Anda di halaman 1dari 7

LAJU REAKSI

DISUSUN OLEH :
NAMA :
NIM :NH05200
KELAS : 1A
Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk
dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju
terhadap berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi
merupakan laju raksi bila konsentrasi dari masing-masing jenis adalah satu
(Keenan, 1984).
Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan satu
atau dua pengikut berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat.
Reaksi disebut bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan
konsentrasi pangkat tiga. Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada orde reaksi,
suatu reaksi yang merupakan proses satu tahap didefinisikan dengan
berdasarkan reaksinya yaitu reaksi dasar (Petrucci, 1982).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 g pelarut murni.
Sedangkan fraksi mol menyatakan perbandingan mol salah satu komponen
dengan jumlah mol semua komponen (Syukri, 1999).
Berdasarkan teori tumbukan yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya
reaksi molekul pereaksi haruslah saling bertumbukan sehingga sebagian
molekul pada tumbukan ini akan membentuk suatu molekul. Molekul yang akan
mampu bersifat mengaktivasi diri secara langsung. Molekul tersebut kemudian
berubah menjadi hasil reaksi agar reaksi dapat
membentuk kompleks yang akan aktif. Walaupun demikian, molekul-molekul
ini hanya akan mempunyai energi minimum yang disebut energi aktivasi
(Sukardjo, 2002).
Hukum laju reaksi merupakan suatu bentuk persamaan yang menyatakan
laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesi yang ada termasuk
produk-produk yang dihasilkan dalam reaksi tersebut.Hukum laju reaksi
mempunyai dua penerapan utama, yaitu penerapan teoritis yang merupakan
pemandu dalam mekanisme reaksi sedangkan penerapan praktiknya akan
dilakukan setelah mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta lajunya. Untuk
reaksi kimia sebagai berikut.
aA+bB→cC+dDaA+bB→cC+dD
Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah.
v=k[A]^m[B]^nv=k[A]m[B]n
Dengan:
v = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
[A] = Konsentrasi zat A
[B] = Konsentrasi zat B
m = Orde terhadap zat A
n = Orde terhadap zat B
Persamaan laju reaksi untuk suatu zat a dapat ditulis sebagai berikut.
R_A=\frac{n}{t}RA=tn ​ ​

R  = Laju reaksi
A

n = Jumlah mol zat A yang terbentuk


t = Waktu
R  memiliki harga positif jika zat tersebut terbentuk dan akan memiliki harga negatif jika
a

zat tersebut digunakan untuk bereaksi (Atkins, 1996).


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan reaksi.
1. Konsentrasi. Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula dan
sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa
reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematis yang dikenal dengan hukum laju
reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi.
Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan pengaruh seberapa besar
perubahan konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi (Charles, 2004).
2. Luas permukaan. Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang
berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya.
Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan
satu sama lain. Dalam sistem reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang yang bersentuhan dari
kedua fase yang bereaksi. Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul-molekul, atom-atom, atau ion-
ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Semakin luas permukaan suatu reaksi maka
semakin cepat reaksi itu berlangsung (Charles, 1882).
3. Suhu/temperatur. Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah. Laju reaksi meningkat
dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 10°C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi
sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu atau
menyebabkan semakin cepatnya molekul-molekul bergerak sehingga memperbesar kemungkinan
terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan suatu reaksi dapat berlangsung disebut energi aktivasi
(Chang, 2001).
4. Katalis. Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan zat lain yang
disebut dengan katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis
menurunkan energi energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan membentuk tahap-tahap reaksi yang
baru. Ada dua jenis katalis yaitu katalis homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang jenis
katalis ini umumnya ikut bereaksi tetapi pada akhirnya reaksi akan kembali ke bentuk semula. Katalis
heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat yang bereaksi jenis katalis ini umumnya
logam-logam dan reaksi yang tercepat umumnya pada gas (Supardi, 2008).
Orde suatu reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju
berbentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi merupakan bilangan bulat dan kecil
namun dalam beberapa kasus dapat berupa bilangan pecahan atau nol. Orde reaksi
terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri.
Reaksi harga n memberikan orde reaksi jika n = 0 maka laju reaksinya disebut orde nol
terhadap X. Hal ini berarti bahwa perubahan konsentrasi tidak berpengaruh pada laju
reaksi (Chang, 2001).
Teori tumbukan pada kinetika kimia menyatakan bahwa molekul gas sering
bertumbukan satu dengan yang lainnya. Jadi sangat masuk akal jika kita
menganggapnya benar bahwa reaksi kimia berlangsung sebagai akibat dari tumbukan
antar molekul-molekul yang bereaksi. Dari segi teori tumbukan dari kinetika kimia
maka kita perkirakan laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan
molekul per detik atau berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul.
Sifat fisika dan kimia dari HCl adalah memiliki massa molar 38,34 gram per
mol, cairan tidak berwarna, tidak berbau, memiliki massa jenis 1,18 gram per cm ,
3

memiliki titik lebur -27,32°C, memiliki titik didih 48°C dan terlarut sepenuhnya dalam
air. Sifat fisika dan kimia dari Na S O  adalah memiliki massa molar 158,11 gram per
2 2 3

mol (anhidrat) dan 248, 18 gram per mol (pentahidrat), berpenampilan seperti kristal
putih, tidak berbau, memiliki massa jenis 1,667 gram per cm , memiliki titik lebur
3

48,3°C, memiliki titik didih 100°C, memiliki kelarutan dalam air 70,1 gram per Ml
pada suhu 20°C dan dalam suhu ruangan keduanya berwujud cair (Jolly, 1984).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai