Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FARMASI RUMAH SAKIT

“Formularium Rumah Sakit”

OLEH :
KELOMPOK IV

ALVINA RAHMADANI NH0520005


ANASTASYA A.SITANIA NH0520007
EDI RISALDI NH0520015
ELIS DANGKENG NH0520016
FRISCA GRASELIA NH0520022
INDRA NH0520028
MELAN MAWARNI NH0520029

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGAFARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karna berkat
limpahan rahmat dan karunian-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Formularium Rumah Sakit”

Makalah ini telah kami susun dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya. Makalah ini dapat terselesaikan karna bantuan dari beberapa pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama pengerjaan
makalah ini. Oleh karena itu, kami menyampaikan banyak terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan bauik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena
itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
membangun untuk menyempurnakan makalah kedepannya.

Akhir kata kami berharap semogah makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca.

Makassar, 30 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I........................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................2
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan Masalah..............................................................................4
BAB II........................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Defenisi Rumah Sakit.....................................................................4
B. Defenisi Formularium.....................................................................5
C. Sistematika Formulariu Rumah Sakit..............................................6
D. Kriteria Pemilihan Obat Untuk Masuk Formularium RS.................6
E. Format Dan Isi Formularium RS......................................................7
F. Tahapan Penyusunan Formularium RS............................................8
G. Evaluasi Obat Untuk Formularium RS.............................................8
H. Keuntungan Memakai Sistem Formula............................................9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dalam


pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk pelayanan obat sesuai dengan
kebutuhan medis. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan fasilitas
kesehatan bertanggung jawab atas ketersediaan obat, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dalam penyelenggaraan program Jaminan
Kesehatan sesuai dengan kewenangannya. Sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang mengatur mengenai Jaminan (Kemenkes,
2020).

Kesehatan, disebutkan bahwa Formularium Nasional (Fornas)


merupakan daftar obat terpilih sebagai pedoman dalam pelayanan
kesehatan. Tujuan utama pengaturan obat dalam Fornasuntuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui peningkatan efektivitas
dan efisiensi pengobatan sehingga tercapai penggunaan obat rasional
(Kemenkes, 2020).

Demikian pula di rumah sakit, sesuai dengan Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit bahwa Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk
semua penulis resep, pemberi obat, dan penyedia obat sebagai pedoman
pemilihan dan penggunaan obat di rumah sakit (Kemenkes, 2020).

Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan


penggunaan obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim
Farmasi dan Terapi dan ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit.
Formularium Rumah Sakitdapat dilengkapi dengan mekanisme kerja
Komite/Tim Farmasi dan Terapi serta tata kelola Formularium Rumah
Sakit. Formularium Rumah Sakit bermanfaat dalam kendali mutu dan
kendali biaya obat yang akan memudahkan pemilihan obat yang rasional,
mengurangi biaya pengobatan, dan mengoptimalkan pelayanan kepada
pasien (Setya, 2017).

Penyusunan Formularium Rumah Sakit selain mengacu kepada


Fornas, juga mengacu pada Panduan Praktik Klinis rumah sakit serta
mempertimbangkan hasil evaluasi penggunaan obat di rumah sakit.
Menurut standar akreditasi rumah sakit, Formularium Rumah Sakit
mengacu pada peraturan perundang-undangan dan didasarkan pada misi
rumah sakit, kebutuhan pasien, serta jenis pelayanan yang diberikan.
Pemantauan dan evaluasi Formularium Rumah Sakit dilakukan terhadap
kepatuhan penggunaan Fornas dan kepatuhan penggunaan Formularium
Rumah Sakit (Setya, 2017).

Indikator pada Akreditasi Rumah Sakit terkait formularium adalah


tersedianya regulasi organisasi yang menyusunFormularium Rumah Sakit,
pemantauan terhadap penggunaan obat barupada formularium,
pemantauan kepatuhan terhadap formularium baik dari persediaan maupun
penggunaannya, serta adanya reviu formularium secara berkala.
Penyusunan Formularium Rumah Sakit berdasarkan kriteria yang disusun
secara kolaboratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(Kemenkes, 2020).

Pada praktiknya, format formularium sangat bervariasi tergantung


kepada interpretasi masing-masing rumah sakit. Untuk itu perlu disusun
pedoman penyusunan Formularium Rumah Sakit. Formularium rumah
sakit yaitu daftar obat baku yang dipakai oleh rumah sakit dan dipilih
secara rasional, serta dilengkapi dengan penjelasan sehingga merupakan
informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik rumah sakit.
Formularium rumah sakit (FRS) adalah suatu daftar obat baku beserta
peraturanya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di
suatu rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat
yang sah dan kebutuhan pasien di rumah sakit (Kemenkes, 2020).

B. Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi Rumah sakit?


2. Apa yang dimaksud dengan Formularium Rumah Sakit?
3. Apa yang dimaksud dengan Komite Tim farmasi dan terapi?
4. Bagaimana Sistematika Formularium Rumah Sakit?
5. Apa Kriteria Pemilihan Obat untuk masuk Formularium Rumah
sakit?
6. Bagaimana Format dan Isi Formularium Rumah sakit?
7. Bagaimana Tahapan Penyusunan Formularium Rumah sakit?
8. Evaluasi Obat Untuk Formularium Rumah sakit?
9. Apa saja Keuntungan Memakai Sistem Formularium?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Defenisi Rumah sakit.
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Formularium Rumah
Sakit.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Komite Tim farmasi
dan terapi.
4. Untuk mengetahui Sistematika Formularium Rumah Sakit.
5. Untuk mengetahui Kriteria Pemilihan Obat untuk masuk
Formularium Rumah sakit.
6. Untuk mengetahui Format dan Isi Formularium Rumah sakit.
7. Untuk mengetahui Tahapan Penyusunan Formularium Rumah sakit.
8. Untuk mengetahui Evaluasi Obat Untuk Formularium Rumah sakit.
9. Untuk mengetahui saja Keuntungan Memakai Sistem Formularium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan suatu sarana kesehatan yang berfungsi


melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan, fungsi medik spesialistik, dan
subspesialistik yang mempunyai fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan pasien.
Menurut undang-undang republik Indonesia tahun 44 tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit adalah satu organisasi yang kompleks menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dengan
maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang
baik.
Sedangkan definisi rumah sakit menurut peraturan menteri
kesehatan republik Indonesia no. 1204/Menkes/SK/x/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, dinyatakan bahwa: rumah
sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit
serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan.

B. Pengertian Formularium / Formularium Rumah Sakit


Formularium adalah daftar obat yang disepakati beserta informasi
yang diterapkan dirumah sakit, disusun oleh PFT
Formularium merupakan sarana yang kuat untuk meningkatkan
kualitas dan mengawasi biaya obat yang digunakan untuk pengobatan
dirumah sakit. Persoalan pokok pada formularium rumah sakit yaitu
adanya pelaksanaan sistem pendataan sekumpulan produk obat yang
secara terus menerus ditinjau ulang.

Formularium rumah sakit yaitu daftar obat baku yang dipakai oleh
rumah sakit dan dipilih secara rasional, serta dilengkapi dengan penjelasan
sehingga merupakan informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik
rumah sakit .

Formularium rumah sakit ( FRS ) adalah suatu daftar obat baku


beserta peraturannya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian
obat disuatu rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan
informasi obat yang sah dan kebutuhan pasien dirumah sakit. (Setya.2017)

C. Komite Tim Farmasi Dan Terapi

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur


mengenai Pedoman Organisasi Rumah Sakit, Komite/Tim Farmasi dan
Terapi merupakan salah satu Komite/Tim yang ada di rumah sakit yang
menyelenggarakan fungsi tertentu di rumah sakit sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Tugas
Komite/Tim Farmasi dan Terapi diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, diantaranya adalah melakukan seleksi dan evaluasi obat
yang akan masuk dalam Formularium Rumah Sakit dan memberikan
rekomendasi kepada direktur/kepala rumah sakit mengenai kebijakan
penggunaan obat di rumah sakit. Anggota Komite/Tim Farmasi dan Terapi
terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di rumah
sakit, apoteker instalasi farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila
diperlukan.

Ketentuan mengenai organisasi, keanggotaan, dan tanggung jawab


Komite/Tim Farmasi dan Terapi terdapat dalam rincian berikut:

1. Organisasi Komite/Tim Farmasi dan Terapi merupakan wadah yang


merekomendasikan kebijakan penggunaan obat kepada direktur/kepala
rumah sakit. Rekomendasi yang disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan
Terapi selanjutnya disetujui oleh direktur/kepala rumah sakit.

2. Anggota Komite/Tim Farmasi dan Terapi terdiri dari dokter, apoteker,


dan tenaga kesehatan lain yang di perlukan. Komite/Tim Farmasi dan
Terapi dapat diketuai oleh seorang dokter atau seorang apoteker.
Apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya adalah apoteker,
namun apabila diketuai oleh apoteker, maka sekretarisnya adalah
dokter.

3. Tugas

a. Menyusun program kerja yang akan dilakukan yang disetujui oleh


direktur;

b. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat di rumah


sakit;

c. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam


formularium rumah sakit;

d. Mengembangkan standar terapi;

e. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat;

f. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang


rasional:

g. Mengkoordinir penatalaksanaan reaksi obat yang tidak


dikehendaki:
h. Mengkoordinir penatalaksanaan kesalahan penggunaan obat
(medication error); dan

i. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di


rumah sakit.

4. Peran anggota Komite/Tim Farmasi dan Terapi Peranan


ketua/sekretaris Komite/Tim Farmasi dan Terapi bertindak sebagai
motor penggerak dalam berbagai macam aktivitas Komite/Tim
Farmasi dan Terapi.

- Peranan ketua dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi:

a. Memimpin Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

b. Mengkoordinasi kegiatan Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

c. Mengkoordinasi seluruh yang dibutuhkan dalam penyusunan


formularium rumah sakit.

- Peran sekretaris dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi:

a. Mengajukan agenda yang akan dibahas.

b. Pemberian usulan pokok bahasan rapat.

c. Pencatatan dan penyiapan rekomendasi Komite/Tim Farmasi


dan Terapi.

d. Penyusunan kajian jika diperlukan.

e. Komunikasi keputusan Komite/Tim Farmasi dan Terapi


terhadap tenaga kesehatan lain. Menetapkan jadwal pertemuan.

f. Mencatat hasil keputusan.

g. Melaksanakan keputusan.

h. Membuat formularium berdasarkan kesepakatan.

- Peran apoteker dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi:


a. Analisis dan diseminasi informasi ilmiah, klinis, dan
farmakoekonomi yang terkait dengan obat atau kelas terapi yang
sedang ditinjau.

b. Evaluasi penggunaan obat dan menganalisis data

D. Sistematika Formularium Rumah Sakit

Formularium Rumah Sakit setidaknya mencakup:

1. Sambutan direktur/kepalarumah sakit.

2. Kata pengantar Ketua Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

3. Surat keputusan direktur rumah sakit tentang Tim Penyusun


Formularium Rumah Sakit.

4. Surat pengesahanFormularium Rumah Sakit.

5. Kebijakan penggunaan obat di rumah sakit.

6. Prosedur yang mendukung penggunaan formularium, diantaranya:

a. Tata cara menambah/ mengurangi obat dalam formularium.

b. Tata cara penggunaan obat diluar formularium atas reviu


Komite/Tim Farmasi dan Terapi dan persetujuan Komite/Tim
medis dan direktur/kepalarumah sakit.

Daftar obat yang sekurangnya memuat nama generik obat,


kekuatan sediaan, bentuk sediaan, rute pemberian, dan
perhatian/peringatan.Penulisan nama obat dituliskan berdasarkan
alfabetis nama obat dan mengacu kepada Farmakope Indonesia edisi
terakhir. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak memiliki nama
Internasional Nonproprietary Name(INN) digunakan nama lazim. Obat
kombinasi yang tidak memiliki nama INNdiberikan nama berdasarkan
nama kesepakatan sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan
masing-masing komponen berdasarkan kekuatannya. Satu jenis obat dapat
tercantum dalam lebih dari satu kelas terapi atau sub terapi sesuai indikasi
medis. (KEMENKES,2020).

E. Kriteria Pemilihan Obat Untuk Masuk Formularium Rumah Sakit

1. Obat yang dikelola di rumah sakit merupakan obat yang memiliki


Nomor Izin Edar (NIE).

2. Mengutamakan penggunaan obat generik.

3. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling


menguntungkan penderita.

4. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.

5. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi


berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.

6. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
(evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
dengan harga yang terjangkau.

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap Formularium


Rumah Sakit, maka rumah sakit harus mempunyai kebijakan terkait
dengan penambahan atau pengurangan obat dalam Formularium Rumah
Sakit dengan mempertimbangkan indikasi penggunaan, efektivitas, risiko,
dan biaya. ( Sherly.2021 )
F. Format Dan Isi Formularium RS

Format formularium harus menarik, mudah dibaca, berpenampilan


bersih dan profesional, dengan tata bahasa yang baik. Umumnya terdiri
atas:

1. Judul

2. Nama dan gelar KFT (Komite Farmasi Terapi)

3. Daftar isi

4. Informasi tentang prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat

5. Sediaan yang diterima di rumah sakit mencakup daftar obat yang


ditambah atau ditiadakan sejak edisi terakhir.

Buku formularium harus didistribusikan dan disosialisasikan


kepada semua staf medik rumah sakit, termasuk pimpinan rumah sakit,
komite rumah sakit. Komposisi Formularium : Halaman judul, Daftar
anggota PFT, Daftar isi, Informasi tentang kebijakan & prosedur, Produk
yang diterima, lampiran.

Isi formularium meliputi :

a. Informasi umum prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat


yang meliputi:

1. Prosedur dan kebijakan formularium termasuk penggunaan obat


dan prosedur untuk menambah obat baru dalam formularium.

2. Uraian singkat tentang tim farmasi dan terapi termasuk anggota-


anggotanya, tanggung jawab dan kegiatannya.

3. Peraturan rumah sakit tentang penulisan resep, peracikan dan


pemberian obat mencakup penulisan order obat, singkatan,
prosedur dan kebijakan tentang kesetaraan generik dan terapetik,
penghentian obat secara otomatis, order obat secara lisan,
penggunaan obat sendiri oleh penderita, obat sendiri yang dibawa
sendiri dari rumah, dan lain sebagainya.

4. Prosedur pelayanan kefarmasian, misalnya jam kerja IFRS


(Instalasi Farmasi Rumah Sakit), kebijakan pemberian obat untuk
penderita rawat jalan, kebijakan harga obat, prosedur distribusi,
obat untuk rawat inap dan lain-lain.

b. Daftar Sediaan Obat

Daftar sediaan obat dipilih oleh staf medik dan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit. Daftar obat yang dimasukkan ke dalam formularium
dapat disusun berdasarkan abjad, menurut nama- nama generik obat,
penggolongan terapi atau kombinasi keduanya.

Informasi pada tiap-tiap obat meliputi nama, generik obat dan zat
aktif utamanya (nama umum maupun nama dagang), cara penggunaan
obat, bentuk sediaan, kekuatan, kemasan, dan ukuran jumlah dalam
kemasan, formulasi sediaan jika diperlukan. Informasi tambahan,
meliputi rentang dosis bagi dewasa atau anak-anak, informasi biaya.

c. Informasi Khusus

Meliputi daftar produk nutrisi, tabel kesetaraan dosis dari obat-obat


yang mirip dengan obat kortikosteroid, formula nutrisi parenteral baku,
pedoman perhitungan dosis bagi anak-anak, komposisi, tabel
kandungan natrium dari sediaan obat, daftar sediaan obat bebas gula,
isi kotak obat darurat, informasi pemantauan dan penetapan kadar
secara farmakokinetik, formulir untuk permintaan obat
nonformularium, formulir pelaporan reaksi obat merugikan, tabel
interaksi obat, informasi pengendalian keracunan, pembawa baku atau
pengencer untuk injeksi, komposisi elektrolit untuk sediaan parenteral
volume besar.
G. Tahapan Penyusunan Formularium RS

1. Setiap staf medis fungsional (SMF) di rumah sakit mengajukan usulan


berdasarkan standar terapi atau berdasarkan dari panduan praktik
klinik atau clinical pathway.

2. Panitia farmasi dan terapi (PFT) membuat rekapan data usulan obat
dari SMF dan melakukan pengelompokan obat berdasarkan dari kelas
terapi.

3. Melakukan rapat PFT bersama dengan kelompok staf medik (KSM)


untuk membahas usulan obat, jika diperlukan ada pakar.

4. Hasil rapat PTF diberikan kembali ke setiap SMF untuk mendapatkan


tanggapan kembali dari SMF.

5. Umpan balik atau tanggapan dari SMF dibahas kembali dalam rapat
PFT.

6. Menentukan obat yang masuk ke dalam rumah sakit, kemudian


dituliskan ke dalam formularium RS.

7. Membuat kebijakan serta pedoman untuk diimplementasikan di rumah


sakit terkait formularium dan penggunaan obat.

8. Melakukan sosialisasi formularium rumah sakit kepada semua staf.

9. Melakukan monitoring penggunaan obat berdasarkan formularium di


rumah sakit.

H. Evaluasi Obat Untuk Formularium

Salah satu tanggung jawab utama PFT adalah mengembangkan dan


memeli hara suatu sistem formularium obat. Formularium dapat digunakan
sebagai dasar untuk meningkatkan farmakoterapi yang optimal karena ia
mengandung obat yang dipertimbangkan oleh PFT, terbaik bagi kebutuhan
kesehatan penderita, dikaitkan dengan kemanfaatan dan harga. Apoteker
adalah anggota kunci dari tim evaluasi obat karena pengetahuannya dalam
farmakologi, toksikologi, terapi, farmakokinetik, sumber obat, pengadaan
obat, dan sebagainya.

Pengkajian secara teliti dan kritis dari pustaka farmasetik dan


medik adalah perlu untuk mengevaluasi obat yang diusulkan untuk
dimasukkan dalam formularium. Data komparatif berkaitan dengan
kemanfaatan, efek merugikan dan harga serta penetapan keuntungan dan
kekurangan terapi yang mungkin, memerlukan evaluasi kritis oleh
apoteker. Obat dapat ditambah ke atau dihapus dari suatu formularium
hanya berdasarkan pada hasil evaluasi PFT. Tindakan alternatif dapat
mencakup salah satu dari hal berikut yaitu persetujuan bersyarat untuk
periode waktu tertentu (dengan evaluasi kembali berikutnya) atau
pembatasan sementara penggunaan suatu obat pada pelayanan medik
bidang khusus tertentu dengan asesmen kembali kemudian. (Charles.2003)

I. Keuntungan Sistem Formularium

Sebaliknya, penerapan sistem formularium rumah sakit memberi


kegunaan penting bagi rumah sakit. Suatu sistem formularium Yang
dikelola dengan baik mempunyai tiga kegunaan yang memberikan tiga
keuntungan atau manfaat untuk rumah sakit . Kegunaan pertama dan
utama dari sistem formularium adalah untuk membantu meyakinkan mutu
Dan ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit. Kegunaan kedua
adalah sebagai bahan Edukasi bagi staf tentang terapi obat yang tepat.
Kegunaan ketiga adalah memberi rasio manfaat biaya yang tertinggi,
bukan hanya sekedar pengurangan harga.

Kegunaan yang pertama ialah karena para dokter dan staf


profesional lainnya dengan keahlian bidang pokok utama untuk tiap
kategori obat dapat mengetahui obat yang secara rutin tersedia bagi
perawatan penderita. Misalnya seorang dokter spesialis penyakit dalam
yang ingin menggunakan suatu obat mata anti infeksi, memilih di antara
formulasi yang oleh dokter spesialis penyakit mata paling dipercaya.
Dalam hal ini, sistem formularium menyediakan suatu pencarian
keterangan tidak resmi stunting obat pilihan. Obat formularium pada
umumnya adalah obat yang paling tepat, tetapi itu tidak dapat menjamin
bahwa obat digunakan untuk indikasi yang tepat pada dosis optimal atau
untuk lama penggunaan obat yang tepat . oleh karena itu, suatu program
EPO adalah suatu komponen penting dari suatu sistem formularium yang
dikelola dengan baik.

Keuntungan kedua adalah bahan edukasi tentang obat. Ribuan


formulasi obat tersedia secara komersial. Tidak ada seseorang profesional
yang mengetahui itu semua dengan cukup baik untuk semua penggunaan
secara rasional. Formularium harus memuat sejumlah pilihan terapi obat
yang wajar, yang jenisnya dibatasi secukupnya agar anggota staf dapat
mengetahui dan mengingat obat formularium Yang mereka gunakan
secara rutin. Anggota staf dapat merasa nyaman dengan kenyataan bahwa
penderita mereka tidak akan ditolak menggunakan obat baru yang penting,
jika mereka mengetahui bahwa obat tersebut akan dipertimbangkan untuk
masuk formularium pada waktu yang tepat. Untuk mempertahankan
keuntungan ini, apabila obat yang dipertimbangkan untuk masuk
formularium , obat yang mirip termasuk obat yang sebelumnya sudah
masuk formularium Harus dikaji ulang dan dihapus jika perlu. Tidak
jarang, suatu obat baru dapat mengganti dua atau lebih obat yang lebih
lama. keuntungan pendidikan yang berguna dapat dihasilkan, apabila
Pengkajian golongan obat dilakukan bersama dengan staf rumah sakit
melalui buletin informasi obat yang di sponsori oleh PFT.

Keuntungan ekonomi pada rumah sakit tumbuh dalam berbagai


cara. Dengan suatu formularium yang dibatasi, IFRS dapat
mempertahankan suatu pembelian dan sistem pengendalian Perbekalan
yang lebih efisien. Penghemat terjadi karena IFRS Tidak membiarkan
modal terikat pada sediaan obat yang tak perlu. Oleh karena itu, rumah
sakit mampu membeli kuantitas yang lebih besar dari jenis obat yang lebih
sedikit, daripada kuantitas yang lebih sedikit dari banyak jenis obat. Jelas
apabila dua jenis obat yang secara terapi sangat mirip, tidak perlu kedua
duanya ada dalam formularium. banyak staf medic tidak menyadari harga
obat relatif. Dengan demikian, harga obat komparatif harus menjadi suatu
ciri dari buletin informasi obat yang mendukung sistem formularium.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan
penggunaan obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim
Farmasi dan Terapi dan ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit.
Formularium Rumah Sakitdapat dilengkapi dengan mekanisme kerja
Komite/Tim Farmasi dan Terapi serta tata kelola Formularium Rumah
Sakit. Formularium Rumah Sakit bermanfaat dalam kendali mutu dan
kendali biaya obat yang akan memudahkan pemilihan obat yang rasional,
mengurangi biaya pengobatan, dan mengoptimalkan pelayanan kepada
pasien.
Pada praktiknya, format formularium sangat bervariasi tergantung
kepada interpretasi masing-masing rumah sakit. Untuk itu perlu disusun
pedoman penyusunan Formularium Rumah Sakit. Formularium rumah
sakit yaitu daftar obat baku yang dipakai oleh rumah sakit dan dipilih
secara rasional, serta dilengkapi dengan penjelasan sehingga merupakan
informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik rumah sakit.
Formularium rumah sakit (FRS) adalah suatu daftar obat baku beserta
peraturanya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di
suatu rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat
yang sah dan kebutuhan pasien di rumah sakit.

B. Saran
Saran kami untuk makalah ini adalah semoga lebih baik lagi
kedepannya dalam pembuatan makalah dan dapat lebih luas cakupan
materi didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arrang Tandi Sherly. 2021. Manajemen formasi manajemen pengelolaan sediaan


farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai ( BMHP). Penerbit
universitas Atma jaya Jakarta.
Charles J.P.2003. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan penerapannya.EGC . Jakarta.
Charles Siregar dan Lia Amalia. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori dan
Penerapan. EGC: Jakarta
Kementerian Kesehatan. 2020. Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit.

Mentri Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta

Setya, Enti Rikomah. 2017. Farmasi Rumah Sakit. Deepublish Publisher :


Yogyakarta

Sherly Tandi. 2021. Manajemen Farmasi. Univeristas Atma Jaya : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai