Disusun Oleh:
HAMDANI
Dosen pembantu:
keseringan atau jarang-kerapnya. Dalam statistic berarti angka yang menunjukkan berapa
kali suatu variable (yang dilambangkan dengan angka-angka itu) berulang dalam deretan
angka tersebut.
B. Perumusan Masalah
3. Grafik batang ?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata frekuensi yang dalam bahasa inggrisnya adalah frequency berarti “kekerapan”,
angka (bilangan) yang menunjukkan seberapa kali suatu variabel (yang dilambangkan
dengan angka-angka itu) berulang dalam deretan tersebut, atau berapa kalikah suatu
variabel (yang dilambangkan dengan angka itu) muncul dalam deretan angka tersebut.
frekuensi”, atau “pencaran frekuensi”. Dalam statistic, Distribusi frekuensi kurang lebih
gejala atau variabel yang dilambangkan dengan angka itu yang telah tersalur, terbagi, atau
terpancar.
1. Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya. Tujuannya
2. Membuat kategori atau kelas yaitu data dimasukkan ke dalam kategori yang sama,
berdasarkan penyebaran frekuensinya. Tabel distribusi frekuensi terdiri dari atas baris
(horizontal), kolom (vertikal), dan sel (isi antara pertemuan baris dan kolom). Jumlah
baris, kolom, dan sel dibuat sesuai dengan keperluan. Menyusun dan menyajikan data
dalam distribusi frekuensi tunggal (untuk macam dan jumlah data yang sedikit).
2
Contoh : Nilai ujian Fisika siswa kelas X SMAN1 Padang adalah sebagai berikut:
78, 89, 76, 75, 85, 87, 86, 88, 80, 79, 90, 93, 81, 82
frekuensi tunggal merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit.
Dari data di atas tidak tampak adanya pola yang tertentu maka agar mudah
Daftar di atas sering disebut sebagai distribusi frekuensi dan karena datanya
Data Tunggal, terlebih dahulu perlu dikemukakan bahwa Tabel Distribusi Frekuensi Data
Tunggal ada dua macam, yaitu: Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang semua
skornya berfrekuensi 1, dan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang sebagian atau
a. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya
Berfrekuensi 1
3
Misalkan dari 10 orang Mahasiswa yang menempuh Ujian Akhir Semester dalam
menempuh ujian akhir semester tersebut,kita dapat mengatakan bahwa semua skor atau
Jika data di atas kita tuangkan penyajiannya dalam bentuk Tabel Distribusi
b. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Sebagian atau
menempuh ulangan harian dalam mata pelajaran penjas nilai ujian akhir lompat
tinggi siswa kerlas X SMA N 1 Padang (nama murid tersebut tidak dicantumkan di
sini):
5 8 6 4 6 7 9 6 4 5
3 5 8 6 5 4 6 7 7 10
4 6 5 7 8 9 3 5 6 8
10 4 9 5 3 6 8 6 7 6
Apabila data tersebut akan kita sajikan dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi,
4
Langkah Pertama
Mencari Nilai Tertinggi (Skor paling tinggi (Highest Score) H) dan Nilai
Dengan diketahuinya H dan L maka kita dapat menyusun atau mengatur nilai
hasil ulangan harian itu, dari atas ke bawah,mulai dari 10 berturut-turut ke bawah sampai
dengan 3 pada kolom 1 dari Tabel Distribusi Frekuensi yang kita persiapkan adalah
Langkah Kedua
(tallies); hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari Tabel Distribusi Frekuensi yang kita
persiapkan
Langkah Ketiga
Mengubah jari-jari menjadi angka biasa, dituliskan pada kolom 3 pada tabel
nilai yang ada itu lalu kita jumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi (𝜮 f) atau
berfrekuensi lebih dari satu, sebab di samping seluruh skor (nilai)nya merupakan data
yang tidak dikelompokkan, maka seluruh skor yang ada itu masing-masing berfrekuensi
TABEL.
5
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Ulangan Harian Dalam Mata Pelajaran Matematika yang
Tabel. 1. nilai ujian akhir lompat tinggi siswa kerlas X SMA N 1 Padang
9 /// 3 5 38
8 ///// 5 10 35
7 ///// 5 15 30
6 ///// ///// 10 25 25
5 ///// // 7 32 15
4 ///// 5 37 8
3 /// 3 40 3
Jumlah N= 40
Catatan:
6
1. Untuk melambangkan variabel (dalam contoh di atas adalah variabel nilai),pada
statistik menyediakan cara lain dalam penyajian data angka yaitu dengan membuat grafik
atau diagram.
1) Penyajian data statistik melalui grafik tampak lebih menarik daripada melalui Tabel
Distribusi Frekuensi.
2) Grafik secara lebih cepat memperlihatkan gambaran umum dan menyeluruh tentang
dengan tabel.
3) Grafik yang dibuat menurut aturan yang tepat dan benar akan terasa lebih jelas dan
(i) Membuat grafik jauh lebih sukar dan memakan waktu, biaya serta alat, tidak
(ii) Data yang dapat disajikan dalam grafik amatlah terbatas, sebab apabila datanya
banyak sekali maka lukisan grafiknya akan menjadi terlalu ruwet dan memusingkan:
(iii) Grafik pada kebanyakannya bersifat kurang teliti. Dalam tabel dapat dimuat angka
sampai tingkat ketelitian yang setinggi-tingginya (misalnya: 6.343, 7001, 0.125 dan
sebagainya dapat dimuat dalam tabel, namun tidak mungkin dilakukan pada grafik).
(Sudijono, 2008:60)
7
Dengan demikian jelaslah bahwa baik Tabel Distribusi Frekuensi maupun grafik,
yang terdapat pada Tabel Distribusi Frekuensi merupakan keunggulan grafik, sebaliknya
keunggulan yang dimiliki oleh Tabel Distribusi Frekuensi merupakan kelemahan grafik.
Itulah sebabnya apabila di dalam penyajian data statistik, dikehendaki tingkat ketelitian
yang semaksimal mungkin dan keterangan yang selengkap mungkin, sebaiknya data
statistik itu kita sajikan dalam bentuk tabel. Sebaliknya apabila penyajian data statistik itu
dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum secara tepat, sebaiknya data statistik
itu kita sajikan dalam bentuk grafik. Walhasil, kedua alat penyajian data itu dapat saling
mengisi atau saling melengkapi. Kelemahan yang dimiliki oleh Tabel Distribusi
Frekuensi, diatasi oleh grafik; sebaliknya, kelemahan yang dimiliki oleh grafik dapat
C. Grafik Batang
Penyajian data dalam gambar akan lebih menjelaskan lagi persoalan secara
visual. Data variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat disajikan dalam
diagram batang. Data tahunan pun dapat disajikan dalam diagram ini asalkan tahunnya
tidak terdapat terlalu banyak. Untuk menggambar diagram batang diperlukan sumbu datar
dan sumbu tegak yang berpotongan tegak lurus. Sumbu datar dibagi menjadi beberapa
skala bagian yang sama: demikian pula sumbu tegaknya. Skala pada sumbu tegak dengan
skala pada sumbu datar tidak perlu sama. Kalau diagram dibuat tegak, maka sumbu datar
dipakai untuk menyatakan atribut atau waktu. Kuantum atau nilai data diganbar pada
sumbu tegak.
Data yang terbentuk kategori atau nominal sangat sesuai apabila disajikan dalam
bentuk diagram batang. Dalam menyusun diagram ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yakni :
8
Kedua garis itu berpotongan tegak lurus. Sumbu datar disebut sumbu X,
sedangkan sumbu tegak disebut sumbu Y. Skala sumbu datar hendaklah sama,
demikian juga pada sumbu tegak. Tapi antara kedua sumbu itu tidak perlu sama
skalanya.
d. Nama diagram
dalam bahasa yang jelas, pendek dan tepat sehingga dengan mudah orang dapat
e. Letak masing-masing batang terpisah antara yang satu dengan yang lain.
mewakili nilai-nilai data kelas dan skala vertikal mewakili nilai frekuensinya. Tinggi
batang sesuai dengan nilai frekuensinya, dan batang satu dengan lainnya saling
berdempetan, tidak ada jarak/ gap diantara batang. Kita dapat membuat histogram seperti
69, 45, 69, 56, 45, 69, 80, 70, 56, 69, 56, 70, 69
9
Tabel . Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Siswa (X)
Tally/Tabulas
Xi Fi fr (%)
i
45 II 2 12,5
56 IIII 4 25
69 IIII I 6 37,5
70 III 3 18,75
80 I 1 6,25
16 100
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
10
A. Kesimpulan
Tabel distribusi frekuensi data tunggal adalah distribusi yang tidak menggunakan
batang adalah suatu gambar untuk lebih mudah dalam menyajikan atau menjelaskan
B. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian bahan
maupun dalam segi penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran pembaca agar karya tulis ini bisa menjadi lebih berguna.
DAFTAR PUSTAKA
11
Sudjana. 2005. Metoda statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung
http://distribusi-frekuensi/statistika/pdf
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/25/pengertian-distribusi-dan-penyajiannya.html
http://fabiay007.blogspot.com/2013/03/penyajian-data-dalam-bentuk-tabel.html
12