Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER 2020/21.2 (2021.

1)

Nama Mahasiswa : MAOLANA ACHMAD

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041383019

Tanggal Lahir : 16 Juli 1991

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4301/HUKUM TELEMATIKA

Kode/Nama Program Studi : 311/ILMU HUKUM (S1)

Kode/Nama UPBJJ : 21/UPBJJ-UT Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : Senin/12 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : MAOLANA ACHMAD


NIM : 041383019
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4301/HUKUM TELEMATIKA
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU HUKUM (S1)
UPBJJ-UT : JAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Jakarta, 12 Juli 2021


Yang Membuat Pernyataan

Maolana Achmad
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Beni yang tinggal di Indonesia telah melakukan transaksi secara online atau E-Commerce dengan
membeli 1 buah hard disk dari toko online, bernama Disc Shop. Ketika paket datang ternyata diketahui
barang yang tiba tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada di deskripsi. Sehingga Beni lalu meminta
penggantian barang yang dibelinya kepada Disc Shop. Namun, Disc Shop tidak berkenan mengganti
barang tersebut dengan alasan barang yang dikirim sudah sesuai. Diketahui, Disc Shop berdomisili di
Amerika.
Pertanyaan:
Berikan analisis saudara Choice of law mana yang digunakan untuk menyelesaikan kasus
tersebut.
Jawaban :
Pengertian Pilihan Hukum (Choice of Law)
Jadi pilihan hukum adalah kebebasan yang diberikan kepada para pihak dalam menentukan atau
memilih hukum mana yang akan berlaku dalam perjanjian mereka yang bersifat internasional.
Choice of law merupakan kebebasan yang diberikan kepada para pihak untuk memilih sendiri hukum
yang hendak dipergunakan. Kebebasan ini didasarkan pada asas kebebasan berkontrak (freedom of
contract).
Pilihan hukum berkenaan dengan hukum mana yang berlaku untuk suatu perjanjian yang melibatkan
lebih dari satu hukum dari negara yang berbeda.
pilihan hukum yang jatuh pada hukum suatu negara tidak selamanya pengadilan negara tersebut yang
berwenang memeriksa/mengadili perkara yang bersangkutan.
Transaksi jual-beli melalui ECommerce saat ini dan terutama di wilayah hukum negara Indonesia telah
berkembang dengan pesat. Indonesia telah memiliki landasan hukumnya mengenai perlindungan
konsumen yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disamping
masih adanya peraturan perundang undangan lainnya mengatur hal yang sama.
Kesimpulan :
Setiap orang yang melakukan suatu akibat kerugian bagi orang lain, harus memikul tanggung jawab
yang diperbuatnya Undang-undang ini telah mengatur secara khusus transaksi yang dilakukan secara
online pada Bab V Pasal 17 sampai dengan Pasal 22 UU ITE. Selanjutnya diatur dalam bentuk
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik,
Pasal 45 (persyaratan transaksi elektronik), Pasal 46 (kontrak elektornik), Pasal 47 (materi dalam
kontrak elektronik) dan Pasal 48 (kewajiban pelaku usaha dalam transaksi elektronik). Sedangkan dalam
UUPK, terkait pengaturan dan pelaksanaan jual-beli online diatur dalam beberapa ketentuan UUPK
(Pasal 4 sampai dengan Pasal 18). Pasal 18 UUPK secara khusus mengatur mengenai pencantuman
klausula baku yang merugikan konsumen. Apabila pelaku usaha dalam jual-beli online melanggar
ketentuan Pasal 18, pelaku usaha tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Pasal 62
ayat (1).
Di Indonesia perlindungan konsumen dalam e-commerce tidak bisa secara keseluruhan merujuk
pada UUPK No. 8 Tahun 1999, karena melihat pada ketentuan Pasal 1 ayat 3 mengenai Pelaku
Usaha adalah pelaku usaha yang hanya melakukan usahanya di wilayah hukum Republik
Indonesia, untuk itu perlu adanya suatu instrumen hukum perdata internasional melalui
perjanjian.
Berdasarkan Pasal 13 ditentukan pula bahwa dalam hal tidak adanya pilihan hukum yang tegas,
maka berlakulah hukum negara di mana pemeriksaan barang dilakukan.
Masalah penentuan hukum seperti ini merupakan ruang lingkup hukum perdata internasional.
Oleh sebab itu, teori-teori dalam hukum perdata internasional sangat berperan dalam
menentukan hukum yang berlaku jika para pihak tidak menentukan pilihan hukum.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Beni yang tinggal di Indonesia telah melakukan transaksi secara online atau E-Commerce dengan
membeli 1 buah hard disk dari toko online, bernama Disc Shop. Ketika paket datang ternyata diketahui
barang yang tiba tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada di deskripsi. Sehingga Beni lalu meminta
penggantian barang yang dibelinya kepada Disc Shop. Namun, Disc Shop tidak berkenan mengganti
barang tersebut dengan alasan barang yang dikirim sudah sesuai. Diketahui, Disc Shop berdomisili di
Amerika.

Pertanyaan:
a. Bandingkan antara transaksi konvensional dengan transaksi elektronik.
Jawaban :
Tempat usaha
Jika perdagangan konvensional mengandalkan kantor, pasar, bangunan, atau sebuah ruko, hal ini
tidak berlaku untuk e-commerce. E-commerce hanya memerlukan alamat situs (website), portal,
laman, blog, ataupun toko online untuk menjual barang dagangannya.

Produk
Produk yang dijual oleh perdagangan konvensional berwujud, sementara tidak pada e-commerce.
Biasanya, perdagangan e-commerce memiliki produk yang berwujud dan tidak berwujud.

Tempat transaksi
Untuk perdagangan konvensional, lokasi geografis menjadi tempat transaksi, sementara e-
commerce mengandalkan virtual (tidak diketahui lokasinya).

Pembayaran
Perdagangan konvensional menggunakan sistem pembayaran berupa uang tunai, transfer bank,
serta kartu kredit. Sementara itu, perdagangan e-commerce menggunakan kartu kredit, online
banking, serta electronic money untuk sistem pembayaran

Pemasaran
Perdagangan konvensional mengandalkan pemasaran secara langsung, sementara e-commerce
melalui online marketing.

Penyerahan barang
Penyerahan barang untuk perdagangan secara konvensional dilakukan dengan cara diantar atau
diambil secara langsung, sementara e-commerce diantar online dan offline.

Layanan Pelanggan
Layanan pelanggan untuk perdagangan konvensional dilakukan melalui kunjungan secara langsung,
sementara e-commerce lewat offline ataupun online technical support.

Gudang
Umumnya, gudang yang dimiliki perdagangan konvensional berbentuk fisik bangunan, sementara e-
commerce berbentuk virtual dan biasanya tidak memerlukan gudang.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

b. Telaah oleh saudara jenis dari sengketa di atas serta bagaimana pengaturan hukum dalam
penyelesaian sengketa di atas
Jawaban :
Tanggung jawab dari pelaku usaha tersebut termasuk ke dalam tanggung jawab karena ingkar janji
(wanprestasi), karena barang yang diperjanjikan oleh kedua online shop tersebut tidak sesuai
dengan barang yang diterima oleh konsumen. Sehingga, tanggung jawab yang dilakukan adalah
dengan penggantian kerugian. Dimana penggantian kerugian yang dilakukan adalah pengembalian
uang atau refund.
Penyelesaian sengketa konsumen antara pelaku usaha online shop tersebut dilakukan dengan cara
negosiasi, dimana permasalahan akibat wanprestasi (ingkar janji) tersebut diselesaikan tanpa
melalui proses pengadilan atau non-litigasi dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas
dasar kerja sama antara para pihak, yaitu pelaku usaha dengan konsumen agar lebih harmonis.
Menurut saya Hendaknya, apabila terjadi penyelesaian sengketa saat terjadi ingkar janji
(wanprestasi) dalam transaksi jual beli online shop seperti kasus diatas, para pelaku usaha
dapat menyelesaikannya secara non-litigasi, baik itu dengan konsoliasi, mediasi, negosiasi
maupun arbitrase, dengan tujuan agar dapat dilakukan kompromi oleh pelaku usaha dengan
konsumen, dan dilaksanakan dengan itikad baik dari para pihak tersebut.
3. Beni yang tinggal di Indonesia telah melakukan transaksi secara online atau E-Commerce dengan
membeli 1 buah hard disk dari toko online, bernama Disc Shop. Ketika paket datang ternyata diketahui
barang yang tiba tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada di deskripsi. Sehingga Beni lalu meminta
penggantian barang yang dibelinya kepada Disc Shop. Namun, Disc Shop tidak berkenan mengganti
barang tersebut dengan alasan barang yang dikirim sudah sesuai. Diketahui, Disc Shop berdomisili di
Amerika.
Pertanyaan:
a. Telaah bentuk kontrak antara penjual dan pembeli dalam kegiatan transaksi elektronik
Jawaban :
Kesepakatan dalam e-commerce tertuang dalam suatu kontrak online yang bentuknya baku. Tujuan
klausula baku adalah untuk efisiensi waktu dan biaya, namun tidak berarti kontrak baku tersebut
mengesampingkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata, yang merupakan suatu dasar untuk
melakukan perjanjian. Para pihak bebas untuk melakukan perjanjian, jika klausula baku yang telah
dibuat ada yang tidak disepakati oleh kedua belah pihak maka pada dasarnya diperbolehkan untuk
melakukan negosiasi kembali. Berkaitan dengan masalah kontrak yang dibuat secara sepihak yaitu
berbentuk kontrak baku, maka hendaknya kontrak tersebut di tampilkan dalam posisi yang mudah
dilihat, klausulnya jelas, tidak menyesatkan konsumen, maka kontrak baku tersebut dapat berlaku.
Karena pada dasarnya suatu kontrak berlaku atau sah apabila tidak bertentangan dengan pasal
1320 KUHPerdata, jika salah satu unsurnya tidak terpenuhi, misalkan pencantuman klausul baku
yang tidak jelas, tidak mudah terlihat, merugikan konsumen maka salah satu unsur dalam 1320
KUHPerdata yaitu yang berkaitan dengan sebab yang halal menjadi tidak terpenuhi maka kontrak
tersebut adalah tidak sah. Pencantuman klausula baku yang tidak jelas, tersembunyi dan tidak dapat
dipahami dapat mengakibatkan kontrak tersebut menjadi tidak sah karena dapat merugikan
konsumen.
Transaksi online adalah transaksi yang dilakukan penjual dan pembeli secara online melalui media
internet, tidak ada perjumpaan langsung antara pembeli dan penjual.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Dari pengertian diatas dimana terdapat unsur-unsur dalam defenisi Transaksi online yaitu :
1. Adanya transaksi yang terjadi diantara 2 pihak yang saling berhubungan
2. Media utama dalam melakukan kegiatan perdagangan melalui jaringan internet.
E-commerce dapat dipahami sebagai kegiatan transaksi perdagangan baik barang dan jasa
melalui media elektronik yang memberikan kemudahan didalam kegiatan bertransaksi konsumen
di internet. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE) No.19 Tahun 2016, disebutkan bahwa transaksi elektronik adalah
perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan computer dan/atau
media elektronik lainnya.
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik makna
perbuatan hukum adalah segala perbuatan yang secara sengaja dilakukan sehingga menimbulkan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Perbuatan yang dimaksud, misalnya membuat perjanjian dalam
transaksi online.Transaksi jual beli secara elektronik merupakan salah satu perwujudan ketentuan
diatas. Pada transaksi elektronik ini, para pihak yang terkait didalamnya melakukan hubungan
hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak yang juga dilakukan secara
elektronik dan sesuai ketentuan Pasal 1 angka 17 UU ITE disebut bahwa kontrak elektronik yakni
perjanjian yang dimuat dalam dokumen elektronik (Dokumen Elektronik dalam UU ITE dimaknai
sebagai setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan
dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka,
Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang
yang mampu memahaminya atau media elektronik lainnya.
Transaksi jual beli online melibatkan beberapa pihak,baik yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung,tergantung kompleksitas transaksi yang dilakukan artinya apabila semua transaksi
dilakukan secara online atau hanya beberapa tahap saja dilakukan secara online mulai proses
terjadinya transaksi sampai dengan pembayaran.Dalam dunia ecommerce dikenal dua pelaku yaitu
merchant/pelaku usaha yang melakukan penjualan dan buyer/customer /konsumen dalam transaksi
jual beli juga melibatkan provider sebagai penyedia jasa layanan jaringan internet dan bank sebagai
sarana pembayaran.
Mekanisme Pelaksanaan Transaksi Jual Beli Secara Online
1. Penawaran yang dilakukan oleh penjual atau pelaku usaha melalui website pada internet.
Penjual atau pelaku usaha menyediakan storefront yang berisi catalog produk dan pelayanan
yang akan diberikan. Masyarakat yang memasuki website pelaku usaha tersebut dapat melihat-
lihat barang yang ditawarkan oleh penjual.Penawaran melalui media internet hanya dapat terjadi
apabila seseorang membuka situs yang menampilkan sebuah tawaran melalui internet tersebut.
2. Penerimaan, dapat dilakukan tergantung penawaran yang terjadi. Apabila penawaran dilakukan
melalui e-mail address, maka penerimaan dilakukan melalui e-mail, karena penawaran hanya
ditujukan pada sebuah e-mail yang dituju sehingga hanya pemegang e-mail tersebut yang
dituju.
3. Pembayaran, dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui
fasilitas internet, namun tetap bertumpu pada system keuangan nasional, yang mengacu pada
system keuangan local. Klasifikasi cara pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

a. Transaksi model ATM.


b. Pembayaran dua pihak tanpa perantara.
c. Pembayaran dengan perantaraan pihak ketiga, umumnya merupakan proses pembayaran
yang menyangkut debet, kredit ataupun cek masuk.
4. Pengiriman, merupakan suatu proses yang dilakukan setelah pembayaran atas barang yang
ditawarkan penjual kepada pembeli, dalam hal ini pembeli berhak atas penerimaan barang
tersebut. pada kenyataannya, barang yang dijadikan objek perjanjian dikirimkan oleh penjual
kepada pembeli dengan biaya pengiriman sebagaimana telah diperjanjikan antara penjual dan
pembeli.
Syarat Sahnya Transaksi Online dalam Hukum di Indonesia
• Adapun syarat persetujuan/kata sepakat yang sah memerlukan 4 syarat (Pasal 1320
KUHPerdata)
• Adanya Kesepakatan Para Pihak untuk Mengikatkan Diri
• Kecakapan Para Pihak untuk Membuat Perjanjian
• Suatu Hal Tertentu
• Suatu Sebab atau Causa yang Halal
b. Bagaimana posisi tawar pihak pembeli dalam transaksi elektronik (e-commerce).
Jawaban :
posisi tawar pihak pembeli dalam transaksi elektronik (e-commerce) adalah Posisi tawar yang
Lemah.
Penjelasan :
Pentingnya hukum tentang tanggung jawab produsen (product liability) yang menganut prinsip
tanggung jawab mutlak (stict liability) dalam mengantisipasi kecenderungan dunia global menaruh
perhatian pada perlindungan konsumen yang mempunyai posisi tawar yang lemah, khususnya
konsumen dalam transaksi di dunia maya. Dalam transaksi e-commerce penerapan tanggung jawab
mutlak dapat lebih memberikan perlindungan hukum bagi konsumen dalam bertransaksi. Inti prinsip
tanggung jawab mutlak adalah bahwa konsumen tidak dibebani kewajiban untuk membuktikan
kesalahan pelaku usaha. Namun, pada sisi yang lain sebenarnya konsumen berkewajiban untuk
membuktikan cacatnya produk dan hubungan antara cacatnya produk dengan cidera atau kerugian
yang dideritanya. Oleh karena itu, dalam prinsip tanggung jawab mutlak konsumen masih dibebani
tanggung jawab untuk membuktikan bahwa kerugian konsumen diakibatkan oleh cacatnya produk
yang digunakan.
Upaya Yuridis Dan Teknis Yang Dapat Dilakukan Untuk Memberikan Perlindungan Hukum Yang
Lebih Efektif Kepada Konsumen Dalam Perdagangan Barang Dan Bisnis Investasi Melalui Transaksi
Elektronik adalah Penawaran perdagangan barang dan bisnis investasi yang dilakukan oleh penjual
atau pelaku usaha tersebut dilakukan melalui media elektronik dalam bentuk iklan yang ditawarkan
oleh suatu perusahaan virtual atau merchant (penjual), apabila calon pembeli/konsumen tertarik
dengan barang yang ditawarkan, pembeli dapat melakukan prosedur transaksi secara elektronik,
sebelumnya calon pembeli harus menyepakati terlebih dahulu kontrak jual beli yang dibuat oleh
perusahaan tersebut. Di samping itu hendaknya UndangUndang yang mengatur mengenai Informasi
dan Transaksi Elektronik memuat unsur-unsur hukum yang berlaku jika tidak ditentukan pilihan
forum dalam penyelesaian sengketa karena pada prinsipnya para pihak memiliki kewenangan untuk
menentukan forum penyelesaian sengketa, baik melalui pengadilan atau melalui metode
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

penyelesaian sengketa altematif.


Pemahaman terhadap adanya kerja asas keseimbangan yang menekankan keseimbangan
posisi para pihak yang berkontrak terasa seimbang dalam kaitannya dengan kontrak
konsumen.Hal tersebut didasari bahwa pada suatu kenyataan bahwa terdapat
ketidakseimbangan posisi tawar para pihak.
pelunasan harus dianggap berlaku untuk masing-masing utang menurut imbangan jumlah
masing-masing. Sedang keseimbangan dengan menunjuk dasar bagi keseimbangan dan
keserasian dalam perjanjian tertuang didalam Pasal 1320 KUHPerdata, hanya apabila dalam
keadaan ini ada keseimbangan dan keserasian maka tercapailah kesepakatan yang sah
diantara para pihak.
Agar terciptanya keseimbangan dalam posisi tawar menawar, satu satunya cara adalah
dengan membatasi pihak pelaku usaha dalam membuat klausula eksonerasi dengan adanya
campur tangan pemerintah dalam pembatasan tersebut. Campur tangan pemerintah tampak
dari Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pembatasan atau
larangan penggunaan klausula eksonerasi ini dapat kita temui dalam hukum positif di
Indonesia yaitu dalam Pasal 18 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(“UUPK”). Dalam UUPK ini klausula eksonerasi merupakan salah satu bentuk “klausula baku”
yang dilarang oleh UU tersebut. Dalam penjelasan Pasal 18 ayat (1) UUPK menyebutkan
tujuan dari larangan pencantuman klausula baku yaitu bahwa larangan ini dimaksudkan
untuk menempatkan kedudukan konsumen setara dengan pelaku usaha berdasarkan prinsip
kebebasan berkontrak.
4. Beni yang tinggal di Indonesia telah melakukan transaksi secara online atau E-Commerce dengan
membeli 1 buah hard disk dari toko online, bernama Disc Shop. Ketika paket datang ternyata diketahui
barang yang tiba tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada di deskripsi. Sehingga Beni lalu meminta
penggantian barang yang dibelinya kepada Disc Shop. Namun, Disc Shop tidak berkenan mengganti
barang tersebut dengan alasan barang yang dikirim sudah sesuai. Diketahui, Disc Shop berdomisili di
Amerika.
Pertanyaan:
Bagaimana peran hukum di Indonesia dalam mengatur kemajuan di bidang teknologi informasi
dan komunikasi, seperti halnya perkembangan e-commerce yang semakin pesat saat ini. Berikan
pendapat saudara disertai dasar hukum yang konkrit.
Jawaban :
Internet sudah menjadi permasalahan hkusus sejak dimanfaatkan dalam kegiatan perdagangan atau
bisnis yang dikenal dangan transaksi Electronic Commerce (E-Commerce).Diakui secara ekonomi
pemanfaatan ineternettelah memberikan nilai tambah dalam mempercepat proses transaksi, tetapi
secara yuridis masalah pemanfaatan internet ini sangat berbeda dengan bisnis konvensional, sehingga
sulit dijangkau oleh aturan-aturan hukum yang berlaku.Penelitian ini menggunakan pendekatan Yuridis
Normatif. Data yang digunakan yaitu data sekunder dan kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengaturan hukum dalam E-Commerce untuk melakukan kegiatan
perdagangan di Indonesia saat ini belum ada, tetapi undang-undang pada dunia nyata dapat berlaku di
dunia maya untuk sementara waktu sampai Undang-undang tentang E-Commerce telah dibuat dan
diberlakukan. Contohnya terhadap masalah-masalah khusus mengenai pengaturan kontrak,
perlindungan konsumen dan alat bukti. Mengenai pengaturan kontrak dapat mengacu pada
KUHPerdata yang peraturannya terdapat dalam buku III dan mengenai perlindungan konsumen
serta mengenai alat bukti mengacu pada Herzien Indonesia Reglement (yang selanjutnya
disingkat HIR) Pasal 164.

Anda mungkin juga menyukai