Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“FORMAT DATA CITRA”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

ERSAN KARSETA KARO SEKALI (3193131020)

IHDA ANISA LUTHFIA (3192431019)

TIUR DEBORA BR GINTING (3193331013)

Kelas : D – 2019

Mata Kuliah : Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra

Dosen Pengampu :- Drs.Ali Nurman,M.Si


- M. Farouq Ghazali, S. Pd., M. Sc.

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Ali Nurman.M.Si. dan
Bapak M.Farouq Ghazali,S.Pd.,M.Sc., selaku dosen pengampu mata kuliah
Interpretasi Citra dan Penginderaan Jauh yang telah memberikan kami
kesempatan untuk bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat tantangan untuk mencari
sumber informasi sesuai materi yang diberikan. Akan tetapi, atas kerja sama dari
setiap anggota, tantangan tersebut teratasi. Oleh karena itu, kami menyusun
makalah ini sebaik mungkin. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami maupun kepada para pembaca.
Kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan atau
penulisan makalah ini. Kami senantiasa mengharapkan masukan, baik berupa
saran atau kritik demi penyempurnaan makalah ini.

Medan, Maret 2021

Kelompok 5

2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................3
A. Latar Belakang ...........................................................................................................3
B. Tujuan..........................................................................................................................4
C. Manfaat .......................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................................4
A. Pengertian Citra..........................................................................................................4
B. Jenis Citra ...................................................................................................................4
C. Pengertian Format Data ............................................................................................6
D. Jenis Format Data Citra ............................................................................................6
E. Metode Penyimpanan Citra .......................................................................................9
BAB III : PENUTUP ..........................................................................................................13
A. Kesimpulan ..............................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Citra penginderaan jauh ini memiliki spesifikasi yang berbeda-


beda dimulai dari resolusi spasial, resolusi temporal, dan resolusi radiometrik.
Citra Penginderaaan Jauh dengan resolusi rendah hingga menengah sangat
riskan mengalami distorsi oleh sebab itu perlu dilakukan pemrosesan citra
salah satunya ialah koreksi geomterik, koreksi ini mutlak perlu terutama untuk
citra yang memiliki resolusi rendah hingga menengah. Tidak hanya itu
citra penginderaan jauh sangat terpengaruh oleh kondisi atmosfer dimana
hal ini akan mempengaruhi nilai spektral pantulan objek pada citra, oleh
sebab itu citra penginderaan jauh haruslah dikoreksi radiometrik terlebih
dahulu untuk mengurangi pengaruh atmosfer. Setelah dilakukan kedua
koreksi tersebut barulah citra dapat digunakan untuk interpretasi dan
identifikasi tahap lanjut guna mengekstrak informasi spasial yang
didapatkan dari citra penginderaan jauh.
B. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan mampu:
1. Mengetahui Format data citra
2. Mengetahui berbagai jenis citra
3. Mampu menggunakan citra agar lebih efektif
C. Manfaat
Manfaat penulisan makalah meliputi:
1. Memberikan wawasan kepadaa pembaca terkait dengan Format
data citra.
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan, mampu mendeskripsikan
Format data Citra
3. Mengedukasi pembaca terkait citra
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Citra

Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar. Sebagai salah


satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai
bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki
oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi.
Citra merupakan gambaran objek yang dibuahkan oleh pantulan atau
pembiasan sinar yang difokuskan dari sebuah lensa atau cermin.
B. Jenis Citra
1. Gambar Vektor
Vektor merupakan gambar digital yang berbasiskan persamaan
perhitungan matematis. Gambar vektor umumnya berukuran lebih
kecil bila dibandingkan dengan gambar bitmap. Beberapa format
gambar vektor di antaranya .CDR, .AI, .SVG, .EPS, dan lain-lain.
Gambar vektor menggabungkan titik dan garis untuk menjadi sebuah
objek, sehingga gambar tidak menjadi pecah biarpun diperbesar
atau diperkecil, tidak seperti gambar Bitmap.
Gambar bertipe vektor terbentuk dari garis dan kurva hasil
dari perhitungan matematis dari beberapa titik, sehingga membentuk
suatu objek gambar. Vektor menampilkan sebuah gambar
berdasarkan perhitungan koordinat geometris gambar tersebut.
Tampilan gambar vektor, walaupun bersifat relatif lebih kaku daripada
tampilan bitmap, kualitasnya tidak bergantung kepada resolusi gambar.
Karena monitor menampilkan gambar dengan cara
menggunakan jaringan titik, maka kedua macam tipe gambar
(bitmap dan vektor) akan diperlihatkan sebagai pixel pada layar
monitor. Begitu juga ketika kita hendak menampilkan gambar
vektor ke suatu halaman web, dimana kita harus melakukan export
gambar Vektor tersebut ke format yang di dukung oleh browser
(JPG, GIF, PNG, dan lain-lain). Sifat gambar vektor yang telah di
export tersebut otomatis berubah menjadi
tipe bitmap/raster, meskipun dibuat dengan program/software
penghasil gambar vektor.
2. Gambar Raster
Raster yaitu representasi dari citra grafis yang terdiri dari susunan
titik yang tersimpan di memori komputer. Dikembangkan oleh
Microsoft dan nilai setiap titik diawali oleh satu bit data untuk gambar
hitam putih, atau lebih bagi gambar berwarna. Kerapatan titik-titik
tersebut dinamakan resolusi, yang menunjukkan seberapa tajam
gambar ini ditampilkan, ditunjukkan dengan jumlah baris dan kolom,
contohnya 300px/inch (satuan ini sering dipakai agar hasil cetak tidak
pecah, lebih besar lebih bagus).
Untuk menampilkan citra raster pada monitor atau
mencetaknya pada printer, komputer menterjemahkan raster ini
menjadi pixel (pada layar) atau titik tinta (pada printer). Beberapa
format file bitmap yang populer adalah BMP, PCX ,TIFF. JPEG, GIF,
dan lain-lain
Gambar raster bisa merupakan kumpulan kotak-kotak kecil
(pixel). Titik-titik pixel tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi
tertentu dengan nilai-nilai warna tersendiri yang secara keseluruhan
akan membentuk sebuah tampilan. Gambar bertipe
raster sesungguhnya adalah mozaik dari ribuan atau jutaan pixel.
Ketika bekerja dengan gambar raster kita akan mengedit pixel-
pixel yang merupakan bagian dari sebuah objek gambar..
Tampilan raster mampu menunjukkan kehalusan gradasi warna dan
bayangan dari sebuah gambar, karena itu tipe raster merupakan media
elektronik yang paling tepat untuk gambar-gambar dengan perpaduan
gradasi warna yang rumit, seperti foto dan lukisan digital.
Gambar raster sangat tergantung dengan resolusinya, karena setiap
gambar mempunyai jumlah pixel yang pasti. Hal ini berarti bahwa
sebuah gambar akan sangat tergantung dari jumlah pixel yang
membentuknya. Apabila dilakukan pembesaran ukuran gambar
dengan resolusi kecil,
maka gambar akan kehilangan detil dan akan terlihat kotak-kotak pixel
yang berundak (jagged).
Pixel-pixel yang membentuk gambar tersebut memiliki
warna warna tertentu dan jumlah warna yang boleh dimiliki oleh
suatu gambar dinamakan intensitas. Biasanya dikenal istilah 256 warna,
high color, 16 juta warna (true color) gradasi abu-abu (grayscale),
serta hitam-putih (black and white). Semakin banyak jumlah warna
dalam suatu gambar maka gambar yang dihasilkan akan semakin
bagus. Jumlah warna maksimum dari gambar dapat dilihat dari jenis
filenya. Misal file gambar yang berekstensi .jpg akan memiliki
maksimum 16 juta warna, atau file yang berekstensi .gif memiliki
jumlah warna maksimum 256. Jika file raster diperbesar maka
ketajaman gambar akan berkurang. Sedangkan pada vektor grafis
ukuran gambar tidak mempegaruhi ukuran file. Jika gambar
diperbesar maka ketajamannya tetap sama dengan sebelumnya.
Perangkat lunak untuk image editor yang menggunakan
gambar jenis raster antara lain Adobe Photoshop, Corel
Photopaint, dan lain lain. Sedangkan yang menggunkan gambar
vektor grafik antara lain Corel Draw, Adobe Illustrator, Macromedia
Flash. Dari kelebihan dan kekurangan kedua jenis gambar tersebut
maka sebelum mendesain suatu obyek perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu tujuan dari pembuatan obyek tersebut.
C. Pengertian Format Data
Format data adalah petunjuk sebuah jenis dari data tersebut. Data
pada komputer memiliki berbagai macam format contohnya gif, png, jpg, xls,
doc, pdf dan sebagainya tergantung dari perangkat lunak pengolahnya. Format
data tersebut dapat kita konversikan, misalnya dari sebuah dokumen
Microsoft Word dapat kita konversikan menjadi dokumen dengan format
pdf, atau sebaliknya dengan menggunakan perangkat lunak tertentu.
D. Jenis Format Data Citra
1. BMP (Bitmap)
BMP adalah singkatan dari bitmap. terbentuk dari
kumpulan garis/pixel sehingga kualitas gambar tergantung pixel.
Jika gambar diperbesar akan pecah. Gambar bitmap atau yang
sering juga disebut raster adalah gambar yang terdiri dari
sekumpulan titik-titik (pixel) yang berdiri sendiri dan mempunyai
warna sendiri pula yang membentuk sebuah gambar.
Gambar bitmap sangat bergantung pada resolusi. Jika gambar
diperbesar maka gambar akan tampak kurang halus sehingga
mengurangi detailnya. Selain itu gambar bitmap akan mempunyai
ukuran file yang lebih besar. Semakin besar resolusi gambar akan
semakin besar pula ukuran filenya. Contoh software yang berbasis
bitmap adalah Adobe Photoshop, Paint, Corel PhotoPaint, dan
lain- lain.
2. TIFF (Tagged Image Format File)
TIFF merupakan format gambar terbaik dengan pengertian bahwa
semua data dan informasi (data RGB, data CMYK, dan lainnya) yang
berkaitan dengan koreksi atau manipulasi terhadap gambar tersebut
tidak hilang. Format TIFF biasa digunakan untuk
kebutuhan pencetakan dengan kualitas gambar yang sangat
tinggi sehingga ukuran berkas untuk format ini biasanya sangat
besar, karena dalam file ini gambar tidak dikompresi. Format ini
mampu menyimpan gambar dengan kualitas hingga 32 bit. Format
berkas TIFF juga dapat digunakan untuk keperluan pertukaran antar
platform (PC, Macintosh, dan Silicom Graphic). Format ini juga mudah
digunakan untuk transfer antar program.
3. PNG (Portable Network Graphics)
Tipe file PNG merupakan solusi kompresi yang powerfull dengan
warna yang lebih banyak (24 bit RGB + alpha). Berbeda dengan JPG
yang menggunakan teknik kompresi yang menghilangkan data, file
PNG menggunakan kompresi yang tidak menghilangkan data (lossles
compression).
Kelebihan file PNG adalah adanya warna transparan dan
alpha. Warna alpha memungkinkan sebuah gambar transparan, tetapi
gambar tersebut masih dapat dilihat mata seperti samar-samar atau
bening. File PNG dapat diatur jumlah warnanya 64 bit (true color +
alpha) sampai indexed color 1 bit. Dengan jumlah warna yang
sama, kompresi file PNG lebih baik daripada GIF, tetapi memiliki
ukuran file yang lebih besar daripada JPG. Kekurangan tipe PNG
adalah belum populer sehingga sebagian browser tidak
mendukungnya.
File PNG cocok digunakan untuk gambar yang memiliki
warna banyak. Gambar yang mau diedit ulang tanpa menurunkan
kualitas. File PNG tidak cocok digunakan untuk gambar yang jika
dikompress dengan JPG hampir-hampir tidak terlihat penurunan
kualitasnya.
4. JPG/JPEG (Joint Photograph (Expert) Group)
File JPG menggunakan teknik kompresi yang menyebabkan
kualitas gambar turun (lossy compression). Setiap kali menyimpan ke
tipe JPG dari tipe lain, ukuran gambar biasanya mengecil,
dan kualitasnya turun dan tidak dapat dikembalikan lagi. Ukuran file
BMP dapat turun menjadi seper sepuluh setelah dikonversi menjadi
JPG. Meskipun dengan penurunan kualitas gambar, pada gambar-
gambar tertentu (misalnya pemandangan), penurunan kualitas
gambar hampir tidak terlihat mata.
File JPG cocok digunakan untuk gambar yang memiliki
banyak warna, misalnya foto wajah dan pemandangan dan
tidak cocok digunakan untuk gambar yang hanya memiliki sedikit
warna seperti kartun atau komik.
5. GIF (Graphic Interchange Format)
File GIF memungkinkan penambahan warna transparan dan dapat
digunakan untuk membuat animasi sederhana, tetapi saat ini
standar GIF hanya maksimal 256 warna saja. File ini menggunakan
kompresi yang tidak menghilangkan data (lossles compression)
tetapi penurunan jumlah warna menjadi 256 sering membuat gambar
yang kaya warna seperti pemandangan menjadi tidak realistis.
File GIF cocok digunakan untuk gambar dengan jumlah warna
sedikit (dibawah 256), gambar yang memerlukan perbedaan warna
yang tegas seperti logo tanpa gradien, gambar animasi sederhana
seperti banner-banner iklan, header, dan sebagainya. Format ini
tidak cocok digunakan untuk gambar yang memiliki banyak warna
seperti pemandangan, gambar yang didalamnya terdapat warna
gradien atau semburat.
E. Metode Penyimpanan Citra
Citra dapat disimpan dalam berbagai macam format. Setiap perangkat
lunak memiliki sistem yang berbeda-beda dalam menyimpan citra.
Terdapat dua cara penyimpanan yaitu dengan kompresi dan non-kompresi.
1. Metode Kompresi
Beberapa format citra dapat memanfaatkan metode kompresi
dalam penyimpanan data citra. Ada juga data yang tidak disimpan
sesuai dengan data asli. Kompresi dalam hal ini
bersifat lossy maupun lossless. Bergantung pada jenis format yang
digunakan. Kompresi yang bersifat lossy ini menyebabkan penurunan
kualitas citra, meskipun beberapa kasus penurunan kualitas
tersebut tidak dapat dikenali oleh manusia. Beberapa format citra yang
banyak ditemui adalah BMP, JPEG, GIF, PNG dan lain-lain.
Format-format file ini untuk citra memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing. Format file merupakan rangkaian
data yang teratur digunakan untuk mengkodekan informasi
dalam penyimpanan ataupun pertukaran data. Format file ini
digunakan sebagai bahasa tulis yang sesuai dengan kaidah-kaidah
tertentu. Jika digambarkan, setiap format file citra memiliki
cara pembentukan struktur yang berbeda dimana setiap format file
citra memiliki cara pembentukan struktur yang berbeda dimana
setiap struktur ini memiliki header. Pada umumnya header ini diikuti
dengan body yang
mengandung sebagian besar data. Kompresi merupakan cara
pengkodean data file terhadap agar lebih efisien dan ringkas.
2. Metode Non-Kompresi
Penyimpanan citra tanpa kompresi dalam hal ini menyimpan citra
asli sesuai dengan informasi yang ada. Dengan kata lain
tidak melakukan pemampatan, artinya satu piksel disimpan dalam 1
bytes. Cara penyimpanan citra tanpa kompresi ini berupa
format penyimpanan BSQ, BIL, dan BIP. Format penyimpanan BSQ
adalah, cara penyimpanan yang memisahkan citra pada setiap
band/salurannya. Citra tersebut disimpan berurutan dari baris pertama
saluran pertama, kemudian baris kedua saluran kedua dan
seterusnya sampai baris terakhir saluran pertama dan disimpan dalam
satu file dengan header citra saluran 1. Penyimpanan dilanjutkan
pada saluran kedua, pada baris pertama, kemudian pada baris
kedua saluran kedua dan seterusnya sampai selesai. Jadi setiap
band yang disimpan memiliki header masing-masing. Format
penyimpanan BIL adalah cara penyimpanan dengan
mendasarkan pada urutan baris namun tidak memisahkan pada tiap
band/saluran tetapi digabungkan menjadi satu dan memiliki hanya
satu header citra. Penyimpanan ini dilakukan pada baris pertama
saluran pertama, dilanjutkan baris pertama saluran kedua dan
seterusnya setelah semua saluran pada baris pertama tersimpan
maka dilanjutkan baris kedua untuk semua saluran.
Format penyimpanan BIP mendasarkan pada penyimpanan
sesuai dengan urutan pikselnya. Jadi piksel pertama pada saluran
pertama dilanjutkan piksel pertama pada saluran kedua dan selanjutnya.
Setelah semua piksel pertama pada semua saluran sudah semua
tersimpan dilanjutkan pada piksel kedua saluran pertama dan
seterusnya. Pada format ini, citra juga hanya memiliki satu header.
Setiap format penyimpanan ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing untuk menyimpan citra tersebut. Contoh pada
format BSQ mempunyai ukuran memori yang tinggi. Sehingga
secara kapasitas, ukuran BSQ lebih banyak artinya semua pixel
disimpan dan juga disimpan sesuai dengan salurannya. Dalam
satu saluran merupakan satu file data. Setiap dat tersebut
disimpan berdasarkan dengan saluran yang digunakan. Setiap
saluran memiliki headernya. Namun disisi lain data yang dapat
digunakan terbaca dengan baik dan tidak rusak. Untuk format BIL dan
BIP pada umummnya memiliki file yang ringan disimpan dalam
satu file nya saja. Jika tersimpan kesalahan yaitu salah satu
nilai piksel citra tersbut akan rusak atau tidak terbaca. Maka akan
rusak karena pixel yang rusak ini kemudian akan dimasukkan ke dalam
piksel selanjutnya sehingga informasi yang diperoleh akan bergeser
semua. Dan hasil akhir pada citra tersebut informasi yang
ditampilkan tidak sesuai dengan informasi sebelumnya. Citra hipotetik
yang digunakaan adalah cita yang memiliki nilai piksel sampai 15,
artinya resoluasi radiometrik dari citra tersebut yaitu 4. Sehingga
24 = 16 , sehingga ada 16 tingkat kecerahan yaitu
(0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15).
Format penyimpanan yang berbeda-beda juga menghasilkan
ukuran file yang berbeda-beda. Ukuran file pada dasarnya merupakan
jumlah dari jumlah pixel dijumlahkan dengan header. Pada format
BSQ header nya ada 3 hal ini disebabkan saluran nya juga ada
3, artinya setiap saluran memiliki satu header. Berbeda dengan
format penyimpanan BIL dengan BIP. Sehingga ukuran file format
BSQ lebih tinggi dibandinglan BIL dan BIP, yang membedakannya
yaitu pada format BSQ, jumlah file didasarkan pada jumlah saluran.
Dan jumlah file ini juga berpengaruh pada jumlah header. Dalam citra
ini satu pixel sama nilainya dengan satu byte. Misalnya pada citra
hipotetik format penyimpanan BSQ jumlah filenya ada 100 pixel/
saluran, ada 3 saluran. Headernya 100 byte. Maka headernya akan
dikalikan dengan jumlah saluran sehingga ukurna file diperoleh 600
byte = 0,58 kb. Sedangkan pada fomat penyimpanan BIL dan BIP
adalah jumlah
pikselnya ada 300 piksel dan headernya 100 byte. Sehingga ukuran file
yang diperoleh adalah 400 byte = 0,39 kb.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Citra penginderaan jauh sangat terpengaruh oleh kondisi atmosfer dimana


hal ini akan mempengaruhi nilai spektral pantulan objek pada citra, oleh sebab
itu citra penginderaan jauh haruslah dikoreksi radiometrik terlebih dahulu
untuk mengurangi pengaruh atmosfer. Citra dapat disimpan dalam
berbagai macam format. Setiap perangkat lunak memiliki sistem yang
berbeda-beda dalam menyimpan citra.
Penyimpanan citra tanpa kompresi dalam hal ini menyimpan citra asli
sesuai dengan informasi yang ada. Dengan kata lain tidak
melakukan pemampatan, artinya satu piksel disimpan dalam 1 bytes.
B. Saran
Meskipun kami sebagai penulis menginginkan kesempurnaan dalam
menyusun makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi.


Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Munir, Rinaldi. 2004. Pengolahan Citra Digital. Informatika bandung.
Bandung.
Hendri, Kompresi Citra dari Format BMP ke Format PNG, STMIK
TIME, Medan, Jurnal TIME
Pengenalan Citra, Format Penyimpanan Citra Digital, Penginderaan Jauh,
https://pjgisblog.wordpress.com/2016/11/08/pengenalan-citra-format-
penyimpanan-citra-digital-penginderaan-jauh/ (Diakses pada 18
Maret
2021).
Citra Gambar, http://annisaurfa2.blogspot.com/2013/11/-citragambar.html
(Diakses pada 18 Maret 2021).
Jenis Format Citra, http://dwiarianti.blogspot.com/2011/03/jenis-jenis-format-
citra.html (Diakses pada 18 Maret 2021).

Anda mungkin juga menyukai