BAB I
PENDAHULUAN
Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit
merupakan pasien gagal jantung, 49% wanita dan 51% laki-laki. Insiden gagal
jantung dalam setahun diperkirakan 2,3 – 3,7 per seribu orang pertahun. Gagal
jantung sulit dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan klinis serta tidak
spesifik serta hanya sedikit tanda–tanda klinis pada tahap awal penyakit.
Gagal jantung sering disebut juga congestive heart failure (CHF) yaitu
yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktil dari
jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum
Gejala dan tanda gagal jantung meliputi sesak nafas terutama pada
malam hari, batuk malam hari, sesak saat beraktivitas, distensi vena leher, ronki
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk menguraikan teori
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.
Kedua jenis ini terjadi secara tumpang tindih dan sulit dibedakan dari
pemeriksaan fisis, foto thoraks, atau EKG dan hanya dapat dibedakan dengan
jantung dengan fraksi ejeksi lebih dari 50%. Ada 3 macam gangguan fungsi
kelainan katup dan perikard. High output heart failure ditemukan pada
kehamilan, fistula A –V, beri-beri, dan Penyakit Paget . Secara praktis, kedua
pulmonalis dan paru menyebabkan pasien sesak napas dan orthopnea. Gagal
gagal jantung terjadi pada miokard ke-2 ventrikel, maka retensi cairan pada
gagal jantung yang sudah berlangsung bulanan atau tahun tidak lagi berbeda.
5
Contoh gagal jantung akut adalah robekan daun katup secara tiba-tiba akibat
endokarditis, trauma, atau infark miokard luas. Curah jantung yang menurun
Curah jantung yang kurang memadai, juga disebut forward failure , hampir
karena ventrikel yang lemah tidak mampu memompa darah dalam jumlah normal, hal
tekanan vena . Gagal jantung kongestif mungkin mengenai sisi kiri dan kanan jantung
2.2 Etiologi
aorta dan defek septum ventrikel, beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi
stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada
berupa : aritmia, infeksi sistemik, infeksi paru-paru dan emboli paru. Penyebab
6
tersering gagal jantung kiri adalah hipertensi sistemik, penyakit katup mitral atau
Penyebab tersering gagal jantung kanan adalah gagal ventrikel kiri, yang
jantung kanan juga dapat terjadi tanpa disertai gagal jantung kiri pada pasien dengan
penyakit parenkim paru dan atau pembuluh paru (kor polmunale) dan pada pasien
2.3 Patofisiologi
Bila jantung mendadak menjadi rusak berat, seperti infark miokard, maka
timbul dua efek utama penurunan curah jantung, dan bendungan darah di vena yang
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir
normal pada awal perjalanan gagal jantung, dan pada keadaan istirahat. Namun,
kelainan kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak saat
kurang efektif.
7
kontraksi lebih kuat otot jantung (efek inotropik positif) dan peningkatan
kecepatan jantung. Selain itu juga terjadi vasokontriksi arteri perifer untuk
akan meningkatkan aliran balik vena ke sisi kanan jantung, untuk selanjutnya
Aldosteron:
angiotensinI
f. Retensi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus kolektifus.
tekanan darah
3. Hipertrofi ventrikel
kontraksi ventrikel.
gejala, meningkatkan kerja jantung, dan memperburuk derajat gagal jantung. Retensi
terbentuknya edema dan kongesti vena paru dan sistemik. Vasokontriksi arteri juga
beban akhir juga meningkat karena dilatasi ruang jantung. Akibatnya, kerja jantung
Jika peningkatan kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi akan terjadi iskemia
miokardium dan gangguan miokardium lainnya. Hasil akhir dari peristiwa yang
derajat latihan fisik yang menyebabkan timbulnya gejala. Pada awalnya, secara khas
gejala hanya muncul saat beraktivitas fisik, tetapi dengan bertambah beratnya gagal
10
jantung, toleransi terhadap latihan semakin menurun dan gejala-gejala muncul lebih
awal dengan aktivitas yang lebih ringan. Gejala-gejala dari gagal jantung kongestif
bervariasi diantara individu sesuai dengan sistem organ yang terlibat dan juga
kelelahan adalah gejala yang umum dari gagal jantung kongestif, tetapi gejala
kelelahan merupakan gejala yang tidak spesifik yang mungkin disebabkan oleh
berkurang. Beberapa pasien bahkan tidak merasakan keluhan ini dan mereka tanpa
a. Dispnea, atau perasaan sulit bernapas adalah manifestasi gagal jantung yang
kongesti paru yang berkisar dari kongesti vena paru sampai edema interstisial
redistribusi aliran darah dari bagian- bagian tubuh yang di bawah ke arah
Dispnea (PND) dipicu oleh timbulnya edema paru intertisial. PND merupakan
manifestasi yang lebih spesifik dari gagal jantung kiri dibandingkan dengan
b. Batuk non produktif juga dapat terjadi akibat kongesti paru, terutama pada
posisi berbaring
c. Timbulnya ronki yang disebabkan oleh transudasi cairan paru adalah ciri khas
dari gagal jantung, ronki pada awalnya terdengar di bagian bawah paru-paru
e. Gagal pada sisi kanan jantung menimbulkan gejala dan tanda kongesti vena
paradoks selama inspirasi jika jantung kanan yang gagal tidak dapat
inspirasi.
f. Dapat terjadi hepatomegali; nyeri tekan hati dapat terjadi akibat peregangan
kapsula hati
g. Gejala saluran cerna yang lain seperti anoreksia, rasa penuh, atau mual dapat
Edema mula-mula tampak pada bagian tubuh yang tergantung, dan terutama
12
pada malam hari; dapat terjadi nokturia (diuresis malam hari) yang
i. Gagal jantung yang berlanjut dapat menimbulkan asites atau edema anasarka.
Meskipun gejala dan tanda penimbunan cairan pada aliran vena sistemik
secara klasik dianggap terjadi akibat gagal jantung kanan, namun manifestasi
paling dini dari bendungan sistemik umumnya disebabkan oleh retensi cairan
2.5. Diagnosis
Diagnosis gagal jantung kongestif didasarkan pada gejala-gejala yang ada dan
penemuan klinis disertai dengan pemeriksaan penunjang antara lain foto thorax,
biomarker.
Kriteria Diagnosis :
Kriteria Major :
13
3. Ronki paru
4. Kardiomegali
6. Gallop S3
8. Refluks hepatojugular
Kriteria Minor :
1. Edema eksremitas
3. Dispnea d’effort
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
7. Takikardi(>120/menit)
Diagnosis gagal jantung ditegakkan jika ada 2 kriteria mayor atau 1 kriteria major
a. NYHA class I , penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik
serta tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah, sesak
b. NYHA class II , penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka
tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang biasa dapat
c. NYHA class III , penderita penyakit dengan pembatasan yang lebih banyak dalam
kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan
fisik yang kurang dari kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi
d. NYHA class IV , penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa
Ketika pasien datang dengan gejala dan tanda gagal jantung, pemeriksaan
Kepentingan utama dari EKG adalah untuk menilai ritme, menentukan adanya
left ventrikel hypertrophy (LVH) atau riwayat MI (ada atau tidak adanya Q
3. Radiologi :
bentuknya, distensi vena pulmonalis, dilatasi aorta, dan kadang- kadang efusi
ukuran ventrikel kanan dan tekanan pulmoner, dimana sangat penting dalam
dalam penilaian massa dan volume LV. Petunjuk paling berguna untuk
mudah dikonsepkan. Pemeriksaan ini diterima secara luas oleh para ahli.
akibat ejeksi darah ke dalam atrium kiri yang bertekanan rendah. Walaupun
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan gagal jantung meliputi penalaksanaan
baik akut maupun kronik ditujukan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki
1. Non –farmakologi :
a. Anjuran Umum
- Aktivasi sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapat dilakukan seperti biasa.
- Kontrasepsi dengan IUD pada gagal jantung sedang dan berat, penggunaan
b. Tindakan Umum
- Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 g pada gagal jantung ringan dan 1
g pada gagal jantung berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan
- Hentikan rokok
lainnya.
- Aktivitas fisik (latihan jasmani : jalan 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit
- Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut
Farmakologi
sedikit diuretik regular dosis rendah dengan tujuan untuk mencapai tekanan
loop diuretic atau tiazid. Bila respon tidak cukup baik, dosis dapat dinaikan,
berikan diuretik intravena atau kombinasi loop diuretik dengan tiazid. Diuretic
18
mortalitas pada pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat (klas
kontrol ketat sindrom gagal jantung. Biasanya diberikan bila keadaan sudah
stabil. Pada gagal jantung klas fungsional II dan III. Penyekat beta yang
- Kombinasi hidralazin dengan ISDN memberi hasil yang baik pada pasien
disfungsi sistolik ventrikel kiri dan terutama yang dengan fibrilasi atrial,
emboli serebral pada penderita dengan fibrilasi atrial dengan fungsi ventrikel
19
yang buruk. Antikoagulan perlu diberikan pada fibrilasi atrial kronis maupun
kecuali pada aritmia yang mengancam nyawa. Antiaritmia klas III terutama
amiodaron dapat digunakan untuk terapi aritmia atrial dan tidak digunakan
2.8. Prognosis
berkembang, tetapi prognosisnya masih tetap jelek, dimana angka mortalitas setahun
bervariasi dari 5% pada pasien stabil dengan gejala ringan, sampai 30-50% pada
pasien dengan gejala berat dan progresif. Prognosisnya lebih buruk jika disertai
dengan disfungsi ventrikel kiri berat (fraksi ejeksi< 20%), gejala menonjol, dan
Sekitar 40-50% kematian akibat gagal jantung adalah mendadak. Meskipun beberapa
kematian ini akibat aritmia ventrikuler, beberapa diantaranya merupakan akibat infark
miokard akut atau bradiaritmia yang tidak terdiagnosis. Kematian lainnya adalah
20
akibat gagal jantung progresif atau penyakit lainnya. Pasien-pasien yang mengalami
gagal jantung stadium lanjut dapat menderita dispnea dan memerlukan bantuan terapi
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. S
No RM : 00081879
Umur : 18 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Kerumutan
Tanggal MRS : 28/12/2021
3.2. Anamnesis
superior inferior
Edema + + + +
Sianosis - - - -
Ikterik - - - -
Purpura + + + +
Akral dingin + + + +
Reflek fisiologis
Bicep/tricep + + + +
Patela + + + +
Reflek patologis - - - -
Hitung Jenis
Basofil :0%
Eosinofil :1%
Batang :2%
Segmen : 69 %
Limfosit : 22 %
Monosit :6%
Kimia Klinik
SGOT : 125
SGPT : 981,0
Ureum : 51,46
Kreatinin : 1,9
GDS : 5,96
Natrium : 136
Kalium : 5,6
Klorida : 105
Pemeriksaan Foto Thorax AP
28
Trachea di tengah
Hasil :
. VH/VP normal sudut tajam, tepi regular, IHBD/ EHBD normal , tidak tampak
normal, batas sinus – korteks tegas, tidak tampak ektasis PCS, tidak tampak
Pemeriksaan EKG
31
3.5. Penatalaksanaan
- IVFD Nacl 0,9%
- Inj. Cefriaxon 1 gr
3.6. Prognosis
3.7. Follow Up
Tanggal S O A P
24 jam
- Inj. Omz/ 24 jam
- Inj. Metilprednisolon
125/ 12 jam
- Ketocid 3x1
- Asam Folat 3x1
- CaCo3 3x1
- Hipad 3x1
BAB IV
34
PEMBAHASAN
Pasien datang ke IGD RSUD selasih dengan keluhan Sesak napas. Pasien
mengeluhkan sesak sejak 3 hari yang lalu. Sesak dirasakan berangsur angsur. Sesak
meningkat saat aktivitas. Sesak tidak dipengaruhi cuaca. Pasien juga mengeluhkan
sakit perut sejak 3 hari yang lalu. Perut terasa membuncit dan pasien juga tambah
pucat. 1 minggu yang lalu kaki pasien tampak tambah bengkak. 3 hari setelah
bengkak mulai demam hilang timbul. Dari Riwayat Penyakit Terdahulu dan
Pengobatan pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien
aorta dan defek septum ventrikel, beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi
stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada
berupa : aritmia, infeksi sistemik, infeksi paru-paru dan emboli paru. Penyebab
tersering gagal jantung kiri adalah hipertensi sistemik, penyakit katup mitral atau
Penyebab tersering gagal jantung kanan adalah gagal ventrikel kiri, yang
jantung kanan juga dapat terjadi tanpa disertai gagal jantung kiri pada pasien dengan
35
penyakit parenkim paru dan atau pembuluh paru (kor polmunale) dan pada pasien
Bila jantung mendadak menjadi rusak berat, seperti infark miokard, maka
timbul dua efek utama penurunan curah jantung, dan bendungan darah di vena yang
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir
normal pada awal perjalanan gagal jantung, dan pada keadaan istirahat. Namun,
kelainan kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak saat
kurang efektif.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini yang paling utama adalah terapi
merupakan tindakan yang paling penting. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga,
mengatasi retensi atau kelebihan cairan di tubuh atau disebut juga edema.
36
BAB V
KESIMPULAN
Gagal jantung sering disebut juga congestive heart failure (CHF) yaitu
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktil dari jantung,
yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum yang
dan keparahan dari gagal jantung. Peningkatan laju metabolik (misalnya: demam,
Gejala dan tanda gagal jantung meliputi sesak nafas terutama pada malam
hari, batuk malam hari, sesak saat beraktivitas, distensi vena leher, ronki
kardiomegali, edema paru akut, suara jantung ketiga, refluks hepatojugular, edema
Susp. SLE. Pemberian obat simptomatik pada penanganan awal dan pemantuan
DAFTAR PUSTAKA