Anda di halaman 1dari 85

RINGKASAN

DANIEL CHRISTOFER L. TOBING. Pengaruh Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) dan Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.).

Dibimbing oleh SUSANA TABAH TRINA sebagai pembimbing utama dan

ELISABETH SRI PUJIASTUTI sebagai pembimbing pendamping.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) dan pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK serta

interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa

L.).

Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Taman Citra, Kecamatan Medan

Deli, Kota Medan. Pelaksanaan penelitian pada juli 2020 sampai agustus 2020.

Lahan penelitian berjenis tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor

perlakuan, yaitu: konsentrasi EM-4 dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya

NPK. Konsentrasi EM-4 terdiri dari dua taraf, yaitu: E 0 = 0.0 ml/liter air dan E1 =

10 ml/liter air. Dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK terdiri dari tiga

taraf, yaitu: A0 = 2 kg/m2 pupuk kandang ayam tanpa pupuk NPK (kontrol), A 1 =

2 kg/m2 pupuk kandang ayam ditambah 11.25 g NPK/m2 dan A2 = 2 kg/ m2

ditambah 22.50 g NPK/m2. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah

daun, bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian (EM-4) berpengaruh

tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 7, 14, 21 dan 28

i
HSPT, namun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 28 HSPT, bobot

basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.)

Dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK dan interaksinya

dengan konsentrasi EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman,

jumlah daun, bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada

pada semua umur pengamatan.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena berkat

dan kasih karuniaNya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Effective

Microoganisms - 4 (EM-4) dan Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK

terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi

banyak kendala dan kesulitan. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati Penulis tidak lupa untuk mengucapkan

banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun

materi kepada:

1. Ibu Ir. Susana Tabah Trina S, MP selaku dosen pembimbing utama yang telah

bersedia meluangkan waktu dan memberikan nasehat dan arahan yang sangat

mendukung selama penulis menempuh pendidikan hingga penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan.

2. Ibu Ir. Elisabeth Sri Pujiastuti, M.Si selaku dosen pembimbing pendamping

Penulis yang banyak memberikan motivasi, saran serta arahan dalam

penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Haposan Siallagan, SH, MH selaku Rektor Universitas HKBP

Nommensen Medan

4. Ibu Ir. Benika Naibaho, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

HKBP Nommensen Medan.

iii
5. Ibu Dr. Ir. Juli Ritha Tarigan, M.Sc selaku Ketua Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan

yang memberikan arahan dan saran kepada Penulis.

6. Bapak Ir. Yanto Raya Tampubolon, MP sebagai dosen wali yang telah

memberikan arahan, petunjuk, dukungan dan bimbingan selama saya kuliah

7. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Pertanian Universitas HKBP

Nommensen Medan yang telah membantu dan mendidik menulis selama masa

kuliah dan penulisan skripsi ini.

8. Teristimewa kepada orang tua tunggal saya tercinta, Ibunda Mercy Delima

Simanjuntak, yang telah membesarkan, membina, memotivasi dan mendukung

segala keperluan penulis tanpa batas sehingga saya dapat duduk di bangku

perguruan tinggi dan dapat menyelesaikan studi.

9. Abang tercinta Patrick Constant Immanuel L. Tobing yang selalu memberikan

semangat kepada penulis sampai penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

10. Adinda Yosephine Aprilia L. Tobing yang selalu memberikan semangat

hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

11. Terkhusus kepada Bpk. Brigadir Jendral Raziman Tarigan yang telah

memberikan support dan terutama lahannya untuk kami pakai untuk

melakukan penelitian ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

12. Kekasih Indah Rotua Veronika Bakara yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi dari awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

13. Terima kasih kepada sahabat dan rekan seperjuangan Irvan Pane, Indah Rotua

Veronika Bakara, Fernando Tarigan, Beging Selamat Daeli, Rico Paskalis

Nehe, Ishak Anthony, Florensa Marpaung, Tri Melda Malau, dan Enda

iv
Rehulina Ginting yang telah banyak membantu mendukung dan memberikan

semangat kepada penulis selama melaksanakan penelitian dan penyusunan

skripsi ini.

14. Kepada sahabat karibku Dian Sandra Launrentia Marbun yang selalu ada sejak

bangku SMA hingga sampai sekarang selalu membantu dan mendukung

selama melaksanakan penelitian ini.

15. Kepada adik-adik junior 2017-2019, terkhusus kepada Dina Marpaung, Anita

Tampubolon, Janser Manurung, Berkat Lature, Khant Hutagaol Irmayanti

Purba, Devi Silalahi, Netti Kaban, Rahul Simatupang, Andry Turnip, Adelia

Siregar, Jhon Fredy Naibaho, dan Mitha Sianturi yang juga membantu

mendukung dan memberikan semangat kepada penulis selama melaksanakan

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

16. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2016 yang membantu penulis dalam

menyelesaikan tulisan ilmiah ini.

17. Pihak-pihak yang tak bisa disebutkan satu per satu, atas bantuannya selama

penulis menempuh pendidikan dan melakukan penelitian.

Skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga diharapkan saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi dapat

membantu dan bermanfaat bagi pembaca serta pihak yang membutuhkan. Sekian

dan terimakasih.

Medan, Oktober 2020

Penulis

v
RIWAYAT HIDUP

DANIEL CHRISTOFER L. TOBING. Lahir pada tanggal 11 Oktober

1997, di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Merupakan anak ke-2 dari 3

orang bersaudara, anak dari Yosafat L. Tobing dan Mercy Delima Simanjuntak

Pendidikan formal dan prestasi yang telah ditempuh penulis hingga saat ini

adalah :

1. Pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo masuk

pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009.

2. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Swasta Dr. Wahidin

Sudirohusodo pada tahun masuk 2009 dan lulus pada tahun 2012.

3. Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Swasta Methodist-8 Medan pada

tahun masuk 2012 dan lulus pada tahun 2015.

4. Perguruan Tinggi di Universitas HKBP Nommensen Medan Fakultas

Pertanian program studi Agroekoteknologi masuk pada tahun 2016.

5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. SOCFIN INDOENSIA

Estate Aek Loba di kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan, Provinsi

Sumatera Utara T.A. 2018/2019.

6. Melaksanakan Kuliah Praktek dan Pengabdian Masyarakat (KPPM) 43 di

Desa Sihubu Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Provinsi

Sumatera Utara pada T.A. 2019/2020

7. Pernah menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi, dan

Pemuliaan Tanaman pada T.A. 2018-2020

vi
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.3 Hipotesis Penelitian........................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian.......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6


2.1 Pertanian Berkelanjutan di Indonesia................................................ 6
2.2 Pengaruh Pupuk Hayati Effective Microorganism-4 (EM-4)
terhadap Tanah dan Tanaman Selada................................................. 8
2.3 Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam yang Diperkaya dengan
Pupuk NPK pada Budidaya Tanaman Selada..................................... 12
2.4 Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)................................................. 16

BAB III BAHAN DAN METODE.............................................................. 18


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 18
3.2 Bahan dan Alat Penelitian................................................................. 18
3.3 Metode Penelitian.............................................................................. 18
3.4 Pelaksanaan Penelitian...................................................................... 21
3.4.1 Perlakuan Penyemaian Benih Tanaman Selada........................ 21
3.4.2 Pengolahan Tanah..................................................................... 21
3.4.3 Penanaman Bibit Tanaman Selada............................................ 21
3.5 Aplikasi Perlakuan............................................................................ 22
3.5.1 Aplikasi Effective Microoganism-4 (EM-4).............................. 22
3.5.2 Aplikasi Pupuk Kandang Ayam diperkaya Pupuk NPK........... 22
3.6 Pemeliharaan Tanaman..................................................................... 22
3.6.1 Penyiraman................................................................................ 22
3.6.2 Penyulaman............................................................................... 23
3.6.3 Penyiangan dan Pembumbunan................................................. 23
3.6.4 Pengendalian Hama dan Penyakit............................................. 23
3.6.5 Pemanenan................................................................................. 24
3.7 Parameter Penelitian.......................................................................... 24
3.7.1 Tinggi Tanaman........................................................................ 24
3.7.2 Jumlah Daun.............................................................................. 24
3.7.3 Bobot Basah Panen.................................................................... 25
3.7.4 Bobot Basah Jual....................................................................... 25
3.7.5 Produksi Tanaman Selada......................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................... 27


4.1 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Tinggi Tanaman Selada...................................................................... 27

vii
4.2 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Jumlah Daun Tanaman Selada........................................................... 30
4.3 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Bobot Basah Panen Tanaman Selada................................................. 33
4.4 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Bobot Basah Jual Tanaman Selada..................................................... 34
4.5 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Produksi Tanaman Selada.................................................................. 36

BAB V PEMBAHSAN................................................................................. 39
5.1 Pengaruh Konsentrasi Effective Microoganisms - 4 (EM-4) terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada..................................... 39
5.2 Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk
NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada.............. 43
5.3 Pengaruh Interaksi Effective Microoganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam diperkaya Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada..................................... 45

BAB VI KESIMPULAN.............................................................................. 47
Kesimpulan.............................................................................................. 47
Saran........................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 49

LAMPIRAN.................................................................................................. 53

viii
DAFTAR TABEL

No Judul Hal

Teks

1. Komposisi Effective Microorganisms-4 (EM-4)..................................... 11

2. Kandungan Unsur Hara Berbagai Jenis Kotoran Ternak........................ 15

3. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT Akibat


Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 27

4. Rataan Tinggi Tanaman Selada Pada Umur 14 HSPT Akibat


Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 28

5. Rataan Tinggi Tanaman Selada Pada Umur 21 HSPT Akibat


Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 28

6. Rataan Tinggi Tanaman Tanaman Selada Pada Umur 28 Akibat


Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 29

7. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 7 HSPT Akibat


Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 31

8. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 14 HSPT Akibat


Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 31

9. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 21 HSPT Akibat


Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 32

10. Rataan Bobot Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 28 HSPT
Akibat Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 32

11. Rataan Bobot Basah Panen Tanaman Selada Akibat Perlakuan


Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 33

12. Rataan Bobot Basah Jual Selada Akibat Perlakuan Konsentrasi


Effective Microorganims-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang

ix
Ayam Diperkaya Pupuk NPK................................................................. 34

13. Rataan Produksi Tanaman Selada Akibat Perlakuan Konsentrasi


Effective Microorganims-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang
Ayam Diperkaya Pupuk NPK................................................................. 37

Lampiran

1. Tinggi Tanaman Selada Umur 7 HSPT...................................................53

2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada Umur 7 HSPT.............................53

3. Tinggi Tanaman Selada Umur 14 HSPT ................................................53

4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada Umur 14 HSPT...........................53

5. Tinggi Tanaman Selada Umur 21 HSPT.................................................54

6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada Umur 21 HSPT...........................54

7. Tinggi Tanaman Selada Umur 28 HSPT.................................................54

8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada Umur 28 HSPT...........................54

9. Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 7 HSPT........................................55

10. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 7 HSPT..................55

11. Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 14 HSPT......................................55

12. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 14 HSPT................56

13. Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 21 HSPT......................................56

14. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 21 HSPT................56

15. Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 28 HSPT......................................56

16. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 28 HSPT................57

17. Bobot Basah Panen Tanaman Selada......................................................57

18. Sidik Ragam Bobot Basah Panen Tanaman Selada................................57

19. Bobot Basah Jual Tanaman Selada.........................................................58

20. Sidik Ragam Bobot Basah jual Tanaman Selada....................................58

x
21. Produksi Tanaman Selada.......................................................................58

22. Sidik Ragam Produksi Tanaman Selada.................................................58

23. Deskripsi Varietas Tanaman Selada Varietas Grand Rapid ...................60

xi
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


Teks
1. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms-4 (EM-4)
dengan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT........................... 30

2. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms-4 (EM-4)


dengan Bobot Basah Panen Tanaman Selada......................................... 34

3. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms-4 (EM-4)


dengan Bobot Basah Jual Tanaman Selada............................................. 36

4. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms-4 (EM-4)


dengan Produksi Tanaman Selada........................................................... 38

LAMPIRAN

1. Bagan Petak penelitian............................................................................ 61

2. Pembuatan Bedengan Tanaman.............................................................. 62

3. Pemberian Pupuk Kandang Ayam diperkaya

Pupuk NPK Pada 1 Minggu Sebelum Tanam......................................... 62

4. Benih Selada Varietas Grand Rapid........................................................ 63

5. Pembibitan Tanaman Selada pada Media Tray Semai............................ 63

6. Penanaman Tanaman Selada................................................................... 64

7. Aplikasi EM-4 pada 7 HSPT................................................................... 64

8. Penyakit Busuk Daun Pada Tanaman Selada.......................................... 65

9. Fungisida Antracol 70 WP untuk Mengendalikan Penyakit Tanaman... 65

10. Tanaman Selada Umur 30 HSPT ........................................................... 66

11. Penimbangan Bobot Tanaman Selada..................................................... 66

xii
12. Supervisi Daring oleh Dosen Pembimbing............................................. 67

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang menekan input bahan kimia

sedikit mungkin untuk memproduksi bahan pangan yang cukup dan terus menjaga

produktivitas lahan serta mencegah pencemaran lingkungan untuk penggunaan

dalam waktu yang tidak terbatas (Malau dan Lumbanraja, 2018). Sistem pertanian

berkelanjutan dapat dilaksanakan menggunakan berbagai model, antara lain:

sistem pertanian organik, integrated farming, pengendalian hama terpadu, dan

LEISA (Low External Input Suistainable Agriculture).

Sistem LEISA merupakan suatu acuan pertanian untuk mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya lokal dengan kombinasi komponen usaha tani yang

sinergistik serta pemanfaatan input luar sebagai pelengkap untuk meningkatkan

efektivitas sumberdaya dan meminimalkan kerusakan lingkungan (Nuraini, dkk.,

2015).

Usaha pertanian yang mengandalkan bahan kimia seperti pupuk anorganik

dan pestisida kimiawi telah menimbulkan dampak yang merugikan, sehingga

upaya mengatasi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimiawi dapat

dilakukan dengan meningkatkan peran mikroorganisme tanah yang bermanfaat

melalui berbagai aktivitasnya dalam meningkatkan kandungan beberapa unsur

hara di dalam tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, dan

meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara dan meningkatkan aktivitas

mikroorganisme tanah yang bermanfaat melalui aplikasi bahan organik (Rao,

1
1994 dan Kementrian Pertanian, 2014). Penggunaan bahan organik sebagai

pengganti pupuk kimia dan optimalisasi lahan dengan menggunakan pupuk

kandang dapat menjadi alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi. Bahan

organik yang ditambahkan kedalam tanah akan mengalami beberapa kali fase

perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus (Prasetyo, 2014).

Pupuk hayati adalah produk biologi aktif terdiri dari mikroorganisme yang

dapat meningkatkan efisiensi pemupukan kesuburan dan kesehatan tanah,

sedangkan komposisi mikroorganisme/mikrofauna dan bahan pembawa penyusun

pupuk hayati merupakan formula pupuk hayati (PERMENTAN No.

28/Permentan/SR.130/5/2009). Penggunaan mikroorganisme seperti Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) merupakan bahan starter untuk membangun pertanian

ramah lingkungan dengan memanfatkan mikroorganisme pembusuk yang

bermanfaat untuk kesuburan tanah. Penggunaan EM-4 atau sejenisnya, harus

sesuai dengan dosis atau pemakaian yang tepat berdasarkan petunjuk penggunaan

agar organisme yang terdapat pada EM-4 dapat tumbuh di dalam tanah dan akan

tumbuh subur kembali, sehingga sifat fisik tanah yaitu struktur tanah menjadi

lebih baik, tanaman akan tumbuh subur, dengan produktivitas yang tinggi

(Ekawandani dan Alvianingsih. 2018).

Pupuk kandang ayam merupakan salah satu pupuk organik yang

bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas,

mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara

berkelanjutan. Pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan

biologi tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah, dan mengikat air.

2
Untuk menunjang ketersediaan unsur hara dalam tanah pupuk kandang

ayam perlu diperkaya dengan pupuk NPK karena ketersediaan unsur hara dalam

pupuk kandang ayam relaitf rendah. Selain itu, pemberian pupuk kandang ayam

diperkaya pupuk NPK juga meningkatkan kemampuan tanah menyangga kation

karena akhir dekomposisi bahan organik menghasilkan suatu senyawa kompleks

yang disebut humus, Dengan adanya humus tersebut air juga akan banyak terserap

dan masuk ke dalam tanah, sehingga kemungkinan untuk terjadinya pengikisan

tanah dan unsur hara yang ada di dalam tanah sangat kecil.

Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran populer karena memiliki

warna, tekstur serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan dan salah satu

sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kandungan gizi yang banyak

membuat tanaman ini berpotensi untuk terus dibudidayakan. Selada memiliki

banyak kandungan gizi dan vitamin antara lain : kalsium, fosfor, besi, vitamin A,

B dan C.

Selada memiliki peluang pasar yang cukup besar, baik untuk memenuhi

kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Permintaan yang tinggi, baik

darin pasar di dalam maupun di luar negeri, menjadikan komoditi holtikultura ini

memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014) produksi tanaman

selada di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013 berturut-turut adalah sebesar

283.770 ton, 280.969 ton, 294.934 ton dan 300.961 ton. Data terssebut

menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sempat mengalami penurunan hasil

produksi tanaman selada. Peningkatan permintaan ini disebabkan karena sayuran

organik semakin dicari dan diminati seiring dengan meningkatnya kesadaran

3
masyarakat Indonesia akan kebutuhan hidup sehat dan munculnya berbagai jenis

penyakit baru yang telah memicu upaya agar produksi berbagai bahan makanan

kembali menggunakan proses alami.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan

pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman selada (Lactuca sativa L.).

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tentang pengaruh pemberian

konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan dosis pupuk kandang ayam

diperkaya pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada

(Lactuca sativa L.)

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-

4) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.).

2. Ada pengaruh dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.).

3. Ada pengaruh interaksi antara konsentrasi Effective Microorganisms - 4

(EM-4) dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.).

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

4
1. Untuk memperoleh kombinasi optimum konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.).

2. Sebagai bahan informasi tambahan bagi pihak yang membudidayakan

tanaman tanaman selada (Lactuca sativa L.).

3. Sebagai bahan penyusun skripsi untuk memenuhi persyaratan dalam

menempuh ujian sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas HKBP

Nommensen Medan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan

sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya

tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian

dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.

Keberlanjutan yang dimaksud meliputi: penggunaan sumberdaya, kualitas dan

kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang

berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah

terhadap lingkungan (Sudirja, 2008).

Usaha pertanian pada saat ini telah banyak menggunakan input bahan

organik, baik pupuk maupun pestisida organik. Salah satu alternatif usaha

pertanian yang ramah lingkungan adalah Low External Input Sustainable

Agriculture (LEISA). Sistem LEISA merupakan suatu acuan pertanian untuk

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal dengan kombinasi komponen

usaha tani yang sinergistik serta pemanfaatan input luar sebagai pelengkap untuk

meningkatkan efektivitas sumberdaya dan meminimalkan kerusakan lingkungan

(Nuraini, dkk., 2015).

Beberapa prinsip ekologi mendasar dapat dijadikan sebagai acuan di dalam

proses pengembangan sistem LEISA. Prinsip-prinsip ekologi dasar pada LEISA

dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi pertumbuhan tanaman (dengan

mengelola bahan organik dan kehidupan dalam tanah).

6
2) Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan menyeimbangkan arus unsur

hara (pengikatan nitrogen daur ulang).

3) Mengelola iklim mikro dan mengendalikan erosi.

4) Meminimalkan serangan hama dan penyakit melalui cara yang aman.

5) Melengkapi dan memadukan penggunaan sumber daya genetik yang

mencakup penggabungan dalam sistim pertanian terpadu dengan tingkat

keanekaragaman fungsional yang tinggi.

Dalam pembangunan nasional, sejak awal orde lama dan terutama sejak

orde baru dan sampai saat ini di era reformasi, pembangunan di Indonesia selalu

menitik beratkan kepada pembangunan ekonomi, sebagai upaya untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan

pendekatan konvensional, konsekuensi logis yang terjadi adalah bahwa

keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut telah berdampak negatif terhadap

lingkungan. Penerapan pertanian konvensional yang dilakukan masa lalu pada

awal memang mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian

terutama pangan secara nyata, namun kemudian efisiensi produksi semakin

menurun karena pengaruh umpan balik berbagai dampak samping yang

merugikan tersebut di atas. Praktek pertanian konvensional secara terus menerus

telah meningkatkan penggunaan bahan kimia yang tidak ramah lingkungan dan

secara langsung berdampak kepada degradasi lahan dan lingkungan serta

menurunkan kualitas hasil produksi pertanian.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas sifat berkelanjutan dalam

pengembangan suatu usaha pertanian mengandung berbagai pengertian yaitu : (1)

Berkelanjutan sebagai suatu strategi pengembangan, (2) Berkelanjutan sebagai

7
suatu kemampuan untuk mencapai sasaran, dan (3) Berkelanjutan sebagai suatu

upaya untuk melanjutkan suatu kegiatan (Hansen 1996). Dalam konteks

kemampuan untuk mencapai sasaran, sistem usaha pertanian berkelanjutan

mengandung pengertian bahwa dalam jangka panjang sistem tersebut harus

mampu: (1) Mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan, (2) Mampu

menyediakan insentif sosial dan eknomi bagi semua pelaku dalam sistem

produksi, (3) Mampu berproduksi yang cukup dan setiap penduduk memiliki

akses terhadap produk yang dihasilkan (Brklacich dkk., 1991).

2.2 Pengaruh Pupuk Hayati Effective Microorganisms-4 (EM-4) terhadap

Tanah dan Tanaman Selada

Pemanfaatan mikroorganisme efektif (EM) merupakan salah satu

teknologi yang dapat digunakan dalam usaha pengelolaan pertanian yang mampu

mengurangi pengaruh negatif penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang

terbukti menimbulkan pencemaran baik pada tanah maupun produk pertanian,

yang akhirnya dapat menurunkan kualitas lahan dan kerusakan pada lingkungan

(Qo’idah, N. 2015).

Pengertian EM-4 menurut Kartika (2013) adalah pupuk berbentuk cairan

yang terdiri atas suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme bermanfaat dan

menyuburkan tanah. EM-4 yang dikenal saat ini adalah effective Microorganism

yang diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keanekaragaman dan

populasi mikroorganisme di dalam tanah, yang selanjutnya dapat meningkatkan

kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman. Pencampuran

bahan organik seperti pupuk kandang atau limbah rumah tangga dan limbah

pertanian dengan EM-4 merupakan pupuk organik yang sangat efektif untuk

8
meningkatkan produksi pertanian. Disamping dapat digunakan sebagai stater

mikroorganisme yang menguntungkan yang ada di dalam tanah campuran ini juga

dapat memberikan respon positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman (Wididana, 1994)

Kandungan di dalam EM-4 menurut Indriani (2011) terdiri dari:

1. Bakteri fotosintetik, yakni bakteri bebas yang dapat mensintesis senyawa

nitrogen, gula, dan subtansi bioaktif lainya. Hasil metabolit yang

diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia

sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang

menguntungkan.

2. Lactobacillus sp. (bakteri asam laktat), yakni bakteri yang memproduksi

asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat lain. Bakteri ini

berkerja sama dengan bakteri fotosintetik dan ragi dalam melakukan

penguraian. Asam laktat merupakan bahan sterilisasi yang kuat dan dapat

menekan mikroorganisme berbahaya dan dapat menguraikan bahan

organik dengan cepat.

3. Streptomyces sp, mengeluarkan enzim streptomisin yang bersifat racun

terhadap hama dan penyakit yang merugikan. Streptomyces sp. terbagi

menjadi dua golongan, yaitu: ragi dan Actinomycetes

a. Ragi memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara

fermentasi. Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi berguna untuk

pertumbuhan sel dan pembelahan akar. Ragi ini berperan dalam

perkembangbiakan atau pembelahan atau mikroorganisme

menguntungkan lain seperti Actinomycetes dan bakteri asam laktat.

9
b. Actinomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur

yang mengambil asam amino dan zat serupa yang di produksi bakteri

fotosintesis dan mengubah nya menjadi antibiotik untuk mengendalikan

patogen. Selain itu, organisme ini menekan jamur dan bakteri

berbahaya dengan cara menghancurkan khitin, yaitu zat ensesial untuk

pertumbuhan yang dimiliki oleh jamur dan bakteri berbahaya tersebut.

Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi

perkembangan mikroorganisme lain.

Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dapat memacu pertumbuhan

tanaman dengan cara:

1. Melarutkan kandungan unsur hara dari batuan induk yang kelarutannya

rendah, misalnya batuan fosfat.

2. Menyediakan molekul-molekul organik sederhana agar dapat diserap

langsung oleh tanaman, misalnya asam amino.

3. Menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit

4. Memacu pertumbuhan tanaman dengan cara mengeluarkan zat pengatur

tumbuh.

5. Memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah.

6. Meningkatkan laju dekomposisi bahan organik dan residu tanaman,

sertamemperbaiki daur ulang unsur hara.

Jika seluruh pengaruh yang menguntungkan tersebut bekerja secara

sinergis, maka tanaman dapat berproduksi secara optimal, walaupun tanpa

menggunakan pupuk kimia dan pestisida (Wididana, 1994). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa EM-4 dapat memfermentasikan bahan organik yang terdapat

10
di dalam tanah dengan melepaskan hasil fermentasi berupa alkohol, gula, vitamin,

asam amino dan senyawa organik lainnya (Wididana, 1993 dalam Sinamo, 2018).

Komposisi dari Effective Microorganisms - 4 (EM-4) yang disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Effective Microorganisms-4 (EM-4)

Jenis Jumlah (sel/ml)

Total plate Count 2,8 x106


Bakteri Pelarut 3,4 x 105
Fosfat
Lactobacillus 3,0 x 105
Yeast 1,95 x 103
Actinomycetes 0
Bakteri Fotosintetik 0
E. coli 0
Salmonella 0
C-Organik 1,88 % w/w
Nitrogen 0,68 % w/w
P2O5 136,78 ppm
K2O 8403,70 ppm
Alumunium, Al < 0,01 ppm
Calsium, Ca 3062,29 ppm
Tembaga, Cu 3062,29 ppm
Iron, Fe 129,38 ppm
Magnesium, Mg 401,58 pp
Mangan, Mn 4,00 pp
Natrium, Na 145,68 pp
Nikel, Ni < 0,05 ppm
(Sumber: PT. Songgolangit Persada, 2011)

Menurut penelitian Tambunan (2010), pemberian pupuk hayati

berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, bobot basah tajuk dan

bobot kering tanaman kailan pada perlakuan 10 ml/liter air. Hasil penelitian

Masfufah dkk (2012) menunjukan bahwa dengan dosis 10 ml per tanaman

memberikan hasil terbaik dalam peningkatan tinggi tanaman tomat. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hasibuan (2009) yang menyatakan bahwa salah satu cara

11
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sayuran adalah dengan

menggunakan pupuk hayati EM-4. Dengan penggunaan pupuk hayati diharapkan

pertumbuhan daun meningkat dan menghemat penggunaan pupuk kimia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EM-4 5 ml/liter air dan

pupuk kandang ayam 10 ton/ha menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas

daun, berat segar akar, dan berat kering akar tertinggi pada tanaman selada

(Nuryanti, dkk., 2018).

2.3 Pemanfaatan Pupuk Kandang Ayam yang Diperkaya dengan Pupuk


NPK pada Budidaya Selada
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan

atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik berbentuk

cair maupun bentuk padat. Dalam Permentan Nomor28/PERMENTAN/SR-

130/5/2009, disebutkan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar

atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan

yang telah mengalami proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang

digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan

biologi tanah

Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang

peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik,

dan biologi tanah. Pupuk kandang/kotoran hewan yang berasal dari usaha tani

pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi

hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan

jenis makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih

rendah daripada pupuk yang diperkaya. (Hartatik dan Widowati, 2006).

12
Pupuk kandang ayam banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio

yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk

menyelesaikan proses penguraiannya (Novizan, 2005). Pupuk kandang ayam

mampu memperbaiki sifat fisik tanah yang diperbaiki antara lain struktur tanah

menjadi gembur, warna tanah lebih gelap, meningkatkan daya pegang air dan

meingkatkan aerasi tanah. Sedangkan terhadap sifat kimia, pupuk kandang ayam

dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), C-organik dan unsur hara dan

terhadap sifat biologi dapat menaikkan kondisi kehidupan jasad renik di dalam

tanah

Bahan organik yang terkandung di dalam pupuk organik berperan sebagai

sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas

mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman. Jadi penambahan bahan

organik disamping sebagai sumber hara bagi tanaman, sekaligus sebagai sumber

energi dan hara bagi mikroba. Bahan organik dapat berasal dari pupuk kandang

ayam (Sutanto, 2002).

Menurut Raihan (2000) pupuk kandang ayam merupakan pemasok hara

tanah dan meningkatkan retensi air. Apabila kandungan air tanah meningkat,

proses perombakan bahan organik akan banyak menghasilkan asam-asam organic.

Anion dari asam organik dapat mendesak fosfat yang terikat oleh Fe da Al

sehingga fosfat dapat terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan kotoran

ayam berpengaruh positif pada tanah masam berkadar bahan organik rendah

karena pupuk organik mampu meningkatkan kadar P, K, Ca dan Mg tersedia.

Pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik yang mengandung

berbagai unsur hara, di antaranya unsur N (1-3 %) yang digunakan untuk

13
menyusun asam nukleat, protein, dan hormon, P2O5 (2,8-6 %) yang digunakan

untuk menyusun gula fosfat dan K2O (0,4-2,9 %) yang berperan penting dalam

pembentukan polong dan pengisian biji kacang tanah (Duaja, 2012).

Unsur hara N, P, dan K merupakan hara esensial bagi tanaman.

Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat

meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan

unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka

terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi (Rauf dkk.,

2000).

Pupuk kandang ayam sebaiknya dipergunakan setelah mengalami

penguraian atau pematangan terlebih dahulu, dan disebarkan dua minggu sebelum

tanam. Dosis anjuran untuk tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan sebanyak 20

ton/ha (setara dengan 3 kg/m2) (Sutedjo, 2002). Hal ini sesuai dengan pendapat

Pracaya (2004), pemberian pupuk kotoran ayam dengan dosis 10-20 ton/ha baik

untuk pertumbuhan dan perkembangan selada.

Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam menunjukkan

adanya respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena

pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar

hara yang cukup dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan kotoran

hewan yang lainnya (Anonim, 2014). Apabila dibandingkan dengan berbagai

macam pupuk kandang, pupuk kandang ayam memiliki nilai hara yang tertinggi

karena bagian cair tercampur dengan bagian padat. Pupuk kandang ayam

mengandung N tiga kali lebih banyak daripada pupuk kandang lainnya

14
(Musnamar, 2007). Tabel 2 menunjukkan komposisi hara berbagai jenis pupuk

kandang.

Tabel 2. Kandungan Unsur Hara Pada Masing-Masing Jenis Kotoran Ternak


Ternak Kadar Bahan N% P2O5% K2O% CaO % Rasio
Air % Organik % C/N%
Sapi 80 16 0,3 0,2 0,15 0,2 20-25
Kerbau 81 12,7 0,25 0,18 0,17 0,4 25-28
Kambing 64 31 0,7 0,4 0,25 0,4 20-25
Ayam 57 29 1,5 1,3 0,8 4,0 9-11
Babi 78 17 0,5 0,4 0,4 0,07 19-20
Kuda 73 22 0,5 0,25 0,3 0,2 24
(Sumber: Lingga, 1991 dalam Dermiyati 2013)

Respon tanaman terhadap pemberian pupuk kandang berbeda satu sama

lain. Hal ini sangat berkaitan dengan berbagai faktor, seperti takaran pupuk, jenis

pupuk, tingkat kematangan pupuk, cara pemberian pupuk dan kesuburan

tanahnya. Jenis pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam mengandung N, P,

K dan unsur hara penting lainnya yang lebih tinggi dibanding dengan pupuk

kandang lain untuk pertumbuhan tanaman.

Penambahan pupuk NPK pada dapat meningkatkan produksi pada dosis

yang optimal. Hara N, P, dan K merupakan hara esensial bagi tanaman.

Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat

meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan

unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka

terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi (Rauf dkk.,

2000). Pemberian pupuk organik bersama-sama dengan pupuk NPK dapat

meningkatkan pH tanah, ketersediaan kalium (K) tanah sawah, serapan kalium

(K) (Kaya, E. 2014.).

15
Menurut penelitian Rahma (2018), Pemberian pupuk organik kotoran sapi

dan pupuk anorganik NPK majemuk berpengaruh nyata tergadap jumlah helai

daun, jumlah cabang akar dan berat berangkasan basah tanaman selada.

2.4 Tanaman Selada (Lactuca sativa L)

Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam Famili

Compositae (Sunarjono, 2014). Sebagian besar selada dimakan dalam keadaan

mentah. Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna, tekstur,

serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini merupakan

tanaman setahun yang dapat dibudidayakan di daerah lembab, dingin, dataran

rendah maupun dataran tinggi.

Kedudukan selada dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai

berikut : Kingdom : Plantae Super Divisi : Spermathophyta Divisi :

Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus

: Lactuca Species : Lactuca sativa L (Saparinto, 2013).

Selada memiliki sistem perakaran tunggang dan akar serabut yang

menempel pada batang dan tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-

50 cm atau lebih. Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam

tergantung varietasnya. Tinggi tanaman selada daun 30-40 cm dan tinggi tanaman

selada kepala 20-30 cm (Saparinto, 2013).

Selada dipanen pada umur 30 - 35 hari setelah dipindah lapang. Masa

panen selada dicirikan dengan warna daun hijau muda/segar dengan diameter

16
batang antara 1 cm. Pemanenan selada dilakukan dengan menghilangkan tanah di

seluruh bagian pada tanaman (Zulkarnain, 2005).

Selada dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun,

hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Pada

penanaman di dataran tinggi, selada cepat berbunga (Sunarjono, 2014). Suhu yang

cocok bagi pertumbuhan selada adalah 15-25ºC (Aini dkk., 2010). Waktu

bercocok tanam yang direkomendasikan ialah pada saat akhir musim penghujan,

namun selada juga dapat ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau

penyiraman yang cukup (Supriyati dan Herlina 2014).

Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman selada adalah

1.000-1.500 mm/tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi akan berpengaruh

terhadap peningkatan kelembaban, penurunan suhu, dan berkurangnya penyinaran

matahari sehingga akan menurunkan tingkat produksi selada (Sunarjono, 2014).

Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan selada yaitu 80-90%. Kelembaban

udara yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman selada yang

disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, sedangkan jika kelembaban udara

rendah akan menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan tingkat

produksi (Novriani, 2014). Tanaman selada memerlukan sinar matahari yang

cukup karena sinar matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman

di dalam proses fotosintesis, proses penyerapan unsur hara akan berlangsung

optimal jika pencahayaan berlangsung selama 8-12 jam/hari (Cahyono, 2005).

Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah, namun

pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang

cukup banyak mengandung bahan organik, gembur, remah dan tidak mudah

17
tergenang oleh air. Selada dapat tumbuh dengan baik pada pH 5,0 - 6,5. Bila pH

terlalu rendah perlu dilakukan pengapuran (Sunarjono. 2003).

18
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Taman Citra, Kelurahan

Titipapan, Kecamatan Medan Deli. Lahan penelitian berada pada ketinggian

sekitar 10 m di atas permukaan laut (dpl), keasaman tanah (pH) 6,5 dan tekstur

tanah lempung berpasir. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni

sampai Juli 2020. Lahan penelitian berjenis tanah alluvial (Profil Kota Medan,

2015-2019).

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,

meteran, handsprayer, tray semai, kalkulator, timbangan, pisau/cutter, label,

parang, tali plastik, kantong plastik bening, dan selang air. Bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah benih selada Grand Rapids Lettuce F1, pupuk hayati

Effective Microorganisms - 4 (EM-4), pupuk kandang ayam, pupuk NPK

Mutirara, pestisida perasan ekstrak bawang putih, Decis 2,5 EC, Antracol 70 WP

dan paranet sebagai naungan persemaian.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunkan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang

terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu: konsentrasi pupuk hayati EM-4 dan dosis

pupuk kandang ayam yang diperkaya pupuk NPK.

Faktor 1: konsentrasi pupuk hayati Effective Microorganisms - 4 (EM-4)

(E) yang terdiri dari dua taraf perlakuan yaitu:

19
E0 : 0 ml/liter air (kontrol)

E1 : 10 ml/liter air.

Secara umum konsentrasi yang dianjurkan untuk tanaman sayuran adalah

10 ml/liter air (Syafruddin dan Safrizal, 2013; Wididana, 1994).

Faktor 2: dosis pupuk kandang ayam (A) yang diperkaya dengan pupuk

NPK yang terdiri dari tiga taraf, yaitu:

A0 = 20 ton/ha pupuk kandang ayam setara dengan 2 kg/m2 tanpa ditambah

pupuk NPK (kontrol)

A1 = 2 kg/m2 pupuk kandang ayam setara dengan 20 ton/ha ditambah dengan

11,25 g/m2 setara dengan 112,5 kg NPK/ha (¼ dosis anjuran)

A2 = 2 kg/m2 pupuk kandang ayam setara dengan 20 ton/ha ditambah dengan

22,5 g/m2 pupuk NPK setara dengan 225 kg NPK/ha (½ dosis anjuran)

Dosis anjuran pupuk kandang ayam sebanyak 20 ton/ha (Djafaruddin,

2015), maka dosis per petak dapat dihitung dengan memakai rumus sebagai

berikut:

luaslahan per petak


= x dosis anjuran per hektar
luaslahan per hektar

1m 2
= x 20.000 kg
10000 m2

= 0,002 ton = 2 kg/m2

Dosis anjuran pupuk NPK untuk tanaman sayuran adalah 450 kg/ha

(Pirngadi, dkk., 2005). Kebutuhan per petak dapat dihitung dengan memakai

rumus sebagai berikut:

luaslahan per petak


= x dosis anjuran per hektar
luaslahan per hektar

20
1m 2
= x 450 kg
10000 m2

= 0,0001 x 450 kg

= 0,45 kg = 45 g/petak

Berdasarkan rancangan penelitian diperoleh enam kombinasi perlakuan,

yaitu: EOA0, E0A1, E0A2, E1A0, E1A1, dan E1A2

Dalam penelitian ini terdapat tiga ulangan, sehingga diperoleh jumlah

kombinasi sebanyak 6 kombinasi. Ukuran petak penelitian yang digunakan 1 m x

1 m, tinggi petak 30 cm, ukuran petak 1 m x 1 m, tinggi petak 30 cm, jumlah

kombinasi perlakuan 6 kombinasi, jumlah petak penelitian 18 petak, jarak antar

petak 40 cm, jarak antar ulangan 60 cm, jarak tanam 20 cm x 20 cm, jumlah

tanaman per petak 25 tanaman, jumlah tanaman sampel/petak 5 tanaman, jumlah

tanaman seluruhnya 450 tanaman

Data yang diperoleh dari peneltian dianalisis menggunakan sidik ragam

model linear aditif sebagai berikut:

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + Kk + εijk dimana:

Yijk = Hasil pengamatan dari perlakuan konsentrasi Effective Microorganisms -

4 (EM-4) taraf ke-i dan perlakuan dosis pupuk kandang ayam diperkaya

pupuk NPK taraf ke-j pada ulangan ke-k

µ = Nilai tengah

αi = Pengaruh faktor perlakuan konsentrasi Effective Microorganisms - 4

(EM-4) taraf ke - i

21
βj = Pengaruh faktor perlakuan dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk

NPK taraf ke - j

( αβ )ij = Pengaruh interaksi konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4)

taraf ke-i dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK taraf ke - j

Kk = Pengaruh kelompok ke – k

εijk = Pengaruh galat pada konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4)

taraf ke-i, faktor perlakuan dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK

taraf ke-j pada ulangan ke-k

Hasil analisis sidik ragam yang nyata atau sangat nyata pengaruhnya

dilanjutkan dengan uji jarak Duncan pada taraf uji α = 0,05 dan α = 0,01 untuk

membandingkan perlakuan dan kombinasi perlakuan (Malau, 2005).

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Perlakuan Benih

Sebelum benih selada disemai, terlebih dahulu benih direndam dengan air

selama 15 menit, bertujuan untuk membantu memecah dormansi benih. Kemudian

benih ditanam pada media tanah yang ditempatkan pada tray atau nampan semai

yang sudah disiapkan. Benih yang telah disemai ditutup kembali dengan tanah,

selanjutnya dibuat naugan berupa paranet pada tempat penyemaian. Penyiraman

dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

3.4.2 Pengolahan Tanah

Lahan penelitian yang akan digunakan dibersihkan dari gulma atau dan

sisa-sisa tumbuhan lainnya. Pengolahan dilakukan dengan cara mencangkul tanah

hingga gembur agar sirkulasi udara dalam tanah menjadi baik. Setelah tanah

dicangkul dan diratakan, dibuat bedengan yang berukuran 1m x 1m dengan tinggi

22
30 cm, jarak antar petak 40 cm dan jarak antar ulangan 60 cm lalu permukaan

bedengan diratakan dan digemburkan.

3.4.3 Penanaman Bibit

Setelah berumur 2 minggu atau sudah memiliki 4-5 helai daun tanaman

dapat dipindahkan ke bedengan yang sudah dipersiapkan dengan jarak tanam 20

cm x 20 cm. Bibit tanaman ditanam pada lobang yang telah disediakan dengan 1

tanaman setiap lobang tanam lalu di bumbun kembali dengan tanah. Setelah itu,

segera dilakukan penyiraman pada petakan yang baru saja ditanam hingga cukup

lembab atau kadar air sekitar kapasitas lapang.

3.5 Aplikasi Perlakuan

3.5.1 Aplikasi Effective Microorganisms-4 (EM-4)

Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) diberikan sebanyak dua

kali sesuai, yakni 7 hari setelah pindah tanam (HSPT) dan 14 HSPT dengan cara

disemprotkan secara merata pada permukaan tanah menggunakan handsprayer,

kemudian tanah hasil semprotan dicampur merata, hal ini bertujuan supaya

Effective Microorganisms - 4 (EM-4) yang telah diaplikasikan dapat bereaksi

dengan baik di dalam tanah.

3.5.2 Aplikasi Perlakuan Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK

Pengaplikasian pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK, dilakukan

satu minggu sebelum tanam. Pupuk kandang ayam dengan pupuk NPK dicampur

terlebih dahulu sebelum diaplikasikan. Aplikasi pupuk kandang ayam diperkaya

pupuk NPK dilakukan dengan cara membenamkan ke dalam media tanam sampai

tercampur rata dengan menggunakan cangkul.

23
3.6 Pemeliharaan Tanaman

3.6.1 Penyiraman

Penyiraman dilakukan secara rutin dua kali sehari selama masa

pertumbuhan tanaman yaitu, pada pagi dan sore hari dengan menggunakan

gembor. Apabila terjadi hujan, maka penyiraman tidak dilakukan dengan syarat

air hujan sudah mencukupi untuk kebutuhan tanaman.

3.6.2 Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada umur 7 HSPT yang bertujuan untuk

mengganti tanaman selada yang tidak tumbuh pada saat pindah tanam akibat

hama, penyakit ataupun kerusakan mekanis lainnya. Penyulaman dilakukan pada

sore hari.

3.6.3 Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan pada saat gulma atau tanaman pengganggu muncul,

yang dimulai pada umur 7 HSPT. Penyiangan dilakukan untuk membuang gulma

agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman dalam menyerap unsur hara.

Pembumbunan bertujuan untuk menutup bagian disekitar perakaran agar batang

tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah serta sekaligus menggemburkan

tanah disekitar tanaman.

3.6.4 Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk menjaga tanaman selada dari serangan hama, penyakit serta jamur,

maka perlu dilakukan kontrol setiap minggu. Menyemprotkan pestisida nabati

ekstrak bawang putih untuk mengendalikan hama ulat daun dan untuk ulat tanah

24
(Agrotis sp) digunakan insektisida decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5 ml/liter

air.

Untuk mengendalikan penyakit busuk daun (Bremia lactucae) pada

tanaman selada yang sering diakibatkan oleh cendawan atau jamur digunakan

fungisida antracol 70 WP dengan dosis 3 g/liter air. Fungisida ini diaplikasikan

pada saat tanaman sudah berumur 14 HSPT.

3.6.5 Pemanenan

Pemanenan tanaman selada dilakukan pada umur 30 HSPT. Tanaman

selada yang sudah saatnya dipanen dicirikan dengan daun berwarna hijau segar

dan diameter batang lebih kurang 1 cm. Pemanenan dilakukan dengan mencabut

selada beserta akarnya lalu dikumpulkan di tempat pencucian. Setelah terkumpul,

hasil panen dicuci dan dibersihkan dari sisa tanah. Hasil panen tanaman sampel

dipisahkan dari tanaman yang bukan sampel dan diletakkan dalam wadah lain

berupa plastik yang diberi label.

3.7 Parameter Penelitian

Pengamatan dilakukan pada lima tanaman sampel di setiap petak lahan.

Tanaman yang dijadikan sebagai sampel dipilih secara acak, tidak termasuk

tanaman bagian pinggir. Tanaman yang dijadikan sampel diberi patok atau kayu

sebagai tanda. Parameter yang diukur meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,

bobot basah tanaman, bobot jual tanaman, dan produksi per hektar.

3.7.1 Tinggi Tanaman

25
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris. Tinggi tanaman

diukur dari pangkal batang sampai ujung daun yang tertinggi. Pengukuran

dilakukan pada 7, 14, 21, dan 28 HSPT. Sebagai batas pengukuran tinggi tanaman

dibuat patok dan ditandai pada pangkal akar sebagai batas mulai pengukuran.

26
3.7.2 Jumlah Daun
Jumlah daun yang dihitung yaitu daun yang sudah membuka sempurna,

dengan cara menghitung manual helai daun satu persatu setiap tanaman.

Perhitungan dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 HSPT.

3.7.3 Bobot Basah Panen

Bobot basah panen diperoleh dengan menimbang pada seluruh tanaman

sampel dari masing-masing petak dengan menggunakan timbangan analitik.

Sebelum penimbangan, tanaman dibersihkan dari tanah serta kotoran yang

menempel pada akar dan daun tanaman. Penimbangan dilakukan pada saat panen

(30 HSPT).

3.7.4 Bobot Basah Jual

Pengukuran bobot jual tanaman dilakukan setelah mengukur bobot basah

panen dengan cara membuang bagian akar dan daun-daun tanaman yang sudah

rusak dan kemudian dilakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan

analitik.

3.7.5 Produksi Per Hektar

Produksi tanaman selada per hektar dihitung setelah panen, produksi per

hektar dihitung dengan cara mengkonversi bobot basah jual per petak ke hektar.

Produksi per petak diperoleh dengan menghitung seluruh tanaman pada petak

panen percobaan tanpa mengikut sertakan tanaman pinggir. Produksi tanaman per

hektar dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:

Luas/ha
P = Produksi petak panen x 2
L(m )
dimana : P = Produksi selada per hektar (ton/ha)

27
L = Luas petak panen (m2)
Petak panen adalah produksi petak tanam dikurangi satu baris bagian

pinggir. Luas petak panen dihitung dengan menggunakan rumus :

LPP = [ L – (2 x JAB)] X [P – (2x JDB)]


= [ 1 – (2 X 20 cm)] x [1,0 – (2 x 20 cm)]
= [ (l – 0,4 m)] x [1,0 – 0,4 m]
= 0,6 m x 0,6
= 0,36 m2
Keterangan :
LPP = luas petak panen
JAB = jarak antar barisan
JDB = jarak dalam barisan
P = panjang petak
L = lebar petak

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pengaruh Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis


Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap Tinggi
Tanaman Selada
Data hasil parameter tinggi tanaman selada umur 7, 14, 21, 28 HSPT

tercantum pada Tabel Lampiran 1, 3, 5, dan 7 sedangkan daftar sidik ragamnya

tercantum pada Tabel Lampiran 2, 4, 6 dan 8. Berdasarkan hasil sidik ragam

diperoleh bahwa konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) berpengaruh

tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14, 21 HSPT, tetapi

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 28 HSPT. Dosis pupuk

kandang ayam diperkaya pupuk NPK dan interaksinya dengan konsentrasi EM4

berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman selada pada semua umur

pengamatan.

Data hasil rataan tinggi tanaman selada pada umur 7, 14, 21, 28 HSPT

akibat perlakuan konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan dosis

pupuk kandang ayam yang diperkaya pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 3, 4, 5

dan 6.

Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A1 (2 kg/m2 + A2 (2 kg/m2 +
A0 (2 kg/m2) 11.25 g 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)

29
E0 (0 ml/liter air) 4.92 4.82 5.01 4.91
E1 (10 ml/liter 5.10 5.08 4.63 4.90
air)
Rataan (cm) 7.47 7.36 7.32
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F

Tabel 4. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 14 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/ liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 7.30 7.56 7.16 7.34
E1 (10 ml/liter
air) 7.56 7.81 7.02 7.46
Rataan (cm) 7.43 7.68 7.09
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F

Tabel 5. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 21 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m )2
NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 11.02 11.26 10.10 10.79
E1 (10 ml/liter
air) 11.45 11.4 10.96 11.27
Rataan (cm) 11.23 11.33 10.53

30
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F.

Tabel 6. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m )2
NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 20.45 19.92 20.71 20.35 A
E1 (10 ml/liter
air) 21.26 22.56 21.20 21.67 B
Rataan (cm) 20.85 21.24 20,95
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf∝=0.01 (huruf besar) dan berbeda nyata pada taraf
∝=0.05 (huruf kecil) berdasarkan Uji Jarak Duncan.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan Effective Microorganisms - 4

(EM-4) yang menghasilkan rataan tinggi tanaman tertinggi pada umut 28 HSPT

terdapat pada perlakuan Effective Microorganisms - 4 (EM-4) 10 ml/liter air.

Perlakuan E1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan E0.

Hubungan antara konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dengan

tinggi tanaman selada pada umur 28 HSPT disajikan pada Gambar 1.

31
Gambar 1. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms-4 (EM-4) dengan
Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT

Berdasarkan Gambar 1 diperoleh bahwa hubungan antara konsentrasi

Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dengan tinggi tanaman selada pada umur 28

HSPT berbentuk linier positif, yang berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi

EM-4 hingga 10 ml/l air maka tanaman selada semakin tinggi.

4.2 Pengaruh Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis


Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap Jumlah
Daun Tanaman Selada
Data hasil pengamatan jumlah daun tanaman selada pada umur 7, 14, 21,

dan 28 HSPT tercantum pada Tabel Lampiran 9, 11, 13 dan 15, sedangkan hasil

sidik ragamnya tercantum pada Tabel Lampiran 10, 12, 14, dan 16. Berdasarkan

hasil dari uji sidik ragam jumlah daun tanaman diketahui bahwa bahwa

konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4), dosis pupuk kandang ayam

yang diperkaya NPK, dan interakai antara keduanya berpengaruh tidak nyata

terhadap jumlah daun tanaman selada pada semua umur amatan.

Data hasil rataan jumlah daun tanaman selada pada umur 7, 14, 21, dan 28

HSPT akibat perlakuan konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan

32
dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7, 8, 9

dan 10.

Tabel 7. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 7 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 3.06 3.06 3.13 3.08

E1 (10 ml/liter
air) 3.46 3.06 2.86 3.12

Rataan (helai) 3.26 3.06 2.99

Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F

Tabel 8. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 14 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 4.66 4.53 4.6 4.59
E1 (10 ml/liter
air) 5.26 4.86 4.53 4.88
Rataan (helai) 4.96 4.69 4.56
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F

33
Tabel 9. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 21 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/ liter
air) 7.26 7.53 6.86 7.21
E1 (10 ml/liter
air) 8.13 7.86 7.06 7.68
Rataan (helai) 7.69 7.69 6.96
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F

Tabel 10. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 28 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 13.73 13.93 12.53 13.39
E1 (10 ml/liter
air) 14.2 13.93 14.00 14.04
Rataan (helai) 13.96 13.93 13.26
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F.

34
4.3 Pengaruh Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap Bobot Basah
Panen Tanaman Selada
Data hasil pengamatan bobot basah panen tanaman selada tercantum pada

Tabel Lampiran 17, sedangkan sidik ragam disajikan pada Tabel Lampiran 18.

Berdasarkan hasil dari uji sidik ragam diperoleh bahwa konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) berpengaruh nyata terhadap bobot basah panen,

namun dosis pupuk kandang ayam yang diperkaya NPK dan interaksi dengan

konsentrasi EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah panen tanaman

selada.

Data hasil rataan bobot basah panen tanaman selada akibat perlakuan

konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan dosis pupuk kandang ayam

diperkaya pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan Bobot Basah Panen Tanaman Selada Akibat Pemberian
Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang
Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Bobot Basah Panen (g/petak) Rataan
Effective (g/petak)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m )2
NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 1490.33 1676.33 1423.33 1.530.00 a
E1 (10 ml/liter
air) 1772.66 1893.33 1733.00 1.783.00 b
Rataan (g/petak) 1631.49 1784.83 1578.16
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama
berbeda tidak nyata pada taraf∝=0.01 (huruf besar) dan taraf∝=0.05 (huruf
kecil) berdasarkan Uji Jarak Duncan.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan Effective Microorganisms - 4

(EM-4) yang menghasilkan rataan bobot basah panen tertinggi terdapat pada

35
konsentrasi 10 ml/liter air (E1). Perlakuan E1 ini berbeda nyata dengan perlakuan

E0.

Hubungan konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) terhadap

bobot basah panen pada umur 30 HSPT disajikan pada Gambar 2.

1,850

1,800 1,783
Bobot Basah Panen (g/petak)

1,750 f(x) = 25.3 x + 1530


R² = 1
1,700

1,650

1,600
1,530
1,550

1,500

1,450

1,400
0 2 4 6 8 10 12
Effective Microorganisms-4 (ml/liter air)

Gambar 2. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms - 4 (EM-4) dengan


Bobot Basah Panen Tanaman selada (g/petak)

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi

Effective Microorganisms - 4 (EM-4) terhadap bobot basah panen selada pada

umur 30 HSPT berbentuk linier positif.

4.4 Pengaruh Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis


Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap Bobot Basah
Jual Tanaman Selada
Data hasil pengamatan bobot basah jual tanaman selada tercantum pada

Tabel Lampiran 19, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel Lampiran 20.

Berdasarkan hasil uji sidik ragam diperoleh bahwa konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) berpengaruh nyata terhadap bobot basah jual, namun

dosis pupuk kandang ayam yang diperkaya NPK dan interaksinya dengan

36
konsentrasi EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah jual tanaman

selada.

Data hasil rataan bobot basah jual tanaman selada akibat perlakuan

konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan dosis pupuk kandang ayam

diperkaya pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan Bobot Jual Selada Akibat Pemberian Konsentrasi Effective
Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang Ayam
Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Bobot Jual Panen (g/petak) Rataan
Effective (g/petak)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 1490.33 1676.33 1423.33 1.364.222 a
E1 (10 ml/liter
air) 1772.66 1893.33 1733.00 1.611.889 b
Rataan (g/petak) 1631.49 1784.83 1578.16
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama
berbeda tidak nyata pada taraf∝=0.01 (huruf besar) dan taraf∝=0.05 (huruf
kecil) berdasarkan Uji Jarak Duncan.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) yang menghasilkan rataan bobot basah jual tertinggi

dengan konsentrasi 10 ml/liter air (E1) sebesar 1611.88 g. Perlakuan E1 berbeda

nyata pada perlakuan E0.

Hubungan konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) terhadap

bobot basah jual tanaman selada disajikan pada gambar 3.

37
1650
1611
1600 f(x) = 24.7 x + 1364
R² = 1
1550
Bobot Basah Jual (g/petak)
1500

1450

1400
1364
1350

1300

1250

1200
0 2 4 6 8 10 12
Effective Microorganisms-4 (ml/liter air)

Gambar 3. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganism - 4 (EM-4) dengan


Bobot Basah Jual Tanaman Selada

Berdasarkan Gambar 2 diperoleh bahwa hubungan antara konsentrasi

Effectivite Microoganisms - 4 (EM-4) dengan bobot basah jual berbentuk linier

positif.

4.5 Pengaruh Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis


Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap Produksi
Tanaman Selada
Data produksi tanaman selada tanah per hektar dicantumkan pada Tabel

Lampiran 21, sedangkan daftar sidik ragamnya dicantumkan pada Tabel Lampiran

22. Berdasarkan uji sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman selada,

namun dosis pupuk kandang ayam yang diperkaya NPK dan interaksinya dengan

konsentrasi EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap produksi tanaman selada per

hektar.

38
Data hasil rataan produksi tanaman selada akibat perlakuan konsentrasi

Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya

pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rataan Produksi Tanaman Selada akibat Pemberian Konsentrasi


Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang Ayam
Diperkaya Pupuk NPK

Konsentrasi Produksi Tanaman Selada per Hektar Rataan


Effective (ton/ha) (ton/ha)
Microorganisms
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
-4 (ml/liter air)
Pupupk NPK (kg/petak)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 35.66 40.58 37.39 37.879 a
E1 (10 ml/liter
air) 44.57 46.71 43.03 44.769 b
Rataan (ton/ha) 40.11 43.64 40.21
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama
berbeda tidak nyata pada taraf∝=0.01 (huruf besar) dan taraf∝=0.05 (huruf
kecil) berdasarkan Uji Jarak Duncan.

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) yang menghasilkan rataan tertinggi produksi tanaman

selada adalah konsentrasi 10 ml/liter air (E1), yakni sebesar 44.769 ton/ha.

Perlakuan E1 berbeda nyata pada perlakuan E0.

Hubungan konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) terhadap

produksi tanaman selada disajikan pada Gambar 4.

39
46
44.769

44 f(x) = 0.689 x + 37.87


Produksi Tanaman Selada (ton/ha)
R² = 1

42

40

37.879
38

36

34
0 2 4 6 8 10 12
Effective Microorganisms-4 (ml/liter air)

Gambar 4. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms-4 (EM-4) dengan


Produksi Tanaman Selada

Berdasarkan Gambar 4 diperoleh bahwa hubungan antara konsentrasi

Effective Microorganisms - 4 (EM-4) terhadap produksi tanaman selada berbentuk

linier positif.

40
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Konsentrasi Effective Microorganism-4 (EM-4) terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

pada umur pengamatan 7, 14, dan 21 HSPT, dan jumlah daun pada semua

pengamatan, tetapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 28

HSPT, bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada.

Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) pada konsentrasi 10 ml/liter air

memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14 dan

21 HSPT tanaman selada, namun berpengaruh nyata pada umur 28 HSPT pada

tanaman selada. Hal ini diduga mikroorganisme yang ada di dalam Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) yang diaplikasikan ke dalam tanah telah merombak

dan mengurai bahan organik yang ada di dalam tanah sehingga menjadi tersedia

bagi tanaman dan mampu diserap oleh akar tanaman. Effective Microorganisms -

4 (EM-4) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14, dan

21 HSPT diduga karena akibat turun hujan pada malam hari setelah aplikasi EM-4

pada sore harinya menyebabkan EM-4 yang diaplikasikan mengalami pencucian

oleh air hujan, hal ini diperkuat dengan data curah hujan yang tinggi saat

penelitian yaitu 200 mm pada bulan juli 2020. Dilihat dari tinggi tanaman pada

umur 28 HSPT, respon tanaman dalam memanfaatkan unsur N, P, dan K beserta

unsur hara mikro lainnya diduga telah tersedia dan tercukupi untuk pertumbuhan

tanaman yang berasal dari hasil dekomposisi bahan organik yang terdapat dalam

41
tanah. Disamping itu kultur mikrobia yang ada di dalamnya dapat memperbaiki

sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (1994)

menyatakan bahwa unsur nitrogen dapat merangsang pertumbuhan tanaman

secara keseluruhan khususnya batang dan daun, yang sendirinya akan

mempengaruhi performansi tinggi tanaman. Hasil penelitian Masfufah et al

(2012). menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 10 ml/liter air per tanaman

memberikan hasil terbaik dalam peningkatan tinggi tanaman tomat. Berdasarkan

hasil analisa secara statistik dapat diketahui grafik membentuk garis linier,

sehingga semakin banyak dosis yang diberikan hingga 10 ml/liter air akan

meningkatkan pertumbuhan dan produksi selada.

Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) berpengaruh tidak nyata

terhadap jumlah daun pada semua umur pengamatan tanaman selada. Hal ini

diduga daun yang terbentuk tidak dipengaruhi dengan adanya pemberian Effective

Microorganisms - 4 (EM-4). Sifat genetik yang dibawa oleh tanaman dan adaptasi

tanaman terhadap lingkungan menjadi penentu pertumbuhan dan produksi, baik

kualitas maupun kuantitas. Menurut Gardner, Pearce dan Mitchell (1991)

mengatakan jumlah daun yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor lingkungan

tumbuhan, adanya faktor cuaca yang berubah-ubah yang mempunyai pengaruh

yang nyata terhadap laju petumbuhan daun dimana penyinaran yang optimum

dibutuhkan oleh tanaman terkhusus daun untuk kegiatan fotosintesis. Hal lain

yang diduga disebabkan karena faktor curah hujan yang cukup tinggi pada saat

aplikasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) mengakibatkan terjadi pencucian

oleh air hujan pada aplikasi yang pertama (7 HSPT), sehingga mikroorganisme

yang terkandung dalam Effective Microorganisms - 4 (EM-4) menjadi berkurang.

42
Hal ini sesuai dengan literatur Musnamar (2007), yang menyatakan bahwa

kandungan unsur hara pupuk dapat hilang karena beberapa faktor, antara lain

penguapan, penyerapan, dekomposisi dan penyimpanan. Faktor lain yang diduga

menyebabkan pertambahan jumlah daun selada terhambat adalah penyakit busuk

daun disebabkan oleh jamur (Bremia lactucae). Gejala yang ditimbulkan

diantaranya tulang-tulang daun terjadi bercak bersudut, bewarna hijau muda pucat

sampai kuning. Pada permukaan bawah daun dapat berbentuk kapang (jamur)

putih. Bagian daun yang terinfeksi saling berhubungan dan berubah menjadi

bercak coklat yang besar. Penyakit yang menyerang pada waktu tanaman masih

kecil menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan terhambat, jika tanaman yang

sudah besar terinfeksi jamur Bremia lactucae, maka banyak daun yang harus

dibuang (Semangun, 2007). Penyakit busuk daun yang menyerang tanaman selada

disajikan pada Lampiran Gambar 8.

Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) berpengaruh nyata

terhadap bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada. Hal

ini diduga mikroorganisme yang ada di dalam Effective Microorganisms - 4 (EM-

4) yang diaplikasikan kedalam tanah telah merombak dan mengurai bahan organik

yang ada di dalam tanah sehingga menjadi tersedia bagi tanaman dan mampu

diserap oleh akar tanaman. Tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat

melalui fotosintesis. Berat segar tajuk tanaman dapat digunakan untuk

menggambarkan biomassa tanaman, biomassa tanaman merupakan ukuran yang

paling sering digunakan untuk menggambarkan dan mempelajari pertumbuhan

tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Bobot basah tanaman merupakan

gabungan dari perkembangan dan pertambahan jaringan tanaman seperti jumlah

43
daun, luas daun, dan tinggi tanaman. Bobot basah tanaman dipengaruhi oleh kadar

air dan kandungan unsur hara yang ada di dalam sel-sel jaringan tanaman. Hasil

analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian Effective Microorganisms - 4

(EM-4) berpengaruh nyata terhadap bobot basah panen, bobot basah jual dan

produksi tanaman selada. Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4)

sebagai kombinasi pupuk dapat memberikan hasil yang optimal pada parameter

hasil tanaman selada. Nurmayulis dkk (2014), activator EM4 mengandung

berbagai macam mikroorganisme yang menguntungkan seperti ragi atau yeast,

Lactobacillus sp., bakteri pelarut fosfat, dan Azospirillum sp. Mikroorganisme

yang menguntungkan itu secara aktif mempengaruhi mikroorganisme tanah untuk

meningkatkan kesuburan tanah. Azospirillum sp. adalah bakteri yang hidup di

daerah perakaran tanaman. Bakteri ini berkembangbiak terutama pada daerah

perpanjangan akar dan pangkal bulu akar. Sumber energi yang mereka sukai

adalah asam organik seperti malat, suksinat, laktat, dan piruvat. Menurut

Lahadassy dkk (2007), untuk mencapai bobot segar tanaman yang optimal,

tanaman masih membutuhkan banyak energi maupun unsur hara agar peningkatan

jumlah maupun ukuran sel dapat mencapai optimal serta memungkinkan adanya

peningkatan kandungan air tanaman yang optimal pula. Hal ini sesuai dengan

parameter produksi tanaman, dimana diperoleh rataan bobot basah panen, bobot

basah jual dan produksi tanaman selada paling berat terdapat pada konsentrasi 10

ml/liter air (E1) diperoleh hasil rataan bobot basah panen sebesar 1783 g/petak,

bobot basah jual sebesar 1611,88 g/petak, dan produksi tanaman selada sebesar

44.76 ton/hektar. Pendapat ini didukung oleh Rahma (2014), adanya peningkatan

biomassa dikarenakan tanaman menyerap air dan hara lebih banyak, unsur hara

44
memacu perkembangan organ pada tanaman, sehingga tanaman dapat menyerap

hara dan air lebih banyak dan mempengaruhi peningkatan bobot basah tanaman.

Hasil dari deskripsi tanaman varietas Grand Rapid sebesar 26-28 ton/ha, jika

dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan produksi

tertinggi sebesar 44,76 ton.ha dan terendah 37,87 ton.ha. Persentase perbandingan

dari hasil deskripsi varietas tanaman dengan penelitian yang dilakukan

menghasilkan persentase kenaikan sebesar 59,85%. Artinya, diduga kondisi tanah

tempat dilakukan penelitian ini sudah baik, bahkan pada tanpa perlakuan EM-4

juga menunjukkan hasil yang baik.

5.2 Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK


terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada
Pemberian pupuk kandang ayam dapat meningkatkan kesuburan tanah

melalui penambahan hara makro dan mikro hasil mineralisasinya. Bahan organik

juga merupakan sumber asam humus yang dapat meningkatkan kemampuan tanah

mengikat kation. Bahan organik juga merupakan sumber asam humus yang dapat

meningkatkan kemampuan tanah mengikat kation. Asam humus berperan dalam

pengikatan unsur-unsur hara dan mempertahankan kandungan air tanah (Vinolina,

NS. 2008). Berdasarkan hasil analisis (Tabel 2), pupuk kandang ayam memiliki

kandungan Nitrogen (N) 1,5%, Phospor (P) 1,3%, Kalium (K) 0,8%, dan C-

Organik 16,10%. Kandungan N, P, dan K yang terkandung dalam kotoran ayam

memiliki kadar hara yang relatif rendah tetapi dapat diperkaya dengan

menggunakan pupuk NPK untuk meningkatkan kandungan N, P, dan K. Tetapi

berdasarkan dari hasil sidik ragam diperoleh bahwa pemberian pupuk kandang

ayam diperkaya pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan

jumlah daun pada semua umur tanaman. Diduga pemberian yang bersamaan

45
tersebut mengakibatkan kebutuhan unsur hara pada tanaman menjadi tidak

seimbang, karena sifat pupuk kandang ayam yang membutuhkan waktu yang lama

untuk terurai atau terdekomposis, sedangkan sedangkan pupuk NPK relatif segera

tersedia. Pengpalikasian pupuk NPK yang relatif tersedia dan cepat diserap oleh

akar tanaman diduga rentan mengalami kehilangan akbit pencucian, dikarenakan

waktu pengaplikasian yang kurang tepat bagi pupuk NPK tetapi tepat bagi pupuk

kandang ayam. Pupuk NPK yang diaplikasikan jauh hari sebelum fase awal

pertumbuhan tanaman, artinya kesempatan untuk mengalami kehilangan akan

lebih banyak. Penggunaan dosis NPK yang diaplikasikan yaitu sebanyak setengah

dan seperempat dosis anjuran diduga belum dapat mencukupi atau memenuhi

kebutuhan unsur hara tanaman dalam bentuk tersedia.

Pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah

daun tanaman selada. Hal ini diduga daun yang terbentuk tidak dipengaruhi

dengan adanya pemberian pupuk kandang ayam. Menurut Gardner, Pearce dan

Mitchell (1991) mengatakan pertumbuhan tanaman merupakan fungsi dari genetik

dan lingkungan. Kelemahan pupuk organik yang bersifat lebih lambat terurai,

karena pupuk organik bersifat slow release sehingga belum memberikan pengaruh

terhadap tanaman selada karena belum terdekomposisi atau terurai secara

sempurna sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan unsur hara yang

berimbang pada tanaman selada. Karena tersedianya unsur hara dalam jumlah

yang cukup seimbang untuk pertumbuhan tanaman, menyebabkan proses

pembelahan, pembesaran dan perpanjangan sel akan berlangsung cepat

mengakibatkan beberapa organ tanaman tumbuh cepat, hal ini didukung oleh

46
Buckman dan Brady (1982), untuk medapatkan pertumbuhan yang baik, maka

unsur hara harus berada dalam keadaan seimbang.

Perlakuan pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK berpengaruh tidak

nyata terhadap bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada.

Hal ini diduga penyebab dari faktor eksternal dimana keadaan lingkungan

penelitian, lahan yang dipakai untuk penelitian merupakan lahan yang sebelumnya

dipakai untuk menanam tanaman lain dan telah dilakukan berbagai jenis pupuk

sehingga unsurnye masih tersedia. Ada juga yang disebabkan banyak tanaman

yang terinfeksi busuk daun yaitu menggalami pembusukan dan daun mengering

serta daun berlubang kemudian menjadi layu dan rontok akibat pengaruh curah

hujan yang tinggi sehingga menyebabkan kondisi tanah menjadi lembab. Hasil

penelitian Ernawati dkk., (2017), menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK

Mutiara pada dosis 450 kg/ha berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun,

dan berat segar per tanaman.

5.3 Pengaruh Interaksi Antara Konsentrasi Effective Microorganisms - 4


(EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada

Berdasarkan uji sidik ragam diketahui bahwa pengaruh interaksi perlakuan

Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya

Pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini

diduga dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK belum mampu

mencukupi unsur hara yang di butuhkan tanaman selada dalam status tersedia

untuk diserap. Faktor perlakuan Effective Microorganisms - 4 (EM-4) lebih

menonjol untuk mempengaruhi aktivitas pertumbuhan tanaman. Menurut

Prawiranata, dkk (2001), tidak terjadinya pengaruh interaksi dua faktor perlakuan

47
dapat terjadi karena kedua faktor tidak mampu bersinergi atau bekerjasama karena

mekanisme kerjanya yang berbeda. Diduga interaksi antara Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) dengan pupuk NPK menghasilkan interaksi negatif,

namun pada perlakuan Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dapat mengikuti

pengaruh dari pupuk kandang ayam karena sifatnya yang sejalan. Kemungkinan

lainnya adalah Penggunaan pupuk kandang sebagai sumber bahan organik untuk

meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan, dan produksi

tanaman dengan memperkaya pupuk NPK diduga dapat menekan pertumbuhan

mikroba, sehingga tidak terjadinya sinergitas antara perlakuan Effective

Microorganisms - 4 (EM-4) dengan pupuk NPK.

48
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Konsentrasi Effective Microoganisms - 4 (EM-4) berpengaruh tidak nyata

terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14 dan 21 HSPT, jumlah daun pada

semua umur pengamatan, namun berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman umur 28 HSPT, bobot basah panen, bobot basah jual dan

produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.). Hubungan antara

konsentraasi EM-4 dengan tinggi tanaman umur 28 HSPT, bobot basah

panen, bobot basah jual dan produksi per hektar tanaman selada berbentuk

linier positif.

2. Dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK berpengaruh tidak

nyata terhadap semua parameter pada semua umur pengamatan.

3. Interaksi antara konsentrasi Effective Microoganisms - 4 (EM-4) dan dosis

pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK berpengaruh tidak nyata

terhadap semua parameter pada semua umur pengamatan.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menganalisis tanah terlebih

dahulu agar mengetahui sifat fisik, kimia dan biologi pada lahan penelitian

tersebut.

49
2. Pengaplikasian pupuk kandang ayam dan pupuk NPK sebaiknya tidak

dilakukan bersamaan karena memiliki laju ketersediaan bagi tanaman yang

berbeda.

50
DAFTAR PUSTAKA

Aini, R, Q, Y. Sonjaya dan M. N. Hana. 2010. Penerapan Bionutrien KPD pada


tanaman selada keriting (Lactuca sativa L.). Jurnal Sains dan Teknologi
Kimia, 1 (1): 73-79.

Brklacich, M. Bryant, C.R. dan Smith,B. 1991. Review and Appraisal of Concept
of Sustainable Food Production Systems. Environ. Management. 15(1). 1-
14.

Cahyono. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya: Jakarta. 117 hal.

Duaja W. 2012. Pengaruh Pupuk Urea Pupuk Organik Padat dan Cair Kotoran
Ayam Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Selada Keriting di
Tanah Inceptisol. Kupang. Nusa Cendana University.

Effi I, M. 2009. Pupuk Organik, Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar
swadaya. Jakarta.

Ekawandai N, dan Alvianingsih. 2018. Efektifitas Kompos Daun Menggunakan


EM4 dan Kotoran Sapi. Politeknik TEDC Vol. 12 No 2. Bandung.

Gardner, F. G., R.B. Pearce and RR. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya, Universitas Indonesia, Jakarta.

Hansen, J.W. 1996. Is Agricultural Sustainability a Useful Concept? Agricultural


Systems. Elswvier Applied Science. Ed. Dent J.B and J.W. Jones.

Hartatik dan Widowati. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar
Litbang Sumberdaya lahan Pertanian Badan penelitian dan Pengembangan
Pertanian.

Hasibuan, B, E. 2009. Pupuk dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara.


Medan.

Indriani H, Y. 2011. Pembuatan Pupuk Kilat. Jakarta.: Penerbit Penebar Swadaya.

Kaya, E. 2014. Pengaruh pupuk organik dan pupuk NPK terhadap pH dan K-
tersedia tanah serta serapan K pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza
sativa L.). Buana Sains vol.14 (2): 113-122.

Kartika. 2013. Bertanam dan Sayuran Organik. Jakarta: Penerbit Penebar


Swadaya.

Lahadassy. J., Mulyati A.M dan A.H Sanaba. 2007. Pengaruh Konsentrasi Pupuk
Organik Padat Daun Gamal terhadap Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem,
Vol 3.

51
Lingga, P. 2004. Petunjuk dan Cara Pemupukan. Jakarta. Bathara Karya Aksara.

Lingga, P. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta. Penebar Swadaya.

Lingga, P dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Malau, S. 2005. Perancangan Percobaan. Fakultas Pertanian. Universitas HKBP


Nommensen, Medan.

Malau, S. dan Lumbanraja, P. 2018. Pertanian Berkelanjutan 2. Medan.

Marsono dan Sigit P, 2008. Pupuk Akar dan Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Masfufah, A., A. Supriyanto dan T. Surtiningsih. 2012. Pengaruh Pemberian


Pupuk Hayati (Biofertilizer) Pada Berbagai Dosis Pupuk Dan Media
Tanam Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman
Tomat (Lycopersicon esculentum) pada Polybag. Skripsi. Universitas
Airlangga. Surabaya. Pp. 11.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta

Novriani. 2014. Respon Tanman Selada (Lactuca sariva L.) Terhadap Pupuk
Organik Asal Sampah Organik. Klorofil. 9 (2): 57-61.

Nuraini, A. Yuwariah, Y. dan Rochayat, Y. 2015. Pengembangan Produksi


Pertanian Lahan Kering Dengan Sistem Low External Input Sustainable
Agriculture (Leisa) Di Desa Cigadog, Dan Mandalagiri Kecamatan,
Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Bandung. Jurnal Aplikasi Ipteks Vol. 4
(2).

Nurmayulis. 2014. Pertumbuhan dan HasilTanaman Kentang (Solanumtuberosum


L.) yang Diberi Pupuk Organik Difermentasi, Azospirillum sp., dan Pupuk
Nitrogen di Pangalengan dan Cisarua. Disertasi. Program Pasca Sarjana.
Univeristas Padjadjaran. Bandung.

Nuryanti, Anshar, M. dan Lasmini, S. R. 2018. Pengaruh Permberian Em4 Dan


Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Selada (Lactuca sativa L.). Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.

Pracaya. 2004. Bertanam Sayur Organik di Kebun Pot dan Polibag. Penebar
Swadaya. Jakarta. 112 hal.

Prasetyo, B, H. Suharta, N. dan Hikmatullah. 2001. Chemical and Mineralogical


Properties Of Ultisol Of Sasamba Area, East Kalimantan. Indonesia.
Journal Of Agricultural Science.2(2). 37-47 hal.

52
Prawiranata, W. Said H. dan Tjondronegoro, P. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan Jilid II. Departemen Botani. Fakultas Pertanian.
InstitutPertanian Bogor

Qo’idah N. 2015. Pengaruh Pemberian Bioaktivator EM4 dan Ragi Tempe Pada
Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum
Lycopersicum L.). Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan.
Semarang.

Raihan, H, S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi lahan kering sulfat masam
berdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman jagung. J. Ilmu pertanian Vol 9
(1): 20-28.

Rahma, E. 2014. Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.

Rauf, A, W. Syamsuddin, T. Sri, R. S. 2000. Peranan Pupuk NPK pada


Tanaman Padi. Departemen Pertanian. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Loka Pengkajian Teknologi Petanian
Koya Barat. Irian Jaya.

Saparinto, C. 2013. Grow your own vegetables-panduan praktis menanam 14


Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Yogyakarta: Penebar Swadaya.
180 hal.

Semangun dan Haryono. 2007. Penyakit-penyakit Hortikultura di Indonesia (edisi


kedua). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sitompul, S, M. dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM


Press. Yogjakarta.

Sunarjono. 2003. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI Press. 428 Hal.

Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya. 204


Hal.

Supriati, Y dan E. Herlina. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar


Swadaya. Jakarta. 148 hal.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan dan


Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Syafruddin, dan Safrizal HD. 2013. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi
EM4 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai (Capsicum Annum L.)
Pada Tanah Entisol. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Jurnal
Agrista Vol. 17 No. 2. Banda Aceh.

Tambunan R, P. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae


Var. acephala) Pada Berbagai Media Tanam dan Pemberian Pupuk.

53
Skripsi. [Internet]. [diunduh 5 Juni 2020]. Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/24006.
Vinolina, N,S. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Cair
Nipka Plus terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca
Siativa L.). Bidang ilmu pertanian. Vol. 6. No. 2. Universitas
Sisingamagaraja XII Medan.
Wididana, G.N. 1994. Aplication Of Effective Microorganism (EM) and Bokhasi
on Natural Farming. Bulletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 47-54.
Zulkarnain, 2005. Pertumbuhan dan Hasil Selada pada Berbagai Kerapatan
Jagung dalam Pola Tumpang Sari, Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Jambi,
Vol. 1,No. 2, hal. 94-101, ISSN : 1858-1226

54
LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT


Perlakuan Ulangan Total (cm) Rataan (cm)
I II III
E0A0 4,94 4,78 5,06 14,78 4,92
E0A1 4,4 5,28 4,8 14,48 4,82
E0A2 4,44 5,18 5,42 15,04 5,01
E1A0 4,98 5,8 4,54 15,32 5,10
E1A1 5,28 5 4,96 15,24 5,08
E1A2 4,24 4,26 5,4 13,9 4,63

Tabel Lampiran 2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.428 0.214 0.938tn 4.10 7.56
A 1 0.001 0.001 0.006tn 4.96 10.04
B 2 0.117 0.058 0.255tn 4.10 7.56
AB 2 0.360 0.180 0.789tn 4.10 7.56
Galat 10 2.282 0.228
Total 17 3.188
Koefisien Keragaman = 9.7 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 3. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 14 HSPT


Perlakuan Ulangan Total (cm) Rataan (cm)
I II III
E0A0 7,44 7,48 7 21,92 7,30
E0A1 6,4 7,88 8,4 22,68 7,56
E0A2 6,3 7,12 8,06 21,48 7,16
E1A0 7,38 8,24 7,08 22,7 7,56
E1A1 8,08 8,24 7,125 23,445 7,81
E1A2 4,68 6,92 9,48 21,08 7,02

Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 14 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 4.445 2.222 1.793tn 4.10 7.56
A 1 0.072 0.072 0.058tn 4.96 10.04
B 2 1.065 0.532 0.429tn 4.10 7.56
AB 2 0.152 0.076 0.061tn 4.10 7.56
Galat 10 12.398 1.240

55
Total 17 18.132
Koefisien Keragaman = 15.0 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 5. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 21 HSPT


Perlakuan Ulangan Total (cm) Rataan (cm)
I II III
E0A0 11,2 11,64 10,24 33,08 11,02
E0A1 10,26 11,56 11,96 33,78 11,26
E0A2 8,04 11,3 10,98 30,32 10,10
E1A0 11,8333333 13,56 8,98 34,37333333 11,45
3
E1A1 11,22 12,2 10,78 34,2 11,4
E1A2 8,52 10,26 14,12 32,9 10,96

Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 21 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 7.620 3.810 1.286tn 4.10 7.56
A 1 1.022 1.022 0.345tn 4.96 10.04
B 2 2.268 1.134 0.383tn 4.10 7.56
AB 2 0.394 0.197 0.066tn 4.10 7.56
Galat 10 29.626 2.963
Total 17 40.931
Koefisien Keragaman = 15.6 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 7. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT


Perlakuan Ulangan Total (cm) Rataan (cm)
I II III
E0A0 21,92 19,22 20,2 61,34 20,44
E0A1 19 20,64 20,12 59,76 19,92
E0A2 20,7 20,34 21,08 62,12 20,70
E1A0 20,74 22,32 22,72 64,78 21,59
E1A1 22,12 22,38 23,28 67,78 22,56
E1A2 21,12 21,08 21,4 63,6 21,20

Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 2.024 1.012 1.335tn 4.10 7.56
A 1 7.788 7.788 10.275** 4.96 10.04

56
~linier 1 7.788 7.788 10.275** 4.96 10.04
B 2 0.483 0.242 0.319tn 4.10 7.56
AB 2 4.024 2.012 2.654tn 4.10 7.56
Galat 10 7.580 0.758
Total 17 21.899
Koefisien Keragaman = 4.1 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 9. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 3,2 2,6 3,4 9,2 3,06
E0A1 2,8 3 3,4 9,2 3,06
E0A2 2,6 3,6 3,2 9,4 3,13
E1A0 3,8 3,8 2,8 10,4 3,46
E1A1 2,8 3,4 3 9,2 3,06
E1A2 2,2 2,8 3,6 8,6 2,86

Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 7
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.404 0.202 0.817tn 4.10 7.56
A 1 0.009 0.009 0.036tn 4.96 10.04
B 2 0.231 0.116 0.467tn 4.10 7.56
AB 2 0.338 0.169 0.682tn 4.10 7.56
Galat 10 2.476 0.248
Total 17 3.458
Koefisien Keragaman = 16.0 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 11. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 14 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 4,8 4,8 4,4 14 4,66
E0A1 4,4 4,8 4,4 13,6 4,53
E0A2 3,8 4,8 5,2 13,8 4,6
E1A0 5,2 5,4 5,2 15,8 5,26
E1A1 4,8 5,4 4,4 14,6 4,86
E1A2 4,2 5 4,4 13,6 4,53

57
Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 14
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.804 0.402 3.027tn 4.10 7.56
A 1 0.376 0.376 2.826tn 4.96 10.04
B 2 0.498 0.249 1.873tn 4.10 7.56
AB 2 0.338 0.169 1.271tn 4.10 7.56
Galat 10 1.329 0.133
Total 17 3.344
Koefisien Keragaman = 7.7 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 13. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 21 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 7,6 7,8 6,4 21,8 7,26
E0A1 6,8 7,6 8,2 22,6 7,53
E0A2 5,2 7,6 7,8 20,6 6,86
E1A0 7,4 10,6 6,4 24,4 8,13
E1A1 7,6 8,2 7,8 23,6 7,86
E1A2 6,4 6,4 8,4 21,2 7,06

Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 21
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.804 0.402 3.027tn 4.10 7.56
A 1 0.376 0.376 2.826tn 4.96 10.04
B 2 0.498 0.249 1.873tn 4.10 7.56
AB 2 0.338 0.169 1.271tn 4.10 7.56
Galat 10 1.329 0.133
Total 17 3.344
Koefisien Keragaman = 7.7 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 15. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 14 14 13,2 41,2 13,73
E0A1 11,2 15,4 15,2 41,8 13,93
E0A2 9 12,2 16,4 37,6 12,53

58
E1A0 14,2 17,6 10,8 42,6 14,20
E1A1 13,2 14,2 14,4 41,8 13,93
E1A2 10,8 12,6 18,6 42 14,00

Tabel Lampiran 16. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 28
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 25.231 12.616 1.770tn 4.10 7.56
A 1 1.869 1.869 0.262tn 4.96 10.04
B 2 1.871 0.936 0.131tn 4.10 7.56
AB 2 1.684 0.842 0.118tn 4.10 7.56
Galat 10 71.276 7.128
Total 17 101.931
Koefisien Keragaman = 19.5 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 17. Rataan Bobot Basah Panen


Perlakuan Ulangan Total (g) Rataan (g)
I II III
E0A0 1457 1601 1413 4471 1490,33
E0A1 1383 1898 1748 5029 1676,33
E0A2 1221 1701 1348 4270 1423,33
E1A0 1814 1799 1555 5168 1722,66
E1A1 1977 1961 1742 5680 1893,33
E1A2 1623 1550 2026 5199 1733,00

Tabel Lampiran 18. Sidik Ragam Bobot Basah Tanaman Selada


SUMBER DERAJA JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN T BEBAS KUADRAT HITUN 5% 1%
G
Kelompok 2 92.131.000 46.065.500 1.153tn 4.10 7.56
A 1 288.040.500 288.040.500 7.211* 4.96 10.04
~linier 1 288.040.500 288.040.500 7.211* 4.96 10.04
B 2 150.633.333 75.316.667 1.886tn 4.10 7.56
AB 2 7.401.333 3.700.667 0.093tn 4.10 7.56
Galat 10 399.436.333 39.943.633
Total 17 937.642.500
Koefisien Keragaman = 12.1 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

59
Tabel Lampiran 19. Rataan Bobot Basah Jual Tanaman Selada
Perlakuan Ulangan Total (g) Rataan (g)
I II III
E0A0 1247 1368 1237 3852 1284,00
E0A1 1137 1727 1523 4387 1462,33
E0A2 1081 1652 1306 4039 1346,33
E1A0 1670 1715 1429 4814 1604,66
E1A1 1720 1753 1572 5045 1681,66
E1A2 1393 1372 1883 4648 1549,33

Tabel Lampiran 20. Sidik Ragam Bobot Basah Jual Tanaman Selada
SUMBER DERAJA JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN T BEBAS KUADRAT HITUN 5% 1%
G
Kelompok 2 149.527.444 74.763.722 1.702tn 4.10 7.56
A 1 276.024.500 276.024.500 6.284* 4.96 10.04
~linier 1 276.024.500 276.024.500 6.284* 4.96 10.04
B 2 63.456.778 31.728.389 0.722tn 4.10 7.56
AB 2 12.190.333 6.095.167 0.139tn 4.10 7.56
Galat 10 439.243.889 43.924.389
Total 17 940.442.944
Koefisien Keragaman = 14.1 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 21. Rataan Produksi Tanaman Selada


Perlakuan Ulangan Total (tom/ha) Rataan (ton/ha)
I II III
E0A0 34,63 38 34,36 106,99 35,66
E0A1 31,58 47,97 42.30 79,55 39,77
E0A2 30,02 45,88 36,27 112,17 37,39
E1A0 46,38 47,63 39,69 133,7 44,56
E1A1 47,77 48,69 43,66 140,12 46,70
E1A2 38,69 38,11 52,3 129,1 43,03

Tabel Lampiran 22. Sidik Ragam Produksi Tanaman Selada


SUMBER DERAJA JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN T BEBAS KUADRAT HITUN 5% 1%
G
Kelompok 2 115.454 57.727 1.706tn 4.10 7.56

60
A 1 213.624 213.624 6.312* 4.96 10.04
~linier 1 213.624 213.624 6.312* 4.96 10.04
B 2 48.516 24.258 0.717tn 4.10 7.56
AB 2 9.293 4.647 0.137tn 4.10 7.56
Galat 10 338.436 33.844
Total 17 725.323
Koefisien Keragaman = 14.1 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata

61
Tabel Lampiran 23. Deskripsi Tanaman Selada Varietas Grand Rapid
Sifat Uraian/Deskripsi
Asal Known You Seed Pte. Ltd, Taiwan
Silsilah Kode galur asal 953
Golongan varietas Menyerbuk silang
Bentuk tanaman Pendek kompak
Tinggi tanaman 27 – 32 cm
Umur panen 35 – 42 hari setelah tanam
Warna daun tertular Hijau kekuningan
Bentuk daun Kriting
Bentuk batang Silindris pendek
Diameter batang 2 – 3 cm
Warna bunga Kuning
Bentuk krop Tidak membentuk krop
Berat bersih pertanaman 570 – 635 g
Rasa Agak manis, renyah
Daya simpan pada suhu kamar 2 – 3 hari
Bentuk biji Oval pipih
Warba biji Coklat kehitaman
Hasil 26 - 28 ton/ha
Keterangan Beradaptasi dengan baik di
dataran rendah sampai tinggi
dengan ketinggian 600 – 1200 m
dpl pada suhu 15 - 20ºC
Pengusul CHANG Kuang Hsien (Known
You Seed Distribution (S.E.A)
Pte.Lte. Indoenesia
Representative Office)
Peneliti Huang Kuang Hsien (Known You
seed Pte. Ltd)

62
60 cm  E1A0   E0A0   E0A2
U

  E1A2   E0A2   E0A1


40 cm

  E0A0   E1A1   E1A2

  E1A1   E1A0   E1A1

63
  E0A2   E0A1   E1A0

64
S
  E0A1   E1A2   E0A0

5.4 m

 Ulangan 1   Ulangan 2 Ulangan 3

Gambar 1. Bagan Petak Penelitian

65
Gambar 2. Pembuatan Bedengan Tanaman

Gambar 3. Pemberian Pupuk Kandang Aayam Diperkaya Pupuk NPK pada 1


Minggu Sebelum Tanam

66
Gambar 4. Benih Selada Varietas Grand Rapid

Gambar 5. Pembibitan Tanaman Selada pada Media Tray Semai

67
Gambar 6. Penanaman Tanaman Selada

Gambar 7. Aplikasi EM-4 pada 7 HSPT

68
Gambar 8. Penyakit Busuk Daun pada Tanaman Selada

Gambar 9. Fungisida Antracol 70 WP untuk Mengendalikan Penyakit Tanaman

69
Gambar 10. Tanaman Selada Umur 30 HSPT

Gambar 11. Penimbangan Bobot Tanaman Selada

70
Gambar 12. Supervisi Daring Oleh Dosen Pembimbing Utama dan Pendamping

71

Anda mungkin juga menyukai