Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Belajar Dan Pembelajaran Seni

Dosen Pembimbing
Dr. Nurmalinda, S.kar., M.Pd.

Oleh :
Rani Abni
Sri Wahyuningsih

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK TARI


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.A. 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kita ucapkan atas kehadiran Allah, yang selalu mencurahkan
rahmat dan karunia Nya kepada kita dan terutama kepada penulis makalah ini, karena berkat
rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pembelajaran
Dan Pengembangan Kurikulum” dalam mata kuliah ” Belajar Dan Pembelajaran Seni”.

Selanjutnya shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,
karena berkat beliau-lah kita dapat mengecap manisnya ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan pada saat sekarang ini. Seterusnya ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen
pembimbing kita yang telah mempercayai kami untuk menyelesaikan makalah ini, dan kepada
kawan-kawan yang telah ikut berpartisipasi dengan kami secara baik dan efektif..

Penulis menyadari bahwa setiap karya dan usaha yang telah dilakukan terhadap mata
kuliah ini tentu masih banyak mengandung kekurangan dan kedangkalan, oleh karena itu, saran,
kritik, komentar, dan tegur sapa yang membangun senantiasa diharapkan sebagai umpan balik
yang positif demi kebaikan dimasa mendatang.

Riau, 27 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
1.1 Kurikulum dan Landasan Pengembangan Kurikulum......................................................3
1.1.1 Pengertian Kurikulum................................................................................................3
1.1.2 Landasan Pengembangan Kurikulum........................................................................4
1.2 Komponen dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum.............................................6
1.2.1 Komponen Kurikulum...............................................................................................6
1.2.2 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum...............................................................7
1.3 Model-Model Pengembangan Kurikulum........................................................................7
1.4 Guru Dan Pengembangan Kurikulum...............................................................................9
1.4.1 Pembelajaran Dan Kurikulum...................................................................................9
1.4.2 Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum.........................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2. Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam
merencanakan dan meleksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawapnya sebagai mengajar, belajar dan mengajar
pada saat berlansungnya intraksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran. Sebagai proses, belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama,
yakni mengkondisikan unsur-unsur tujuan, bahkan pengajran, kegiatan belajar mengajar,
metode dan alat bantu mengajar serta penilaian/ evaluasi. Padsa tahap berikutnya adalah
pelaksanaan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau praktek mengajar.

Paradigma pembelajaran kini mengalami pergeseran, dari paradigma behaviorisme


menuju kognitifisme, dan sekarang berada di konstruktivisme, bahaviorisme memandang
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dengan adanya stimulus –respon,
pandangan kognitivisme mengedepankan perubahan presepsi dan pemahaman yang
menitikberatkan pada proses dan intraksi, sedangkan konstruktivisme lebih pada pemaknaan
pengetahuan yang mengedepankan asil, konstruksi dan intraksi.

Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dari
dan bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum.
Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru merupakan bagian utama dari
pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah adanya kurikulum sebagai pedoman. Proses
pembalajaran akan selalu berpedoman pada kurikulum.

Guru dapat dikatakan sebagai pemegang peranan penting dalam mengimplementasian


kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam tindakannya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian Kurikulum

1
2. Landasan Pengembangan Kurikulum
3. Komponen Kurikulum
4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
5. Model-Model Pengembangan Kurikulum
6. Guru Dan Pengembangan Kurikulum
7. Pembelajaran Dan Kurikulum
8. Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum

1.3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Kurikulum
2. Mengetahui Landasan Pengembangan Kurikulum
3. Mengetahui Komponen Kurikulum
4. Mengetahui Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
5. Mengetahui Model-Model Pengembangan Kurikulum
6. Mengetahui Guru Dan Pengembangan Kurikulum
7. Mengetahui Pembelajaran Dan Kurikulum
8. Mengetahui Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Kurikulum dan Landasan Pengembangan Kurikulum

1.1.1 Pengertian Kurikulum


Kata “kurikulum” berasal dari kata bahasa Latin yang berarti “jalur pacu”, dan
secara tradisional, kurikulum sekolah disajikan seperti itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan
orang (Zais, 1976:6). Lebih lanjut Zais (1976) mengemukakan berbagai pengertian
kurikulum yakni: (1) kurikulum sebagai program belajar, (ii) kurikulum sebagai isi
pelajaran, (iii) kurikulum sebagai pengalaman belajar yang direncanakan, (iv) kurikulum
sebagai pengalaman dibawah tanggung jawab sekolah,(v) kurikulum sebagai pengalaman
belajar terbimbing, (vi) kurikulum sebagai kehidupan terbimbing, (vii) kurikulum sebagi
suatu rencana pembelajaran, (viii) kurikulum sebagai sistem produksi secara teknologis,
dan (ix) kurikulum sebagai tujuan. Konsep-konsep kurikulum yang terdiri dari: (i)
kurikulum sebagai jalan meraih ijazah, (ii) kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran, (iii)
kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran, (iv) kurikulum sebagai hasil belajar,
dan (v) kurikulum sebagai pengalaman belajar.

a) Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah.


Seseorang yang telah menyelesaikan satu jenjang pendidikan dalam kenyataannya
telah melalui suatu jalur pacuan yang terdri atas berbagai mata pelajaran.

b) Kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran.


Jalan meraih ijazah mengisyaratkan adanya sejumlah mata pelajaran dan isi
pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa.

c) Kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran.


Kurikulum didefinisikan sebagai satu rencana yang dikembangkan untuk
mendukung proses mengajar/belajar didalam arahan dan bimbingan sekolah, akademi
atau unversitas dan para anggotanya stafnya. Alexander dan Saylor (1974 dalam
Bondi dan Wiles, 1989:7) mengungkapkan pula bahwa kurikulum sebagai satu

3
rencana untuk menyediakan seperagkat kesempatan belajar agar mencapai tujuan
belajar.

d) Kurikulum sebagai hasil belajar.


Semua rencana hasil belajar (learning outcomes) yang merupakan tanggung jawab
sekolah adalah kurkulum. Tanner dan Tanner (1980:43) memandang kurikulum
sebagai rekontruksi pengetahuan dan pengalaman, yang secara sistematis
dikembangkan dengan bantuan sekolah atau (universitas), agar memungkinkan siswa
menambah penguasaan pengetahuan dan pengalamannya. Dengan demikian, belajar
yang diharapkan
e) Kurikulum sebagai pengalaman belajar.
Kurikulum yang diuraikan sebelumnya, dapalah kita menandai bahwa setiap
orang yang terlibat dalam pengimplementasian kurikulum tersebut akan memperoleh
pengalaman belajar.

1.1.2 Landasan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum merupakan wahana belajar-mengajar yang dinamis sehingga perlu
dinilai dan dikembangkan secara terus-menerus dan berkelanjutan sesuai dengan
perkembangan yang ada dalam masyarakat (Depdikbud, 1986:1) Pengembangan
kurikulum adalah suatu proses yang menentukan bagaimana pembuatan kurikulum akan
berjalan. Bond dan Wiles (1989:87) mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum
yang terbaik adalah proses yang meliputi banyak hal yakni: (1) kemudahan-kemudahan
suatu analisis tujuan, (2) rancangan suatu program, (3) penerapan serangkaian
pengalaman yang berhubungan dan (4) peralatan dalam evaluasi proses ini. Secara
singkat, pengembangan kurikulum adalah suatu perbuatan kompleks yang mencakup
berbagai jenis keputusan (Taba, 1962:6)

Pengembangan kurikuum mengacu pada tiga unsur, yaitu: (1) nilai dasar yang
merupakan falsafah dalam pendidikan manusia seutuhnya; (2) fakta emperik yang
tercermin dari pelaksanaan kurikulum, baik berdasarkan penilaian kurikulum, studi,

4
maupun survei lainnya; dan (3) landasan teori yang menjadi arahan pengembangan dan
kerangka penyorotnya (Depdikbud, 1986:1

a. Landasan Filosofis. Filsafat boleh juga didefinisikan sebagai sebuah studi tentang:
hakikat realitas, hakikat ilmu pengetahuan, hakikat sistem nilai, hakikat nilai
kebaikan, hakikat keindahan, dan hakikat pikiran (Winecoff, 1988 : 13). Landasan
filosofis pengembangan kurikulum di Indonesia secara cepat dan tepat kita
dipastikan, yakni nilai dasar yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia
seutuhnya yakni Pancasila.

b. Landasan Sosial-Budaya-Agama. Nilai-nilai keagamaan berhubungan erat erat


dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan nilai-nilai agama yang mereka
anut. Nilai sosial budaya masyarakat bersumber pada hasil karya budi manusia,
sehingga dalam menerima , menyebarluaskan, melestarikan, dan atau melepaskannya
manusia menggunakan akalnya. Untuk melaksanakan penerimaan, penyebarluasan,
perlestarian, atau penolakan dan pelepasan nilai-nilai sosial-budaya-agama, maka
masyarakat memanfaatkan pendidikan yang dirancang melalui kurikulum.

c. Landasan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni. Nana Sy. Sukmadinata (1988:82)
mengemukakan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
langsung akan menjadi isi/materi pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks) juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
pendidikan.

d. Landasan Kebutuhan Masyarakat. Adanya falsafah hidup, perubahan sosial budaya


agama, perubahan iptek dalam suatu masyarakat akan merubah pola kebutuhan
masyarakat. Sehingga salah satu landasan pengembangan kurikulum adalah
kebutuhan masyarakat yang dilayani melalui kurikulum yang dikembangkan.

e. Landasan Perkembangan Masyarakat. Salah sau ciri dari masyarakat adalah selalu
berkembang. Mungkin pada masyarakat tertentu perkembangan sangat lambat, tetapi

5
masyarakat lainnya cepat bahkan sangat cepat (Nana Sy. Sukmadinata, 1988 : 66).
Proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan
rancangannya berupa kurikulum yang landasan pengembangannya berupa
perkembangan masyarakat itu sendiri.

f. Landasan Kebutuhan Masyarakat. Adanya falsafah hidup, perubahan sosial budaya


agama, perubahan iptek dalam suatu masyarakat akan merubah pola kebutuhan
masyarakat. Sehingga salah satu landasan pengembangan kurikulum adalah
kebutuhan masyarakat yang dilayani melalui kurikulum yang dikembangkan.

g. Landasan Perkembangan Masyarakat. Salah sau ciri dari masyarakat adalah selalu
berkembang. Mungkin pada masyarakat tertentu perkembangan sangat lambat, tetapi
masyarakat lainnya cepat bahkan sangat cepat (Nana Sy. Sukmadinata, 1988 : 66).
Proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan
rancangannya berupa kurikulum yang landasan pengembangannya berupa
perkembangan masyarakat itu sendiri.

1.2 Komponen dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

1.2.1 Komponen Kurikulum


Herrick (1950 dalam Taba, 1962 : 425) mengemukakan 4 elemen yakni: tujuan
(objectives), mata pelajaran (subject matter), metode dan organisasi (method and
organization), dan evaluasi (evaluations).

a) Tujuan. Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum merupakan kekuatan-kekuatan


fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya
sangat mempengaruhi bentuk kurkulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk
seluruh program pendidikan (Zais, 1976 : 297).

b) Materi/pengalaman belajar. Kurikulum pendidikan formal adalah memilih dan


menyususn isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya keinginan tujuan kurikulum

6
dapat dicapa dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan paling penting yang
diinginkan pada jalurnya dapat disajkan secara efektif (Zais, 1976 : 322)

c) Organisasi. Jika kurikulum merupakan suatu rencana untuk belajar maka isi dan
pengalaman belajar membutuhkan pengorganisasian sedemkian rupa sehingga
berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan (Taba, 1962:290).

d) Evaluasi. Evaluasi ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap belajar siswa (hasil
dan proses) maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran.

1.2.2 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Dari berbagai prinsip pengembangan kurikulum tersebut, tiga diantaranya yakni
prinsip relevansi, prinsip kontinuitas, dan prinsip fleksibilitas akan diuraikan berikut ini.

a) Prinsip relevansi. Relevansi berarti sesuai antara komponen tujuan, isi/pengalaman


belajar, organisasi, dan evaluasi kurikulum, dan juga sesuai dengan kebutuhan
masyarakat baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang
diidealkan.
b) Prinsip kontinuitas. Isi/pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi dikembangkan
secara berkesinambungan.
c) Prinsp fleksibiltas. Kurikulum harus mampu disesuaikan denagn situas dan kondisi
setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang
harus dicapai (Depdikbud, 1982 : 27)

1.3 Model-Model Pengembangan Kurikulum


Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa model pengembangan kurikulum.

a) Model Administratif (Line-Staff). Model pengembangan kurikulum ini berdasarkan


pada cara kerja atasan-bawahan (top-down) yang dipandang efektif dalam
pelaksanaan perubahan, termasuk perubahan kurikulum. Model pengembangan

7
kurikulum administratif, kita dapat menandai adanya dua kegiatan di dalamnya: (a)
menyiapakan seperangkat dokumen kurikulum baru, dan (b) menyiapkan instalasi
atau implementasi dokumen.
b) Model Grass-Roots. Model ini dikenal juga dengan nama rakyat biasa (grass-roots)
semua inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum dari bawah. Model gross-root
adalah model bottom-up (dari bawah ke atas). Model kurikulum gross-root cendrung
berlaku dalam sistem pendidikan yang kurikulumnya bersifat desentralisasi atau
memberikan peluang terjadinya desentralisasi sebagian. Model pengembangan
kurikulum grass-root dapat mengupayakan pengembangan sebagian komponen-
komponen kurikulum dapat sebagian dari keseluruhan komponen, dapat pula dari
seluruh komponen kurikulum.
c) Model Beuchamp. Peran guru dalam pengembangan kurikulum diwujudkan dalam
bentuk-bentuk kegiatan berikut:
 Merumuskan tujuan khusus pengajaran berdasarkan tujuan-tujuan kurikulum
diatasnya dan karakteristik pebelajar, mata pelajaran/bidang studi, dan
karakteristik situasi kondisi sekolah/kelas.
 Merencanakan kegiatan pembelajaran yang dapat secara efektif membantu
pebelajar mencapai tujuan yang ditetapkan.
 Menerapkan rencana/program pembelajaran yang dirumuskan dalam situasi
pembelajaran yang nyata.
 Mengevalusi hasil dan proses belajar pada pebelajar.
 Mengevaluasi interaksi antara komponen-komponen kurikulum yang
dimplementasikan.
d) Model Arah Terbalik Taba (Taba’s Inverted Model).mMenurut model Taba,
pengembangan kurikulum dilaksanakan dalam lima langkah:
 Membuat unit-unit percobaan (producing pilot units).
 Menguji unit-unit eksperimen (testing experimental units).
 Merevisi dan mengkonsolidasi.
 Mengembangkan jaringan kerja.
 Memasang dan mendeseminasi unit-unit baru.

8
e) Model Rogers. Rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum yang disebut
dengan Model Relasi Interpersonal Roger (Rogers Interpersonal Relation Model).
Model Relasi Interpersonal Roger ini terdiri dari empat langkah pengembangan
kurikulum, yakni: (i) pemilihan satu sistem pendidikan sasaran, (ii) pengalaman
kelompok yang intensif bagi guru, (iii) pengembangan suatu pengalaman kelompok
yang intensif bagi satu kelas atau unit pelajaran, dan (iv) melibatkan orang tua dalam
pengalaman kelompok yang intensif. Roges lebih mementingkan kegiatan
pengembangan kurikulum daripada rancangan pengembangan kurikulum tertulis,
yakni melalui aktivitas dan interaksi dalam pengalaman kelompok intensif yang
terpilih.

1.4 Guru Dan Pengembangan Kurikulum

1.4.1 Pembelajaran Dan Kurikulum


Hakikat pembelajaran diantaranya adalah:

a) Kegiatan dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar;


b) Program pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan sebagai suatu sistem;
c) Kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada pebelajar;
d) Kegiatan yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran; dan
e) Kegiatan yang melibatkan komponen-komponen tujuan, isi pelajaran, sistem
penyajian, dan sistem evaluasi dalam realisasinya.

1.4.2 Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum


Peran guru dalam pengembangan kurikulum diwujudkan dalam bentuk-bentuk
kegiatan berikut:

1. Merumuskan tujuan khusus pengajaran berdasarkan tujuan-tujuan kurikulum di


atasnya dan karakterstik pebelajar, maka pelajaran/bidang studi, dan karakteristk
situasi kondisi sekolah/kelas.

9
2. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang dapat secara efektif membantu pebelajar
mencapai tujuan yang ditetapkan.
3. Menerapkan rencana/program pembelajaran yang dirumuskan dalam situasi
pembelajaran yang nyata.
4. Mengevaluasi hasil dan proses belajar dan pebelajar
5. Mengevaluasi nterksi antara komponen-komponen kurikulum yang
diimplementasikan. Rangkuman

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum,
dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum. Pada satu sisi,
guru adalah pembelajar siswa, yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan
kurikulum sekolah. Hal itu menunjukkan bahwa dalam tugas pembalajaran dipersyaratkan
agar guru memahami kurikulum.

Para ahli seperti Zais, Winecoff, Bondi, Tanner & Tanner telah mempelajari
kurikulum. Mereka mengemukakan prinsip dan teori yang berbeda-beda. Meskipun demikian
mereka juga mengemukakan arti kurikulum sebagai (i) jalan meraih ijazah, (ii) mata
pelajaran dan isi pelajaran (iii) rencana kegiatan pembelajaran, (iv) hasil belajar yang
direncanakan, dan (v) pengalaman belajar. Terbentuknya kurikulum tersebut dilandasi oleh
berbagai landasan pemikiran seperti (i) landasan filosofis, (ii) landasan sosial-budaya-agama,
(iii) landasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (iv) landasan kebutuhan masyarakat,
(vi) landasan perkembangan masyarakat. Sebagai suatu program, maka kurikulum terdiri dari
beberapa komponen penting, seperti (i) tujuan, (ii) pengalaman blajar, (iii) organisasi
pengalaman belajar, (iv) evaluasi. Dalam tugas pengembangan, guru berurusan dengan
komponen-komponen kurikulum, selanjutnya dalam pengembangan kurikulum. Diantara
prinsip pengembangan tersebut adalah (i) prinsip relevansi, (ii) prinsip kontinuitas, dan (iii)
prinsip fleksibilitas.

Para ahli kurikulum juga menemukan model-model pengembangan kurikulum.


Diantara model pengembangan kurikulum tersebut adalah (i) model admnistratif, (ii) model
Grass-Roots, (iii) model Beuchamp, (iv) model arah-terbalik Taba, dan (v) model Rogers.
Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi kurikulum. Pada
sisi lain banyak ahli mengemukakan bahwa pemebelajaran itu sendiri merupakan kurikulum
terapan atau kurikulum dalam kegiatan/aksi. Hal itu berarti bahwa pembelajaran dan
kurikulum merupakan dua konsep yang tak terpisahkan. Guru sebagai pembelajar
mengetahui konisi, situasi, dan bertanggung jawan atas tercapainya hasil belajar. Pada sisi

11
lain guru juga bertanggung jawab atas keberlakuan dalam pembangunan kurikulum. Oleh
karena itu, sewajarnya guru berperan optimal dalam pengembangan kurikulum terwujud
dalam kegatan-kegiatan berikut : (i) perumusan tujuan khusus pengajaran, (ii) perencanaan
kegaiatan pembelajaran yang efektif, (iii) pelaksanaan program pembelajaran dalam
pembelajaran sesungguhnya, (iv) mengevaluasi proses belajar dan hasil belajar siswa, dan (v)
mengevaluasi interaks antara komponen-komponen kurikulum yang diimplementasikan.
Kelima kegiatan tersebut merupakan tuntutan bagi guru yang profesional.

3.2. Saran
Diharapkan dengan disusun nya makalah ini dapat menambah wawasan penulis dan
pembaca mengenai Pembelajaran Dan Pengembangan Kurikulum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Davies, Ivor. K. 1987. Pengelolaan Belajar (Terjemahan Sudarsonon S, dkk). Jakarta: CV.
Rajawali dan PAU-UT.

Depdikbud. 1986a. Kurikulum: Pedoman Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Indung, A. Saleh dkk. 1992. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan. Malang: FIP-IKIP Malang.

Monks, F.J dkk. 1989. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai