Anda di halaman 1dari 4

Erlinda Sinaga, S.Pd.

, MBA

STATISTIKA EKONOMI
DISTRIBUSI FREKUENSI
Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak

Ada dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk memahami lebih mudah
data kualitattif dan kuantitatif, kita dapat menyajikannya dengan cara meringkas data dengan
distribusi frekuensi dimana merupakan beberapa data dikumpulkan kedalam beberapa
kelompok dan kemudian dihitung.

Contoh dari distribusi pembelian Hand Phone dari 5 merek

Table 1.1 Jumlah Pengguna Merek Handphone

No Merek Jumlah
1 Iphone 10
2 Samsung 28
3 Oppo 15
4 LG 13
5 Redmi 22
Jumlah 88

Dengan adanya pengelompokan data seperti table 1.1 diatas maka dengan mudah diketahui
bahwasanya Hand Phone merek Samsung merupakan Hand Phone yang paling banyak diminati
oleh konsumen karena jumlah peminatnya paling banyak yaitu 28 orang, dan merek Hand
Phone yang paling sedikit diminati oleh konsumen yaitu Iphone dengan jumlah peminat paling
sedikit yaitu 10 orang.

Distribusi Frekuensi Relatif dan Persentase data Kualitatif

Dalam penyajian suatu data sering sekali kita ingin mengetahui proporsi ataupun persentase
dari setiap item dalam sebuah kelas. Frekuensi relative dari suatu kelas merupakan proporsi
suatu item dalam suatu kelas dibandingkan dengan jumlah keseluruhan item dalam data
tersebut. Maka dari itu untuk perumusan Frekuensi Relatif yaitu:
Erlinda Sinaga, S.Pd., MBA

Frekuensi Kelas
Frekuensi Relatif dari Suatu Kelas:
n

Dari Tabel 1.1 diatas dapat kita hitung distribusi frekuensi relative dan persentasi pembeliannya

Table 1.2 distribusi frekuensi relative dan persentasi pembelian Merek Handphone

No Merek Frekuensi Relatif Frekwensi Persentasi

1 Iphone 0,11 11
2 Samsung 0,32 32
3 Oppo 0,17 17
4 LG 0,15 15
Redmi 0,25 25
TOTAL 1,00 100

Distribusi Frekuensi Data Kuantitatif


Dalam penentuan kelas distribusi frekuensi untuk data kuantitatif maka ada beberapa data
yang perlu diperhatikan, yaitu: jumlah kelas, lebar kelas dan batas kelas.

Rumus untuk menentukan banyaknya kelas yaitu:

K = 1 + 3,322 log n

Dimana K adalah banyaknya kelas

n adalah banyaknya nilai observasi

misalnya dengan nilai n adalah 100 maka nilai k dapat dihitung sebagai berikut:

K = 1 + 3,322 log n

K = 1 + 3,322 log 100

K = 1 + 3,322 (2)

K = 1 + 6,644

K = 7,44

Jadi sebaiknya banyaknya kelas adalah 7.


Erlinda Sinaga, S.Pd., MBA

Interval Kelas
Untuk membuat interval suatu kelas disarankan adalah sama dengan kelas lainnya. Dalam hal
ini biasanya semakin banyak kelas yang dibuka, maka interval kelasnya akan semakin kecil dan
begitu juga sebaliknya. Namun ada juga beberapa kondiri yang memuat interval kelas dari
setiap kelas tidaklah sama. Hal ini tergantung kepada kebutuhan masing-masing data

Untuk menentukan panjangnya kelaas dapat dihung dengan rumus seperti berikut:

X n+ ¿ X
C= 1
¿
k

Di mana:

C = perkiraan besarnya

K = banyaknya kelas

x_n = Nilai Observasi Terbesar

X1 = Nilai observasi Terkecil

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan pembuatan interval kelas yaitu:

a. Kelas interval tidak perlu sama


Dalam hal ini pembuatan interval kelas sangat tergantung pada tujuannya contoh:

Table 1.3

Batas Kelas f
(1) (2)
< 50 5
50 – 59 11
60 – 69 20
≥ 70 64

b. Apabila datanya diskrit, maka pembuatan data bisa sebagai berikut:

Table 1.4 tingkat upah Mingguan

Upah Mingguan (Rp) Banyak Karyawan (f)


< 1.000 2.918
1000 – 1.999 5.327
Erlinda Sinaga, S.Pd., MBA

2.000 – 2.999 6.272


3.000 – 3.999 7275
4.000 – 4.999 7.111
5.000 – 5.999 6.363
6.000 – 7.499 6.940
7.500 – 9.999 5.186
10.000 – 14.999 3.017
≥ 15.000

Batas Kelas

Batas kelas bawah merupakan nilai terkecil pada suatu kelas, sedangkan batas kelas atas
merupakan kemungkinan nilai data terbesar dalam suatu kelas.
Perlu diperhatikan bahwa kelas interval 30-39, 40-49 dan seterusnya secara teoritis
mencakup seluruh nilai interval 29,5-39,5; 39,5-49,5.

Anda mungkin juga menyukai