Anda di halaman 1dari 9

CONTOH PENGAMALAN PANCASILA KE 1,2,3,4 DAN 5

http://ekacg.com/2015/09/contoh-pengamalan-pancasila-ke-1234-dan.html

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Tentu bukan hanya mengetahui namanya saja, tetapi harus tahu bagaimana pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini Contoh Pengamalan Pancasila Ke 1,2,4, dan 5 dalam kehidupan Sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat pertama pada Tuhannya. Berikut contoh
sikap yang mencerminkan di sila Pertama :
a. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
b. Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
c. Tidak melakukan penistaan dari suatu agama seperti melakukan pembakaran rumah rumah ibadah.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Menjalani perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut masing-masing. Kita tidak boleh membeda-bedakan cara bergaul hanya karena ras, suku
dan agama.
f. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
g. Membina kerjasama dan tolong menolong antar umat beragama.
h. Bersikap toleran kepada umat beragama yang lainya.
i. Mengembankan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semua sama di Dunia ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila
Kedua:
a. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan.
b. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti acara acara bakti sosial, memberikan bantuan kepada panti panti asuhan sebagai bentuk kemanusiaan
peduli akan sesama.
f. Senang membantu teman yang sedang mengalami kesusahan.
g. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam.
h. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
i. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
k. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
l. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

3. Persatuan Indonesia
Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warna Negara Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di
sila Ketiga:
a. Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
b. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
c. Mengembangkan sikap saling menghargai.
d. Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa
e. Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.
f. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.
g. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi arau golongan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan


Sila ini beruhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesesaikan masalah. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila
Keempat:
a. Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan permasalahan.
b. Menghindari aksi “Walk Out” dalam suatu musyawarah.
c. Menghargai hasil musyawarah.
d. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.
e. Memberikan kepercayaan wakil-wakil rakyat yang telah terpilih.
f. Yang menjadi wakil rakyat juga harus mampu membawa aspirasi rakyat.
g. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain.
h. Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
i. Berhati besar untuk menerima keputusan apapun yang dihasilkan oleh musyawarah.
j. Bekerja sama untuk mempertanggung jawabkan keputusan tersebut.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua orang. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Kelima:
a. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.
b. Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain.
c. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum.
d. Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial.
e. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekluargaan dan kegotongroyongan.
f. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
g. Menghormati hak-hak orang lain.
h. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
i. Tidak bersifat boros, dan suka bekerja keras.
j. Tidak bergaya hidup mewah.
k. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
ARTI DAN MAKNA SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
https://oktavianipratama.wordpress.com/matakuliah-umum/kewarganegaraan/arti-dan-makna-sila-ketuhanan-yang-maha-esa/
A. Arti Sila Ketuhanan yang Maha ESA
Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketahuan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa
Sansekerta ataupun bahasa Pali. Banyak diantara kita yang salah paham mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah
menengah umum kita diajarkan bahwa arti dari Ketahuan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya
dalam bahasa Sansekerta ataupun Pali, Ketahuan Yang Maha Esa bukanlah Tuhan yang bermakna satu.
Ketuhanan berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan berupa awalan ke- dan akhiran –an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran –an pada suatu kata dapat
merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru. Penambahan awalan ke- dan akhiran –andapat memberi makna perubahan menjadi antara lain:
mengalami hal….sifat-sifat…
Kata ketuhanan yang beasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan ke- dan –an bermakna sifat-sifat tuhan. Dengan kata lain ketuhanan berarti sifat-sifat tuhan atau
sifat-sifat yang berhubungan dengan tuhan.
Kata Maha berasal dari bahasa Sansekerta atau Pali yang bisa berarti mulia atau besar( bukan dalam pengertian bentuk). Kata Maha bukan berarti sangat. Kata
“esa” juga berasal dari bahasa Sansekerta atau Pali. Kata “esa” bukan berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Kata “esa” berasal dari kata “etad” yang lebih
mengacu pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata “ini” (this- Inggris). Sedangkan kata “satu” dalam pengertian jumlah dalam bahasa
Sansekerta atau bahasa Pali adalah kata “eka”. Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka kata yang seharusnya digunakan
adalah “eka” bukan kata “esa”.
Dari penjelasan yang disampaikan di atas dapat dikesimpulan bahwa arti dari Ketahuan Yang Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu
pada suatu individual yang kita sebut Tuhan Yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya Ketahuan Yang Maha Esa
berarti Sifat-sifat Luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur atau mulia,
bukan Tuhannya.

B. Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Makna sila ini adalah
1) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-maisng menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2) Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
4) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
5) Frasa Ketahuan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki agama monoteis namun frasa ini menekankanke-esaan dalam beragama.
6) Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
7) Menjamin peenduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
8) Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
9) Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agama masing-masing.
Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan oleh penciptaannya. Pencipta itu adalah Causa Prima yang mempunyai
hubungan dengan yang diciptakannya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya. Dalam konteks
bernegara, maka dalam masyarakat yang berdasarkan Pancasila, dengan sendirinya dijamin kebebasan memeluk agama masing-masing. Sehubungan dengan
agama itu perintah dari Tuhan dan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, maka untuk menjamin
kebebasan tersebut di dalam alam Pancasila seperti kita alami sekarang ini tidak ada pemaksaan beragama, atau orang memeluk agama dalam suasana yang bebas,
yang mandiri. Oleh karena itu dalam masyarakat Pancasila dengan sendirinya agama dijamin berkembang dan tumbuh subur dan konsekuensinya diwajibkan
adanya toleransi beragama.
Jika ditilik secara historis, memang pemahaman kekuatan yang ada di luar diri manusia dan di luar alam yang ada ini atau adanya sesuatu yang bersifat adikodrati
(di atas / di luar yang kodrat) dan yang transeden (yang mengatasi segala sesuatu) sudah dipahami oleh bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejak zaman nenek
moyang sudah dikenal paham animisme, dinamisme, sampai paham politheisme. Kekuatan ini terus saja berkembang di dunia sampai masuknya agama-agama
Hindu, Budha, Islam, Nasrani ke Indonesia, sehingga kesadaran akan monotheisme di masyarakat Indonesia semakin kuat. Oleh karena itu tepatlah jika rumusan
sila pertama Pancasila adalah Ketahuan Yang Maha Esa
Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh keberadaban daripada makhluk hidup dan siapapun, sedangkan sebaliknya keberadaan dari makhluk dan siapapun
justru disebabkan oleh adanya kehendak Tuhan. Karena itu Tuhan adalah Prima Causa yaitu sebagai penyebab pertama dan utama atas timbulnya sebab-sebab
yang lain. Dengan demikian Ketahuan Yang Maha Esa mengandung makna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam
semesta beserta isinya. Dan diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini adalah manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan
Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selainNya adalah terbatas.
Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketahuan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada
warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya trkandung dalam:
1. Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi:
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa….” dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara Indonesia bukan negara agama, yaitu negara yang didirikan
atas landasan agama tertentu, melainkan sebagai negara yang didirikan atas landasan Pancasila atau negara Pancasila.
2. Pasal 29 UUD 1945
(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya
Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap
Ketuhanan Yang Maha Esa, anti agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya diwujudkan kerukunan hidup beragama,
kehidupan yang penuh toleransi dalam batas-batas yang diizinkan oleh atau menurut tuntutan agama masing-masing, agar terwujud ketentraman dan kesejukan di
dalam kehidupan beragama .
Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model hidup yang meliputi:
1.
Kerukunan hidup antar umat seagama
2.
3.
Kerukunan hidup antar umat beragama
4.
5.
Kerukunan hidup antar umat beragama dan Pemerintah
6.
Tri kerukunan hidup tersebut merupakan salah satu faktor perekat kesatuan bangsa.
Di dalam memahami sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaknya para pemuka agama senantiasa berperan di depan dalam menganjurkan kepada pemeluk agama
masing-masing untuk menaati norma-norma kehidupan beragama yang dianutnya.
Sila ke 1 Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi sumber utama nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing
perwujudan dan Sila II sampai dengan Sila V.

C. Pokok-pokok Yang Terkandung Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Pernyataan pengakuan bangsa Indonesia pada adanya dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan ini tidak saja dapat terbaca dalam Pembukaan UUD
1945 dimana perumusan Pancasila itu terdapat tetapi dijabarkan lagi dalam tubuh UUD 1945 itu sendiri pasal 29 ayat 1, yang berbunyi sebagai berikut :
“ Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa ”
Adanya pernyataan pengakuan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa secara yuridis constitutional ini, mewajibkan pemerintah/aparat Negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Dengan demikian dasar ini merupakan kunci dari keberhasilan bangsa Indonesia untuk menuju pada apa yang benarm baik dan adil. Dasar ini merupakan pengikat
moril bagi pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas Negara, seperti memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk beribadat
menurut agama dan kepercayaannya (pasal 29 ayat 2 UUD 1945).
Jaminan kemerdekaan beragama yang secara yuridis constitutional ini membawa konsekuensi pemerintah sebagai berikut:
1.
Pemerintah wajib memberi dorongan dan kesempatan terhadap kehidupan keagamaan yang sehat.
2.
3.
Pemerintah memberi perlindungan dan jaminan bagi usaha-usaha penyebaran agama, baik penyebaran agama dalam arti kwalitatif maupun
kwantitatif.
4.
5.
Pemerintah melarang adanya paksaan memeluk/meninggalkan suatu agama.
6.
7.
Pemerintah melarang kebebasan untuk tidak memilih agama.
8.
Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan beragama bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan sila-sila yang lain. Oleh karena itu kehidupan
beragama harus dapat membawa persatuan dan kesatuan bangsa, harus dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradap, harus dapat
menyehatkan pertumbuhan demokrasi, sehingga membawa seluruh rakyat Indonesia menuju terwujudnya keadilan dan kemakmuran lahir dan batin. Dalam hal ini
berarti bahwa sila pertama memberi pancaran keagamaan, memberi bimbingan pada pelaksanaan sila-sila yang lain.
3. Sebagai sarana untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa, maka asas kebebasan memelu agama ini harus diikuti dengan asas toleransi antar pemeluk
agama, saling menghargai dan menghormati antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain dalam menjalankan ibadah menurut agama
mereka masing-masing.
4. Kehidupan beragama tidak bisa dipisahkan sama sekali dari kehidupan duniawi/kemasyarakatan. Dua-duanya merupakan satu system sebagaimana satunya jiwa
dan raga dalam kehidupan manusia. Agama sebagai alat untuk mengatur kehidupan di dunia, sehingga dapat mencapai kehidupan akhirat yang baik. Kehidupan
beragama tidak bias lepas dari pembangunan masyarakat itu sendiri, bangsa dan Negara demi terwujudnya keadilan dan kemakmuran materiil maupun spiritual
bagi rakyat Indonesia. Semakin kuat keyakinan dalam agama, semakin besar kesadaran tanggungjawabnya kepada Tuhan bangsa dan Negara, semakin besar pula
kemungkinan terwujudnya kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan bagi bangsa itu sendiri.

D. Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1.
Kita percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.
3.
Kita melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap.
4.
5.
Kita harus membina adanya saling menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6.
7.
Kita harus membina adanya saling kerjasama dan toleransi antara sesame pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
8.
9.
Kita mengakui bahwa hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai hak pribadi yang paling hakiki.
10.
11.
Kita mengakui tiap warga Negara bebas menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
12.
13.
Kita tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada orang lain.
14.

PENGAMALAN PANCASILA
EKA PRASETYA PANCAKARSA
(Tekad yang tunggal untuk melaksanakan lima kehendak)

https://infindonesia.blogspot.co.id/2015/11/contoh-pengamalan-nilai-nilai-pancasila.html

A. Contoh Pengamalan Sila Pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa"


Percaya dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.


Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda.


Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya.


Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.


Memiliki sikap toleransi antar umat beragama.

B. Contoh Pengamalan Sila Ke-2 "Kemanusiaan yang adil dan beradab"


Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.


Saling mencintai sesama manusia.


Mengembangkan sikap tegang rasa.


Tidak semena-mena terhadap orang lain.


Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.


Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.


Berani membela kebenaran dan keadilan.


Menghormati dan menghargai bangsa, golongan, atau negara lain

C. Contoh Pengamalan Sila ke-3 "Persatuan Indonesia"


Menempatkan persatuan, kesatuan, dan kepentingan bangsa/negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.


Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.


Cinta tanah air dan banga.


Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.


Memajukan pergaulan dan kesatuan bangsa yang ber-bhineka tunggal ika.

D. Contoh Pengamalan sila ke-4 "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan"


Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


Selalu mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden, gubernur, dan walikota.


Tidak memaksakan kehendak orang lain.


Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.


Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh rasa kekeluargaan.


Dengan i'tikad yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.


Musyawarah dilaksanakan dengan akal sehat dan hati yang luhur.


Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.

E. Contoh Pengamalan Sila ke-3 "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"


Mengembangkan sikap dan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikapkekeluargaan dan gotong royong.


Bersikap adil


Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.


Senang memberi bantuan dan pertolongan terhadap orang lain.


Bekerja keras.


Tidak berfoya-foya dan bermewah-mewahan


Menghormati hak-hak orang lain.


Selalu berhemat dan tidak boros.


Tidak berbuat hal-hal yang merugikan kepentingan umum.


Berusaha mewujudkan "Keadilan Sosial" yang merata.


Tidak melakukan pemerasan terhadap orang lain.


Menghargai hasil karya orang lain.


Menghargai hak-hak orang lain.

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender
http://ppkn-smp.blogspot.co.id/2015/03/perilaku-toleran-terhadap-keberagaman.htmlhttp://ppkn-smp.blogspot.co.id/2015/03/perilaku-toleran-terhadap-
keberagaman.html

Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan pada sesama manusia sebab warna kulit atau bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan.
Tuhan menciptakan manusia berbeda dan beragam. Perbedaan itu adalah anugerah yang harus kita syukuri. Mengapa kita harus bersyukur dengan keragaman itu?
Dengan keragaman, kita menjadi bangsa yang besar dan arif dalam bertindak. Agar keberagaman bangsa Indonesia juga menjadi sebuah kekuatan, kita bangun
keberagaman bangsa Indonesia dengan dilandasi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang bermacam-macam dapat diciptakan salah satunya dengan perilaku masyarakat yang menghormati keberagaman
bangsa dalam wujud perilaku toleran pada keberagaman itu. Sikap toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati
lapang pada orang-orang yang mempunyai pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat pada martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta
keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi atau pandangannya.

Perhatikan dan bacalah penjelasan perilaku toleran pada keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan gender di bawah ini.

A. Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama


Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di
Indonesia. Agama itu adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian sejak kecil sudah meyakini dan melaksanakan ajaran
agama yang kalian anut.

Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Jaminan negara pada warga negara untuk memeluk dan
beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap Pasal 29 ayat (2) adalah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita
kepada orang lain. Oleh sebab itu, bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk:
1.
menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;
2.
3.
tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;
4.
5.
bersikap toleran pada keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang mempunyai keyakinan dan agama yang berbeda
6.
7.
melaksanakan ajaran agama dengan baik; serta
8.
9.
tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan dianut oleh orang lain.
10.
Perilaku baik dalam kehidupan beragama itu sebaiknya kita laksanakan, baik dikeluarganya, sekolah, masyarakat atau dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Perilaku Toleran pada Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia


Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia atau dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Marilah kita mengembangkan semangat persaudaraan
dengan sesama manusia dengan menjunjung nilai- nilai kemanusiaan.

Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya penilaian orang lain
kepada kita bukan sebab warna, rupa, dan bentuk, melainkan sebab baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh sebab itu, sebaiknya kita berperilaku baik
kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan itu.

a. Perilaku Toleran pada Keberagaman Sosial Budaya


Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk
memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jika bukan kita sendiri. Bagi seorang pelajar
perilaku dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa di antaranya dapat dilaksanakan dengan:
1.
mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
2.
3.
mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
4.
5.
merasa bangga pada budaya bangsa sendiri; dan
6.
7.
menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.
8.
b. Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitulaki -laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antaralaki -laki dan
perempuan itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antaralaki -laki dan perempuan, anaklaki -laki dan anak
perempuan, dan bagaimana hubungan itu dilihat berdasar sifat kodrat.

Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antaralaki
-laki dan perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan bawaan sejak lahir. Tiap-tiap
masyarakat mempunyai perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia
tentulah akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat berbeda
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.

Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antaralaki -laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga,
maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anaklaki -laki atau anak perempuan, keduanya bisa
menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Di sekolah,laki -laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam masyarakat, baiklaki
-laki atau perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesama manusia lainnya.

Kegiatan Donor Darah


http://eka-prasetya.org/index.php/11-berita/7-kegiatan-donor-darahhttp://eka-prasetya.org/index.php/11-berita/7-kegiatan-donor-darahhttp://eka-
prasetya.org/index.php/11-berita/7-kegiatan-donor-darah
Komunitas organisasi sosial Lions Club Daerah 2C kembali menggelar kegiatan donor darah. Minggu (16/9) aksi sosial ini dilaksanakan di Kampus STIE Eka
Prasetya, Jalan Perdana, Medan, dan berhasil mengumpulkan 60 kantong darah dari 77 pendonor.

Selanjutnya darah tersebut disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Medan.

Kegiatan donor darah ini merupakan hasil kerja sama PMI Medan dengan sejumlah Lions Club yang tergabung di Daerah 2C di antaranya Lions Club (LC) Medan
Lestari, LC Medan Kesawan, LC Medan Priority, LC Medan Fine Arts, LC Medan Unity, LC Medan Gandhi, dan LC Medan Eka Prasetya dibantu Leo Club
Tunas Kesawan dan Leo Club Fine Arts Junior

Kegiatan donor darah dihadiri Vice Distrik Gubernur 2 L Dalbir Singh, Ketua Daerah 2C L Finche SE MPsi ,Ketua Umum Sahabat Center Brilian Moktar SE MM
serta sejumlah President Lions Club di antaranya L Jefry Yip, L Hadi Rusmin, L Welly, L Robin.

Ketua Daerah 2C L Finche SE MPsi didampingi Ketua Panitia L Tina Harunto mengatakan, pihaknya selama ini memang sangat konsisten membantu PMI Medan
yang kesulitan mencari darah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Hampir setiap 3 bulan Lions Club Daerah 2C menggelar kegiatan donor darah karena rata-rata kebutuhan darah setiap bulannya meningkat. Dalam setahun ada
empat kali kita melakukannya,” kata Finche kepada wartawan.

Dikatakan Finche mendonorkan darah memiliki banyak manfaat di antaranya bisa merangsang sumsum tulang tetap keadaan aktif. Darah yang didonorkan sekitar
350 cc akan digantikan dengan 350 cc darah baru yang mempunyai fungsi dan kekuatan lebih optimal guna mengangkut nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh
sehingga tubuh secara umum akan terjaga kesehatannya.

“Mendonorkan darah juga berguna untuk pemeliharaan fungsi jantung, sebab jumlah darah yang terlalu banyak dapat membebani jantung. Saat sumsum tulang
panjang memproduksi sel darah, bukan hanya sel darah merah yang dibuat, tapi juga semua sel darah berserta komponennya,” ucapnya.

Brilian Moktar yang turut hadir sekaligus mendonorkan darahnya pada kegiatan ini mengharapkan kegiatan ini bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat
lainnya.

Menurut Brilian, aksi donor tersebut juga bertujuan untuk menanamkan jiwa sosial kepada masyarakat, melatih diri menjalankan aksi sosial bagi sesama.

"Ini sangat membantu proses pembelajaran dalam hal kegiatan sosial. Donor darah, adalah bentuk keprihatinan kita semuanya atas kekurangan darah segar yang
selalu dialami PMI," tandas Anggota DPRD Sumut ini.

Ikut Upacara Bendera, Adakah Manfaatnya?


http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/ikut-upacara-bendera-adakah-manfaatnya-

Menurut undang-undang, upacara bendera hanya boleh dilakukan pada acara kenegaraan yaitu acara yang diatur dan dilaksanakan panitia negara secara terpusat,
dihadiri Presiden dan atau Wakil Presiden serta pejabat negara. Upacara bendera juga dilakukan pada acara resmi yaitu acara yang diatur dan dilaksanakan oleh
pemerintah atau lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu, dihadiri oleh pejabat negara dan atau pejabat pemerintahan.

Jika hanya boleh dilakukan pada dua acara tersebut, kenapa upacara bendera juga dilakukan tiap hari Senin pagi di sekolah-sekolah? Itu karena ada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional no.39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan. Dalam peraturan tersebut ada 10 materi pembinaan dan salah satunya adalah
membentuk kepribadian unggul, wawasan kebangsaan dan bela negara.

Dijelaskan juga, salah satu cara membentuk kepribadian unggul dengan wawasan kebangsaan dan belanegara itu adalah lewat kegiatan kokurikuler (kegiatan yang
erat hubungannya dan menunjang program pendidikan dalam kurikulum) upacara bendera pada hari senin dan sabtu serta pada hari-hari besar nasional. Soal wajib
atau tidak, mungkin tergantung pemda setempat apakah mengeluarkan peraturan daerah yang mewajibkan upacara bendera untuk sekolah-sekolah di daerahnya.

Mungkin ada pro dan kontra mengenai pentingnya upacara sebagai salah satu cara membentuk kepribadian unggul dan meningkatkan rasa nasionalisme. Terlepas
dari itu, ada esensi penting dari kegiatan upacara bendera di sekolah: melatih disiplin dan pengendalian diri siswa. Suka atau tidak suka, anak harus siap berbaris
di lapangan, harus mengenakan seragam dengan atribut lengkap, harus berlatih jika menjadi petugas upacara, tidak boleh mengobrol dan bergerak selama upacara
berlangsung serta menunjukkan sikap hormat pada lambang-lambang negara.

Musyawarah
https://supriyadikaranganyar.wordpress.com/materi-ajar/civics/semester-2/musyawarah/https://supriyadikaranganyar.wordpress.com/materi-ajar/civics/semester-
2/musyawarah/

A. Bentuk dan Cara Bermusyawarah


Musyawarah adalah kegiatan membicarakan sesuatu masalah secara bersama-sama. Musyawarah bertujuan untuk mengambil keputusan. Musyawarah
dilaksanakan untuk menyatukan pendapat dan menyelesaikan masalah. Musyarakah dilakukan untuk mencapai kesepatakan. Mussyawarah dapat dilakukan di
rumah, di sekolah dan di masyarakat. Di dalam musyawarah, usulan atau pendapat ditampung. Dengan melaksanakan musyawarah kita dapat menghindari
permusuhan dan pertengkaran.
1. Musyawarah di Rumah
Pernahkah keluarga kalian di rumah melaksanakan musyawarah? Dapatkah kalian menyebutkan contoh kegiatan musyawarah yang dilakukan di rumah? Salah
satu contoh musyawarah yang dilakukan di rumah adalah saat membicarakan kegiatan liburan. Untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan saat liburan,
perlu dilaksanakan kegiatan musyawarah. Beberapa kemungkinan muncul usul dari anggota keluarga misalnya ada yang mengusulkan pergi ke rumah saudara,
ada yang mengusulkan pergi wisata ke pegunungan atau ada yang mengusulkan pergi wisata ke pantai. Mungkin ada juga yang mengusulkan tinggal di rumah
saja. Sebagai peserta musyawarah, seluruh anggota keluarga harus menghargai dan menghormati semua usulan. Keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah
harus mempertimbangkan usulan-usulan semua anggota musyawarah. Setelah semua peserta musyawarah menyampaikan usul, saatnya diputuskan. Apapun
keputusannya, misalnya diputuskan untuk pergi ke rumah saudara, semua anggota keluarga harus menerima keputusan tersebut dan melaksanakan secara bersama-
sama.
2. Musyawarah di Sekolah

Simak cerita berikut ini. Cerita berikut ini adalah contoh musyawarah di sekolah. Pak Supri memberi tugas kepada anak anak. Tugas yang diberikan yaitu
membuat kliping tentang sumber-sumber energi di sekitar kita. Tugas diberikan secara kelompok. Setiap kelompok terdiri lima anak. Sebelum mengerjakan tugas,
setiap kelompok bermusyawarah. Nisa sebagai ketua kelompok. Nisa dan kelompoknya bermusyawarah. Dalam musyawarah diadakan pembagian tugas. Alifa
menyiapkan koran dan majalah bekas. Tika membawa gunting dan lem. Anwar membawa spidol. Sedang Dewi bertugas membawa kertas. Semua menaati hasil
musyawarah. Pada hari yang ditentukan, tugas dikerjakan di rumah Alifa. Mereka asyik mengerjakan tugas bersama sama. Kliping disusun dengan baik. Hasil
pekerjaan mereka sangat memuaskan. Pekerjaan dapat dikerjakan dengan mudah apabila di kerjakan secara bersama-sama dan di dahului dengan musyawarah.
3. Musyawarah di Masyarakat
Kalian mungkin pernah mendengar kalau ayah kalian mendapatkan undangan dari Pak RT atau Pak RW untuk menghadiri rapat di rumah Pak RT atau rumah Pak
RW. Rapat atau musyawarah banyak dilakukan oleh masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Hal-hal yang biasa mereka musyawarahkan
antara lain misalnya membahas tentang kerja bakti membersihkan selokan, rencana membangun masjid, atau membangun pos ronda.

B. Menghargai Suara Terbanyak

Masih ingatkah kalian saat awal tahun pelajaran 2012-2013 di kelas dua ketika diadakan pemilihan ketua kelas? Pak Supri membimbing kalian untuk
melaksanakan pemilihan ketua kelas dengan cara pemungutan suara atau voting. Pertama-tama diumumkan bahwa akan ada pemilihan ketua kelas. Pak Supri
memberikan kesempatan kepada semua anak-anak yang ingin menjadi ketua kelas untuk melaksanakan “kampanye” di depan kelas. Ada 7 (tujuh) calon ketua
kelas. Calon ketua kelas tersebut adalah: Adzkiyatun Nisa Sholihah (Nisa), Alya Widya Fatikha (Tika), Artika Sari Dewi (Dewi), Evanda Naufal Salsabila
(Vanda), Getu Ghani Goijlal (Ghani), Muhammad Andria Rusyidi (Andri) dan Salsabila Brillian Adityas (Salsa).
Setelah penjaringan calon ketua kelas dan pelaksanaan ‘kampanye’ pada Sabtu (14/07), tibalah Senin (16/07) dilaksanakan proses pemungutan suara. Pemungutan
suara dilaksanakan pada saat pelajaran PKn. Pelaksanaan pemungutan suara dipimpin oleh Ketua Panitia Pemungutan yaitu Vijaya Afnan Iftikhar dan Syahrul
Ramadhan Habibillah. Proses pencoblosan dilaksanakan dengan memanggil satu persatu siswa untuk menerima kartu suara, kemudian siswa yang mendapat
giliran masuk ke ruang bilik suara untuk mencoblos gambar calon yang sesuai dengan hati nurani mereka masing-masing. Setelah semua mendapatkan
kesempatan mencoblos, tibalah saatnya perhitungan. Saat perhitungan Ketua Panitia dibantu saksi yaitu Muhammad Ilham Wibowo, Ravi Pahlevi dan Khaila.
Hasil pemungutan suara adalah Adzkiyatun Nisa Sholihah (3 suara), Alya Widya Fatikha (6 suara), Artika Sari Dewi (1 suara), Evanda Naufal Salsabila (3 suara),
Getu Ghani Goijlal (4 suara), Muhammad Andria Rusyidi (12 suara) dan Salsabila Brillian (10 suara). Dengan demikian ketua kelas 2A MIM Karanganyar terpilih
adalah Muhammad Andria Rusyidi (Andri) dengan memperoleh 12 suara dan wakil ketua adalah Salsabila Brillian Adityas (Salsa) dengan memperoleh 10 suara.
Cara mengambil keputusan dalam pemilihan ketua kelas 2A seperti dijelaskan diatas disebut pemungutan suara atau voting. Hasil dari pemungutan suara (voting)
adalah suara terbanyak. Bagi Andri dan Salsa yang terpilih tidak boleh menyombongkan diri. Bagi kandidat yang lain yang hanya mendapatkan suara sedikit harus
menerima kekalahan dengan lapang dada. Menerima kekalahan dengan lapang dada artinya menerima kekalahan dengan ikhlas. Mereka yang kalah mengucapkan
selamat kepada yang menang. Mereka yang kalah tidak sakit hati dan juga bersedih.
C. Menerima Kekalahan
Simak cerita berikut ini. Cerita berikut ini adalah contoh sikap menerima kekalahan di sekolah. Setiap hari jumat ada pelajaran olahraga. Kali ini Bu Ani mengajak
anak anak bermain kasti. Anak anak dibagi menjadi dua regu. Setiap regu terdiri atas dua belas anak. Sisanya menjadi pemain cadangan. Regu A dipimpin oleh
Gani. Regu B dipimpin oleh Nuha. Permainan dimulai. Regu A menjadi pemain lebih dahulu. Regu B sebagai penjaga. Bu Ani menjadi wasit. Salsa sebagai
pencatat nilai. Kedua regu bermain dengan bersemangat. Permainan semakin seru. Regu A dan regu B silih berganti menjadi pemain. Berkali kali Ilham terkena
lemparan bola. Tetapi dia malah meledek sambil tertawa. Teman teman tertawa terpingkal pingkal. Hal ini membuat suasana permainan semakin meriah. Waktu
bermain selesai. Mereka semua melihat papan nilai. Regu B sebagai pemenang. Regu A yang dipimpin oleh Gani menerima kekalahan dengan lapang dada. Regu
B yang dipimpin oleh Nuha sebagai pemenang tidak menyombongkan diri dan tidak mengejek yang kalah. Mereka sudah melakukan dengan sungguh sungguh.
Setelah selesai permainan anak anak saling berjabat tangan. Kalah atau menang itu hal biasa.

Pengelolaan Koperasi Sekolah

http://bangkusekolah.com/2015/12/06/pengelolaan-koperasi-sekolah/

Setelah kita membahas mengenai peranan penting koperasi sekolah, mari kita lanjutkan bahasan materi berikutnya yaitu mengenai pengelolaan koperasi sekolah.
Pengelolaan yang baik akan membuat koperasi sekolah dapat berkembang dengan baik.
Pengelolaan Koperasi Sekolah
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan koperasi sekolah yaitu:
Permodalan
Modal merupakan faktor terpenting dalam setiap usaha. Tanpa adanya modal, koperasi tidak bisa berjalan. Berikut ini macam-macam modal koperasi sekolah.
A. Modal Sendiri
Modal ini berasal dari anggota koperasi. Modal ini merupakan resiko, yang artinya apabila koperasi bangkrut, maka modal ini akan hilang dengan sendirinya.
Berikut ini macam-macam modal sendiri:
1. Simpanan pokok
Simpanan ini merupakan simpanan anggota dengan jumlah sang sama besar untuk setiap anggota dan dibayar hanya sekali, pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok ini hanya bisa diambil jika anggota keluar dari keanggotaan koperasi.
2. Simpanan wajib
Simpanan wajib yaitu simpanan anggota yang dibayar rutin setiap bulan dengan jumlah yang telah ditentukan.
3. Cadangan
Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha (SHU) setiap akhir tahun. cadangan ini dapat digunakan untuk menambah modal
dan untuk menutup kerugian apabila koperasi mengalami kerugian.
4. Hibah
Hibah adalah bantuan dari pihak lain secara sukarela dan tidak mengikat. Hibah dapat berasal dari perorangan maupun lembaga.
B. Modal Pinjaman
Modal pinjaman bisa berasal dari:
1. Simpanan sukarela anggota
Simpanan sukarela yaitu tidak memiliki ketetapan berapa jumlah yang harus disetorkan setiap bulannya. Anggota boleh memasukkannya atau tidak.
2. Pinjaman dari koperasi lain.
3. Pinjaman dari lembaga perbankan.
C. Modal Penyertaan
Modal ini berasal dari pemerintah, sekolah, maupun dari masyarakat.
Bidang Organisasi
a. Rapat Anggota, macam-macamnya:
– Rapat anggota tahunan (RAT). Rapat ini diadakan setiap akhir tahun.
– Rapat anggota luar biasa . Rapat ini dilakukan jika ada kejadian luar biasa atau darurat yang bisa mengancam keberadaan koperasi.
b. Pengurus Koperasi, terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan wakil bendahara.
c. Pengawas Koperasi
Struktur Organisasi Koperasi Sekolah
Organisasi koperasi sekolah bisa disesuaikan dengan jumlah kegiatan yang ada pada koperasi sekolah tersebut.
Berikut ini gambar susunan organisasi koperasi sekolah:
Bidang Administrasi dan Pembukuan
Pengurus koperasi harus melengkapi dengan:
a. Agenda surat masuk
b. Agenda surat keluar
c. Buku tamu
d. Buku kas harian
e. Buku piutang anggota
f. Buku persediaan barang dagang
g. Buku pembelian
h. Buku penjualan
Bidang Keanggotaan
Bidang keanggotaan mengurusi hal-hal sebagai berikut:
a. Syarat-syarat menjadi anggota koperasi sekolah.
b. Sifat keanggotaan koperasi sekolah.
c. Berakhirnya keanggotaan koperasi sekolah.
d. Hak anggota koperasi sekolah.
e. Kewajiban anggota koperasi sekolah.
Bidang Pembinaan Koperasi Sekolah
Kepala sekolah atau guru dapat menjadi Pembina koperasi sekolah. Berikut ini pengembangan yang bisa dilakukan oleh guru:
a. Memberikan informasi mengenai perkoperasian melalui mata pelajaran seperti ekonomi.
b. Mengadakan kerjasama dengan koperasi lain.
c. Mengadakan studi banding ke koperasi sekolah yang dianggap sudah berhasil.
d. Member motivasi untuk selalu bekerja dengan baik.
e. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan koperasi secara rutin setiap bulan.
f. Memberikan tugan praktik secara bergilir kepada setiap siswa di dalam unit-unit usaha koperasi sekolah.

http://print-tugas.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-toleransi-contohnya-dan.html

Anda mungkin juga menyukai