Anda di halaman 1dari 14

PROYEK

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA D’HAPPY VENN PADA MATERI


HIMPUNAN DI KELAS VII MTs
(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Aljabar)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sahat Saragih, M. Pd

Disusun Oleh :
NAMA : RIZKIYAN HADI
NIM : 8216172007
KELAS : B-2 DIKMAT 2021

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM P A S C A S A R J A N A
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Mini Riset ini. Adapun tugas Mini Riset ini sebagai pemenuhan tugas akhir mata
kuliah Struktur Aljabar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah
membantu hingga Mini Riset ini dapat terselesaikan, terkhusus kepada Bapak Prof. Dr.
Sahat Saragih, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam
merampungkan Mini Riset ini. Terima kasih juga atas masukan dari berbagai pihak
termasuk rekan-rekan seperjuangan yang telah memberi berbagai gagasan
kontributifnya kepada penulis.
Sebagai sebuah karya manusia, tentunya Mini Riset ini masih jauh dari
unsur kesempurnaan, untuk itu penulis memohon kontribusi pemikiran baik berupa
saran dan kritikan demi perbaikan membangun dari pembaca agar tugas ini
semakin baik dan berguna di kemudian hari hingga dapat lebih bermanfaat untuk kita
semua.

Medan, April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………………… 1
1.3 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………. 1
1.4 MANFAAT PENULISAN ………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN HIMPUNAN………………...………………………… 3
2.2 LAMBANG HIMPUNAN ………………………………………..……. 3
2.3 HIMPUNAN SEMESTA ……………………………………………… 4
2.4 IRISAN HIMPUNAN …………………………………………………. 4
2.5 GABUNGAN DUA HIMPUNAN ……………………………………. 5
2.6 KOMPLEMEN HIMPUNAN …………………………………………. 6
2.7 SELISIH DUA HIMPUNAN …………………………………………. 6
2.8 DIAGRAM VENN ……………………………………………………. 7
2. 9 Cara Pembuatan ………………………………………………………. 8
BAB III PENUTUP
3.1KESIMPULAN…………………………………………………………. 9
3.2 SARAN ………………………………………………….…………….. 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mata kuliah struktur aljabar merupakan salah satu mata kuliah yang sangat penting
dipelajari di tingkat Perguruan Tinggi. Struktur aljabar adalah himpunan atau beberapa
himpunan yang dilengkapi dengan suatu operasi atau beberapa operasi yang memenuhi
teorema-teorema tertentu. Salah satu materi penting yang dibahas dalam mata
kuliah tersebut adalah tentang himpunan.
Materi himpunan sebelumnya juga telah diajarkan di Strata-1 (S1) namun konsep-
konsep yang dibahas tentang himpunan masih konsep-konsep yang sederhana, misalnya
tentang definisi himpunan dan jenis-jenis fungsi
Aplikasi materi himpunan tersebut juga tidak kalah penting di kalangan
siswa, khususnya tingkat Tsanawiyah. Pada materi pelajaran matematika di kelas VII
Tsanawiyah terdapat pembahasan konsep dasar himpunan, sebagai bentuk pengenalan
konsep dasar himpunan struktur aljabar. Dalam matematika, himpunan adalah segala
koleksi benda- benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini
merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep
penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai
himpunan sangatlah berguna.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana pemahaman Siswa
kelas VII-A MTs Riyadhus Sholihin dalam menyelesaikan soal-soal konseptual materi
himpunan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah untuk mengetahui pemahaman siswa kelas VII-A MTs Riyadhus Sholihin dalam
menyelesaikan soal-soal konseptual himpunan.

1
1.4 MANFAAT PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan tersebut, maka diharapkan
dapat memberikan manfaat dari penulisan Makalah ini adalah:
1. Menambah wawasan bagi peneliti maupun pembaca mengenai tingkat
pemahaman siswa Tsanawiyah terhadap materi himpunan dan penyelesaian
masalah konseptual materi himpunan.
2. Menambah wawasan bagi peneliti maupun pembaca mengenai kesalahan-
kesalahan yang sering terjadi pada siswa Tsanawiyah dalam hal menyelesaikan
masalah konseptual materi himpunan.

2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA

2.1.PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan adalah sebagai kumpulan objek yang dapat didefenisikan dengan jelas
atau well-defined dengan objek tersebut disebut elemen atau anggota.

Himpunan dinyatakan dengan huruf-huruf Kapital (misalkan A, B, …. Z) dan elemen


dinotasikan dengan huruf kecil (Misalkan a, b, …….z). Misalkan x menyatakan anggota dari
himpunan A maka dinotasikan “ x ∈ A” dan misalkan y menyatakan bukan anggota dari
himpunan A maka dinotasikan “ y ∉ A”. Sedangkan himpunan yang tidak mempunyai
himpunan kosong, dan dinotasikan dengan ∅ atau {}.

Contoh :
A={x│x bilangan ganjil yang habis dibagi
2}

Dalam hal ini tidak ada bilangan ganjil yang habis dibagi 2. jadi A=
ø

(Soebagio A dan Sukirman, 1999).

Ada dua cara untuk mengungkapkan suatu himpunan. Yang pertama adalah cara
pendaftaran dan yang kedua dengan cara pemerian. Jika kita ingin mengungkapkan suatu
himpunan dengan cara pertama maka semua anggotanya didaftarkan di antara
kurung karawal misalnya A = {a, b, c, d}. untuk menggunakan suatu himpunan dengan
cara kedua yaitu cara pemerian, maka dituliskan dalam bentuk A = {y │ keterangan
tentang y, yang merupakan syarat keanggotaan bagi himpunan A}. (Saragih, 2017 : 5).

2.2.LAMBANG HIMPUNAN
Himpunan dinyatakan dengan huruf kapital; A, B, C, N, P, dan sebagainya.
Anggota himpunan dinyatakan dengan huruf kecil, dalam kurung kurawal, dan anggota
satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda koma. Anggota yang sama cukup
ditulis sekali. Contoh:
 Himpunan huruf vokal dapat ditulis V = {a, i, u, e, o} dengan anggotanya; a, i, u,
e, dan o.
 Himpunan bilangan cacah dapat ditulis C = {0, 1, 2, 3, 4, . . .} dengan anggotanya: 0,
1, 2, 3, 4, dan seterusnya.

3
 Himpunan bilangan prima dapat ditulis P = {2, 3, 5, 7, . . .} dengan anggotanya: 2, 3,
5, 7, dan seterusnya.
 K adalah himpunan huruf pembentuk kata “ MATEMATIKA”, dapat ditulis: K =
{m, a, t, e, i k} atau K = {k, a, t, e, m, i}, bukan K = {m, a, t, e, m, a, t, i, k, a}.

Anggota himpunan pada contoh 1 dan 4 berhingga. Himpunan seperti ini disebut
himpunan berhingga. Sedangkan contoh 2 dan 3 mempunyai anggota tak terbatas
(dicirikan dengan tiga buah titik terakhir). Himpunan seperti ini disebut himpunan
tak berhingga

2.3.HIMPUNAN SEMESTA
Suatu himpunan yang memuat semua elemen di dalam semesta
pembicaraan disebut Himpunan Universal atau Himpunan Semesta. (Saragih, 2017: 8)
Contoh :
Z = Himpunan bilangan bulat = {...,-3,-2,-
1,0,1,2,3,...}
Himpunan semesta memuat semua objek yang dibicarakan dan dapat ditetapkan
sebelum pembicaraan. Himpunan semesta sangat penting dalam pembahasan himpunan,
untuk membatasi pembicaraan untuk mengindari salah tafsir. (Soebagio A dan
Sukirman,
1999).
Contoh :
Untuk C={x | x siswa putri kelas I A } dapat ditetapkan S = { siswa kelas I
A}
Himpunan semesta ( Universal Set) adalah himpunan semua objek
yang dibicarakan. Himpunan semesta dinotasikan S atau U. ( Hendrijanto, 2011)
Contoh :
Jika A {2,4,6,8} maka dapat diambil himpunan semestanya. U = { bilangan genap}
Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang
memuat
sebuah objek pembicaraan. Semesta pembicaraan mempunyai anggota yang sama
atau lebih banyak dari pada himpunan yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta
disebut juga sebagai himpunan universal dan disimbolkan dengan S atau U.

2.4.IRISAN HIMPUNAN
4
Irisan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota A sekaligus
anggota B. Secara matematis A  B  {x x  A dan x  B} . (Saragih, 2012 : 10)
ditulis :

5
Contoh :

A1,2,3,4,5,6,7,8 ; B 3,4,5,6,7,8,9,10,11 .
Maka A  B 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 ; A  B3,4,5,6,7,8

2.5.GABUNGAN DUA HIMPUNAN


Gabungan dari A dan B adalah himpunan yang semua anggotanya terdapat pada A
atau B. Secara matematis ditulis: A  B  {x x  A atau x  B} . (Saragih, 2012 : 10)

Operasi Gabungan Melakukan operasi gabungan dua buah himpunan


adalah membentuk himpunan baru yang anggota-anggotanya meliputi semua anggota
dua himpunan yang digabungkan. Gabungan (union) dari dua buah himpunan A
dan B adalah himpunan elemen-elemen yang menjadi anggota himpunan A saja atau
B saja,
atau anggota himpunan A dan B kedua-duanya. Himpunan gabungan ditulis A𝖴 B (“A
gabungan B” atau “A union B” atau gabungan dari A dan B” atau union dari A dan B”).

Contoh.
S = {1, 2, 3, …, 10}, A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B ={ 4, 5, 6, 7} maka A 𝖴 B = {1, 2, 3, 4, 5,
6, 7}

6
( Nugraha Dkk, 2010)

2.6.KOMPLEMEN HIMPUNAN
S Himpunan semesta dan A suatu himpunan bagian dari S (A  S). maka
unsur- unsur yang bukan anggota A disebut komplemen dari himpunan A.
Ac = { x ∈ S | x ∉ A }
(Saragih, 2017 : 9)

Diberikan himpunan A, notasi himpunan Ac adalah komplemen dari A


didefinisikan sebagai himpunan dari semua elemen-elemen di himpunan universal U
yang tidak di A, yaitu
Ac = {x | x ∈ U dan x ∉ A}.
(Subiono, 2016 : 3)
Contoh :
A = {2, 4, 6,...} dan S = {1, 2, 3, …} maka Ac = {1, 3, 5, …}

Jika S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} dan A = {3, 4, 5}, maka AC adalah himpunan {1, 2, 6,


7}, disebut juga himpunan bagian dari himpunan S. Himpunan tersebut adalah himpunan-
himpunan komplemen atau pelengkap dari himpunan A atau disebut komplemen dari A
yang dibaca “bukan A”.

2.7.SELISIH DUA HIMPUNAN


Selisih A terhadap B ditulis B – A adalah himpunan yang ada di B tetapi tidak
ada di A, sebaliknya selisih B terhadap A ditulis A – B adalah himpunan yang di A tetapi
tidak ada di B.

7
Selisih dari dua himpunan A dan B (dinyatakan dengan A\B adalah A\B = {x | x ∈ A dan
x ∉ B}

Contoh :
Jika A = {1, 2, 3, …, 10} dan B = {2, 4, 6, 8, 10}, maka A – B = {1, 3, 5, 7, 9} dan B – A =

2.8.DIAGRAM VENN
Himpunan dapat dinyatakan dalam bentuk gambar yang dikenal sebagai diagram
Venn. Diagram Venn diperkenalkan oleh pakar Matematika, Inggris pada tahun 1834-
1923 bernama John Venn dalam membuat diagram Venn yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi panjang atau bersegi,
sedangkan anggota-anggotanya digambarkan dengan noktah.
2. Setiap himpunan yang dibicarakan (selain himpunan kosong) ditunjukkan oleh
kurva tertutup sederhana.
3. Jika suatu himpunan anggotanya terlalu banyak atau tak berhingga maka
noktahnya tidak perlu di gambarkan.

Contoh:
S={1,2,3,4,5,6,7,8,9}
A={2,3,5,7}
B={1,3,5,7,9}
Diagram Vennnya yaitu :

8
2.9. Cara Pembuatan
ini nih ada cara membuat diagram Venn yang menyenangkan. D’ Happy Venn
Bahan : 
 Kertas Karton 
  Kertas Manila 
  Kain Flanel
 Velcro Tape bagian Hook
 Pipa Kecil
 Kertas HVS Warna
Alat   :
 Gunting
 Lem Lilin
 Lem Kertas
 Pensil
 Doble Tape
 Spidol
 Cetakan yang berbentuk lingkaran agar memudahkan kita untuk membuat
lingkaran

Cara membuat    :
 Bentuk kertas karton menjadi lingkaran-lingkaran kecil yangakan digunakan
sebagai elemen-elemen dari himpunan dan bentuk pesegi untuk nama himpunan. 
 Potong kertas HVS warna sesuai dengan kertas karton yang sudah dibentuk
lingkaran dan persegi. Lalu tempelkan pada kertas karton dengan lem kertas. 
 Tulisi kertas karton yang telah dilapisi dengan HVS warna sesuai dengan elemen-
elemen himpunan yang dibutuhkan atau diinginkan. Disini kita dapat
menggunakan angka 1-9. Setiap warna yang berbeda mempunyai angka 1-9.
 Potong velcro tape bagian hook menjadi kotak-kotak, lalu tempel pada bagian
belakang kertas karton dengan menggunakan lem lilin.
 Bentuk 2 lingkaran besar, 2 lingkaran lebih kecil, dan bagian irisan dari 2
lingkaran besar dari kain flanel. Kain flanel bagian irisan warnanya berbeda
dengan 2 lingkaran besar.
Gambar diagram venn pada kertas manila. Dan tempelkan 2 lingkaran besar dan irisan
pada gambar diagram venn.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Secara umum, siswa kelas VII-A MTs Riyadhus Sholihin sudah
memahami tentang definisi operasi-operasi pada himpunan, misalnya, definisi
irisan dan gabungan. Namun kebanyakan siswa belum memahami definisi dari
selisih dua himpunan, komplemen, dan semesta, serta banyak siswa kelas VII- A
MTs Riyadhus Sholihin yang belum bisa membaca atau menafsirkan soal, jika soal
yang diberikan berbentuk diagram venn

3.2 SARAN
Semoga kedepan guru bisa membuat media pembelajaran yang lebih interaktif lagi
sehingga dapat menambah motivasi belajar siswa

10
DAFTAR PUSTAKA

Fraleigh, J.B. 2014. A First Course in Abstrac Algebra, Addison Wesley Publishing
Company, Massachusets.

Isah, Aisah. 2017. Modul Struktur Aljabar 1, Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam, Unpad.

Saragih, Sahat. 2017. Struktur Aljabar. Medan : Larispa.

Soebagio, Suharti dan Sukirman. 1999. Struktur Aljabar. Jakarta : Universitas


Terbuka, Depdikbud.

Subiono, 2016. Aljabar : Sebagai suatu Pondasi Matematika, Fakultas Matematika


danIlmu Pengetahuan, ITS.

11

Anda mungkin juga menyukai