Anda di halaman 1dari 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/347127666

Antropologi Hukum Memahami Antropologi Hukum Dengan Pendekatan Kasus Pandemi

Presentation · December 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.32841.57448

CITATIONS READS
0 44

1 author:

Ariesta Wibisono Anditya


Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
30 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Articles View project

Lecture Materials View project

All content following this page was uploaded by Ariesta Wibisono Anditya on 15 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ARIESTA
WIBISONO
ANDITYA, S.H.,
M.KN., M.H.

ANTROPOLOGI
HUKUM
PENDEKATAN KASUS PANDEMI
Perilaku Manusia di
Era Pandemi
PENYIMPANGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
SELAMA PANDEMI

Adaptasi Kebiasaan Baru

Pemakaman Jenazah Covid


Pemakaman Jenazah
di Masa Pandemi PAKE MASKER BRO!
Fenomena Pemakaman
Jenazah dari Kaca Mata
Antropologi

CARA MENELAAH PERISTIWA ANTROPOLOGI

DIKAITKAN DENGAN HUKUM


BASIC
Anda harus mengerti dulu bahwa sebagai

negara hukum, Indonesia mengakui hukum

tertulis (Pengaruh Eropa Kontinental),

hukum adat (hukum yang hidup dalam

masyarakat), hukum Islam, dan beberapa

asas hukum Anglo-Saxon (Common Law)

FOKUS ANTROPOLOGI BISA


MEMBAHAS SEMUA HUKUM TERSEBUT,
NAMUN SAAT INI AKAN DIBAHAS DARI
HUKUM TERTULIS DAN HUKUM ADAT
LANGKAH KEDUA

Periksa kembali bahwa antropologi hukum

memperhatikan pola pikir manusia, pola perilaku

manusia, dan kegiatan sosial mereka terkait

respon mereka terhadap hukum.

Artinya, anda harus mengetahui bagaimana reaksi

mereka terhadap sebuah hukum (dalam hal ini kita

sedang membahas hukum tertulis dan hukum

adat)
UU Kekarantinaan (UU 6/2018)
pasal 10 nya, menyatakan
bahwa UU ini bisa berlaku
namun pemerintah harus
menetapkan PP dahulu yang
memutuskan status
Langkah Ketiga
kekarantinaan
Petakan apa yang menjadi sorotan antropologi
PP 21/2020 -> PSBB
dan sorotan hukum

PERILAKU PEMAKAMAN JENAZAH DI ERA PANDEMI

Mematuhi protokol kesehatan


SEMUA PELANGGAR UU
Hanya boleh dilaksanakan oleh petugas kesehatan TENTANG KARANTINA
KESEHATAN DAPAT DIHUKUM
Keluarga tidak boleh berada diantara mereka

Asumsikan jenazah meninggal karena covid-19


Pasal 93
Setiap orang yang tidak mematuhi
penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan sehingga
menyebabkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu)tahun dan/atau pidana
denda paling banyakRp 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah)

Langkah 4
Apa yang tertulis dalam undang-undang?

KETAHUI JIKA MELANGGAR PROTOKOL,

SIAPAPUN DAPAT DIJERAT PIDANA


Dalam kenyataan, apa saja yang terjadi

menyangkut kebiasaan memakamkan jenazah

di masa pandemi?
HAKGNAL
AMIL

1. Labeling terhadap semua yang menderita Covid, dikucilkan, dianggap sebagai

kesialan

2. Di sisi lain, keluarga yang kerabatnya meninggal karena dinyatakan terpapar Covid-

19, mengambil kembali jenazahnya untuk dimakamkan sendiri


L A N G K A H
E N A M
K U M KEN Y A T A A N
Mencari tahu mengapa

orang-orang melakukan

penyimpangan?
HU
Disini anda harus

mengumpulkan referensi

berita, jurnal, buku dan

sumber ilmiah lainnya


Pasal 178 KUHP menyatakan: “Barang siapa yang dengan
KETENTUAN KUHP sengaja merintangi atau menghalang-halangi jalan masuk

atau pengangkutan mayat ke kuburan yang diizinkan. diancam

Pasal 216 ayat (1) KUHP: Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti dengan pidana penjara paling lama satu bulan dua minggu

perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang atau pidana denda paling banyak seribu delapan ratus rupiah

oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat

berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk

mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa


Pasal 212 KUHP: Barang siapa dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan melawan seorang pejabat yang sedang
dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
menjalankan tugas yang sah, atau orang yang menurut
tindakan guna menjalankan ketentuan undang-undang yang dilakukan
kewajiban undang-undang atau atas permintaan pejabat
oleh salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana penjara
memberi pertolongan kepadanya, diancam karena melawan
paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling
pejabat, dengan pidana penjara paling lama satu tahun
banyak sembilan ribu rupiah.
empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu

lima ratus rupiah.

Pasal 179 KUHP: Barang siapa dengan sengaja menodai


kuburan atau dengan sengaja dan melawan hukum
Pasal 218 KUHP: Barang siapa pada waktu rakyat datang
berkerumun dengan sengaja tidak segera pergi setelah
menghancurkan atau merusak tanda peringntan di tempat
diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa yang
kuburan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
berwenang, diancam karena ikut serta perkelompokan dengan
tahun empat bulan. .
pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau

pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

ANALISIS #1
KETENTUAN KUHP #2
Pasal 180 KUHP : Barang siapa dengan sengaja dan melawan
hukum menggali atau mengambil jenazah atau memindahkan atau
mengangkut jenazah yang sudah digali atau diambil, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 181 KUHP : Barang siapa mengubur, menyembunyikan,


membawa lari atau menghilangkan mayat dengan maksud
menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lirna ratus rupiah

ANALISIS #1
Sumber: Kompas.com (Penulis: Tri Purna Jaya, Abdul Haq, Fadlan Mukhtar Zain,
Hendra Cipto | Editor: Farid Assifa, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief,
Khairina)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Sederet Alasan

ANALISIS #2
Warga di Berbagai Daerah Tolak Pemakaman Jenazah Korban Corona, Apa Saja?"
https://regional.kompas.com/read/2020/04/05/06170031/ini-sederet-alasan-
warga-di-berbagai-daerah-tolak-pemakaman-jenazah-korban?page=all

KEMATIAN ADALAH FASE KEHIDUPAN SAKRAL DI BEBERAPA


KELOMPOK MASYARAKAT
Menjadi wawasan umum kita semua bahwa tidak setiap golongan

masyarakat bisa menerima kerabatnya yang meninggal, jauh dari

keluarganya. Beberapa keluarga menghendaki agar bisa menemani

kerabatnya yang meninggal hingga Sehingga


peristirahatan terakhir.

wajar apabila beberapa warga menolak kerabatnya dimakamkan ALASAN MENOLAK


dengan protokol kesehatan.
JENAZAH COVID-19
NAMUN YANG MENJADI PELANGGARAN HUKUM ADALAH GOWA SULSEL, KARENA WILAYAHNYA
PADAT PENDUDUK, PADAHAL
PEMERINTAH TELAH RISET DI
Warga-warga tersebut bukannya negosiasi dengan aparat dan petugas

kesehatan, malah tiba-tiba mengambil jenazah di rumah sakit tanpa


KECAMATAN TERSEBUT JAUH DARI
menggunakan masker, berbondong-bondong tanpa social distancing, hal PEMUKIMAN --> TAKUT TERHADAP
PENYEBARAN COVID
LAMPUNG, KARENA WILAYAH
demikian dapat melanggar pasal 93 UU 6 Tahun 2018 karena

membahayakan banyak orang.


PEMAKAMAN DEKAT DENGAN
PEMUKIMAN DAN PERKEBUNAN
BANYUMAS, WARGA MERASA TIDAK
Di tempat lain, terdapat kampung yang menolak pemakaman jenazah
DIBERITAHU
covid karena stigma (penanaman pemahaman buruk terhadap covid)
MANGGALA, SULSEL, WARGA SANGAT
TAKUT TERTULAR VIRUS
BAHWA BANYAK TABU MENGENAI
CORONAVIRUS (POLA PIKIR),
LABELLING
ASPEK PSIKOLOGIS YANG MEMBUAT SESEORANG
BERTINDAK DILUAR RASIO
KETIDAKTAHUAN
KEKHAWATIRAN
KECEMASAN DAN SEMUANYA BERMUARA MENJADI SATU
DALAM TINGKAT YANG RENDAH, AKAN MENYEBABKAN CEMAS RINGAN
NAMUN DALAM TINGKAT YANG BURUK, AKAN MENYEBABKAN KETIDAKACUHAN DAN BAHKAN
PERLAWANAN
AKSI DIDASARKAN PADA PERASAAN BELAKA, TANPA MEMPERTIMBANGKAN RASIO, KETIKA
PANIK MENINGKAT, OTAK KITA TERSENDAT
UMUMNYA TERJADI PADA ORANG YANG KURANG MAMPU MENGENDALIKAN DIRI DAN
KURANG FOKUS
TAPI SEMUA TERNYATA
D A P AT D I S E L E S A I K A N
D E N GAN

KEADILAN
BERDASARKAN
PANCASILA https://news.detik.com/berita/d-4963374/kesdam-hasanuddin-kalau-semua-tolak-jenazah-covid-19-akan-mati-se-makassar

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/13/110821765/penolakan-jenazah-pasien-covid-19-mengapa-bisa-terjadi?page=all
https://www.tagar.id/kenapa-harus-menolak-jenazah-korban-virus-corona
Tidak semua
orang mampu
menerima
keadaan
dan beradaptasi
KENYATAANNYA
KESIMPULAN

Memberi sosialisasi Penyampaian harus Dengan wawasan Dengan demikian,


kepada masyarakat menggunakan sikap kebersamaan, meski memiliki
pentingnya saling simpati dan empati masyarakat menjadi pemahaman berbeda
membantu akan agar tumbuh kasih kuat karena memiliki mengenai hukum,
membangkitkan sayang sistem organisasi sosial kesatuan rasa akan
kesadaran melawan yang baik beserta unsur mendukung
pandemi budaya lain yang pemerintah
mendukung melaksanakan
tugasnya
View publication stats

Thha
annk
k
T
y
yoou
u!!
Semoga Bermanfaat
ARIESTA WIBISONO ANDITYA, S.H., M.KN., M.H.

Anda mungkin juga menyukai