Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan penelitian dimulai dari pengumpulan data atau informasi,
menyajikan data, dan dilanjutkan dengan mengolah atau menganalisis data.
Statistika adalah sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk
mengumpulkuan, menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data.
Keberadaan statistik sangat penting untuk membantu mengumpulkan dan
mengolah data yang didapatkan setelah melakukan penelitian. Hasil analisis
memberikan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan dalam menarik
kesimpulan penelitian secara benar, layak dan teliti.
Statistika memiliki arti yang berbeda dengan statistik. Statistika adalah
pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan fakta,
pengolahan serta pembuatan keputusan berdasarkan fakta dan analisis yang
dilakukan. Sedangkan menurut (Sudijono, 2008), statistik adalah rekapitulasi dari
fakta berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk tabel dan diagram
untuk mendeskripsikan suatu permasalahan.
Dalam pengambilan keputusan berdasarkan statistika, selain harus
memperhatikan jenis data, populasi, teknik sampling dan sampel, hal lain yang
menjadi tidak kalah penting adalah cara penyajian data. Untuk dapat memahami
data dengan mudah, maka baik data kuantitatif maupun kualitatif harus disajikan
dalam bentuk yang ringkas dan jelas. Menurut, Supranto (2000) salah satu cara
untuk meringkas data adalah dengan distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan
data. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai distribusi frekuensi
dan ukuran tendensi sentral.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi frekuensi dalam statistik olah data?
2. Apa yang dimaksud dengan tendensi sentral dalam statistik olah data?
3. Bagaimana letak kedudukan tendensi sentral dalam statistik olah data?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui distribusi frekuensi dalam statistik olah data
2. Mengetahui tendensi sentral dalam statistik olah data
3. Mengetahui letak kedudukan tendensi sentral dalam statistik olah data

D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan bagi pembaca tentang pengertian distribusi
frekuensi dan tendi sentral
2. Menambah pengetahuan bagi pembaca tentang berbagai contoh dan cara
pengaplikasian distribusi frekuensi dan tendi sentral dalam mengolah data.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Statistika
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan, penyajian, pengilahan, analisis data serta penarikan kesimpulan.
Statistika dapat dianggap sebagai kumpulan angka-angka yang diolah denagn
metode sehingga kumpulan angka tersebut dapan “dibicarakan”. Dalam arti
kumpulan angka tersebut disajikan dalam bentuk tabel atau diagram, selanjutnya
dianalisis dan ditarik kesimpulan. Hal ini merupakan pengetahuan tersendiri yang
disebut statistika.
Statistika dalam pengertian sebagai ilmu dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Statistika deskriptif (perian) mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran objek yang diteliti sebagaimana adanya tanpa menarik
kesimpulan atau generalisasi. Dalam statistika deskriptif ini dikemukakan
cara-cara penyajian data dalam bentuk tabel maupun diagram, penentuan
rata-rata (mean), modus, median, rentang serta simpangan baku.
2. Statistika inferensial (induktif) mempunyai tujuan untuk penarikan
kesimpulan. Sebelum menarik kesimpulan dilakukan suatu dugaan yang
dapat diperoleh dari statistika deskriptif (Purnomo, 2016).
B. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah susunan data yang berupa angka, yang diurut
menurut besarnya atau kategorinya. Susunan data angka tersebut disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Dalam susunan data tersebut menunjukkan
penyebaran skor yang merupakan frekuensi skor-skor setiap kasus yang termuat di
dalam suatu skor. Penyusunan data ke dalam tabel distribusi frekuensi bertujuan
untuk meringkas dan menyajikan data untuk keperluan analisis berikutnya. Ada
dua bentuk distribusi frekuensi yaitu distribusi frekuensi tunggal dan distribusi
frekuensi bergolong (Budiwanto, 2016).

3
Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian data berdasarkan
pengelompokan data dalam kelas-kelas interval dengan frekuensi tertentu. Fungsi
penyajian data dengan tabel distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan
membaca atau mengomunikasikan sekumpulan data yang lebih besar.
Pengelompokan data berfrekuensi ke dalam kelas-kelas interval dapat diurutkan
dari data terkecil ke terbesar atau sebaliknya (Kadir.2018).
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Distribusi frekuensi tunggal dibuat dengan cara menyusun skor-skor
data ke dalam tabel menurut urutan besarnya atau kategorinya. Data-data yang
skornya sama maka dituliskan frekuensinya dalam satu katagori. Tabel
distribusi frekuensi tunggal biasanya dibuat atau digunakan jika rentangan
(range) penyebaran data antara skor tertinggi dan terendah tidak terlalu besar,
selain itu jumlah data tidak terlalu banyak. Berikut ini contoh menyusun data
hasil tes keterampilan servis bolavoli dengan tabel distribusi frekuensi. Data
mentah hasil tes keterampilan servis bola voli adalah sebagai berikut:

40 40 41 40 41 40 38 42 44 39 39 37 36 43 43 38 40 42 42 36 39 38 41 39 38
37 40 40 41 40 37 39 40 39 40 39 38 41 38 38 41 39 37 41 37 40 41 42 43 40

Data tersebut di atas belum disusun dengan baik, maka harus disusun dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi tunggal dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Membuat kolom untuk menuliskan kategori skor (X), jarijari (talies)
dan frekuensi (f).
b. Pada kolom kategori skor dituliskan angkaangka dari kategori skor
tertinggi sampai dengan yang terendah.
c. Pada kolom jari-jari dituliskan jari-jari berdasarkan skor-skor yang
termuat dalam setiap kategori tersebut.

4
d. Pada kolom frekuensi dituliskan jumlah jari-jari yang merupakan
frekuensi skor yang termuat dalam setiap kategori tersebut (Budiwanto
S. , 2014)
Hasil pembuatan tabel distribusi freuensi tunggal data hasil tes servis tersebut
di atas disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil data tes servis
Skor (X) Jari-jari (Talis) Frekuensi (f)
44 / 1
43 /// 3
42 //// 4
41 ///// /// 8
40 ///// ///// // 12
39 ///// /// 8
38 ///// // 7
37 ///// 5
36 // 2
Jumlah 50
2. Distribusi Frekuensi Bergolong
Distribusi frekuensi bergolong (distribusi frekuensi interval), adalah
skor-skor data yang dituliskan dalam tabel distribusi frekuensi dengan cara
mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok, golongan atau katagori
dengan interval tertentu. Penyajian data dengan tabel distribusi frekuensi
bergolong dilakukan jika penyebaran skor data mempunyai rentangan yang
besar, dan mempunyai jumlah data yang banyak. Untuk menyusun dan
menyajikan data menggunakan tabel distribusi bergolong perlu dipahami lebih
dahulu istilahistilah rentangan skor, interval kelas, lebar kelas, batas kelas,
dan titik tengah kelas (Budiwanto S. , Metode Statistik untuk Analisis Data
Bidang Keolahragaan, 2014)

5
Skor rentang (range) adalah nilai yang diperoleh dari selisih antara
skor paling tinggi (high score) dengan skor yang paling rendah (low score)
dari suatu distribusi data. Dengan kata lain, rentang skor adalah besarnya jarak
antara skor paling tinggi dengan skor paling rendah. Contoh, skor paling
tinggi suatu distribusi frekuensi adalah 97, dan skor paling rendah 54, maka
besarnya rentangan skor (range) adalah 97–54 = 43. Skor rentang seringkali
digunakan untuk mengetahui sebaran data-data suatu distribusi frekuensi.
Interval kelas sering disebut juga interval atau kelas, diberi simbol k.
Interval kelas adalah golongan-golongan, kelompok-kelompok atau
katagorikatagori skor (angka) dalam suatu distribusi frekuensi. Banyaknya
interval kelas dalam suatu tabel distribusi frekuensi bergolong disarankan
antara tujuh sampai dengan sepuluh interval kelas. Hal tersebut bertujuan agar
jika data disajikan dalam bentuk grafik, maka bentuk grafik tersebut tidak
terlalu lancip atau tidak terlalu datar. Setiap interval kelas memuat skor-skor.
Banyaknya skor yang termuat di dalam suatu interval kelas menunjukkan
lebar kelas atau lebar interval diberi simbol i.
Untuk menentukan besarnya lebar kelas digunakan rumus sebagai
berikut :

i=
Keterangan :
i : besarnya lebar kelas
R : besarnya rentangan (range)
k : banyaknya kelas
C. Macam-macam Tabel Distribusi Frekuensi
Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantara dalam bentuk tabel distribusi frekuensi absolut,
relatif dan tabel distribusi frekuensi kumulatif.

6
a. Tabel Distribusi Frekuensi Absolut
Menurut (Supangat, 2008), distribusi frekuensi absolut yaitu suatu
jumlah bilangan yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok
tertentu, apa adanya. Contohnya:
Tabel 2. Contoh tabel distribusi frekuensi absolut
Nilai Interval Frekuensi
31 – 40 2
41 – 50 3
51 – 60 5
61 – 70 14
71 – 80 24
81 – 90 20
91 – 100 12
Jumlah 80
b. Tabel distribusi frekuensi relative
Frekuensi relatif adalah daftar distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam
bentuk relatif (presentase), dalam hal ini banyaknya data (frekuensi data) yang
terdapat dalam setiap interval kelas dinyatakan dalam bentuk persen. Frekuensi
yang disajikan bukanlah frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang
dituangkan dalam bentuk angka persenan.

P=
Keterangan :
f = frekuensi yang dicari presentasenya
N = jumlah frekuensi
P = angka presentase
Contoh:
Tabel 3. Contoh tabel distribusi frekuensi relatif
Nilai Interval Frekuensi (%) 2/8 x 100% = 2,50%
31 – 40 2,50 
41 – 50 3,75 Dst.
51 – 60 6,25

7
Nilai Interval Frekuensi (%) 2/8 x 100% = 2,50%
61 – 70 17,50
71 – 80 30,00 Dst.
81 – 90 25,00
91 - 100 15,00
Jumlah 80

c. Distribusi frekuensi kumulatif


Distribusi frekuensi kumulatif adalah penyajian data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dengan cara melakukan penjumlahan frekuensi dalam frekuensi.
Model distribusi frekuensi kumulatif dibagi menjadi 2 yaitu distribusi frekuensi
kurang dari dan ditribusi kumulatif lebih dari (Supangat, 2008).
Tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi
frekuensi biasa, dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Dalam daftar
distribusi frekuensi kumulatif dikenal dua macam distribusi frekuensi, yaitu:
1) Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari
Frekuensi kumulatif lebih dari didefinisikan sebagai jumlah frekuensi
semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada tiap-
tiap kelas. Frekuensi kumulatif positif dilambangkan f k  .

Tabel 4. Contoh tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari


Nilai Interval Frekuensi Kumulatif (f k  )
 31 80
 41 78
 51 75
 61 70
 71 56
 81 32
 91 12
 101 0
2) Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
Frekuensi kumulatif kurang dari didefinisikan sebagai jumlah frekuensi
semua nilai amatan yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi atas pada tiap-
tiap kelas. Frekuensi kumulatif positif dilambangkan f k  .

8
Tabel 5. Contoh tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
Nilai Interval Frekuensi Negatif (f k  )
 31 0
 41 2
 51 5
 61 10
 71 24
 81 48
 91 68
 101 80

d. Cara Menyajikan Tabel Distribusi Frekuensi


a. Grafik
Selain dengan tabel, penyajian data yang cukup popular dan
komunikatif adalah dengan grafik. Pada umumnya terdapat dua macam
grafik yaitu grafik garis (polygon) dan grafik batang (histogram). Grafik
batang dapat dkembangkan lagi menjadi grafik balok (tiga dimensi).
1) Grafik batang (histogram)
Histogram adalah model penyajian data dalam bentuk diagram batang.
Diagram ini dibentuk berdasarkan data yang terdapat pada tabel distribusi
frekuensi, dengan ketentuan garis horizontal (mendatar) digunakan untuk
tempat kedudukan batas bawah dan batas atas dari interval-interval kelas
pada tabel yang dimaksud, sedangkan garis vertical digunakan sebagai
tempat kedudukan frekuensinya. Karena garis horizontal pada diagram ini
merupakan tempat kedudukan dari batas bawag dan batas atas interval
kelasnya, maka diagram batang tersebut akan saling berimpit antara batang
yang satu dengan batang yang lain (Supangat, 2008).
Pada grafik batang, visualisasi data difokuskan pada luas batang (panjang x
lebar), namun kebanyakan penyajian data dengan grafik batang, lebar batang
dibuat sama, sedangkan yang bervariasi adalah tingginya (Sugiyono, 2007).

9
Frekuensi
Keterangan:
14
64,5
12
67,5
10
70,5
8
73,5
6
76,5
4
79,5
2 81,5
0
64,5 67,5 70,5Frekuensi
73,5 76,5 79,5 81,5

Gambar 1.1 Histogram Nilai ujian mata kuliah statistik 40 mahasiswa

2) Grafik garis (polygon)


Grafik garis (polygon) adalah suatu garis bersambungan yang mehubungkan
titik tengah ujung bagian atas batang histogram.biasanya ditambah dua segmen garis
lain yang menghubungkan titik tengah ujung batang pertama dengan pengandaian
nilai tengah kelas sebelumnya dan titik ujung terakhir dengan pengandaian titik
tengah kelas stelah kelas terakhir, dimana frekuensi dua segemen tersebut bernilai nol
(Mahdiyah, 2014)
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu keadaan.
Perkembangan tersebut dapat naik turun, hal ini akan terlihat secara visual melalui
garis dalam grafik. Yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik garis adalah
ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan
jumlah hasil observasi (Sugiyono, 2007).

10
14
64,5
12
67,5
10
70,5
8
73,5
6
76,5
4
79,5
2 81,5
0
64,5 67,5 Frekuensi
70,5 73,5 76,5 79,5 81,5

Gambar 1. 2 Poligon Nilai ujian mata kuliah statistik Mahasiswa

3) Diagram lingkaran (piechart)


Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram
lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai
kelompok. Contoh:

Gambar 1.3. Diagram lingkaran pengunjung website media kreatif 2012


D. Tendensi sentral
Pengukuran nilai sentral merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk
mengukur besarnya nilai rata-rata dari distribusi data yang telah diperoleh dalam
penelitian tersebut. Sedangkan menurut (Riduwan, 2013), pengukuran tendensi
sentral merupakan (pengukuran gejala pusat) dan ukuran penempatan (ukuran

11
letak sebagai pengembangan dari beberapa penyajian data yang berbentuk tabel,
grafis dan diagram). Pengukuran tendensi sentral dan ukuran penempatan
digunakan untuk menjaring data yang menunjukkan pusat atau pertengahan dari
gugusan data yang menyebar. Harga rata-rata dari kelompok data itu,
diperkirakan dapat mewakili seluruh harga data yang ada dalam kelompok
tersebut, Atau dapat diartikan secara singkat bahwa ukuran tendensi sentral
adalah ukuran atau nilai tunggal yang mewakili keseluruhan data.
Syarat-syaratnya dari tendemsi sentral adalah sebagai berikut :
1. Harus dapat mewakili rangkaian data
2. Perhitungannya harus didasarkan pada Seluruh data
3. Perhitungannya harus objektif
4. Perhitungannya harus mudah
5. Dalam suatu rangkaian hanya ada 1 nilai sentral
Mengukur besarnya nilai rata-rata, maka perlu dibedakan secara jelas
pengelompokkan data tersebut ke dalam data yang berkelompok (Group Data)
atau data yang tidak berkelompok (Un-group Data).Di samping pengelompokkan
data, perlu dipertimbangkan pula metode penelitian yang dilakukan dalam
pengumpulan datanya, apakah berdasarkan populasi atau data sampel. Apabila
penelitian dilakukan berdasarkan populasi, maka sifat-sifat (karakteristik) dari
populasi tersebut disebut sebagai parameter, tetapi bila penelitian dilakukan
dengan data sampel maka sifat-sifat (karakteristik) dari sampel tersebut disebut
sebagai statistik. Jadi pada dasarnya statistik dipergunakan untuk menarik
kesimpulan terhadap sifat-sifat populasi yang sebenarnya berdasarkan hasil
pengamatan data sampel. Secara garis besar Perbedaan antara Parameter dan
Statistik adalah sebagai berikut : Tabel 6. Parameter Statistika.
No. Variabel Populasi (Parameter) Sampel (Statistik)
1. Nilai rata- rata µ ֿx
2. Variasi σ2 s2
3. Standart deviasi σ s
4. Proporsi π ρ

12
Ukuran tendensi sentral yang sering digunakan dalam penelitian adalah mean
(rataan), median dan modus.
1. Mean ( Nilai rata- rata)
Mean menunjukkan nilai rata-rata dan pada data yang tersedia dimana nilai
rata-rata hitung merupakan penjumlahan bilangan atau nilai daripada pengamatan
dibagi dengan jumlah pengamatan yang ada. Sedangkan menurut (Siregar, 2010),
rata-rata hitung adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah data.
Mean adalah jumlah nilai dibagi dengan jumlah atau banyaknya individu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa Rata-rata hitung adalah jumlah dari seluruh data dibagi
dengan jumlah atau banyaknya data.
a. Data tunggal
Berikut adalah rumus mean data tunggal menurut Siregar (2010):

𝑥=

Keterangan : 𝑥 = mean
∑ = nilai tiap
n = jumlah data

Contoh soal : Apabila ada 6 orang mahasiswa menikuti tes dengan nilai
masing-masing 80,70,90,50,85,60. Carilah nilai rata-rata hitungnya (mean).

Hasilnya 𝑥 = = 72,5

b. Data kelompok
Rumus mean untuk data berkelompok menurut Siregar (2010) adalah:

𝑥=
Keterangan : 𝑡𝑖 = titik tengah kelas ke i

13
𝑓𝑖 = frekuensi kelas ke i
𝑥 = mean
NILAI FREKUENSI Midpoint (𝑡𝑖) Frek x Midpoint
(𝑓𝑖)
34 – 38 2 36 72
39 – 43 3 41 123
44 – 48 5 46 230
49 – 53 7 51 357
54 – 58 10 56 560
59 – 63 25 61 1525
64 – 68 20 66 1320
69 – 73 10 71 710
74 – 78 9 76 684
79 – 83 9 81 729
Total ∑f = 100 ∑fx = 6310

Jadi 𝑥 = = 63,1
2. Modus
Riduwan (2010), mengatakan bahwa modus ialah nilai dari beberapa data yang
mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berbentuk
distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data. Sedangkan Rachman
(1996) berpendapat bahwa dalam sebaran frekuensi tunggal, Modus adalah nilai
variabel yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam sebaran dan frekuensi
bergolong modus secara kasar adalah titik tengah interval kelas yang mempunyai
frekuensi tertinggi dalam sebaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa modus adalah nilai
dari beberapa data yang memiliki frekuensi tertinggi baik terbanyak dalam
pengamatan.
a. Data tunggal (tidak berkelompok)
Siregar (2010), menyatakan menghitung modus dengan data tunggal dilakukan
dengan sangat sederhana,yaitu dengan cara mencari nilai yang paling sering
muncul diantara sebaran data. Contoh soal :

14
Diketehui ulangan harian untuk pelajaran biologi untuk 10 siswa, adalah
sebagai berikut : 64,81,71,75,75,85,75,71,75,81.
Penyelesaian Modus nilai ulangan harian pelajaran biologi, yaitu pada nilai 75,
karena muncul 4 kali.
b. Data kelompok Berikut adalah rumus modus untuk data kelompok

𝑀𝑜 = 𝐵𝑏 +𝑃( )
Keterangan :
Mo = modus
Bb = batas bawah kelas yang mengandung nilai modus
P = panjang kelas
F1 = selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan frekuensi sebelum
kelas modus (fsb)
F2 = selisih antara nilai frekuensi di kelas modus
(f) dengan frekuensi sesudah kelas modus (fsd)
Interval kelas Frekuensi Tepi Kelas
30 –39 4 29.5
40 –49 6 39.5
50 –59 8 49.5
60 –69 12 59.5
70 –79 9 69.5
80 –89 7 79.5
90 –99 4 89.5
99.5
Berapakah modus dari nilai statistika ?
Penyelesaian
1) Mencari nilai frekuensi (f) yang terbanyak, yaitu sejumlah 12.
Sehingga nilai modus terletak di interval kelas ke-4.
2) Menentukan batas bawah kelas modus (Bb) Bb = 60 – 0,5 = 59,5
3) Menentukan panjang kelas modus P = 60 sampai 69 = 10
4) Menghitung nilai F1
F1 = f – fsb = 12 – 8 = 4

15
5) Mengitung nilai F2
F2 = f – fsd = 12-9 = 3
6) Menghitung nilai modus
𝑀𝑜 = 59,5 +10 ( ) = 65,2

3. Median
Median adalah suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi
bagian bawah dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas (Rachman, 1996 :
19). Menurut Saleh (1998), median merupakan ukuran rata-rata yang
pengukurannya didasarkan atas nilai data yang berada ditengah-tengah
distribusi frekuensinya. Sedangkan menurut Siregar (2010), median ialah nilai
tengah dari gugusan data yang telah diurutkan (disusun) dari data terkecil
sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil.
Jadi dapat disimpulkan bahwa median adalah nilai tengah dari data yang
terlebih dahulu diurutkan dari data yang terkecil sampai data yang terbesar
ataupun dari data yang terbesar sampai data yang terkecil.
a. Data Tunggal (Data tidak berkelompok)
Menurut Siregar (2010 : 32-33), rumus median data tidak berkelompok

Letak median =

Untuk data ganjil : 2 5 3 4 5 n=5


Caranya :
a) Urutkan data dari terkecil sampai besar 2,3,4,5,5

b) Cari posisi median dengan menggunakan rumus =3


c) Cari nilai median pada susunan data tersebut, yaitu = 3. artinya nilai
median akan terletak di nilai median data nomor 3 yaitu = 4
Untuk data genap : 2 5 3 4 n=4
Caranya :
a) Urutkan data dari terkecil sampai besar 2,3,4,5

16
b) Cari posisi median dengan menggunakan rumus = 2,5
c) Cari nilai median pada susunan data tersebut, yaitu = 2.5. artinya
nilai median akan terletak antara data nomor 2 dan nomor 3. jadi nilai

median adalah = 3,5

b. Data Kelompok
Rumus Median data tak berkelompok (Siregar,2010 : 33-35)

𝑀𝑒 = 𝐵𝑏 +𝑝( )

Keterangan :
Me = median
= batas bawah kelas yang mengandung kelas median
𝑝 = panjang kelas
= jumlah data
𝑓 = banyak frekuensi kelas median
𝑗𝑓 = jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median
Siregar (2010 : 33-35)
Contoh soal :
Diketahui nilai ujian mata kuliah statistika untuk kelas Selasa pagi ruang
R.506 di Fakultas Komunikasi Universitas “Z” yang diikuti oleh 65 orang
mahasiswa adalah sebagai berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Biologi
Kelas Interval Kelas Frekuensi
1 25 – 34 6
2 35 – 44 8
3 45 – 54 11
4 55 – 64 14
5 65 – 74 12
6 75 – 84 8
7 85 – 94 6

17
Kelas Interval Kelas Frekuensi
65
Hitunglah nilai median dari nilai biologi ?
Langkah-langkah menjawab :
a) Cari nilai interval yang mengandung unsur median dengan rumus
= (65) = 32,5

b) menentukan kelas median dengan cara menjumlahkan nilai frekuensi


dari kelas awal sampai dengan kelas yang menunjukkan hasil
penjumlahan mencapai nilai 32,5 atau lebih (6 + 8 + 11 +14 = 39).
Jadi median terletak di kelas ke-4.
c) Menentukan batas bawah kelas median (Bb) Bb = 55 – 0,5 = 54,5
d) Menentukan panjang kelas median P = 55 sampai 64 = 10
e) Menentukan jumlah frekuensi di kelas median (f) = 14
f) Carilah jumlah semua frekuensi kumulatif di bawah kelas median 𝑗𝑓 =
6 + 8 + 11 = 25
g) Menghitung nilai median dengan rumus

𝑀𝑒 = 𝐵𝑏 +𝑝( )

𝑀𝑒 = 54,5+ 10 ( )= 59,86
Jadi median dari data tersebut adalah 59,86
Kapan digunakan
1. Mean
Data bersifat kuantitatif
Data berdistribusi normal
Tidak ada data yang outlier
2. Median Median
Tepat untuk data yang tidak normal

18
Ada data yang outlier (Data Outlier disebut juga dengan data pencilan.
Pengertian dari Outlier adalah data observasi yang muncul dengan nilai-nilai
ekstrim, baik secara univariat ataupun multivariat. Yang dimaksud dengan
nilai-nilai ekstrim dalam observasi adalah nilai yang jauh atau beda sama
sekali dengan sebagian besar nilai lain dalam kelompoknya. Misalkan nilai
ujian siswa dalam satu kelas yang berjumlah 40 siswa, sebanyak 39 siswa
mendapatkan nilai ujian dalam kisaran 70 sampai 80. Kemudian ada 1 siswa
yang nilainya sangat melenceng dari lainnya, yaitu mendapatkan nilai 30.
Nah, tentunya 1 siswa tersebut memiliki nilai ekstrem sehingga disebut
sebagai pencilan).
3. Modus
Data bersifat kualitatif atau data nominal (Data berjenis nominal membedakan
data dalam kelompok yang bersifat kualitatif. Dalam ilmu statistika, data
nominal merupakan data dengan level pengukuran yang paling rendah.
Contohnya data jenis kelamin pada sampel penelitian Departemen
Pendidikan, data siswa dikategorikan menjadi laki- laki yang diwaliki angka 1
dan perempuan yang diwakili angka 2. Konsekuensi dari data nominal adalah
tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori sekaligus dan angka yang
digunakan di sini hanya sebagai kode atau simbol saja sehingga tidak dapat
dilakukan operasi matematika).

19
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi merupakan kegiatan penyusunan data dalam
bentuk kelompok dimulai dengan data yang terkecil sampai data yang terbesar
berdasarkan kelas interval dan kategori tertentu. manfaat penyajian data dalam
bentuk distribusi frekuensi yakni memudahkan kita dalam mengkategorikan
data atau menyederhanakan data sehingga data mudah dibaca dan dipahami
sebagai bahan informasi. Hasil distribusi frekuensi disusun dalam bentuk tabel
sesuai dengan jumlah data dan interval kelas yang ditentukan.
Menurut Widodo (2016) distribusi frekuensi merupakan suatu tabel
distribusiyang menjelaskan frekuensi anggota populasi menurut beberapa
kelompok tertentu. Kelompok tersebut dapat berupa angka maupun tertentu.
Distribusi frekuensi digunakan untuk menyederhanakan data yang terkumpul
dalam jumlah besar, caranya dengan memasukan data dalam bentuk
kelompok. Pengelompokan data dilakukan dengan cara mendistribusikan data
dalam kelas dan dikaitkan dengan masing-masing frekuensinya. Distibusi
frekuensi dibedakan menjadi 2 antara lain:
Distribusi frekuens tunggal dibuat dengan cara menyusun skor-skor
data ke dalam tabel sesuai dengan kategori dan nilai data tersebut. Data-data
yang skornya sama akan dituliskan frekuensinya kedalam satu kategori. Tabel
distribusi frekuensi tunggal biasanya menggunakan rentang (range) jika
penyebaran data antara skor tinggi dan terendah tidak terlalu besar dan jumlah
datanya tidak terlalu banyak. Distribusi frekuensi bergolong atau dikenal
dengan distribusi frekuensi interval. Data yang disajikan dalam tabel distribusi
berupa data dalam kelompok, golongan atau kategori dengan interval tertentu.
Penyajian data dengan tabel distribusi frekuensi bergolong dilakukan jika
penyebaran skor data mempunyai rentang yang besar dan memiliki julah data
yang banyak (Bidiwanto.2014)

20
Penelitian yang dilakukan Ratna Anggraini pada tahun 2017 tentang
survey proses pembelajaran pendidikan jasmani pada anak tunarungu data
dibuat menggunakan tabel distribusi frekuensi relatif yakni dalam bentuk
presentase. Data tabel distribusi frekuensi relatif sebagai berikut:
(Anggraini,R.2018).
Tabel 6. Tabel Distribusi frekuensi relatif
Frekuensi
No Kategori Interval F
relatif %
1 X>25,59 Baik sekali 2 15,3%
2 23,71<x≤25,59 Baik 1 7,69%
3 21,83<x≤23,71 Sedang 7 53,85%
4 19,95<x≤21,83 Kurang 3 23,08%
5 x≤19,95 Kurang sekali 0% 0%
Tabel tersebut menunjukan bahwa presentase pelaksanaan belajar
mengajar pendidikan jasmani pada anak tunarungu di SLB PGRI Plosoklaten
berada pada tingkat sedang. Hal tersebut ditunjukan dengan dengan nilai
frekuensi relatif (presentase) tertinggi. Tabel distribusi frekuensi memudahkan
peneliti dalam menarik kesimpulan pada suatu data hasil penelitian.
B. Pengertian Dan Letak Kedudukan Tendensi Sentral
Tendensi sentral merupakan nilai tengah yang menjadi pusat dari suatu
distribusi frekuensi data. Tendensi sentral digunakan untuk menggambarkan
sifat dari kumpulan data dalam suatu pengamatan artinya tendensi sentral ini
mampu merepresentatifkan nilai dalam suatu kelompok data hasil penelitian
atau hasil pengamatan. Nilai-nilai tendensi sentral dari sekumpulan data
merupakan nilai yang menggambarkan letak dalam distribusi data tersebut.
Salah satu contoh nilai tendensi sentral adalah nilai rata-rata dalam
satu kelompok data. Rata-rata atau mean adalah estimasi terhadap nilai
tertentu yang mewakili seluruh data (Kadir. 2018:53). Contohnya hasil
penelitian Purbatin,Y,et al tahun 2017 tentang survei tingkat kemajuan
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (studi pada SD, SMP, dan SMA
Negeri se-Kecamatan Prambon Nganjuk) memanfaatkan nilai rata-rata data
sebagai hasil akhir penentu kategori kualitas sarana prasarana, ketersediaan

21
tenaga, hasil kerja dalam 1 tahun dan prestasi. Sampel penelitian yang
digunakan adalah 22 sekolah yakni 19 sekolah tingkat sekolah dasar, 2
sekolah tingkat menengah pertama dan 1 sekolah menengah atas (Purbatin, y
et al 2017).
Tabel 7 rekapitulasi data hasil survei
Sarana Ketersediaan
Hasil Kerja Prestasi
Prasarana tenaga
No Nama Sekolah
Kateg Katego Katego
Nilai Nilai Nilai Kategori Nilai
ori ri ri
1 SDN Baleturi 130 C 70 D 190 B 40 D
2 SDN Baleturi 190 B 150 B 200 B 20 E
3 SDN Kurungrejo 1 90 D 150 B 200 B 40 D
4 SDN Kurungrejo 2 190 B 70 D 200 B 40 D
5 SDN Kurungrejo 3 100 C 150 B 200 B 0 E
6 SDN Rowoharjo 1 170 B 150 B 200 B 40 D
7 SDN Rowoharjo 2 140 C 70 D 190 B 0 D
8 SDN Sanggrahan 210 A 90 D 200 B 0 E
9 SDN Sonoageng 2 120 C 150 B 220 B 160 A
10 SDN Sonoageng 3 100 C 150 B 210 B 0 E
11 SDN Sonoageng 4 190 B 150 B 200 B 100 C
12 SDN Sonoageng 6 110 C 100 C 190 B 40 D
13 SDN Sugihwaras 1 170 B 150 B 190 B 100 C
14 SDN Sugihwaras 2 130 C 70 D 200 B 140 B
15 SDN Sugihwaras 6 110 C 70 D 100 B 0 E
16 SDN Sugihwaras 7 130 C 70 D 240 A 180 A
17 SDN Tanjungtani 190 B 150 B 230 B 100 C
18 SDN Watudandang 90 D 140 C 170 C 100 C
19 SDN Watudandang 100 C 150 B 200 B 140 B
20 SMP 1 Prambon 100 C 210 A 230 B 200 A
21 SMPN 2 Prambon 80 D 230 A 180 B 160 A
22 SMAN1 Prambon 40 C 230 A 200 B 100 C
Jumlah 2980 2920 4340 1700
Rata-rata 135 C 132 C 197 B 77 D
Tabel diatas menunjukan nilai rata-rata dijadikan sebagai penentu nilai
akhir dari kumpulan nilai dalam data tersebut yang menggambarkan kondisi
keterlaksanaan pembelajaran PJOK kecamatan Prambon Nganjuk. Nilai rata-
rata sarana prasarana menunjukan angka 135 yang dalam rentang kategori
tertentu menunjukan kualitas C. Rentang kelas tersebut juga merupakan
kegiatan distribusi frekuensi, yang tentunya melibatkan kelas atas dan kelas
bawah. Nilai tendensi sentral lainnya adalah median dan mode.
Median didefinisikan sebagai ukuran (data) tengah setelah data
diurutakan. Median dalam data yang telah terdistribusi frekuensinnya

22
merupakan nilai yang membatasi 50 persen bagian atas (kelas atas) dan 50
persen bagian bawah (kelas bawah). Nilai median berfungsi dalam mencari
nilai rata-rata suatu data pada distribusi frekuensi bergolong atau interval.
Misalnya sebuah data berupa nilai penilaian tengah semester biologi kelas X
sebanyak 40 siswa dibuat dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Nilai PTS Frekuensi Nilai tengah
No xi.f
Biologi Siswa (f) xi
1 61-70 8 65,5 524
2 71-80 12 75,5 906
3 81-90 15 85,5 1282,5
4 91-100 5 95,5 477,5
Jumlah 40 Rata-Rata 79,75

Perhitungaan rata-rata dalam data berinterval harus menggunakan nilai


tengah sebagai xi untuk dikalikan dengan nilai frekuensi. Modus dijadikan
sebagai nilai yang dipilih dalam rentang pada suatu kelas (nilai harus
diurutkan dari yang terkecil). Modus dari suatu distribusi data adalah nilai
yang paling sering terjadi atau nilai dengan frekuensi terbanyak. Fungsi nilai
mode yakni untuk mengetahui data yang paling banyak sehingga dapat
dijadikan sebagai 1 kesimpulan. Contohnya seorang peneliti melakukan
penelitian tentang Inventarisasi organime avertebrata terumbu karang di
perairan Tanjung Dehegila Kabupaten Palau Morotai pada tahun 2018. Hasil
survei tersebut menunjukan terdapat 20 spesies dengan pupulasi individu
berjumlah 55. Salah satu pupulasi terbanyak yakni spesies Linckia laevigata
yakni sejenis bintang laut yang berwarna biru. Data mode tersebut dapat
dijadikan sebagai kesimpulan dalam penelitian, yakni bahwa populasi Linckia
laevigata paling banyak ditemukan pada perairan Tanjung Dehegila
Kabupaten Palau Morotai (Alwi, D et al.2018).
Tiga macam nilai tendensi sentral tersebut memiliki hubungan dalam
menggambarkan pemusatan data dalam suatu distribusi frekuensi data.
Kedudukan tendensi sentral berkaitan dengan sebaran nilai dalam distribusi
frekuensi yang digambarkan dalam bentuk kurva atau grafik poligon yang

23
ditambahkan dengan garis (Budiwanto.2014). Nilai tendensi sentral berupa
mean, median dan mode terletak berhimpitan pada satu titik dalam kurva
simetris tersebut. Bentuk kurva simetri digambarkan seperti lonceng terbalik,
kurva belah kanan dan kiri serasi dan sama besarnya, kurva ini disebut kurva
normal. Sedangkan pada kurva asimetrsi ketak mean, median dan mode
berada terpisah, bentuk kurva juling. Kurva juling positif saat mean terletak
dekat pada bagian belakang kurva sebelah kanan, median dan mode terletak
disebalah kiri mean. Kurva juling negatif jika mean terletak didekap belakang
kurva sebelah kiri, median dan mode terletak disebelah kanan mean
(Budiwanto.2014)
C. Olah data menggunakan Distribusi frekuensi dan Tendensi Sentral
Pengolahan data hasil penelitian merupakan langkah penelitian yang
sangat penting karena dalam tahap tersebut menentukan hasil penelitian dapat
digunakan dan mewakilkan variabel penelitin yang diinginkan atau tidak.
Tahap awal pengolahan data berupa pendistribusian frekuensi data dalam
suatu kelompok dan dicari nilai mean, median dan mode pada kumpulan data
tersebut. Penggunaan distribusi frekuensi dan tendensi sentral terjadi pada
pendekatan penelitian kuantitatif, dapat berupa survei dan pengambilan angket
maupun dalam penelitian eksperimen.
Contoh pengolahan data menggunakan distribusi frekuensi dan
tendensi sentral yakni pada penelitian Burhan tahun 2013 tentang "Strata
Perilaku Belajar Statistik Inferensial Mahasiswa STAIN Sultan qaimuddin
Kendari". Pupulasi mahasiswa sebanyak 274 orang dengan 53 orang sebagai
sampel penelitian, 14 orang berasal dari angkatan 2009 dan 39 orang berasal
dari angkatan 2010. Instrumen penelitian berupa angket. Berikut hasil
disribusi frekuensi dan tendensi sentral data.
Tabel 8 Distribusi frekuensikategori perilaku belajar statistik mahasiswa
Frekuensi Presentase (%)
Kategori Selang
2009 2010 2009 2010
Sangat Tinggi 81-100 4 7 28.57% 17.95%
Tinggi 61-80 8 29 57.14% 74.36%

24
Sedang 41-60 2 3 14.29% 7.69%
Rendah 21-40 0 0 0% 0%
Jumlah 14 39 100 100

Tabel distribusi frekuensi tersebut memudahkan pembaca dalam memahami


letak data dan jumlah frekuensi pada setiap kategori nilai. Nilai data tersebut
dilengkapi dengan nilai tendensi sentral yakni mean, median dan mode (modus).
Berikut tabel analisis statistik deskriptif perilaku belajar mahasiswa.
Tabel 9. Tendensi Sentral
Perilaku belajar
Analisis data
2009 2010
Banyak responden 14 39
Maksimum 86.31 85.26
Minimum 45.26 55.78
Range 41.05 29.47
Mean 70.90 73.11
Median 71.57 73.68
Modus 83.15 84.21
Standar deviasi 12.22 8.29
Variasi 149.43 68.80

Berdasarkan tabel nilai tendensi sentral yang turut mendukung data perilaku
belajar yakni nilai mean atau rata-rata yang menunjukan nilai lebih dari 70.
Kedudukan tendensi sentral dalam data distribusi frekuensi adalah nilai yang berada
pada pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar.

25
BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dalam makalah ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Distribusi frekuensi merupakan kegiatan penyusunan data dalam bentuk
kelompok dimulai dengan data yang terkecil sampai data yang terbesar
berdasarkan kelas interval dan kategori tertentu. manfaat penyajian data
dalam bentuk distribusi frekuensi yakni memudahkan kita dalam
mengkategorikan data atau menyederhanakan data sehingga data mudah
dibaca dan dipahami sebagai bahan informasi.
2. Tendensi sentral merupakan nilai tengah yang menjadi pusat dari suatu
distribusi frekuensi data. Tendensi sentral digunakan untuk
menggambarkan sifat dari kumpulan data dalam suatu pengamatan artinya
tendensi sentral ini mampu merepresentatifkan nilai dalam suatu kelompok
data hasil penelitian.
3. Kedudukan tendensi sentral berkaitan dengan sebaran nilai dalam distribusi
frekuensi yang digambarkan dalam bentuk kurva atau grafik poligon.
B. SARAN
Tabel distribusi frekuensi memudahkan peneliti dalam
mengelompokan data sesuai dengan kategori atau kelas sehingga dapat dibaca
dan dipahami dengan baik. Penggunan tabel distribusi frekuensi perlu
disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan hal tersebut juga sama
halnya dengan penggunaan nilai tendensi sentral yakni mean, median maupun
mode yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian yang diinginkan.
Distribusi frekuensi dan nilai tendensi sentral dapat digunakan secara manual
yakni dengan sistem turus maupun rumus sederhana, juga dapat digunakan
microsoft excel dalam mengolah data penelitian.

26
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, D et al.(2018). Inventarisasi organime avertebrata terumbu karang di perairan
Tanjung Dehegila Kabupaten Palau Morotai. Jurnal Ilmu Kelautan, 1(1); 71-
83
Anggraini,R. (2018). Survey proses pembelajaran pendidikan jasmani adaptif anak
tunarungu di SLB PGRI Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2017.Kediri:
Universitas nusantara PGRI Press
Budiwanto, S. (2014). Metode Statistia untuk Analisis Data Bidang Keolahragaan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Budiwanto, S. (2014). Metode Statistik untuk Analisis Data Bidang Keolahragaan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Budiwanto, S. (2016). Metode Statistika untuk Mengolah Data Keolahragaan.
Malang: UM Perss.
Kadir.(2018). Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS atau Lisrel dalam Penelitian. Depok:Rajawali Press
Purbatin, y et al (2017). Survei tingkat kemajuan pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan (studi pada SD, SMP, dan SMA Negeri se-Kecamatan Prambon
Nganjuk). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 03
Purnomo, R. A. (2016). Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS.
Ponorogo: Wade Group.
Riduwan, S. (2013). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudijono, A. (2008). Pengantar Statisti Pendidian. Jakarta: Rajawali Pers Persada.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Supangat, A. (2008). Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan


Nonparametik. Jakarta: Kencana.
Supranto, J. (2000). Teori dan Apliasi. Jakarta: Erlangga.

Widodo.(2016). Buku ajar pendidikan statistika. Program studi agribisnis.


Laboratorium statitika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

27
28

Anda mungkin juga menyukai