Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KONSEP DASAR MATEMATIKA

Dosen Pengampu: Nurita Primasatya,M.Pd.

KELAS: 1A

1. Nur Aulia Rahmawati (2214060052)

2. Sonia Harum (2214060059)

3. Eka Futihatur Rohmah (2214060005)

4. Nisa Fitriana. (2214060012)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PERGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2023
A. PENGERTIAN PENGOLAHAN DATA

➢ Pengertian Statistik dan Statistika

Statistik adalah sekumpulan data untuk menerangkan sesuatu, baik data yang belum tersusun
(masih acak) maupun data yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik. Statistik juga
berarti sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan, pengolahan, analisis serta
penafsiran data yang terdiri dari angka-angka.

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,


menganalisis, menginterpretasikan dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah
ilmu yang berkenaan dengan data. Data adalah keterangan tentang suatu hal, dapat berupa
sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Pengolahan Data ,Data yang telah dikumpulkan kemudian di olah. Tujuan dari pengolahan
data yaitu untuk memperoleh data ringkasan dari data mentah dengan menggunakan cara atau
rumus tertentu.

B.JENIS DATA

Menurut sifatnya, data dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut.

a. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka ataubilangan. Data kuantitatif terbagi
atas dua bagian, yaitu data cacahan dan data ukuran.

1) Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung.
Misalnya, data jumlah anak dalam keluarga.

2) Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperolehdengan cara mengukur. Misalnya,
data tinggi badan siswa. Coba kamu cari lagi contoh data kontinu lainnya.

b. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau bilangan. Misalnya, data warna
dan mutu barang.

C. CARA MENGOLAH DATA TUNGGAL

➢ Statistika Deskriptif

Salah satu ilmu statistika yang digunakan dalam mengolah dan menginterpretasi data adalah
statistika deskriptif. Statistika deskriptif adalah jenis statistika yang menganalisis data populasi
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan kelompok data, tanpa membuat kesimpulan
secara umum mengenai data tersebut. Statistika deskriptif meliputi tiga hal berikut.
1. Ukuran Pemusatan Data

Ada tiga nilai statistika pada ukuran pemusatan data yang dapat dipakai untuk memberikan
gambaran tentang suatu data, yaitu mean (rata-rata), median, dan modus.

a. Mean (Rata-rata)

1) Data tunggal

Mean atau rata-rata data tunggal dengan n bilangan adalah jumlah semua bilangan dibagi dengan
n dan dinotasikan dengan F.Misal sebuah data terdiri dari bilangan sebagai berikut.

2.) Data berkelompok

Data berkelompok adalah data yang disajikan dalam bentuk kelas-kelas interval. Setiap kelas
biasanya memiliki panjang interval yang sama. Ada tiga cara menentukan rata-rata hitung data
berkelompok.

a) Menggunakan titik tengah

Langkah-langkahnya adalalah sebagai berikut.

Tentukan nilai tengah setiap interval (x).


Tentukan hasil kali nilai tengah dengan frekuensi setiap interval (fx).

Tentukan jumlah semua perkalian (fx) atau


b) Menggunakan rata-rata sementara
Langkah-langkahnya adalalah sebagai berikut
Pilih nilai rata-rata sementara ().
Rata-rata sementara dapat dipilih dari satu titik tengah interval dan pada umumnya
dipilih titik tengah interval yang memiliki frekuensi terbesar.
Tentukan d di setiap interval dengan d_{1} =x i - overline x i
Tentukan hasil kali d, dengan frekuensi setiap interval (f_{i}*d_{2}) .

b. Median

1) Data Tunggal

Median untuk data tunggal adalah nilai tengah di antara data yang mudah diurutkan dari yang
terkecil hingga yang terbesar. Dengan kata lain, median membagi sekelompok dara yang telah
diurutkan menjadi dua bagian yang sama banyak. Median dinotasikan dengan Me
2) Data Berkelompok

Median untuk data berkelompok dapat dinyatakan sebagai berikut.

dengan :

n: ukuran data

T:tepi bawah kelas median

f: frekuensi kumulatif sebelum kelas median

f: frekuensi kelas mediant

e:panjang kelas interval

c. Modus

1) Data tunggal

Modus pada data tunggal dengan ukuran n adalah nilai yang paling sering muncul pada dara
tersebut. Pada suatu data tunggal terdapat tiga kemungkinan nilai modus yang dimiliki, yaitu
tidak ada, tepat satu, atau lebih dari satu.

2) Data berkelompok

Modus dengan data berkelompok dapat dinyatakan sebagai


berikut. dengan
T: tepi bawah kelas modus

d¹:selisih frekuensi kelas modus dengan kelas


sebelumnya d²: selisih frekuensi kelas modus dengan
kelas sesudahnya e :panjang kelas modus
2. Ukuran Peletakan Data

Ukuran peletakan data digunakan untuk menggolongkan data ke dalam distribusi-distribusi


tertentu, agar karakteristiknya lebih mudah dikenali. Jenis ukuran peletakan data adalah
sebagai berikut.

a. Kuartil

Kuartil adalah nilai/titik yang membagi seluruh distribusi data yang sudah diurutkan dalam empat
bagian yang sama besar, yaitu.

• Kuartil pertama (Q¹) mempartisi data menjadi ¼ bagian dan ¾ bagian.


• Kuartil kedua (Q²) atau median mempartisi data menjadi ²/⁴bagian dan ²/⁴ bagian.
• Kuartil ketiga (Q³) mempartisi data menjad ¾i bagian dan ¼bagian.

1) Data tunggal

Langkah-langkah menentukan kuartil pada data tunggal adalah sebagai berikut.

• Tentukan median data.


• Nilai kuartil pertama diperoleh dengan menentukan median data yang kurang dari
median keseluruhan data.
• Nilai kuartil ketiga diperoleh dengan menentukan median data yang lebih dari
median keseluruhan data. Misal suatu data yang telah diurutkan xxx, makar

2) Data berkelompok

Nilai Q, Qarau Q, pada dara berkelompok dapat dinyatakan sebagai berikut.

dengan
Q: kuartil ke-i
T: tepi bawah kelas kuartil ke-7
f: frekuensi kumulatif sebelum kelas
kuartil ke- f: frekuensi kelas kuartil ke-1
e:panjang kelas interval
b. Desil

Desil membagi seluruh distribusi data yang sudah diurutkan dalam 10 bagian yang sama besar.

1) Data tunggal

Desil ke- ditetapkan terletak pada nilai urutan ke- Kn+1) 10 Jika desil terletak di antara nilai urutan k, k+
1. dan d maka desil untuk bagian desimal dari nilai urutan tersebut adalah Dx, dix-5)

2) Data berkelompok

Desil pada data berkelompok dapat dinyatakan dengan rumus berikut.

dengan

D: desil ke-i

T: tepi bawah kelas desil ke-i

f: frekuensi kumulatif sebelum kelas desil


ke- f: frekuensi kelas desil ke-f
e: panjang kelas interval

C..Persentil

Persentil membagi seluruh distribusi data yang sudah diurutkan dalam 100 bagian yang sama besar.

1) Data Tunggal

Persentil ke- ditetapkan terletak pada nilai urutan ke-(n+1)100

2) Data berkelompok

Persentil dara berkelompok dapat dinyatakan dengan rumus berikut.


dengan

P: persentil ke-/

T: tepi bawah kelas persentil ke-

f:frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil


ke- f: frekuensi kelas persentil ke-
e: panjang kelas interval

3. Ukuran Penyebaran Data

a. Data tunggal

Ukuran penyebaran data digunakan untuk menunjukkan besar perbedaan nilai-nilai dalam
suatu kelompok data. Beberapa ukuran penyebaran data dinyatakan dalam tabel berikut.
b.Data berkelompok

Menentukan ukuran penyebaran data pada data berkelompok adalah sebagai berikut.

D. CARA PENGOLAHAN DATA MAJEMUK

Dari data sebelumnya sudah ditentukan cara menetukan data tunggal, sedangkan dalam bab
ini akan mengelola Rataan, Modus, dan Mean dari data berkelompok.
➢ Rataan pada Distribusi Frekuensi Data Berkelompok

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan cara menghitung rataan dari suatu data yang
diperoleh dari pengamatan. Misalnya, kumpulan data x, x, x, x, maka rataannya dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan:

Bentuk perkalian antara data dan frekuensi dari setiap data tersebut sangat tidak efektif dan
sangat mungkin untuk terjadi kesalahan jika data yang diperoleh banyak. Untuk itu, supaya
penghitungan lebih mudah dan terhindar dari kesalahan, maka- disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tunggal yang dilengkapi dengan kolom perkalian. antara data x dan frekuensi
f atau (fx) seperti di bawah ini :
rataan suatu data dapat ditentukan dengan mencari rataan sementara terlebih dahulu jika
angka dan frekuensi suatu kumpulan data terlalu besar. Sebagai acuan, nilai rataan

sementara ditetapkan dari nilai titik tengah yang memiliki frekuensi terbesar, selanjutnya
untuk menentukan nilai rataan sebenarnya dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

A. Metode simpang rataan


B. Metode pengkodean ( coding )

A. Metode Simpang rataan

Dari suatu data berkelompok dimisalkan bahwa adalah rataan sementara yang telah ditetapkan
dan d adalah simpangan setiap nilai titik tengah terhadap atau d = xx, maka rataan sesungguhnya
dapat ditetapkan dengan rumus:

Terdapat langkah – langkah dalam menentukan rataan data pada distribusi frekuensi di dalam
data berkelompok antara lain :

1. Tentukan rataan sementara x yaitu nilai titik tengah dari data yang frekuensinya terbesar
2. Hitung simpangan dari setiap nilai titik tengah terhadap x atau d = x - x.
3. Hitung perkalian antara simpangan dengan frekuensinya pada setiap kelas
4. Hitung rataan sesungguhnya dengan persamaan
B. Metode pengkodean (coding)

Apabila pada suatu data berkelompok memiliki panjang kelas yang sama (misalnya, lebar
kelas = c) dan simpangan d_= x – x, maka simpangan dapat dituliskan sebagai d_c. u (u =
…, -3, -2, -1, 0. 1, 2, 3 …) Dengan demikian, rataan sesungguhnya dapat ditentukan
dengan persamaan:

➢ Modus dan Medium dari Data Berkelompok

Untuk statistik data tunggal, modus adalah datum yang paling sering terjadi atau datum dengan
frekuensi terbesar. Untuk statistik data frekuensi data berkelompok. Untuk statistik berkelompok,
kita dapat menaksir modus dari tabel distribusi.

dalam gambar disamping meunjukan histogram dari ebuah distribusi


frekuensi menunjukan kelas modus yang berkaitan dengan batang yang memiliki frekuensi
terbesar. Suatu taksiran modus dapat diperoleh dari histogram dengan mentukan titik potong
antara garis AC dan BD.
Dalam menentukan modus dari data kelompok, tidak harus selalu menerjemahkan tabel
distribusi frekuensi kelompok ke histogram. Ada cara mengitung modus dalam data
berkelompok tanpa mengunakan histogram yaitu :
Sedangkan untuk menetukan nilai pasti median dari data berkelompok tidak dapat diperoleh,
sebab nilai pasti dari data yang dikelompokan memang tidak diketahui. Median dapat ditaksir
menggunakan metode interpolari lincar. Secara umum, metode interpolasi memberikan rumusan
taksiran median untuk data berkelompok, sepeti halnya dibawah ini :

E. CARA MENYAJIKAN DATA TUNGGAL

➢ Tabel data tunggal

Tabel distribusi frekuensi data tunggal merupakan jelasnya perhatian dua cara penyajian data
berikut data hasil dari ujian mata pelajaran bahasa Indonesia bahasa Inggris kelas XI IPA yang
terdiri dari atas 40 orang siswa adalah sebagai berikut :

Dari kumpulan data tersebut banyak nilai pengamatannya sama diperoleh sebagai berikut

•nilai 2 muncul sebanyak satu kali

•nilai 3 muncul sebanyak 4 kali

•Nilai 4 muncul sebanyak 6

•Nilai Bima muncul sebanyak

•Nilai 6 muncul sebanyak 9 kali

•nilai 7 muncul sebanyak 6 kali

•nilai 8 muncul sebanyak 6 kal


Data tersebut dapat juga disajikan sebagai berikut :

Dengan melihat dua cara penyajian data tersebut nampak bahwa penyajian menggunakan
tabel lebih mudah untuk dimengerti tapi seperti pada tabel 1.2 biasanya disebut tabel distribusi
frekuensi data tunggal atau tabel sebaran frekuensi data tunggal

F. CARA MENYAJIKAN DATA MAJEMUK

Penyajian Data Berkelompok/Majemuk

Data tunggal dapat diolah menjadi bentuk-bentuk interval tertentu. data tersebut disebut data
berkelompok. Data berkelompok dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
berkelompok, histogram, poligon, dan ogif( ogive).

A. Tabel Distribusi Frekuensi berkelompok

Data yang berukuran besar (n>30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok, yaitu
cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu. Langkah-langkah menyusun Tabel
Distribusi Frekuensi berkelompok.
1. Tentukan jangkauannya (J), J = nilai terbesar - nilai terkecil.
2. Menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K=1+3,3 log n dengan n adalah
banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat positif hasil pembulatan terbaik.
3. Menentukan panjang interval kelas (1) dengan menggunakan rumus: I = JK
4. Menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah interval kelas pertama atau
data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.
5. Memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap kelas dengan
sistem turus atau frekuensi.

Contoh:

Seorang peneliti mengadakan penelitian tentang berat badan dari 35 orang.Data hasil penelitian itu (dalam kg)
diberikan berikut ini:
48 32 46 27 43 46 25 41 40 58 16 36
21 42 47 55 60 58 46 44 63 66 28 56
50 21 56 55 25 74 43 37 51 53 39 Sajikan data tersebut ke dalam tabel distribusi frekuensi.!
Penyelesaian:
Langkah-langkah menyusun tabel distribusi frekuensi
1). Jangkauan (3) Amax Amin 74-16=58.
2). Banyak kelas (K)
=1+3,3 logn=1+3,3log 35 = 6,095.

Banyak kelas dibulatkan menjadi "6". 3). Panjang interval kelas (1) adalah I == 5-9,67.

Panjang interval kelas dibulatkan menjadi "10" (selalu bulatkan ke atas). Dengan panjang interval kelas = 10
dan banyak kelas = 6. diperoleh tabel distribusi frekuensi berikut :

Dari tabel diperoleh beberapa informasi :

• Banyak kelas (K) ada enam kelas yaitu


• 16-25, 26-35, 36-45, 46-55, 56-65, 66-75 *). Panjang kelas (1) adalah 10, misalkan : 16-25
memuat nilai 16. 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25 yaitu mengkover 10 nilai (datum)
• Setiap kelas memiliki batas bawah kelas dan batas atas kelas.
-Kelas ke-1:16 25. batas bawahnya 16 dan batas atasnya 25

-Kelas ke-2:26-35. batas bawahnya 26 dan batas atasnya 35

-Kelas ke-3: 36-45, batas bawahnya 36 dan batas atasnya 45

-Kelas ke-4:46-55. batas bawahnya 46 dan batas atasnya 55

-Kelas e - 5/56 - 65 , batas bawahnya 56 dan batas atasnya 65

-Kelas ke-6: 66-75, batas bawahnya 66 dan batas atasnya 75


• Setiap kelas memiliki nilai tengah, nilai tengah = (batas bawah + batas atas)
-Kelas ke-1: 16-25, nilai tengah x_{1} = 1/2 * (16 + 25) = 20, 5

-Kelas ke-2:26-35. nilai tengah x 2 =. (26 + 35) = 30 ,5

-Kelas ke-3: 36-45. nilai tengah xy = 1/2 * (36 + 45) = 40, 5

-Kelas ke-4: 46-55, nilai tengah x_{4} = 1/2 * (46 + 55) = 50, 5

-Kelas ke-5:56-65, nilai tengah x_{5} = 1/2 * (56 + 65) = 60, 5 x_{6} = 1/2 * (66 + 75) = 70, 5
• Setiap kelas memiliki tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.

Tepi bawah = batas bawah -0.5.Tepi atas = batas atas +0.5.


Kelas ke-1: 16-25, tepi bawahnya 16 -0,5 = 15,5 dan tepi atasnya
25 + 0.5 = 25, 5

• Kelas ke-2:26-35. tepi bawahnya 26 - 0.5 = 25.5d tepi atasnya 35 + 0, 5 = 35, 5


• Kelas ke-3: 36-45. tepi bawahnya 36 - 0.5 = 35.5 * dan tepi atasnya 45+0.5 = 45,5
• Kelas ke-4:46-55. tepi bawahnya 46 -0,5 = 45,5 dan tepi atasnya 55 + 0, 5 = 55.5
• Kelas ke-5:56-65, tepi bawahnya 56 -0,5=55,5 dan tepi atasnya 65+0,5 = 65,5
• Kelas ke-6: 66-75. tepi bawahnya 66 - 0,565,5 dan tepi atasnya 75 + 0, 5 = 75.5

B. Histogram

Histogram adalah diagram yang menyajikan data dari tabel distribusi frekuensi dengan bentuk batang dan
berimpitan. Sumbu mendatar (sumbu ) menyatakan tepi kelas, dan sumbu tegak (sumbu y) menyatakan
frekuensi. Untuk pembuatan histogram, pada setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas ini
digunakan unntuk menentukan titik tengah kelas. Penyajian histogram dapat disajikan berdasarkan tepi-tepi
kelas atau berdasarkan nilai tengah.
• nilai tengah = (batas bawah + batas atas) atau
• nilai tengah tepi bawah + tepi atas).= 1/2
• Tepi bawah kelas ke-k
= 1/2 Nilai tengah kelas ke - (k - 1) + Nilai tengah kelas ke-]
• Tepi atas kelas ke-k
= 1/2 Nilai tengah kelas ke-K + Nilai tengah kelas ke- (k + 1) 1
• Panjang kelas = Nilai tengah kelas ke- (k + 1) Nilai tengah kelas ke-k
Contoh :

C. Poligon frekuensi

Poligon frekuensi adalah diagram garis yang menghubungkan setiap titik tengah batang bagian atas dari suatu
histogram dan batang - batangnya dihapus.

Contoh:

Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam distribusi bergolong seperti di
bawah ini.
Sajikan data tersebut dalam histogram dan poligon frekuensi.
Frekuensi Relatif dan Kumulatif

Frekuensi relatif dari suatu data adalah denganmembandingkan frekuensi pada interval kelas itu dengan banyak
data dinyatakan dalam persen.

Frekuensi kumulatif kelas ke-K adalah jumlah frekuensi pada kelas yang dimaksud dengan frekuensi kelas-
kelas sebelumnya.
Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu:
1) frekuensi kumulatif "kurang dari" ("kurang dari" diambilterhadap tepi atas kelas).
2) frekuensi kumulatif "lebih dari" ("lebih dari" diambil terhadap tepi bawah kelas).
Tentukan :
• Frekuensi kumulatif untuk interval 46 - 55 (kelas ke-4).
• Frekuensi kumulatif lebih dari,
• Frekuensi kumulatif kurang dari. Penyelesaian:
a) Frekuensi relatif kelas ke-4

Total data

b) Frekuensi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas) *). kelas ke-1: 16-25. tepi atas 25 +0,5 = 25.5.

frekuensi kumulatif kurang dari 25.5 adalah 5

• kelas ke-2:26-35. tepi atas 35 +0,5 = 35,5. frekuensi kumulatif kurang dari 35,5 adalah 5 + 3 = 8+
• kelas ke-3: 36-45, tepi atas 45 +0.5 = 45,5. frekuensi kumulatif kurang dari 45,5 adalah 5 +3 +9 = 17
• kelas ke-4: 46-55. tepi atas 55 + 0,5 = 55.5. frekuensi kumulatif kurang dari 55.5 adalah 5+3+9+10=27
• kelas ke-5:56-65, tepi atas 65 +0,5 = 65,5.

frekuensi kumulatif kurang dari 65.5 adalah 5+3+9+10+6=33

• kelas ke-6: 66-75, tepi atas 75 +0,5 = 75,5. frekuensi kumulatif kurang dari 75,5 adalah
5+3+9+10+6+2=35

c) Frekuensi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah)

• kelas ke-1: 16-25. tepi bawah 16 - 0,5 = 15,5. frekuensi kumulatif lebih dari 15,5 adalah 5 + 3 + 9
+ 10 + 6 + 2 =35
• kelas ke-2: 26-35. tepi bawah 26-0,5 = 25,5.

frekuensi kumulatif lebih dari 25.5 adalah 3 + 9 + 10 + 6 + 2 = 30

• kelas ke-3: 36-45. tepi bawah 36 -0.5 = 35,5. frekuensi kumulatif lebih dari 35,5 adalah 9 + 10 + 6
+ 2 = 27
• kelas ke-4: 46-55. tepi bawah 46 -0.5 = 45.5. frekuensi kumulatif lebih dari 45,5 adalah 10 + 6 + 2
= 18
• kelas ke-5:56-65, tepi bawah 56 - 0,5 = 55,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 55,5 adalah 6 + 2 = 8 *). kelas ke-6: 66-75. tepi bawah 66 - 0,5 = 65,5.
frekuensi kumulatif lebih dari 65,5 adalah 2

D. Ogif (ogive)

Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari dinamakan
poligon kumulatif. Untuk populasi yang besar, poligon mempunyai banyak ruas garis patah yang menyerupai
kurva sehingga poligon frekuensi kumulatif

dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.

a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.


b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.

Contoh :
Daftar Pustaka

Djumanta,Wahyudin."Mari Memahami Konsep Matematika". :PT Grafindo Media Pratama


Sole,Ferdinandus Bele.(2021)."Modul Konsep Dasar Matematika SD".Jawa Tengah. : CV
Pena Persada Kanginan, Marthen."Cerdas Belajar Matematika". :PT Grafindo Media.
Marsigit.Dhoruri,atmini.(2022)."Matematika 2". :Quadra.

https://www.konsep-matematika.com/2015/10/statistika-penyajian-data.html?m=1.
Daftar Pustaka

Djumanta,Wahyudin."Mari Memahami Konsep Matematika". :PT Grafindo Media Pratama


Sole,Ferdinandus Bele.(2021)."Modul Konsep Dasar Matematika SD".Jawa Tengah. : CV
Pena Persada Kanginan, Marthen."Cerdas Belajar Matematika". :PT Grafindo Media.
Marsigit.Dhoruri,atmini.(2022)."Matematika 2". :Quadra.

https://www.konsep-matematika.com/2015/10/statistika-penyajian-data.html?m=1.

Anda mungkin juga menyukai