Anda di halaman 1dari 2

KANCIL MENIPU HARIMAU

( Cerita Rakyat Jawa Timur )

Kancil baru saja lepas dari bahaya maut di para buaya yang hendak memakannya telah
ditipu mentah-mentah titik kancil kini bisa berjalan dengan santai. perutnya mulai terasa lapar
karena seharian dipakai untuk berlari dan berjalan guna menyelamatkan diri. Ini ia berjalan-
jalan di tepi hutan.

Tapi hup! Ada macan lapar datang menghadangnya. " Cil ! Aku sudah tiga hari tidak makan
daging....! " Kata Pak Macan dengan liur menetes, ia sudah ingin sekali menyantap daging
kancil. " Mau memakanku? Siapa takut? Boleh saja! " kata Kancil seperti tanpa beban dan rasa
takut.

" Betulkah Cil? Kau mau ku makan? Macam dengan girang dan mata berbinar. " Aku
maklum, Aku kan hewan kecil, Mau menolak juga tidak bisa, tapi...."

" Kenapa Cil...?" " Sebelum aku mati, ijinkan aku minta satu hal," " Apa itu Cil? " Biarkan
aku mencari makanan sebentar saja di sekitar sini ko ma aku akan makan daun atau apa saja,
syukur kalo ada mentimun."

" Baiklah Cil permintaan terakhir mu kukabulkan." " Terima kasih macan yang baik,
sekarang tolong pejamkan matamu barang sebentar." " Lho? Kok pakai kacamata segala Cil?" "
Iya Can, seperti main petak umpet, toh aku tak bisa lari terlalu jauh darimu."

"Baiklah, Cil! kupejamkan mataku." Lalu Kancil berlari sekuat tenaga nya. " Sudah Cil?"
tanya macan sekali lagi. " Beluuuuuum!" jawab panggil dengan suara seperti sayup-sayup
agaknya dia sudah berada di kejauhan. " Sudah Cil?"

Kini kancil tidak menjawab lagi titik Macan segera membuka sepasang matanya. "
Wauw...! Kemana Kancil? jangan-jangan dia menipuku." Macan berusaha mencari kesana
kemari namun sudah sekian lama tidak ia temukan si Kancil.

" Bodohnya aku....! " geram si Macan. " Mestinya aku tak usah menuruti omongan
kancil, seharusnya begitu ketemu tadi langsung ke makan saja. Awas kau Cil!"

Sementara itu kancil terus berjalan dan mencari persembunyian yang aman. sesekali ia
menoleh ke belakang rumah takut kalau-kalau Macan sudah berlari kencang datang
mengejarnya. " Mudah- mudahan Macan sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri atau dimakan
setan sehingga tidak bisa mengejarku, "sambil terus berjalan cepat.

Karena sering menoleh kebelakang ia kurang waspada terhadap situasi yang ada di
depannya. " Hup! Aduh, hampir saja aku menabrak ular yang sedang tidur ini, " kata kancil
sembari menahan langkahnya. kancil istirahat tak jauh dari si Ularyang sedang tidur sembari
mencari akal.

" Cepat atau lambat Macan itu pasti segera menemukanku, lalu apa akalku agar lolos
dari ancaman maut ini?" saat itu hari semakin siang, macam semakin kelaparan. " Grrrrr....!
Kancil kurang ajar ! Sembunyi dimanapun kau pasti dapat kutemukan, aku bisa mencium bau
keringat mu dari kejauhan."

Tak berapa lama kemudian.... " Nah ! ini dia...!" kata macan dengan girang setelah
menemukan kancil. " Sssst ! " desis Kancil lirih, jangan bicara keras- keras, Can..." " Mau apa
lagi? Mau menipuku ?"

" Tidaaaak...! Tenang sajalah dulu! "sahut ransel dengan enteng. " Usus di dalam
perutku sudah meronta-ronta, aku sudah suangaaat lapuarrr, Cil ! Sudahlah relakan dirimu ku
makan. " " Sabar, aku duduk di sini sebenarnya sedang bertugas, aku diperintahkan oleh
Baginda Nabi Sulaiman."

" Jangan ngaco ! Apa tugasmu?" " ikut aku, " kata Kancil sembari mengajak Macan
mendekati si Ular yang sedang tidur. Sepintas ular itu seperti sabuk yang digulung rapi. " Cil ini
kan Ular?" " Wah, bodohnya kau ini dedek ini bukan ular hidup titik ini adalah sabuknya
Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para binatang. siapa yang memakai sabuk ini maka dia akan
ditakuti seluruh binatang di dunia ini. "

"Boleh kucoba Cil?" " Jangan....!" " Kalau tidak boleh kau langsung kumakan." "
Ba....baiklah kalau begitu." macan segera menjulurkan lidah dan lehernya rumah ia bermaksud
mengelus-elus sabu itu sebelum memakainya " Hem... halus juga sapu ini tidak. "desah macan
sambil terus menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu.

" Macan kurang ajar!" tiba-tiba si Ular terbangun dari tidurnya. " Beraninya kau
mengganggu waktu istirahat ku." secepat kilat ular besar itu membeli tubuh macan dan
menggigitnya di sana-sini.

Macan tak mau kalah ia juga balas menggigit perut ular dan mencakar-cakar tubuh ular
itu, keduanya bertarung seru dalam waktu yang lama. " Hihihihiiii....! " kancil tertawa, "aku tak
mau tahu siapa yang akan menang dan bertahan hidup, lebih baik aku segera menyingkir jauh-
jauh dari tempat ini. Selamat tinggal Macam yang bodoh."

Anda mungkin juga menyukai