Anda di halaman 1dari 16

Tugas Individu

Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Farmasi Rumah Sakit


Dosen : Apt. Veronica MD, S.Si, M.Kes

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI


RUMAH SAKIT (IFRS) TIPE B

Disusun Oleh:
Nama: Lestari Anis Jayaningrat
NIM: 201901093
Kelas: ARS B19

Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin


Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit
Tahun Akademik 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tipe B” dengan
tepat waktu.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya banyak hambatan dan kesulitan,
namun berkat bantuan dari teman-teman dan petunjuk dari dosen pembimbing
serta doa dari orang tua, sehingga terbentuklah makalah ini walaupun dalam
bentuk yang sederhana. Saya harap makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca dan membantu dalam proses belajar mengajar.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan maupun materi. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Sekian dan terima kasih.

Soppeng, 26 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Konsep Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)......................................3
B. Konsep Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)......4
C. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tipe B Serta
Fungsi dan Tanggung Jawabnya.............................................................6
D. Keterkaitan atau hubungan antar bagian dalam struktur organisasi
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)....................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat Kesehatan,
Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus
dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Sistem satu pintu adalah
satu kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan formularium, pengadaan,
dan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien melalui
Instalasi Farmasi.
Instalasi Farmasi Rumah sakit (IFRS) adalah unit pelaksana fungsional
yang menyelenggrakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah
sakit yang dipimpin oleh seorang apoteker. Setiap kegiatan pelayanan farmasi
seperti perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, produksi,
pendistribusian dan evaluasi penggunaan perbekalan farmasi perlu dikelola
dengan baik dan efesien.
Organisasi adalah suatu wadah atau tempat berkumpulnya dua atau
lebih orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur
organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai
tujuannya. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Tanpa adanya struktur organisasi
yang jelas, sangat sulit untuk menjalankan suatu organisasi dan mengontrol
semua orang di dalam organisasi tersebut
Instalasi farmasi di rumah sakit harus bermutu dan memenuhi
kebutuhan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena
itu, diperlukan bagan atau struktur organisasi untuk medukung segala
kegiatan yang ada di unit instlasi farmasi di rumah sakit. struktur organisasi
IFRS yang terdiri dari penetapan pekerjaan yang dilakukan beserta tanggung
jawab dan hubungan hierarki untuk melaksanakan pekerjaannya. Agar setiap

1
staf IFRS mengetahui apa saja tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan pelayanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)?
2. Apa konsep dari struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS)?
3. Bagiamanakah struktur organisasi instalasi farmasi di rumah sakit beserta
fungsi dan tanggung jawabnya?
4. Bagaimanakah keterkaitan atau hubungan antar bagian dalam struktur
organisasi instalasi farmasi rumah sakit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
2. Untuk mengetahui konsep dari struktur organisasi Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS)
3. Untuk mengetahui struktur organisasi instalasi farmasi di rumah sakit
beserta fungsi dan tanggung jawabnya
4. Untuk mengetahui keterkaitan atau hubungan antar bagian dalam
sturuktur organisasi instalasi farmasi rumah sakit

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
Di dalam ketentuan yang mengatur Instalasi Farmasi Rumah Sakit
yakni dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 134/
Menkes/SK/IV/1978 terdapat ketentuan-ketentuan yang mencakup struktur
organisasi sebagai berikut:
1. Instalasi Farmasi adalah sarana penunjang kegiatan unit pelayanan
fungsional,
2. Instlasi Farmasi berada di bawah tanggung jawab Direktur Penunjang
Medis,
3. Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan:
a. Peracikan, penyimpanan, dan penyaluran obat-obatan
b. Penyaluran dan penyimpanan alat kesehatan
4. Instalasi Farmasi dipimpin oleh pegawai dalam jabatan fungsional.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) didefinisikan sebagai suatu
departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan
seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten
secara professional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung
jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas
pelayanan paripurna, mencakup perencanaan; pengadaan; produksi;
penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi; dispensing obat
berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan; pengendalian
mutu; dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan
kesehatan di rumah sakit; pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis,
mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang
merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.
Tujuan instalasi farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut:

3
1. Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat profesi
kesehatan, dan kepada profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang
kompeten dan memenuhi syarat.
2. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh apoteker
rumah sakit yang memenuhi syarat.
3. Menjamin praktik professional yang bermutu tinggi melalui penetapan
dan pemeliharaan standar etika professional, pendidikan dan pencapaian,
dan melalui peningkatan kesejahteraan ekonomi.
4. Meningkatkan penelitian dalam praktik farmasi rumah sakit dan dalam
ilmu farmasetik pada umumnya.
5. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran
informasi antara para apoteker rumah sakit, anggota profesi, dan spesialis
yang serumpun.
6. Memperluas dan memperkuat kemampuan apoteker rumah sakit untuk:
a. Secara efektif mengelola suatu pelayanan farmmasi yang
terorganisasi
b. Mengembangkan dan memberikan pelayanan klinik
c. Melakukan dan berpartisipasi dalam penelitian klinik dan farmasi
dan dalam program edukasi untuk praktisi kesehatan, penderita,
mahasiswa, dan masyarakat.
7. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian farmasi rumah sakit
kontemporer bagi masyarakat, pemerintah, industi farmasi, dan
professional kesehatan lainnya.
8. Membantu menyediakan personel pendukung yang bermutu untuk IFRS
9. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian
B. Konsep Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) juga memiliki suatu organisasi
yang pasti dan sesuai dengan kebutuhan sekarang dan kebutuhan
mengakomodasi perkembangan di masa depan, dan mengikuti visi yang telah
ditetapkan pimpinan rumah sakit dan para apoteker.

4
Organisasi IFRS harus didesain dan dikembangkan sedemikian rupa
agar faktor-faktor teknis, administratis, dan manusia yang mempengaruhi
mutu produk dan pelayanannya berada di bawah kendali. Pengendalian itu
dapat dilaksanakan melalui suatu struktur organisasi IFRS yang terdiri dari
penetapan pekerjaan yang dilakukan beserta tanggung jawab dan hubungan
hierarki untuk melaksanakan pekerjaannya.
Struktur organisasi merupakan dasar dari sebuah organisasi atau
perusahaan. Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu ma-najemen
dalam mencapai tujuannya. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Menurut Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang
standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit bagan organisasi adalah bagan
yang menggambarkan pembagian tugas, koordinasi dan kewenangan serta
fungsi. Struktur organisasi minimal di Instalasi Farmasi Rumah Sakit yaitu:
1. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
2. Administrasi Farmasi
3. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
4. Pelayanan Farmasi Klinik
5. Manajemen Mutu
Dalam hal mendesain stuktur organisasi IFRS terdapat dua tahap yaitu:
1. Tahap pertama (Penetapan suatu organisasi dasar IFRS)
2. Tahap kedua (Menetapkan suatu struktur rinci organisasi IFRS)
Struktur organisasi dapat dikembangkan dalam tiga tingkat yaitu sebagai
berikut:
1. Manajer Tingkat Puncak, bertanggung jawab untuk perencanaan,
penerapan, dan pemfungsian yang efektif dari sistem mutu secara
menyeluruh.
2. Manajer Tingkat Menengah, bertanggung jawab untuk mendesain dan
menerapkan berbagai kegiatan berdasarkan bidang mereka. Contohnya
kepala bagian atau unit fungsional.

5
3. Manajer Garis Depan, terdiri atas personel pengawas yang secra
langsung memantau dan mengendalikan kegiatan memproses produk atau
pelayanan.
Setiap personel perseorangan dari IFRS harus mengetahui lingkup,
tanggung jawab dan kewenangan fungsi mereka dan dampak mereka pada
suatu produk atau pelayanan.

C. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Serta Fungsi dan


Penyimpanan

Tanggung Jawabnya
Unit

1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tipe B


Rawat Jalan

Panitia Farmasi Terapi (PFT)


Pengelolaan Perbekalan
Distribusi

Farmasi
Unit
Rawat Inap

Produksi
Unit

Wadir Pelayanan Medik


Pelayanan Farmasi Klinik

Direktur Utama RS
PKO
EPO
MESO
PTO
PIO

Kepala IFRS
Administrasi IFRS
Manajemen mutu
Monitoring &
Evaluasi
Litbang

Ket: Koordinasi

6
2. Fungsi dan Tanggung Jawab
a. Direktur Utama RS, bertanggung jawab memimpin dan membantu
dalam pengelolaan rumah sakit, penyelenggaraan penelitian dan
pelayanan kesehatan, pelayanan medik, keperawatan, pelayanan
penunjang medik yang sesuai dengan peraturan. Fungsi dari Direktur
Pelayanan Medik dan keperawatan yaitu:
1. Perumusan kebijakan dan rencana strategis pelayanan di Rumah
Sakit.
2. Merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta
mengarahkan karyawan dalam melaksanakan tugas.
3. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang administrasi,
medis dan keperawatan serta penunjang medik.
b. Wadir Pelayanan Medik, bertanggung jawab membantu dan
menyelenggarakan sebagian tugas Direktur dalam pengelolaan
kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang.
Selain itu Wadir Pelayanan Medik mempunyai fungsi:
1. Peyusunan rencana kerja bidang pelayanan medik dan
penunjang medik.
2. Pelaksanaan dan penyelenggaraan teknis dibidang pelayanan
medik
3. Pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan medik.
c. Kepala IFRS bertanggung jawab memimpin, menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, merencanakan, mengawasi, dan mengevaluasi
seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi
pelayanan dan instalasi penunjang lainnya di rumah sakit.
d. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) bertugas memberikan rekomendasi
kepada pimpinan rumah sakit mengenai rumusan kebijakan prosedur
untuk evaluasi, pemilihan dan penggunaan obat di rumah sakit. Fungsi
dari PFT yaitu:
1. Pengembangan dan pemeliharaan formularium obat

7
2. Evaluasi dan rekomendasi penggunaan obat-obatan investigasi
atau percobaan.
e. Administrasi Farmasi memiliki tanggung jawab yaitu menjaga
kelancaran, ketepatan administrasi di Instalasi Farmasi. Adapun uraian
tugasnya yaitu:
1. Membuat laporan penjualan, laporan obat kadaluwarsa
2. Membuat laporan farmasi rumah sakit
3. Membuat laporan pengambilan obat ke apotek rekanan
4. Membuat surat dan penyimpanan arsip
5. Mencatat barang-barang inventaris (penyediaan alat tulis kantor)
6. Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan.
f. Pengelolaan Perbekalan Farmasi bertanggung jawab untuk
mengelolah perbekelan farmasi yang efektif dan efisien di Instalasi
Farmasi. Adapun uraian tugasnya yaitu:
1. Melakukan koordinasi terhadap penyimpanan perbekalan
farmasi yang tersedia di unit produksi, distribusi, dan
penyimpanan.
2. Melakukaan koordinasi terhadap pembuatan laporan persediaan
di unit produksi, distribusi, dan penyimpanan.
a) Unit Produksi, bertanggung jawab menjamin ketersediaan
produksi obat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Fungsi unit produksi yaitu:
1. Membuat sediaan farmasi dengan formula khusus
2. Membuat produk nutrisi parental
3. Membuat sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil
b) Unit Distribusi, bertanggung jawab menyalurkan atau
menyerahkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dari
tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan atau pasien
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan
ketepatan waktu. Fungsi unit distribusi yaitu:

8
1. Terdistribusinya obat dan perbekalan kesehatan kepada bagi
pasien rawat jalan dan rawat inap
2. Melakukan koordinasi dan pengawasan kuantitas dan mutu
obat di setiap unit produksi
3. Melakukan koordinasi pembuatan laporan bulanan
pemakaian obat dan evaluasinya di unit distribusi.
c) Unit Penyimpanan, bertanggung jawab menjaga ketepatan dan
keamanan penyimpanan farmasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Adapun fungsi unit penyimpanan yaitu:
1. Untuk mengkoordinasi penyusunan perbekalan farmasi yang
akan dibeli atau dipesan sesuai dengan keperluan di unit
distribusi.
2. Mengkoordinasi penyimpanan persediaan obat
3. Mengkoordinasi pembuatan laporan kondisi persediaan obat.
g. Farmasi Klinik memiliki tanggung jawab menjamin penggunaan obat
dan alat kesehatan sesuai dengan indikasi, efektif, dan aman untuk
pasien yang ada di rawat inap dan rawat jalan melalui kerjasama
dengan tenaga kesehatan professional terkait di rumah sakit. Adapun
uraian tugasnya yaitu:
1. Melakukan Pemantauan Terapi Obat (PTO)
2. Melakukan Kegiatan Konseling dan Pusat Informasi Obat (PIO)
3. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
4. Melakukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
5. Melakukan Pemantauan Kesehatan Obat (PKO)
h. Manajemen Mutu Farmasi, tanggung jawab mengawasi mutu produk
dan pelayanan farmasi sesuai dengan standar pelayanan farmasi
rumah sakit yang sudah ditetapkan. Adapun fungsinya yaitu:
1. Untuk melakukan monitoring dan evaluasi penilaian kualitas
pelayanan farmasi yang sedang berjalan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan

9
2. Untuk menyusun rencana dan program upaya peningkatan
kualitas pelayanan di instalasi farmasi yaitu Litbang.

D. Keterkaitan atau Hubungan antar Bagian dalam Struktur Organisasi


Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dipimpin oleh Apoteker. Dimana
SDM IFRS terdiri dari Apoteker yang berperan sebagai pengelola perbekalan
farmasi, kendali mutu pelayanan farmasi dan Apoteker klinik sebagai
pemberi layanan farmasi klinik. Selain itu terdapat juga Tenaga Teknis
Kefarmasian yang membantu apoteker dalam melakukan pengelolaan
perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik, serta tenaga administrasi
dengan tata hubungan kerja Internal dari struktur organisasi IFRS sebagai
berikut:
1. Direktur Utama RS membawahi Wadir pelayanan medik.
2. Wadir Pelayanan Medik bertanggung jawab kepada Direktur Utama
RS
3. Kepala instalasi farmasi bertanggung jawab kepada wadir pelayanan
medik
4. Panitia Farmasi Terapi (PFT) tidak mempunyai jalur fungsional
terhadap IFRS melainkan jalur koordinasi dan bertanggung jawab
kepada pimpinan rumah sakit.
5. Kepala Instalasi Farmasi mengawasi dan mengendalikan mekanisme
kerja Apoteker dan TTK sebagai pelaksana teknis pelayanan
kefarmasian.
6. Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan Unit
Pengelolaan Perbekalan Farmasi, Unit Pelayanan Farmasi Klinik, dan
Unit Manajemen Mutu.
7. Setiap Kepala Unit bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Farmasi

10
8. Kepala Unit Pengelolaan Perbekelan Farmasi mengawasi dan
mengendalikan mekanisme kerja serta penanggung jawab setiap
bagian dari proses Produksi, Distribusi, dan Penyimpanan.
9. Kepala Unit Pelayanan Farmasi Klinik mengawasi dan mengendalikan
mekanisme kerja serta penanggung jawab dalam memberikan
pelayanan farmasi.
10. Kepala Unit Manejemen Mutu mengawasi dan bertanggung jawab
setiap bagian dari proses monitoring dan evaluasi serta Litbang.
11. Setiap bagian dari unit pelayanan bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Farmasi dan Kepala Unit masing-masing.
12. Setiap bagian dari unit pelayanan melakukan koordinasi dengan
bagian pelayanan lain dalam instalasi farmasi rumah sakit.
Terdapat juga tata hubungan kerja eksternal dan sektor terkait yaitu
Kepala Farmasi melakukan koordinasi dengan beberapa sektor terkait di
lingkungan rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan farmasi.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) didefinisikan sebagai suatu
departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan
seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten
secara professional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung
jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian.
Menurut Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang
standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, bagan organisasi adalah bagan
yang menggambarkan pembagian tugas, koordinasi dan kewenangan serta
fungsi. Struktur organisasi minimal di Instalasi Farmasi Rumah Sakit yaitu:
1. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
2. Administrasi Farmasi
3. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
4. Pelayanan Farmasi Klinik
5. Manajemen Mutu

B. Saran
Saya harap setiap unit dan bagian dari stuktur organisasi dapat berkoordinasi
satu sama lain guna meningkatnya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Daniel. 2019. Kebijakan Penunjang Medis Rumah Sakit (SNARS).
Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Siregar, Charles J. P. 2003. FARMASI RUMAH SAKIT: TEORI DAN
PENERAPAN. Jakarta: EGC.
Nesti, Aderia Putri. Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Medan. (Diakses
Pada Minggu, 3 Oktober 2021)
Mauliana, Mitty. 2015. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSUD AL
Ihsan Provinsi Jawa Barat.
Yanti, Erna. Pedoman Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit. (Diakses pada
Minggu, 3 Oktober 2021) https://www.slideshare.net/ernayanti2/pedoman-
organisasi-instalasi-farmasi-rs

13

Anda mungkin juga menyukai