berbagai daerah, dan pembangunan daerah yang bertumpu pada sektor-
sektor.

Perencanaan mikro adalah perencanaan skala rinci dalam perencanaan tahunan,


yang merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro, sektoral, maupun regional ke
dalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan dengan berbagai dokumen
perencanaan dan penganggarannya. Secara operasional perencanaan mikro ini antara lain
tergambar dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan rancangan
kegiatan. Perencanaan ini merupakan unsur yang sangat penting, karena pada dasarnya
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.Efektivitas dan efisiensi yang menjadi
masalah nasional sehari-hari dapat ditelusuri penanganannya dalam perencanaan dan
pelaksanaan rencana di tingkat mikro.

E. Siklus Perencanaan Pengembangan Wilayah


Dimensi waktu Perencanaan pembangunan yang didasarkan oleh periode waktu
terdiri atas tiga klasifikasi umum.
1. Pertama, perencanaan jangka panjang.
Perencanaan jangka panjang sekitar 10 sampai dengan 25 tahun. Perencanaan ini
bukan merupakan pedoman kerja yang siap pakai, melainkan keputusan kekuasaan
tertinggi yang lebih bersifat dorongan atau motivasi.Jenis perencanaan yang demikian
ini bersifat berkesinambungan, tidak dapat diputus-putus.Perencanaan pengentasan

14 | P a g e
kemiskinan, perencanaan keluarga berencana, dan proyek jalan raya merupakan
contoh sederhana dari perencanaan jangaka panjang.
2. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah lazim disebut Repelita, oleh karena periodesasinya
dalam kurun waktu 5 tahunan.Perencanaan jangka menengah biasanya dikaitkan
dengan kebutuhan secara politis karena jangka waktu disesuaikan dengan jabatan
pemerintah yang sedang berjalan.
3. perencanaan jangka pendek.
Perencanaan jangka pendek sering juga dikenal dengan istilah rencana
operasional tahunan yang hanya memiliki kurun waktu 1 tahun.Jenis perencanaan ini
merupakan operasionalisasi atau penjabaran dari perencanaan jangka menengah ke
dalam perencanaan tahunan yang biasanya disesuaikan dengan kemampuan atau
kondisi riil suatu daerah tertentu.Kemampuan yang dimaksudkan di sini terkait
dengan anggaran (budget) yang populer disebut APBN dan APBD.Dalam pandangan
Lewis (1994), rencana tahunan merupakan rencana pengontrol dengan pengertian
bahwa ini adalah tahun dimana tahun demi tahun menyesuaikan sumber-sumber daya
dengan hasil-hasil yang dapat diperoleh.Singkatnya dalam pandangan Lewis bahwa
rencana tahunan merupakan sebuah dokumen operasi.Dengan demikian, sasaran
dalam perencanaan jangka pendek tidak menyimpang dari frame work kebijakan yang
telah ditentukan dalam perencanaan jangka menengah dan jangka panjang.

15 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manfaat dari Perencanaan adalah Diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan. Dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa
pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi dan prospek
pengembangan, juga mengenai hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Memberi
kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan
untuk memilih kombinasi cara yang baik. Dapat dilakukan penyusunan skala prioritas,
memilih urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya
.Akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan
evaluasi.Perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus
menerus dapat ditingkatkan.Dapat dicapai stabilitas ekonomi. Didalam melakukan
pembangunan, Pemerintaah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat
melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya.Seiring dengan semakin
pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan
indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/
Kota.Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan dapat menjadi perkembangan
kelompok kami dalam menulis makalah ini.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Satria , Dr. Arif. 2018. Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Jakarta

Selatan.PT Insan Sempurna Mandiri

Modul PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DALAM KONTEKS

PENGEMBANGAN WILAYAH STRATEGIS.


https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/03/242f0_2.1_Modul_2_
Perencanaan_Pengembangan_Infrastruktur_Dalam_Konteks_Pengembangan_Wila
yah_Strategis.pdf (diakses 20 maret 2022)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN. https://www.slideshare.net/muthiara/makalah

perencanaan-pembangunan. (diakses 20 maret 2022)

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai