Anda di halaman 1dari 9

MODUL VII

INFERENSI SILLOGISTIK (SILLOGISME)

A. Pengantar
Modul VII ini menjelaskan tentang pengertian dan macam-macam sillogisme
sebagai salah satu bentuk penalaran tidak langsung, serta hal penting lain yang
berhubungan dengan sillogisme, yaitu syarat-syarat sillogisme, beberapa istilah yang
berkenaan dengan sillogisme, serta susunan dan modus sillogisme berikut
contohnya.

B. Macam Sillogisme
Penalaran Tak Langsung (Inferensi Sillogistik) dibagi menjadi dua:
B.1. Sillogisme Kategoris: meliputi sillogisme kategoris tunggal dan tersusun.
a) Sillogisme kategoris tunggal : terdiri atas dua premis
b) Sillogisme kategoris tersusun : terdiri atas lebih dari dua premis

B.2. Sillogisme Hipotetis : terdiri atas satu premis. Sillogisme hipotetis meliputi:
a) Sillogisme hipotetis kondisional: contoh: jika....,maka......
b) Sillogisme hipotetis disjungtif : contoh: atau......atau.....
c) Sillogisme hipotetis konjungtif : contoh: tidak sekaligus....dan .....

C. Hukum (syarat) Sillogisme:


C.1. Yang menyangkut Term
a) Terdiri atas 3 term.
b) Term M tidak masuk dalam Kesimpulan.
c) Term Subjek dan Predikat dalam Kesimpulan tidak lebih luas daripada
dalam premis-premis.
d) Term M harus sekurang-kurangnya sekali universal.

C.2.Yang menyangkut Keputusan:


a) Jika kedua premis (mayor dan minor ) afirmatif (positif) , maka kesimpulan
harus afirmatif /positif.
b) Kedua premis tidak boleh negatif.
c) Kedua premis tidak boleh partikuler.
d) Kesimpulan harus sesuai dengan premis yang paling lemah.
D. Definisi Beberapa Istilah:
1. Inferensi sillogistik: adalah inferensi deduktif dengan menggunakan
sillogisme.
2. Sillogisme: yaitu penarikan konklusi secara tidak langsung dengan
menggunakan dua buah premis yang merupakan bentuk formal penalaran
deduktif.
3. Premis: proposisi yang digunakan untuk penarikan konklusi/kesimpulan.
4. Proposisi yang menjadi premis disebut antesedens.
5. Proposisi yang menjadi konklusi disebut konsekuens.
6. Konklusi/ kesimpulan , yaitu proposisi yang menyatakan hasil dari proses
penalaran /inferensi.
7. Term mayor (P): predikat proposisi yang dijadikan premis.
8. Term minor (S): subjek proposisi yang dijadikan premis.
9. Premis mayor: premis yang mengandung term mayor.
10. Premis minor: premis yang mengandung term minor.

E. Susunan/Figura Sillogisme
E.1. Menurut tempat term M
1. M - P 2. P - M 3. M - P 4. P - M
S -M S- M M-S M- S
S - P S- P S- P S - P

F.Modus Sillogisme
Selain berdasarkan 4 macam figura tersebut ,sillogisme juga dapat disusun
berdasarkan modusnya. Modus sillogisme adalah bentuk-bentuk sillogisme yang
didasarkan pada kualitas dan kuantitas kedua proposisi yang menjadi premis-
premisnya.
Berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, proposisi dibagi menjadi 4 macam,
yaitu proposisi A, E, I dan O. Keempat proposisi tersebut dapat menghasilkan 16
modus sillogisme yaitu sebagai berikut:
Premis mayor : AAAA ; EEEE; IIII; OOOO
Premis minor : AEIO ; AEIO; AEIO; AEIO
Dari figura dan modus sillogisme tersebut dapat diperoleh kombinasi-kombinasi
sillogisme yang lurus, antara lain sebagai berikut:
1. A A A
2. A A I
3. E A E
4. E A O
5. A I I
6. E I O
Contoh sillogisme dengan kombinasi figura dan modus masing-masing sebagai
berikut:
Susunan I:
No Modus/ Proposisi
Figura
1 M - P (A) Semua yang bernyawa pasti akan mati.
S - M (A) Semua manusia adalah makhluk bernyawa.
S - P (A) Jadi, semua manusia pasti akan mati.
2 M - P (A) Semua mahasiswa UNISMA wajib mengikuti seminar hari ini.
S - M (A) Semua mahasiswa FISIP adalah mahasiswa UNISMA.
S -P(I) Beberapa mahasiswa FISIP wajib mengikuti seminar hari ini.

3 M - P (E) Semua peserta pemantau pemilu bukan anggota partai


tertentu.
S - M (A) Semua mahasiswa aktifis adalah peserta pemantau pemilu.
S - P (O) Beberapa mahasiswa aktifis bukan anggota partai tertentu.
4 M - P (A) Semua pelajar libur I bulan selama masa kampanye sampai
dengan Pemilu 7 Juni 1999.
S-M(I) Sebagian anggota masyarakat adalah pelajar.
S-P (I) Sebagian anggota masyarakat libur 1 bulan selama masa
kampanye sampai dengan pemilu 7 Juni 1999.
5 M - P (E) Semua PNS tidak wajib memilih GOLKAR
S - M (I) Sebagian karyawan adalah PNS.
S - P (O) Sebagian karyawan tidak wajib memilih GOLKAR

Susunan II
No Modus / Proposisi
Figura

1 P - M (E) Semua mahasiswa yang IPK-nya kurang dari 2,75 tidak


berhak memperoleh bea siswa SUPERSEMAR.
S - M (A) Semua mahasiswa pandai berhak memperoleh bea siswa
S - P (E) SUPERSEMAR.
Semua mahasiswa pandai adalah mahasiswa yang IPK-nya
tidak kurang dari 2,75.
2 P - M (E) Semua dosen LB tidak terkena restrukturisasi.
S - M (A) Semua dosen tetap terkena restrukturisasi.
S - P (O) Beberapa dosen tetap bukanlah dosen LB.
3 P - M (A) Semua pemimpin yang baik harus mementingkan
S - M (E) kepentingan rakyat.
S - P (E) Semua koruptor tidak mementingkan kepentingan rakyat.
Semua koruptor bukanlah pemimpin yang baik.
4 P - M (A) Semua jurkam mempromosikan program partai.
S - M (E) Semua peserta pemantau pemilu tidak mempromosikan
program partai.
S - P (O) Beberapa peserta pemantau pemilu bukanlah jurkam.
5 P - M (E) Semua manusia tidak ada yang sempurna.
S - M (I) Tuhan adalah Maha Sempurna.
S - P (O) Tuhan bukanlah manusia.
6 P - M (A) Semua barang mengalami kenaikan harga.
S - M (O) Beberapa tenaga kerja tidak mengalami kenaikan harga.
S - P ( O) Beberapa tenaga kerja bukanlah barang.
Susunan III
No Modus / Contoh Proposisi
Figura

1 M - P (A) Setiap warga negara mempunyai hak azasi.


M - S (A) Setiap warga negara adalah bangsa.
S - P (I) Beberapa bangsa mempunyai hak azasi.
2 M-P(I) Beberapa partai mendapat nominasi dalam pemilu 7 Juni 1999
M - S (A) Semua partai adalah organisasi politik yang berjuang untuk
rakyat.
S - P (I) Beberapa organisasi politik yang berjuang untuk rakyat
mendapat nominasi dalam Pemilu 7 Juni 1999.
3 M - P (A) Semua perusahaan mengadakan restrukturisasi.
M - S (I ) Beberapa perusahaan adalah badan usaha milik negara.
S - P (I ) Beberapa badan usaha milik negara mengadakan
restrukturisasi.
4 M - P (E) Tak satupun peserta ujian yang dapat mengerjakan soal itu.
M - S (A) Setiap peserta ujian adalah mahasiswa.
S - P (O) Beberapa mahasiswaa tidak dapat mengerjakan soal itu.
5 M - P (O) Sebagian masyarakat tidak lagi percaya pada GOLKAR.
M - S (A) Sebagian masyarakat adalah rakyat kecil.
S - P (O) Sebagian rakyat kecil tidak lagi percaya pada GOLKAR.
M - P(E) Tak seorangpun berhak memaksakan kehendaknya kepada
orang lain.
M - S ( I) Beberapa orang adalah tokoh partai.
S - P (O) Beberapa tokoh partai tidak berhak memaksakan kehendaknya
pada orang lain.
Susunan IV:
Figura / AAI AAE IAI EAO EIO
Modus
P -M PMA PMA PMI PME SME
M- S MSA MSE MSA MSA MSI
S- P SPI SPE SPI SPO SPO

Susunan IV di atas adalah gabungan dari figura dan modus sillogisme berikut:
Figura:
P-M
M-S
S - P dengan
Modus-modus:
AAI; AEE; IAI; EAO; EIO dan AEO (Kombinasi AEO tidak lazim).
Contoh:
No Modus/ Proposisi
Figura
1 P - M (A) Semua makhluk hidup adalah ciptaan Tuhan
M - S (A) Semua ciptaan Tuhan adalah fana.
S - P (I) Beberapa yang fana adalah makhluk hidup.
2 P - M (A) Semua orang yang suka merendahkan orang lain adalah
orang sombong.
M - S (E) Tak satupun orang sombong dimuliakan oleh Tuhan.
S - P ( E) Jadi semua yang dimuliakan Tuhan adalah orang yang tidak
suka merendahkan orang lain.
3 P-M(I) Beberapa narapidana adalah tokoh masyarakat.
M - S ( A) Semua tokoh masyarakat adalah pejuang.
S -P(I) Beberapa pejuang adalah narapidana.
4 P - M (E) Tak satupun pemimpin yang baik mau merampas harta
orang lain.
M - S (A) Siapapun yang merampas harta orang lain adalah dhalim.
S - P (O) Beberapa orang yang dhalim bukanlah pemimpin yang baik.
5 S - M ( E) Tak seorang pun siswa bodoh diterima di STAN.
M-S(I) Beberapa yang diterima di STAN adalah alumni SMA
teladan.
S - P (O) Jadi, beberapa alumni SMA teladan tidak bodoh.

G.Sillogisme Tersusun:
1. Epicherema: salah satu atau kedua premisnya disambung dengan
pembuktiannya (diperluas).
Contoh a)
 Tak seorangpun mahasiswa reguler dapat mencapai gelar sarjana
dalam waktu kurang dari 3,5 tahun, karena jumlah SKS program S1
reguler yang wajib ditempuh membutuhkan waktu minimal selama 7
semester (3,5 tahun).
 Tono adalah mahasiswa reguler S1.
 Jadi Tono tidak mungkin dapat mencapai gelar sarjana kurang dari
3,5 tahun.
Contoh b)
 Tidak mungkin ada orang biasa yang berani memasuki ruangan
tersebut, karena ruangan tersebut dikelilingi oleh ranjau yang
berbahaya.
 Rudi adalah orang biasa.
 Jadi, tidak mungkin Rudi berani memasuki ruangan tersebut.
2. Enthymema : salah satu premisnya dilampaui (tidak nampak).
Contoh a)
………………………………………………………………………………
 “Kamu adalah yang pertama datang , maka kamu pasti tahu siapa
yang paling terlambat datang.”
 Sillogisme tersebut tidak ada premis mayornya.
Seharusnya premis mayornya adalah:
 “Yang mengetahui siapa yang paling terlambat datang adalah yang
pertama kali datang”.
Contoh b)
 “Siapa yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh biasiswa,
berhak memperoleh beasiswa
------------------------------------------------------------------p-
 Maka, Sinta berhak mendapatkan beasiswa”.
 Premis yang hilang adalah premis minor, yaitu:
 “Sinta memenuhi persyaratan memperoleh beasiswa”.
3. Polysillogisme: deretan sillogisme.
Rangkaian sillogisme ini tersusun sebagai berikut:
- Konklusi sillogisme pertama menjadi premis mayor dari sillogisme
berikutnya dan seterusnya.
Contoh:
 Semua manusia pasti akan mati.
 Semua nabi adalah manusia.
 Semua nabi akan mati.

 Isa adalah seorang nabi.


 Jadi, Isa pasti akan mati.

4. Sorites : semacam polysylogisme , yang di dalamnya terdapat lebih dari 3


keputusan dan masing-masing dihubungkan satu sama lain, sehingga
predikat dari keputusan yang satu selalu menjadi subjek keputusan yang
berikutnya. Berdasarkan susunannya, sorites dibagi dalam 2 jenis, yaitu:
a) Sorites progresif yang berasal dari Aristoteles yang akhirnya disebut
Sorites Aristotelian.
b) Sorites regresif yang berasal dari Goclenius yang akhirnya disebut Sorites
Goclenian

4.a) Susunan Sorites progresif (Aristotelian):


Predikat proposisi pertama menjadi subjek proposisi kedua, predikat
proposisi kedua menjadi subjek proposisi ketiga, dan demikian seterusnya,
sehingga akhirnya diperoleh konklusi yang subjeknya adalah subjek proposisi
pertama dan predikatnya adalahpredikat proposisi terakhir.
Rumusnya secara ringkas adalah sebagai berikut:
a= b
b= c
c= d
d= e
e= f
\a=f
Contoh Sorites progresif:
Penyesalan selalu dialami setelah sesuatu terjadi . (a=b)
Sesuatu yang telah terjadi tak dapat dihindarkan lagi.(b=c)
Sesuatu yang tak dapat dihindarkan lagi merupakan bagian dari
nasib.(c=d)
Nasib adalah bagian dari hidup manusia.(d=e)
Hidup manusia adalah suatu ujian.(e=f)
Jadi: penyesalan adalah suatu ujian (a=f)

4. b) Sorites regresif (Goclelian)


Rumus dan contohnya:
e = f ® Hidup manusia adalah suatu ujian.
d = e ® Nasib adalah bagian dari hidup manusia.
c = d ® Sesuatu yang tak dapat dihindarkan lagi merupakan
bagian dari nasib.
b = c ® Sesuatu yang telah terjadi tak dapat dihindarkan lagi.
a = b ® Penyesalan dialami setelah sesuatu terjadi.
\ a = f ® Penyesalan adalah suatu ujian.

H.Latihan Soal:
1. Apa yang anda ketahui tentang sillogisme?
2. Jelaskan syarat pembuatan sillogisme!
3. Berikan contoh sillogisme dengan susunan dan modus sebagai berikut:
a. M - P (A)
S - M (A)
S - P (A)

b. M - P (A)
S - M (A)
S-P(I)
c. M - P (E)
S - M (A)
S - P (O)

d. P - M (E)
S - M (A)
S - P (O)

e. P - M (A)
S - M (E)
S - P (O).
A. Referensi:
1. Lanur, Alex, Logika; Selayang Pandang, Yogyakarta, Penerbit Kanisius,
1997.
2. Rapar, Jan Hendrik Pengantar Logika, Asas-Asas Penalaran Systematis,
Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1996.

Anda mungkin juga menyukai