Microorganisms - 4 (EM-4) dan pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK serta
L.).
Deli, Kota Medan. Pelaksanaan penelitian pada juli 2020 sampai agustus 2020.
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor
perlakuan, yaitu: konsentrasi EM-4 dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya
NPK. Konsentrasi EM-4 terdiri dari dua taraf, yaitu: E 0 = 0.0 ml/liter air dan E1 =
10 ml/liter air. Dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK terdiri dari tiga
taraf, yaitu: A0 = 2 kg/m2 pupuk kandang ayam tanpa pupuk NPK (kontrol), A 1 =
ditambah 22.50 g NPK/m2. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
daun, bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada.
tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 7, 14, 21 dan 28
i
HSPT, namun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 28 HSPT, bobot
basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L.)
jumlah daun, bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena berkat
dan kasih karuniaNya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
banyak kendala dan kesulitan. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun
materi kepada:
1. Ibu Ir. Susana Tabah Trina S, MP selaku dosen pembimbing utama yang telah
bersedia meluangkan waktu dan memberikan nasehat dan arahan yang sangat
dapat diselesaikan.
2. Ibu Ir. Elisabeth Sri Pujiastuti, M.Si selaku dosen pembimbing pendamping
Nommensen Medan
4. Ibu Ir. Benika Naibaho, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
iii
5. Ibu Dr. Ir. Juli Ritha Tarigan, M.Sc selaku Ketua Program Studi
6. Bapak Ir. Yanto Raya Tampubolon, MP sebagai dosen wali yang telah
Nommensen Medan yang telah membantu dan mendidik menulis selama masa
8. Teristimewa kepada orang tua tunggal saya tercinta, Ibunda Mercy Delima
segala keperluan penulis tanpa batas sehingga saya dapat duduk di bangku
11. Terkhusus kepada Bpk. Brigadir Jendral Raziman Tarigan yang telah
12. Kekasih Indah Rotua Veronika Bakara yang selalu memberikan dukungan dan
13. Terima kasih kepada sahabat dan rekan seperjuangan Irvan Pane, Indah Rotua
Nehe, Ishak Anthony, Florensa Marpaung, Tri Melda Malau, dan Enda
iv
Rehulina Ginting yang telah banyak membantu mendukung dan memberikan
skripsi ini.
14. Kepada sahabat karibku Dian Sandra Launrentia Marbun yang selalu ada sejak
15. Kepada adik-adik junior 2017-2019, terkhusus kepada Dina Marpaung, Anita
Purba, Devi Silalahi, Netti Kaban, Rahul Simatupang, Andry Turnip, Adelia
Siregar, Jhon Fredy Naibaho, dan Mitha Sianturi yang juga membantu
17. Pihak-pihak yang tak bisa disebutkan satu per satu, atas bantuannya selama
Skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga diharapkan saran yang bersifat
membantu dan bermanfaat bagi pembaca serta pihak yang membutuhkan. Sekian
dan terimakasih.
Penulis
v
RIWAYAT HIDUP
1997, di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Merupakan anak ke-2 dari 3
orang bersaudara, anak dari Yosafat L. Tobing dan Mercy Delima Simanjuntak
Pendidikan formal dan prestasi yang telah ditempuh penulis hingga saat ini
adalah :
Sudirohusodo pada tahun masuk 2009 dan lulus pada tahun 2012.
7. Pernah menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi, dan
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.3 Hipotesis Penelitian........................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian.......................................................................... 4
vii
4.2 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Jumlah Daun Tanaman Selada........................................................... 30
4.3 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Bobot Basah Panen Tanaman Selada................................................. 33
4.4 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Bobot Basah Jual Tanaman Selada..................................................... 34
4.5 Pengaruh Pemberian Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap
Produksi Tanaman Selada.................................................................. 36
BAB V PEMBAHSAN................................................................................. 39
5.1 Pengaruh Konsentrasi Effective Microoganisms - 4 (EM-4) terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada..................................... 39
5.2 Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk
NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada.............. 43
5.3 Pengaruh Interaksi Effective Microoganisms - 4 (EM-4) dan
Pupuk Kandang Ayam diperkaya Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada..................................... 45
BAB VI KESIMPULAN.............................................................................. 47
Kesimpulan.............................................................................................. 47
Saran........................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 49
LAMPIRAN.................................................................................................. 53
viii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
Teks
10. Rataan Bobot Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 28 HSPT
Akibat Perlakuan Konsentrasi Effective Microorganims-4 (EM-4) dan
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK............................ 32
ix
Ayam Diperkaya Pupuk NPK................................................................. 34
Lampiran
x
21. Produksi Tanaman Selada.......................................................................58
xi
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN
xii
12. Supervisi Daring oleh Dosen Pembimbing............................................. 67
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
sedikit mungkin untuk memproduksi bahan pangan yang cukup dan terus menjaga
dalam waktu yang tidak terbatas (Malau dan Lumbanraja, 2018). Sistem pertanian
2015).
hara di dalam tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, dan
1
1994 dan Kementrian Pertanian, 2014). Penggunaan bahan organik sebagai
organik yang ditambahkan kedalam tanah akan mengalami beberapa kali fase
Pupuk hayati adalah produk biologi aktif terdiri dari mikroorganisme yang
sesuai dengan dosis atau pemakaian yang tepat berdasarkan petunjuk penggunaan
agar organisme yang terdapat pada EM-4 dapat tumbuh di dalam tanah dan akan
tumbuh subur kembali, sehingga sifat fisik tanah yaitu struktur tanah menjadi
lebih baik, tanaman akan tumbuh subur, dengan produktivitas yang tinggi
berkelanjutan. Pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah, dan mengikat air.
2
Untuk menunjang ketersediaan unsur hara dalam tanah pupuk kandang
ayam perlu diperkaya dengan pupuk NPK karena ketersediaan unsur hara dalam
pupuk kandang ayam relaitf rendah. Selain itu, pemberian pupuk kandang ayam
yang disebut humus, Dengan adanya humus tersebut air juga akan banyak terserap
tanah dan unsur hara yang ada di dalam tanah sangat kecil.
warna, tekstur serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan dan salah satu
sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kandungan gizi yang banyak
banyak kandungan gizi dan vitamin antara lain : kalsium, fosfor, besi, vitamin A,
B dan C.
Selada memiliki peluang pasar yang cukup besar, baik untuk memenuhi
darin pasar di dalam maupun di luar negeri, menjadikan komoditi holtikultura ini
selada di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013 berturut-turut adalah sebesar
283.770 ton, 280.969 ton, 294.934 ton dan 300.961 ton. Data terssebut
3
masyarakat Indonesia akan kebutuhan hidup sehat dan munculnya berbagai jenis
penyakit baru yang telah memicu upaya agar produksi berbagai bahan makanan
pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi
2. Ada pengaruh dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK terhadap
4
1. Untuk memperoleh kombinasi optimum konsentrasi Effective
Nommensen Medan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah
Usaha pertanian pada saat ini telah banyak menggunakan input bahan
organik, baik pupuk maupun pestisida organik. Salah satu alternatif usaha
usaha tani yang sinergistik serta pemanfaatan input luar sebagai pelengkap untuk
6
2) Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan menyeimbangkan arus unsur
Dalam pembangunan nasional, sejak awal orde lama dan terutama sejak
orde baru dan sampai saat ini di era reformasi, pembangunan di Indonesia selalu
telah meningkatkan penggunaan bahan kimia yang tidak ramah lingkungan dan
7
suatu kemampuan untuk mencapai sasaran, dan (3) Berkelanjutan sebagai suatu
menyediakan insentif sosial dan eknomi bagi semua pelaku dalam sistem
produksi, (3) Mampu berproduksi yang cukup dan setiap penduduk memiliki
teknologi yang dapat digunakan dalam usaha pengelolaan pertanian yang mampu
yang akhirnya dapat menurunkan kualitas lahan dan kerusakan pada lingkungan
(Qo’idah, N. 2015).
yang terdiri atas suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme bermanfaat dan
menyuburkan tanah. EM-4 yang dikenal saat ini adalah effective Microorganism
bahan organik seperti pupuk kandang atau limbah rumah tangga dan limbah
pertanian dengan EM-4 merupakan pupuk organik yang sangat efektif untuk
8
meningkatkan produksi pertanian. Disamping dapat digunakan sebagai stater
mikroorganisme yang menguntungkan yang ada di dalam tanah campuran ini juga
menguntungkan.
asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat lain. Bakteri ini
penguraian. Asam laktat merupakan bahan sterilisasi yang kuat dan dapat
9
b. Actinomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur
yang mengambil asam amino dan zat serupa yang di produksi bakteri
tumbuh.
10
di dalam tanah dengan melepaskan hasil fermentasi berupa alkohol, gula, vitamin,
asam amino dan senyawa organik lainnya (Wididana, 1993 dalam Sinamo, 2018).
Tabel 1.
berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, bobot basah tajuk dan
bobot kering tanaman kailan pada perlakuan 10 ml/liter air. Hasil penelitian
memberikan hasil terbaik dalam peningkatan tinggi tanaman tomat. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hasibuan (2009) yang menyatakan bahwa salah satu cara
11
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sayuran adalah dengan
pupuk kandang ayam 10 ton/ha menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas
daun, berat segar akar, dan berat kering akar tertinggi pada tanaman selada
atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik berbentuk
130/5/2009, disebutkan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar
atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan
yang telah mengalami proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah. Pupuk kandang/kotoran hewan yang berasal dari usaha tani
pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi
hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan
jenis makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih
12
Pupuk kandang ayam banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio
yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mampu memperbaiki sifat fisik tanah yang diperbaiki antara lain struktur tanah
menjadi gembur, warna tanah lebih gelap, meningkatkan daya pegang air dan
meingkatkan aerasi tanah. Sedangkan terhadap sifat kimia, pupuk kandang ayam
dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), C-organik dan unsur hara dan
terhadap sifat biologi dapat menaikkan kondisi kehidupan jasad renik di dalam
tanah
sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas
organik disamping sebagai sumber hara bagi tanaman, sekaligus sebagai sumber
energi dan hara bagi mikroba. Bahan organik dapat berasal dari pupuk kandang
tanah dan meningkatkan retensi air. Apabila kandungan air tanah meningkat,
Anion dari asam organik dapat mendesak fosfat yang terikat oleh Fe da Al
sehingga fosfat dapat terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan kotoran
ayam berpengaruh positif pada tanah masam berkadar bahan organik rendah
13
menyusun asam nukleat, protein, dan hormon, P2O5 (2,8-6 %) yang digunakan
untuk menyusun gula fosfat dan K2O (0,4-2,9 %) yang berperan penting dalam
meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan
unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka
terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi (Rauf dkk.,
2000).
penguraian atau pematangan terlebih dahulu, dan disebarkan dua minggu sebelum
ton/ha (setara dengan 3 kg/m2) (Sutedjo, 2002). Hal ini sesuai dengan pendapat
Pracaya (2004), pemberian pupuk kotoran ayam dengan dosis 10-20 ton/ha baik
adanya respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena
pupuk kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar
hara yang cukup dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan kotoran
macam pupuk kandang, pupuk kandang ayam memiliki nilai hara yang tertinggi
karena bagian cair tercampur dengan bagian padat. Pupuk kandang ayam
14
(Musnamar, 2007). Tabel 2 menunjukkan komposisi hara berbagai jenis pupuk
kandang.
lain. Hal ini sangat berkaitan dengan berbagai faktor, seperti takaran pupuk, jenis
tanahnya. Jenis pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam mengandung N, P,
K dan unsur hara penting lainnya yang lebih tinggi dibanding dengan pupuk
meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan
unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka
terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi (Rauf dkk.,
15
Menurut penelitian Rahma (2018), Pemberian pupuk organik kotoran sapi
dan pupuk anorganik NPK majemuk berpengaruh nyata tergadap jumlah helai
daun, jumlah cabang akar dan berat berangkasan basah tanaman selada.
mentah. Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna, tekstur,
menempel pada batang dan tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-
50 cm atau lebih. Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam
tergantung varietasnya. Tinggi tanaman selada daun 30-40 cm dan tinggi tanaman
panen selada dicirikan dengan warna daun hijau muda/segar dengan diameter
16
batang antara 1 cm. Pemanenan selada dilakukan dengan menghilangkan tanah di
hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Pada
penanaman di dataran tinggi, selada cepat berbunga (Sunarjono, 2014). Suhu yang
cocok bagi pertumbuhan selada adalah 15-25ºC (Aini dkk., 2010). Waktu
bercocok tanam yang direkomendasikan ialah pada saat akhir musim penghujan,
namun selada juga dapat ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau
udara yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman selada yang
disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, sedangkan jika kelembaban udara
cukup karena sinar matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman
pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang
cukup banyak mengandung bahan organik, gembur, remah dan tidak mudah
17
tergenang oleh air. Selada dapat tumbuh dengan baik pada pH 5,0 - 6,5. Bila pH
18
BAB III
BAHAN DAN METODE
sekitar 10 m di atas permukaan laut (dpl), keasaman tanah (pH) 6,5 dan tekstur
tanah lempung berpasir. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
sampai Juli 2020. Lahan penelitian berjenis tanah alluvial (Profil Kota Medan,
2015-2019).
parang, tali plastik, kantong plastik bening, dan selang air. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah benih selada Grand Rapids Lettuce F1, pupuk hayati
Mutirara, pestisida perasan ekstrak bawang putih, Decis 2,5 EC, Antracol 70 WP
terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu: konsentrasi pupuk hayati EM-4 dan dosis
19
E0 : 0 ml/liter air (kontrol)
E1 : 10 ml/liter air.
Faktor 2: dosis pupuk kandang ayam (A) yang diperkaya dengan pupuk
22,5 g/m2 pupuk NPK setara dengan 225 kg NPK/ha (½ dosis anjuran)
2015), maka dosis per petak dapat dihitung dengan memakai rumus sebagai
berikut:
1m 2
= x 20.000 kg
10000 m2
Dosis anjuran pupuk NPK untuk tanaman sayuran adalah 450 kg/ha
(Pirngadi, dkk., 2005). Kebutuhan per petak dapat dihitung dengan memakai
20
1m 2
= x 450 kg
10000 m2
= 0,0001 x 450 kg
= 0,45 kg = 45 g/petak
petak 40 cm, jarak antar ulangan 60 cm, jarak tanam 20 cm x 20 cm, jumlah
4 (EM-4) taraf ke-i dan perlakuan dosis pupuk kandang ayam diperkaya
µ = Nilai tengah
(EM-4) taraf ke - i
21
βj = Pengaruh faktor perlakuan dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk
NPK taraf ke - j
taraf ke-i dan dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK taraf ke - j
Kk = Pengaruh kelompok ke – k
taraf ke-i, faktor perlakuan dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK
Hasil analisis sidik ragam yang nyata atau sangat nyata pengaruhnya
dilanjutkan dengan uji jarak Duncan pada taraf uji α = 0,05 dan α = 0,01 untuk
Sebelum benih selada disemai, terlebih dahulu benih direndam dengan air
benih ditanam pada media tanah yang ditempatkan pada tray atau nampan semai
yang sudah disiapkan. Benih yang telah disemai ditutup kembali dengan tanah,
dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Lahan penelitian yang akan digunakan dibersihkan dari gulma atau dan
hingga gembur agar sirkulasi udara dalam tanah menjadi baik. Setelah tanah
22
30 cm, jarak antar petak 40 cm dan jarak antar ulangan 60 cm lalu permukaan
Setelah berumur 2 minggu atau sudah memiliki 4-5 helai daun tanaman
cm x 20 cm. Bibit tanaman ditanam pada lobang yang telah disediakan dengan 1
tanaman setiap lobang tanam lalu di bumbun kembali dengan tanah. Setelah itu,
segera dilakukan penyiraman pada petakan yang baru saja ditanam hingga cukup
kali sesuai, yakni 7 hari setelah pindah tanam (HSPT) dan 14 HSPT dengan cara
kemudian tanah hasil semprotan dicampur merata, hal ini bertujuan supaya
satu minggu sebelum tanam. Pupuk kandang ayam dengan pupuk NPK dicampur
pupuk NPK dilakukan dengan cara membenamkan ke dalam media tanam sampai
23
3.6 Pemeliharaan Tanaman
3.6.1 Penyiraman
pertumbuhan tanaman yaitu, pada pagi dan sore hari dengan menggunakan
gembor. Apabila terjadi hujan, maka penyiraman tidak dilakukan dengan syarat
3.6.2 Penyulaman
mengganti tanaman selada yang tidak tumbuh pada saat pindah tanam akibat
sore hari.
yang dimulai pada umur 7 HSPT. Penyiangan dilakukan untuk membuang gulma
agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman dalam menyerap unsur hara.
tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah serta sekaligus menggemburkan
Untuk menjaga tanaman selada dari serangan hama, penyakit serta jamur,
ekstrak bawang putih untuk mengendalikan hama ulat daun dan untuk ulat tanah
24
(Agrotis sp) digunakan insektisida decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5 ml/liter
air.
tanaman selada yang sering diakibatkan oleh cendawan atau jamur digunakan
3.6.5 Pemanenan
selada yang sudah saatnya dipanen dicirikan dengan daun berwarna hijau segar
dan diameter batang lebih kurang 1 cm. Pemanenan dilakukan dengan mencabut
hasil panen dicuci dan dibersihkan dari sisa tanah. Hasil panen tanaman sampel
dipisahkan dari tanaman yang bukan sampel dan diletakkan dalam wadah lain
Tanaman yang dijadikan sebagai sampel dipilih secara acak, tidak termasuk
tanaman bagian pinggir. Tanaman yang dijadikan sampel diberi patok atau kayu
sebagai tanda. Parameter yang diukur meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
bobot basah tanaman, bobot jual tanaman, dan produksi per hektar.
25
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris. Tinggi tanaman
diukur dari pangkal batang sampai ujung daun yang tertinggi. Pengukuran
dilakukan pada 7, 14, 21, dan 28 HSPT. Sebagai batas pengukuran tinggi tanaman
dibuat patok dan ditandai pada pangkal akar sebagai batas mulai pengukuran.
26
3.7.2 Jumlah Daun
Jumlah daun yang dihitung yaitu daun yang sudah membuka sempurna,
dengan cara menghitung manual helai daun satu persatu setiap tanaman.
menempel pada akar dan daun tanaman. Penimbangan dilakukan pada saat panen
(30 HSPT).
panen dengan cara membuang bagian akar dan daun-daun tanaman yang sudah
analitik.
Produksi tanaman selada per hektar dihitung setelah panen, produksi per
hektar dihitung dengan cara mengkonversi bobot basah jual per petak ke hektar.
Produksi per petak diperoleh dengan menghitung seluruh tanaman pada petak
panen percobaan tanpa mengikut sertakan tanaman pinggir. Produksi tanaman per
Luas/ha
P = Produksi petak panen x 2
L(m )
dimana : P = Produksi selada per hektar (ton/ha)
27
L = Luas petak panen (m2)
Petak panen adalah produksi petak tanam dikurangi satu baris bagian
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14, 21 HSPT, tetapi
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 28 HSPT. Dosis pupuk
kandang ayam diperkaya pupuk NPK dan interaksinya dengan konsentrasi EM4
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman selada pada semua umur
pengamatan.
Data hasil rataan tinggi tanaman selada pada umur 7, 14, 21, 28 HSPT
pupuk kandang ayam yang diperkaya pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 3, 4, 5
dan 6.
Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A1 (2 kg/m2 + A2 (2 kg/m2 +
A0 (2 kg/m2) 11.25 g 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
29
E0 (0 ml/liter air) 4.92 4.82 5.01 4.91
E1 (10 ml/liter 5.10 5.08 4.63 4.90
air)
Rataan (cm) 7.47 7.36 7.32
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F
Tabel 4. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 14 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/ liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 7.30 7.56 7.16 7.34
E1 (10 ml/liter
air) 7.56 7.81 7.02 7.46
Rataan (cm) 7.43 7.68 7.09
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F
Tabel 5. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 21 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m )2
NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 11.02 11.26 10.10 10.79
E1 (10 ml/liter
air) 11.45 11.4 10.96 11.27
Rataan (cm) 11.23 11.33 10.53
30
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F.
Tabel 6. Rataan Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT Akibat Perlakuan
Konsentrasi Effective Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Tinggi Tanaman Selada (cm) Rataan (cm)
Effective
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m )2
NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 20.45 19.92 20.71 20.35 A
E1 (10 ml/liter
air) 21.26 22.56 21.20 21.67 B
Rataan (cm) 20.85 21.24 20,95
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf∝=0.01 (huruf besar) dan berbeda nyata pada taraf
∝=0.05 (huruf kecil) berdasarkan Uji Jarak Duncan.
(EM-4) yang menghasilkan rataan tinggi tanaman tertinggi pada umut 28 HSPT
31
Gambar 1. Hubungan Konsentrasi Effectivite Microoganisms-4 (EM-4) dengan
Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT
HSPT berbentuk linier positif, yang berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi
dan 28 HSPT tercantum pada Tabel Lampiran 9, 11, 13 dan 15, sedangkan hasil
sidik ragamnya tercantum pada Tabel Lampiran 10, 12, 14, dan 16. Berdasarkan
hasil dari uji sidik ragam jumlah daun tanaman diketahui bahwa bahwa
yang diperkaya NPK, dan interakai antara keduanya berpengaruh tidak nyata
Data hasil rataan jumlah daun tanaman selada pada umur 7, 14, 21, dan 28
32
dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7, 8, 9
dan 10.
Tabel 7. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 7 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 3.06 3.06 3.13 3.08
E1 (10 ml/liter
air) 3.46 3.06 2.86 3.12
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F
Tabel 8. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 14 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 4.66 4.53 4.6 4.59
E1 (10 ml/liter
air) 5.26 4.86 4.53 4.88
Rataan (helai) 4.96 4.69 4.56
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F
33
Tabel 9. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 21 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/ liter
air) 7.26 7.53 6.86 7.21
E1 (10 ml/liter
air) 8.13 7.86 7.06 7.68
Rataan (helai) 7.69 7.69 6.96
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F
Tabel 10. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada Pada Umur 28 HSPT Akibat
Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk
Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Jumlah Daun Tanaman Selada (helai) Rataan
Effective (helai)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupupk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 13.73 13.93 12.53 13.39
E1 (10 ml/liter
air) 14.2 13.93 14.00 14.04
Rataan (helai) 13.96 13.93 13.26
Keterangan : Tidak dilanjutkan uji jarak Duncan karena berpengaruh tidak nyata
pada uji F.
34
4.3 Pengaruh Konsentrasi Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis
Pupuk Kandang Ayam Diperkaya Pupuk NPK terhadap Bobot Basah
Panen Tanaman Selada
Data hasil pengamatan bobot basah panen tanaman selada tercantum pada
Tabel Lampiran 17, sedangkan sidik ragam disajikan pada Tabel Lampiran 18.
Berdasarkan hasil dari uji sidik ragam diperoleh bahwa konsentrasi Effective
namun dosis pupuk kandang ayam yang diperkaya NPK dan interaksi dengan
konsentrasi EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah panen tanaman
selada.
Data hasil rataan bobot basah panen tanaman selada akibat perlakuan
Tabel 11. Rataan Bobot Basah Panen Tanaman Selada Akibat Pemberian
Effective Microorganisms - 4 (EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang
Ayam Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Bobot Basah Panen (g/petak) Rataan
Effective (g/petak)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m )2
NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 1490.33 1676.33 1423.33 1.530.00 a
E1 (10 ml/liter
air) 1772.66 1893.33 1733.00 1.783.00 b
Rataan (g/petak) 1631.49 1784.83 1578.16
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama
berbeda tidak nyata pada taraf∝=0.01 (huruf besar) dan taraf∝=0.05 (huruf
kecil) berdasarkan Uji Jarak Duncan.
(EM-4) yang menghasilkan rataan bobot basah panen tertinggi terdapat pada
35
konsentrasi 10 ml/liter air (E1). Perlakuan E1 ini berbeda nyata dengan perlakuan
E0.
1,850
1,800 1,783
Bobot Basah Panen (g/petak)
1,650
1,600
1,530
1,550
1,500
1,450
1,400
0 2 4 6 8 10 12
Effective Microorganisms-4 (ml/liter air)
Tabel Lampiran 19, sedangkan sidik ragamnya pada Tabel Lampiran 20.
dosis pupuk kandang ayam yang diperkaya NPK dan interaksinya dengan
36
konsentrasi EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah jual tanaman
selada.
Data hasil rataan bobot basah jual tanaman selada akibat perlakuan
Tabel 12. Rataan Bobot Jual Selada Akibat Pemberian Konsentrasi Effective
Microorganisms-4 (EM-4) dan Dosis Pupuk Kandang Ayam
Diperkaya Pupuk NPK
Konsentrasi Bobot Jual Panen (g/petak) Rataan
Effective (g/petak)
Dosis Pupuk Kandang Ayam Diperkaya
Microorganisms
Pupuk NPK (kg/m2)
-4 (ml/liter air)
A0 (2 kg/m2) A1 (2 kg/m2 A2 (2 kg/m2
+ 11.25 g + 22.50 g
NPK/m2) NPK/m2)
E0 (0 ml/liter air) 1490.33 1676.33 1423.33 1.364.222 a
E1 (10 ml/liter
air) 1772.66 1893.33 1733.00 1.611.889 b
Rataan (g/petak) 1631.49 1784.83 1578.16
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom atau baris yang sama
berbeda tidak nyata pada taraf∝=0.01 (huruf besar) dan taraf∝=0.05 (huruf
kecil) berdasarkan Uji Jarak Duncan.
37
1650
1611
1600 f(x) = 24.7 x + 1364
R² = 1
1550
Bobot Basah Jual (g/petak)
1500
1450
1400
1364
1350
1300
1250
1200
0 2 4 6 8 10 12
Effective Microorganisms-4 (ml/liter air)
positif.
Lampiran 21, sedangkan daftar sidik ragamnya dicantumkan pada Tabel Lampiran
22. Berdasarkan uji sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan konsentrasi Effective
namun dosis pupuk kandang ayam yang diperkaya NPK dan interaksinya dengan
konsentrasi EM-4 berpengaruh tidak nyata terhadap produksi tanaman selada per
hektar.
38
Data hasil rataan produksi tanaman selada akibat perlakuan konsentrasi
selada adalah konsentrasi 10 ml/liter air (E1), yakni sebesar 44.769 ton/ha.
39
46
44.769
42
40
37.879
38
36
34
0 2 4 6 8 10 12
Effective Microorganisms-4 (ml/liter air)
linier positif.
40
BAB V
PEMBAHASAN
pada umur pengamatan 7, 14, dan 21 HSPT, dan jumlah daun pada semua
HSPT, bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada.
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14 dan
21 HSPT tanaman selada, namun berpengaruh nyata pada umur 28 HSPT pada
tanaman selada. Hal ini diduga mikroorganisme yang ada di dalam Effective
dan mengurai bahan organik yang ada di dalam tanah sehingga menjadi tersedia
bagi tanaman dan mampu diserap oleh akar tanaman. Effective Microorganisms -
4 (EM-4) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14, dan
21 HSPT diduga karena akibat turun hujan pada malam hari setelah aplikasi EM-4
oleh air hujan, hal ini diperkuat dengan data curah hujan yang tinggi saat
penelitian yaitu 200 mm pada bulan juli 2020. Dilihat dari tinggi tanaman pada
unsur hara mikro lainnya diduga telah tersedia dan tercukupi untuk pertumbuhan
tanaman yang berasal dari hasil dekomposisi bahan organik yang terdapat dalam
41
tanah. Disamping itu kultur mikrobia yang ada di dalamnya dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (1994)
hasil analisa secara statistik dapat diketahui grafik membentuk garis linier,
sehingga semakin banyak dosis yang diberikan hingga 10 ml/liter air akan
terhadap jumlah daun pada semua umur pengamatan tanaman selada. Hal ini
diduga daun yang terbentuk tidak dipengaruhi dengan adanya pemberian Effective
Microorganisms - 4 (EM-4). Sifat genetik yang dibawa oleh tanaman dan adaptasi
yang nyata terhadap laju petumbuhan daun dimana penyinaran yang optimum
dibutuhkan oleh tanaman terkhusus daun untuk kegiatan fotosintesis. Hal lain
yang diduga disebabkan karena faktor curah hujan yang cukup tinggi pada saat
oleh air hujan pada aplikasi yang pertama (7 HSPT), sehingga mikroorganisme
42
Hal ini sesuai dengan literatur Musnamar (2007), yang menyatakan bahwa
kandungan unsur hara pupuk dapat hilang karena beberapa faktor, antara lain
diantaranya tulang-tulang daun terjadi bercak bersudut, bewarna hijau muda pucat
sampai kuning. Pada permukaan bawah daun dapat berbentuk kapang (jamur)
putih. Bagian daun yang terinfeksi saling berhubungan dan berubah menjadi
bercak coklat yang besar. Penyakit yang menyerang pada waktu tanaman masih
kecil menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan terhambat, jika tanaman yang
sudah besar terinfeksi jamur Bremia lactucae, maka banyak daun yang harus
dibuang (Semangun, 2007). Penyakit busuk daun yang menyerang tanaman selada
terhadap bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada. Hal
4) yang diaplikasikan kedalam tanah telah merombak dan mengurai bahan organik
yang ada di dalam tanah sehingga menjadi tersedia bagi tanaman dan mampu
43
daun, luas daun, dan tinggi tanaman. Bobot basah tanaman dipengaruhi oleh kadar
air dan kandungan unsur hara yang ada di dalam sel-sel jaringan tanaman. Hasil
(EM-4) berpengaruh nyata terhadap bobot basah panen, bobot basah jual dan
sebagai kombinasi pupuk dapat memberikan hasil yang optimal pada parameter
perpanjangan akar dan pangkal bulu akar. Sumber energi yang mereka sukai
adalah asam organik seperti malat, suksinat, laktat, dan piruvat. Menurut
Lahadassy dkk (2007), untuk mencapai bobot segar tanaman yang optimal,
tanaman masih membutuhkan banyak energi maupun unsur hara agar peningkatan
jumlah maupun ukuran sel dapat mencapai optimal serta memungkinkan adanya
peningkatan kandungan air tanaman yang optimal pula. Hal ini sesuai dengan
parameter produksi tanaman, dimana diperoleh rataan bobot basah panen, bobot
basah jual dan produksi tanaman selada paling berat terdapat pada konsentrasi 10
ml/liter air (E1) diperoleh hasil rataan bobot basah panen sebesar 1783 g/petak,
bobot basah jual sebesar 1611,88 g/petak, dan produksi tanaman selada sebesar
44.76 ton/hektar. Pendapat ini didukung oleh Rahma (2014), adanya peningkatan
biomassa dikarenakan tanaman menyerap air dan hara lebih banyak, unsur hara
44
memacu perkembangan organ pada tanaman, sehingga tanaman dapat menyerap
hara dan air lebih banyak dan mempengaruhi peningkatan bobot basah tanaman.
Hasil dari deskripsi tanaman varietas Grand Rapid sebesar 26-28 ton/ha, jika
tertinggi sebesar 44,76 ton.ha dan terendah 37,87 ton.ha. Persentase perbandingan
tempat dilakukan penelitian ini sudah baik, bahkan pada tanpa perlakuan EM-4
melalui penambahan hara makro dan mikro hasil mineralisasinya. Bahan organik
juga merupakan sumber asam humus yang dapat meningkatkan kemampuan tanah
mengikat kation. Bahan organik juga merupakan sumber asam humus yang dapat
NS. 2008). Berdasarkan hasil analisis (Tabel 2), pupuk kandang ayam memiliki
kandungan Nitrogen (N) 1,5%, Phospor (P) 1,3%, Kalium (K) 0,8%, dan C-
memiliki kadar hara yang relatif rendah tetapi dapat diperkaya dengan
berdasarkan dari hasil sidik ragam diperoleh bahwa pemberian pupuk kandang
ayam diperkaya pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan
jumlah daun pada semua umur tanaman. Diduga pemberian yang bersamaan
45
tersebut mengakibatkan kebutuhan unsur hara pada tanaman menjadi tidak
seimbang, karena sifat pupuk kandang ayam yang membutuhkan waktu yang lama
untuk terurai atau terdekomposis, sedangkan sedangkan pupuk NPK relatif segera
tersedia. Pengpalikasian pupuk NPK yang relatif tersedia dan cepat diserap oleh
waktu pengaplikasian yang kurang tepat bagi pupuk NPK tetapi tepat bagi pupuk
kandang ayam. Pupuk NPK yang diaplikasikan jauh hari sebelum fase awal
lebih banyak. Penggunaan dosis NPK yang diaplikasikan yaitu sebanyak setengah
dan seperempat dosis anjuran diduga belum dapat mencukupi atau memenuhi
daun tanaman selada. Hal ini diduga daun yang terbentuk tidak dipengaruhi
dengan adanya pemberian pupuk kandang ayam. Menurut Gardner, Pearce dan
dan lingkungan. Kelemahan pupuk organik yang bersifat lebih lambat terurai,
karena pupuk organik bersifat slow release sehingga belum memberikan pengaruh
berimbang pada tanaman selada. Karena tersedianya unsur hara dalam jumlah
mengakibatkan beberapa organ tanaman tumbuh cepat, hal ini didukung oleh
46
Buckman dan Brady (1982), untuk medapatkan pertumbuhan yang baik, maka
nyata terhadap bobot basah panen, bobot basah jual dan produksi tanaman selada.
Hal ini diduga penyebab dari faktor eksternal dimana keadaan lingkungan
penelitian, lahan yang dipakai untuk penelitian merupakan lahan yang sebelumnya
dipakai untuk menanam tanaman lain dan telah dilakukan berbagai jenis pupuk
sehingga unsurnye masih tersedia. Ada juga yang disebabkan banyak tanaman
yang terinfeksi busuk daun yaitu menggalami pembusukan dan daun mengering
serta daun berlubang kemudian menjadi layu dan rontok akibat pengaruh curah
hujan yang tinggi sehingga menyebabkan kondisi tanah menjadi lembab. Hasil
Mutiara pada dosis 450 kg/ha berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun,
Pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini
diduga dosis pupuk kandang ayam diperkaya pupuk NPK belum mampu
mencukupi unsur hara yang di butuhkan tanaman selada dalam status tersedia
Prawiranata, dkk (2001), tidak terjadinya pengaruh interaksi dua faktor perlakuan
47
dapat terjadi karena kedua faktor tidak mampu bersinergi atau bekerjasama karena
pengaruh dari pupuk kandang ayam karena sifatnya yang sejalan. Kemungkinan
lainnya adalah Penggunaan pupuk kandang sebagai sumber bahan organik untuk
48
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
berikut:
terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14 dan 21 HSPT, jumlah daun pada
tanaman umur 28 HSPT, bobot basah panen, bobot basah jual dan
panen, bobot basah jual dan produksi per hektar tanaman selada berbentuk
linier positif.
6.2 Saran
dahulu agar mengetahui sifat fisik, kimia dan biologi pada lahan penelitian
tersebut.
49
2. Pengaplikasian pupuk kandang ayam dan pupuk NPK sebaiknya tidak
berbeda.
50
DAFTAR PUSTAKA
Brklacich, M. Bryant, C.R. dan Smith,B. 1991. Review and Appraisal of Concept
of Sustainable Food Production Systems. Environ. Management. 15(1). 1-
14.
Cahyono. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya: Jakarta. 117 hal.
Duaja W. 2012. Pengaruh Pupuk Urea Pupuk Organik Padat dan Cair Kotoran
Ayam Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Selada Keriting di
Tanah Inceptisol. Kupang. Nusa Cendana University.
Effi I, M. 2009. Pupuk Organik, Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar
swadaya. Jakarta.
Gardner, F. G., R.B. Pearce and RR. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya, Universitas Indonesia, Jakarta.
Hartatik dan Widowati. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar
Litbang Sumberdaya lahan Pertanian Badan penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Kaya, E. 2014. Pengaruh pupuk organik dan pupuk NPK terhadap pH dan K-
tersedia tanah serta serapan K pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza
sativa L.). Buana Sains vol.14 (2): 113-122.
Lahadassy. J., Mulyati A.M dan A.H Sanaba. 2007. Pengaruh Konsentrasi Pupuk
Organik Padat Daun Gamal terhadap Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem,
Vol 3.
51
Lingga, P. 2004. Petunjuk dan Cara Pemupukan. Jakarta. Bathara Karya Aksara.
Marsono dan Sigit P, 2008. Pupuk Akar dan Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Novriani. 2014. Respon Tanman Selada (Lactuca sariva L.) Terhadap Pupuk
Organik Asal Sampah Organik. Klorofil. 9 (2): 57-61.
Pracaya. 2004. Bertanam Sayur Organik di Kebun Pot dan Polibag. Penebar
Swadaya. Jakarta. 112 hal.
52
Prawiranata, W. Said H. dan Tjondronegoro, P. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan Jilid II. Departemen Botani. Fakultas Pertanian.
InstitutPertanian Bogor
Qo’idah N. 2015. Pengaruh Pemberian Bioaktivator EM4 dan Ragi Tempe Pada
Limbah Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum
Lycopersicum L.). Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan.
Semarang.
Raihan, H, S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi lahan kering sulfat masam
berdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman jagung. J. Ilmu pertanian Vol 9
(1): 20-28.
Syafruddin, dan Safrizal HD. 2013. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi
EM4 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai (Capsicum Annum L.)
Pada Tanah Entisol. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Jurnal
Agrista Vol. 17 No. 2. Banda Aceh.
53
Skripsi. [Internet]. [diunduh 5 Juni 2020]. Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/24006.
Vinolina, N,S. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Cair
Nipka Plus terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca
Siativa L.). Bidang ilmu pertanian. Vol. 6. No. 2. Universitas
Sisingamagaraja XII Medan.
Wididana, G.N. 1994. Aplication Of Effective Microorganism (EM) and Bokhasi
on Natural Farming. Bulletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 47-54.
Zulkarnain, 2005. Pertumbuhan dan Hasil Selada pada Berbagai Kerapatan
Jagung dalam Pola Tumpang Sari, Ilmu-ilmu Pertanian, Universitas Jambi,
Vol. 1,No. 2, hal. 94-101, ISSN : 1858-1226
54
LAMPIRAN
Tabel Lampiran 2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.428 0.214 0.938tn 4.10 7.56
A 1 0.001 0.001 0.006tn 4.96 10.04
B 2 0.117 0.058 0.255tn 4.10 7.56
AB 2 0.360 0.180 0.789tn 4.10 7.56
Galat 10 2.282 0.228
Total 17 3.188
Koefisien Keragaman = 9.7 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 14 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 4.445 2.222 1.793tn 4.10 7.56
A 1 0.072 0.072 0.058tn 4.96 10.04
B 2 1.065 0.532 0.429tn 4.10 7.56
AB 2 0.152 0.076 0.061tn 4.10 7.56
Galat 10 12.398 1.240
55
Total 17 18.132
Koefisien Keragaman = 15.0 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 21 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 7.620 3.810 1.286tn 4.10 7.56
A 1 1.022 1.022 0.345tn 4.96 10.04
B 2 2.268 1.134 0.383tn 4.10 7.56
AB 2 0.394 0.197 0.066tn 4.10 7.56
Galat 10 29.626 2.963
Total 17 40.931
Koefisien Keragaman = 15.6 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 2.024 1.012 1.335tn 4.10 7.56
A 1 7.788 7.788 10.275** 4.96 10.04
56
~linier 1 7.788 7.788 10.275** 4.96 10.04
B 2 0.483 0.242 0.319tn 4.10 7.56
AB 2 4.024 2.012 2.654tn 4.10 7.56
Galat 10 7.580 0.758
Total 17 21.899
Koefisien Keragaman = 4.1 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
Tabel Lampiran 9. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 7 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 3,2 2,6 3,4 9,2 3,06
E0A1 2,8 3 3,4 9,2 3,06
E0A2 2,6 3,6 3,2 9,4 3,13
E1A0 3,8 3,8 2,8 10,4 3,46
E1A1 2,8 3,4 3 9,2 3,06
E1A2 2,2 2,8 3,6 8,6 2,86
Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 7
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.404 0.202 0.817tn 4.10 7.56
A 1 0.009 0.009 0.036tn 4.96 10.04
B 2 0.231 0.116 0.467tn 4.10 7.56
AB 2 0.338 0.169 0.682tn 4.10 7.56
Galat 10 2.476 0.248
Total 17 3.458
Koefisien Keragaman = 16.0 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
Tabel Lampiran 11. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 14 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 4,8 4,8 4,4 14 4,66
E0A1 4,4 4,8 4,4 13,6 4,53
E0A2 3,8 4,8 5,2 13,8 4,6
E1A0 5,2 5,4 5,2 15,8 5,26
E1A1 4,8 5,4 4,4 14,6 4,86
E1A2 4,2 5 4,4 13,6 4,53
57
Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 14
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.804 0.402 3.027tn 4.10 7.56
A 1 0.376 0.376 2.826tn 4.96 10.04
B 2 0.498 0.249 1.873tn 4.10 7.56
AB 2 0.338 0.169 1.271tn 4.10 7.56
Galat 10 1.329 0.133
Total 17 3.344
Koefisien Keragaman = 7.7 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
Tabel Lampiran 13. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 21 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 7,6 7,8 6,4 21,8 7,26
E0A1 6,8 7,6 8,2 22,6 7,53
E0A2 5,2 7,6 7,8 20,6 6,86
E1A0 7,4 10,6 6,4 24,4 8,13
E1A1 7,6 8,2 7,8 23,6 7,86
E1A2 6,4 6,4 8,4 21,2 7,06
Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 21
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 0.804 0.402 3.027tn 4.10 7.56
A 1 0.376 0.376 2.826tn 4.96 10.04
B 2 0.498 0.249 1.873tn 4.10 7.56
AB 2 0.338 0.169 1.271tn 4.10 7.56
Galat 10 1.329 0.133
Total 17 3.344
Koefisien Keragaman = 7.7 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
Tabel Lampiran 15. Rataan Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 28 HSPT
Perlakuan Ulangan Total (helai) Rataan (helai)
I II III
E0A0 14 14 13,2 41,2 13,73
E0A1 11,2 15,4 15,2 41,8 13,93
E0A2 9 12,2 16,4 37,6 12,53
58
E1A0 14,2 17,6 10,8 42,6 14,20
E1A1 13,2 14,2 14,4 41,8 13,93
E1A2 10,8 12,6 18,6 42 14,00
Tabel Lampiran 16. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Selada pada Umur 28
HSPT
SUMBER DERAJAT JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN BEBAS KUADRAT HITUNG 5% 1%
Kelompok 2 25.231 12.616 1.770tn 4.10 7.56
A 1 1.869 1.869 0.262tn 4.96 10.04
B 2 1.871 0.936 0.131tn 4.10 7.56
AB 2 1.684 0.842 0.118tn 4.10 7.56
Galat 10 71.276 7.128
Total 17 101.931
Koefisien Keragaman = 19.5 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
59
Tabel Lampiran 19. Rataan Bobot Basah Jual Tanaman Selada
Perlakuan Ulangan Total (g) Rataan (g)
I II III
E0A0 1247 1368 1237 3852 1284,00
E0A1 1137 1727 1523 4387 1462,33
E0A2 1081 1652 1306 4039 1346,33
E1A0 1670 1715 1429 4814 1604,66
E1A1 1720 1753 1572 5045 1681,66
E1A2 1393 1372 1883 4648 1549,33
Tabel Lampiran 20. Sidik Ragam Bobot Basah Jual Tanaman Selada
SUMBER DERAJA JUMLAH RAGAM F F TABEL
KERAGAMAN T BEBAS KUADRAT HITUN 5% 1%
G
Kelompok 2 149.527.444 74.763.722 1.702tn 4.10 7.56
A 1 276.024.500 276.024.500 6.284* 4.96 10.04
~linier 1 276.024.500 276.024.500 6.284* 4.96 10.04
B 2 63.456.778 31.728.389 0.722tn 4.10 7.56
AB 2 12.190.333 6.095.167 0.139tn 4.10 7.56
Galat 10 439.243.889 43.924.389
Total 17 940.442.944
Koefisien Keragaman = 14.1 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
60
A 1 213.624 213.624 6.312* 4.96 10.04
~linier 1 213.624 213.624 6.312* 4.96 10.04
B 2 48.516 24.258 0.717tn 4.10 7.56
AB 2 9.293 4.647 0.137tn 4.10 7.56
Galat 10 338.436 33.844
Total 17 725.323
Koefisien Keragaman = 14.1 %
Keterangan : ** = sangat nyata, * = nyata, tn = tidak nyata
61
Tabel Lampiran 23. Deskripsi Tanaman Selada Varietas Grand Rapid
Sifat Uraian/Deskripsi
Asal Known You Seed Pte. Ltd, Taiwan
Silsilah Kode galur asal 953
Golongan varietas Menyerbuk silang
Bentuk tanaman Pendek kompak
Tinggi tanaman 27 – 32 cm
Umur panen 35 – 42 hari setelah tanam
Warna daun tertular Hijau kekuningan
Bentuk daun Kriting
Bentuk batang Silindris pendek
Diameter batang 2 – 3 cm
Warna bunga Kuning
Bentuk krop Tidak membentuk krop
Berat bersih pertanaman 570 – 635 g
Rasa Agak manis, renyah
Daya simpan pada suhu kamar 2 – 3 hari
Bentuk biji Oval pipih
Warba biji Coklat kehitaman
Hasil 26 - 28 ton/ha
Keterangan Beradaptasi dengan baik di
dataran rendah sampai tinggi
dengan ketinggian 600 – 1200 m
dpl pada suhu 15 - 20ºC
Pengusul CHANG Kuang Hsien (Known
You Seed Distribution (S.E.A)
Pte.Lte. Indoenesia
Representative Office)
Peneliti Huang Kuang Hsien (Known You
seed Pte. Ltd)
62
60 cm E1A0 E0A0 E0A2
U
63
E0A2 E0A1 E1A0
64
S
E0A1 E1A2 E0A0
5.4 m
65
Gambar 2. Pembuatan Bedengan Tanaman
66
Gambar 4. Benih Selada Varietas Grand Rapid
67
Gambar 6. Penanaman Tanaman Selada
68
Gambar 8. Penyakit Busuk Daun pada Tanaman Selada
69
Gambar 10. Tanaman Selada Umur 30 HSPT
70
Gambar 12. Supervisi Daring Oleh Dosen Pembimbing Utama dan Pendamping
71