Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

POLA PIKIR KEWIRAUSAHAAN

Disusun guna memenuhi tugas

mata kuliah : Kewirausahaan

Dosen Pengampu : A. Tabiin. M.Pd.

Disusun oleh:

1. Ach. Fajrul Falah 2119289

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan limpahan hidayah-Nya
sehingga

saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “Dzawil Al- Furudl dan Ashabah”.
Sholawat dan

salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para
keluarga

dan sahabatnya, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di yaumul kiamat,


Aamiin. Penulis

mengucapkan terima kasih pada Yth. :

1. Bapak Agus Khumaedy, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Fqih Mawaris dan
Munakahat

PAI E IAIN Pekalongan yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan tugas.

2. Pihak yang telah membantu penulis untuk merealisaskan tugas makalah. Semoga
budi baik
beliau mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi sempurnanya tugas ini di
masa

mendatang.Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya


untuk

kelompok kami dan umumnya untuk pembaca dimanapun berada. Terima kasih.

Pekalongan, 5 Oktober 2021

BAB I

MENJADI WIRAUSAHA

1.         Pendahuluan

            Pada tahun 1998, perekonomian Indonesia memasuki masa yang sangat sulit.
Pergantian kekuasan dari era orde baru ke era reformasi yang disertai multidimensi
mengakibatkan penggangguran dimana-mana. Perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). Maka untuk mengatasi hal ini diperlukan wirausaha. Ekonomi
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) menjadi tumpuan dan pilihan penting bagi para
sarjana untuk sejahtera dan mandiri sederhana dan menolong orang mengatasi pengangguran.

Tabel 1. Karakteristik Usaha Mikro dan Kecil

Positif Negatif

1. Tahan Banting 1. Informal

2. Fleksibel 2. Skala Ekonomi Rendah

3. Mandiri 3. Tidak ada Standar SOP

4.Efisiensi (dikerjakan seluruh keluarga)4. Belum mendapatkan/menerapkan prinsip


manajemen

5. Self-finance 5. Tidak disiapkan untuk jadi besar/tumbuh

6. Pengembangan Terbatas

Ada empat jenis usaha yang berkembang di masyarakat, yakni:

1.    Usaha Mikro

Usaha mikro merupakan usaha yang paling banyak di Indonesia yakni sekitar 50.700.000
usaha mikro yang berkembang di Indonesia sehingga membuat usaha ini menyerap paling
banyak tenaga kerja yakni sebanyak 83.647.711 jiwa atau sama dengan 80% tenaga kerja di
Indonesia memilih untuk menjadi wirausaha di usaha mikro.

2.    Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan usaha kedua terbanyak yang berkembang di Indonesia yakni 520.000
usaha kecil.

3.    Usaha Menengah

Usaha menengah merupakan usaha ketiga paling banyak berkembang di Indonesia yakni
sebanyak 39.660 usaha menengah.

4.    Usaha Makro

Usaha makro adalah usaha yang paling sedikit berkembang di Indonesia yakni sekitar 4370
usaha mikro.

2.         Karakter-Karakter Dasar Seorang Wirausaha

Wirausaha itu haruslah sebagai berikut:

1.    Bukan sekedar tumpangan hidup


Tidak semua orang yang berusaha itu adalah entrepreneur. Entrepreneur adalah seseorang
yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami
pertumbuhan. Seseorang yang hanya melakukan usaha dan stagnant, taka da perubahan dari
waktu ke waktu, dan mengerjakan suatu pekerjaan tanpa perencanaan kemajuan sama sekali
bukan disebut entrepreneur, mereka hanyalah pedagang biasa.

Seorang entrepreneur adalah seseorang yang moving forward, maju terus ke depan, dan


bertumbuh dari waktu ke waktu

2.    Bersahabat dengan ketidakpastian

Salah satu karakter utama seorang wirausaha adalah persahabatan yang kental dengan
ketidakpastian atau dengan kata lain berani mengambil resiko. Hal ini karena, seorang
wirausaha tidak mempunyai gaji yang stabil setiap bulannya dan tantangan penjualan
dagangannya setiap harinya. Mereka yang bersahabat dengan ketidakpastian, mengenal betul
karakter-karakter ketidakpastian dan mampu mengambil manfaat besar darinya.

3.    Usaha sesungguhnya, bukan spekulatif

Perbedaan antara usaha spekulatif dengan usaha riil dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan Usaha Spekulatif dengan Usaha Riil

Usaha Spekulatif Usaha Riil

Wealth = Money Wealth = Well Being

Illusionary Wealth, magic. Instrinsic Wealth

(kehidupan yang bisa didapat melalui (Kehidupan yang artistic, spiritual,


spekulasi) intelligence, intellectual)

Tingkat pengembalian (rate of return), Kontribusi ekonomi dalam jangka


kinerja ekonomi (economic panjang terhadap manusia dan
performance), peringkat (rating and alam/habitatnya
scoring)

Aset yang terus meningkat nilainya, Saling memelihara/menjaga


penampilan yang berlebih (over
(Mengurangi ketergantungan pada
valued asset, handsome performance)
uang), mengutamakan tat nilai

Yang kaya semakin kaya, uang bisa Kekayaan yang diperoleh dari kerja
memperbesar uang keras,inovasi, persaingan

Jangan bekerja untuk uang, buatlah Jangan berilusi, bekerja keraslah,


uang bekerja untuk Anda. Bekerja hari hidup yang hemat, nikmati pada
ini untuk hari ini. masanya.bekerja sekarang, nikmati
hari tua, dan sisakan untuk generasi
yang akan datang

Inilah Tradisi Wall Street Inilah Tradisi Market Street

3.         Karakter-Karakter Dasar Entrepreneurial Mindset

            Ada tujuh karakter-karakter dasar entrepreneurial mindset, yaitu:

Action Oriented

1.        Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu
saja. Prinsip yang dianut adalah see and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari,
melainkan untuk dihadappi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

2.        Berpikir simpel

Walaupun suatu keadaan di dunia ini berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu
belajar menyederhanakannya. Mereka melihat persoalan dengan proses berfikir yang jernih
dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.

3.        Mereka selalu mencari peluang-peluang baru

Jika mereka mulai dari usaha yang baru, maka mereka mau untuk bekajar memahami usaha
baru tersebut, dan apabila usaha yang sama, mereka mau unutuk mencari alternatif-alternatif
baru. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga
dari cara-cara baru.

4.        Mengejar peluang dengan disiplin tinggi

Karena wirausaha melakukan inventasi dan menanggung resiko, maka seseorang wirausaha
harus memiliki disiplin yang tinggi. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selalu
berhubungan dengan waktu. Sekali suatu kesempatan hilang, maka belum tentu kesempatan
yang sama datang kembali di lain waktu.

5.        Hanya mengambil peluang yang terbaik

Wirausaha hanya akan mengambil peluang yang terbaik baginya. Ukuran menarik itu adalah
pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya, masa depan yang lebih cerah,
kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Pada akhirnya, sukses
yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih

SUCCESS = f (CHOICE)

6.        Fokus pada eksekusi


Manusia dengan entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan
merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati.

7.        Menfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti

Kemampuan untuk mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan


gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.

4.         Pilihan Entrepreneurship

            Pilihan entrepreneurship antara lain:

a.    Karyawan                           : bekerja pada orang lain, professional executive (decision


market)

b.    Intrapreneurship                 : karyawan dengan jiwa kewirausahaan (inovatif dan tajam


dalam peluang)

c.    Social- Entrepreneurship     : Pelaku kegiatan sosial berwatak entrepreneur

d.   Eco-Preneur                       : wirausaha dalam lingkungan hidup yang berwatak sosial

  

BAB II

BERFIKIR  PERUBAHAN

1.         Perbedaan Pola Pikir Entrepreneurship dengan Non Entrepreneurship

            Perbedaan Pola Pikir Entrepreneurship VS Non Entrepreneurship adalah sebagai


berikut:

a.         Produktif VS Konsumtif

b.           Resources Utilization VS Resources Disposal

Untuk memulai usaha bisnis hanya dapat dilakukan dengan metode “3M”, yakni:

a.       Motivasi

b.      Mindset

c.         Make It

2.         Mindset Menggerakan Perilaku

            Pola pikir atau mindset adalah keseluruhan/kesatuan dari keyakinan yang kita miliki,
nilai-nilai yang kita anut, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang
kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain atau kehidupan ini. Pola pikir
memberi tahu kita bagaimana hidup ini harus dijalankan yang akhirnya akan menentukan
apakah kita berhasil atau tidak.


TUTUP
BERANDA

AL QURAN

 TATACARA IBADAH
 DOA-DOA
 TUGAS KULIAH
 ARTIKEL
 KATA MUTIARA
BERANDA / MAKALAH

Makalah Pola Pikir dan Karakteristik Menjadi Wirausaha


Oleh Rijal Habibulloh  05.55
Advertisement
Makalah Pola Pikir dan Karakteristik Menjadi Wirausaha - Kali ini admin postingkan
makalah pola pikir dan karakteristik wirausaha silahkan simak dibawah ini.

BAB I

MENJADI WIRAUSAHA

1.         Pendahuluan

            Pada tahun 1998, perekonomian Indonesia memasuki masa yang sangat sulit.
Pergantian kekuasan dari era orde baru ke era reformasi yang disertai multidimensi
mengakibatkan penggangguran dimana-mana. Perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). Maka untuk mengatasi hal ini diperlukan wirausaha. Ekonomi
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) menjadi tumpuan dan pilihan penting bagi para
sarjana untuk sejahtera dan mandiri sederhana dan menolong orang mengatasi pengangguran.

Tabel 1. Karakteristik Usaha Mikro dan Kecil

Positif Negatif

1. Tahan Banting 1. Informal

2. Fleksibel 2. Skala Ekonomi Rendah


3. Mandiri 3. Tidak ada Standar SOP

4.Efisiensi (dikerjakan seluruh keluarga)4. Belum mendapatkan/menerapkan prinsip


manajemen

5. Self-finance 5. Tidak disiapkan untuk jadi besar/tumbuh

6. Pengembangan Terbatas

Ada empat jenis usaha yang berkembang di masyarakat, yakni:

1.    Usaha Mikro

Usaha mikro merupakan usaha yang paling banyak di Indonesia yakni sekitar 50.700.000
usaha mikro yang berkembang di Indonesia sehingga membuat usaha ini menyerap paling
banyak tenaga kerja yakni sebanyak 83.647.711 jiwa atau sama dengan 80% tenaga kerja di
Indonesia memilih untuk menjadi wirausaha di usaha mikro.

2.    Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan usaha kedua terbanyak yang berkembang di Indonesia yakni 520.000
usaha kecil.

3.    Usaha Menengah

Usaha menengah merupakan usaha ketiga paling banyak berkembang di Indonesia yakni
sebanyak 39.660 usaha menengah.

4.    Usaha Makro

Usaha makro adalah usaha yang paling sedikit berkembang di Indonesia yakni sekitar 4370
usaha mikro.

2.         Karakter-Karakter Dasar Seorang Wirausaha

Wirausaha itu haruslah sebagai berikut:

1.    Bukan sekedar tumpangan hidup

Tidak semua orang yang berusaha itu adalah entrepreneur. Entrepreneur adalah seseorang
yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami
pertumbuhan. Seseorang yang hanya melakukan usaha dan stagnant, taka da perubahan dari
waktu ke waktu, dan mengerjakan suatu pekerjaan tanpa perencanaan kemajuan sama sekali
bukan disebut entrepreneur, mereka hanyalah pedagang biasa.

Seorang entrepreneur adalah seseorang yang moving forward, maju terus ke depan, dan


bertumbuh dari waktu ke waktu
2.    Bersahabat dengan ketidakpastian

Salah satu karakter utama seorang wirausaha adalah persahabatan yang kental dengan
ketidakpastian atau dengan kata lain berani mengambil resiko. Hal ini karena, seorang
wirausaha tidak mempunyai gaji yang stabil setiap bulannya dan tantangan penjualan
dagangannya setiap harinya. Mereka yang bersahabat dengan ketidakpastian, mengenal betul
karakter-karakter ketidakpastian dan mampu mengambil manfaat besar darinya.

3.    Usaha sesungguhnya, bukan spekulatif

Perbedaan antara usaha spekulatif dengan usaha riil dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan Usaha Spekulatif dengan Usaha Riil

Usaha Spekulatif Usaha Riil

Wealth = Money Wealth = Well Being

Illusionary Wealth, magic. Instrinsic Wealth

(kehidupan yang bisa didapat melalui (Kehidupan yang artistic, spiritual,


spekulasi) intelligence, intellectual)

Tingkat pengembalian (rate of return), Kontribusi ekonomi dalam jangka


kinerja ekonomi (economic panjang terhadap manusia dan
performance), peringkat (rating and alam/habitatnya
scoring)

Aset yang terus meningkat nilainya, Saling memelihara/menjaga


penampilan yang berlebih (over
(Mengurangi ketergantungan pada
valued asset, handsome performance)
uang), mengutamakan tat nilai

Yang kaya semakin kaya, uang bisa Kekayaan yang diperoleh dari kerja
memperbesar uang keras,inovasi, persaingan

Jangan bekerja untuk uang, buatlah Jangan berilusi, bekerja keraslah,


uang bekerja untuk Anda. Bekerja hari hidup yang hemat, nikmati pada
ini untuk hari ini. masanya.bekerja sekarang, nikmati
hari tua, dan sisakan untuk generasi
yang akan datang

Inilah Tradisi Wall Street Inilah Tradisi Market Street

3.         Karakter-Karakter Dasar Entrepreneurial Mindset

            Ada tujuh karakter-karakter dasar entrepreneurial mindset, yaitu:


Action Oriented

1.        Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu
saja. Prinsip yang dianut adalah see and do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari,
melainkan untuk dihadappi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

2.        Berpikir simpel

Walaupun suatu keadaan di dunia ini berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu
belajar menyederhanakannya. Mereka melihat persoalan dengan proses berfikir yang jernih
dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.

3.        Mereka selalu mencari peluang-peluang baru

Jika mereka mulai dari usaha yang baru, maka mereka mau untuk bekajar memahami usaha
baru tersebut, dan apabila usaha yang sama, mereka mau unutuk mencari alternatif-alternatif
baru. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga
dari cara-cara baru.

4.        Mengejar peluang dengan disiplin tinggi

Karena wirausaha melakukan inventasi dan menanggung resiko, maka seseorang wirausaha
harus memiliki disiplin yang tinggi. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selalu
berhubungan dengan waktu. Sekali suatu kesempatan hilang, maka belum tentu kesempatan
yang sama datang kembali di lain waktu.

5.        Hanya mengambil peluang yang terbaik

Wirausaha hanya akan mengambil peluang yang terbaik baginya. Ukuran menarik itu adalah
pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya, masa depan yang lebih cerah,
kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Pada akhirnya, sukses
yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih

SUCCESS = f (CHOICE)

6.        Fokus pada eksekusi

Manusia dengan entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan


merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati.

7.        Menfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti

Kemampuan untuk mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan


gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.

4.         Pilihan Entrepreneurship
            Pilihan entrepreneurship antara lain:

a.    Karyawan                           : bekerja pada orang lain, professional executive (decision


market)

b.    Intrapreneurship                 : karyawan dengan jiwa kewirausahaan (inovatif dan tajam


dalam peluang)

c.    Social- Entrepreneurship     : Pelaku kegiatan sosial berwatak entrepreneur

d.   Eco-Preneur                       : wirausaha dalam lingkungan hidup yang berwatak sosial

  

BAB II

BERFIKIR  PERUBAHAN

1.         Perbedaan Pola Pikir Entrepreneurship dengan Non Entrepreneurship

            Perbedaan Pola Pikir Entrepreneurship VS Non Entrepreneurship adalah sebagai


berikut:

a.         Produktif VS Konsumtif

b.           Resources Utilization VS Resources Disposal

Untuk memulai usaha bisnis hanya dapat dilakukan dengan metode “3M”, yakni:

a.       Motivasi

b.      Mindset

c.         Make It

2.         Mindset Menggerakan Perilaku

            Pola pikir atau mindset adalah keseluruhan/kesatuan dari keyakinan yang kita miliki,
nilai-nilai yang kita anut, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan pendapat yang
kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain atau kehidupan ini. Pola pikir
memberi tahu kita bagaimana hidup ini harus dijalankan yang akhirnya akan menentukan
apakah kita berhasil atau tidak.

3.         Mengubah Pola Pikir

            Pola pikir dapat diubah karena pola pikir merupakan hasil dari sebuah proses
pembelajaran maka pola pikir juga diubah dan dibentuk ulang. Pola pikir itu tentu saja sulit
untuk diubah. Ada yang cepat, ada yang memerlukan waktu yang lama. Tanda-tanda
terjasinya perubahan pola pikir yakni ketika kita dapat memahami suatu hal yang selama ini
kita benci seharusnya dapat kita kasihi. Perubahan pola pikir berarti juga berubah dari satu
pola pikir kepada pola pikir yang lain.

4.         Pola Pikir Entrpreneurship

            Pola pikir entrepreneurship berkarakter produktif, bukan konsumtif. Dia selalu


berusaha mencari cara baru untuk meningkatkan utilitas sumber daya secara efisien. Dia
selalu mencari alternated bila sumber daya yang  ada terbatas. Dia cenderung job
creator daripada sekedar job seeker. Semua karakter tersebut disebabkan oleh jumlah total
pola pikir positif, kreatif, keuangan, dan pola pikir produktif yang dimilikinya.

5.         Hambatan Persepsi saat Memulai Usaha

Hambatan Persepsi Memulai Usaha, yakni:

a.         Merasa terlalu tua atau terlalu muda

b.        Tidak berbakat

c.         Tidak punya modal

Untuk memulai usaha, kita hanya butuh 3M, yaitu motivasi yang kuat, mindset yang
tepat (produktif, kreatif, positif), dan make it (lakukan saja).

6.         Kreatifitas Financial Entrepreneurship

            Kunci kesuksesan transformasi dari perjuangan finansial hingga menuju pada kondisi
kebebasan finansial sebagaimana konsep transformasi Cashflow Quadrantnya Kiyosaki
tergantung pada kecerdasaan finansial Anda. Untuk mencapainya diperlukan kreativitas
finansial. Kreativitas finansial berusaha mengubah  mind set yang ada pada diri kita masing-
masing mengikuti pola pikir manusia sejahtera yang efisien dan sesuai konsep ekonomis.
Kreativitas secara finansial dalam kenyataanya meruapakan ketersediaan untuk berpindah
dari zona nyaman menuju zona baru yang penuh tantangan.

BAB III

BERFIKIR KREATIF

1.         Orang Dewasa yang Tidak Kreatif

            Dengan otak yang sehat, kita dapat berfikir kreatif sehingga timbul gagasan-gagasan
dan terobosan-terobosan usaha yang inovatif. Penurunan tingkat kreativitas sejalan dengan
makin lanjutnya usia seseorang disebabkan oleh hubungan antara intensitas eksperimen
dengan keinginan mencari aman. Maka, semakin tua seseorang manusia semakin cemnderung
menghindari risiko dan ingin menjalani hal-hal yang aman saja (status quo).

2.         Pembuka Pintu Kesulitan


            Kreativitas dibagi ke dalam tiga unsur, yaitu melihat dengan sudut pandang
(perspektif) yang baru, menemukan hubungan baru, atau membentuk kombinasi baru dari
objek, konsep, atau fenomena. Ide yang ideal dan bermanfaat adalah pikiran yang terarah
pada invensi (pengembangan gagasan), inovasi (mengubah gagasan menjadi produk), dan
paten (proteksi produk). Pemunculan ide sebagai jiwa dari kretivitas membutuhkan suatu
fokus pemikiran konsentrasi. Dengan fokus dan konsentrasi, Anda dengan cepat memilah dan
memilih mana informasi dan aktivitas yang mendukung ide Anda dan mana yang tidak.
Dengan menfokuskan diri pada hal-hak yang mendukung serta mengabaikan semua yang
tidak mendukung, ide yang Anda gagas tersebut akan dapat berkembang dan mampu
menghasilkan nilai ekonomis.

3.         Hambatan Kreativitas

            Ada 5 hambatan kreativitas dapat dilihat pada Tabel 1.

  

Tabel 1. Hambatan Kreativitas

Jenis Hambatan Contoh

Hambatan persepsi -       Pola pikir stereotip


-       Membatasi masalah secara berlebihan
-       Terlalu banyak atau sedikit informasi
Hambatan Emosi -       Takut mengambil resiko
-       Tidak menyukai ketidakpastian
-       Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan
-       Menggangap remeh suatu masalah
-       Tergesa-gesa menyelesaikan masalah
Hambatan Kultural -       Kultur menghambat pengakumulsian gagasan
Hambatan Lingkungan -       Kurangnya dukungan sarana, prasarana kerja
Hambatan Intelektual -       Terlalu mengandalkan logika
-       Enggan menggunakan intuisi
-       Menggunakan pengalaman atu cara lama yang
terbukti efektif hasilnya.

a.         Hambatan Persepsi
Merupakan hambatan yang membuat manusia sulit mempersepsikan masalah atau
menangkap informasi yang relevan.

b.        Hambatan Emosi

Hambatan emosi dapat menggangu kemampuan  seseorang memecahkan masalah melalui


berbagai cara. Hambatan emosi antara lain:

1.        Takut mengambil resiko

Karena manusia tidak diberikan peluang untuk melakukan kesalahan, banyak orang takut
salah dan akhirnya takut mengambil resiko

2.        Berani menghadapi ketidakpastian

Ini berarti kita harus berani berpindah dari zona nyaman ke zona baru. Ingatlah selalu bahwa
seseorang entrepreneur ada karena ada orang-orang yang mau mengarungi samudera
ketidakpastian.

3.        Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan baru

Jika dalam suatu keadaan penilian negatif yang awalnya muncul, maka akan banyak sekali
gagasan hebat yang akan ditolak.

4.        Kurang Tantangan

Segala sesuatu yang dipandang sepele membuat kita kurang memiliki tantangan sehingga
tidak bergerak

5.        Terburu-buru

Sikap terburu-buru tidak baik dalam mencari suatu pemikiran yang kreatif, maka diperlukan
suasana yang tenang agar pemikiran kreatif itu dapat muncul.

c.         Hambatan Kultural

Salah satu jenis hambatan kultural yang paling umum adalah takut untuk tampil berbeda
dengan yang lain, atau takut mengambil tindakan, mengemukakan gagasan yang
kemungkinan bakal dianggap kontroversial

d.        Hambatan Lingkungan

Merupakan hambatan kultural yang lebih luas.

e.         Hambatan Intelektual

Biasanya disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau keengganan untuk
menggunakan pendekatan baru.
Hambatan kreativitas beserta pendorong untuk keluar dari hambatan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hambatan Kreativitas dan Pendorong Kreativitas


Penghambat Kreativitas Lakukan perubahan Pendorong Kreativitas
dengan
Sikap negatif Sikap positif
Taat pada aturan Melanggar aturan
Membuat asumsi Memeriksa asumsi
Stress yang berlebihan Mampu menyalurkan
stress
Takut gagal Teknik mengambil resiko
Berkeyakinan bahwa diri Yakinlan bahwa anda
sendiri tidak kreatif kreatif
Terlalu mengandalkan Menggunakan imajinasi
logika dan intuisi

BAB IV

BERORIENTASI PADA TINDAKAN

1.         Pendahuluan

Orientasi PDCA (Plan, Do, Check and Action) digunakan untuk menghindari hal-hal
berikut ini, yakni :

- NATO (No Action Talk Only); hasil : gosip, konflik

- NADO (No Action Dream Only);  hasil : visi, karya seni

- NACO (No Action Concept Only); hasil : teori, falsafah

2.         8 Habits of Highly Effective People

8th Habits of Highly Effective People (Stephen Covey), yaitu:

1.         Proaktif

Berfikir proaktif adalah mengambil tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak
dikehendaki mncul. Proaktig juga mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau
berwacana. Mengambil tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul :

Terlatih di lapangan _ memiliki intuisi

2.         Bermula dari Ujung Pemikiran (end of mind)


            Manusia yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan,
akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar Mencapai Tujuan Yang Benar,  Tuliskan
misi pribadi hidup Anda yang menggambarkan tujuan dan citra diri. Misi pribadi ditemukan
melalui serangkaian tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan
dan filosofi hidup. Secara bertahap kebajikan dapat diperoleh melalui tahap-tahap berikut:

a.         Penginderaan fisik

Terdiri dari belajar dari orang lain, manusia sakti,

b.        Pengalaman  hidup,

c.         Ilmu pengetahuan, melawan mitos, lepaskanlah belenggu-belenggu negatif, keluarlah dari


zona kenyamanan, kepribadian menentukan penglihatan

d.        Kebajikan

3. Dahulukan Hal yang Utama

Urgent Tidak begitu urgent

Penting -       Deadline dari klien -       Aktivitas preventif


-       Menghadapi bencana--       Menjaring network
bencana seperti kebakaran
-       Perencanaan
-       Pengetahuan professional

Tidak begitu-       Interupsi -       Aktivitas tidak produktif


penting
-       Cek e-mail -       Membaca buku tak berguna
-       Meeting yang tidak
direncanakan

4.         Berfikir Menang – Menang (win – win )

            Manusia efektif akan selalu bersikap win-win. Mereka berusaha agar semua pihak
mencapai kondisi akhir yang baik. Mereka menyadari  bahwa menang sendiri dapat bersifat
destruktif karena hal itu hanya menghasilkan pihak yang kalah dan akhirnya akan
memunculkan  perasaan bermusuhan dan perasaan buruk lainnya.

5.         Memahami Untuk Dipahami

            Seorang wirausaha harus memiliki keterbukaan untuk mendengarkan, dan tidak


menolak, beragumentasi, atau melawan atas apa yang mereka dengar dari pihak lain. Maka
yang perlu dikembangkan yakni kebiasaan mendengarkan dan memikirkannya dan ada usaha
menempatkan diri kita pada posisi orang lain.
6.         Sinergi

Seorang Wirausaha harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari
penjumlahan elemenelemen tunggalnya. Merespon kooperatif, Sinergi yang efektif  sangat
bergantung pada komunikasi.

7.         Menajamkan Ketahanan, Fleksibilitas dan Kekuatan

8.         Menemukan Keunikan dan Membantu Orang Lain Menemukannya

BAB V

PENGAMBILAN RISIKO

1.         Definisi Risiko

            Risiko didefinisikan sebagai adanya konsekuensi, sebagai dampak adanya


ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang merugikan pelaku usaha. Sebaliknya,
konsekuensi yang memunculkan dampak yang menguntungkan tidak dianggap sebagai risiko.
Konsekuensi positif ini dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan. Alasan orang
mengambil risiko adalah menginginkan pengembalian yang sepadan (return) yakni dengan
mampu mengkalkulasi risiko dan kepepet. Kepepet dapat terjadi karena tidak mampu
mengkalkulasi risiko, atau tidak tahu risiko yang dihadapi.

2.         Jenis-jenis Risiko dalam Bisnis

            Ada 2 macam Risiko dalam bisnis, yaitu:

a.         Risiko Murni

Resiko murni adalah resiko yang muncul sebagai akibat dari sebuah situasi atau keputusan
yang konsekuensinya adalah kerugian. Bentuk risiko murni yang sering muncul antara lain:

1.      Risiko hilang/rusaknya asset yang dimiliki

2.      Kecelakaan kerja pada proses produksi

3.      Risiko akibat tuntutan hukum pihak lain

4.      Risiko operasional lainnya

5.      Bencana alam

b.        Risiko Spekulatif

Risiko spekulatif adalah risiko yang muncul akibat situasi atau keputusan yang
konsekuensinya bisa berupa keuntungan ataupun kerugian. Contoh resiko spekulatif yakni
resiko perubahan harga dan risiko kredit.
3.         Bentuk-Bentuk Kerugian Akibat Adanya Resiko

            Ada 2 jenis kerugian yang diakibatkan oleh risiko, yaitu:

a.    Kerugian Langsung

Yaitu jumlah nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung dari risiko yang dapat
terjadi. Misalnya, kebakaran pada toko yang digunakan sebagai usaha.

b.    Kerugian Tidak Langsung

Yaitu nominal yang harus ditanggung akibat dampak tidak langsung risiko yang terjadi,
misalnya kemungkinan penjualan mendapatkan keuntungan.

            Cara yang dapat digunakan untuk mengalkulasikan seberapa besar resiko yang terjadi,
yakni:

1.      Tentukan seberapa sering suatu risiko terjadi (frekuensi atau probabilitasnya)

2.      Tentukan dampak yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi

3.      Hitung kemungkinan prediksi kerugian, dengan formula:

Frekuensi x Dampak

4.         Pengelolaan Risiko

            Ada 4 pilihan strategi pengelolaan risiko, yaitu:

a.         Dikontrol (risk control)

Yaitu upaya-upaya yang dilakukana agar probabilitas terjadinya risiko yang diidentifikasi
menjadi berkurang.

b.        Ditransfer kepada pihak lain (risk transfer)

Yaitu upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan memindahkan risiko yang kita hadapi
terhadap pihak lain.

c.         Dibiayai sendiri (risk retention)

Yaitu upaya-upaya mendanai dampak yang ditimbulkan oleh risiko

d.        Dihindari (risk avoidance)

Yaitu tindakan secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi

Anda mungkin juga menyukai