Kelas : Manajemen 2019 A NIM : 19080574079 Review dan analisa mengenai pemberitaan covid19 yang berkaitan dengan pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Review yang akan saya lakukan adalah pada berita : Penolakan Pemakaman Jenazah Korban Corona Cederai Kemanusiaan dan Langgar HAM Baru – baru ini Indonesia dikejutkan dengan sebuah video yang cukup viral di media sosial mengenai penolakan pemakaman jenazah perawat korban pasien covid19 yang dilakukan oleh sejumlah warga yang berada di daerah Semarang, Jawa Tengah. Secara lebih lengkapnya kronologi dan fakta yang terjadi adalah Pada hari kamis, 9 April 2020 lalu, seorang perawat yang merupakan tenaga medis RS Kariadi Semarang yang bernama Nuria Kurniasih meninggal dunia akibat terinfeksi virus covid19. Perawat Nuria merupakan perawat yang berjuang di garda terdepan untuk mengobati pasien – pasien yang terinveksi virus covid19. Rencananya perawat tersebut akan dimakamkan di TPU Sewakul, Kabupaten Semarang. Namun rencana pemakaman tersebut menjadi terhambat karena ketua RT dan warga sekitar melakukan penolakan kedatangan dengan proses pemakaman tersebut dengan alasan khawatir bahwa jenazah dapat menularkan virus tersebut. Sungguh sebuah ironi ketidakadilan HAM yang harus dihadapi oleh seorang perawat yang telah memberikan jasanya namun mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya. Kemudian jenazah Perawat Nuria akhirnya dibawa kembali oleh pihak RS dan pada malam harinya akhirnya dikebumikan di TPU Bergota, Semarang. Pihak RS pun sudah memberikan pernyataan pada masyarakat umum bahwa prosedur pemakaman pasien terinfeksi covid19 sudah sangat aman dilakukan dan mereka pun sudah berkoordinasi dengan MUI mengenai prosedur pemandian jenazah yang dilakukan dengan memberikan cairan disenfektan dan menutup jeazah dengan kain kafan yang dibalut plastik kedap udara. Banyak kecaman – kecaman yang mengecam tindakan dari oknum – oknum warga yang tidak memiliki rasa kemanusiaan tersebut mulai dari media sosial maupun kecaman langsung yang akhirnya berakhir pada penangkapan para provokator tindakan penolakan yang terjadi ini. Berdasarkan pemberitaan tersebut jelaslah bahwa tindakan dari oknum masyarakat yang melakukan penolakan sangat tidak manusiawi mengingat bahwa jenazah juga merupakan seorang perawat yang telah berjasa dalam membantu mengobati para pasien korban infeksi virus covid19. Hal ini kembali pula pada pengertian dari Hak Asasi Manusia itu sendiri yang berdasarkan buku paket PKN UNESA yang memiliki pengertian sebagai suatu hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawa bersamaan dengan kehadirannya dalam kehidupan masyarakat. Hak asasi manusia bersifat umum (universal) yang diyakini tanpa adanya perbedaan atas bangsa, ras, agama, dan jenis kelamin. Dalam hak asasi manusia semua manusia dilahirkan memiliki martabat dan hak yang sama dan memeroleh kesempatan untuk berkembang yang sama pula. Serta disebutkan pula bahwa tak ada seorang pun boleh untuk diperbudak/diperdagangkan, dikenakan siksaan atau perlakuan tak berperikemanusiaan. Sedangkan penolakan tersebut adalah salah satu fenomena nyata pelanggaran dari keberadaan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bentuk perlakuan diskriminatif yang seharusnya menjadi hak yang didapatkan oleh seorang warga negara bahwa dirinya mendapatkan hak bebas dari perlakuan diskriminatif. Banyak instrumen – instrumen pada UUD 1945 yang telah menyebutkan mengenai HAM seperti Pasal 28 J yakni berisikan kewajiban bagi setiap orang untuk menghormati hak asasi orang lain. Jika telah terdapat aturan seperti itu dalam undang – undang, maka menurut saya sudah seharusnya masyarakat mentaati dan melaksakannya dengan baik tanpa harus mencederai atau melanggarnya. Karena tentu akan terdapat konsekuensi tersendiri bagi setiap pelanggar atas perbuataanya. Menurut saya, dalam kasus ini pihak pemerintah juga dituntut untuk menunjukkan dan menyampaikan aspirasinya dalam menyikapi fenomena yang terjadi ini dengan tujuan agar situasi tetap kondusif seperti yang dilakukan oleh Gubernur Ganjar yang menyampaikan bahwa pihaknya akan semakin memperbaiki lagi protokol jalannya pemakaman pasien covid19 dan memberikan edukasi kepada masyarakat secara transparan agar masyarakat tidak lagi bersikap diskriminatif terhadap hal – hal tersebut. Menurut saya, Pemerintah dituntut untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat karena fenomena dan permasalahan seperti ini banyak disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai HAM dan terkadang muncul sikap – sikap egois yang mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan bersama. Sikap dan pemahaman yang salah inilah yang sudah seharusnya dirubah oleh masyarakat agar tak terjadi kasus dan permasalahan yang sama. Dan menurut saya, dalam kasus ini pula sudah seharusnya pula para penegak hukum melaksanakan keadilan akan fenomena ini yakni dengan menjatuhkan pidana pada oknum yang terbukti melakukan provokasi dan pelanggaran dengan tujuan agar HAM dapat kembali ditegakkan. Yang akhirnya terealisasi bahwa polisi telah menangkap tersangka 3 pelaku provokator penolakan tersebut. Disinilah dapat kita amati bahwa sangat penting dan perlunya untuk menjunjung tinggi hak – hak asasi manusia dan warga negara agar dapat tercipta suatu tatanan kemanusiaan masyarakat yang adil dan beradab, berkeadilan sosial, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan, serta mencapai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia yang akhirnya mencapai persatuan nasional dan secara tidak langsung juga akan ikut menjunjung tinggi nilai dan norma pada pancasila. Sumber dan Referensi : https://jateng.suara.com/read/2020/04/11/080500/6-fakta-penolakan-jenazah-perawat-positif- corona-di-semarang diakses pada Senin, 13 April 2020 pukul 18:10 https://regional.kompas.com/read/2020/04/11/12420001/soal-penolakan-jenazah-perawat-positif- corona-di-semarang-pengakuan-ketua-rt diakses pada Senin, 13 April 2020 pukul 19:03 https://www.liputan6.com/regional/read/4225171/polisi-tetapkan-3-tersangka-kasus-penolakan- pemakaman-jenazah-positif-covid-19-di-semarang diakses pada Senin, 13 April 2020 pukul 19:09 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200410174518-20-492451/kisah-pilu-dari-penolakan- jenazah-perawat-corona-di-semarang diakses pada senin, 13 April 2020 pukul 19:12 https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200412143631-192-492788/puluhan-ribu-netizen- kecam-aksi-penolakan-jenazah-covid-19 diakses pada Senin, 13 April 2020 pukul 19:29 Buku Paket Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan University Press UNESA Bab Hak Asasi Manusia Halaman 69 - 87