Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : ABRY WIBOWO LAIA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042634892

Tanggal Lahir : 05 OKTOBER 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4301/HUKUM TELEMATIKA

Kode/Nama Program Studi : ILMU HUKUM S1

Kode/Nama UPBJJ : 74/MALANG

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA, 29 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah


ini:

Nama Mahasiswa : ABRY WIBOWO LAIA


NIM : 042634892
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4301/HUKUM TELEMATIKA
Fakultas : HUKUM
Program Studi : ILMU HUKUM S1
UPBJJ-UT : MALANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang
ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Malang, 29 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

Abry Wibowo Laia

Nama Mahasiswa
HKUM4301

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Hukum Telematika
HKUM4301
No. Soal Skor
1 Pada dasarnya kemajuan teknologi informasi akan memudahkan manusia dalam setiap segi 20
kehidupan. Hampir semua sektor kehidupan tidak bisa lepas dari pemanfaatan teknologi
informasi. Dengan adanya kemajuan teknologi, maka tidak ada lagi batas (borderless) dimana
segala hal informasi semakin terbuka dan mudah diakses oleh siapapun, kapanpun dan
dimanapun pengguna teknologi berada. Hal ini berpengaruh pula terhadap paradigma hukum
yang mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi.

Pertanyaan:
Telaah oleh saudara permasalahan hukum apa saja yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi
informasi, berikan contohnya minimal 2!

2 Di era digital saat ini, kemudahan bertransaksi secara elektronik bukan lagi sesuatu yang sulit 20
ditemukan dalam setiap sektor. Tidak hanya masyarakat di kota, namun masyarakat di pelosok
pun sudah mampu menjangkau kegiatan-kegiatan yang menggunakan teknologi seperti transaksi
elektronik ini. Tren E-commerce atau perdagangan secara elektronik atau online bukanlah hal
yang baru. Masyarakat banyak yang memanfaatkan layanan e-commerce sebagai pengganti jual
beli secara konvensional dengan alasan kemudahan bertransaksi. Bahkan saat ini beberapa
layanan e-commerce juga telah memanfaatkan artificial intelligence dalam mendukung kegiatan
usahanya.

Pertanyaan:
Uraikan regulasi yang mengatur tentang artificial intelligence di Indonesia serta bagaimana bentuk
pemanfaatan artificial intelligence yang dilakukan beberapa e-commerce dalam mendukung
bisnisnya tersebut!

3 Kasus Fiktif 30

Reni memesan barang berupa sofa bed melalui PayPayLater yaitu aplikasi e-commerce yang
bergerak di sektor finansial pinjaman pada tanggal 10 September 2021. Pada saat melakukan
pemesanan Reni diminta mengisi data pribadi seperti nama, alamat lengkap, email, serta diminta
untuk membubuhi tanda tangan elektronik. Semua prosedur telah dilakukan oleh Reni. Tetapi
sampai tanggal 01 Oktober 2021 barang belum diterima oleh Reni dan penjual tidak merespon
saat dikonfirmasi. Reni sendiri sudah membayar uang muka dan limit kredit PayPayLater juga
telah terpotong.

Pertanyaan:
a. Telaah oleh saudara bagaimana penerapan tanda tangan elektronik dalam perjanjian
e-commerce!
b. Bagaimana keabsahan tanda tangan elektronik dalam suatu perjanjian e-commerce?

1 dari 2
HKUM4301

4 Kasus Fiktif 30
Serena yang merupakan seorang selebgram dan chef telah melakukan kerjasama dengan
penerbit buku untuk meluncurkan buku resep masakan dengan memasang foto dirinya dalam
cover buku resep tersebut. Buku tersebut kemudian dipasarkan di toko-toko offline serta di e-
commerce. Suatu hari saat Serena sedang melihat produk di e-commerce dia melihat bahwa foto
dirinya yang sama dalam cover buku resep masakan terpampang dalam sebuah kemasan produk
alat masak grill pan. Serena merasa tidak pernah melakukan perjanjian kerjasama dengan
perusahaan yang memasarkan produk grill pan tersebut.

Pertanyaan:
Berikan tanggapan bagaimana perlindungan hak cipta dalam transaksi perdagangan elektronik (e-
commerce) serta upaya hukum apa yang dapat dilakukan apabila telah terjadi pelanggaran hak
cipta dalam transaksi e-commerce tersebut!

Skor Total 100

No. Soal
1. Permasalahan hukum yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan penyampaian informasi,
komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait
dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik.
Permasalahan yang lebih luas terjadi pada bidang keperdataan karena transaksi elektronik untuk kegiatan
perdagangan melalui sistem elektronik (electronic commerce) telah menjadi bagian dari perniagaan nasional
dan internasional. Kenyataan ini menunjukkan bahwa konvergensi di bidang teknologi informasi, media, dan
informatika (telematika) berkembang terus tanpa dapat dibendung, seiring dengan ditemukannya
perkembangan baru di bidang teknologi informasi, media, dan komunikasi.
Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber (cyber space), bersifat virtual dan
dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis, kegiatan pada ruang
siber tidak dapat didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional. Karena akan terlalu banyak
kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan virtual
yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik.
Contoh :
Cybercrime
- Unauthorized access yakni; kejahatan yang terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam
suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, misalnya: probing dan port.
- Illegal contents; yakni memasukkan data atau informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak benar, tidak
etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau menggangu ketertiban umum, seperti penyebaran pornografi.
Penyebaran virus secara sengaja; pada umumnya dilakukan dengan menggunakan email.
- Data forgery; ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di
internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web
database
2. Artificial Intelligence masuk di dalam definisi Agen Elektronik, yang berarti segala kewajiban hukum serta
pertanggungjawaban hukum melekat pada penyedia perangkat Artificial Intellgence.
Pasal 21 UU ITE menyinggung akan pengaturan agen elektronik pada saat pelaksanaan transaksi elektronik.
Dalam UU ITE, penyelenggara agen elektronik pada dasarnya merupakan penyelenggara sistem elektronik.
Hal ini karena agen elektronik merupakan bentuk dari suatu penyelenggaraan sistem elektronik, yaitu segala
hak dan kewajiban penyelenggara sistem elektronik berlaku mutatis mutandis terhadap penyelenggara agen
elektronik.
UU ITE menyatakan bahwa Penyelenggaraan AI (Agen Elektronik) di Indonesia hanya dapat dilakukan oleh
orang, penyelenggara negara, badan usaha, dan masyarakat. Artinya secara pertanggungjawaban hukum
akan ditanggung oleh penyelenggara sistem elektronik yang menyelenggarakan jasa AI.
UU ITE dan PP 71/2019 sebagai turunannya sebenarnya sudah mengatur batasan kewajiban serta
pertanggungjawaban penyelenggara Agen Elektronik, di antaranya: menyediakan fitur yang memungkinkan
penggunanya melakukan perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi.
Tanggung jawab agen elektronik sebenarnya sudah diatur secara komprehensif, termasuk kewajiban untuk
merahasiakan data, mengendalikan data pribadi pengguna, menjamin privasi pengguna, menyampaikan
informasi terkait sistem yang digunakannya sehingga tidak merugikan pengguna.
Saat ini, pemanfaatan AI (artificial Intelligence) di sektor e-commerce paling sering digunakan berada di tiga
hal, yaitu chatbot, recommendation engines, dan smart logistics.

2 dari 2
HKUM4301
3. a. penerapan tanda tangan elektronik dalam perjanjian e-commerce, Dalam Pasal 5 ayat (1) UU ITE
menyebutkan bahwa “Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan
alat bukti hukum yang sah”. Pasal 5 Ayat (2) UU ITE menyatakan bahwa “Informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagai mana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari
alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia”. Pasal 5 ayat (3) UU ITE
menyebutkan “informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan sistem
elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini”. Pasal 5 ayat (4) UU ITE
menjelaskan bahwa “ketentuan mengenai informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sebagai mana
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk surat yang menurut undang-undang harus dibuat dalam bentuk
tertulis dan surat beserta dokumennya yang menurut undang-undang harus dibuat dalam bentuk akta notaris
atau akta yang di buat oleh pejabat pembuat akta. Pasal 6 UU ITE menyebutkan “dalam hal terdapat
ketentuan lain selain yang diatur dalam Pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus
berbentuk tertulis atau asli, informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dianggap sah sepanjang
informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat
dipertanggung jawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan. Sebagaimana diketahui bahwa tanda tangan
bagi suatu dokumen memainkan peranan yang sangat penting dalam hukum pembuktian. Pada prinsipnya,
akan sangat tidak berarti bagi suatu kontrak atau perjanjian jika kontrak atau perjanjian tersebut tidak pernah
ditandatangani.

b. Mengenai keabsahan tanda tangan elektronik, Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”) dan Pasal 59 ayat (3) PP PSTE menyatakan sebagai
berikut: Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

 data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan;
 data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya
berada dalam kuasa Penanda Tangan;
 segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan
dapat diketahui;
 segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan Elektronik
tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
 terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penanda tangannya; dan
 terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan persetujuan
terhadap Informasi Elektronik yang terkait.

Berdasarkan penjelasan di atas, suatu tanda tangan elektronik dapat dikatakan sah apabila memenuhi
ketentuan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 11 ayat (1) UU ITE dan Pasal 59 ayat (3) PP
PSTE, tanpa melihat jabatan dan profesi seseorang.

4. a. perlindungan hak cipta dalam transaksi perdagangan elektronik (e-commerce) yaitu pelanggar dapat
dikenakan tindakan berupa Penutupan situs(website) dalam melindungi hak cipta dalam transaksi
perdagangan elektronik. Tindakan penutupan situs tersebut bisa melindungi perdaganan elektronik sesuai
dengan hukum positif Indonesia khusunya Undang-Undang R.I No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta dan
Undang-Undang R.I No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

3 dari 2

Anda mungkin juga menyukai