Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

No : 231 /MIMA/VII/2021
Nama satuan pendidikan : MI Ma’arif Klapa
Mata Pelajaraan/Tema : Kisah Tsalabah
Kelas/Semester : 4/ganjil
Alokasi Waktu : 1 TM

A. Kompetensi Inti
1. KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
2. KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar
1. 3.6 Mendeskripsikan kisah Tsa’labah sebagai implementasi dalam menghindari sifat
tercela kufur.
2. 4.6 Menceritakan kisah Tsa’labah sebagai bentuk menghindari akhlak tercela kufur
nikmat.

C. Indikator Pencapaian kompetensi


1. 3.6.1 Menjelaskan pengertian kufur nikmat.
3.6.2 Mendeskripsikan kisah Tsa’labah.
3.6.3 Menunjukkan sifat tercela yang dimiliki kisah Tsa’labah.
3.6.4 Mengidentifikasi pelajaran yang bisa diperoleh dari kisah Tsa’labah.
2. 4.6.1 Menuliskan cerita tentang kisah Tsa’labah.
4.6.2 Memaparkan kisah Tsa’labah.
4.6.3 Menyimulasikan kisah Tsa’labah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati, bertanya, dan mengikuti proses pembelajaran peserta
didik dapat menceritakan kembali kisah Tsa’labah.
2. Melalui kegiatan mengamati, bertanya, dan mengikuti proses pembelajaran peserta
didik dapat menyebutkan akhlak tercela yang dimiliki oleh Tsa’labah.
3. Melalui kegiatan meneladani peserta didik dapat menghindari sifat tercela yang dimiliki
oleh Tsa’labah.

E. Materi Pembelajaran

Kisah Tsa'labah dan Pelajaran bagi Umat Islam


Dahulu kala, hiduplah Tsalabah Ibn Hathib al-Anshari yang merupakan bagian dari
kaum Anshar. Ia hidup dalam jeratan kemiskinan. Meski dalam keadaan miskin, Tsa'labah
dikenal sebagai orang yang tetap beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah saw.
Hingga suatu ketika, saat Tsa'labah mulai muak dengan kemiskinan yang
dialaminya, ia membujuk Rasulullah agar mendoakannya menjadi orang yang kaya raya.
Tsa'labah berkata, "Wahai Rasulullah, doakanlah aku agar Allah melimpahkan harta yang
banyak."
Namun permintaan Tsa'labah tersebut ditolak mentah-mentah oleh Rasulullah.
Rasul menjawab, "Wahai Tsa’labah, sesungguhnya sedikit jasa sesuatu yang bisa engkau
syukuri jauh lebih baik daripada yang banyak namun tidak mampu engkau syukuri.
Bukankah engkau memiliki suri tauladan dari Rasulullah (yang tidak hidup dengan harta
berlimpah?) Demi Zat yang jiwaku berada ditangan-Nya, jika aku menginginkan gunung
berubah menjadi emas dan perak maka semua itu akan terjadi."
Mendapat jawaban demikian, Tsa’labah kecewa, namun tetap tidak mengurungkan
niatnya. Tsa’labah terus mendesak Rasulullah agar mendoakannya menjadi orang kaya.
Rasulullah paham benar bahwa seseorang bisa lalai karena harta dunia sehingga jika Rasul
mendoakannya, ditakutkan Tsa’labah akan ingkar kepada Allah.
Tsa’labah yang saat itu sangat berambisi menjadi orang kaya akhirnya mampu
meluluhkan hati Rasulullah dengan sebuah janji bahwa ia akan tetap istikamah di jalan
Allah. Akhirnya Rasulullah saw mendoakannya dan dimilikilah seekor kambing oleh
Tsa’labah.
Hari demi hari kemudian dilalui Tsa’labah dengan kesibukan merawat dan
mengembangbiakkan kambingnya. Berkat keuletannya, kambingnya pun bertambah
banyak hingga membuat kota Madinah sesak dipenuhi kambing. Menyikapi keadaan
tersebut, Tsa’labah memindahkan tempat gembala kambing-kambingnya di sebuah lembah
luar kota Madinah.
Tsa’labah yang semakin sibuk mengurus kambing-kambingnya akhirnya perlahan
mulai meninggalkan salat. Bahkan ketika salah seorang utusan Rasulullah mendatanginya
untuk meminta zakat dari Tsa’labah, ia menolaknya dengan dalih zakat hanyalah pajak
belaka.
Utusan Rasulullah itu lalu menyampaikan apa yang dikatakan Tsa’labah hingga
membuat Rasulullah saw geram. Rasul berkata, "Sungguh celaka Tsa’labah. Sungguh celaka
ia."
Kejadian yang dialami Tsa’labah di atas menjadi sebab turunnya Surah At-Taubah
ayat 75-76 yang artinya:"Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah,
'Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya
kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.' Ketika Allah
memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan
berpaling, dan selalu menentang (kebenaran)." (QS. At-Taubah: 75-76)
Sadar akan perbuatannya yang melampaui batas, Tsa’labah lalu memohon ampun
kepada Rasulullah dan bersedia membayar zakat. Akan tetapi, Rasulullah telanjur
mendapat perintah dari Allah agar tidak menerima zakat dari Tsa’labah sebagai akibat dari
kekikiran dan kecongkakannya.

F. Pendekatan, Model dan Metode


Pendekatan : Kontekstual
Model : Tatap Muka
Metode : Penugasan pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

G. Media Pembelajaran
Media : Papan tulis, kapur tulis

H. Sumber Belajar
Sumber : Buku Paket

I. Kegiatan Pembelajaraan
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 menit)
• Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, absensi siswa dan menyapa mereka
penuh ramah.
• Guru bertanya kepada peserta didik tentang tokoh-tokoh yang berakhlak tercela
yang ia ketahui.
• Guru memberikan apresiasi terhadap semua pernyataan peserta didik dan
mengkaitkannya dengan materi pembahasan.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (20 menit)
• Peserta didik diajak membaca kisah Tsalabah.
• Guru mendorong peserta didik agar dapat bertanya sesuai cerita dan menemukan
jawabannya di dalam cerita tersebut.
• Untuk menguasai kompetensi ini salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan adalah mind mapping.
• Guru menyampaikan konsep atau permasalahan yang akan didiskusikan oleh peserta
didik (akhlak tercela yang dimiliki oleh Tsalabah dan cara menghindarinya).
• Membuat kelompok yang anggotanya 2-3 orang
• Setiap kelompok menginterventarisasi dan mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
• Setiap kelompok atau secara acak kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya
dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
• Dari data-data di papan, peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru
memberi bandingan sesuai dengan konsep yang disediakan.
• Guru memberikan penguatan berkaitan dengan materi akhlak tercela Tsa’labah.
3. Penutup (5 menit)
• Peserta didik dengan bantuan guru diajak untuk membuat kesimpulan berkaitan
dengan materi akhlak tercela Tsa’labah.
• Guru memberikan penekanan kepada peserta didik agar senantiasa menghindari
sikap tercela yang dimiliki oleh Tsa’labah.
• Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
baru dilaksanakan.
• Salam dan do’a penutup di pimpin salah satu siswa

J. Penilaian Pembelajaran, Remidial dan Pengayaan


1. Instrumen dan Teknik Penilaian
Penilaian dilakukan melalui tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda berjumlah 10
butir.
Tabel penilaian untuk peserta didik
No Nama NISN Nilai
1

Cara penilaian
Nilai : Jumlah soal benar X 100
Jumlah semua soal
2. Analisis Hasil Penilaian
Setiap butir soal berbobot 1 poin. Total nilai jika bisa menjawab semua jawaban dengan
benar adalah 10 poin.
Tabel Analisis soal
No Nama Nomer Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Indah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Mengetahui Punggelan, 17 Juli 2021


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Kasro, S.Pd.I Sefi Dwi Cahyuni, S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai