Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 2


a. Latar Belakang........................................................................................................ 2
b. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 3
A. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi ....................................................................... 3
B. Tabel Distribusi Frekuensi dan Macamnya ................................................................ 5
C. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi ............................................................... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 22
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 23

1
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Statistika merupakan disiplin ilmu yang penting ilmu yang berkaitan dengan
cara pengumpulan data, penyajian data, diagram atau grafik, pengolahan data.
Dengan demikian ukuran statistika memiliki beberapa macam ukuran-ukuran.
Seperti ukuran gejala pusat yang meneliti setiap pusat gejala dari data dan ukuran
gejala letak merupakan yang meneliti letak gejala yang dibutuhkan dalam sebuah
data.
Sementara setiap kegiatan yang berkaitan dengan statistik, selalu
berhubungan dengan data. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pengertian data adalah keterangan yang benar dan nyata. Data adalah
bentuk jamak dari datum. Datum adalah keterangan atau informasi yang
diperoleh dari satu pengamatan sedangkan data adalah segala keterangan
atau informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan.
Dengan demikian, ukuran statistika adalah bilangan yang diperoleh dari
sekumpulan data statistik melalui proses sistimatik tertentu. Digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data mengenai sesuatu
hal, baik mengenai sampel atau popuasi, selain daripada data itu disajikan dalam
table dan diagram, masih diperlukan ukuran-ukuran yang merupakan wakil
kumpulan data tersebut.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang cara-cara membuat
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI. Tabel Distribusi Frekuensi terbagi berbagai
macam jenisnya.

b. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tabel Distribusi Frekuensi?


2. Apa saja macam dan jenis dari Tabel Distribusi Frekuensi?
3. Bagaimana cara membuat Tabel Distribusi Frekuensi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi

1. Pengertian Tabel dan Frekuensi

“TABEl” yang dimaksud dengan tabel tidak lain adalah alat penyajian data
statistik yang berbentuk (dituangkan dalam bentuk) kolom dan lajur.
Sedangkan Kata “frekuensi” yang dalam bahasa Inggrisnya adalah
frequency berarti: “kekerapan”,”keseringan”, atau“jarang-kerapnya”. Dalam
statistik ”frekuensi” mengandung pengertian: Angka (bilangan) yang
menunjukkan seberapa kali suatu variabel (yang dilambangkan dengan
angka-angka itu) berulang dalam deretan angka tersebut;atua berapa kalikah
sutu variabel(yang dilambangkan dengan angka itu) muncul dalam deretan
angka tersebut. 1

2. Pengertian Distribusi Frekuensi

“Distribusi”(distribution,bahasa Inggris) dalam bahasa Indonesia dapat


diartikan “penyaluran”,”pembagian”atau”pencaran”. Jadi “distribusi
frekuensi” dapat diartikan “penyaluran frekuensi”,”pembagian frekuensi”
atau “pencaran frekuensi”. Dalam statistik,”distribusi frekuensi” kurang lebih
mengandung pengertian: “suatu keadaan yang menggambarkan bagaimana
frekuensi dari gejala atau variabel yang dilambangkan dengan angka itu,telah
tersalur,terbagi,atau terpencar”.2

1
Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan (jakarta: RajaGrafindo persada,
2009), hal. 36
2
Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan (jakarta: RajaGrafindo persada,
2009), hal. 37

3
3. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel Distribusi Frekuensi dapat kita beri pengertian sebagai: Alat


penyajian data statistik berbentuk kolom dan lajur, yang di dalamnya dimuat
angka yang dapat melukiskan atau menggambarkan pencaran atau pembagian
frekuensi dari variabel yang sedang menjadi objek penelitian. 3

Contoh :

Jika data yang berupa nilai hasil Ujian MID Semester dalam bidang studi
Matematika dari 40 orang siswa kelas VII SMP Tunas Karya kita sajikan
dalam bentuk tabel,maka pembagian atau pencaran frekuensi nilai hasil ujian
itu akan tampak dengan nyata:

Nilai Banyaknya
(Orang)
100 2
90 3
85 3
80 6
75 8
70 7
60 5
55 3
50 2
40 1

Total 40
Dalam suatu tabel distribusi frekuensi akan kita dapati: (1)variabel,
(2)frekuensi, dan (3)jumlah frekuensi. Dalam contoh di atas, angka-angka
100,90,85,80,75,70,60,55,50,dan 40 adalah angka yang melambangkan

3
Ibid.hal. 38

4
variabel nilai hasil ujian,angka 2,3,3,6,8,7,5,3,2,dan 1 adalah angka yang
menunjukkan frekuensi,sedangkan 40 adalah jumlah frekuensi.Terkadang
‘Tabel Distribusi Frekuensi” itu acapkali disingkat menjadi “Tabel
Frekuensi” saja.

B. Tabel Distribusi Frekuensi dan Macamnya

Dalam dunia statistik kita mengenal berbagai macam Tabel Distribusi


Frekuensi; dalam makalah ini akan dikemukakan mengenai 4 macam Tabel
Distribusi Frekuensi,yaitu: Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal,Tabel
Distribusi Frekuensi Data Kelompokan,Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif,
dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif ( Tabel Persentase). 4

1. Tabel Distibusi Frekuensi Data Tunggal

Tabel Distribusi Data Tunggal adalah salah satu jenis tabel statistik yang
di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka ;angka yang ada itu tidak
dikelompok-kelompokkan(ungrouped data).5

Contoh : TABEL 2.1 Distribusi Frekuensi Nilai UAS Dalam Bidang Studi
Matematika dari 40 Orang Siswa kelas X 1 SMA Tunas Cendekia.

Nilai Frekuensi
(X) (f)
9 4
8 6
7 9
6 16
5 5
Total 40 = N

4
Ibid.hal. 39
5
Ibid.hal. 39

5
Dalam Tabel 2.3 itu, Nilai UAS Dalam Bidang Studi Matematika dari
sejumlah 40 orang siswa kelas X1 SMA Tunas Cendekia berbentuk Data
Tunggal,sebab nilai tersebut tidak dikelompok-kelompokkan (ungrouped
data).

2. Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan

Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan adalah salah satu jenis tabel
statistik yang di dalamnya disajikan pencaran frekuensi dari data angka,di
mana angka-angka tersebut dikelompok-kelompokkan (dalam tiap unit
terdapat sekelompok angka

Data disajikan memalui Tabel 2.2 berbentuk Data Kelompokkan (Grouped


Data).Adapun huruf N yang terdapat pada lajur “Total” (baik yang terdapat
pada Tabel 2.1 maupun Tabel 2.2) adalah singkatan dari Number atau
Number of Gases yang berarti “jumlah frekuensi” atau “jumlah hal yang
diselidiki”,atau “jumlah individu”6
Contoh:
TABEL 2.2. Distribusi Frekuensi Tentang Usia dari Sejumlah 60 orang Guru
Matematika yang Bertugas Pada Sekolah Menengah Atas Negeri.

Usia Frekuensi
(f)
49-53 5
44-48 9
39-43 8
34-38 11
29-33 12
24-28 15
Total 60 = N

6
Ibid.hal. 40

6
3. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif

Dimaksud dengan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif ialah salah satu


jenis tabel statistik yang didalamnya disajikan frekuensi yang dihitung terus
meningkat atau: selalu ditambah-tambahkan , baik dari bawah ke atas maupun
dari atas ke bawah. 7

Contoh:

TABEL 2.3 Distributii Frekuensi Kumulatif Nilai-nilai Hasil THB Bidang


studi PMP Dari 40 Orang Siswa MTsN.

Nilai F fk (b) fk (a)


(X)
8 7 40 = N 7
7 18 33 25
6 5 15 30
5 10 10 40 = N
Total : 40 = N - -

TABEL 2.4. Distribusi Frekuensi Kumulatif Usia 50 Orang Guru


Matematika yang bertugas pada Sekolah Dasar Negeri

Usia F fk (b) fk (a)


50 - 54 5 50 = N 5
44 - 49 9 45 14
39 - 43 13 36 27
34 - 38 6 23 33
29 - 33 7 17 40
24 – 28 10 10 50 = N
Total : 50 =N - -

7
Ibid.hal. 41

7
Tabel 2.3 dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data Tunggal,
sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data yang tidak
dikelompok-kelompokkan. (lihat kolom 1). Pada kolom 2 dimuat frekuensi
asli (yakni frekuensi sebelum diperhitungkan frekuensi kumulatifnya). Kolom
3 memuat frekuensi kumulatif yang dihitung dari bawah ( 𝑓𝑘(𝑏) ), dimana
angka-angka yang terdapat pada kolom ini diperoleh dengan langkah-langkah
kerja sebagai berikut: 10 + 5 = 15; 15 + 18 = 33; 33 + 7 = 40. Hasil
penjumlahan akhir dari frekuensi kumulatif akan selalu sama dengan N
(disini N = 40). Kolom 4 memuat frekuensi Kumulatif yang dihitung dari atas
(𝑓𝑘(𝑎) ), di mana angka-angka yang terdapat pada kolom ini dieroleh dengan
langkah-langkah kerja sebagai berikut; 7 + 18 = 25; 25 + 5 = 30; 30 + 10 = 40
= N.

Adapun Tabel 2.4 kita namakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data
Kelompokan, sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data
kelompokkan. Tentang keterangan atau penjelasan lebih lanjut pada
pokoknya sama seperti keterangan yang telah dikemukakan untuk Tabel 2.3
di atas.

4. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Tabel Distribusi Frekuensi Relatif juga dinamakan Tabel Persentase.


Dikatakan “frekuensi relatif” sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah
frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam
bentuk angka persenan.

Contoh :

TABEL 2.5. Distribusi Frekuensi Relatif (Distribusi Persentase) tentang


Nilai-nilai THB Dalam Studi PMP dari sejumlah 40 Orang Siswa MTsN.

8
Nilai f Persentase
(X) (p)
8 7 17.5
7 18 45.0
6 5 12.5
5 10 25.0
Total 40 = N 100.0 = ∑ p

Keterangan:

Untuk memperoleh frekuensi relative (angka persenan) sebagaimana tertera


pada kolom 3 tabel 2.5, digunakan rumus:

𝑓
P= x 100%
𝑁

𝑓 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

p = angka persentase.

Jadi angka persenan sebesar 17.5; itu diperoleh dari:

7
x 100% = 17.5; sebesar 32.5 diperoleh dari:
40

18
x 100% = 45.0; demikian seterusnya.
40

Jumlah persentase (∑ P) harus selalu sama dengan 100.0.

Dengan cara yang sama seperti telah dikemukakan di atas, contoh


untuk Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan adalah sebagai berikut:

9
Usia 𝑓 Persentase TABEL 2.6. Distribusi
(p) Frekuensi Kumulatif Usia 50
50 – 54 5 10.0 Orang Guru Matematika yang
44 - 49 9 18.0 bertugas pada Sekolah Dasar
39 - 43 13 26.0 Negeri.
34 - 38 6 12.0
29 - 33 7 14.0
24 – 28 10 20.0
Total : 50 = N 100.0 = ∑ p

5. Tabel Persentase Kumulatif

Seperti halnya Tabel Distribusi Frekuensi Tabel Persentase atau Tabel


Distribusi Frekuensi relatif pun dapat diubah ke dalam bentuk Tabel
Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif Kumulatif).

Contoh Tabel Persentase Kumulatif adalah Tabel 2.7. untuk data


tunggal,dan Tabel 2.8 untuk data berkelompok. Penjelasan tentang bagaimana
cara memperoleh pk(b) dan pk(a) adalah sama seperti penjelasan yang telah
dikemukakan pada Tabel 2.3. (Sudijono Anas.2009: 44-45)

Tabel 2.7. Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif


Kumulatif) tentang nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40
orang siswa MTsN.

Nilai P Pk(b) Pk(a)


(X)
9 10,0 100,0=∑ 𝑝 10,0
8 15,5 90,0 25,5
7 49,5 74,5 75,0
6 25,0 25,0 100,0=∑ 𝑝
Total 100,0= ∑ 𝑝 - -

10
Tabel 2.8 Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif
Kumulatif) tentang nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40
orang siswa MTsN.

Nilai P Pk(b) Pk(a)


(X)
66-70 10,0 100,0=∑ 𝑝 10,0
61-65 15,0 90,0 25,0
56-60 25,0 75,0 50,0
51-55 20,0 50,0 70,0
46-50 10,0 30,0 80,0
41-45 20,0 20,0 100,0=∑ 𝑝
Total 100,0=∑ 𝑝 - -

C. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Dari lima macam Tabel Distribusi Frekuensi yang telah dikemukakan


contohnya di atas,hanya dua buah saja yang dipandang perlu dibahas cara
pembuatannya, yaitu: Tabel Distribusi Data Tunggal dan Tabel Distribusi
Frekuensi Data Kelompokan.

Kedua macam tabel distribusi frekuensi tersebut perlu dipelajari prosedur


dan teknik pembuatannya,sebab pekerjaan menganalisis data statistik pada
umumnya diawali dengan pembuatan salah satu diantara dua jenis tabel
distribusi frekuensi tersebut.Sedangkan prosedur dan teknik pembuatan Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif, Tabel Distribusi Frekuensi Relatif, dan Tabel
Persentase Kumulatif ;ketiga macam tabel distribusi frekuensi yang
disebutkan terakhir,dapat dibuat setelah dipersiapkan lebih dahulu Tabel

11
Distribusi Frekuensi Data Tunggalnya atau Tabel Distribusi Frekuensi Data
Kelompokannya. 8

1 . Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal

Sebelum dikemukakan mengenai cara pembuatan Tabel Distribusi


Frekuensi Data Tunggal,terlebih dahulu perlu dikemukakan bahwa Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal ada dua macam,yaitu: Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggal yang semua skornya berfrekuensi 1, dan Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang sebagian atau seluruh skornya
berfrekuensi lebih dari satu.

a. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua


Skornya Berfrekuensi 1

Misalkan dari 10 orang Mahasiswa yang menempuh Ujian Akhir Semester


dalam mata kuliah Statistika Dasar,diperoleh nilai sebagai berikut:

No. Nama Nilai


1. Aditin 87
2. Meta 88
3. Riska 75
4. Melani 80
5. Dika 72
6. Santoso 90
7. Imam 67
8. Uka 65
9. Yasmin 70
10 Zelly 50

8
Ibid. Hal 45-46

12
Apabila kita perhatikan data di atas,maka dari 10 orang mahasiswa yang
menempuh ujian akhir semester tersebut,kita dapat mengatakan bahwa semua
skor atau semua nilai yang sedang kita hadapi itu masing-masing berfrekuensi
1.
Jika data di atas kita tuangkan penyajiannya dalam bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggal,wujudnya adalah seperti Tabel 3.1
TABEL 3.1. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Ujian Akhir Semester Dalam
Mata Kuliah Statistika Dasar yang Diikuti 10 Orang Mahasiswa.

Nilai F
(X)
50 1
65 1
67 1
70 1
72 1
75 1
80 1
87 1
88 1
90 1
Total 10 = N

Karena semua skor (nilai) hasil ujian tersebut befrekuensi 1 dan semua
skor(nilai) yang ada itu berwujud Data Tunggal maka tabel di atas
dinamakan: Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya
Berfrekuensi 1.

b. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang


Sebagian atau Keseluruhan Skornya Berfrekuensi Lebih dari 1

13
Misalkan dari sejumlah 40 orang murid Sekolah Menengah Pertama yang
menempuh ulangan harian dalam mata pelajaran matematika,diperoleh nilai
hasil ulangan sebagai berikut (nama murid tersebut tidak dicantumkan di
sini):
5 8 6 4 6 7 9 6 4 5
3 5 8 6 5 4 6 7 7 10
4 6 5 7 8 9 3 5 6 8
10 4 9 5 3 6 8 6 7 6

Apabila data tersebut akan kita sajikan dalam bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi, maka langkah yang perlu ditempuh adalah:

Langkah Pertama

Mencari Nilai Tertinggi (Skor paling tinggi (Highest Score) H) dan Nilai
Terendah (Skor paling rendah (Lowest Score) L). Ternyata H = 10 dan L = 3.

Dengan diketahuinya H dan L maka kita dapat menyusun atau mengatur nilai
hasil ulangan harian itu, dari atas ke bawah,mulai dari 10 berturut-turut ke
bawah sampai dengan 3 pada kolom 1 dari Tabel Distribusi Frekuensi yang
kita persiapkan adalah seperti yang terlihat pada Tabel 3.2

Langkah Kedua

Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada,dengan bantuan jari-jari


(tallies); hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari Tabel Distribusi Frekuensi
yang kita persiapkan ( Lihat Kolom 2 Tabel 3.2).

Langkah Ketiga

Mengubah jari-jari menjadi angka biasa, dituliskan pada kolom 3 (lihat kolom
3 tabel 3.2 ), setelah selesai, keseluruhan angka yang menunjukkan frekuensi
masing-masing nilai yang ada itu lalu kita jumlahkan, sehingga diperoleh
jumlah frekuensi (𝜮 f) atau Number of cases = N.

14
Tabel 3.2 kita sebut Tabel Distribusi Data Tunggal yang seluruhan skornya
berfrekuensi lebih dari satu, sebab di samping seluruh skor (nilai)nya
merupakan data yang tidak dikelompokkan, maka seluruh skor yang ada itu
masing-masing berfrekuensi lebih dari satu. (Sudijono Anas.2009: 48-50)

TABEL 3.2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Ulangan Harian

Dalam Mata Pelajaran Matematika yang Diikuti oleh 40

Orang Murid Madrasah Ibtidaiyah.

Nilai F
Tanda/jari-jari/Tallies
(X)
10 // 2
9 /// 3
8 ///// 5
7 ///// 5
6 ///// ///// 10
5 ///// // 7
4 ///// 5
3 /// 3
Total 40 = N
Catatan:

1. Untuk melambangkan variabel (dalam contoh di atas adalah variabel


nilai),pada umumnya digunakan lambang huruf X, Y, atau Z.
2. N adalah singkatan dari Number of Cases, yang menggantikan lambang 𝜮
f (= jumlah frekuensi), karena dipandang lebih singkat.

2. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokkan

Jika penyebaran angka/skor/nilai yang akan kita sajikan dalam bentuk Tabel
Distribusi Frekuensi itu demikian luas atau besar,dan penyajiannya dilakukan

15
dengan cara seperti yang telah dikemukakan di atas, maka Tabel Distribusi
Frekuensi yang berhasil kita buat akan terlalu panjang dan memakan
tempat.Di samping itu ada kemungkinan bahwa skor yang kita sajikan
frekuensinya dalam tabel,ternyata berfrekuensi 0 karena skor tersebut tidak
terdapat dalam deretan skor yang kita hadapi.Dalam keadaan demikian, tabel
yang kita buat itu menjadi tidak menarik dan tidak dapat menggambarkan
keadaan data yang kita hadapi dengan ringkas dan jelas.

Untuk mencegah kejadian yang demikian itu, maka terhadap data statistik
(yang berbentuk angka/skor itu) perlu dilakukan pengelompokkan lebih
dahulu,setelah itu barulah dihitung frekuensi masing-masing kelompok nilai.
(Sudijono Anas.2009: 50-51).

Perhatikanlah contoh berikut ini: Misalkan dari sejumlah 80 orang siswa


kelas III SMA Jurusan Fisika diperoleh nilai hasil EBTA (Evaluasi Belajar
Tahap Akhir) dalam bidang studi Biologi, sebagai berikut (nama mereka
sengaja tidak dimuat disini).

65 54 68 70 57 61 58 62 58 60 65 60 50 60 53 74
59 67 47 63 57 60 77 55 71 55 65 53 49 65 56 70
57 60 73 58 65 57 52 66 57 66 59 69 56 64 52 58
78 55 60 54 62 75 51 60 64 62 61 61 55 48 72 56
54 61 51 59 61 60 63 59 50 60 65 59 62 67 45 80

Agar data yang berupa deretan angka yang menunjukan nilai hasil EBTA
bidang studi Biologi itu dapat disajikan dalam bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi yang baik (teratur, ringkas, dan jelas), maka perlu ditempuh cara
dan langkah sebagai berikut:

Langkah pertama

Mencari High Score (H) dan Lowest Score (L); ternyata diperoleh H = 80
dan L = 45.

16
Langkah kedua

Menetapkan luas penyebaran nilai yang ada, atau mencari banyaknya nilai,
mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi, yang biasa disebut
Total Range atau sering disingkat dengan Range saja dan diberi lambang
dengan huruf R, dengan mengunakan rumus:

R = Total Range

R = H-L+1 H = High Score (nilai tertinggi)

L = Lowest Score (nilai terendah)

1 = Bilangan konstan

Diatas kita telah kita ketahui: H =80 dan L = 45, maka dengan mudah
dapat diperoleh R, yaitu R = 80-45+1 = 36. Angka 36 ini mengandung arti
bahwa apabila kita menghitung banyaknya nilai mulai dari terendah sampai
nilai tertinggi pada data yang telah dikemukan di atas, akan diperoleh
sebanyak 36 butir nilai. Karena H = 80 dan L = 45, maka kalau kita
menderetkan nilai mulai dari 45 sampai 80 akat terdapat 36 nilai;
perhatikanlah: 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59,60, 61,
62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76 ,77, 78, 79, 80 = 36
butir nilai.

Langkah ketiga

Menetapkan besar atau luasnya pengelompokan data untuk masing-masing-


masing kelompok data. Yang dimaksud disini adalah: karena data berupa nilai
hasil EBTA ini akan disajikan dalam bentuk data kelompok, maka perlu kita
terapkan dahulu, masing-masing kelompok data( masing-masing interval)
akan terdiri dari berupa nilai.

17
Untuk menetapkan basar atau luas dari masing-masing interval nilai yang
akan kita sajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi, ada beberapa macam
cara atau pedoman yang dapat dipergunakan. Salah satu di antaranya yang
diperkenalkan di sini ialah:

R
sebaiknya menghasilkan bilangan yaang besarnya 10 s/d 20
i

R = Total Range

i = interval kelas, yaitu luasnya pengelompokan data yang


dicari, atau kelas interval

10 s/d 20 maksudnya disini ialah bahwa jumlah kelompokan data yang akan
disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi itu sebaiknya tidak kurang dari 10 dan
tidak lebih dari 20.

Sebagian para ahli Statistik berpendapat bahwa Tabel Distribusi Frekuensi


yang manis dan rapi adalah tabel Distribusi Frekuensi yang baris-baris
pengelompokan datanya minimal 10 buah dan maksimal 20 buah.

Karena R = 36, maka

R 36
= = 10 → 20
i i

Dengan mudah dapat kita terapkan i sebesar 3 (i = 3), sebab bilangan 36


apabila dibagi dengan bilangan 3 hasilnya = 12 dan bilangan 12 ini terletak
antara bilangan 10 sampai dengan 20. Dengan ditetapkan i sebesar 3 maka
kita dapat mengtakan bahwa deretan interval yang akan terdapat dalam
tabel distribusi frekkuensi adalah sebanyak 12 buah.

Langkah keempat

Menetapkan bilangan dasar masing-masing interval yang akan dibuat


dalam tabel. Bilangan dasar interval ialah bilangan yang merupakan batas
antara intetrval yang satu dengan interval yang lain.

18
Dalam menetapkan bilangan dasar masing-masing interval itu, para ahli
statistik mengemukakan pedoman sebagai berikut:

Pertama: bilangan dasar interval itu sebaiknya adalah yang merupakan


kelipatan dari i. Dengan kata lain: bilangan dasar interval itu
sebaiknya dipilihkan bilangan yang dapat dibagi dengan i. Kalau
pedoman ini kita terapkan pada data yang sedang kita hadapi
maka bilangan dasar interval yang memenuhi syarat adalah
bilangan: 78, 75, 72, 69, 66, 63, 60, 57, 54, 51, 48, dan 45. Kedua
belas bilangan inilah yang akan mengawali tiap-tiap interval
dalam tabel distribusi yang akan kita buat.

Kedua: dalam menetapkan bilangan dasar interval itu harus


diperhatikansedemikian rupa, sehingga dalam interval yang
tertinggi (interval paling atas) harus terkandung Nilai Tertinggi
dan dalam interval terendah (interval paling bawah) harus
terkandung Nilai terendah. Marilah kita perhatikan data kita: Nilai
Tertinggi yang kita miliki adalah = 80, sedang Nilai Terendah =
45. Karena i telah ditetapkan sebesar 3, sedangkan bilangan dasar
dari interval yang tertinggi yang akan tercantum dalam tabel kita
nanti adalah: 78 - 80. Disini kita lihat bahwa Nilai Tertinggi
sebesar 80 telah terkandung atau tercakup dalam interval paling
atas. Demikian pula karena bilangan dasar interval paling bawah
sudah kita tetapkan sebesar 45, sedangkan i telah kita tetapkan
sebesar 3, berarti interval terendah yang akan dicatumkan dalam
tabel nanti adalah: 45 – 47. Disini sudah kita lihat bahwa Nilai
Terendah sudah terkandung atau tercakup pada interval paling
bawah. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahw a baik
interval class ( i ) maupun bilangan-bilangan dasar interval yang
telah kita pillih atau kita tetapkan itu, telah memenuhi pedoman
yang telah digariskan oleh para ahli statistik.

19
Langkah kelima

Mempersiapkan Tabel Distribusi Frekuensinnya, yang terdiri dari tiga


kolom. Kolom 1 diisi dengan interval nilai yang banyaknya 12 baris (
seperti yang telah kita tetapkan tadi), kolom 2 adalah kolom untuk
membubuhkan “tanda-tanda” atau “jari-jari” sebagai pertolongan dalam
menghitung frekuensi, sedangkan kolom 3 berisi frekuensi.(perhatikan tabel
3.3)

Tabel 3.3. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil EBTA dalam bidang studi
Biologi dari sejumlah 80 siswa kelas III SMA Jurusan Fisika.

interval Tanda/ Jari-Jari F


78-80 // 2
75-77 // 2
72-74 /// 3
69-71 //// 4
66-68 //// 5
63-65 //// //// 10
60-62 //// //// //// // 17
57-59 //// //// //// 14
54-56 //// //// / 11
51-53 //// / 6
48-50 //// 4
45-47 // 2
Total: 80 = N

Langkah keenam

Menghitung frekuensi dari tiap-tiap nilai yang ada, dengan bantuan “tanda-
tanda” atau “ jari-jari” seperti terlihat pada kolom 2; setelah itu dapat
diselesaikan, selanjutnya “jari-jari” itu kita ubah menjadi angka biasa dan

20
kita tuliskan pada kolom 3. Akhirnya menjadi menjadi angka biasa dan kita
tuliskan pada kolom 3 itu kita jumlahkan, sehingga diperoleh f atau N
sebesar 80.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah-satu tugas statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah meyajikan atau


mndeskripsikan data angka yang telah dikumpulkan menjadi lebih teratur,
ringkas, dan lebih dapat memberikan gambaran yang jelas. Salah satu
penyajian data adalah menggunakan tabel.Dengan adanya data yang disajikan
menggunakan tabel, sebuah informasi dapat dipahami dengan mudah tanpa
menggunakan kalimat-kalimat penjabaran.Adanya tabel dapat memudahkan
dalam membaca informasi dari data yang disajikan karena data tersebut telah
disusun secara teratur atau sistematis

Tabel distribusi frekuensi sendiri terbagi atas lima macam ,yaitu: Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal,Tabel Distribusi Frekuensi Data
Kelompokan,Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif, dan Tabel Distribusi
Frekuensi Relatif ( Tabel Persentase). Berbagai macam penyajian data dalam
bentuk tabel ini tidak lain adalah agar data yang telah dikumpulkan dapat
lebih tergambarkan dengan jelas dan sistematis.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT Raja


Grafindo Persada

Furqon. 2004. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA

Harahap, B. dan ST. Negoro.1998. Ensiklopedia Matematika. Ghalia


Indonesia

Supranto, J. 1985.Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta :Erlangga

23

Anda mungkin juga menyukai