Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : CINDY DWI DAYANTI


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041409247

Tanggal Lahir : 11 MEI 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : HUKUM TELEMATIKA (HKUM4301)

Kode/Nama Program Studi : S1 ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ-UT GORONTALO (85)

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN, 12 JULI 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : CINDY DWI DAYANTI


NIM : 041409247
Kode/Nama Mata Kuliah : HUKUM TELEMATIKA (HKUM4301)
Fakultas : FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN POLITIK
Program Studi : S1 ILMU HUKUM
UPBJJ-UT : UPBJJ-UT GORONTALO (85)

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
GORONTALO, 12 JULI 2021

Yang Membuat Pernyataan

CINDY DWI DAYANTI


Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1 . Barang yang tiba tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada di deskripsi.
Sehingga Beni lalu meminta penggantian barang yang dibelinya kepada Disc Shop.
Namun, Disc Shop tidak berkenan mengganti barang tersebut dengan alasan barang
yang dikirim sudah sesuai. Diketahui, Disc Shop berdomisili di Amerika.
Pertanyaan:
Berikan analisis saudara Choice of law mana yang digunakan untuk menyelesaikan
kasus Tersebut.
Jawab :
Bila seorang WNI melakukan jual beli dengan penjual berkewarganegaraan Amerika. WNI tersebut
tunduk pada hukum Indonesia, sedangkan penjualnya tunduk pada hukum Amerika.
Choice of law ini merupakan bagian dari kebebasan berkontrak, yaitu para pihak bebas untuk
menentukan isi dari kontrak, termasuk pilihan hukumnya. Asas kebebasan berkontrak ini di
Indonesia dianut dalam pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu:
“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang”
Hal di atas juga diperkuat dalam pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik:
“Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak”
“Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi Elektronik
internasional yang dibuatnya”
Jadi, berdasarkan hal-hal di atas pemilik situs internet bebas atau diperbolehkan untuk
mencantumkan persyaratan dan ketentuan (terms and conditions) tertentu, termasuk pemilihan
hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik yang diselenggarakan oleh situs yang bersangkutan.

2. A. transaksi jual beli melalui media elektronik sama halnya dengan jual beli pada umumnya,
yaitu karena adanya kesepakatan para pihak. Jual beli konvensional dengan jual beli melalui media
elektronik terdapat persamaan yaitu dari sisi apa yang menjadi kewajiban penjual maupun pembeli,
sedangkan perbedaannya terletak pada bagaimana pelaku usaha menjalankan bisnisnya dan
terdapat beberapa perbedaan dalam proses jual beli yang dilakukan. Fashion House 10 sebagai
pelaku usaha bertanggung jawab dengan apa yang merugikan konsumen, dalam hal kerusakan
dan ketidaksesuaian pesanan melalui proses jual beli dilakukan melalui internet.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

B. Sengketa E-commerce.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, hal ini berdampak pada arbitrase yang
juga dapat dilaksanakan secara online melalui internet. Hal ini tentu akan sangat membantu para
pihak yang bersengketa dari segi biaya dan waktu. Arbitrase online juga diharapkan dapat
memberikan keuntungan bagi para pihak. Selain itu bagi pihak luar Negeri tidak memerlukan
paspor atau visa untuk hadir pada arbitrase online. Model arbitrase online sudah mulai dikenal dan
diberlakukan di Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Kanada dan beberapa Negara
Eropa.Proses penyelesaian sengketa melalui arbitrase online hampir sama seperti arbitrase
konvensional, yang membedakannya adalah tempat dan media penyelesaian yang digunakan.

Pada proses pendaftaran perkara, pemilihan arbiter, pembuatan putusan, penyerahan dokumen
dan sebagainya dilakukan secara online.

3. A. untuk menentukan kapan suatu kesepakatan kehendak terjadi dapat digunakan sebagai
suatu
patokan untuk menentukan keterikatan seseorang pada perjanjian tertutup sehingga perjanjian
dianggap telah mulai berlaku, teori tersebut yaitu:
1) Tori Penawaran dan Penerimaan (offer and acceptance)
Kesepakatan kehendak pada prinsipnya baru terjadi setelah adanya penawaran (offer) dari salah
satu pihak yang kemudian diikuti dengan penerimaan tawaran (acceptance) oleh pihak lain dalam
perjanjian tersebut. Sehingga menurut teori ini kesepakatan antar pihak terjadi pada saat penjual
(merchant) mengajukan penawaran dengan menyediakan daftar atau katalog barang (pruduct
table) yang disertai dengan deskripsi produk yang dijual dan kemudian customer yang memilih
produk yang ditawarkan dengan mengeklik kotak yang disediakan sehingga bertanda ccheck.
2) Teori Pernyataan (verklarings theorie)
Menurut teori pernyataan, apabila ada kontroversi antara apa yang dikehendaki dengan apa yang
dinyatakan, maka apa yang dinyatakan tersebutlah yang berlaku, karena masyarakat pada
umumnya menghendaki bahwa apa yang dinyatakan dapat dipegang. Berdasarkan teori ini, apa
yang dinyatakan oleh customer dengan cara mengisi order form maupun form lainnya, maka itulah
yang dianggap berlaku, bukan lagi apa yang dikehendakinya. Demikian juga dengan apa
yang dinyatakan oleh merchant yang berkaitan dengan persetujuan proses transaksi yang berlaku
itulah yang berlaku meskipun dalam proses tersebut masih ada kemungkinan customer
memberikan data yang tidak benar, sedangkan merchant melalui perangkat software yang
digunakan telah menyetujui transaksi tersebut. Sehingga suatu kesepakatan kehendak antar
para pihak telah terjadi ketika customer melakukan pengisian order form maupun form lainnya, dan
merchant dengan menggunakan perangkat software menyetujuinya transaksi tersebut.
3) Teori Konfirmasi
Teori ini menjelaskan bahwa suatu kata sepakat telah ada atau dianggap telah terjadi ketika pihak
yang melakukan penawaran mendapat jawaban atau konfirmasi jawaban dari pihak yang
menerima tawaran. Sehingga kata sepakat dalam transaksi ecommerce terjadi ketika merchant
mendapat jawaban dari customer atas berita konfirmasi jawaban dari pihak yang melakukan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

penawaran termasuk juga informasi yang dikirimkan oleh customer yang telah memenuhi
persyaratan atau dinyatakan valid.
Ada satu teori lagi yaitu teori kehendak (wilstheorie) yaitu teori yang berusaha untuk menjelaskan
jika kontroversi antara apa yang dikehendaki dengan apa yang dinyatakan dalam perjanjian, maka
apa yang dinyatakan tersebut dianggap tidak berlaku, akan tetapi teori tersebut tidak dapat
digunakan untuk menentukan kapan terjadi suatu kesepakatan dalam perjanjian e-commerce
karena tidak memberikan kepastian hukum bagi para pihaknya. Kesepakatan perjanjian atau
kontrak e-commerce terjadi ketika customer menyepakati terhadap ketentuan atau syarat yang
disodorkan oleh merchant. Hal tersebut terbukti ketika customer memberikan tanda check pada

kolom yang isinya bahwa ia sepakat dengan apa yang telah disyaratkan, serta pada saat customer
mengisi form yang berisi mengenai.data diri.

B. Kedudukan konsumen tidak jarang dirugikan akibat cara perdagangan yang dipakai oleh
pelaku usaha yang menjadikan konsumen sebagai objek untuk mendapatkan keuntungan yang
tinggi. Melalui strategi pemasaran promosi, penjualan dan penerapan perjanjian standar secara
sepihak, sehingga konsumen mempunyai posisi tawar (bargaining position) yang lemah dan
yang lebih ekstrim lagi adalah tindakan penipuan yang menimbulkan kerugian bagi konsumen
dengan dalih promosi penjualan barang dan jasa.Beberapa masalah yang timbul dalam kegiatan
transaksi e-commerce,misalnya pembeli yang harus membayar produk yang telah di belinya, akan
tetapi tidak melakukan pembayaran dan penjual yang memperdagangkan produknya, akan tetapi
tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah dijanjikan. Pentingnya permasalahan hukum di bidang
e-commerce terutama dalam memberikan perlindungan terhadap para pihak yang melakukan
transaksi melalui internet.Keamanan dalam bertransaksi sangatlah mutlak diperlukan demi
menjamin keamanan akan data-data pribadi, maupun nomor kartu kredit, nomor password, dari
penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.

4 . Perkembangan hukum di indonesia saat ini cukup terasa, seiring pertumbuhan penduduk dan
perkembangan sosial kemasyarakatan.Berbagai macam penyakit masyarakat yang menuntut dan
mengharuskan hukum bergerak maju sebagai pengendali sosial untuk menjadi garda terdepan
dalam menciptakan masyarakat yang tertib, maju dan sejahtera. Perkembangan hukum itu sendiri
ditandai dengan perkembangan komponen hukum itu sendiri, dari segi Perangkat hukum, yakni
lahirnya berbagai macam produk hukum baru dan bersifat khusus (lex spesialis),misalnya:
Undang-undang no 31 tahun 1999 sebagai mana telah diubah menjadi Undang-undang nomor 20
tahun 2001 tentang Pemeberantasan Tindak piidana korupsi. Dari segi Kelembagaan Hukum
yakni lahirnya Lembaga penegakkan hukum yang Independen dan punya kewenangan khusus
misalnya Komisi Pemberantasan korupsi serta Aparatur Hukum dan Budaya Hukum.Sama halnya
seperti struktur susunan kapital dan perkembangan perekonomian Indonesia,hukum yang berlaku
sampai sekarang ini juga berawal dari konstruksi kolonial Belanda. Indonesia dalam masalah
hukumnya pun sempat meraba-raba sistem atau macam hukum apa yang baik untuk diterapkan di
Indonesia karena tidak mungkin akan terus menggunakan susunan hukum yang
sepenuhnya sama dengan era kolonial.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai