1
Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Kesehatan, Universitas MH. Thamrin
Alamat korespondensi:
Prodi DIII Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin,
Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550
Telp: 021 8096411 ext 1501
ABSTRAK
Mioma uteri adalah tumor jinak pada otot rahim, disertai jaringan jaringan ikat sehingga dapat dalam bentuk padat,
karena jaringan ikat dan otot rahimnya yang dominan. Salah satu kejadian kesehatan reproduksi yang masih tinggi
di Indonesia adalah infertilitas. Tujuan penelitian memperoleh informasi tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Mioma Uteri Pada Wanita di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Kabupaten
Pringsewu Lampung. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi
dan sampel penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mengalami kejadian mioma uteri 92 orang. Sampel
merupakan total populasi.
Dari hasil analisis data univariat diperoleh responden dengan mioma intramural dan subserosum 57,6 %,
sedangkan respon dengan mioma submukosum 42,4 %. Angka kejadian mioma uteri menurut usia tertinggi terjadi
pada usia <20 dan >35 tahun yakni 66,3 %, sedangkan usia 20-35 tahun 33,7 %. Menurut paritas angka kejadian
mioma uteri tertinggi terjadi pada paritas multipara yakni 58,7 %, sedangkan pada primipara 41,3 %. Menurut
Indeks Massa Tubuh (IMT), kejadian mioma uteri tertinggi terjadi pada responden dengan IMT >29 kg/m2 yakni
62 %, sedangkan responden dengan IMT 18-29 kg/m2 38 %. Hasil Bivariat di peroleh terdapat hubungan usia,
paritas dan IMT dengan kejadian mioma uteri, usia <20 dan >35 tahun lebih beresiko 36 kali di bandingkan
dengan usia 20-35 tahun dengan hasil P Value 0,000, OR 0.036 dan CI 95 %. Menurut paritas, paritas multipara
lebih beresiko 53 kali dibandingkan dengan primipara dengan hasil P Value 0,000, OR 52,800 dan CI 95 %.
Menurut IMT, responden dengan IMT >29 kg/m2 memiliki resiko 32 kali di bandingkan dengan responden dengan
IMT 18-29 kg/m2, dengan hasil P Value 0,000, OR 32,000 dan CI 95 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan kejadian mioma uteri dengan usia, paritas dan IMT.
Kata kunci: Mioma Uteri, Usia, Paritas , Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tabel 5.
Hubungan antara Usia Ibu dengan Kejadian Mioma uteri di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Pringsewu Kabupaten Pringsewu Lampung 2013
2. Hubungan Paritas dengan Kejadian Mioma Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
Uteri persentase pada kelompok paritas multipara yang
mengalami mioma uteri (88,9%), sedangkan pada
167
Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2); September 2015
kelompok primipara, persentase yang mengalami Hasil analisis diperoleh nilai OR = 52,800
mioma uteri hanya (13,2%). dengan (CI = 14,874-187,426), artinya ibu yang
P value yang didapatkan pada uji statistik multipara, memiliki kemungkinan mengalami
adalah 0,000< α ( 0,05), dengan demikian dapat mioma uteri 53 kali lebih tinggi dibandingkan
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan ibu yang paritasnya primipara.
antara proporsi paritas ibu dengan kejadian mioma
uteri.
Tabel 6.
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Mioma Uteri di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Pringsewu Kabupaten Pringsewu Lampung 2013
3. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan P value yang didapatkan pada uji statistik
Mioma Uteri adalah 0,000< α ( 0,05), dengan demikian dapat
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
persentase pada kelompok IMT berisiko (> 29 antara proporsi IMT dengan kejadian mioma uteri.
kg/m2 mengalami mioma uteri (84,2%), sedangkan Hasil analisis diperoleh nilai OR = 32,000
persentase pada kelompok IMT tidak berisiko (18- dengan (CI = 9,788-104,617), artinya ibu yang
29 kg/m2) yang mengalami mioma uteri hanya IMT berisiko memiliki kemungkinan mengalami
(14,3%). mioma uteri 32 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu yang IMT tidak berisiko.
Tabel 7
Hubungan Antara Indeks Masa Tubuh Dengan Kejadian Mioma Uteri di Ruang Kebidanan Rumah
Sakit Umum Daerah Pringsewu Kabupaten Pringsewu Lampung 2013
171