p-ISSN 2656-6664
Abstrak.
Motor listrik merupakan salah satu instrumen yang memegang peranan penting dalam mengendalikan pergerakan
mesin-mesin produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pada PKS Sungai Bengkal Jambi, proses penggantian atau
rekondisi sebuah motor listrik dengan daya 60 HP akibat overheat (terbakar) memerlukan waktu lebih dari 1 (satu)
bulan. Untuk menanggulangi hal tersebut, dirancang suatu sistem kontrol tertutup yang terdiri dari sensor, indikator,
kontroler, dan aktuator. Sistem dibuat dengan menggunakan sensor IC LM35 untuk mendeteksi temperatur bagian
dalam motor listrik. Informasi temperatur dari sensor tersebut diterima dan diolah oleh mikrokontroler yang diprogram
untuk merespon perubahan temperatur dan memberikan feedback dengan melakukan trip pada motor listrik saat
temperatur operasi melebihi set point yang telah ditentukan. Setelah loop selesai, sistem akan mengaktifkan kembali
motor listrik saat temperatur operasi sudah kembali normal. Feedback yang diberikan juga digunakan sebagai sistem
peringatan dini (early warning system dengan menambahkan lampu indikator dan sirine pada sistem. Selain itu,
mikrokontroler diprogram untuk mengkonversi perubahan temperatur dari sensor untuk diolah menjadi keluaran data
digital. Semua data tersimpan dalam data logger (perekam data) dan ditampilkan secara langsung pada sevent segment
display. Untuk menguji akurasi sistem, telah dilakukan pengambilan data temperatur sebanyak 30 kali melalui data
logger. dan didapatkan nilai standar deviasi sebesar 0,77% dengan rentang sebesar 0,71 °C. Perbedaan hasil pengukuran
jika dibandingkan dengan Termolaser adalah sebesar 0,013%.
Kata kunci : Mikrokontroler, data logger, early warning, motor listrik 3 (tiga) fasa, realtime monitoring, sistem trip
1 Pendahuluan
Fibre Cyclone adalah salah satu unit mesin pada
Motor Listrik 3 (Tiga) Fasa merupakan mesin Kernel Plant (Nut and Kernel Station) yg
yang sangat krusial karena manfaat dan berfungsi untuk memisahkan fibre dan nut yg
penggunaannya sangat luas pada Pabrik Kelapa berasal dari press cake (keluaran mesin screw
Sawit (PKS). Hampir di setiap stasiun kerja press). Motor listrik pada Fibre Cyclone
menggunakan motor listrik sebagai penggerak merupakan penggerak utama mesin produksi
utama mesin-mesin produksi. Berdasarkan yang disebut Mesin Depericarper. Depericarper
histori, kerusakan motor listrik 3 (tiga) fasa merupakan mesin terintegrasi dengan Fibre
akibat overheat di PKS Sungai Bengkal Jambi, Cyclone dengan fungsi sebagai pemindah serat-
terjadi paling sedikit 24 kali dalam kurun waktu serat (fibres) yang bercampur dengan nut
6 (enam) bulan pada tahun 2017. Untuk satu unit keluaran dari Mesin Cake Breaker Conveyor
motor listrik 3 (tiga) fasa TECO berdaya 60 HP, (CBC). Jika proses pemindahan tidak dapat
(380 V, 90 A, kelas isolasi F, 1465), yang dilakukan akibat motor listrik Fibre Cyclone
mengalami overheat (terbakar) membutuhkan tidak berfungsi, maka proses pemisahan antara
waktu tidak kurang dari 1 (satu) bulan dalam serat dan nut tidak akan terjadi atau proses
proses rekondisi atau rewinding dengan biaya produksi pada Stasiun Nut dan Kernel dapat
sekitar Rp. 8.000.000. Dampak kerusakan motor dinyatakan tidak beroperasi. Tidak
listrik akan menjadi sangat fatal jika terjadi pada beroperasinya Stasiun Nut dan Kernel
motor listrik fibre cyclone.
1
* Corresponding author: hanifadinna@gmail.com
9
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
menyebabkan proses produksi PKS terhenti Selain itu alat monitor keadaan temperatur motor
(trip). masih manual menggunakan Termolaser gun.
Hal tersebut dapat menjadi potensi penyebab
motor listrik mengalami peningkatan temperatur
berlebih (overheat) yang tidak dapat dikontrol
dengan baik. Keadaan tersebut disebut sebagai
motor listrik terbakar.
Gambar 2. Penutup Motor Listrik Fibre Cyclone dari Pengukuran (measurement) adalah
Drum PVC Bekas yang Dimodifikasi membandingkan suatu besaran yang tidak
diketahui harganya atau nilainya dengan besaran
yang telah diketahui nilainya [6]. Suatu sistem
pengukuran atau proses pengukuran bertujuan
10
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
untuk menghubungkan antara proses (process) sensor, kontroler, dan aktuator. Sensor
dengan pengamat (observer) melalui rangkaian merupakan bagian yang berhubungan langsung
input (true value), proses (measurement system), dengan objek yang dapat merespon adanya
dan output (measured value), dimana pengamat perubahan lingkungan. Perubahan ini diterima
akan melihat hasil pengukuran sebagaimana oleh kontroler berupa sinyal listrik. Kontroler
ditunjukkan pada Gambar 2.1 [6]. berfungsi sebagai otak yang dapat di-set up atau
diprogram sedemikian rupa untuk memberikan
perintah kepada aktuator. Aktuator dapat berupa
tindakan mekanis (relay) ataupun display. Jenis
sistem kontrol terbagi menjadi 2 (dua), yaitu
sistem kontrol terbuka (open loop control
Gambar 2.1 Tujuan Sistem Pengukuran [6] system) dan sistem kontrol tertutup (close loop
control system). Perbedaan mendasar dari kedua
Sistem pengukuran dapat diterapkan untuk sistem tersebut adalah penggunaan umpan balik
mengukur besaran temperatur. Pengukuran (feed back). Pada sistem kontrol tertutup (kontrol
besaran temperatur menggunakan sensor otomatis) menggunakan umpan balik, sedangkan
temperatur dimana sensor yang mudah pada sistem kontrol terbuka tidak menggunakan
digunakan adalah sensor digital IC LM35. umpan balik [8].
Pengukuran suhu menggunakan IC LM35
diintegrasikan dengan mikrokontroler sebagai 2.3 Mikrokontroler
unit pengolah sinyal dari sensor. Sensor ini dapat
mengukur temperatur dari –55 °C sampai dengan Mikrokontroler adalah sebuah komputer kecil
150 °C dengan relasi kenaikan 1 °C sama dengan yang dikemas dalam bentuk chip IC (Integrated
10 mV. Dengan keakuratan sensor sebesar 0,5 °C Circuit) dan dirancang untuk melakukan tugas
pada temperatur 25 °C [7]. Sinyal yang dikirim atau operasi tertentu [9]. Arduino memiliki
sensor IC LM35 berupa tegangan listrik DC konfigurasi input atau output yang sederhana dan
(Direct Current) antara 0 (nol) volt sampai dapat dikembangkan melalui berbagai sumber
dengan 5 (lima) volt. Ketika temperatur bernilai kode program dan dihubungkan dengan berbagai
1 °C berarti tegangan listrik yang dikirim ke perangkat keras seperti sensor digital atau
kontroler (V outsensor) adalah sebesar 0,001 V analog, display, relay, atau lampu indikator [10].
sesuai Persamaan 2.1 berikut [7]. Untuk memprogram board Arduino dibutuhkan
aplikasi IDE (Integrated Development
! #$%&'(&#) Environment) bawaan Arduino. Aplikasi ini
= 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 (°C)................(2.1)
*+ ,!
berguna untuk membuat, membuka, dan
Sistem kontrol dilakukan terhadap hasil suatu mengedit sketch Arduino[11]. Sketch merupakan
pengukuran yang dibandingkan dan source code yang berisi logika dan algoritma
diperhitungkan, kemudian setelah didapatkan yang akan diunggah (upload) ke dalam IC
mikrokontroler [12]. Default Arduino IDE telah
hasil perhitungan baik melalui alat atau manusia
dilengkapi dengan library-library source code
akan dilakukan tindakan perbaikan. Sistem
berbahasa C
kontrol terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu
11
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
R S T
SINYAL OUTPUT
SENSOR
TEMPERATUR
3.2 Pembuatan Sistem Realtime
Monitoring dan Trip Otomatis
Terhadap Motor Listrik 3 Fasa
POROS DAYA
MOTOR LISTRIK
MOTOR LISTRIK
10
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
11
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
12
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
Simbol temp adalah asumsi untuk nilai Tabel 4.1 Data Pengukuran Temperatur Motor Listrik
temperatur yang ditampilkan, disimpan, dan Fibre Cyclone dari Data Logger
dijadikan acuan sistem trip otomatis; mean
adalah nilai rata-rata dari 500 kali pengambilan Rata-Rata
Tanggal
sampel yang dilakukan secara internal sistem Waktu Temperatur
No. Data
pengukuran dalam waktu 2,5 detik; nilai 0,48 (WIB) dari 10
Logger
adalah nilai konversi ADC (Analog to Digital Pengambilan
Sampel (°C)
Converter); dan angka 9 (sembilan) sebagai
10:25:49 s.d.
faktor penyesuaian nilai temperatur terhadap 1 23 Mei 25.36
10:26:35
Termolaser. 05:52:20 s.d.
2 24 Mei 25.29
05:53:06
05:45:10 s.d.
Grafik Variasi Selisih Hasil Ukur Antara Alat 3 25 Mei 25.45
dan Termolaser (0C)
05:45:56
06:55:32 s.d.
4 26 Mei 25.36
12 13 06:56:18
Selisih Hasil Ukur
14
12 9 9 07:26:21 s.d.
10 6 5 27 Mei 25.72
8 07:27:07
6 3
4 11:19:41 s.d.
2 6 28 Mei 25.47
0 11:20:26
1 2 3 4 5 6 16:29:26 s.d.
7 29 Mei 25.44
Jumlah Data Sampel 16:30:11
13
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
Temperatur °C
24
05:36:36 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
15:38:51 s.d.
12 1 Juni 25.66 Data ke-
15:39:36
08:09:41 s.d.
13 1 Juni 25.53
08:10:26
Gambar 4.4 Grafik Rata-Rata Temperatur pada
04:23:16 s.d. Temperatur Ruangan
14 2 Juni 25.54
04:24:01
15:37:26 s.d.
15 3 Juni 25.82 4.4 Aspek Ergonomi
15:38:11
15:49:36 s.d.
16 3 Juni 25.73
15:50:21 Secara kuantitatif, dari jarak berdiri operator (90
13:49:01 s.d. cm) dan selisih tinggi (24 cm) didapatkan besar
17 4 Juni 25.11
13:49:46 sudut antara garis horizontal ke panel sebesar
07:19:56 s.d. 14,9° menggunakan persamaan Phytagoras dan
18 5 Juni 25.19
07:20:41
Aturan Sinus.
11:47:36 s.d.
19 5 Juni 25.59
11:48:21
07:24:41 s.d.
20 6 Juni 25.36
07:25:26
20:18:41 s.d.
21 6 Juni 25.81
20:19:26
12:43:46 s.d.
22 7 Juni 25.54
12:44:31
20:58:31 s.d.
23 7 Juni 25.54 Posisi lantai datar
20:59:16
13:47:37 s.d. Gambar 4.5 Perhitungan Sudut Pandang Mata
24 10 Juni 25.46
13:48:23
ke Alat
00:33:53 s.d.
25 11 Juni 25.26
00:34:39
06:19:30 s.d. Kemudian, sebanyak 14 (93%) dari 15 orang
26 11 Juni 25.45 menyatakan bahwa alat yang dirancang inovatif,
06:20:16
15:53:37 s.d. 11 (73%) orang berpendapat mengenai alat yang
27 11 Juni 25.80 dirancang bermanfaat dalam membantu
15:54:23
21:42:49 s.d. kelancaran kegiatan pabrik. 11 orang juga
28 11 Juni 25.64
21:43:34 menyatakan bahwa alat ini dapat membantu
16:15:44 s.d. proses atau perawatan karena bersifat early
29 12 Juni 25.32
16:16:30 warning. Kemudian, 9 (sembilan) orang
18:26:33 s.d. menyatakan alat yang dirancang bagus secara
30 12 Juni 25.66
18:27:19 keseluruhan yang dapat diartikan bahwa alat
tidak hanya memenuhi aspek estetika ataupun
Dari data rata-rata tersebut, didapatkan nilai rata- sistem monitoring dan kontrol (trip otomatis),
rata akhir sebesar 25,52 °C; nilai standar deviasi akan tetapi memenuhi aspek ergonomi. Menurut
sebesar 0,196 atau jika dibulatkan menjadi 0,2; pandangan mereka, sebanyak 8 (delapan) orang
dan rentang dari nilai tertinggi dan nilai terendah menyatakan sistem pengukuran pada hasil
sebesar 0,71 °C sebagaimana ditunjukkan pada rancangan alat adalah akurat. Selanjutnya,
Tabel 4.2 dibawah ini. kurang dari 50% mengatakan bahwa alat ini
dapat diterapkan/dikembangkan pada motor
Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, dan listrik di stasiun lainnya dan 1 (satu) orang
Rentang diantaranya tidak memberikan respon terhadap
Standar pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Average Rentang
Deviasi
14
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
Hasil Wawancara Mengenai Hasil 105 °C. Set point tersebut lebih rendah
Perancangan Alat dibandingkan dengan batas maksimum
temperatur operasi kumparan kelas isolasi F
Tidak memberikan jawaban 1 (155 °C).
Akurat 8 2. Perancangan dan pembuatan sistem realtime
Dapat dikembangkan pada… 5 monitoring temperatur dan trip otomatis
Inovatif 14 berhasil dilakukan karena fungsi realtime
Bermanfaat di PKS 11
Membantu proses atau… 11
monitoring temperatur dan trip otomatis
Bagus secara keseluruhan 9 (kontrol otomatis) berfungsi dengan baik;
0 5 10 15
membutuhkan daya rendah sebesar 45 Watt;
biaya pengadaan lebih murah daripada biaya
Gambar 4.6 Grafik Hasil Wawancara terhadap Alat pengadaan Termolaser SKF TMTL500
yang Dirancang dengan selisih harga sebesar Rp. 700.000,-;
memiliki fungsi untuk mengukur,
Jumlah orang yang diwawancara minimal memonitor secara realtime, menyimpan data
berjumlah 8 (delapan) sebagai orang-orang yang pengukuran (data logger), kontrol otomatis
terlibat langsung dengan alat yang dirancang. sesuai program yang dibuat pada sistem; dan
Akan tetapi, berhasil dilakukan wawancara memiliki nilai ergonomi karena secara
terhadap 15 orang yang berarti bahwa data kuantitatif dan kualitatif telah memenuhi
kualitatif ini bisa dikatakan sebagai hasil sensus. aspek ergonomi.
3. Performa alat ukur yang telah dirancang
lebih teliti dibandingkan dengan Termolaser
dan memiliki nilai kesalahan pengukuran
4.5 Perbandingan Performansi Alat Ukur dibawah 1% atau 1 °C.
dengan Termolaser
Ucapan terima kasih
Termolaser merupakan alat ukur temperatur
mesin-mesin produksi di PKS yang memiliki Terima kasih kepada pihak Sungai Bengkal mill
fungsi tunggal dan harga pembelian 1 (satu) unit Jambi yang telah berkenan memberikan ruang
adalah Rp. 1.200.000,-. Sedangkan, alat yang untuk melaksanakan penelitian ini, serta Tim
dirancang merupakan suatu sistem yang mampu JVTI ITSB yang telah memberikan ruang untuk
mengintegrasikan antara sistem pengukuran, dapat diterbitkannya penelitian ini.
monitoring, dan kontrol otomatis serta aspek
ergonomi dengan biaya pembuatan tidak lebih Referensi
dari Rp. 500.000,-. Selain itu, alat yang
dirancang memiliki ketelitian sampai dengan 2
(dua) angka desimal dibelakang koma, [1] ----. ----. ----. Bab II Motor Induksi Tiga
sedangkan termolaser mampu menampilkan Fasa. Diakses dari http://repository.
hasil pengukuran sampai dengan 1 (satu) angka usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20
desimal dibelakang koma. 004/Chapter%20II.pdf?sequence=3.
[2] Kuswoyo, Didit Very. (2016). Sistem
5. Kesimpulan Proteksi Motor Induksi 3 Fasa dari
Gangguan Tidak Seimbang dan
Temperatur Lebih Menggunakan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian
Mikrokontroler. Skripsi, Fakultas Teknik,
sebelumnya dapat dibuat kesimpulan yaitu
Universitas Lampung.
sebagai berikut.
[3] Faurasyidi, Alkula. (2011). Modul
1. Upaya untuk melakukan pencegahan Perbaikan Motor Listrik. Modul
terjadinya overheat pada kumparan motor Perbaikan Motor Listrik Tingkat XI.
listrik 3 (tiga) fasa dapat dilakukan dengan SMK Muhammadiyah 1, Klaten Utara.
membuat sistem yang telah diprogram agar [4] ----. (2007). Insulation Class. Diakses
dapat melakukan trip otomatis saat dari
temperatur bagian dalam frame motor listrik http://tristate.apogee.net/mnd/mfnrins.asp
sama dengan atau diatas set point , yaitu >
15
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664
. Diakses pada 26 Mei 2018 pukul 12.33 [10] Desai, Pratik. (2015). Python
WIB. Programming for Arduino, Development
Practical Internet of Things Prototypes
[5] ----. ----. ThreeBond Technical News.
and Applications with Arduino and
Three Bond CO., LTD. Jepang.
Python. Packt Publishing. Mumbai.
[6] Bentley, John P.. (2005). Principles of
[11] What is Arduino. Diakses dari
Measurement Systems, Fourt Edition.
https://www.arduino.cc/en/Guide/Introdu
Pearson Prentice Hall. England.
ction. Diakses pada 19 Mei 2021 pukul
[7] Syam, Rafiuddin. (2013). Dasar-Dasar 14:57 WIB.
Teknik Sensor untuk Beberapa Kasus
[12] Massimo Banzi. (2011). Getting Started
Sederhana. Fakultas Teknik Universitas
with Arduino. 2nd Edition. O’Reilly.
Hasanuddin. Makassar.
[13] Tarwaka, dkk. (2004). Ergonomi untuk
[8] Ogata, Katsuhiko. ----. Modern Control
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Engineering Fifth Edition. Prentice Hall.
Produktivitas. Uniba Press. Surakarta.
New Jersey.
[14] Adnyani, I. A. Sri. (2015). Layout
[9] Pengertian Mikrokontroler
Proyektor LCD Yang Ergonomi Pada
(Microcontroller) dan Strukturnya.
Ruang Kuliah Jurusan Teknik Elektro
Diakses dari
Universitas Mataram. Dielektrika, ISSN
https://teknikelektronika.com/pengertian-
2086-9487. Vol. 2, No 1:1 – 5.
mikrokontroler-microcontroller-struktur-
mikrokontroler/. Diakses pada 19 Mei
2021 pukul 14:45 WIB
16