Pemberian nutrisi parenteral akan disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan, jenis nutrisi
yang diperlukan, dan penyakit yang diderita. Sebagian pasien bisa mendapatkan nutrisi parenteral
selama beberapa waktu saja, tetapi ada pula pasien yang membutuhkan nutrisi parenteral seumur
hidupnya.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu mendapatkan nutrisi parenteral:
•Kanker pada saluran pencernaan, misalnya kanker lambung dan kanker usus besar
•Malabsorpsi
Pemberian nutrisi parenteral juga bisa dilakukan pada bayi yang tidak dapat mencerna nutrisi dari ASI
atau susu formula dengan baik, seperti pada kondisi necrotizing enterocolitis atau NEC.
Meski bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh, pemberian nutrisi secara
parenteral juga dapat menimbulkan beberapa risiko dan efek samping berikut ini:
•Sesak napas
•Gangguan elektrolit
•Gula darah naik berlebihan (hiperglikemia) atau justru menurun terlalu drastis (hipoglikemia)
•Pembekuan darah
•Gangguan fungsi hati
•Masalah pada empedu, misalnya pembentukan batu empedu atau radang empedu
•Berkurangnya kepadatan tulang, terutama pada pemberian nutrisi parenteral jangka pajang
Untuk mengantisipasi dan mencegah efek samping tersebut, dokter akan memantau kondisi pasien
selama memberikan nutrisi, obat, atau cairan secara parenteral.
Apabila efek samping yang muncul berpotensi membahayakan pasien, dokter akan menghentikan atau
mengurangi pemberian nutrisi atau obat secara parenteral selama beberapa waktu hingga kondisi
pasien membaik.