Anda di halaman 1dari 71

UKURAN PEMUSATAN

(NILAI SENTRAL): RATA-RATA


(1711-STK1-S02-01)
TUJUAN PEMBELA JARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menghitung nilai rata-rata pada data tunggal


dan data berkelompok.
DEFINISI NILAI SENTRAL
3

Nilai sentral adalah suatu nilai yang mewakili


kecenderungan nilai-nilai pada suatu variabel (data)
untuk berada di pusat.
1711STK102
PENDEKATAN DALAM PENGUKURAN 4

NILAI SENTRAL
Dalam pengukuran nilai sentral, kita bisa
menggunakan 2 pendekatan, yaitu:
1. Data tidak dikelompokkan (kadang disebut
juga data tunggal)
2. Data dikelompokkan (data yang sudah dibagi
ke dalam kelas-kelas interval seperti yang kita
lihat dalam tabel distribusi frekuensi)

1711STK102
PENGUKURAN NILAI SENTRAL
5

Ada 3 pengukuran nilai sentral yang akan kita


pelajari, yaitu:
1. Mean (rata-rata)
2. Median (nilai tengah)
3. Modus (nilai paling sering muncul)

1711STK102
DEFINISI MEAN (RATA-RATA)
6

Mean atau rata-rata adalah ukuran pemusatan yang


paling umum digunakan untuk mengetahui
karakteristik suatu data.
1711STK102
MEAN (RATA-RATA)
7

Dalam perhitungan rata-rata, masing-masing nilai


memiliki kontribusi yang sama pada hasil
perhitungan rata-rata.
Simbol yang digunakan untuk rata-rata yang
dihitung dari sampel adalah X (dibaca x bar) dan
untuk rata-rata yang dihitung dari populasi
adalah  (dibaca miu).

1711STK102
MEAN (RATA-RATA) UNTUK DATA TIDAK 8

DIKELOMPOKKAN
Untuk menghitung data yang tidak dikelompokkan, sampel
yang terdiri dari n data poin, rata-rata dapat dihitung
dengan cara:
𝑿𝟏 + 𝑿𝟐 + . . . +𝑿𝒏 𝑛
𝑖=1 𝑋𝑖
X =
𝒏
atau X = 𝑛

Keterangan:
X : rata-rata sampel data
Xi : nilai data ke-i
N : jumlah nilai data
1711STK102
CONTOH
9

Berikut adalah data waktu (dalam menit) yang dibutuhkan untuk bersiap-siap
berangkat ke kampus. Tentukan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
bersiap-siap ke kampus.

Day 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (minutes) 39 29 43 52 39 44 40 31 44 35

𝑛
𝑠𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑡ℎ𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒𝑠 𝑖=1 𝑋𝑖
X = =
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡ℎ𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒𝑠 𝑛

39 + 29 + 43 + 52 + 39 + 44 + 40 + 31 + 44 + 35
X = 10
396
X = = 39,6
10

Jadi, dalam persiapan ke kampus sehari-hari, kita bisa mengharapkan


menghabiskan waktu rata-rata 39,6 menit untuk bersiap-siap.
1711STK102
MEAN (RATA-RATA) UNTUK DATA 10

DIKELOMPOKKAN
Untuk data yang banyak, akan sangat repot untuk
menghitung semua nilai satu per satu. Oleh karena itu,
digunakan pendekatan data berkelompok dengan rumus
sebagai berikut.
𝑁
𝑖=1 𝐹𝑖 𝑀𝑖
𝑋=
𝑁
Keterangan:
Fi : frekuensi kelas I
Mi : nilai tengah kelas I
N : jumlah seluruh data
1711STK102
CONTOH (1)
11

Berikut adalah data premi asuransi nasabah yang dibayarkan oleh


60 nasabah baru peserta program asuransi kesehatan di bulan ini.
Tentukan rata-rata premi per nasabah yang dibayarkan para
nasabah baru tersebut!
Jumlah Premi Jumlah Nasabah

Rp10.000.000,00 – Rp19.999.999,00 6

Rp20.000.000,00 – Rp29.999.999,00 9

Rp30.000.000,00 – Rp39.999.999,00 10

Rp40.000.000,00 – Rp49.999.999,00 20

Rp50.000.000,00 – Rp59.999.999,00 10

Rp60.000.000,00 – Rp69.999.999,00 5

1711STK102
CONTOH (2)
12

Jumlah Premi Nilai Tengah (Xi) Jumlah Nasabah (Fi) Fi Xi


Rp10.000.000,00 – Rp19.999.999,00 Rp15.000.000,00 6 90.000.000
Rp20.000.000,00 – Rp29.999.999,00 Rp25.000.000,00 9 225.000.000
Rp30.000.000,00 – Rp39.999.999,00 Rp35.000.000,00 10 350.000.000
Rp40.000.000,00 – Rp49.999.999,00 Rp45.000.000,00 20 900.000.000
Rp50.000.000,00 – Rp59.999.999,00 Rp55.000.000,00 10 550.000.000
Rp60.000.000,00 – Rp69.999.999,00 Rp65.000.000,00 5 325.000.000


n
Fi xi
X i 1


n
i 1
Fi
(90.000.000  225.000.000  350.000.000  900.000.000  550.000.000  325.000.000)
X
(6  9  10  20  10  5)

X
2.440.000.000
 40.666.666, 67 Berarti, rata-rata
premi yang
dibayarkan adalah Rp40.666.666.
60

1711STK102
CARA LAIN
13

Selain rumus sebelumnya, ada rumus lain yang bisa dipakai, yaitu:

X  Mo 
i Ui Fi C
Nilai Tengah (M) Jumlah
Nasabah (Fi)
Ui Ui Fi

N Rp15.000.000,00 6 -1 -6
Rp25.000.000,00 9 0 0
𝑈𝑖 : kode kelas interval
Rp35.000.000,00 10 +1 10
𝑀𝑜 : nilai tengah kelas interval Rp45.000.000,00 20 +2 40
pada U = 0 Rp55.000.000,00 10 +3 30
C : panjang kelas interval Rp65.000.000,00 5 +4 20

Jika kita aplikasikan pada contoh 94


soal yang sama, class interval: X  25.000.000  10.000.000  40.666.666,67
60
10.000.000,00.

1711STK102
UKURAN PEMUSATAN
(NILAI SENTRAL): MODUS
(1711-STK1-S02-02)
TUJUAN PEMBELA JARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menghitung nilai modus pada data tunggal


dan data berkelompok.
DEFINISI MODUS
3

Modus adalah pengukuran pemusatan yang dilakukan


dengan cara menghitung frekuensi kemunculan nilai
terbanyak dibandingkan dengan frekuensi
kemunculan nilai yang lain.
1711STK102
MODUS
4

Prinsip modus adalah kalau suatu nilai muncul terus-


menerus, berarti kebanyakan data terpusat di nilai
tersebut.
Cara menghitungnya sangat mudah, cukup mencari
nilai yang muncul paling sering.
Tetapi, kalau jumlah kejadian/nilainya terlalu sedikit,
modus ini menjadi tidak terlalu memberikan
informasi yang berarti.
1711STK102
MENGHITUNG MODUS PADA DATA 5

TUNGGAL (1)
Untuk menghitung modus pada data tunggal, cukup
dihitung saja frekuensi kemunculan masing-masing nilai.
Contoh: Dari data berikut, bisa kita dapatkan bahwa nilai
modusnya adalah hari Jumat.
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Jumlah pelanggan 10 12 10 18 30
yang menggunakan
promosi Buy 1 Get 1

*Sebagai catatan, ada kemungkinan suatu data tidak memiliki nilai modus karena
semua nilainya berbeda dan hanya muncul satu kali.

1711STK102
MENGHITUNG MODUS PADA DATA 6

TUNGGAL (2)
Apabila data tunggal berbentuk kuantitatif, maka contoh
perhitungannya sama seperti contoh sebelumnya, kalau
kita lihat dari data yang sudah diurutkan seperti ini, bisa
kita lihat bahwa modusnya ada 2 nilai, yaitu 39 dan 44.

Ranked values: 29 31 35 39 39 40 43 44 44 52
Ranks: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1711STK102
MENGHITUNG MODUS PADA DATA 7

BERKELOMPOK
Seperti rumus untuk nilai mean, rumus modus untuk data
berkelompok juga menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Rumus untuk menghitung modus yaitu:

d1 d1
Mo  TKB  C atau Mo  TKA  C
d1  d 2 d1  d 2

Keterangan:
Mo = Modus
TKB = Tepi Kelas Bawah
TKA = Tepi Kelas Atas
d1 = Selisih frekuensi modus tersebut dengan frekuensi modus sebelumnya
d2 = Selisih frekuensi modus tersebut dengan frekuensi modus sesudahnya
1711STK102
CONTOH MENGHITUNG MODUS PADA 8

DATA BERKELOMPOK (1)


Carilah modus dari data di bawah ini.
Biaya Premi (x 1.000) Tepi Kelas Jumlah Nasabah

Rp10.000 – Rp19.999 9.999,5 6

19.999,5
Rp20.000 – Rp29.999 9
29.999,5
Rp30.000 – Rp39.999 10
39.999,5
Rp40.000 – Rp49.999 20
49.999,5
Rp50.000 – Rp59.999 10
59.999,5
Rp60.000 – Rp69.999 5
69.999,5

1711STK102
CONTOH MENGHITUNG MODUS PADA 9

DATA BERKELOMPOK (2)


d1 d1
Mo  TKB  C Mo  TKA  C
d1  d 2 d1  d 2
10 10
Mo  39.999,5  10  44.999,5 Mo  49.999,5  10  44.999,5
10  10 10  10

Jadi, modusnya adalah data dengan jumlah nasabah 20.


Berarti d1 = 10, dan d2 = 10.

1711STK102
UKURAN PEMUSATAN
(NILAI SENTRAL): MEDIAN
(1711-STK1-S02-03)
TUJUAN PEMBELA JARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menghitung nilai median pada data tunggal


dan data berkelompok.
DEFINISI MEDIAN
3

Median adalah nilai yang berada di


tengah-tengah nilai data yang lain.
1711STK102
DESKRIPSI MEDIAN
4

• Dalam median, bisa dianggap bahwa 50% dari nilai-nilai


data lebih besar dari median dan 50% dari nilai-nilai
data lebih kecil dari median.
• Mirip dengan modus, median ini tidak terpengaruh
nilai ekstrem terlalu besar atau terlalu kecil.
Bedanya, kalau modus tidak cocok untuk data dengan
jumlah data poin sedikit, median masih bisa dipakai
untuk data dengan jumlah data poin sedikit, tidak
tergantung pada banyak sedikitnya data.
1711STK102
MEDIAN UNTUK DATA TUNGGAL
5

Karena median (nilai tengah) dihitung berdasarkan


ranked value, berarti nilainya harus diurutkan dari yang
terkecil ke yang terbesar.
Jadi, konsekuensinya, kalau jumlah data poinnya genap,
misal n = 10, median = (10+1)/2 = 5,5. Berarti nilai
median adalah rata-rata data ke-5 dan data ke-6.
Kalau jumlah data poinnya ganjil, misal n = 11, median =
(11+1)/2 = 6. Berarti nilai median adalah data pada
posisi ke-6.
1711STK102
MEDIAN UNTUK DATA TUNGGAL
6

Rumus median untuk data tunggal:

𝑛+1
Median = 𝑅𝑎𝑛𝑘𝑒𝑑 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
2

1711STK102
CONTOH (1)
7

Dari data waktu yang dibutuhkan untuk bersiap-siap ke


kampus, jika diurutkan, kita mendapatkan nilai median
yaitu 39,5 yang merupakan (nilai ke-5 + nilai ke-6)/2.
Day 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (minutes) 39 29 43 52 39 44 40 31 44 35

Ranked values 29 31 35 39 39 40 43 44 44 52
Ranks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1711STK102
Median = 39,5
CONTOH (2)
8

Ranked values 29 31 35 39 39 40 43 44 44 52
Ranks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Median = 39,5
Bagaimana menginterpretasinya?
Median 39.5 artinya untuk setengah dari hari-hari tersebut, waktu
untuk bersiap-siap kurang dari atau sama dengan 39.5 menit, dan
untuk setengah lainnya, waktu untuk bersiap-siap lebih besar atau
sama dengan 39.5 menit.

Jadi implikasinya kita bisa beri jeda waktu yang cukup bagi
mahasiswa untuk bersiap-siap sebelum memulai kegiatan seminar.
1711STK102
MEDIAN UNTUK DATA 9

BERKELOMPOK
Rumus median untuk data berkelompok ada beberapa, di
antaranya adalah:
Keterangan:
Me = Median
TKB = Tepi Kelas Bawah
TKA = Tepi Kelas Atas
N = banyak data
FKKDA = Frekuensi Kumulatif Kurang
Dari Atas
FKKDB = Frekuensi Kumulatif Kurang
Dari Bawah
C = Kelas interval
1711STK102
CONTOH MEDIAN UNTUK DATA 10

BERKELOMPOK (1)
Tabel distribusi frekuensi berikut menunjukkan upah harian di sebuah
usaha kecil:
Upah harian (x 1.000) Tepi Kelas Jumlah Pekerja Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
80-89 79,5 5 0
89,5 5
90-99 15
99,5 20
100-109 13
109,5 33
110-119 25
119,5 58
120-129 10
129,5 68
130-139 7
139,5 75

Dari total 75 pekerja, nilai median berada di data ke (75+1)/2 = data ke-38,
berarti di interval kelas 110-119.
Berarti, TKB = 109,5 dan TKA = 119,5. FKKDB = 33 dan FKKDA = 58.
1711STK102
CONTOH MEDIAN UNTUK DATA 11

BERKELOMPOK (2)

1711STK102
PENGUKURAN LETAK DATA:
KUARTIL
(1711-STK1-S02-04)
TUJUAN PEMBELA JARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menghitung nilai kuartil.


DEFINISI PENGUKURAN 3

LETAK DATA

Pengukuran letak data adalah penentuan letak nilai data


tertentu secara tepat pada suatu distribusi frekuensi.
1711STK102
4

MACAM PENGUKURAN LETAK DATA


Ada 3 macam pengukuran letak data, yaitu:
1. kuartil (quartile),
2. desil, dan
3. persentil (percentile).

1711STK102
KUARTIL
5

Pengukuran kuartil adalah penentuan letak nilai


suatu data dengan membagi distribusi data menjadi
4 bagian yang sama besar.

25% 25% 25% 25%


K1 K2 K3

1711STK102
KUARTIL PADA DATA TIDAK 6

BERKELOMPOK
Pengukuran letak kuartil pada data yang tidak
dikelompokkan dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut:
i(n  1)
Qi  di mana i adalah kuartil 1, 2, atau 3
4

Keterangan:
• Kuartil 1 sebesar 25% frekuensi dari data terendah
• Kuartil 2 sebesar 50% frekuensi dari data terendah (pas di titik median)
• Kuartil 3 sebesar 75% frekuensi dari data terendah

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN (1)
7

Jumlah produksi per bulan usaha kue kering Bu Joko


selama 6 bulan terakhir berturut-turut adalah 500,
557, 495, 472, 525, dan 575 toples.
Tentukan nilai K1, K2, dan K3!

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN (2)
8

Urutkan data dari nilai terkecil ke nilai terbesar:

1 2 3 4 5 6
472 495 500 525 557 575
i(n  1)
Setelah itu, tentukan letak kuartil dengan rumus: Qi 
4
 LK1 = 1(6+1)/4 = 1,75  antara data ke-1 dan ke-2
 LK2 = 2(6+1)/4 = 3,50  antara data ke-3 dan ke-4
 LK3 = 3(6+1)/4 = 5,25  antara data ke-5 dan ke-6
1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN (3)
9

Berikut perhitungan nilai K1,K2, dan K3:


K1 = 472+0,75*(495-472) = 489,25
K2 = 500+0,50*(525-500) = 512,5
K3 = 557+0,25*(575-557) = 561,5

1711STK102
KUARTIL PADA DATA 10

BERKELOMPOK
Rumus perhitungan kuartil yang digunakan pada data
berkelompok adalah: 𝐿𝐾𝑖 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
𝐾𝑖 = 𝑇𝐾𝐵 + 𝐶𝑖
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
i N
LKi 
4
Keterangan:
K = Kuartil
LK = Letak Kuartil
TKB = Tepi Kelas Bawah
FKKDB = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Bawah
FKKDA = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Atas
C = interval kelas
1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN
11

Ada 100 pedagang Sate Taichan di sekitar Senayan, Jakarta. Berikut adalah tabel
distribusi jumlah keuntungan yang diperoleh oleh para pedagang pada hari
Sabtu, 11 November 2017.

Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih • Hitung keuntungan tertinggi dari
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut 25% pedagang yang mendapat
25-34 10 keuntungan terendah (nilai K1)!
• Hitung keuntungan tertinggi dari
35-44 12 50% pedagang yang mendapat
45-54 20 keuntungan terendah (nilai K2)!
• Hitung keuntungan terendah
55-64 27
dari 25% pedagang yang
65-74 18 mendapat keuntungan tertinggi
75-84 13 (nilai K3)!

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN
12

Ada 100 pedagang Sate Taichan di sekitar Senayan, Jakarta. Berikut adalah tabel
distribusi jumlah keuntungan yang diperoleh oleh para pedagang pada hari Sabtu,
11 November 2017.
i N
LKi   0, 25  i  N
Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih 4
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LK1 = 25% dari N = 25% x 100 = 25
25-34 10 • LK2 = 50% dari N = 50% x 100 = 50
• LK3 = 75% dari N = 75% x 100 = 75
35-44 12
45-54 20 𝐿𝐾𝑖 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
𝐾𝑖 = 𝑇𝐾𝐵 + LK1  FKKDB
𝐶
55-64 27 K1  TKB𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴
 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵 𝑖 C1
FKKDA  DKKDB
65-74 18
(25  22)
75-84 13 K1  44,5  10
(42  22)
K1  44,5  1,5  46
1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN
13

Ada 100 pedagang Sate Taichan di sekitar Senayan, Jakarta. Berikut adalah tabel
distribusi jumlah keuntungan yang diperoleh oleh para pedagang pada hari Sabtu,
11 November 2017.
• LK1 = 25% dari N = 25% x 100 = 25
Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih • LK2 = 50% dari N = 50% x 100 = 50
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LK3 = 75% dari N = 75% x 100 = 75
25-34 10
35-44 12
𝐿𝐾LK  FKKDB
𝑖 − 2𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
45-54 20 K𝑖 2=𝑇𝐾𝐵
𝐾 TKB+ 𝐶𝑖 C2
55-64 27
FKKDA  DKKDB
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵

65-74 18
(50  42)
K 2  54,5  10
75-84 13 (69  42)
K 2  54,5  2,96  57, 46

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN
14

Ada 100 pedagang Sate Taichan di sekitar Senayan, Jakarta. Berikut adalah tabel
distribusi jumlah keuntungan yang diperoleh oleh para pedagang pada hari Sabtu,
11 November 2017.
• LK1 = 25% dari N = 25% x 100 = 25
Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih • LK2 = 50% dari N = 50% x 100 = 50
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LK3 = 75% dari N = 75% x 100 = 75
25-34 10
35-44 12 𝐿𝐾𝑖 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
𝐾𝑖 = 𝑇𝐾𝐵 + LK3  FKKDB
𝐶
45-54 20 K3  TKB𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴
 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵 𝑖 C3
55-64 27 FKKDA  DKKDB
65-74 18
(75  69)
K3  64,5  10
75-84 13 (87  69)
K3  64,5  3,33  67,83

1711STK102
KESIMPULAN PERHITUNGAN
15

• Hitung keuntungan tertinggi dari 25% pedagang yang mendapat


keuntungan terendah (nilai K1)!
Jawaban: Rp46.000

• Hitung keuntungan tertinggi dari 50% pedagang yang mendapat


keuntungan terendah (nilai K2)!
Jawaban: Rp57.460

• Hitung keuntungan terendah dari 25% pedagang yang mendapat


keuntungan tertinggi (nilai K3)!
Jawaban: Rp67.830

1711STK102
PENGUKURAN LETAK DATA:
DESIL
(1711-STK1-S02-05)
TUJUAN PEMBELA JARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menghitung nilai desil.


DEFINISI DESIL
3

10

Desil adalah suatu pengukuran yang dilakukan


dengan membagi distribusi data menjadi sepuluh
bagian sama besar.
1711STK102
RUMUS DESIL PADA DATA YANG TIDAK 4

DIKELOMPOKKAN
Mirip dengan kuartil, pembagian desil dilakukan pada data
yang sudah diurutkan dari nilai terendah ke nilai tertinggi.
10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9

Berikut rumus perhitungan desil yang digunakan pada


data yang tidak dikelompokkan.
i(n  1)
Di 
10
1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN DESIL PADA DATA 5

YANG TIDAK DIKELOMPOKKAN


Berikut adalah nilai ujian 13 orang mahasiswa.
49 30 40 35 67 50 60 50 45 70 39 58 63

Berikut adalah data nilai ujian setelah diurutkan.


30 35 39 40 45 49 50 50 58 60 63 67 70

Tentukan nilai desil 1, 5, dan 9!

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN DESIL PADA DATA 6

YANG TIDAK DIKELOMPOKKAN


30 35 39 40 45 49 50 50 58 60 63 67 70

Rumus Desil: Di 
i(n  1)
10
13+1
LD1 = = 1,4 (antara data ke-1 dan ke-2  30+0,4*(35-30) = 32
10
13+1
LD5 = = 7 (terletak di data ke-7)  50
10
13+1
LD9 = = 12,6 (terletak di antara data ke-12 dan ke-13  67+0,6*(70-67)= 68,8
10

1711STK102
RUMUS DESIL PADA DATA 7

BERKELOMPOK
Berikut rumus perhitungan desil yang digunakan pada
data berkelompok.
𝐿𝐷𝑖 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
𝐷𝑖 = 𝑇𝐾𝐵 + 𝐶
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵 𝑖

Keterangan:
D = Desil
i N
LD = Letak Desil ( i 10 )
LD 

TKB = Tepi Kelas Bawah


FKKDB = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Bawah
FKKDA = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Atas
C = interval kelas
1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN DESIL PADA 8

DATA BERKELOMPOK (1)


Ada 100 pedagang Sate Taichan di sekitar Senayan, Jakarta. Berikut
adalah tabel distribusi jumlah keuntungan yang diperoleh oleh para
pedagang pada hari Sabtu, 11 November 2017.

Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih


(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut
25-34 10
35-44 12
45-54 20
55-64 27
65-74 18
75-84 13

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN DESIL PADA 9

DATA BERKELOMPOK (2)


Pertanyaan:
1. Hitung keuntungan tertinggi dari 10% pedagang yang mendapat
keuntungan terendah (nilai D1)
2. Hitung keuntungan tertinggi dari 50% pedagang yang mendapat
keuntungan terendah (nilai D5)
3. Hitung keuntungan terendah dari 10% pedagang yang mendapat
keuntungan tertinggi (nilai D9).

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN DESIL PADA 10

DATA BERKELOMPOK (3)


Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih Langkah 1 (mencari letak desil):
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LD1 = 10% dari N = 10% x 100 = 10
25-34 10 • LD5 = 50% dari N = 50% x 100 = 50
35-44 12 • LD9 = 90% dari N = 90% x 100 = 90
45-54 20
55-64 27
Langkah 2 (Mencari desil D1):
65-74 18
75-84 13 𝐿𝐷  𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
LD𝑖i − FKKDB 𝐶
Di  TKB  𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵 C
𝐷𝑖 = 𝑇𝐾𝐵 + 𝑖 i
FKKDA  DKKDB
(10  0)
D1  24,5  10
(10  0)
D1  24,5  10  34,5

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN DESIL PADA 11

DATA BERKELOMPOK (4)


Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih Langkah 1 (Mencari letak desil):
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LD1 = 10% dari N = 10% x 100 = 10
25-34 10 • LD5 = 50% dari N = 50% x 100 = 50
35-44 12 • LD9 = 90% dari N = 90% x 100 = 90
45-54 20
55-64 27
Langkah 2 (Mencari desil D5):
65-74 18
75-84 13 LD  FKKDB
𝐿𝐷𝑖i − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
D  TKB
𝐷𝑖i = 𝑇𝐾𝐵 
+ 𝐶C
𝑖 i
FKKDA  DKKDB
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
(50  42)
D5  54,5  10
(69  42)
D5  54,5  2,96  57, 46

1711STK102
CONTOH PERHITUNGAN DESIL PADA 12

DATA BERKELOMPOK (5)


Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih Langkah 1 (Mencari letak desil):
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LD1 = 10% dari N = 10% x 100 = 10
25-34 10 • LD5 = 50% dari N = 50% x 100 = 50
35-44 12 • LD9 = 90% dari N = 90% x 100 = 90
45-54 20
55-64 27
Langkah 2 (Mencari desil D9):
65-74 18
75-84 13 𝐿𝐷i 𝑖−FKKDB
LD 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
𝐷  TKB
D𝑖i = 𝑇𝐾𝐵+ Ci𝐶𝑖
FKKDA  DKKDB
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
(90  87)
D9  74,5  10
(100  87)
D9  74,5  2,31  76,81

1711STK102
KESIMPULAN PERHITUNGAN
13

Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih Hitung keuntungan tertinggi dari 10%
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut pedagang yang mendapat
25-34 10 keuntungan terendah (nilai D1)!
35-44 12 Jawaban: Rp34.500
45-54 20
55-64 27 Hitung keuntungan tertinggi dari 50%
65-74 18
pedagang yang mendapat
keuntungan terendah (nilai D5)!
75-84 13
Jawaban: Rp57.460

Hitung keuntungan terendah dari


10% pedagang yang mendapat
keuntungan tertinggi (nilai D9)!
Jawaban: Rp76.810
1711STK102
PENGUKURAN LETAK DATA:
PERSENTIL
(1711-STK1-S02-06)
TUJUAN PEMBELA JARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menghitung nilai persentil.


DEFINISI PERSENTIL
3

Persentil adalah pengukuran yang dilakukan


dengan membagi distribusi data menjadi
seratus bagian sama besar.
1711STK106
PERSENTIL
4

• Agar dapat dibagi menjadi seratus bagian, tentu saja


kita perlu memiliki minimal 100 data poin. Jika tidak
memiliki 100 data poin, tetap dapat dihitung tetapi
akan ada kesamaan nilai, seperti P23 dengan P24
akan sama nilainya.
• Karena datanya banyak, seringkali kita langsung
menggunakan pendekatan data berkelompok
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

1711STK106
RUMUS PERSENTIL PADA DATA
BERKELOMPOK
Berikut adalah rumus perhitungan persentil yang
digunakan pada data berkelompok.
𝐿𝑃𝑖 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
𝑃𝑖 = 𝑇𝐾𝐵 + 𝐶𝑖
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴 − 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
Keterangan:
P = Persentil
i N
LP = Letak Persentil ( LPi  )
100
TKB = Tepi Kelas Bawah
FKKDB = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Bawah
FKKDA = Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Atas
C = interval kelas
1711STK106
CONTOH PERHITUNGAN PERSENTIL 6

PADA DATA BERKELOMPOK (1)


Ada 100 pedagang Sate Taichan di sekitar Senayan, Jakarta. Berikut
adalah tabel distribusi jumlah keuntungan yang diperoleh oleh para
pedagang pada hari Sabtu, 11 November 2017.

Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih


(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut
25-34 10
35-44 12
45-54 20
55-64 27
65-74 18
75-84 13

1711STK106
CONTOH PERHITUNGAN PERSENTIL 7

PADA DATA BERKELOMPOK (2)


Pertanyaan:
1. Hitung keuntungan tertinggi dari 23% pedagang yang mendapat
keuntungan terendah (nilai P23)!
2. Hitung keuntungan terendah dari 14% pedagang yang mendapat
keuntungan tertinggi (nilai P86)!

1711STK106
CONTOH PERHITUNGAN PERSENTIL 8

PADA DATA BERKELOMPOK (3)


Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih Langkah 1 (mencari letak persentil):
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LP23 = 23% dari N = 23% x 100 = 23
25-34 10 • LP86 = 86% dari N = 86% x 100 = 86
35-44 12
45-54 20
Langkah 2 (mencari persentil):
55-64 27
65-74 18 𝐿𝑃𝑖−FKKDB
LP 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
𝑃i𝑖 =TKB
P 𝑇𝐾𝐵+ i 𝐶𝑖i
C
75-84 13 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴−DKKDB
FKKDA 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
(23  22)
P23  44,5  10
(42  22)
P23  44,5  0,5  45

1711STK106
CONTOH PERHITUNGAN PERSENTIL 9

PADA DATA BERKELOMPOK (4)


Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih Langkah 1 (mencari letak persentil):
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut • LP23 = 23% dari N = 23% x 100 = 23
25-34 10 • LP86 = 86% dari N = 86% x 100 = 86
35-44 12
45-54 20
Langkah 2 (mencari persentil):
55-64 27
65-74 18 𝐿𝑃
LP 𝑖− 𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
FKKDB
P𝑃i 𝑖=TKB
𝑇𝐾𝐵+ i
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐴−DKKDB
𝐹𝐾𝐾𝐷𝐵
C𝐶i𝑖
75-84 13 FKKDA
(86  69)
P86  64,5  10
(87  69)
P86  73,94

1711STK106
CONTOH PERHITUNGAN PERSENTIL 10

PADA DATA BERKELOMPOK (5)


Jumlah Keuntungan Jumlah pedagang yang meraih Hitung keuntungan tertinggi
(x Rp1.000,00) keuntungan tersebut
dari 23% pedagang yang
25-34 10
mendapat keuntungan
35-44 12
45-54 20
terendah (nilai P23)!
55-64 27
Jawaban: Rp45.000
65-74 18
75-84 13 Hitung keuntungan terendah
dari 14% pedagang yang
mendapat keuntungan
tertinggi (nilai P86)!
Jawaban: Rp73.940

1711STK106

Anda mungkin juga menyukai