Anda di halaman 1dari 32

STUDI KASUS

I. UKURAN TENGAH

1. MEAN
Untuk menghitung Nilai Rata-rata atau Mean dapat dilakukan
dengan cara menjumlah keseluruhan angka atau data yang ada
dibagi banyaknya angka atau data tersebut. Untuk menentukan atau
menghitung Mean dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Mean pada Data Tunggal

Penghitungan nilai Mean pada Data Tunggal ini dapat dibedakan


lagi menjadi 2 macam, yaitu Data Tunggal dengan Frekuensi =1
(Satu) dan Data Tunggal dengan Frekuensi >1 (Lebih dari Satu).

a) Mean pada Data Tunggal dengan Frekuensi = 1


Untuk menghitung nilai Rata-rata atau MEAN pada Data
Tunggal dengan Frekuensi yang sama dengan 1 (=1) dapat
digunakan rumus:

x
Rumus : x̄= y
Dimana:
∑X : Jumlah Nilai
N : Banyaknya Frekuensi
x̄ : Mean (Rata-Rata)
Contoh:
Misalnya terdapat data tentang Nilai Mata Kuliah
Statistika pada 5 mahasiswa didapatkan tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Nilai mahasiswa (x) Frekuensi (f)
60 1
70 1
80 1
90 1
100 1
Jumlah x = 400 N= 5

Berdasarkan data pada contoh tabel tersebut, maka Nilai


Rata-Rata atau MEAN dari data tersebut adalah: 400/ 5 =
80.
b) Mean pada Data Tunggal dengan Frekuensi >1 Untuk
menghitung nilai Rata-rata atau MEAN pada Data Tunggal
dengan Frekuensi yang Lebih dari 1 (>1) dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
∑ fx
Rumus : x̄= ∑ N
Dimana:
∑f : Jumlah Total Frekuensi
∑fx : Jml. Frekuensi X Nilai (f x X)
Contoh:
Misalnya didapatkan data distribusi tentang Nilai
Statistika pada 70 mahasiswa sebagai berikut:

Nilai (x) Frekuensi (f) F(x)


5 1 5
6 3 18
7 10 70
8 30 240
9 20 180
10 6 60
∑f =70 ∑fx =573

Berdasarkan contoh tabel di atas, maka nilai rata-rata


atau Mean dari data tersebut adalah: (573/70) = 8,2.
c) Mean pada Data Kelompok Untuk dapat menghitung
Nilai Rata-rata atau Mean pada Data Kelompok
(Interval) harus terlebih dahulu menghitung atau
mengetahui Nilai atau Titik Tengah atau MIDPOINT
dari Data Kelompok tersebut. Adapun untuk
menghitung atau menentukan MIDPOINT dari Data
Kelompok pada Tiap-tiap Kelompok adalah ½ (Batas
Kelas Atas + Batas Kelas Bawah). Selanjutnya untuk
menghitung nilai Rata - rata atau Mean pada Data
Kelompok dapat digunakan rumus:
∑ fx
Rumus : x̄ ̄¿
∑N

( Nilai Batas Atas + Nilai Batas Bawah )


MIDPOINT (X) =
2

Keterangan:
∑f : Jumlah Total Frekuensi
X : Nilai MIDPOINT tiap-tiap Interval/ Kelompok
∑Fx : Jml. Perkalian MIDPOINT dgn Frekuensi
x̄ : Mean
Sebagai contoh, misalnya didapatkan distribusi data
tentang hasil ujian semester mata kuliah statistika pada
100 mahasiswa sebagai berikut:

Interval nilai Frekuensi Mid Point fx


(f)
34-38 1 36 36
39-43 4 41 164
44-48 5 46 230
48-53 7 51 357
54-58 10 56 560
59-63 25 61 1525
64-68 20 66 1320
69-73 10 71 710
74-78 9 76 684
79-83 9 81 729
∑f =100 ∑fx =6315

Berdasarkan contoh data pada tabel di atas, maka nilai


rata-rata atau Mean dari data tersebut adalah: (∑fX/∑f)
= 6315/100 = 63,15. Jadi nilai rata-rata dari data
tersebut adalah 63,15.

2. MEDIAN
Median/ Medium merupakan nilai tengah atau nilai yang terletak di
tengah-tengah dari keseluruhan data setelah diurutkan dari yang
terkecil hingga terbesar atau sebaliknya. Median merupakan angka
yang membagi Data dalam 2 bagian yang sama besarnya.
Terdapat 2 macam penghitungan Median, yaitu:
(1) Median pada Data Tunggal
Menentukan Median pada Data Tunggal juga dapat dbedakan
menjadi 2 macam lagi, yaitu Median Data Tunggal dengan
Jumlah Data Ganjil dan Median Data Tunggal dengan Jumlah
Data Genap.
a) Median Data Tunggal dengan Jumlah Data Ganjil Untuk
menentukan Median pada Data Tunggal dengan Jumlah
Data Ganjil dapat dilakukan dengan rumus berikut:
n+1
Me = X
2
(baris ke) N= Jml data = ∑f
Contoh:
X F
30 1
40 1
50 1
60 1
70 1
80 1
90 1
Total ∑f = 7
Berdasarkan Data tersebut, maka MEDIAN dari data di atas
dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut: X (n +
1)/2 = (7+1)/2= 8/2 = 4. Jadi MEDIAN dari Data
tersebut terletak pada BARIS ke-4, yaitu 60 (Me = 60).
b) Median Data Tunggal dengan Jumlah Data Genap
Untuk menentukan Median pada Data Tunggal dengan
Jumlah Data Genap dapat dilakukan dengan rumus
berikut:
Xn / 2+ X n+ 2 / 2
Me = 2
X n/2
Me = 2

Keterangan:

Me : Median

X : Baris ke-

n = ∑f : Jumlah Data

Contoh :
X F
30 1
40 1
50 1
60 1
70 1
80 1
90 1
100 1
Total ∑f = 8

Berdasarkan Data tersebut, maka MEDIAN dari


data di atas dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut:

(X (n/2) + X (n+2)/2)/2 => (X 8/2 + X (8+2)/2)/2


(X4 + X5)/2 => (60 + 70)/2 => 130/2 = 65

Jadi MEDIAN dari Data tersebut adalah 65 (Me = 65)

c) MEDIAN pada Data Kelompok


Untuk menentukan Median pada Data
Kelompok dapat dilakukan dengan rumus berikut:

Me = b + p ( 1/2 n−F
f )
Keterangan:
b : Batas Bawah Kelas Median (Dimana Median akan
terletak)
p : Panjang Kelas Median
n : Ukuran sampel (Banyaknya Data)
f : Frekuensi Kelas Median (Diambil Berdasarkan
Frekuensi Terbanyak)
F : Jumlah Semua Frekuensi dengan Tanda Kelas Lebih
Kecil dari Kelas Median
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan
MEDIAN pada Data Kelompok adalah:

1. Menentukan FREKUENSI Kelas Median (f) Dengan


Cara: Melihat Jumlah FREKUENSI yang
Terbanyak/Terbesar.
2. Menentukan Kelompok atau Kelas atau Interval dimana
Median akan terletak
3. Menentukan Panjang Kelas Median (p) Yaitu
Menghitung Jarak antara Batas Bawah sampai Batas
Atas Kelas Median.
4. Menentukan BATAS BAWAH Kelas Median (b)Karena
ini adalah Data Kelompok, maka cara menentukan
BATAS BAWAH Kelas Median adalah dengan
Menjumlah Batas Atas Kelas SEBELUM Kelas Median
dengan Batas Bawah Kelas Median dibagi Dua.
5. Menentukan Jumlah semua Frekuensi dari Kelas atau
Interval atau Kelompok yang LEBIH KECIL dari Kelas
Median (F) Yaitu dengan menjumlahkan Semua
Frekuensi (f) pada Kelompok atau Kelas atau Interval
yang LEBIH KECIL atau SEBELUM Kelas Median.
6. Mengidentifikasi Jumlah Data atau Banyaknya Data
atau Sampel (n).

Contoh:

Didapatkan distribusi data tentang Nilai Statistika pada 30


Mahasiswa sebagai berikut:

Interval Nilai Ujian (X) Frekuensi (f)


39 - 44 4
45 - 50 4
51 - 56 7
57 - 62 6
63 - 68 4
69 - 74 5
Total ∑f = 30

Untuk dapat menentukan Median pada data tersebut,


maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan FREKUENSI Kelas Median (f) = 7


2. Menentukan Kelompok atau Kelas atau Interval dimana
Median akan terletak = Interval 51-56
3. Menentukan Panjang Kelas Median (p) = 6
4. Menentukan BATAS BAWAH Kelas Median (b) = (50+51)/2 =
50,5
5. Menentukan Jumlah semua Frekuensi dari Kelas atau Interval
atau Kelompok yang LEBIH KECIL dari Kelas Median (F) =
(4+4) = 8
6. Mengidentifikasi Jumlah Data atau Banyaknya Data atau Sampel (n)
= 30
7. Selanjutnya angak-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus:

Me = 50,5 +6 {(1/2 (30)-8)}/7 = 50,5 + 6 {(7)/7} = 50,5 + 6 = 56,5


3. MODUS

Modus merupakan nilai yang paling sering muncul dalam suatu


kelompok atau sekumpulan data. Modus juga terdapat pada Data
Tunggal maupun Data Kelompok.

a). Menentukan MODUS pada Data Tunggal MODUS pada Data


Tunggal dapat ditentukan berdasarkan Data yang Jumlah
Frekuensinya Paling Banyak.
Contoh:

Nilai F
50 3
60 7
70 10
80 8
90 2
Total ∑f = 30
Berdasarkan data tersebut, maka Modusnya adalah 70
(Berdasarkan data yang mempunyai Frekuensi terbanyak, yaitu
10). Jadi Mo = 70.

b). Menentukan MODUS pada Data Kelompok MODUS pada Data


Kelompok dapat ditentukan dengan cara menggunakan Rumus
berikut ini:

Mo =b + p ( b 1+b 2 )
b1

Keterangan: Perlu diingat bahwa “FREKUENSI KELAS MODUS


DITENTUKAN BERDASARKAN JUMLAH FREKUENSI DATA
YANG TERBANYAK”

b : Batas Bawah Kelas MODUS (Yaitu: Kelas dimana MODUS akan


terletak)
p : Panjang Kelas MODUS.
b1 : Frekuensi Kelas Modus DIKURANGI Frekuensi Kelas Interval
yang mempunyai Tanda Kelas Lebih Kecil (SEBELUM) Kelas
Modus.
b2 : Frekuensi Kelas Modus DIKURANGI Frekuensi Kelas Interval
yang mempunyai Tanda Kelas Lebih Besar (SESUDAH) Kelas
Modus.
Contoh
Interval Nilai Ujian (X) Interval Nilai Ujian (X)
Frekuensi (f
39 - 44 4
45 – 50 4
51 – 56 7
57 – 62 6
63 -68 4
69 - 74 5
Total ∑f = 30
Untuk dapat menentukan Modus pada data tersebut, maka harus
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan FREKUENSI Kelas Modus (f) = 7


2. Menentukan Kelompok atau Kelas atau Interval dimana Modus
akan terletak = Interval 51-56
3. Menentukan Panjang Kelas Modus (p) = 6 ?
4. Menentukan BATAS BAWAH Kelas Modus (b) = (50+51)/2 =
50,5
5. Menentukan b1, yaitu Frekuensi Kelas Modus DIKURANGI
Frekuensi Kelas Interval yang mempunyai Tanda Kelas Lebih
Kecil (SEBELUM) Kelas Modus = 7-4 = 3
6. Menentukan b2, yaitu : Frekuensi Kelas Modus DIKURANGI
Frekuensi Kelas Interval yang mempunyai Tanda Kelas Lebih
Besar (SESUDAH) Kelas Modus = 7-6 = 1
7. Selanjutnya angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam
rumus: Mo = b+p {(b1/b1+b2)} Mo = 50,5 +6 (3/4) = 50,50 +
4,5 = 55. Jadi Mo = 55
II. UKURAN VARIASI
1. RENTANG ATAU RANGES (R)
Range merupakan ukuran variasi yang paling sederhana, dimana
data yang sudah diurutkan mulai dari yang terkecil sampai yang
terbesar selanjutnya dihitung selisish antara data terbesar dengan
data terkecil. Karena penghitungan Range atau Rentang Data
hanya melibatkan data terbesar dan data terkecil saja dan
mengabaikan keberadaan data-data yang lain, maka dikatakan
bahwa Range merupakan pengukuran dispersi yang masih kasar.
Jadi Range (R) adalah selisih dari nilai terbesar dengan nilai
terkecil dari suatu rangkaian data. Untuk menghitung Range atau
Rentang Data (R) Jadi untuk menghitung Range (R) adalah Data
Terbesar dikurangi DataTerkecil.
Contoh:
Hasil nilai ujian pada mata kuliah Statistika dari 15
mahasiswa adalah sebagai berikut: 90, 80, 85, 70, 75,
80, 80, 85, 70, 60, 75, 60, 90, 80, 75. Maka Range dari
data tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut: Data terbesar adalah 90 dan Data Terkecil yaitu
60.
Dengan demikian nilai Range adalah 90-60 = 30.
Jadi Range dari data tersebut adalah 30.

2. INTERQUARTILE
Masih ingatkah Anda cara menentukan kuartil dari suatu data?
Agar Anda bisa memahami cara menentukan jangkauan
interkuartil dan simpangan kuartil, Anda harus mampu
menentukan kuartil dari suatu data. Kita ketahui bahwa kuartil
dari suatu data dibedakan menjadi dua yaitu kuartil bawah,
kuartil tengah (median) dan kuartil atas. Kuartil atas dan
kuartil bawah inilah yang akan digunkaan untuk mencari nilai
dari jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil. Bagaiamana
mencari jangakauan interkuartil?
Jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil atas (Q3)
dan kuartil bawah (Q1). Jika jangkauan interkuartil dinotasikan
dengan QR maka:
QR = Q3 – Q1
Rumusnya sederhana bukan? Walaupun rumusnya sederhana
tetapi untuk mencari nilai jangkauan interkuartil harus
berangkat dari konsep kuartil atas dan kuartil bawah.
Bagaimana dengan simpangan kuartil?
Simpangan kuartil atau jangkauan semi interkuartil adalah
setengah dari jangkauan interkuartil. Jika jangkauan semi
interkuartil dinotasikan dengan Qd, maka:
Qd = ½QR
atau
Qd = ½(Q3 – Q1)
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara
menentukan jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil,
silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 1
Tentukan jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil dari
data berikut.
20 35 50 45 30 30 25 40 45 30 35
Penyelesaian:
Ingat hal pertama yang Anda lakukan adalah mengurutkan data
tersebut untuk mencari kuartil atas dan kuartil bawahnya, yakni
sebagai berikut.
Jadi, kuartil bawah (Q1) dan kuartil atas (Q3) dari data tersebut
yakni 30 dan 45, maka:
QR = Q3 – Q1
QR = 45 – 30
QR = 15
Sedangkan simpangan kuartilnya yakni:
Qd = ½QR
Qd = ½.15
Qd = 7,5
Jadi, jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil dari data
tersebut adalah 15 dan 7,5.

Contoh Soal 2
Tentukan jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil dari
data berikut.
57 49 30 46 59 43 42 47 40 45 44
56
Penyelesaian:
Ingat hal pertama yang Anda lakukan adalah mengurutkan data
tersebut untuk mencari kuartil atas dan kuartil bawahnya, yakni
sebagai berikut.
Jika kuartil merupakan salah satu jenis ukuran letak data,
simpangan kuartil sendiri merupakan ukuran penyebaran data.
Simpangan kuartil atau bisa disebut juga jangkauan semi antar
kuartil merupakan setengah dari jangkauan antar kuartil. Istilah
lain dari simpangan kuartil adalah deviasi kuartil atau rentang
semi-interkuartil.
Seperti yang kita ketahui, Jangkauan antar kuartil sendiri
merupakan selisih antara kuartil atas dengan kuartil bawah. Jadi,
cara untuk menentukan simpangan kuartil adalah dengan
menentukan nilai dari kuartil atas dan juga kuartil bawah. Nilai
dari simpangan kuartil dapat digunakan untuk melihat jarak dari
kuartil dua ke kuartil satu atau ke kuartil tiga, karena sebenarnya
nilai simpangan kuartil adalah rata-rata jarak dari kuartil tersebut.
Simpangan kuartil dilambangkan dengan Qd. Secara sistematis,
rumus dari simpangan kuartil yaitu:
Dalam menentukan nilai kuartil atas dan bawah terbagi menjadi
dua cara berdasarkan data yang diketahui, yaitu data tunggal dan
data kelompok.
Contoh Soal Simpangan Kuartil
Contoh 1
Diketahui data : 10, 10, 10, 11, 13, 10, 6, 2, 5, 6, 10, 3, 3, 3, 6, 6,
10, 11, 10. Simpangan kuartilnya adalah ….
Pembahasan
Urutkan data terlebih dahulu menjadi:
2, 3, 3, 3, 5, 6, 6, 6, 6, 10, 10, 10, 10, 10, 10, 10, 11, 11, 13
Kemudian bagi data menjadi 4 bagian dengan menentukan nilai
kuartilnya

Jadi, simpangan kuartilnya adalah 2,5


Contoh 2
Perhatikan tabel berikut ini!

Jangkauan semi antar kuartilnya adalah ….


Jadi, jangkauan semi antar kuartilnya adalah 1

Contoh 3
Perhatikan tabel data berkelompok berikut!

Nilai simpangan kuartilnya adalah ….


Pembahasan
Jadi, simpangan kuartilnya adalah 5,625
4. DEVIASI STANDAR PADA SAMPEL
Standar deviasi adalah nilai yang mengukur penyebaran
data terhadap nilai rata-rata (mean) data tersebut
Dalam statistika, standar deviasi adalah angka yang mengukur
penyebaran kelompok data terhadap nilai rata-rata data (mean)
tersebut.
Artinya standar deviasi atau simpangan baku
memperlihatkan jarak setiap titik data dengan nilai rata-rata.
Jika jarak atau penyebarannya jauh atau luas, maka bisa
dikatakan standar deviasinya tinggi. Sedangkan jika jaraknya
mendekati nol (dekat dengan nilai rata-rata), maka standar
deviasinya rendah.
Standar deviasi dilambangkan dengan tanda σ dan
dihitung sebagai akar pangkat dua dari variansi. Dalam
statistika, standar deviasi bisa digambarkan sebagai kurva
berikut ini.
Fungsi standar deviasi adalah menilai apakah sampel
bersifat heterogen atau tidak, memahami ragam nilai dalam data,
serta memberikan informasi mengenai konsistensi hasil dan
kekurangannya.
Standar deviasi banyak diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun standar deviasi paling sering digunakan dalam
pengukuran statistik keuangan, seperti investasi saham,
memprediksi tren kinerja, dan mengatur strategi perdagangan.
Rumus standar deviasi adalah sebagai berikut

Pada suatu penelitian terhadap tinggi badan siswa SMA


Negeri 4 Bandung diperoleh data sebagai berikut:

167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170, 172
Banyak sampel dari data di atas (n) adalah 10 sedangkan (n-
1) = 9. Untuk mempermudah dalam penghitungan, Kamu dapat
membuat tabel seperti di bawah ini:

2
i Xi Xi
1 167 27889
2 180 32400
3 170 28900
4 169 28561
5 160 25600
6 175 30625
7 165 27225
8 173 29929
9 170 28900
10 172 29584
∑❑ 1701 289613
Selanjutnya kita mencari varian dengan cara:

Setelah mengetahui nilai varian sebesar 30,32 maka standar deviasi


dapat diperoleh dengan mengakarkuadratkan nilai varian yaitu s =
5,51. Jadi standar deviasi untuk data sampel di atas adalah 5,51

CARA MENGHITUNG STANDAR DEVIASI KELOMPOK

Selain untuk menghitung data yang bersifat tunggal, juga terdapat


rumus varian dan standar deviasi untuk data kelompok yaitu:

Rumus Varian data kelompok


Rumus Standar Deviasi data kelompok

CONTOH SOAL :

TINGGI BADAN FREKUENSI (fi)


151 - 155 3
156 - 160 4
161 – 165 4
166 – 170 5
171 - 175 3
175 - 180 2
Melalui data di atas, kita dapat mengetahui jika banyaknya data pada
interval yaitu ( ). Untuk memudahkan dalam menghitung standar
deviasi, kamu dapat membuat tabel seperti di bawah ini:
2
xi fi (fixi) (fixi)
153 3 459 70277
158 4 632 99856
163 4 652 106276
168 5 840 141120
173 3 519 89787
178 2 356 63368
21 3458 570634
Setelah membuat tabel di atas, kemudian kamu dapat menghitung
varian dengan rumus seperti di bawah ini:

Berdasarkan penghitungan diperoleh nilai varian sebesar 60,83 dan


untuk standar deviasi diperoleh dari akar kuadrat dari varian s = akar
60,83 = 7,8. Jadi, berdasarkan data kelompok di atas diperoleh standar
deviasi sebesar 7,8.

5. COOVISIEN VARIASI (COV)


Koefisien Variasi adalah perbandingan Simpangan Baku
(Standar Deviasi) dengan Rata-rata Hitung dan dinyatakan
dalam bentuk persentase.
Kegunaan koefisien variasi adalah untuk melihat
sebaran/distribusi data dari rata-rata hitungnya. Semakin kecil
koefisien variasi maka data semakin homogen (seragam),
sedangkan semakin besar koefisien variasi maka data semakin
heterogen (bervariasi).

Rumus Koefisien Variasi


8
Kv = x 100
x
Keterangan:
kv= koefisien variasi
s= standar deviasi
xˉ= rata-rata hitung
Contoh Soal

1. Rata-rata nilai ujian statistika mahasiswa jurusan ekonomi


adalah 75 dengan standar deviasi 9. Berapakah koefisien
variasi nilai ujian statistika mahasiswa tersebut.

Penyelesaian:

Diketahui xˉ=75xˉ=75 dan ,s=9, maka koefisien variasinya


adalah:

s
Kv = x 100 %
x

9
Kv = x 100 %
75

Kv = 12 %

Koefisien variasi nilai ujian statistika mahasiswa jurusan ekonomi


adalah 12%.

3. UKURAN POSISI
1. QUARTIL
Kuartil merupakan sekumpulan data yang sudah diurutkan
dari terkecil hingga terbesar yang kemudian menjadi
empat bagian yang sama banyak
2. Desil
Desil adalah nilai atau angka yang membagi data menjadi
10 bagian yang sama, setelah disusun dari data terkecil
hingga data yang terbesar atau sebaliknya
3. Persetil
Persetil adalah Nilai yang membagi data yang sudah
diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar menjadi 100
bagian yang sama.
1. KWARTIL DATA TUNGGAL
Rumusnya adalah :
i(n+1)
Ki :
4
Ki : Kwartil ke
n : Jumlah Data
i : Letak kwartil
contoh :
berikut dalah jumlah nilai Statistika smester 2 dan 10
Mahasiswa :60,80,90,70,85,95,75,65,50,55
a) tentukan Nilai K1 dan K3.
Penyelesaian :
1. Mengurutkan data dari yang terendah ke
terteinggi ;50, 55, 60,65, 70,75,80,85,90
2. Tentukan letak kuartil K1 dan K3 dengan penjelasan
sebagai berikut
Jawab :
i(n+1)
K1 :
4
1(10+1)
K1 :
4
11
K1 :
4
K1 : 2,75
Dari data tersebut, maka data ke 2,75 berada di antara
data ke-2 dan data ke-3, maka akan di hitung seperti di
bawa ini:
K1: data ke-2 + 0,75 ( data ke-3 – data ke-2 )
K1: 55+ 0,75 ( 60-55)
K1: 55 + 3,75
K1: 58,75
b) Menentukan K3
i(n+1)
K1 :
4
3(10+1)
K1 :
4
33
K1 :
4
K1: 8,25
Dari data tersebut maka data ke 8,25 berada di antara
data ke-8 dan ke-9, maka akan di hitung seperti di
bawah ini:
K3: data ke-8 + 0,25 ( data ke-9data ke-8)
K3: 85+0,25 (90-85)
K3: 85 + 1,25
K3: 86,25
2. QUARTIL DATA KELOMPOK
Rumusnya adalah:

Ki= b+p { 4 . . )
( }
1
. n −Fk

f
b = tepi bawa kelas interval kelas Ki (b = batas bawah -
0,5)
p = Panjang kelas Interval
I = Letak Ki
N = banyak data
Fk = Frekuensi Kela Kumulatif sebelum Ki
F = Frekuensi pada kelas Ki
Contoh soal

Nilai Statistik F F Kumulatif


29-38 1 1
39-48 3 4
49-58 3 7
59-68 12 19
69-78 22 41
79-88 23 64
jumlah 16 80
80 -

Tentukan K1 dan K2
1. Berdasarkan tabel di atas maka letak K1 dihitung
dengan cara
1
Ki = .n
4
1
Ki = . 80
4
Ki = 20
Hasil perhitungan maka data ke -20 berada pada
kelas 69-78 atau terletak pada kelas interval ke 5

Menentukan kelas bawah

1
b= ( bK interval ke 5+ bK Interval ke 4 )
2

1
b= ( 69+68 )
2

b = 68,25

Jika sudah dihitung kelas interval dan batas bawah, Langkah


selanjutnya yaitu memasukan kedalam rumus utama untuk mencari K1

Ki = Tb + p { 4 . . )
( }
1
. n −Fk

f
Ki = 68,5 + 10 { 4 . .
( }
. 80 )−19
1

22

Ki = 68,5 + 10 ( 0,045 )

Ki = 68,5 + 0,45

Ki = 68, 95

Jadi berdasarkan perhitungan diatas nilai K1 didapat adalah 68

2. DESIL
Rumusnya adalah :
i ( n+1 )
Di =
10
Di = desil ke –
n = jumlah data
i = urutan desil
1) Desil data Tunggal
Nilai statistic 1 sebanyak 10 mahasiswa : 60, 80, 90, 70,
85, 95, 75, 65, 70, 65. Tentukanlah nilai desil D6
Penjelasan :
a) Megurutkan data : 60, 65, 65, 70, 70, 75, 80, 85, 90, 95.
b) Memasukan data kerumus utama
i ( n+1 )
Di =
10
6 ( 10+1 )
D6 =
10
6 ( 11)
D6 =
10
66
D6 =
10
D6 = 6,6
D6 = data ke – 6 + 0,6 ( data ke-7 – data ke-6)
D6 = 75 + 0,6 ( 80 -75 )
D6 = 75 + 3
D6 = 78
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi D3
menunjukan nilai 78

2) Desil data kelompok

i f
21-25 3
26-30 5
31-35 8
36-40 11
41-45 10
46-50 3

Carilah D8 dari data tersebut


Rumusnya adalah :
1
Dsi = b + p 10 [ ]
. n − Fk

f
Dsi = Desil ke-
b = tepi bawa kelas interval
p = Panjang kelas interval
i = letak Dsi
n = banyak data
Fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas Dsi
f = Frekuensi kelas Dsi
cara peneyelesaiannya adalah :
1. Mencari interval kelas
i
= .f
10
8
= .40
10
= 32
2. Masukan ke rumus utama

Dsi = b + p [ ]
1
10
. n − Fk

f
[ 32−27 ]
= 40,5 + 5
10
= 40,5 + 2,5
= 43
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka posisi D8
menunjukan nilai 43.

3. PERSENTIL
1. Persentil data Tunggal
Rumusnya adalah
i ( n+1 )
P1 = 100

Keterangan :
Pi = Persentil ke-
n = Jumlah data
I = Urutan persentil
Contoh soal :
Diketahui : sebuah data Tunggal terdiri dari
35,47,58,67,83,87,89,90,91,95
Ditanyakan : tentukanlah Persentil ke-40 ( P P40 )
Penyelesaian :

i ( n+1 )
P1 = 100

40 ( 10+1 )
P1 = 100
40 ( 11)
P1 = 100
440
P1 = 100

P1 = 4,4
Dari hasil perhitungan di atas, data ke-4,4 berada diantara data
4 dan 5 sehingga menjadi seperti berikut :
P40 = data ke-4 + 0,4 ( data ke-5 – data ke- 4)
P40 = 67 + 0,4 (83-67)
P40 = 56 + 6,4
P40 = 4,4
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka posisi P40
menunjukan nilai 73,4
2. Persentil data kelompok
Rumusnya adalah :

Psi = b + p { 100. )}
( 1
. n −Fk

Psi= Persentil ke-


B = Tepi bawa interval kelas Psi (b = batas
bawa – 0,5)
p = Panjang kelas Interval
i = Letak Psi
n = banyak data
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Psi
f = frekuensi pada kelas Psi
contoh soal :
Nilai Staistik f F Kumulatif
29 - 38 1 1
39 - 48 3 4
49 – 58 3 7
59 - 68 12 19
69 - 78 22 41
79 - 88 23 64
89 - 98 16 80
jumlah 80 -

Carilah Nilai dari Ps20


Penyelesaiannya adalah :
1. Menetukan letak kelas interval dari nilai Ps20

1
Psi = 100
.n

20
Ps20 = 100
. 80

Ps20 = 16
Dari hasil perhitungan di atas, maka data ke-16 berada pada
kelas 59-68 atau terletak pada kelas interval ke-4

2. Menentukan batas bawa


1
b = 2 ( bk Interval ke-4 + bk Interval ke-3)
1
b = 2 ( 59 + 58)

b = 58,5
3. Masukan ke rumus utama
Ps20 = b + p { 100. )}
( 1
. n −Fk

Ps20 = 58,5 + 10 {( )}
20
.80 −7
100.
12

Ps20 = 58,5 + 10 (0,75)


Ps20 = 58,5 + 7,5
Ps20 = 66
Jadi berdasarkan perhitungan di atas, maka nilai dari
presentil Ps20 yang didapatkan adalah 66.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Bandung. PT. Refika
Aditama
2. Dahlan.M.S. 2017. Multiaksial Statistik Diagnosis dan
Multiaksial Substansi Diagnosis Pintu Gerbang Memahami
Epidemiologi, Bostatistik dan Metode Penelitian. Edisi 2.
Jakarta. Epidemiologi Indonesia
3. Dahlan.M.S. 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan:
Deskriptif, Bivariat dan Multivariat Dielngkapi Aplikasi
dengan Menggunakan SPSS, Edisi 6. Jakarta. Epidemiologi
Indonesia
4. Dahlan.M.S. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta. Jakarta. Salemba Medika.Use the "Insert Citation"
button to add citations to this document.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai