Menurut saya, data katalog tersebut memudahkan penelusur mendapatkan fisik dokumennya,
karena kegiatan katalogisasi secara sederhana dapat di definisikan sebagai kegiatan
menghasilkan katalog untuk temu kembali informasi. Kegiatan katalogisasi terdiri dari: a. Katalogisasi deskriptif, yaitu kegiatan identifikasi ciri-ciri fisik sumber informasi, seperti nama si pengarang, judul, nama penerbit, tahun terbit, tebal dan tinggi buku dan lain-lain. Kegiatan ini juga biasa disebut dengan istilah “Deskripsi bibliografis”. Secara umum data yang dicatat dalam katalogisasi deskripti meliputi: -Judul dan pengarang; -Daerah Khusus (tidak untuk bahan buku); -Edisi; -Penerbitan (Tempat terbit, nama penerbit, dan tahun terbit); -Deskripsi fisik (jumlah hal/jilid, keterangan gambar,dan ukuran bahan pustaka); -Judul seri -Catatan -Nomor standar (ISBN). b.Katalogisasi subjek, yaitu identifikasi subyek atau pokok persoalan yang dibahas dalam sumber informasi. Jadi, analisis lebih ditekankan pada segi isi, sperti: Pendidikan, kepolisian dan kedokteran. Kegiatan katalogisasi ini mencakup dua kegiatan, yaitu: a.Kegiatan menentukan subyek bahan pustaka, dan b.Kegiatan memberikan subyek verbal dan nomor kelas bahan pustaka. Katalog diatas, memiliki entri utama nama pengarang. Istilah entri atau kata utama dalam katalog kartu berarti tajuk atau kepala (heading) katalog yang menjadi titik akses dalam penelusuran informasi. Tajuk ini juga digunakan untuk menyususn kartu-kartu katalog pada laci katalog (filing). Katalog diatas juga memiliki subyek dengan tajuk atau entri berupa subjek atau topik karya tersebut. Suatu bahan pustaka dengan judul “Bahasa Indonesia” memiliki subjek atau topik berupa “Bahasa”. Dengan demikian, dalam katalog subjek, entrin-entri katalog akan disusun berdasarkan tajuk atau topik (pokok masalah) suatu bahan pustaka.