Anda di halaman 1dari 19

BABII

1. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gelombang Ultrasonic

Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi

untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz.

Hanya beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi,

sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam

hal ini, gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (diatas) frekuensi

gelombang suara (sonik).

Gelombang ultrasonik dapat merambat pada medium padat, cair dan gas.

Reflektivitas dari gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama

dengan permukaan padat, tetapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini

akan diserap.

Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi

elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang

diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang

dipakaikan (efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik menjadi tidak

periodik yang disebut derau (noise), di mana dapat dinyatakan sebagai superposisi

gelombang-gelombang periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar.

Kelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan

mudah difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang

pantul dan gelombang datang seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan oleh

sensor pada robot atau hewan. Contoh hewan yang dapat mendengar gelombang

ultrasonik yaitu lumba-lumba, kelelawar, paus dll. (WIKIPEDIA, 2017)

6
7

2.2 Sensor Ultrasonic

Sensor ultrasonic adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah

besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor

ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat

dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi

tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonic karena sensor ini menggunakan

gelombang ultrasonic (bunyi ultrasonic).

Gelombang ultrasonic adalah gelombang bunyi yang mempunyai

frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat didengar

oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonic hanya dapat didengar oleh anjing,

kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonic bisa merambat melalui

zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonic dipermukaan zat padat

hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonic di permukaan zat cair. Akan

tetapi,gelombang bunyi ultrasonic akan diserap oleh tekstil dan busa.(Santoso,

2014). Sensor ultrasonic dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Sensor Ultrasonic.(Santoso, 2014)

Pada sensor ultrasonic, gelombang ultrasonic dibangkitkan melalui sebuah

alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik

ini akan menghasilkan gelombang ultrasonic (umumnya berfrekuensi 40kHz)

ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan

menembakkan gelombang ultrasonic menuju suatu area atau suatu target. Setelah
8

gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali

gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor,

kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan

waktu gelombang pantul yang diterima. Cara kerja gelombang ultrasonic dapat

dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Cara kerja gelombang ultrasonic.(Santoso, 2014)

Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan

kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, sinyal akan

dipantulkan kembali. Setelah gelombang pantul diterima, maka sinyal akan

diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung

berdasarkan rumus : S = (340 t/2)……………………………………………(2.1)

S merupakan jarak antara sensor ultrasonic dengan benda (bidang pantul), dan t

adalah lama waktu pantul, kemudian dibagi 2 (dua) karena terjadi 2 (dua) proses

yang membagi interval waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu

ketika gelombang pantul diterima receiver.(Santoso, 2014)

2.3 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

rangkaian elektronic dan umumnya dapat menyimpan program didalamnya.

Sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan


9

umumnya dapat menyimpan program, umumnya terdiri dari CPU (Central

Processing Unit), memory, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-

Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya. Kelebihan

microcontroller ialah tersedianya RAM dan peralatan I/O pendukung sehingga

ukuran board microcontroller menjadi sangat ringkas. MCS51 ialah

microcomputer CMOS8bit dengan 4 KB Flash PEROM (Programmable and

Erasable Only Memory) yang dapat dihapus dan ditulisi sebanyak 1000 kali[7].

2.3.1 Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 merupakan keluarga mikrokontroler Atmega.

Microcontroller AT89S51 memiliki beberapa pin yang berfungsi sebagai jalur

input-output, jalur kontrol, addres bus dan data bus. Konfigurasi pin AT89S51

dapat dilihat pada gambar 2.3 Susunan pin AT89S51 dibawah ini. Susunan pin

AT89S51 dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Susunan pin AT89S51.

Microcontroller AT89S51 memiliki 40 pin pada umumnya dikemas dalam

DIP (Dual inline package), masing-masing pin microcontroller AT89S51

mempunyai kegunaan sebagai berikut dibawah ini.


10

-Pin 1- 8

Merupakan port 1 yang menjadikanbus saluran dua arah input atau output

8 bit.

-Pin 9

Merupakan masukan reset (aktif tinggi) untuk dua siklus mesin.

-Pin 10 - 17

Merupakan port 3 yang menjadikan saluran (bus) I/O 8 bit dua arah

dengan pull-up yang mempunyai fungsi alternatif.

Ketika logika 1 diberikan ke port 3, maka pull-up internalakanmeriset port

pada kondisi high dan port 3 dapat digunakan sebagai port pararel 8 bit

serbaguna. Selain itu sebagian dari port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal

kontrol pada saat pemograman.Fungsi alternatif ini sebagai berikut:

Tabel 2.1 Pin MapPort 3


Pin/Port Alternatif Keterangan
Untuk menerima data
P3.0 RXD
port serial
Untuk mengirim data
P3.1 TXD
serial
P3.2 INT0 Interupsi external 0
P3.3 INT1 Interupsi external 1
Input pewaktu
P3.4 T0
external/pencacah 0
Input pewaktu
P3.5 T1
external/pencacah 1
Jalur menulis memori
P3.6 WR
data external strobe
Jalur membaca memori
P3.7 RD
data external strobe
11

-Pin 18 - 19

Merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi.

Microcontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan

pada chip kecuali rangkaian kristal. Selain itu XTAL 1 juga dapat dipakai

sebagai input untuk inverting osilator amplifier dan input ke rangkaian

internal clock sedangkan XTAL 2 merupakan ouput dari inverting osilator

amplifier.

-Pin 20

Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND.

-Pin 21-28

Merupakan port 2 yang menjadi saluran (bus) I/O dua arah 8 bit dengan

inetrnal pull-up.

-Pin 29

Merupakan sinyal pengontrol untuk mengakses program memori external

yang masuk ke dalam saluran (bus) selama proses pemberian atau

pengambilan instruksi.

-Pin 30

Merupakan panahan alamat memori external pada port 1 selama

mengakses ke memori external.

-Pin 31

Merupakan External access (EA) sinyal kontrol untuk pembacaan memori

program. Apabila diset rendah (L), maka mikrokontroler akan

melaksanakan seluruh intruksi dari memori program external sedangkan


12

apabila di set tinggi (H) maka mikrokontroler akan melaksanakan intruksi

dari memori program internal.

-Pin 32-39

Merupakan port 0.Port 0 ini salah satu port yang berfungsi sebagai general

pupose I/O dengan lebar 8 bit.Port 0 terdiri dari P0.0 - P0.7.

Selain sebagai jalur I/O port 0 juga berfungsi sebagai multiplexed address

data bus.

-Port40

Merupakan sumber tegangan positif yang diberi simbol Vcc[1].

Prinsip kerja mikrokontroler adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan nilai yang berada pada register Program Counter,

mikrokontroler mengambil data pada ROM dengan alamat

sebagaimana yang tertera pada register Program Counter. Selanjutnya

isi dari register Program Counter ditambah dengan satu (Increment)

secara otomatis.

2. Data yang diambil pada ROM merupakan urutan instruksi program

yang telah dibuat dan diisikansebelumnya oleh pengguna.

3. Instruksi yang diambil tersebut diolah dan dijalankan oleh

mikrokontroler. Proses pengerjaan bergantung pada jenis instruksi,

bisa membaca, mengubah nilai-nilai pada register, RAM, isi Port,atau

melakukan pembacaan dan dilanjutkan dengan pengubahan data.

4. Program Counter telah berubah nilainya (baik karena penambahan

otomatis pada langkah 1, atau karena pengubahan-pengubahan pada

langkah 2). Selanjutnya yang dilakukan oleh mikrokontroler adalah


13

mengulang kembali siklus ini pada langkah 1. Demikian seterusnya

hingga power dimatikan.(Ruri, 2016)

2.3.2 Pemrograman Mikrokontroler Atmega dengan bahasa Assembly

Mikrokontroler Atmega merupakan mikrokontroler dengan pemrograman

yang mudah serta mampu diprogram dengan berbagai bahasa pemrograman.

Bahasa pemrograman Assemblyadalah bahasa pemrograman tingkat rendah.

Dalam pemrograman komputer dikenal dua jenis tingkatan bahasa, jenis yang

pertama adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language) dan

jenis yang kedua adalah bahasa pemrograman tingkat rendah (low level language).

Bahasa pemrograman tingkat tinggi lebih berorientasi kepada manusia

yaitu bagaimana agar pernyataan-pernyataan yang ada dalam program mudah

ditulis dan dimengerti oleh manusia. Sedangkan bahasa tingkat rendah lebih

berorientasi ke mesin, yaitu bagaimana agar komputer dapat langsung

mengintepretasikan pernyataan-pernyataan program.

 Kelebihan Bahasa Assembly:

1. Ketika di-compile lebih kecil ukuran

2. Lebih efisien/hemat memori

3. Lebih cepat dieksekusi

 Kesulitan Bahasa Assembly:

1. Dalam melakukan suatu pekerjaan, baris program relatif lebih panjang

dibanding bahasa tingkat tinggi

2. Relatif lebih sulit untuk dipahami terutama jika jumlah baris sudah

terlalu banyak
14

3. Lebih sulit dalam melakukan pekerjaan rumit, misalnya operasi

matematis.

Dalam program bahasa assembly terdapat 2 jenis yang kita tulis

dalam program yaitu:

1. Assembly Directive (yaitu merupakan kode yang menjadi arahan bagi

assembler/compiler untuk menata program).

2. Instruksi (yaitu kode yang harus dieksekusi oleh CPU mikrokontroler)

Tabel 2.2 Daftar Assembly Directive

Assembly Directive Keterangan


EQU Pendefinisian konstanta
DB Pendefinisian data dengan ukuran satuan 1 byte
DW Pendefinisian data dengan ukuran satuan 1 word
DBIT Pendefinisian data dengan ukuran satuan 1 bit
DS Pemesanan tempat penyimpanan data di RAM
ORG Inisialisasi alamat mulai program
END Penanda akhir program
CSEG Penanda penempatan di code segment
XSEG Penanda penempatan di external data segment
DSEG Penanda penempatan di internaldirect data segment
ISEG Penanda penempatan di internal indirect data
segment
BSEG Penanda penempatan di bit data segment
CODE Penanda mulai pendefinisian program
XDATA Pendefinisian external data
DATA Pendefinisian internal direct data
IDATA Pendefinisian internal indirect data
BIT Pendefinisian data bit
#INCLUDE Mengikutsertakan file program lain

Tabel 2.3 Daftar Instruksi

Instruksi Keterangan Singkatan


ACALL Absolute Call
ADD Add
ADDC Add with Carry
AJMP Absolute Jump
ANL AND Logic
15

CJNE Compare and Jump if Not Equal


CLR Clear
CPL Complement
DA Decimal Adjust
DEC Decrement
DIV Divide
DJNZ Decrement and Jump if Not Zero
INC Increment
JB Jump if Bit Set
JBC Jump if Bit Set and Clear Bit
JC Jump if Carry Set
JMP Jump to Address
JNB Jump if Not Bit Set
JNC Jump if Carry Not Set
JNZ Jump if Accumulator Not Zero
JZ Jump if Accumulator Zero
LCALL Long Call
LJMP Long Jump
MOV Move from Memory
MOVC Move from Code Memory
MOVX Move from Extended Memory
MUL Multiply
NOP No Operation
ORL OR Logic
POP Pop Value From Stack
PUSH Push Value Onto Stack
RET Return From Subroutine
RETI Return From Interrupt
RL Rotate Left
RLC Rotate Left through Carry
RR Rotate Right
RRC Rotate Right through Carry
SETB Set Bit
SJMP Short Jump
SUBB Subtract With Borrow
SWAP Swap Nibbles
XCH Exchange Bytes
XCHD Exchange Digits
XRL Exclusive OR Logic

Penulisan program kedalam mikrokontroler Atmega ini memerlukan

bantuan software yang khusus untuk mikrokontroler jenis Atmega. Software untuk
16

membantu memprogram mikrokontroler Atmega sudah banyak tersedia. Untuk

mempermudah maka dapat dipilih software yang merupakan Integrated

Development Environment (IDE) yaitu software yang merupakan editor sekaligus

compiler. Bahkan juga ada yang sekaligus debugger dan simulator. Salah satunya

yang digunakan adalah Read51.(Prasimax, 2017)

Berikut beberapa cara penggunaan software.

1. User dapat membuat program sistem single file maupun proyek (beberapa file).

Klik menu File lalu pilih New File.

2. Ketik program di window editing. Software menyediakan syntax

highlightingotomatis, sehingga tiap assembly directive akan diberi warna ungu

dan tiap instuksi akan diberi warna biru.Syntac highlighting dapat dilihat pada

gambar 2.4 di bawah ini.

Gambar 2.4 Syntac Highlighting Otomatis.(Prasimax, 2017)

3. User dapat langsung mengcompile program dengan sekali klik icon Build (F9).

Ketika ada kesalahan maka user dapat langsung ditunjukkan letak dan jenis

kesalahan.Compile program dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini.


17

Gambar 2.5 Compile Program.(Prasimax, 2017)

4. User dapat melakukan simulasi software untuk melihat hasil kerja program.

Klik IDE mode (F2).

5. User dapat melakukan debugging, bahkan melihat hasil eksekusi per step (per

baris) terhadap kondisi-kondisi register dan memori di mikrokontroler. Klik

StepInto (F8). Simulasi program dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6 Simulasi Program.(Prasimax, 2017)


18

Selanjutnya user dapat melakukan download program ke IC

mikrokontroler untuk menguji hasilnya secara real di hardware.

2.4 Solenoid

Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang

dililitkan secara rapat dan dapat diasumsikan bahwa panjangnya jauh lebih besar

daripada diameternya. Dalam kasus solenoid ideal, panjang kumparan adalah tak

hingga dan dibangun dengan kabel yang saling berhimpit dalam lilitannya, dan

medan magnet di dalamnya adalah seragam dan paralel terhadap sumbu

solenoid.(wikipedia, 2017). Kumparan solenoid dapat dilihat pada gambar 2.7 di

bawah ini.

Gambar 2.7 Kumparan Solenoid(wikipedia, 2017)

Kuat medan magnet untuk solenoid ideal adalah:

{𝐵 = µ0 𝑖𝑛}

........................................................................................(2.2)

di mana:

 B adalah kuat medan magnet,

 µ𝟎 adalah permeabilitas ruang kosong,

 i adalah kuat arus yang mengalir,

 n adalah jumlah lilitan.


19

Jika terdapat batang besi dan ditempatkan sebagian panjangnya di dalam

solenoid, batang tersebut akan bergerak masuk ke dalam solenoid saat arus

dialirkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan tuas, membuka pintu,

kran, atau mengoperasikan relay.

2.5 Kran Elektrik

Kranelektrik atauSolenoid valve merupakan katup yang dikendalikan

dengan arus listrik AC maupun DC melalui kumparan / selenoid.Solenoid valve

ini merupakan elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam systemfluida.

Seperti pada system pneumatik, system hidrolic ataupun pada sistem kontrol mesin

yang membutuhkan elemen kontrol otomatis. Contohnya pada system pneumatic,

solenoid valve bertugas untuk mengontrol saluran udara yang bertekanan menuju

aktuatorpneumatic (cylinder). Atau pada sebuah tandon air yang membutuhkan

solenoid valve sebagai pengatur pengisian air,sehingga tandon tersebut tidak

sampai kosong. Kran elektrik dapat dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini.

Gambar 2.8 Kran elektrik. .(Dermanto, 2013)

Kran elektrik mempunyai 2 (dua) jenis cara kerja yaitu NC

(normallyclose) dan NO (normally open)yang fungsinya untuk menutup dan

membuka saluran,karena memiliki 1 lubang inlet, 1 lubang outlet. Lubang inlet

berfungsi sebagai masuknya fluida, lubang outlet berfungsi sebagai keluarnya


20

fluida saluran ini biasanya digunakan atau diterapkan pada aktuator pneumatic

(cylinder kerja tunggal).

 Prinsip Kerja Kran Elektrik

Solenoid valveakanbekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan arus

listrik yang sesuai dengan tegangan kerja solenoid valveyaitu 220VAC. Tuas kran

akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan dari kumparan selenoid

tersebut. Saat tuas tersebut ditarik naik maka fluidaakan mengalir dari ruang C

menuju ke bagian D dengan cepat. Sehingga tekanan di ruang C turun dan tekanan

fluida yang masuk mengangkat diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan

fluida mengalir langsung dari A ke F.(Dermanto, 2013). Prinsip kerja kran

elektrik dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini.

Gambar 2.9 Prinsip kerja kran elektrik. .(Dermanto, 2013)

 Spesifikasi Kran Elektrik

1. Bekerja menengah : udara, air, minyak, gas

2. Gerak Patern : Direct Drive Type

3. Jenis :Normal Tutup Jenis / Normal OpenType

4. Lobang Flow Rate : 50mm

5. Nilai Cv : 48

6. Bersama Pipa Bore :2"


21

7. Operasi Fluid Viskositas : di bawah 20 CST

8. Bekerja Tekanan :Air / MINYAK: 0 ~ 5 kgf / cm2, Air /

Gas: 0 ~ 7 kgf / cm2

9. Max.Pressure Resistance :10.5 kgf / cm2

10. Operasi Rentang Suhu :-5 ~ 80 ℃

11. Tegangan :AC 220V

12. Tegangan Range : ± 10%

13. Bahan Badan :Kuningan

14. Bahan MinyakSeal : NBR, EPDM, Viton

2.6 Power Supply

Power supply atau catu daya atau adaptor merupakan sumber tegangan

DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian

elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya atau Power

Supply ini adalah suatu rangkaian penyearah yaitu rangkaian yang mengubah

sinyal bolak-balik (AC) menjadi sinyal searah (DC).

Catu daya berfungsi untuk memberikan supply tegangan, khususnya ke IC

mikrokontroler AT89S51, catu daya yang di gunakan adalah 5 Volt dc. Untuk

menurunkan tegangan trafo dari 9V menjadi 5V maka di gunakan ICvoltage

regulator LM7805.Pada rangkaian catu daya, dioda 1N4001 berfungsi sebagai

penyearah gelombang penuh dari AC ke DC dengan arus sebesar 1 Ampere,

sedangkan kapasitor 1003F dan 100nF berfungsi sebagai filter tegangan DC atau

penghalus pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh dioda

penyearah.(Yunanda,2014). Rangkaian catu daya dapat dilihat pada gambar 2.10

di bawah ini.
22

Gambar 2.10 Rangkaian Catu Daya(Yunanda,2014)

2.7 Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan

merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2

bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak

Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk

menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)

dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,

dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet5V dan 50 mA mampu

menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk

menghantarkan listrik 220V 2A.(Teknikelektronika,2015)

KontakPoin (Contact Point)Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :Normally Close

(NC)yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE

(tertutup), Normally Open(NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu

berada di posisi OPEN (terbuka). Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik,

maka akan timbul gayaElektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk

berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi

Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi

dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi


23

OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan

kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik

Contact Point ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik

yang relatif kecil. (Teknikelektronika,2015)

Simbol relay dapat dilihat pada gambar 2.11 di bawah ini.

Gambar 2.11 Simbol Relay.(Teknikelektronika,2015)

2.8 Seven Segment

Seven Segment adalah suatu segmen - segmen yang digunakan

menampil kan angka. Seven segment merupakan display visual yang umum

digunakan dalam dunia digital. Seven segment sering dijumpai pada jam digital,

penujuk antrian, display angka digital dan termometer digital. Penggunaan secara

umum adalah untuk menampilkan informasi secara visual mengenai data-data

yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital.

Seven segment ini tersusun atas 7 batang LED yang disusun membentuk

angka 8 yang penyusunannya menggunakan label dari‘a’sampai‘g’dan satu lagi

untuk dot point (DP). Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting

Diode (LED). Salah satu terminal LED dihubungkan menjadi satu sebagai kaki

common [5]. Seven segment yang digunakan pada rangkaian otomatisasi level air
24

adalah seven segmen tcommon anoda seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.12

dibawah ini. (Setiawan,2011)

Gambar 2.12Seven Segment(Setiawan,2011)

Anda mungkin juga menyukai