Anda di halaman 1dari 53

Diklat Jalan Berkeselamatan

Mata Diklat, Desain Jalan


Berkeselamatan
Erwin Kusnandar

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN,
PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KECELAKAAN LALU LINTAS
Latar Belakang :
KECELAKAAN LALU LINTAS
Kecelakaan Lalu Lintas, adalah kejadian di mana
sebuah kendaraan bermotor tabrakan dengan benda lain
atau terguling dan menyebabkan kerusakan.
Menurut Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan No. 22 Tahun 2009 menyatakan; “Kecelakaan Lalu
Lintas adalah; Suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga
dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan
atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda.”
Kecelakaan ini, dapat mengakibatkan kerusakan, luka
atau kematian manusia atau binatang.
Tiga faktor utama penyebab, adalah faktor manusia,
kendaraandan, dan jalan.
Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi atau
diantara dua faktor, dan juga masih ada
faktor lingkungan.
UNSUR KETERLIBATAN KECELAKAAN LALU LINTAS

 Akibat Pengemudi 93%,


 Akibat Jalan 34%,
 Akibat Kendaraan 12%.
Elizabeth Alicandri, US Department of Transportation. 2008
STANDAR DESAIN JALAN &
GEOMETRIK JALAN
Elemen Dasar Desain :
1. Parameter desain.

2. Alinyemen horizontal termasuk superelevasi dan


alinyemen vertical.

3. Jarak dan kebebasan pandang.

4. Penampang melintang jalan, termasuk drainase,


bahu jalan, dan median.

5. Kondisi kekesatan permukaan jalan (Skid Resistant)


STANDAR DESAIN JALAN &
GEOMETRIK JALAN
Elemen Dasar Desain :
6. Perencanaan Tata Ruang yang baik;

7. Jaringan jalan yang terstruktur secara hirarki;


Arteri, Kolektor, dan Lokal;

8. Pengaturan akses jalan yang baik;

9. Penggunaan lahan sisi jalan sesuai fungsi jalan;

10. Pemisahan jenis kendaraan, jalur cepat/lambat.


PARAMETER DESAIN GEOMETRIK JALAN

1. Kecepatan Rencana;
Mengikat semua elemen geometrik jalan.

2. Kendaraan Rencana;
Menentukan; jari-jari tikungan, pelebaran di tikungan, dan
lebar lajur.

3. Volume Lalu Lintas Rencana.


Menentukan konfigurasi jalan / Tipe jalan.

4. Tinggi Mata Pengemudi;


Menentukan jarak pandang henti.
Alinemen Horizontal

Bagian Bagian Bagian


Lurus Lingkaran Lurus
LS LC LS
Sisi Luar Tikungan
epenuh epenuh

TS ST
SC CS
e = 0% e = 0%
enormal enormal

enormal enormal enormal enormal

Sisi Dalam Tikungan


e = 0% enormal e = 0%l enormal

enormal enormal
enormal enormal

epenuh epenuh
Superelevasi
Alinemen Vertikal – Jarak Pandang Henti
Jarak Pandang Menyiap
Jarak Pandang di Persimpangan
Keselarasan Alinemen
Peruntukan Ruang Jalan
KEJADIAN DI LAPANGAN

 Kecelakaan Lalu Lintas hampir selalu terjadi,


kapan saja dan dimana saja, walaupun ketentuan perancangan
geometrik jalan sudah dipenuhi (apalagi tidak). ?

 Penanganan, fokus pada mengurangi dampak kecelakaan lebih


serius (cedera serius atau kematian).

 Mengurangi Dampak, bahwa energi kejadian berada di bawah


ambang yang mungkin bisa mengurangi dampak kematian atau
cedera serius.

 Konsep Desain Jalan Berkeselamatan, adalah, bahwa seluruh


sistem lalu lintas jalan disesuaikan dengan
keterbatasan/kemampuan manusia sebagai pengguna jalan,
tujuannya untuk mencegah terjadinya tabrakan yang
melibatkan elemen infrastruktur jalan.
UNSUR KETERLIBATAN KECELAKAAN LALU LINTAS

 Akibat Pengemudi 93%,


 Akibat Jalan 34%,
 Akibat Kendaraan 12%.

KONSEP PENGURANGAN DAMPAK KECELAKAAN LALU LINTAS :

Konsep
1. Self Explaining:
Pengurangan
Dampak Kecelakaan 2. Self Enforcement.
Lalu Lintas
3. Forgiving Road.
KONSEP PENGURANGAN DAMPAK
KECELAKAAN LALU LINTAS :

1. Self Explaining: infrastruktur jalan yang mampu


memandu pengguna jalan tanpa komunikasi.
Perancang menggunakan aspek keselamatan yang
maksimal pada setiap elemen geometric jalan yang
mudah dicerna sehingga dapat membantu pengguna
jalan mengetahui situasi dan kondisi segmen jalan
berikutnya. Rambu, marka, dan sinyal mampu
menuntun pengguna jalan untuk mengetahui situasi
dan kondisi segmen jalan berikutnya.
KONSEP PENGURANGAN DAMPAK
KECELAKAAN LALU LINTAS :

2. Self Enforcement: infrastruktur jalan yang mampu


menciptakan kepatuhan tanpa peringatan.
Perancang jalan memenuhi desain perlengkapan
jalan yang maksimal, rambu, marka, dan sinyal
mampu mengendalikan pengguna jalan untuk tetap
pada jalurnya, dan rambu, marka, dan sinyal/isyarat
lalu lintas mampu mengendalikan pengguna jalan
untuk memenuhi kecepatan dan jarak kendaraan
yang aman.
KONSEP PENGURANGAN DAMPAK
KECELAKAAN LALU LINTAS :

3. Forgiving Road: infrastruktur jalan yang mampu


meminimalisir kesalahan pengguna jalan dan tingkat
keparahan korban. Perancang jalan tidak hanya
memenuhi aspek geometrik jalan serta perlengkapan
jalan akan tetapi juga bangunan pelengkap jalan
serta perangkat lainnya yang berkeselamatan,
desain pagar serta perangkat keselamatan jalan
lainnya mampu mengarahkan pengguna jalan agar
tetap berada pada jalurnya dan kalaupun terjadi
kecelakaan tidak menimbulkan korban lebih fatal.
PENGURANGAN KADAR KECELAKAAN LALU LINTAS
(Dampak : Kualitas maupun Kuwantitas)

Penanganan paling mudah dan murah dari ketiga


faktor penyebab (Kendaraan, Orang, dan Jalan),
adalah melalui penanganan Jalan.

Melalui :
1. Rekayasa Infrastruktur Jalan / Elemen Geometrik
Jalan.
2. Manajemen Lalu Lintas.

3. Audit Keselamatan Jalan, pada setiap level.


PRINSIP JALAN BERKESELAMATAN
Mendesai jalan dan mengoperasikan jalan yang bisa mewujudkan:
1. Menyediakan lingkungan jalan untuk mengembangkan kecepatan
yang aman.
2. Memperingatkan pengemudi akan adanya elemen-elemen jalan yang
dibawah standar atau yang tidak biasa.
3. Menginformasikan pengemudi akan berbagai kondisi yang akan
dijumpai.
4. Memandu pengemudi melewati suatu segmen jalan yang memiliki
elemen jalan yang tidak umum.
5. Mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada saat ada
percabangan jalan.
6. Memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak pantas dari pengemudi
pada saat mengemudikan kendaraannya.
7. Tidak memberikan kejutan pada pengemudi dalam hal pengendalian
lalu lintas jalan.
8. Memberikan informasi yang sesuai dengan kapasitas mencerna
informasi dari manusia.
9. Memberikan informasi yang berulang, jika diperlukan untuk
menekankan adanya potensi bahaya yang akan ditemui pengemudi.
PRINSIP REKAYASA JALAN BERKESELAMATAN

Harus diperhatikan hal berikut ini :


1. Memahami karakteristik pengemudi;
2. Memenuhi jarak pandang henti;
3. Memenuhi kebebasan pandang di tikungan;
4. Memenuhi kemampuan kendaraan;
5. Mencegah penggunaan jalan mengalami hal yang tidak
diinginkan;
6. Mengurangi tabrakan potensial dengan hasil yang mungkin
lebih farah/berat
7. Tidak terjadi perbedaan kecepatan operasi yang terlalu besar,
8. Mengurangi terjadinya konflik lintasan kendaraan dengan
kendaraan dan kendaraan dengan pejalan kaki.
PRINSIP REKAYASA JALAN
Clear ZoneBERKESELAMATAN
Chart

Grafik menentukan lebar ruang


kebebasan sisi jalan 23
MANAJEMEN LALU LINTAS

 Tujuan Manajemen Lalu lintas; Untuk mengelola


sumberdaya yang ada secara lebih efisien dan efektif.

 Tugas Manajemen Lalu lintas; Untuk memanfaatkan


infrastruktur jalan yang ada untuk mencapai kapasitas
optimal, melalui penggabungan konsep dan strategi serta
kronologis dalam mengontrol dan mengatur lalu lintas.

 Marka dan Rambu; merupakan “Perlengkapan Jalan”


sebagai bagian dari komponen manajemen lalu lintas,
sebagai alat informasi untuk membimbing dan mengontrol
lalu lintas (kendaraan dan pejalan kaki).

 Perlengkapan Jalan; Secara hukum telah diatur oleh PBB,


sebagai perjanjian yang mengikat secara Internasional;
PRINSIP MANAJEMEN LALU LINTAS
1. Langkah manajemen lalu lintas, yaitu:
– Usaha pengendalian/konflik dan peningkatan kapasitas, dalam
berbagai fasilitas jalan, seperti; ruas jalan, persimpangan,
dan/atau jaringan jalan;
– Penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat
pelayanan tertentu dengan mempertimbangkan keterpaduan intra
dan antar moda;
– Pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan
tertentu;
– Pembatasan kecepatan kendaraan pada ruas/segmen jalan
tertentu;
– Penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi
pemakai jalan.
2. Menginformasikan segala kejadian hambatan kepada pengguna jalan.
3. Berkontribusi dalam membuat konten regulasi.
4. Membuat dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap
keputusan yang diambil.
5. Substansi manajemen lalu lintas terdiri atas dua bagian utama, yaitu
mengawasi dan mengelola permintaan lalu lintas atau insiden lalu
lintas untuk diproses dalam bentuk fasilitas pengelolaan.
REKAYASA MANAJEMEN LALU LINTAS

1. Mengendalikan konflik dan peningkatan kapasitas, dalam


berbagai fasilitas jalan, seperti; ruas jalan, persimpangan,
dan/atau jaringan jalan.
2. Menyesuaikan antara permintaan perjalanan dengan tingkat
pelayanan tertentu dengan mempertimbangkan keterpaduan
intra dan antar moda.
3. Memberikan prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan
tertentu.
4. Mengatur pembatasan kecepatan kendaraan pada
ruas/segmen jalan tertentu.
5. Mengatur sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi
pemakai jalan.
6. Menginformasikan segala kejadian hambatan kepada
pengguna jalan.
7. Membuat dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap
keputusan yang diambil.
WUJUD MANAJEMEN LALU LINTAS
adalah PERLENGKAPAN JALAN
(Marka, Rambu, dan Pagar Pengaman)
1. Keselamatan, sesuai kondisi, lingkungan, atau penggunaan
jalan;
2. Tidak menyilaukan, bisa mengalihkan perhatian dan tidak
menyesatkan;
3. Bisa menyampaikan pesan (informasi dan mengarahkan)
yang jelas dan konsisten;
4. Menempatkan perlengkapan jalan, sehingga:
 dapat dilihat oleh pengguna jalan;
 jenis kata-kata atau simbul dapat dibaca, dan bisa memberikan
waktu yang memadai untuk respon;
 ketahanan fisik yang memadai.
5. Memenuhi ketentuan teknis yang berlaku dalam menginstal
tata letak;
6. Perlengkapan tersebut mempunyai legal aspek.
PERLENGKAPAN JALAN
(Marka dan Rambu, dan Alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas)

 Mengingatkan

 Menginformasikan

 Memandu

 Mengendalikan

 Memaafkan
MARKA JALAN
 Marka Jalan, adalah tanda-tanda bisa berupa garis, simbol,
atau tulisan;

 Fungsi Marka Jalan; Untuk mengatur, memperingatkan, dan


memandu lalu lintas lalu lintas;

 Marka Jalan; Terletak menempel di atas permukaan perkerasan


jalan sedangkan rambu terletak di atas atau disamping badan
jalan.

 Peruntukan Marka Jalan;


 Arah lalu lintas;
 Jalur dan lajur lalu lintas;
 Zona larangan lewat;
 Bagian jalan yang bisa dilalui;
 Garis melintang di persimpangan untuk berhenti kendaraan;
 Tempat menyeberang pejalan kaki;
 Tempat manuver tertentu untuk eksekusi;
 Jalur sepeda;
PEMASANGAN RAMBU
Penempatan Rambu Terhadap Objek

OBYEK
MASALA
H

(d1)

(d2)
Jarak Pandang Henti Mutlak

Terdiri dari dua bagian :


1) Jarak tempuh selama waktu persepsi (d1):

(Meter)
V = Kecepatan Kendaraan (km / jam)
t = Waktu persepsi-reaksi (5 detik)

2) Jarak tempuh selama pengereman (d2):

(Meter)

V= Kecepatan awal (km / jam)


U= Kecepatan akhir (km / jam) = 0 jika kendaraan berhenti
G= Kelandaian jalan
f = Gaya gesekan antara permukaan jalan dan ban
TARGET DEKADE AKSI KESELAMATAN JALAN
2011-2020 TARGET
PENGURANGAN
50% KORBAN
30.000

25.000 25,661
JUMLAH KORBAN MATI

20.000

15.000
12,830
10.000

5.000

0
1996 2000 2004 2008 2012 2016 2020
TAHUN

--- Do Nothing --- Action


STRATEGI PENANGANAN
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN 5M:

1. Manajemen dan Rekayasa (engineering);

2. Menegakkan hukum (enforcement);

3. Mendidik masyarakat Public relation, Edukasi dan


Partisipasi Masyarakat; (education)

4. Motivasi (Encouragement);

5. Melayani Ke-gawat-daruratan (emergency response)


POKOK –POKOK DALAM PENYUSUANAN
Rencana Umum Nasional Keselamatan
(RUNK-LLAJ)

1. Sistimatika masing-masing Tingkatan


sama berdasarkan Pedoman yang
dikeluarkan oleh Pusat.
2. Pendekatan Program terdiri dari
Pendekatan :
a. Spasial
b. Cakupan Kewilayahan
c. Perizinan
POKOK –POKOK DALAM PENYUSUANAN
RUNK-LLAJ

3. Penekanan/orientasi keberhasilan RUNK-


LLAJ berdasarkan Program bukan terhadap
sasaran.
Ref.
a. Resolusi PBB Nomor:
A/64/L.44/Rev.1* tanggal 24
februari 2010
b. Dokumen ADB Guidline

4. Skala waktu RUNK-LLAJ adalah 10


tahun
POKOK –POKOK DALAM PENYUSUNAN
RUNK-LLAJ

5. Pendanaan Pelaksanaan program Aksi


:
a. 10% dari APBN, APBD Provinsi, Kabupaten/kota
untuk pembangunan, peningkatan dan
rehabilitasi jalan (Resolusi PBB Nomor:
A/64/L.44/Rev.1* tanggal 24 februari 2010)
b. Alokasi dan dari SWDKLLJ
c. Alokasi pajak kendaraan bermotor
d. CSR dari korporat seperti:
1) Industri Kendaraan Bermotor
2) Industri Komponen Kendaraan Bermotor
3) Industri Pendukung Transportasi
 BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang dan Peta Permasalahan
BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI
SISTEMATIKA RUNK

 Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Strategi, Indikator

 BAB III PROGRAM DAN RENCANA AKSI yang telah disusun oleh


3.1 Manajemen Keselamatan Jalan ( Road Safety Management)
3.1.1 Koordinasi dan Manajemen Keselamatan Jalan
Kementerian Perhubungan
 3.1.2 Sistem Data dan Informasi Kecelakaan Lalu Lintas
 3.1.3 Pendanaan Keselamatan Jalan
 3.1.4 Riset Keselamatan Jalan
 3.1.5 Kemitraan dan Kerjasama ( Partnerships and Collaboration)
 3.1.6 Peraturan Lalu lintas
 3.1.7 Biaya Kecelakaan Lalu Lintas ( Accident Cost)
 3.1.8 Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum
 3.2 Jalan Yang Berkeselamatan ( Safer Road )
 3.2.1 Perencanaan dan Pelaksanaan Jalan yang berkeselamatan Tanggung Jawab
 3.2.2 Audit dan Inspeksi Keselamatan Jalan
3.2.3 Investigasi dan Perbaikan Daerah Rawan Kecelakaan
Ditjen Bina
Marga

 3.2.4 Penyediaan dan Pemeliharan fasilitas dan perlengkapan keselamatan


jalan
 3.3 Kendaraan Yang Berkeselamatan ( Safer Vehicle )
 3.3.1 Perencanaan Keselamatan Sarana
 3.3.2 Standar Keselamatan Kendaraan
 3.3.3 Kelaikan Kendaraan
 3.4 Perilaku Pengguna Jalan ( Safer People )
 3.4.1 Pendidikan Keselamatan Jalan
 3.4.2 Pelatihan dan Pengujian Pengemudi
 3.4.3 Kampanye dan Sosialisasi Keselamatan Jalan
 3.4.4 Penegakan Hukum
 3.4.5 Pendidikan Perilaku Sehat di jalan
 3.5 Perawatan Pasca Kecelakaan (Post Crash)
 3.5.1 Deteksi Dini Faktor Resiko Kecelakaan
 3.5.2 Pelayanan Pra-Rumah Sakit/ Pertolongan Pertama Bagi Korban
(Emergency Respond )
 3.5.3 Sistem Perawatan Pasca Trauma
 3.5.4 Penerapan Sistem Asuransi Kecelakaan
 LAMPIRAN MATRIK RENCANA AKSI
PENCEGAHAN KECELAKAAN

MANUSIA KENDARAAN JALAN


ACTIVE SIM, SEHAT REM J. JALAN
SAFETY T. NGANTUK BAN LAIK FUNGSI
T. MABUK MESIN SKID

PASSIVE WASPADA STRUKTUR SAFETY


SAFETY T. PANIK AIR BAG BARRIER
SAFETY BELT CRASS PROOF
HELM

EMERGENCY PENG. P3K KOTAK P3K EMERGENCY


SERVICE INFORMASI PEMADAM CALL
AMBULANCE AKSES R.S.

39
PERENCANAAN JALAN

 PERENCANAAN TATA RUANG YANG MEMPERPENDEK


JARAK PERJALANAN

 PERENCANAAN JARINGAN JALAN YANG MEMPERPENDEK


JARAK PERJALANAN

 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN JALAN YANG TERSUSUN


SECARA HIRARKI: ARTERI, KOLEKTOR, LOKAL

 PENGATURAN AKSES JALAN YANG BAIK

 PENGGUNAAN LAHAN SEKITAR JALAN

 PEMISAHAN JENIS KENDARAAN YANG BERBEDA


Apa Yang Harus Dilakukan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan
Manfaat Perlengkapan Jalan

Anda mungkin juga menyukai