Statistika
Statistika adalah cabang dari matematika yang mempelajari cara mengumpulkan data,
menyusun data, menyajikan data, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
menafsirkan parameter.
Kegiatan Statistika meliputi:
1. Mengumpulkan data
2. Menyusun data
3. Menyajikan data
4. Mengolah dan Menganalisis data
5. Menarik kesimpulan
6. Menafsirkan
Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K= 1 +
3,3 log n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat
positif hasil pembulatan ke bawah.
Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:
J
I = ––––
K
Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas
bawah interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas
terakhir.
Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan
nilai frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.
3. Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan
dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang-
batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
4. Poligon
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-
batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi.
5. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
6. Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari
disebut poligon kumulatif. Poligon kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada
dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.
a. Ogif frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
MATEMATIKA
MODUL 1
STATISTIKA
KELAS : XI IPA
SEMESTER : I (SATU)
PENGANTAR :
Modul ini kami susun sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa agar dapat dipelajari
dengan lebih mudah. Kami menyajikan materi dalam modul ini berusaha mengacu pada
pendekatan kontekstual dengan diharapkan matematika akan makin terasa kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
100
80
60
East
40 West
20 North
0
1st 2nd 3rd 4th
Qtr Qtr Qtr Qtr
X1 Xn
Data Distribusi Frekuensi, Frekuensi Relatif dan Frekuensi Kumulatif
A. Daftar Distribusi Frekuensi Tunggal
Nilai ulangan matematika dari 40 siswa :
8 5 7 4 4 5 7 7 6 4 7 6 6 5 4 8 8 7 6 5
5 6 7 8 4 5 7 6 7 6 7 7 6 6 8 6 6 4 4 5
Data di atas dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi data tunggal:
Nilai Turus Frekuensi
4 7
5 7
6 11
7 10
8 5
Jumlah ∑f = 40
B. Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok
Nilai ulangan matematika dari 100 siswa:
Nilai Frekuensi
30 – 34 3
35 – 39 7
40 – 44 12
45 – 49 17
50 – 59 25
60 – 64 18
65 – 69 13
70 – 74 5
Jumlah ∑f = 100
Tentukan :
a. banyaknya interval kelas
b. panjang interval kelas
c. batas bawah interval kelas ke 3
d. batas atas interval kelas ke 2
e. tepi bawah interval kelas ke 4
f. tepi atas interval kelas ke 5
g. frekuensi yang terbesar terletak pada interval kelas ke…
4. Skor nilai ulangan matematika kelas XI SMA di suatu sekolah sbb:
32 47 60 48 32 42 31 39 23 24
22 23 41 49 42 54 46 26 52 31
43 49 27 29 37 29 49 32 45 30
47 26 57 47 35 63 38 38 42 34
20 57 45 25 36 30 51 45 42 34
41 45 59 24 24 44 63 69 45 38
21 18 54 41 35 48 59 31 42 33
62 42 46 24 61 17 53 34 38 28
48 19 39 25 56 47 43 42 52 61
54 20 42 36 43 51 44 24 57 24
MATEMATIKA
MODUL 2
STATISTIKA
KELAS : XI IPA
SEMESTER : I (SATU)
PENGANTAR :
Modul ini kami susun sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa agar dapat dipelajari
dengan lebih mudah. Kami menyajikan materi dalam modul ini berusaha mengacu pada
pendekatan kontekstual dengan diharapkan matematika akan makin terasa kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
x= ∑ xi
i=1
x= = …
X = xs + fi.di .
∑ fi
= 162 + …
=…
2. Dengan pengkodean (ui)
Langkah-langkah :
a. pilih rattan sementara (xs) dapat diambil dari salah satu titik tengah
b. Tentukan kode (ui) dari tiap-tiap nilai (xi) terhadap rataan sementara
yang dipilih, dengan rumus ui = xi - xs
p
c. Rataan sesungguhnya ( yang dicari ) dapat dihitung menggunakan
rumus :
x = xs + fi . ui . p
∑ fi
Keterangan : ui = 0, ± 1, ± 2, …
P = panjang interval kelas
Contoh :
Dengan menggunakan table distribusi frekuensi pada contoh di atas, hitunglah
rataan hitung dengan cara pengkodean.
T badan (cm) f xi ui = di fi . ui
p
152 – 154 6 153 -3… …
155 – 157 13 … … …
158 – 160 12 … … …
161 – 163 22 162 0 0
164 – 166 10 … … …
167 – 169 11 … … …
170 – 172 4 … … …
173 - 175 2 … …
∑f = 80 ∑=…
X = xs + fi.ui . p
∑ fi
= 162 + …
=…
C. Menentukan modus median dan kuartil.
1. Modus
Modus adalah nilai datum yang paling banyak munculatau nilai datum yang
mempunyai frekuensi terbesar.
Contoh :
Diketahui nilai ulangan matematika 10 siswa sbb:
5 6 6 6 7 8 8 8 9 10
Jawab:
Modus (Mo) = 6 dan 8
Modus dat kelompok ditentukan dengan rumus
Mo = L + d1 . p
d1 + d2
Keterangan :
Mo = Modus
L = Tb = tepi bawah kelas modus
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya.
P = panjang interval kelas
Contoh :
Tentukan modus dari data daftar distribusi frekuensi di bawah ini.
Nilai Frekuensi
50 – 54 6
55 – 59 9
60 – 64 12
65 – 69 15
70 – 74 20
75 – 79 10
80 – 84 8
∑ f = 80
Jawab :
Kelas Modus 70 -74
L = Tb = 69,5
di = 20 -15 = 5
d2 = 20 – 10 = 10
p=5
Mo = 69,5 + 5 . 5
5+15
= 69,5 + 1,25
= 70,75
2. Median, kuartil dan desil
Median adalah nilai tengah setelah data diurutkan.
Quartil ada 3 yaitu : Q1 (kartil bawah), 2 ( Median ) , Q3 ( kuartil atas)
Dapat diperoleh dengan rumus :
Qi = Li + i / 4 n - ( ∑ f )i . p
Fi
Ket : Li = tepi bawah yang memuat kuartil bawah Qi
(∑f ) = jumlah frekuensi sebelumquartil bawah Qi
fi = frekuensi kelas yang memuat kuarti bawah Qi
i = 1,2,3
Contoh :
Dari table distribusi frekuensi di bawah ini tentukan Q1, Median atau Q2 dan Q3.
Jawab :
Q1 terletak pada data ke ¼ . 50 = 12,5 yaitu pada kelas 25 – 29.
Q1 = 24,5 + (12,5 – 9)/10 . 5
= 24,5 + 1,75 = 26,75
Q2 terdapat pada data ke ½ . 50 = 25 yaitu pada kelas 30 -34.
Q2 = 29,5 + (15 – 19)/15 . 5
= 29,5 + …
=…
Q3 = … + …
=…
Desil adalah suatu nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama
banyak ( setelah data diurutkan). Cara menentukan Desil:
a. Untuk data tunggal, dapat ditentukan dengan :
Di = i(n + 1)/10
b. Untuk data kelompok, dapat ditentukan dengan :
Di = Li + (i/10 n – fk)/fi . p
Li = tepi bawah kelas
Fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas Di
Fi = frekuensi kelas Di
Contoh :
Tentukan D2 dan D7 dari data berikut 3 4 10 5 7 6 5 6 7 4 7 7 10 6
Jawab :
Data diurutkan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar :
3 4 4 5 5 6 6 6 7 7 7 10
D2 teletak pada urutan nilai ke 2(12+1)/10 = 2,6
D2 = x2 + 0,6 ( x3-x2 )
= 4 + 0,6 (4 -4)
=4+0=4
D7 terletak pada urutan nilai ke 7(12+1)/10 =9,1
D7 = x9 + 0,1 (x10 – x9)
= 7 + 0,1 (7-7)
=7+0=7
Contoh untik data kelompok.
Tentukan Desil ke 7 dari data dibawah ini
Nilai Frekuensi
50 – 54 6
55 – 59 9
60 – 64 12
65 – 69 15
70 – 74 20
75 – 79 10
80 – 84 8
∑ f = 80
Jawab:
Nilai Frekuensi F kumulatif
50 – 54 6 6
55 – 59 9 15
60 – 64 12 27
65 – 69 15 42
70 – 74 20 62
75 – 79 10 72
80 – 84 8 80
III. Latihan
1. Hasil ulangan matematika dari 15 siswa sbb:
9 7 6 8 9 7 6 4 5 6 8 7 7 8 5
Tentukan nilai rata rata dari data diatas
3. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai matematika di suatu kelas.
Nilai Frekuensi
40 – 46 2
47 – 53 5
54 – 60 7
61 – 67 10
68 – 74 8
75 – 81 6
82 – 88 2
Tentukan :
a) Nilai rata –rata dengan menggunakan rumus data kelompok
b) Nilai rata –rata dengan menggunakan rataan sementara
c) Nilai rata –rata dengan menggunakan coding
d) Q1 dan Q3
e) Median atau Q2
3. Deengan menggunakan data pada table no 2 , tentukan:
a. Simpangan Rata-rata
b. Ragam/Varian
c. Simpangan Baku
MATEMATIKA
MODUL 3
PELUANG
KELAS : XI IPA
SEMESTER : I (SATU)
PENGANTAR :
Modul ini kami susun sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa agar dapat dipelajari
dengan lebih mudah. Kami menyajikan materi dalam modul ini berusaha mengacu pada
pendekatan kontekstual dengan diharapkan matematika akan makin terasa kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
KEGIATAN BELAJAR :
I. Judul sub kegiatan belajar :
Peluang :
Aturan perkalian
Permutasi dan
Kombinasi
Ruang sampel
Peluang kejadian.
(5-3)! 2x1
= 60 cara
Contoh 2
Banyak bilangan yang terdiri dari tiga angka yang dibentuk dari angka-angka 3, 4, 5,
6, 7, dan 8, di mana setiap angka hanya boleh digunakan satu kali adalah….
Penyelesaian
•banyak angka = 6 ® n = 6
•bilangan terdiri dari 3 angka ® r = 3
nPr = n!
(n-r)!
P = 6! = 6x5x4x3x2x1
6 3
(6-3)! 3x2x1
= 120 cara
Kombinasi
Kombinasi r unsur dari n unsur yang tersedia (ditulis Crn atau nCr) adalah banyak
cara mengelompokan r unsur yang diambil dari sekumpulan n unsur yang tersedia.
Rumus: nCr = n! .
(n-r)! r!
Contoh 1
Seorang siswa diharuskan mengerjakan 6 dari 8 soal, tetapi nomor 1 sampai 4 wajib
dikerjakan . Banyak pilihan yang dapat diambil oleh siswa adalah….
Penyelesaian
• mengerjakan 6 dari 8 soal, tetapi nomor 1 sampai 4 wajib dikerjakan
• berarti tinggal memilih 2 soal lagi dari soal nomor 5 sampai 8
• r = 2 dan n = 4
• 4C2 = 4! . = 4x3x2x1 = 6 cara
(4-2)! 2! 2x1 . 2x1
Contoh 2
Dari sebuah kantong yang berisi10 bola merah dan 8 bola putih akan diambil 6 bola
sekaligus secara acak. Banyak cara mengambil 4 bola merah dan 2 bola putih
adalah….
Penyelesaian
• mengambil 4 bola merah dari 10 bola merah ® r = 4, n = 10
10C4 = 10 ! = 10!
(10-4)! 4! 6! 4!
= 10x9x8x7x6! = 210
6! 4!
• mengambil 2 bola putih dari 8 bola putih ® r = 2, n = 8
8 C2 = 8! . = 8x7x6! .
(8-2)! 2! 6! 2!
= 28
• Jadi banyak cara mengambil 4 bola merah dan 2 bola putih adalah
10C4 x 8C2 = 7.3.10 x 7.4
= 5880 cara
Peluang atau Probabilitas
Peluang atau nilai kemungkinan adalah perbandingan antara kejadian yang
diharapkan muncul dengan banyaknya kejadian yang mungkin muncul.
Bila banyak kejadian yang diharapkan muncul dinotasikan dengan n(A), dan
banyaknya kejadian yang mungkin muncul (ruang sampel = S) dinotasikan dengan
n(S) maka Peluang kejadian A ditulis
P(A) = n(A)
n(S)
Contoh 1
Peluang muncul muka dadu nomor 5 dari pelemparan sebuah dadu satu kali
adalah….
Penyelesaian:
n(5) = 1 dan n(S) = 6 ® yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6
Jadi P(5) = n(5) = 1
n(S) 6
Contoh 2
Dalam sebuah kantong terdapat 4 kelereng merah dan 3 kelereng biru . Bila sebuah
kelereng diambil dari dalam kantong maka peluang terambilnya kelereng merah
adalah
Penyelesaian:
• Kejadian yang diharapkan muncul yaitu terambilnya kelereng merah ada 4 ®
n(merah) = 4
• Kejadian yang mungkin muncul yaitu terambil 4 kelereng merah dan 3 kelereng
biru ® n(S) = 4 + 3 = 7
• Jadi peluang kelereng merah yang terambil adalah
P(merah) = n (merah )
n(S)
P(merah) = 4
7
Contoh 3
Dalam sebuah kantong terdapat 7 kelereng merah dan 3 kelereng biru . Bila tiga
buah kelereng diambil sekaligus maka peluang terambilnya kelereng merah
adalah….
Penyelesaian:
• Banyak kelereng merah = 7 dan biru = 3 ® jumlahnya = 10
• Banyak cara mengambil 3 dari 7
® 7C3 = 7!
(7-3)! 3!
= 7x6x5x4!
4! 3!
= 35
Banyak cara mengambil 3 dari 10
® 10C3 = 10!
(10-3)! 3!
= 10x9x8x7!
7! 3!
= 120
• Peluang mengambil 3 kelereng
merah sekaligus = 7C3
10C3
= 35
120
= 7
24
Komplemen Kejadian
• Nilai suatu peluang antara 0 sampai dengan 1 ® 0 ≤ p(A) ≤ 1
• P(A) = 0 ® kejadian yang tidak mungkin terjadi
• P(A) = 1 ® kejadian yang pasti terjadi
• P(A1) = 1 – P(A)
A1 adalah komplemen A
Contoh 1
Sepasang suami istri mengikuti keluarga berencana. Mereka berharap
mempunyai dua anak. Peluang paling sedikit mempunyai seorang anak laki-laki
adalah …
Penyelesaian:
• kemungkinan pasangan anak yang akan dimiliki: keduanya laki-laki, keduanya
perempuan atau 1 laki- laki dan 1 perempuan ® n(S) = 3
• Peluang paling sedikit 1 laki-laki = 1 – peluang semua perempuan
=1– 1 = 2
3 3
Contoh 2
Dalam sebuah keranjang terdapat50 buah salak, 10 diantaranya busuk. Diambil
5 buah salak. Peluang paling sedikit mendapat sebuah salak tidak busuk
adalah….
Penyelesaian:
• banyak salak 50, 10 salak busuk
• diambil 5 salak ® r = 5
• n(S) = 50C5
• Peluang paling sedikit 1 salak tidak busuk
= 1 – peluang semua salak busuk
=1–
Kejadian Saling Lepas
Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling lepas maka peluang kejadian A
atau B adalah P(A atau B) = P(A) + P(B)
Contoh 1
Dari satu set kartu bridge (tanpa joker) akan diambil dua kartu joker) akan
diambil dua kartu kemudian kartu tersebut dikembalikan. Peluang terambilnya
kartu as atau kartu king adalah….
Penyelesaian:
• kartu bridge = 52 ® n(S) = 52
• kartu as = 4 ® n(as) = 4
• P(as) = 4/52
• kartu king = 4 ® n(king) = 4
• P(king) = 4/52
• P(as atau king) = P(as) + P(king)
= 4/52 + 4/52 = 8/52
Contoh 2
Sebuah dompet berisi uang logam 5 keping lima ratusan dan 2 keping ratusan
rupiah.Dompet yang lain berisi uang logam 1 keping lima ratusan dan 3
keping ratusan. Jika sebuah uang logam diambil secara acak dari salah satu
dompet, peluang untuk mendapatkan uang logam ratusan rupiah adalah….
Penyelesaian
• dompet I: 5 keping lima ratusan dan 2 keping ratusan
®P(dompet I,ratusan) = ½. 2/10 = 1/10
• dompet II: 1 keping lima ratusan dan 3 keping ratusan.
®P(dompet II, ratusan) = ½.3/4 = 3/8
• Jadi peluang mendapatkan uang logam ratusan rupiah
®P(ratusan) = 1/10 + 3/8 = 38/80 = 19/40
Kejadian Saling Bebas
Kejadian A dan B saling bebas Jika keduanya tidak saling mempengaruhi
P(A dan B) = P(A) x P(B)
Contoh 1
Anggota paduan suara suatu sekolah terdiri dari 12 putra dan 18 putri. Bila
diambil dua anggota dari kelompok tersebut untuk mengikuti lomba
perorangan maka peluang terpilihnya putra dan putri adalah….
Penyelesaian
• banyak anggota putra 12 dan banyak anggota putri 18
® n(S) = 12 + 18 = 30
• P(putra dan putri)
= P(putra) x P(putri)
= 12/30 x 18/30
=
Contoh 2
Peluang Amir lulus pada Ujian Nasional adalah 0,90. Sedangkan peluang Badu
lulus pada Ujian Nasional 0,85. Peluang Amir lulus tetapi Badu tidak lulus
pada ujian itu adalah…
Penyelesaian:
• Amir lulus ® P(AL) = 0,90
• Badu lulus ® P(BL) = 0,85
• Badu tidak lulus
® P(BTL) = 1 – 0,85 = 0,15
• P(AL tetapi BTL) = P(AL) x P(BTL)
= 0,90 x 0,15
= 0,135
Contoh 3
Dari sebuah kantong berisi 6 kelereng merah dan 4 kelereng biru diambil 3
kelereng sekaligus secara acak. Peluang terambilnya 2 kelereng merah dan 1
biru adalah….
Penyelesaian:
• banyak kelereng merah = 6 dan biru = 4 ® jumlahnya = 10
• banyak cara mengambil 2 merah dari 6 ® r = 2 , n = 6
® 6C2 = 6!
(6-2)! 2!
= 6x5x4!
4! 2!
= 5.3 =15
banyak cara mengambil 1 biru dari 4 kelereng biru ® r = 1, n = 4
® 4C1 = 4
• banyak cara mengambil 3 dari 10
® n(S) = 10C3 = 120
Peluang mengambil 2 kelereng merah dan 1 biru = 15 x 4
120
Jadi peluangnya =½
Contoh 4
Dari sebuah kotak yang berisi 5 bola merah dan 3 bola putih di- ambil 2 bola
sekaligus secara acak. Peluang terambilnya keduanya merah adalah
Penyelesaian:
• banyak cara mengambil 2 dari 8
® 8C2 = 8 !
(8-2)! 2!
= 28
banyak cara mengambil 2 dari5
® 5C2 = 5 !
(5-2)! 2!
= 10
• Peluang mengambil 2 bola
merah sekaligus = 10/28 = 5/14
III. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah dengan benar
1. Banyak cara menyusun pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara
yang diambil dari 5 orang calon adalah….
2. Dari sebuah kantong yang berisi10 bola merah dan 8 bola putih akan diambil 6 bola
sekaligus secara acak. Banyak cara mengambil 4 bola merah dan 2 bola putih
adalah….
3. Dalam sebuah kantong terdapat 7 kelereng merah dan 3 kelereng biru . Bila tiga buah
kelereng diambil sekaligus maka peluang terambilnya kelereng merah adalah….
4. Anggota paduan suara suatu sekolah terdiri dari 12 putra dan 18 putri. Bila diambil
dua anggota dari kelompok tersebut untuk mengikuti lomba perorangan maka
peluang terpilihnya putra dan putri adalah….
5. Dari sebuah kantong berisi 6 kelereng merah dan 4 kelereng biru diambil 3 kelereng
sekaligus secara acak. Peluang terambilnya 2 kelereng merah dan 1 biru adalah….