Anda di halaman 1dari 5

3.

3 Gambaran Fisik Wilayah

 Letak Geografis

Kota Surabaya yang secara resmi berdiri sejak tahun 1293, terkenal sebagai kota
pelabuhan yang secara tidak langsung mengantarkan Surabaya sebagai kota Perdagangan dan
jasa; serta merupakan jalur strategis yang menghubungkan regional di tengah dan Timur
Indonesia. Secara geografis Kota Surabaya berada di 7° 9’ - 7° 21’ Lintang Selatan dan 112° 36’
- 112° 57’ Bujur Timur, sebagian besar wilayah Kota Surabaya merupakan dataran rendah
dengan ketinggian 3 - 6 meter di atas permukaan laut, sebagian lagi pada sebelah Selatan
merupakan kondisi berbukit-bukit dengan ketinggian 25 - 50 meter di atas permukaan laut.

Luas wilayah Kota Surabaya + 52.087 Ha, dengan 63,45 persen atau 33.048 Ha dari luas
total wilayah merupakan daratan dan selebihnya sekitar 36,55 persen atau 19.039 Ha merupakan
wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Secara administratif wilayah Kota
Surabaya terbagi menjadi 5 wilayah kota, terdiri dari 31 Kecamatan dan 163 Kelurahan. Dengan
batas-batas wilayah kota Surabaya adalah sebagai berikut : Utara berbatasan dengan Selat
Madura, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, sebelah timur dibatasi Selat
Madura dan sebelah barat dibatasi dengan Kabupaten Gresik.

 Topografi

Secara topografi, sebagian besar wilayah Kota Surabaya merupakan dataran rendah
dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit
landai di daerah Lidah(Kecamatan Lakarsantri) dan Gayungan dengan ketinggian 25-50 meter di
atas permukaan air laut. Secara umum keadaaan topografi Kota Surabaya memiliki ketinggian
tanah berkisar antara 0-20 meter di atas permukaan laut,sedangkan pada daerah pantai
ketinggiannya berkisar antara 1-3 meter di atas permukaan laut.Sebagian besar Kota Surabaya
memiliki ketinggian tanah antara 0-10 meter(80,72%) yang menyebar di bagian timur,utara dan
selatan dan pusat kota.Pada wilayah lain memilliki ketinggian 10-20 meter dan 20 meter di atas
permukaan laut yang umumnya terdapat pada bagian barat kota yaitu di
Pakal,Lakarsantri,Sambikerep dan Tandes.

Untuk wilayah Kawasan Gelora Pantjasila dan Lapangan Thor Surabaya berada di ketinggian 35-
53 meter di atas permukaan air laut.
 Kelerengan

Wilayah barat Kota Surabaya memiliki kemiringan sebesar 12,77 persen dan sebelah
selatan sebesar 6,52 persen. Kedua wilayah tersebut merupakan daerah perbukitan landai dengan
ketinggian 25-50 meter di atas permukaan laut dan pada kemiringan 5-15 persen.

 Rawan Bencana

Potensi bencana yang ada di Kota Surabaya adalaha tanah longsor,banjir perkotaan,banjir pasang
air laut,gempa bumi dan kekeringan.Berikut merupakan penjabarannya

a.Kawasan Rawan Bencana Longsor

Persebaran luas Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kota Surabaya dapat dijelaskan sebagai
berikut,Kawasan Rawan Longsor Sangat Rendah dengan luas tertinggi berada di Kelurahan
Keputih Kecamatan Sukolilo dengan luas 1.806,27 Ha, Kawasan Rawan Longsor Rendah dengan
luasan tertinggi berada di Kelurahan Warunggung Kecamatan Karangpilang dengan luas 329,48
Ha, dan Kawasan Rawan Longsor Sedang dengan luasan tertinggi berada di Kelurahan Lontar
Kecamatan Lakarsantri dengan luas 276,15 Ha.

b.Kawasan Rawan Bencana Banjir Perkotaan

Tingkat bahaya banjir di Kota Surabaya memiliki tingkat rendah. Adapun persentase Kawasan
Rawan Bencana Banjir Rendah adalah sebesar 16,50% dan daerah aman seluas 83,50% dari total
keseluruhan luas Kota Surabaya. Kelurahan Dukuh Setro Kecamatan Mulyorejo merupakan
kelurahan terluas yang memiliki kawasan rawan Kota Surabaya Menuju Kota Tangguh Bencana
dan Berketahanan Perubahan Iklim 19 banjir dengan luas KRB banjir seluas 318,33 Ha

c.Kawasan Rawan Bencana Banjir Pasang Air Laut(Rob)

Diketahui bahwa tingkat bahaya banjir rob di kota Surabaya memiliki Tingkat Rendah. Adapun
persentase KRB Tingkat Rendah adalah sebesar 24,95% dan daerah aman seluas 75,05% dari
total keseluruhan luas Kota Surabaya. Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo merupakan
kelurahan terluas yang memiliki kawasan rawan banjir dengan luas KRB Kota Surabaya Menuju
Kota Tangguh Bencana dan Berketahanan Perubahan Iklim 21 Banjir Rob seluas 1679,85 Ha
atau 5,01%.
d.Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi

Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di kota Surabaya Sangat Rendah dengan luas tertinggi
berada di Kelurahan Tambak Osowilangon Kecamatan Benowo dengan luas 843,24 Ha dan
Kawasan Rawan Gempa Bumi Rendah dengan luasan tertinggi berada di Kelurahan Keputih
Kecamatan Sukolilo dengan luas 1.806,27 Ha.

e.Kawasan Rawan Bencana Kekeringan

Kawasan rawan bencana kekeringan yang ada di Kota Surabay hanya berupa satu kategori yaitu
normal.

 Penggunaan Lahan

Secara fisik, terdapat penambahan luasan wilayah kota Surabaya akibat sedimentasi (tanah
oloran) yang terjadi di kawasan pantai timur Surabaya serta sebuah pulau di daerah pantai Utara
Surabaya (Pulau Galang). Kondisi tanah oloran menyebabkan perubahan morfologis bentuk
pesisir pantai Timur.

Kawasan terbangun di wilayah Kota Surabaya, meliputi hampir 2/3 dari seluruh luas wilayah.
Konsentrasi perkembangan fisik kota yang berada di kawasan pusat kota dan membujur dari
kawasan utara hingga selatan kota, pada saat ini cenderung bergeser ke kawasan barat dan
kawasan timur kota. Secara umum perkembangan fisik kota tersebut didominasi oleh
pembangunan kawasan perumahan (housing estate) dan fasilitas perniagaan.

Hingga saat ini proporsi penggunaan lahan di Kota Surabaya menunjukkan area perumahan
sebesar 42,00%, area persawahan dan tegalan 16,24%, area tambak sebesar 15,20%, area dengan
penggunaan kegiatan jasa 9,2%, area perdagangan sebesar 1,76%, area untuk kegiatan industri/
gudang sebesar 7,30% dan lahan yang masih kosong sebesar 5,50% serta lain-lain 2,8% .

Kondisi spasial Kota Surabaya terjadi penyusutan yang cukup signifikan pada lahan yang belum
terbangun. Perubahan penggunaan lahan di Kota Surabaya diindikasikan dari adanya perubahan
dari lahan pertanian, tanah kosong dan jalur hijau menjadi kawasan hunian serta perdagangan
dan jasa. Sementara itu perubahan penggunaan bangunan terjadi pada bangunan-bangunan tua
dan bersejarah di pusat-pusat kota dan bangunan-bangunan perkantoran yang dikonversi
peruntukannya menjadi bangunan komersial.
 Atraksi (tangible dan Intagible)

Sebelumnya atraksi (tangible) ini sendiri adalah set yang termasuk dalam golongan
menurut keberadaan fisik dimana tangible bisa diartikan sebagai aset yang bisa dihitung dan
dilihat langsung dengan secara fisik seperti contoh rumah, jalan raya, gedung gedung, kawasan
kampong dan lainya. Kemudian jenis jenis atraksi (tangible) yang menarik daya wisata
diwilayah Surabaya adalah seperti Gedung Siola (Museum Surabaya), Tugu Pahlawan,
Monumen Kapal Selam, Museum House of Sampoerna, Hotel Yamato.

Tak hanya kawasan bersejarah namun jenis asset fisik yang lain adalah produk local
unggulan kampung. Produk itu seperti kampung paving (pengrajin paving dan batako), kampung
handicraft (komunitas ibu ibu pengrajin),kampung border, kampung tas dan kampung keripik
tempe Dimana beberapa contoh asset fisik dari kawasan Surabaya ini dijaga dan dirawat oleh
pemerintah setempat. Dikarenakan merupakan asset fisik yang berharga dengan lain sisi sebagai
petanda ciri khas juga dari daerah Surabaya tentunya.

Lalu jika atraksi (intangible) adalah aset yang tidak berwujud lalu sebagai aset yang
tidak bisa dihitung maupun dilihat langsung secara fisik. Contohnya adalah: Hak cipta, Hak
sewa, kebudayaan dan lain sebagianya. Untuk contoh langsung atraksi (intangible) di Surabaya
seperti Undukan Doro (mengadu terbang burun dara), Musik Patrol (alat music kentongan dari
bamboo / kayu) ,Manten Pegon (tradisi pernikahan). Hal lain juga sebagai aspek non fisik yakni
Ciri khas masyarakat asli Surabaya yang mudah bergaul, egaliter, terbuka, berterus terang, kritik
dan mengkritik. Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat disini sangat
demokratis, toleran dan senang menolong orang lain. Terakhir juga ada beberapa festival seperti
festival layang, makanan khas Surabaya dan acara pemilihan Cak dan Ning Surabaya (duta
Surabaya) serta ada tari suroboyo.

 Akomodasi
Untuk Akomodasi sendiri disekitaran Gor Pancasila Surabaya tentunya sudah ada dan banyak
berkembang sesuai dengan harapan pengunjung dan arahan pemerintah setempat. Akomodasi
tersebut seperti Hotel Griya Sintesa Muara Enim, Providence Homestay, Kost Gus David, Kos
Surabaya Mayjend dan masih banyak akomodasi terdekat yang lain

 Aksebilitas

Aksebilitas untuk mengakses kemudahan menuju kawasan gor pancasila pun sudah dipersiapkan
pemerintah Surabaya dengan menyediakan bus dan kereta yang diakses. Untuk bus sendiri bisa
memilih dengan kode bus F, DA, DKM I, J, P7,Y sebagai bus yang memiliki transit rute
melewati gor pancasila. Lalu untuk kereta dapat mengakses kerta KRD Komuter untuk dapat
mengakses ke kawasan Gor Surabaya.

 Informasi dan Promosi

Untuk mendapatkan informasi dan promosi terkait kawasan Gor Pancasila atau informasi
sekitaran Surabaya, pemerintah juga memiliki akses web yang dapat dijalankan yakni
“humas.surabay.go.id”, dengan subjek utamanya yakni “Bangga Surabaya”. Dengan mengakses
web tersebut , kita bisa mendapatkan baik informasi maupun promosi pada kawasan Gor
Pancasila dan Kota Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai