Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seperti telah dikemukakan terdahulu, dalam bahasa inggris nilai rata-rata


hitung dikenal dengan istilah Arithmatich Mean, atau sering disingkat dengan Mean
saja. Untuk ringkas kata, dalam buku ini istilah yang akan dipakai pada dasarnya
adalah Mean.

Sebagai salah satu tendensi ukuran tendensi pusat, Mean dikenal sebagai
ukuran yang menduduki tempat terpenting jika dibandingkan dengan ukuran
tendensi pusat lainnya. Dalam kegiatan penelitian ilmiah yang menggunakan
statistik sebagai metode analisis data, Mean dapat dikatakan hampir selalu
digunakan dan dihitung. Dalam kehidupan sehari-haripun, dengan sadar atau tidak,
sebenarnya kebanyakan orang telah menggunakannya sebagai salah satu ukuran.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mencari Mean data tunggal?
2. Bagaimana cara mencari Mean data kelompok?

C. Tujuan
1. Memahami cara mencari data tunggal.
2. Memahami cara mencari mean data kelompok.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mean
Secara singkat pengertian Mean dapat dikemukakan sebagai berikut :
“ Mean dari sekelompok (Sederetan) angka (bilangan) adalah jumlah dari keseluruhan
angka (bilangan) yang ada dibagi dengan banyaknya angka tersebut”.

B. Cara mencari Mean


Mencari Mean dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, tergantung dari
data yang akan dicari Mean-nya itu, apakah data tunggal atau data kelompokkan.
1. Cara mencari Mean untuk data Tunggal
Ada dua macam cara yang dapat digunakan untuk mencari Mean dari Data Tunggal
(data yang tidak dikelompokan), yaitu :
a) Cara mencari Mean Data Tunggal, yang seluruh skornya berfrekuensi satu.
Rumus yang digunakan :
Rumus yang kita gunakan untuk mencari Mean Data Tunggal yang seluruh skornya
berfrekuensi satu adalah sebagai berikut :
∑X
Mx =
𝑁
Mx = Mean yang kita cari.
∑X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.
N = Number of Cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)
Contoh :
Jika hasil nilai ulangan dari seorang siswa MAN kita hitung Meannya dengan
menggunakan Tabel Distribusi Frekuensi, maka proses perhitungannya adalah sebagai
berikut :
Perhitungan Mean niali hasil ulangan harian dalam bidang Studi agama islam, PMP,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS dan IPA Seorang Siswa Madrasah Aliyah
Negeri.

2
X f
9 1
8 1
7 1
6 1
5 1
4 1
39 = ∑ X 6=N

Dari tabel diatas telah kita peroleh ∑ X = 39, sedangkan N = 6. Dengan


demikian :
∑X 39
Mx = = = 6, 50
𝑁 6

b) Cara mencari Mean Data tunggal yang sebagian atau seluruh Skornya Berfrekuensi
lebih dari satu.
Rumus yang digunakan :
Karena data tunggal yang akan kita hitung Mean-nya baik sebagian atau
seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu, maka rumus untuk Mencari Mean
seperti yang telah dikemukakan di atas perlu dimodifikasi, yaitu dengan jalan
memasukkan atau mengikutsertakan frekuensi skor yang ada kedalam rumus.
Dengan demikian rumus diatas berubah menjadi :
∑ fX
Mx =
𝑁
Mx = Mean yang kita cari.
∑ fX = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan
frekuensinya.
N = Number of Cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)

3
Nilai Frekuensi
(X) (f)
10 1
9 2
8 4
7 20
6 35
5 22
4 11
3 4
2 1
Total 100 = N

Contoh :
Dalam Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) bidang Studi Ilmu Jiwa
Perkembangan, yang diikuti 100 orang siswa kelas terakhir PGA Negeri, diperoleh
Nilai Hasil EBTA sebagaimana tertera pada tabel dibawah.
Dapat dilihat bahwa sebagian besar nilai hasil EBTA itu berfrekuensi lebih
dari satu. Untuk memperoleh Mean dari data semacam itu, tiap-tiap skor atau nilai
yang ada terlebih dahulu harus dikalikan dengan frekuensinya masing-masing,
setelah itu dijumlahkan, dan akhirnya dibagi dengan N. Dengan demikian kita perlu
menyiapkan tabel perhitungannya.

X f fX
10 1 10
9 2 18
8 4 32
7 20 140
6 35 210
5 22 110
4 11 44
3 4 12
2 1 2

4
Total 100 = N 578 = ∑ fX

Dari tabel diatas kita telah berhasi peroleh : ∑ fX = 578, sedangkan N telah
kita ketahui = 100. Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan mudah,
dengan menggunakan rumus :
∑ fX
Mx =
𝑁
∑ fX 578
Maka : Mx = = = 5, 780 atau 5, 78
𝑁 100
2. Cara Mencari Mean untuk Data Kelompokan
Untuk data kelompokan Mean dapat diperoleh dengan menggunakan dua
metode, yaitu Metode Panjang dan Metode Singkat.
a) Mencari Mean Data Kelompokan dengan menggunakan Metode Panjang
Pada perhitungan Mean yang menggunakan metode panjang, semua
kelompokan data (interval) yang ada terlebih dahulu dicari nilai tengah atau
Midpoint-nya. Setelah itu, tiap Midpoint diperkalikan dengan frekuensi yang dimiliki
oleh masing-masing interval yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan :
∑ fX
Mx =
𝑁
Mx = Mean yang kita cari.
∑ fX= Jumlah dari hasil perkalian antara Midpoint dari masing-masing interval
dengan frekuensinya.
N = Number of Cases.
Contoh :
Dalam tes seleksi penerimaan siswa baru SMA Swasta yang diikuti 800 orang
calon, diperoleh Nilai Hasil Tes Bidang Studi Bahasa Inggris sebagai berikut.

5
Interval
Nilai f
75 – 79 8
70 – 74 16
65 – 69 32
60 – 64 160
55 – 59 240
50 – 54 176
45 – 49 88
40 – 44 40
35 – 39 32
30 – 34 8
Total : N = 800

Langkah yang harus ditempuh dalam mencari Mean dari data kelompokan
dengan menggunakan Metode Panjang adalah :
1) Menetapkan (menghitung) Nilai Tengah (midpoint) masing-masing interval diberi
lambang X.
2) Memperkalikan frekuensi masing-masing interval, dengan Midpoint-nya, atau f
dikalikan dengan X sehingga diperoleh fX.
3) Menjumlahkan fX, sehingga memperoleh fX.
4) Menghitung Mean-nya dengan rumus :
∑ fX
Mx =
𝑁
perhitungan Mean Data yang tertera dengan menggunakan Metode Panjang

6
Interval
Nilai f X fX
75 – 79 8 77 616
70 – 74 16 72 1152
65 – 69 32 67 2144
60 – 64 160 62 9920
55 – 59 240 57 13680
50 – 54 176 52 9152
45 – 49 88 47 4136
40 – 44 40 42 1680
35 – 39 32 37 1184
30 – 34 8 32 256
Total : N = 800 - 43920 = ∑ fX

Dari tabel diatas telah kita peroleh ∑ fX = 43920, adapun N = 800. Dengan
demikian :
∑ fX 42390
Mx = = = 54,90
𝑁 800
Seperti dapat kita amati dan rasakan, maka dalamproses perhitungan untuk
mencari Mean Data Kelompokan dengan menggunakan Metode Panjang, kita
bekerja dengan bilangan yang cukup besar. Karena itu jika dalam perhitungan kita
tidak dibantu oleh mesin hitung atau kalkulator, maka disamping sangat diperlukan
ketelitian, resiko kesalahan yang kita hadapi pun cukup besar. Inilah sebabnya para
ahli statistik mengemukakan cara lain yang lebih praktis, dalam arti perhitungan
dapat dilakukan dengan cara yang lebih cepat dan mudah, dengan resiko kesalahan
yang kecil.
b) Mencari Mean Data Kelompokan dengan Menggunakan Metode Singkat
Rumus yang digunakan :
Jika dalam perhitungan Mean digunakan Metode Singkat, maka rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
∑ 𝑓𝑋′
Mx = M’ + i ( )
𝑁

M = Mean
M’ = Mean terkaan atau Mean Taksiran.

7
I = Interval class (besar/luasnya pengelompokan data).
∑ fX’ = jumlah dari hasil perkalian antara titk tengah buatan dendiri dengan
frekuensi dari masing-masing Interval.
N = Number of class.
Contoh :
Jika misalnya data yang disajikan pada tabel dibawah kita cari Mean-nya
dengan menggunakan Metode Singkat, maka proses perhitungan dan langkah
perhitungannya adalah sebagai berikut :
1) Mencari Mean Terkaan sendiri atau Mean Taksiran sendiri (yaitu M’).
Dalam menetapkan M’ dapat kita tempuh dengan cara :
- Memilih satu Midpoint diantara Midpoint yang ada dalam Tabel Distribusi
Frekuensi, yaitu Midpoint dari interval nilai yang memiliki frekuensi tertinggi
( terbesar). Sepeti dapat kita lihat pada tabel dibawah. Interval niali yang
memiliki frekuensi tertinggi adalah interval 55 – 59 dengan frekuensi = 240.
Dengan demikian, Midpointyang kita pilih sebagai Mean Terkaan (M’) adalah
= 57.
Perhitungan Mean data dengan menggunakan Metode Singkat.

Interval Nilai f X X’ fX’


75 – 79 8 77 +4 +32
70 – 74 16 72 +3 +48
65 – 69 32 67 +2 +64
60 – 64 160 62 +1 +160
55 – 59 240 (57) M’ 0 0
50 – 54 176 52 -1 -176
45 – 49 88 47 -2 -176
40 – 44 40 42 -3 -120
35 – 39 32 37 -4 -128
30 – 34 8 32 -5 -40
Total : N = 800 - - -336 = ∑ fX’

- Cara lainnya ialah, dengan memilih satu diantara midpoint yang ada pada tabel
distribusi frekuensi, yang terletak ditengah-tengah deretaninterval nilai dalam
tabeldistribusi frekuensi tersebut. Karena banyaknya deretan interval dalam

8
tabel diatas ada 12 baris,maka midpointnya yang dapatkita pilih sebagai Mean
terkaan adalah midpointnomor ke (12 : 2), atau nomor ke-6 dari atas,baik
nomor -6 dari bawah ataupun nomor -6 dari atas. Jika yang kita pilih adalah
midpoint nomor -6 dari bawah, maka Mean terkaan kita adalah = 57. Apabila
yang kita pilih sebagai Mean terkaan adalah midpoint nomor -6 dari atas ,
maka Mean terkaan kita adalah =52.
Dalam contoh diatas, kita telah menetapkan M =57.
2) Menetapkan X’ (titik tengah buatan kita sendiri).
Caranya adalah sebagai berikut : disebelah kanan M’ yang telah kita
pilih atau kita tetapkan itu. Kita cantumkan angka 0. Selanjutnya berturut-turut
diatas 0 kita tuliskan : +1, +2, +3, dan +4, sedangkan dibawah 0secara
berturut-turut kita tuliskan : -1, -2, -3, -4, dan -5.
3) Memperkalikan frekuensi dari masing-masing interval, dengan X’ (jadi f
dikalikan dengan X’ = fX’).
Seperti dapat dilihat pada kolom 5 setelah perkalian diselesaikan, lalu
dijumlahkan. Maka kita peroleh ∑ fX’ = - 336.
4) Menghitung Mean-nya dengan menggunakan rumus :
∑ 𝑓𝑋′
Mx = M’ + i ( )
𝑁
Karena M’, i, fX’ dan N telah kita ketahui yaitu : M’ =57, i = 5, ∑ fX’ dan N =
800, maka dengan mensubstitusikannya ke dalam rumus diatas, dapat kita peroleh
Mean-nya :
∑ 𝑓𝑋′ − 336
Mx = M’ + i ( ) = 57 + 5 ( )
𝑁 800
1680
= 57 - ( )= 57 – 2, 10 = 54, 90
800

Dalam rumus atau metode singkat ternnyata mean yang kita peroleh adalah
persis sama sama dengan Mean yang kita peroleh dengan menggunakan metode
panjang, yaitu M = 54, 90.
Dapat kita amati dan kita rasakan bahwa dengan menggunakan metode
singkat, perhitungan dapat berjalan dengan cepat, resiko kesalahan hitung dapat
ditekan sampai seminimal mungkin (sebab disini kita tidak berhadapan dengan
bilangan yang besar), sedangkan hasilnya persis sama.

9
C. Penggunaan Mean
Sebagai salah satu Ukuran Rata-Rata, Mean kita gunakan apabila kita
berhadapan dengan kenyataan seperti dikemukakan sebagai berikut :
1. Bahwa data statistik yang kita hadapi merupakan data yang distribusi frekuensinya
bersifat normal atau simetris, setidak-tidaknya mendekati normal. Jadi, apabila data
statistik yang kita hadapi bersifat a symetris, maka untuk mencari Nilai Rata-rata yang
demikian itu hendaknya jangan menggunakan Mean, sebab Nilai Rata-rata yang
diperoleh nantinya akan terlalu jauh menyimpang dari kenyataan sebenarnya.
2. Bahwa dalam kegiatan analisis data, kita menghendaki kadar kemantapan atau kadar
kepercayaan yang setinggi mungkin. Seperti dapat kita amati pada perhitungan Mean
yang telah dikemukakan contohnya, maka Mean yang kita peroleh adalah hasil dari
perhitungan yang dilakuakan terhadap semua angka, tanpa terkecuali, karena itu,
sebagai ukuran rata-rata, Mean cukup dapat diandalkan, atau memiliki reliabilitas
yang tinggi.
3. Bahwa dalam penganalisisan data selanjutnya, terhadap data yang sedang kita hadapi
atau kita teliti itu, akan kiat kenai ukuran-ukuran statistik selain Mean, misalnya
Deviasi Rata-rata, Deviasi Standar, Korelasi dan sebagainya, seperti akan
dikemukakan dalam pembicaraan pada bab-bab berikutnya nanti.

D. Kelemahan Mean
Seperti telah kita kemukakan pada awal pemicaraan tentang Mean, Mean
dikenal sebagai ukuran rata-rat yang menduduki tempat paling penting jika
dibandingkan dengan ukuran rata-rata lainnya. Namun demikian, hal itu bukanlah
seperti bahwa Mean tidak memiliki kelemahan.
Sebagai ukuran Rata-rata, Mean menyandang kelemahan seperti dikemukakan
dibawah ini :
1. Karena Mean itu diperoleh atau berasal dari hasil perhitungan terhadap seluruh angka
yang ada, maka jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata lainnya perhitungannya
relatif lebih sukar.
2. Dalam menghitung Mean, sangat diperlukan ketelitian dan kesabaran, lebih-lebih
apabila kita dihadapkan kepada bilangan yang cukup besar, sedangkan kita tidak
memiliki alat bantu perhitungan, seperti mesin hitung, kalkulator dan sebagainya.

10
3. Sebagai salah satu ukuran rata-rata, Mean kadang-kadang sangat dipengaruhi oleh
angka atau nilai ekstrimnya, sehingga hasil yang diperoleh kadang terlalu jauh dari
kenyataan yang ada.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mencari Mean dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, tergantung dari
data yang akan dicari Mean-nya itu, apakah data tunggal atau data kelompokkan.
1. Cara mencari Mean untuk data Tunggal
Ada dua macam cara yang dapat digunakan untuk mencari Mean dari Data Tunggal
(data yang tidak dikelompokan), yaitu :
a) Cara mencari Mean Data Tunggal, yang seluruh skornya berfrekuensi satu.
∑X
Dengan rumus : Mx =
𝑁
b) Cara mencari Mean Data Tunggal, yang seluruh skornya berfrekuensi lebih dari
∑ fX
pada satu dengan rumus : Mx =
𝑁

2. Cara mencari Mean untuk data kelompok


Untuk data kelompokan Mean dapat diperoleh dengan menggunakan dua
metode, yaitu Metode Panjang dan Metode Singkat.
a) Mencari Mean Data Kelompokan dengan menggunakan Metode Panjang

11
Langkah yang harus ditempuh dalam mencari Mean dari data kelompokan
dengan menggunakan Metode Panjang adalah :
- Menetapkan (menghitung) Nilai Tengah (midpoint) masing-masing interval
diberi lambang X.
- Memperkalikan frekuensi masing-masing interval, dengan Midpoint-nya, atau
f dikalikan dengan X sehingga diperoleh fX.
- Menjumlahkan fX, sehingga memperoleh fX.
- Menghitung Mean-nya dengan rumus :
∑ fX
Mx =
𝑁
b) Mencari Mean Data Kelompokan dengan menggunakan Metode Singkat
- Mencari Mean Terkaan sendiri atau Mean Taksiran sendiri (yaitu M’)
- Menetapkan X’ (titik tengah buatan kita sendiri).
- Memperkalikan frekuensi dari masing-masing interval, dengan X’ (jadi f
dikalikan dengan X’ = fX’).
- Menghitung Mean-nya dengan menggunakan rumus :
∑ 𝑓𝑋′
Mx = M’ + i ( )
𝑁

B. saran

Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan


sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh
karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna
membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, guna mengoreksi bila terjadi
kelasahan dalam pembuatan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anas sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, jakarta 2005, PT Rajagrafindo.

13

Anda mungkin juga menyukai