Anda di halaman 1dari 27

BAB I

STATISTIKA
Statistika adalah cabang dari matematika yang mempelajari cara mengumpulkan data, menyusun data,
menyajikan data, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan, dan menafsirkan parameter.
Kegiatan Statistika meliputi:
1. Mengumpulkan data
2. Menyusun data
3. Menyajikan data
4. Mengolah dan Menganalisis data
5. Menarik kesimpulan
6. Menafsirkan

1. Pengertian Datum dan Data


Di Kelas IX Anda telah mempelajari pengertian datum dan data. Agar tidak lupa pelajari uraian
berikut.
Misalkan, hasil pengukuran berat badan 5 murid adalah 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg.
Adapun tingkat kesehatan dari kelima murid itu adalah baik, baik, baik, buruk, dan buruk. Data
pengukuran berat badan, yaitu 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg disebut fakta dalam bentuk
angka. Adapun hasil pemeriksaan kesehatan, yaitu baik dan buruk disebut fakta dalam bentuk
kategori. Selanjutnya, fakta tunggal dinamakan datum. Adapun kumpulan datum dinamakan data.

2. Pengertian Populasi dan Sampel


Misal, seorang peneliti ingin meneliti tinggi badan rata-rata siswa SMA di Kabupaten Tegal.
Kemudian, ia kumpulkan data tentang tinggi badan seluruh siswa SMA di Kabupaten Tegal. Data
tinggi badan seluruh siswa SMA di Kabupaten Tegal disebut populasi. Namun, karena ada beberapa
kendala seperti keterbatasan waktu, dan biaya, maka data tinggi badan seluruh siswa SMA di
Kabupaten Tegal akan sulit diperoleh. Untuk mengatasinya, dilakukan pengambilan tinggi badan dari
beberapa siswa SMA di Kabupaten Tegal yang dapat mewakili keseluruhan siswa SMA di Kabupaten
Tegal. Data tersebut dinamakan data dengan nilai perkiraan, sedangkan sebagian siswa SMA yang
dijadikan objek penelitian disebut sampel. Agar diperoleh hasil yang berlaku secara umum maka
dalam pengambilan sampel, diusahakan agar sampel dapat mewakili populasi.

3. Pengumpulan Data
Menurut sifatnya, data dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
sebagai berikut.
1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Data kuantitatif terbagi atas dua bagian, yaitu
data cacahan dan data ukuran.
a) Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh
dengan cara membilang. Misalnya, data tentang
banyak anak dalam keluarga.
b) Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperoleh
dengan cara mengukur. Misalnya, data tentang
ukuran tinggi badan murid.
2) Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk bilangan.
Data kualitatif berupa ciri, sifat, atau gambaran dari kualitas
objek. Sebagai contoh, data mengenai kualitas pelayanan,
yaitu baik, sedang, dan kurang.
Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah melakukan
wawancara, mengisi lembar pertanyaan (questionery), melakukan pengamatan (observasi), atau
menggunakan data yang sudah ada, misalnya rataan hitung nilai rapor.

Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram


1. Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut diagram garis
1
Modul Matematika Kelas XI IPS
lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data statistik yang
diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan.
Contoh:

2. Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu objek
penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan
batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah

3. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk
lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian-bagian atau persen dari
keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan besarnya persentase tiap
objek terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sektor lingkaran. Perhatikan contoh berikut
ini.

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Histogram, Poligon dan Ogive
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala dinyatakan
2
Modul Matematika Kelas XI IPS
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal merupakan cara untuk
menyusun data yang relatif sedikit.
Contoh :

2. Distribusi Frekuensi Kelompok


Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kelompok,
yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu. Langkah-langkah
penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut.
 Langkah ke-1 menentukan Jangkauan (J) = Xmax - Xmin
 Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K= 1 + 3,3 log
n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat positif hasil
pembulatan ke bawah.
 Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:
J
I = ––––
K
A. Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah
interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.
 Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai
frekuensi setiap kelas dengan sistem turus
Contoh :

3. Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam
bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang-batangnya terpisah
maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
Contoh :

3
Modul Matematika Kelas XI IPS
4. Poligon
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-batangnya
dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas dapat dibuat poligon
frekuensinya seperti gambar.

5. Distribusi Frekuensi Kumulatif


Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.

6. Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari disebut
poligon kumulatif. Poligon kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada dua macam ogif,
yaitu sebagai berikut.
a. Ogif frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.

4
Modul Matematika Kelas XI IPS
Median
1) Median untuk data tunggal
Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan Me.
Untuk menentukan nilai Median data tunggal dapat dilakukan dengan cara:
a) mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,
b) jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:

Untuk n ganjil : Me = X1/2(n + 1)

Xn/2 + Xn/2 +1
Untuk n genap: Me = ––––––––––––
2

Keterangan:
xn/2 = data pada urutan ke-n/2 setelah diurutkan.

Contoh:
Tentukan median dari data: 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
Jawab:
Data diurutkan menjadi: 2, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9
Median = data ke-(13 + 1)/2 = data ke-7
Jadi mediannya = 6

2) Median untuk data kelompok


Jika data yang tersedia merupakan data kelompok, artinya data itu dikelompokkan ke dalam interval-
interval kelas yang sama panjang. Untuk mengetahui nilai mediannya dapat ditentukan dengan rumus
berikut ini.

Keterangan:
Kelas median adalah kelas yang terdapat data X1/2 n
L = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

Modus
Modus ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi. Jika
suatu data hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila memiliki dua modus disebut
bimodal, sedangkan jika memiliki modus lebih dari dua disebut multimodal. Modus dilambangkan
dengan Mo.

1) Modus data tunggal


Modus dari data tunggal adalah data yang sering muncul atau data dengan
frekuensi tertinggi.
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh:
Tentukan modus dari data di bawah ini.
2, 1, 4, 1, 1, 5, 7, 8, 9, 5, 5, 10
Jawab:
Data yang sering muncul adalah 1 dan 5. Jadi modusnya adalah 1 dan 5.

2. Modus data kelompok


Modus data kelompok dirumuskan sebagai berikut:

5
Modul Matematika Kelas XI IPS
Keterangan:
L = tepi bawah kelas modus
c = lebar kelas
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

Kuartil (Q)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah diurutkan menjadi
dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi data yang telah diurutkan menjadi
empat bagian yang sama banyak.
1) Kuartil data tunggal
Urutkan data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus sebagai
berikut:

Contoh:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
1(15+1)
Langkah 2: Letak data Q1=–––––––– = 4
4
Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4

2(15+1)
Langkah 3: Letak data Q2=–––––––– = 8
4
Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7

3(15+1)
Langkah 4: Letak data Q1=–––––––– = 12
4
Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8

2) Kuartil data kelompok


Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil

Ukuran Penyebaran Data


Ukuran pemusatan yaitu mean, median dan modus, merupakan informasi yang memberikan
penjelasan kecenderungan data sebagai wakil dari beberapa data yang ada. Adapun ukuran
penyebaran data memberikan gambaran seberapa besar data menyebar dari titik-titik pemusatan.

1. Jangkauan (Range)
6
Modul Matematika Kelas XI IPS
Ukuran penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau rentangan nilai,
yaitu selisih antara data terbesar dan data terkecil.

1) Range data tunggal


Untuk range data tunggal dirumuskan dengan:
R = xmaks – xmin
Contoh :
Tentukan range dari data-data di bawah ini.
6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20

Jawab:
Dari data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
Jadi, R = xmaks – xmin
= 20 – 3 = 17

2) Range data kelompok


Untuk data kelompok, nilai tertinggi diambil dari nilai tengah kelas tertinggi dan nilai terendah
diambil dari nilai kelas yang terendah.

2. Simpangan Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)


Simpangan rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan nilai rataan
hitung.

1) Simpangan rata-rata data tunggal


Simpangan rata-rata data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

2) Simpangan rata-rata data kelompok


Simpangan rata-rata data kelompok dirumuskan:

3. Simpangan Baku (Deviasi Standar) dan Ragam


Sebelum membahas simpangan baku atau deviasi standar, perhatikan contoh berikut. Kamu tentu tahu
bahwa setiap orang memakai sepatu yang berbeda ukurannya. Ada yang berukuran 30, 32, 33, ... , 39,
40, dan 41. Perbedaan ini dimanfaatkan oleh ahli-ahli statistika untuk melihat penyebaran data dalam
suatu populasi. Perbedaan ukuran sepatu biasanya berhubungan dengan tinggi badan manusia.
Seorang ahli matematika Jerman, Karl Ganss mempelajari penyebaran dari berbagai macam data. Ia
menemukan istilah deviasi standar untuk menjelaskan penyebaran yang terjadi. Saat ini, ilmuwan
menggunakan deviasi standar atau simpangan baku untuk mengestimasi akurasi pengukuran. Deviasi
standar adalah akar dari jumlah kuadrat deviasi dibagi banyaknya data.

1) Simpangan baku dan ragam data tunggal


Simpangan baku/deviasi standar data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

2) Ragam dan Simpangan baku data kelompok Ragam () dan Simpangan baku (s) data
kelompok
dirumuskan sebagai berikut.

7
Modul Matematika Kelas XI IPS
8
Modul Matematika Kelas XI IPS
Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !

1. Median dari data berkelompok pada 5. Gambar di bawah ini adalah histogram
tabel di bawah ini adalah .... berat badan 50 siswa. Rata-rata berat
Nilai Frekuensi badan adalah .... kg
50 – 54 4 A. 51,54
55 – 59 8 B. 52,46
60 – 64 14 C. 56,54
D. 56,46
65 – 69 35
E. 57,54
70 – 74 27
75 – 79 9
80 – 84 3

A. 67,93
B. 68,33
C. 68,63
D. 68,93
E. 69,33

2. Simpangan kuartil dari data 6, 7, 7, 3, 8,


4, 6, 5, 5, 9, 10, 4, 4, 3 adalah ....
A. 1
B. 2
1
C. 3
2
D. 4 6. Modus dari data pada distribusi
E. 7 frekuensi di samping adalah ....
Tinggi (cm) Frekuensi
3. Simpangan kuartil dari data: 83, 53, 54, 130 – 134 2
78, 78, 57, 59, 65, 62, 69, 75, 72, 69, 71 135 – 139 7
adalah ....
140 – 144 12
A. 6
145– 149 10
B. 7
C. 8 150– 154 14
D. 12 155 – 159 8
E. 16 160 – 164 7

4. Simpangan kuartil (Qd) dari data pada A. 149,9 cm


tabel di bawah ini adalah .... B. 150,5 cm
Data Frekuensi C. 151,5 cm
1 – 10 2 D. 152,0 cm
11 – 20 4 E. 156,3 cm
21 – 30 25
7. Simpangan kuartil dari data 5, 6, a, 3, 7,
31– 40 47
1
41 – 50 17 8 adalah 1 . Jika median data adalah
51 – 60 5 2
1
5 maka rata-rata data tersebut adalah
A. 1,2 2
B. 2,5 ....
C. 3,4 A. 4
D. 4,8 1
E. 5,9 B. 4
2
C. 5

9
Modul Matematika Kelas XI IPS
1 D. 75,5
D. 5 E. 76,5
2
E. 6
12. Nilai ujian dari 60 siswa diberikan
8. Nilai rata-rata ulangan matematika dari dalam tabel berikut.
35 siswa adalah 58. Jika nilai Ani dan Nilai 3 4 5 6 7 8 9
Budi digabungkan dengan kelompok ujian
tersebut, maka nilai rata-ratanya Frekuensi 3 5 10 16 13 8 5
menjadi 59. Nilai rata-rata Ani dan Budi
adalah .... Siswa dinyatakan lulus jika nilai
1 ujiannya minimal 0,25 lebih rendah dari
A. 70
2 nilai rata-rata. Banyak siswa yang lulus
1 adalah ....
B. 72
2 A. 13
1 B. 18
C. 75 C. 26
2 D. 34
1 E. 42
D. 76
2
1 13. Nilai ujian kemampuan bahasa dari
E. 77 peserta seleksi pegawai di suatu instansi
2
diperlihatkan pada tabel berikut.
Nilai ujian 60 70 80 90 100
9. Nilai rata-rata ulangan matematika dari
suatu kelas adalah 6,9. Jika dua siswa Frekuensi 40 20 30 20 k
baru yang nilainya 4 dan 6 digabungkan, Jika nilai rata-rata ujian tersebut adalah
maka nilai rata-rata kelas tersebut
76, maka k  ....
menjadi 6,8. Banyaknya siswa semula
adalah .... A. 5
A. 36 B. 10
B. 38 C. 15
C. 40 D. 20
D. 42 E. 25
E. 44
14. Suatu data dengan rata-rata 16 dan
10. Tiga kelas A, B dan C berturut-turut jangkauan 6. Jika setiap nilai dalam data
terdiri dari 10 siswa, 20 siswa dan 15 dikalikan p dan dikurangi q didapat data
siswa. Rata-rata nilai gabungan dari baru dengan rata-rata 20 dan jangkauan
ketiga kelas 55. Jika rata-rata kelas A 9. Nilai dari 2p + q = ....
dan C berturut-turut 56 dan 65, maka A. 3
rata-rata nilai kelas B adalah ..... B. 4
A. 45 C. 7
B. 47 D. 8
C. 48 E. 9
D. 50
E. 54 15. Dalam suatu kelas terdapat 22 siswa.
Nilai rata-rata matematikanya 5 dan
11. Nilai rata-rata ulangan matematika dari jangkauan 4. Bila seorang siswa yang
40 siswa SMA adalah 70. Jika seorang paling rendah nilainya dan seorang
siswa yang nilainya 100 dan 3 orang siswa yang paling tinggi nilainya tidak
siswa yang nilainya masing-masing 30 disertakan, maka nilai rata-ratanya
tidak dimasukkan dalam perhitungan, menjadi 4,9. Nilai siswa yang paling
maka nilai rata-ratanya menjadi .... rendah adalah ....
A. 70,5 A. 5
B. 72,5 B. 4
C. 74,5 C. 3
D. 2
10
Modul Matematika Kelas XI IPS
E. 1

16. Median dari data umur pada tabel di


bawah ini adalah ....
Umur Frekuensi
4–7 6
8 – 11 10
12 – 15 18
16– 19 40
20 – 23 16
24 – 27 10

A. 16,5
B. 17,1
C. 17,3
D. 17,5
E. 18,3 A. 23
B. 25
17. Modus dari data berat badan (dalam kg) C. 26
dari 40 siswa di bawah ini adalah .... D. 28
Berat Badan (kg) Frekuensi E. 30
40 – 44 6
20. Perhatikan gambar berikut !
45 – 49 12
50 – 54 8
55 – 59 3
60 – 64 1

A. 46,1
B. 46,5
C. 46,9
D. 47,5
E. 48,0

18. Simpangan kuartil dari data 3, 6, 2, 4,


14, 9, 12, 8 adalah ....
1
A. 2 Berat badan siswa pada suatu kelas
2
disajikan dengan histogram seperti pada
B. 3
gambar. Rataan berat badan tersebut
1
C. 3 adalah ....
2 A. 64,5 kg
D. 4 B. 65 kg
1 C. 65,5 kg
E. 4
2 D. 66 kg
E. 66,5 kg
19. Nilai rataan dari data pada diagram
adalah .... 21. Median dari data 7, 4, 10, 9, 15, 12, 7, 9,
7 adalah ....
A. 7
B. 8,9
C. 9
D. 10,5
E. 15

11
Modul Matematika Kelas XI IPS
22. Jika x 0 adalah nilai rata-rata dari Tinggi Frekuensi
x1 , x2 , x3 , x10 , rata-rata nilai 151 – 155 5
156 – 160 20
x10  1, x9  2,, x1  10 adalah .... 161 – 165 k
A. x0  2 166 – 170 26
B. x0  10 171 – 175 7
C. x 0  5
A. 40
D. x0  1 B. 42
E. x0  5,5 C. 44
D. 46
E. 48
23. Pada ulangan matematika, diketahui
nilai rata-rata kelas adalah 58. Jika rata- 27. Nilai rataan dari data pada tabel adalah
rata nilai matematika untuk siswa .....
prianya adalah 65 dan untuk siswa Nilai Frekuensi
perempuannya adalah 54, perbandingan
jumlah siswa pria dan perempuan pada 40 – 44 1
kelas itu adalah .... 45 – 49 2
A. 11 : 7 50 – 54 3
B. 4 : 7 55 – 59 6
C. 11 : 4 60 – 64 7
D. 7 : 15 65 – 69 5
E. 9 : 2 70 – 74 7
75 – 79 9
24. Jika modus dari data 2, 3, 3, 4, 5, 4, x, 4,
2, 3 adalah 3, median data tersebut A. 61
adalah .... B. 62
A. 2 C. 63
1 D. 64
B. 2
2 E. 65
C. 3
1 28. Modus dari berat badan siswa yang
D. 3 disajikan pada histogram di bawah ini
2
adalah ....
E. 4

25. Dari daftar distribusi di bawah ini


didapat bahwa:
Data Frekuensi
1–5 4
6 – 10 15
11 – 15 7
16 – 20 3
21 – 25 1

A. Median terletak pada kelas ke-3


B. Banyaknya data seluruhnya =
A. 43,5 kg
25
B. 44,50 kg
C. Jangkauan = 24
C. 47 kg
D. Modus terletak pada kelas ke-3 D. 47,50 kg
E. Meannya = 10
E. 47,78
26. Data berikut adalah tinggi badan
sekelompok siswa. Jika median data di
atas adalah 163,5 cm, nilai k adalah ....
12
Modul Matematika Kelas XI IPS
29. Dari data: 8, 9, 3, 6, 3, 10, 7, 6, 5, 6, 2, 33. Seorang ibu mempunyai 5 orang anak.
9 nilai kuartil ketiga data di atas adalah Anak tertua berumur 2p tahun, yang
.... termuda berumur p tahun. Tiga anak
A. 5,5 lainnya berturut-turut (2p-2), (p+2) dan
B. 6 (p+1) tahun. Jika rata-rata umur mereka
C. 8 adalah 17 tahun, umur anak tertua
D. 8,5 adalah ....
E. 9 A. 12
B. 16
30. Diberikan sekumpulan data sebagai C. 30
berikut: 7, 2, 3, 8, 4, 6. Nilai varians data D. 22
di atas adalah .... E. 24
A. 1
7 34. Data penjualan radio setiap bulan di
B. suatu toko pada tahun 2002 adalah: 20,
3
3, 9, 11, 4, 12, 1, 9, 9, 12, 8, 10. Median,
C. 2
kuartil bawah, dan kuartil atasnya
14 berturut-turut adalah ....
D.
3 1 1
E. 5 A. 6 ,3 , dan 91
2 2
31. Modus dari data pada tabel berikut 1
B. 9, 6 dan 11
adalah .... 2
Kelas Frekuensi 1
C. 6 ,9 dan 12
11 – 15 2 2
16 – 20 4 D. 9, 4 dan 12
21 – 25 8 E. 9, 3 ½, dan 12
26 – 30 11
31 – 35 15 35. Median dari distribusi frekuensi:
36 – 40 9 Titik tengah Frekuensi
41 – 45 6 32 2
46 – 50 5 37 4
42 10
A. 32,25 47 16
B. 32,50 52 8
C. 32,60
D. 32,75 A. 45
E. 32,80 B. 45,5
C. 45,75
32. Perhatikan data berikut ! D. 49,0
Kelas Frekuensi E. 49,5
50 – 54 4
55 – 59 6 36. Data berikut adalah hasil ujian
60 – 64 8 matematika suatu kelas SMU yang nilai
65 – 69 10 rata-ratanya adalah x .
70 – 74 8 Nilai Frekuensi
75 – 79 4 3 2
Kuartil atas dari data pada tabel di atas 4 4
adalah .... 5 8
A. 69,5 6 12
B. 70,00 7 16
C. 70,50 8 4
D. 70,75 Siswa dinyatakan lulus jika nilainya
E. 71,00 lebih besar atau sama dengan x  1.

13
Modul Matematika Kelas XI IPS
Banyaknya siswa yang lulus ujian ini C. 10,5
adalah .... D. 11,25
A. 20 E. 11,5
B. 28
C. 32 39. Nilai modus dari data pada tabel
D. 36 distribusi berikut adalah ....
E. 40 Skor Frekuensi
2-6 6
37. Nilai rata-rata tes matematika dari 7 – 12 8
kelompok siswa dan kelompok siswi di
suatu kelas berturut-turut adalah 5 dan 12 – 16 18
7. Jika nilai rata-rata di kelas tersebut 17 – 21 3
adalah 6,2, maka perbandingan 22 - 26 9
banyaknya siswa dan siswi adalah ....
A. 2 : 3 A. 12,00
B. 3 : 4 B. 12,50
C. 2 : 5 C. 13,50
D. 3 : 5 D. 14,50
E. 4 : 5 E. 15,00

38. Skor hasil seleksi pra olimpide di salah 40. Simpangan baku dari data: 3, 3, 4, 5, 5
satu provinsi disajikan pada tabel adalah ....
berikut: 1
Skor Frekuensi A. 3
3
2-4 2 2
5–7 5 B. 5
5
8 – 10 6
2
11 – 13 4 C. 10
14 - 16 3 5
1
Rata-rata hasil seleksi tersebut adalah D. 30
5
.... 1
E. 35
A. 8,15 5
B. 9,15

14
Modul Matematika Kelas XI IPS
Bab II
PELUANG
A. KAIDAH PENCACAHAN
1. Aturan Pengisian Tempat
Andi diundang menghadiri acara ulang tahun temannya. Andi mempunyai tiga buah baju dua buah
celana.
Baju : Merah, Kuning, Ungu
Celana : Hitam, Biru
Ada berapa cara Andi dapat mamasang-masangkan baju dan celananya?
Penyelesaian:
Banyaknya pasangan celana dan baju yang dapat dipakai Andi ada 6 yaitu:
{(hitam, kuning), (hitam, merah), (hitam, ungu),(biru, kuning), (biru, merah), (biru, ungu)}

2. Faktorial
Definisi:
n! = 1 × 2 × 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau
n! = n × (n – 1) × (n – 2) × … × 3 × 2 × 1
1! = 1 dan 0! = 1
Untuk lebih memahami tentang faktorial, perhatikan contoh berikut.
a. 6! = 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 720
b. 3! × 2 ! = 3 × 2 × 1 × 2 × 1 = 6 × 2 = 12

7! 7×6×5×4×3×2×1
c. —— = ———————— = 7 × 6 × 5 = 210
4! 4×3×2×1

3. Permutasi
Dari 5 orang calon pengurus akan dipilih 3 orang untuk menempati posisi sebagai ketua, sekretaris,
dan bendahara. Ada berapa banyak cara memilih pengurus ?
Penyelesaian:
Untuk menjawab hal tersebut marilah kita gambarkan 3 tempat kosong yang akan diisi dari 5 calon
pengurus yang tersedia.
5 x 4 x 3

Kotak (a) dapat diisi dengan 5 calon karena calonnya ada 5


Kotak (b) dapat diisi dengan 4 calon karena 1 calon sudah diisikan di kotak (a).
Kotak (c) dapat diisi dengan 3 calon karena 2 calon sudah diisikan di kotak sebelumnya.
Sehingga banyaknya susunan pengurus kelas adalah 5 × 4 × 3 = 60.
Susunan semacam ini disebut permutasi karena urutannya diperhatikan, sebab ketua, sekretaris,
bendahara tidak sama dengan sekretaris, ketua, bendahara.

a. Permutasi r unsur dari n unsur berbeda


Permutasi pada contoh ini disebut permutasi 3 dari 5 unsur dan
dinotasikan dengan P(5.3) atau 5P3, sehingga:

5P3 = 5 × 4 × 3
= 5 × (5 – 1) × (5 – 2)
= 5 × (5 – 1) × …..× (5 – 3 + 1),
Secara umum dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Banyaknya permutasi dari n unsur diambil r unsur dinotasikan:
nPr = n (n – 1) (n – 2) (n – 3) … (n – r + 1)
Atau dapat juga ditulis:
(n – r) (n – r – 1) … 3.2.1
nPr =n (n – 1) (n – 2) (n – 3) … (n – r + 1) x ——————————
(n – r) (n – r – 1) … 3.2.1
15
Modul Matematika Kelas XI IPS
n (n – 1) (n – 2) (n – 3) … (n – r + 1)(n – r) (n – r – 1) … 3.2.1
nPr =——————————————————————————
(n – r) (n – r – 1) … 3.2.1
n!
nPr =————
(n – r)!

Contoh:
Akan disusun berjajar bendera negara-negara: Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol dan
Yunani. Tentukan banyaknya cara memasang bendera tersebut jika bendera Inggris dan Prancis harus
selalu berdampingan !
Penyelesaian:
Banyaknya negara ada 6 tetapi Inggris dan Prancis harus berdampingan sehingga Inggris dan Prancis
dihitung 1. Jadi banyaknya negara ada 5,
untuk menyusun benderanya 5P5 = 5!
Inggris dan Prancis dapat bertukar posisi sebanyak 2!
Banyaknya cara = 5! x 2!
=5x4x3x2x1x2x1
= 240

b. Permutasi Jika Ada Unsur yang Sama


Untuk menghitung banyaknya permutasi jika ada unsur yang sama, marilah kita lihat contoh berikut.
Berapakah banyaknya kata yang dapat disusun dari huruf-huruf pembentuk kata: A, D, A, M ?
Penyelesaian:
Banyaknya kata = {(ADAM), (ADMA), (AMAD), (AMDA), (AAMD), (AADM), (DAAM),
(DAMA), (DMAA), (MAAD), (MADA), (MDAA)}
ternyata banyaknya kata hanya ada 12, hal ini berbeda kalau tidak ada huruf yang sama banyaknya
cara ada 4! = 24
Dari contoh dapat dijabarkan 12 = 4 × 3 atau permutasi 4 unsur dengan 2
4!
unsur sama ditulis: —
2!
Secara umum banyaknya permutasi n unsur yang memuat k, l, dan m unsur yang sama dapat
ditentukan dengan rumus:
n!
P = ————
k! l! m!

Contoh :
Berapakah banyaknya kata yang dapat dibentuk dari huruf-huruf pembentuk kata MATEMATIKA?
Penyelesaian:
MATEMATIKA
Banyak huruf =10
banyak M = 2
banyak A =3
banyak T = 2
10! 10 x 9 x 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1
P = ———— = ————————————————
2! 3! 2! 2x1x3x2x1x2x1
3628800
P = ———— = 151200
24
Banyaknya kata yang dapat dibentuk ada 151200 kata

c. Permutasi Siklis
Andi, Budi dan Candra hendak duduk mengelilingi sebuah meja. Berapakah banyak cara

16
Modul Matematika Kelas XI IPS
mereka dapat duduk mengelilingi meja tersebut?
Kalau mereka duduk berjajar banyaknya cara ada 3! = 6 yaitu
{ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA}
Bagaimana kalau mereka mengelilingi sebuah meja ?
Kemungkinan 1 diperoleh bahwa ABC = CAB = BCA
Kemungkinan 2 diperoleh bahwa ACB = CBA = BAC
Sehingga banyak cara mereka duduk hanya ada 2 cara
ternyata banyaknya cara 3 orang duduk mengelilingi sebuah meja = (3 - 1)!
Secara umum banyaknya permutasi siklis dapat ditentukan dengan rumus:
P= (n - 1)!

Contoh :
Berapakah banyaknya cara 8 orang dapat duduk mengelilingi api unggun jika 2 orang tertentu harus
selalu berdampingan?
Penyelesaian:
Banyaknya orang ada 8 tetapi dua orang tertentu harus berdampingan (dihitung satu) sehingga
banyaknya orang ada 7,
Permutasi siklis 7 orang = (7 - 1)!
Dua orang yang berdampingan dapat bertukar posisi sebanyak 2!
Banyaknya cara = 6! x 2!
=6x5x4x3x2x1x2x1
= 1440

4. Kombinasi
Ada tiga sahabat yang baru bertemu setelah sekian lama, mereka adalah
Adi, Budi, dan Candra. Saat bertemu mereka saling berjabat tangan, tahukah kamu berapa banyak
jabat tangan yang terjadi?
Adi berjabat tangan dengan Budi ditulis {Adi, Budi}.
Budi berjabat tangan dengan Adi ditulis {Budi, Adi}.
Antara {Adi, Budi} dan {Budi, Adi} menyatakan himpunan yang sama, hal ini disebut kombinasi. Di
lain pihak {Adi, Budi}, {Budi, Adi} menunjukkan urutan yang berbeda yang berarti merupakan
permutasi yang berbeda.
Dari contoh dapat diambil kesimpulan:
Permutasi = Adi – Budi, Adi – Candra, Budi – Adi,
Budi – Candra, Candra – Adi, Candra – Budi
= 6 karena urutan diperhatikan
Kombinasi = Adi – Budi, Adi – Candra, Budi – Candra
= 3 karena urutan tidak diperhatikan
6 permutasi
Kombinasi = 3 = — = —————
2 2
Jadi kombinasi dari 3 unsur diambil 2 unsur ditulis:
3P2 3!
3C2 = —— = ————
2 2! (3 − 2)!

Secara umum dapat disimpulkan bahwa:


Banyaknya kombinasi dari n unsur yang berbeda diambil r unsur
n
ditulis dengan C atau C(n. r) atau nCr, sehingga:
r

P n!
nCr = —— = —-——---
r! (n - r)! r!

Perhatikan contoh soal berikut untuk lebih memahami tentang kombinasi.

17
Modul Matematika Kelas XI IPS
Contoh :
1. Hitunglah nilai dari:
a. 8C4
b. 6C2 × 4C3
Penyelesaian:
8! 8! 8x7x6x 5x4x3x2x1
a. 8C4 = ———— = ——— = ———————————— = 70
(8 - 4)! 4! 4! 4! 4x3x2x1x4x3x2x1

6! 4! 6x 5x4x3x2x1 4x3x2x1
b. 6C2 × 4C3 = ———— x ———— = ————————— x ————— = 70
(6 - 2)! 2! (4 - 3)! 3! 4 x 3 x 2 x 1 x 2 x 1 1 x 3 x 2 x 1

Penyelesaian:
10!
10C3 = —————
(10 - 3)! 3!

10!
= —————
7! 3!

10 x 9 x 8 x 7!
= ——————
7! 3 x 2 x 1

720
= ———
6
= 120

Contoh :
Dalam pelatihan bulutangkis terdapat 8 orang pemain putra dan 6 orang pemain
putri. Berapakah pasangan ganda yang dapat diperoleh untuk:
a. ganda putra
b. ganda putri
c. ganda campuran
Penyelesaian:
a. Karena banyaknya pemain putra ada 8 dan dipilih 2, maka banyak cara ada:

8! 8 . 7 . 6 ! 56
8C2 = ———— = ———— = —— = 28
(8 - 2)! 2! 6! . 2. 1 2

b. Karena banyaknya pemain putri ada 6 dan dipilih 2, maka banyak cara ada:

6! 6 . 5 . 4 ! 30
6C2 = ———— = ———— = —— = 15
(6 - 2)! 2! 4! . 2. 1 2

c. Ganda campuran berarti 8 putra diambil satu dan 6 putri diambil 1, maka:

8! 6! 8! 6!
8C1 x 6C1 = ———— x ———— = —— x —— = 8 x 6 = 48
(8 - 1)! 1! (6 - 1)! 1! 7! 5!

18
Modul Matematika Kelas XI IPS
Contoh:
Dari 7 siswa putra dan 3 siswa putri akan dibentuk tim yang beranggotakan 5 orang. Jika disyaratkan
anggota tim tersebut paling banyak 2 orang putri, berapakah banyaknya cara mambentuk tim tersebut?
Penyelesaian:
Karena anggota tim ada 5 dan paling banyak 2 putri maka kemungkinannya adalah: 5 putra atau 4
putra 1 putri atau 3 putra 2 putri
Banyak cara memilih 5 putra =7C5
Banyak cara memilih 4 putra 1 putri =7C4 . 3C1
Banyak cara memilih 3 putra 2 putri =7C3 . 3C2

Banyak cara = 7C5 + 7C4 . 3C1 + 7C3 . 3C2

7! 7! 3! 7! 3!
= ———— + ———— x ———— + ———— x ————
(7 - 5)! 5! (7 - 4)! 4! (3 - 1)! 1! (7 - 3)! 3! (3 - 2)! 2!

7 . 6 . 5! 7 . 6 . 5 . 4! 3 . 2 . 1 7 . 6 . 5 . 4! 3 . 2 . 1
= ———— + ————— x ——— + ————— x ————
2 . 1 . 5! 3 . 2 . 1 . 4! 2 . 1 4! . 3 . 2 . 1 2 . 1

= 105 + 105 + 21 = 231

Jadi banyaknya cara membentuk tim ada 231 cara

B. RUANG SAMPEL DAN KEJADIAN


1. Ruang Sampel
Tahukah kamu, apa saja yang mungkin muncul ketika sebuah dadu dilempar sekali ?
Kemungkinan yang muncul adalah mata dadu 1, 2, 3, 4, 5 atau 6.
Jadi banyaknya himpunan semua kejadian yang mungkin pada pelemparan sebuah dadu sekali ada 6.
Himpunan semua kejadian yang mungkin dari suatu percobaan disebut Ruang Sampel atau Ruang
Contoh biasa diberi lambang huruf S
Bagaimana kalau sebuah koin uang logam dilemparkan sekali, apa saja yang mungkin muncul?
S = {Angka, gambar}
n(S) = 2

2. Kejadian
Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh 14:
Dua buah dadu dilemparkan bersamaan sekali, tentukan kejadian munculnya
a. jumlah kedua dadu 10
b. selisih kedua dadu 3
c. jumlah kedua dadu 5 dan selisihnya 1
d. jumlah kedua dadu 4 atau selisihnya 5
Penyelesaian:
Untuk mengerjakan soal ini kita lihat jawaban contoh 13.
a. Jumlah kedua dadu 10 ={(4, 6), (5, 5), (6, 4)}
Jadi banyaknya kejadian ada 3
b. Selisih kedua dadu 3 ={(1, 4), (2, 5), (3, 6), (4, 1), (5, 2), (6, 3)}
Jadi banyaknya kejadian ada 6
c. Jumlah kedua dadu 5 dan selisihnya 1 ={(2, 3), (3, 2)}
Jadi banyaknya kejadian ada 2
d. Jumlah kedua dadu 4 atau selisihnya 5 ={(1, 3), (2, 2), (3, 1), (1, 6), (6, 1}
Jadi banyaknya kejadian ada 5

C. PELUANG SUATU KEJADIAN


1. Peluang Suatu Kejadian

19
Modul Matematika Kelas XI IPS
Sebelum mempelajari peluang suatu kejadian, marilah kita ingat kembali mengenai ruang sampel
yang biasanya dilambangkan dengan S. Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel,
sedangkan titik sampel adalah setiap hasil yang mungkin terjadi pada suatu percobaan. Jika A adalah
suatu kejadian yang terjadi pada suatu percobaan dengan ruang sampel S, di mana setiap titik
sampelnya mempunyai kemungkinan sama untuk muncul, maka peluang dari suatu kejadian A ditulis
sebagai berikut.

n(A)
P(A) = ———
n(S )

Keterangan:
P(A) = peluang kejadian A
n(A) = banyaknya anggota A
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel S

Contoh :
Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang muncul:
a. ketiganya sisi gambar;
b. satu gambar dan dua angka.

Penyelesaian:
a. S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}
Maka n(S) = 8
Misal kejadian ketiganya sisi gambar adalah A.
A = {GGG}, maka n(A) = 1
n(A) 1
P(A) = ——— =——
n(S ) 8
b. Misal kejadian satu gambar dan dua angka adalah B.
B = {AAG, AGA, GAA}, maka n(B) = 3
n(B) 3
P(B) = ——— =——
n(S ) 8

Contoh:
Andi mengikuti acara Jalan Santai dengan doorprize 5 buah sepeda motor. Jika jalan santai tersebut
diikuti oleh 1000 orang, berapakah peluang Andi mendapatkan doorprize sepeda motor?

Penyelesaian:
S = semua peserta jalan santai
maka n(S) = 1000
Misal kejadian Andi mendapatkan motor adalah A.
A = {Motor1, Motor2, Motor3, Motor4, Motor5}
maka n(A) = 5
n(A) 5 1
P(A) = ——— = ——— = ——
n(S ) 1000 200
1
Jadi peluang Andi mendapatkan doorprize sepeda motor ——
200
2. Kisaran Nilai Peluang
Untuk mengetahui kisaran nilai peluang, perhatikan soal berikut:
Contoh:
Sebuah dadu dilemparkan sekali, tentukan peluang munculnya
a. Mata dadu 8 b. Mata dadu kurang dari 7
Penyelesaian:

20
Modul Matematika Kelas XI IPS
a. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
misal kejadian muncul mata dadu 8 adalah A
A = { }, n(A) = 0
n(A) 0
P(A) = ——— = — = 0
n(S ) 6
Kejadian muncul mata dadu 8 adalah kejadian mustahil, P(A) = 0
b. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(S) = 6
misal kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 adalah B
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, n(B) = 6
n(B) 6
P(B) = ——— = — = 1
n(S ) 6
Kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 adalah kejadian pasti, P(A) = 1

Jadi kisaran nilai peluang: 0 ≤ P(A) ≤ 1

3. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian


Frekuensi harapan dari sejumlah kejadian merupakan banyaknya kejadian dikalikan dengan peluang
kejadian itu. Misalnya pada percobaan A dilakukan n kali, maka frekuensi harapannya ditulis sebagai
berikut.

Fh = n × P(A)

Contoh 19:
Pada percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus sebanyak 240 kali, tentukan frekuensi
harapan munculnya dua gambar dan satu angka.
Penyelesaian:
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG} ⇒ n(S) = 8
A = {AGG, GAG, GGA} ⇒ n(A) = 3
n(A) 3
Fh(A) = n × P(A) = 240 × —— = 240 × —— = 90 kali
n(S) 8

4. Peluang Komplemen Suatu Kejadian


Untuk mempelajari peluang komplemen, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Pada pelemparan sebuah dadu sekali, berapakah peluang munculnya:
a. nomor dadu ganjil,
b. nomor dadu tidak ganjil?
Penyelesaian:
a. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka n(S) = 6.
A adalah kejadian keluar nomor dadu ganjil
A = {1, 3, 5}, maka n(A) = 3 sehingga
n(A) 3 1
P(A) = ——— =—— = —
n(S ) 6 2

b. B adalah kejadian keluar nomor dadu tidak ganjil


B = {2, 4, 6}, maka n(B) = 3 sehingga
n(B) 3 1
P(B) = ——— =—— = — , Peluang B adalah Peluang komplemen dari A
n(S ) 6 2
Dari contoh tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:

P(A) + P(AC) = 1 atau P(AC) = 1 – P(A)

21
Modul Matematika Kelas XI IPS
Contoh:
Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang munculnya paling
sedikit satu angka !
Penyelesaian:
Cara biasa
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}, maka n(S) = 8
Misal kejadian paling sedikit satu angka adalah A.
A = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA}, maka n(A) = 7
n(A) 7
P(A) = ——— = ——
n(S ) 8

Cara komplemen
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}, maka n(S) = 8
Misal kejadian paling sedikit satu angka adalah A.
Ac = {GGG}, maka n(Ac) =1

n(Ac) 1
P(Ac) = ——— =——
n(S ) 8

1 7
P(A) = 1 – P(Ac) = 1 – —— = ——
8 8
5. Peluang Kejadian Majemuk
a. Peluang Gabungan 2 kejadian
Misal A dan B adalah dua kejadian yang berbeda, maka peluang kejadian
A ∪ B ditentukan dengan aturan:

P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)

Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan sekali, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil dan B adalah
kejadian munculnya bilangan prima. Tentukan peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau
prima!
Penyelesaian:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = bilangan ganjil : {1, 3, 5} → P(A) = 3/6
B = bilangan prima : {2, 3, 5} → P(B) =3/6
A∩B = {3, 5} → P{A∩B} = 2/6
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
= 3/6 + 3/6 – 2/6 = 4/6 = 2/3
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau prima adalah 2/3

Contoh:
Diambil sebuah kartu dari 1 set kartu bridge, tentukan peluang terambilnya kartu As atau kartu Hati!
Penyelesaian:n(S) = 52 (karena banyaknya kartu dalam 1 set kartu bridge 52)
A = kartu As, n(A) = 4 (Banyaknya kartu As dalam1 set kartu bridge 4)
4
P(A) = ——
52
B = kartu Hati, n(B) = 13 (Banyaknya kartu Hati dalam1 set kartu bridge 13)
13
P(B) = ——
52

22
Modul Matematika Kelas XI IPS
n(A∩B) = 1 (Banyaknya Kartu As dan Hati dalam1 set kartu bridge 1)
1
P(A∩B) = ——
52
4 13 1 16
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B) = — + —— – —— = ——
52 52 52 52
16
Jadi peluang kejadian terambilnya kartu As atau Hati adalah ——
52

b. Peluang Kejadian Saling Lepas (Saling Asing)


Kejadian A dan B saling asing jika kedua kejadian tersebut tidak mungkin terjadi bersama-sama. Ini
berarti A∩B = 0 atau P(A∩B) = 0
Sehingga: P (A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B) = P(A) + P(B) – 0
P (A∪ B) = P(A) + P(B)

Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan sekali, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil dan B adalah
kejadian munculnya bilangan genap. Tentukan peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau
genap!
Penyelesaian:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = bilangan ganjil : {1, 3, 5} → P(A) = 3/6
B = bilangan genap : {2, 4, 6} → P(B) =3/6
A∩B = {} → P(A∩B) = 0 (A dan B kejadian saling lepas)
P(A∪ B) = P(A) + P(B)
= 3/6 + 3/6 = 1
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau genap adalah 1
Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 2 bola kuning dan 1 bola biru. Akan diambil sebuah bola secara
acak. Tentukan peluang terambilnya bola merah atau bola kuning!
Penyelesaian:
8! 8! 8 . 7!
n(S) = 8C1 = ———— = ——— = ——— = 8
1!(8- 1)! 1 . 7! 7!
Misal kejadian terambilnya kelereng merah adalah A, maka:
5! 5! n(A) 5
n(A) = 5C1 = ———— = —— = 5, P(A) = ——— = ——
1!(5 - 1)! 4! n(S) 8
Misal kejadian terambilnya kelereng kuning adalah B, maka:
2! 2! n(B) 2
n(B) = 2C1 = ———— = —— = 2, P(B) = ——— = ——
1!(2 - 1)! 1! n(S) 8
A∩B = {} (Kejadian saling lepas)
5 2 7
P(A∪ B) = P(A) + P(B) = —— + —— = ——
8 8 8 7
Jadi peluang terambilnya bola merah atau bola kuning ——
8
c. Peluang Kejadian Saling Bebas
Jika kejadian A tidak memengaruhi terjadinya kejadian B dan sebaliknya, atau terjadi atau tidaknya
kejadian A tidak tergantung pada terjadi atau tidaknya kejadian B maka dua kejadian ini disebut
kejadian saling bebas. Hal ini seperti digambarkan pada pelemparan dua buah dadu sekaligus.
A adalah kejadian munculnya dadu pertama angka 3 dan
B adalah kejadian munculnya dadu kedua angka 5

23
Modul Matematika Kelas XI IPS
maka kejadian A dan kejadian B merupakan dua kejadian yang saling bebas, dan peluang kejadian ini
dapat dirumuskan:

P(A∩B) = P(A) × P(B)

Coba kamu pelajari contoh berikut untuk lebih memahami tentang kejadian saling bebas.
Contoh:
Dua buah dadu dilemparkan bersama-sama, tentukan peluang munculnya mata dadu 3 pada dadu
pertama dan mata dadu 5 pada dadu kedua!
Penyelesaian:
Kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama tidak terpengaruh kejadian munculnya mata
dadu 5 pada dadu kedua jadi ini adalah dua kejadian yang saling bebas
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ….., (6, 6)} → n(S) = 36
Misal kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama adalah A, maka:
6 1
A = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} → n(A) = 6 P(A) = —— = ——
36 6
Misal kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu kedua adalah B, maka:
6 1
B = {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)} → n(B) = 6 P(B) = —— = ——
36 6

1 1 1
P(A∩B) = P(A) × P(B) = — × — = ——
6 6 36

Jadi peluang munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama dan mata dadu 5
1
pada dadu kedua = ——
36
Contoh:Kotak A berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning sedangkan Kotak B berisi 5 bola merah dan 2
bola kuning. Akan diambil sebuah bola secara acak dari masing-masing kotak. Tentukan peluang
terambilnya bola merah dari kotak A dan terambilnya bola kuning dari kotak B!
Penyelesaian:Kotak A
8! 8! 8 . 7!
n(S) = 8C1 = ———— = ——— = ——— = 8
1!(8- 1)! 1 . 7! 7!
Misal kejadian terambilnya bola merah dari kotak A adalah A, maka:
5! 5! n(A) 5
n(A) = 5C1 = ———— = —— = 5, P(A) = ——— = ——
1!(5 - 1)! 4! n(S) 8
Kotak B
7! 7! 7 . 6!
n(S) = 7C1 = ———— = —— = ——— = 7
1!(7- 1)! 1 . 6! 6!
Misal kejadian terambilnya bola kuning dari kotak B adalah B, maka:
2! 2! n(B) 2
n(B) = 2C1 = ——— = —— = 2, P(B) = ——— = ——
1!(2 - 1)! 1! n(S) 7
5 2 5
P(A∩B) = P(A) × P(B) = —— × —— = ——
8 7 28

6. Peluang Kejadian Bersyarat


Dua kejadian disebut kejadian bersyarat atau kejadian yang saling bergantung apabila terjadi atau
tidak terjadinya kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B. Peluang
terjadinya kejadian A dengan syarat kejadian B telah terjadi adalah:

24
Modul Matematika Kelas XI IPS
P(A∩B)
P(A/B) = ———— P(B) ≠ 0
P(B)

Atau Peluang terjadinya kejadian B dengan syarat kejadian A telah terjadi adalah:
P(A∩B)
P(B/A) = ———— P(A) ≠ 0
P(A)

Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning. Akan diambil sebuah bola secara acak berturut-
turut sebanyak dua kali tanpa pengembalian . Tentukan peluang terambilnya keduanya bola merah!
Penyelesaian:
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah A, maka:
n(A) 5
P(A) = ——— = ——
n(S) 8

Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah B, maka:
n(B/A) 4
P(B/A) = ——— = ——
n(S) 7
5 4 5
P(A∩B) = P(A) × P(B/A) = —— × —— = ——
8 7 14

25
Modul Matematika Kelas XI IPS
LATIHAN
I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Dalam suatu ruangan terdapat 30 orang. Setiap orang saling bersalaman. Banyaknyasalaman
yang dilakukan seluruhnya adalah ....
A. 435
B. 455
C. 870
D. 875
E. 885
2. Diketahui empat angka 4, 5, 6 dan 7. Banyak cara untuk menyusun bilangan-bilangan
yang terdiri dari empat angka dengan syarat bahwa bilangan-bilangan itu tidak
mempunyai angka yang sama adalah .... cara.
A. 8
B. 12
C. 16
D. 18
E. 24

26
Modul Matematika Kelas XI IPS
II. Jawablah pertanyaan di bawah dengan benar!
1. Banyak cara menyusun pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara yang
diambil dari 5 orang calon adalah….
2. Dari sebuah kantong yang berisi10 bola merah dan 8 bola putih akan diambil 6 bola sekaligus
secara acak. Banyak cara mengambil 4 bola merah dan 2 bola putih adalah….
3. Dalam sebuah kantong terdapat 7 kelereng merah dan 3 kelereng biru . Bila tiga buah
kelereng diambil sekaligus maka peluang terambilnya kelereng merah adalah….
4. Anggota paduan suara suatu sekolah terdiri dari 12 putra dan 18 putri. Bila diambil dua
anggota dari kelompok tersebut untuk mengikuti lomba perorangan maka peluang
terpilihnya putra dan putri adalah….
5. Dari sebuah kantong berisi 6 kelereng merah dan 4 kelereng biru diambil 3 kelereng
sekaligus secara acak. Peluang terambilnya 2 kelereng merah dan 1 biru adalah….

27
Modul Matematika Kelas XI IPS

Anda mungkin juga menyukai