Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 415

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika


Untirta
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/sendikfi/index

Vol. 3, No. 1, November 2020, Hal. 415-424

Pengujian Standar Mutu Pada Perbaikan Motor Traksi 130 Kw


PT. Pindad (Persero) Bandung

Rizal Amri, Ilham Akbar Darmawan*


Pendidikan Vokasional Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
*Email: ilham.ad@untirta.ac.id
Abstrak
Proses rewinding adalah proses penggulungan kumparan pada stator dan rotor kembali, ketika kumparan yang
terbakar tidak dapat dipakai kembali, maka akan dipotong sehingga perlu dibuat kembali dengan kawat yang
baru. Dalam proses ini diperlukan ketelitian yang tinggi karena jika dalam menghitung dan memasang
kumparan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan maka motor akan berkerja abnormal dan harus dililit ulang
kembali. Jenis-jenis rewinding ada 2 yaitu rewinding stator dan rewinding rotor Penelitian ini bertujuan 1).
Menginvesigasi masalah kerusakan yang terjadi pada Motor Traksi 130 KW. 2). Mengetahui proses perbaikan
pada masalah yang terjadi pada Motor Traksi 130 KW. 3). Mengetahui pengujian mutu atau kualitas pada Mo-
tor Traksi 130 KW. Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Hasil yang diperoleh
adalah hasil investigasi Motor Traksi 130 KW LRT (Palembang), kemudian dilakukan incoming test yang dil-
akukan oleh fungsi QA meliputi; pengukuran tahanan konduktor, pengukuran tahanan isolasi, dan pengujian
tegangan tinggi DC 3.2 Kv hold 1 minute. pada proses perbaikan Motor Traksi 130 KW ini melalui bebrapa
tahapan atau scope pengerjaan diantaranya yaitu Penggantian winding stator (Rewinding), Proses VPI, Uji te-
gangan tinggi, Balancing ulang rotor, dan Running test atau final test. Untuk mengetahui pengujian mutunya
sendiri secara keseluruhan dapat dilihat pada proses running test atau final test tersebut karena pada saat proses
final test sendiri akan dilakukan kembali pengetesan pengukuran konduktor, pengukuran tahanan isolasi, dan
pengujian tegangan tinggi. Pengetesan ini membandingkan hasil yang di dapat dari incoming dengan hasil yang
sudah melalui tahap perbaikan atau rewinding dan menyamakan hasil yang sudah melalui tahap rewinding
dengan standar atau perhitungan yang sudah di tentukan oleh engineering sejak awal.
Kata kunci: Investigasi, proses perbaikan, pengujian .
Abstract
The rewinding process is the process of winding the coil on the stator and rotor again, when the burned coil
cannot be reused, it will be cut so that it needs to be made again with new wire. In this process high accuracy is
needed because if calculating and installing the coil does not match what is needed then the motor will work
abnormally and must be re-wrapped again. There are 2 types of rewinding, rewinding stator and rewinding ro-
tor. This study aims 1). Investigate the problem of damage that occurs in the 130 KW Traction Motor. 2).
Knowing the process of repairing the problems that occur in the 130 KW Traction Motor .. 3). Knowing quality
testing or quality on a 130 KW Traction Motor. The research method used is interviews and observation. The
results obtained are the results of a 130 KW LRT Traction Motor investigation (Palembang), then an incoming
test conducted by the QA function includes; conductor resistance measurements, insulation resistance measure-
ments, and DC high voltage testing 3.2 Kv hold 1 minute. in the 130 KW Traction Motor repair process
through several stages or scope of work including the replacement of the winding stator (Rewinding), the VPI
Process, high voltage test, rotor balancing, and running test or final test. To find out overall quality testing itself
can be seen in the running test or final test process because during the final test process itself will be tested
again conductor measurements, insulation resistance measurements, and high voltage testing. This test com-
pares the results obtained from incoming with the results that have been through the stage of repair or rewind-
ing and equate the results that have been through the rewinding stage with the standard or calculation that has
been determined by engineering from the beginning.
Keywords: Investigation, repair process, testing.
Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 416
PENDAHULUAN yang merupakan tempat kawat (konduktor)
dari tiga kumparan yang masing – masing ber-
PT. Pindad (Persero) merupakan industri
beda phasa dan menerima arus dari tiap phasa
pertahanan negara yang bukan hanya bergerak
tersebut yang disebut kumparan stator. Stator
dalam industry militer tetapi juga bergerak pa-
terdiri dari plat – plat besi yang disusun sama
da bidang komersial diantaranya yaitu mesin-
besar dengan rotor dan pada bagian dalam
mesin listrik khususnya mesin listrik berputar
mempunyai banyak alur yang diberi kumparan
seperti motor dann generator, proses pembu-
kawat tembaga yang berisolasi. Jika kumparan
atan (produksi) maupun perbaikan (jasa).
stator mendapatkan suplai arus tiga fasa maka
Maka dari itu, kesempatan yang sangat baik
pada kumparan tersebut akan timbul flux mag-
penukis dapat menggali ilmu pengetahuan khu-
net putar. Karena adanya flux magnet putar
susnya di bidang mesin listrik berputas di PT.
pada kumparan stator, mengakibatkan rotor
PINDAD (Persero). Pada bidang jasa PT. PIN-
berputar karena adanya induksi magnet
DAD juga menerima jasa untuk perbaikan me-
dengan kecepatan putar rotor sinkon dengan
sin listrik seperti Motor Traksi 130 KW LRT
kecepatan putar stator. (Zuhal, 1991 : 68)
(Palembang).
Proses rewinding adalah proses penggulun-
Motor Listrik merupakan sebuah perangkat
gan kumparan pada stator dan rotor kembali,
elektromagnetik yang mengubah energi listrik
ketika kumparan yang terbakar tidak dapat
menjadi energi mekanik. Ener gi mekanik ini
dipakai kembali, maka akan dipotong sehing-
digunakan untuk, misalnya memutar impeller
ga perlu dibuat kembali dengan kawat yang
pompa, fan atau blower, menggerakan kompre-
baru. Dalam proses ini diperlukan ketelitian
sor mengangkat bahan dan lain-lain di industry
yang tinggi karena jika dalam menghitung dan
dan juga pada peralatan listrik rumah tangga
memasang kumparan tidak sesuai dengan
(seperti : mixer , bir listrik, kipas angin dan
yang dibutuhkan maka motor akan berkerja
lain-lain). (Iskandar & Djuanda,2017 : 44)
abnormal dan harus dililit ulang kembali.
Motor listrik terdiri dari bermacam-
macam jenis dan motor induksi merupakan
KAJIAN PUSTAKA
salah satu macamnya, motor induksi merupa-
kan motor listrik yang dapat digolongkan Alur Rewinding Motor
menurut fasenya yaitu motor induksi satu fasa Berikut alur rewinding motor yang
dan motor induksi tiga fasa. Sedangkan digunakan pada motor traksi:
menurut jenis rotornya, motor induksi dapat 1. Impulse Test
dibedakan menjadi motor induksi sangkar Tujuan dilakukan impulse test khususnya
tupai dan motor induksi rotor lilit. Sebuah mo- pada stator coil adalah untuk meyakinkan bah-
tor induksi mempunyai dua bagian yang pent- wa kualitas isolasi antar turn dalam keadaan
ing yaitu stator dan rotor, serta di antara baik, selain itu dilakukan untuk meyakinkan
keduanya terdapat celah udara (air gap). Untuk bahwa coil satu dengan lainnya hampir serupa
memperbaiki efisiensi maka celah udara dibuat atau memiliki karakteristik yang relatif sama.
sempit tetapi tidak terlalu sempit, karena dapat Metode impulse test untuk coil testing, test
menimbulkan kesulitan mekanis. (Sugiyantoro, voltage, dan interpretasi dari hasil test ber-
Haryono, & Farqadain, 2012 : 44) dasarkan pada standar berikut:
Motor induksi bekerja berdasarkan in- 1) IEC 60034-15 (2009): Besarnya level
duksi elektromagnetik dari kumparan stator tegangan pengujian impulse yang hendak
kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya diujikan pada coil stator untuk mesin ber-
fluks yang diinduksikan dari kumparan stator putar AC (AC rotating machines).
akan memotong kumparan rotornya sehingga 2) IEEE Std. 522 (2004): Langkah-langkah
timbul tegangan induksi dan karena kumparan atau petunjuk (guide) untuk melakukan
rotor merupakan rangkaian yang tertutup, pengujian isolasi antar turn yang hendak
maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. diujikan pada coil stator untuk mesin ber-
Pada bagian stator terdapat beberapa slot putar AC (AC rotating machines).

Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 417
Impulse test dapat dilakukan sebelum dan lebih cepat dengan osilasi sinyal yang tinggi
sesudah coil berada pada stator, terminal dan kasar. Sinyal impulse yang diberikan ha-
sumber daya dihubungkan pada kedua rus memiliki berada pada nilai 0.1 dan 0.2 µs.
terminal coil. Jika dalam kondisi sudah
terpasang pada slot stator, ground kan 2. High Voltage Test
badan stator. High Volt Test atau yang lebih dikenal
Skema pengujian impulse test sebelum in- dengan High Potensial Test (HiPot test) meru-
serting sebagai berikut: pakan pengujian yang dilakukan untuk menge-
Tegangan uji ditentukan beberapa persa- tahui atau menguji ketahanan isolasi terhadap
maan berikut: potensial listrik. Terdapat dua jenis HiPot test,
1. Berdasarkan IEC 60034-15 : yaitu AC HiPot test dan DC HiPot test. Pada
Tegangan uji = 0.5 * 0.65*(4+5kV) dasarnya kedua HiPot test ini sama saja, dalam
……………(15) arti bahwa jika dilakukan prosedur AC HiPot
2. Berdasarkan IEEE Std.522 : test kemudian lulus uji maka dapat dipastikan
Tegangan uji= 0.7 * 3.5 * * lulus uji DC HiPot test begitu pula sebaliknya,
*…………………………………….(16) dengan catatan bahwa prosedur pengujian
Boleh jadi dari kedua persamaan diatas terutama bagian pemberian tegangan uji dil-
menghasilkan hasil yang berbeda, maka kita akukan dengan benar. AC HiPot test memiliki
pilih dengan bijak. Kita dapat memilih tegan- beberapa kelebihan diantaranya tegangan ter-
gan uji dengan hasil yang paling kesil dari sebar merata diseluruh bagian yang di test mu-
kedua persamaan diatas, atau memilih tegan- lai dari coil hingga badan stator akibat per-
gan uji dengan hasil yang paling besar, atau di gantian polaritas (sinyal AC) sehingga tidak
dalam rentang hasil kedua persamaan diatas. memberikan tekanan pada komponen resistif
Acceptance criteria (kriteria diterima/ saja tapi juga membagi daya dengan kompo-
kriteria lolos uji) dari impulse test baik ber- nen reaktif, dampaknya adalah kecil kemung-
dasarkan IEC 60034-15 atau IEEE Std.522 kinan winding/coil mengalami partial break-
adalah dengan kita mengamati kurva yang down (kerusakan di beberapa bagian winding/
dihasilkan. Lolos atau tidak pengujian ini ada- coil). Kelebihan lain adalah setelah winding
lah dengan perbandingan dua hasil pengujian, diuji tidak penting lagi melakukan discharge
yang harus ditekankan adalah bagaimana karena daya umumnya tidak dapat tersimpan
memilih coil pembanding yang digunakan se- dalam bentuk AC sehingga relatif aman
bagai referensi. Karena alasan inilah, impulse (walaupun lebih aman untuk tetap melakukan
test dikenal juga sebagai dengan comparison discharge device, hanya jika lupa atau ter-
test. lewatkan tidak menjadi masalah).
Waktu paruh pulsa (gelombang) respon DC HiPot test memiliki beberapa kelebi-
dari pemberian impulse pada coil atau istilah han diantaranya proses pengujian lebih efisien
sederhananya adalah bentuk gelombang yang karena rugi-rugi yang terjadi pada winding/
dihasilkan pada resistansi dan reaktansi coil itu coil hanya rugi-rugi dielektrik saja akibat reak-
sendiri. Itu artinya secara praktiknya bergan- tansi pada keadaan DC=0. Kelebihan lainnya
tung pada panjang dari coil dan jumlah turn adalah mudah melakukan pengukuran arus
coil tersebut. bocor karena parameter arus real dapat diukur,
Coil dengan kondisi isolasi antar turn yang sehingga arus bocor dapat dicari dari total be-
kurang baik atau terjadi breakdown pada saat sar daya yang hilang dikurangi dengan rugi-
pengujian impulse berarti bahwa terdapat short rugi dielektrik.
circuit antar turn, hal ini menyebabkan re- Tegangan uji HiPot test telah diatur dalam
sistansi dan induktansi kawat berkurang kare- standar yaitu standar IEEE 432 dan IEEE 95.
na seolah ada dua rangkaian yang pararel ter- Pada IEEE 95 dikemukakan bahwa besarnya
hadap sumber daya pengukuran. Jika demikian tegangan breakdown pada DC HiPot test 1.7
maka bentuk gelombang yang terbaca pada kali lebih tinggi dibandingkan dengan AC
scope akan berubah, waktu paruh menjadi HiPot test sehingga secara otomatis tegangan
Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 418
uji DC HiPot test harus 1.7 kali lebih besar U-W. Sehingga dengan sedikit subtitusi kita
dibandingkan tegangan uji AC HiPot test. Pa- akan dapatkan nilai resitansi coil masing-
da IEEE 432 dikemukakan bahwa untuk masing fasa.
keperluan keamanan dari kenaikan tegangan Jika terdapat permasalahan pada hasil pen-
(over voltage) yang biasanya dapat mencapai gukuran, misalkan saja resistansi ketiga fasa
125% maka dapat diberikan faktor keamanan sangat berbeda tidak seimbang maka coba un-
sebesar 1.25 pada tegangan uji, sehingga tuk melakukan inspeksi, mungkin terjadi hal
faktor keamanan ini dapat dipenuhi maka akan berikut:
ddidapatkan motor dengan kualitas maksi- Hubung singkat coil dengan core stator.
mum. Hubung singkat coil fasa dengan fasa yang
Persamaan-persamaan Tegangan Uji coba lain.
HiPot test up adalah sebagai berikur: Hubung singkat coil fasa dengan fasa itu
1) AC HiPot test tanpa factor keselamatan sendiri dalam satu group yang tidak sesuai
= (2 * ) + 1kV)……………..( 17 ) dengan desain awal.
2) DC HiPot test tanpa factor keselamatan Dimensi coil tidak sama baik panjang,
= [(2 * ) + 1kV)] * 1.7……...( 18 ) lebar, berat, atau bahan yang digunakan.
3) AC HiPot test dengan factor kesela- Sambungan coil per group pada proses
matan connecting kurang baik.
= [(2 * ) + 1kV)] * 1.25……( 19 ) 2. Insulation Resistance Test
Mengukur resistansi isolasi yang dilakukan
3. Resistance Test berdasarkan tegangan kerja motor, hasil yang
Besarnya resistansi yang biasa diukur da- didapat kemudian dibandingkan dengan
lam winding stator adalah resistansi coil dan standar yang ada akan menggambarkan kondi-
resistansi isolasi. Berikut penjelasan keduanya. si coil.
1. Coil Resistance Test Mengukur resistansi isolasi menggunakan
Mengukur resistansi coil bertujuan untuk alat khusus bernama Mega-Ohm Meter atau di
mengetahui seimbang atau tidaknya aliran arus industri biasa disebut ‘megger’, alat ini pada
pada ketiga fasanya, jika seimbang maka re- prinsipnya sama dengan Ohm-Meter biasa,
sistansi yang dihasilkan dari ketiga fasanya namun lebih sensitif dalam membaca arus
akan sama. Dengan besar arus yang sama pada yang sangat kecil karena resistansi yang
ketiga fasanya maka besar MMF diukur memiliki orde yang besar berkisar
(magnetomotive force) yang dihasilkan ketiga (Mega) bahkan (Giga), sesuai dengan yang
fasanya pun akan sama, sehingga berdampak dijelaskan dalam hukum ohm bahwa resistansi
pada putaran motor (rotor) yang baik dan berbanding terbalik dengan arus.
seimbang pada seluruh bagian stator tiga fasa Jika tahanan isolasi yang terukur lebih ren-
tersebut. dah daripada standar maka kemungkinan besar
Multimeter salah satu alat ukur yang dapat terjadi kerusakan pada bagian isolasi utama,
digunakan untuk Coil Resistance test, dengan dapat diperiksa apakah:
catatan bahwa multimeter harus mampu mem- 1. Lapisan isolasi kawat seperti enamel
baca nilai resistansi dengan orde yang kecil. atau daglas terbakar atau rusak.
Untuk mendapatkan nilai resistansi coil 2. Coil motor lembab/basah, kotor, atau
dalam mode Y connection three phase, pasang berdebu.
alat ukur pada terminal fasa satu ke fasa lain, 3. Untuk pengukuran yang sudah
sementara terminal satu fasa sisanya dibiarkan terpasang dan saling terhubung
tidak terhubung apapun, contoh skema pen- (telah dilakukan connecting antar
gukuran digambarkan seperti berikut. group) kurang baik terkoneksi.
Berdasarkan skema diatas, kita tempatkan 4. Salah memberikan tegangan uji pada
ohm meter (multimeter) pada terminal A-B lapisan isolasi.
maka akan kita dapatkan resistansi Pengukuran tahanan isolasi terdapat dalam
coil fasa-fasa V-W, lakukan untuk U-V dan standar IEEE 43-2000, berikut prosedur pen-
Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 419
gukuran tersebut: Tabel 2. Standar Hasil Pengukuran In-
1. Buka semua koneksi terminal motor, sulation Test
sebisa mungkin lepas semua koneksi
di terminal. Bersihkan sambungan
terminal sikat perlahan unttuk mem-
bersihkan terminal.
2. Lepas dan ground kan semua instru-
men yang terpasan di motor (misal:
winding thermostat, kapasitor, volt-
age transformer, dll) karena dapat
dipengaruhi tegangan megger.
3. Pilih tegangan injeks megger yang
diberikan saat pengetesan berdasar-
kan tabel berikut:
Keterangan: Tegangan adalah tegangan
fasa-fasa untuk motor 3 fasa, atau fasa-
ground untuk motor 1 fasa.
4. Distributed Winding In AC Machine
(Distribusi Lilitan pada Mesin AC)
Konstruksi dari stator winding pada mesin
Tabel 1. Tegangan Uji Insulation Re-
AC pada dasarnya sungguh rumit. Normalnya
sistance Test
stator mesin AC terdiri dari beberapa coil dari
setiap phasa nya, terdistribusi di sepanjang slot
yang berada di sekeliling permukaan dalam
dari stator. Untuk mesin berukuran besar, pada
setiap coil terdiri dari beberapa turn. Antar
turn terisolasi satu sama lain dengan conductor
insulation dan juga terisolasi dari bahan stator
itu sendiri.
Selain mesin listrik dengan ukuran yang
sangat kecil, stator coil umumnya dibentuk
menjadi double-layer winding. Tujuannya ada-
4. Lakukan pengukuran isolasi antar
lah untuk semakin memperbesar nilai tegan-
fasa-fasa, dan fasa-ground dengan
gan nominal yang dapat diterima coil tersebut.
lama pengukuran 1 menit. Dapat
Pada bentuk double-layer ini sering didengar
diambil terminal pengujian sebagai
istilah full-pitch winding dan fractional-pitch
berikut:
winding atau sering disebut chorded winding.
Fasa#1-Fasa#2 =U1-V1 Fasa#1-
full-pitch winding artinya stator coil memiliki
Ground=U1-Ground
stretch diameter sama dengan pole-pitch nya.
Fasa#1-Fasa#3=U1-W1 Fasa#2
Pole-pitch sendiri merupakan jarak dusut an-
-Ground=V1-Ground
gular (angular distance) antara dua buah pole
Fasa#2-Fasa#3=V1-W1 Fasa#3
yang berdekatan.
-Ground=W1-Ground
Pada distribusi full-pitch winding mesin
5. Hasil pengukuran isolasi minimum
dua fasa, terdapat empat coil setiap fasanya (a,
harus memenuhi nilai sebagai beri-
b, dan c). Untuk setiap coil yang berfasa sama
kut:
dan ditempatkan berdekatan biasa dinamakan
phase belt atau phase group. Karakteristik full-
pitch winding yaitu angular distance dari pole
pitch sama dengan stretch diameter coil.

Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 420
5. No Load Test Dengan mechanical losses (rotational
No Load Test dari sebuah motor induksi losses):
digunakan untuk mengukur rotational losses
dari sebuah motor dan mendukung informasi
mengenai arus magnetisasi. Rangkaian pen- Maka didapat nilai pastinya:
gujian dari no load test digambarkan pada ske-
ma berikut. Digunakan dua buah wattmeter, Adapun jika nilai daya input tidak
sebuah voltmeter, dan tiga buah amperemeter didapat dari hasil pengukuran, dapat dihi-
terhubung pada sebuah motor induksi yang tung dengan persamaan berikut:
dibiarkan berputar bebas. Daya yang
dikomsumsi oleh motor ini merupakan daya
akibat gesekan dan rugi-rugi gesek angin HASIL DAN PEMBAHASAN
(windage losses), intinya pada saat no load,
daya yang dikomsumsi merupakan mechanical Hasil
losses. 1. Hasil Investigasi Motor Traksi LRT
Dalam no load test ini bisa didapat bebera- (Palembang)
pa informasi dengan beberapa perkiraan untuk 1) Dilakukan incoming test oleh fungsi QA
kemudian dilakukan penyerderhanaan pada adapun test yang dilakukan:
rangkaian ekuivalen, atau dengan beberapa  Pengukuran tahanan konduktor
hasil pengukuran. Pengukuran tahanan isolasi
Perkiraan dan penyederhanaan yang biasa Pengujian tegangan tinggi DC 3.2 kV
dilakukan seperti ini. Slip motor induksi bi- hold 1 minute
asanya sangat kecil, maka dengan perkiraan 2) Dilakukan pembongkaran motor
kecilnya slip ini resistansi yang berhubungan (disassembly), setelah dilakukan pem-
dengan mechanical losses (1-s)/s tadi jauh bongkaran ditemukan beberapa temukan
lebih besar dari pada dengan rotor copper loss- beberapa temua diantaranya:
es dan jauh lebih besar dibandingkan dengan  Ditemukan cacat isolasi dibagian wind-
reaktansi rotor , sehingga rangkaian ekuivalen ing stator sisi DE
dapat disederhanakan. Ditemukan massa balancing yang ter-
Output resistansi (mechanical losses res- lepas dari dudukan massa balancingnya.
sistance) tadi parallel dengan reaktansi mag- Dilihat dari bekas dudukan, masa bal-
netisasi yaitu reaktansi yang digunakan untuk ancing harusnya ada 3 buah.
membuat medan magnet agar motor dapat Jadi jumlah seluruh masa balancing
berputar, dan core losses . yang terlepas ada 3 buah, 1 buah ter-
Pada motor dengan kondisi no load, daya jatuh dibagian winding, 1 buah
input yang diukur harus sama dengan losses menempel pada shaft, 1 buah menempel
di motor. Rotor copper losses diperkirakan dan terbakar pada bagian output, baud
dapat diabaikan dengan asumsi diatas, dan pengunci masa balancing yang terlepas
dihasilkan rangkaian ekuivalensi baru hasil tidak ditemukan..
perkiraan tersebut. Jika dengan pengukuran Grease untuk pelumasan bearing sudah
didapat nilai resistansi coil dan stator, maka tercampur debu.
tentu bisa didapatkan nilai stator copper losses Terdapat cacat pada bagian kipas (fan)
sebesar: rotor.
Ditemukan bekas gesekan pada bagian
roda gigi.
Sehingga dengan demikian daya input Setelah ENDSHILED bagian DE dibu-
harus sama dengan: ka ditemukan 1 buah massa balancing
menempel pada bagian output winding,
dan ditemukan salah satu output wind-

Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 421
ing terbakar. Tabel 4. Hasil Insulation Resistance Test
Setelah ENDSHILED bagian NDE
dibuka dan dibersihkan ditemukan ba-
han isolasi berwarna hitam menutup
bagian belokan end winding, dugaan
awal seperti bekas diperbaiki, tetapi
setelah isolasi hitamnya dibuka tidak
terlihat cacat pada winding tersebut.
Terdapat cacat didalam ENDSHILED
bagian DE diakibatkan massa balancing
yang lepas.

Pembahasan dan analisis


1. Over current terjadi akibat putaran yang
2. CONDUCTOR RESISTANCE TEST
tertahan oleh massa balancing yang terlepas
dari dudukannya di bagian rotor sehingga
menghambat putaran rotor.
2. Massa balancing terlepas disebabkan
oleh tidak adanya baud pengunci massa bal- Tabel 5. Hasil Conductor Resistance Test
ancing.
Scope pengerjaan rewinding stator
 Penggantian winding stator (Rewinding)
 Proses VPI
 Uji tegangan tinggi
 Balancing ulang rotor
 Running test

2. Hasil Incoming Test Oleh Fungsi QA 3. HIGH VOLTAGE DC TEST


Incoming Test merupakan salah satu High Voltage DC test : 3,2 kV DC
rangkaian pengetesan yang dilakukan oleh Time : 1 Minute
divisi QA dimana ketika motor listrik yang Arus : 0,1 mili Ampere
dalam kondisi rusak akan melalui Incoming
Test atau tes awal kedatangan motor listrik 3. Penggantian winding stator (Rewinding)
tersebut. Tes ini dilakukan diawal karena un- Proses rewinding yaitu dilakukannya peng-
tuk mengetahui apa saja masalah yang terdapat gantian lilitan dan penggantian bantalan
pada motor listrik tersebut dan berikutnya (bearing), prosesnya dimulai dari incoming
memberikan tindakan perbaikan yang tepat test lanjut ke tahap pembongkaran dan peng-
dan melakukan pengujian kembali apakah mo- gantian belitan motor. Setelah proses rewind-
tor tersebut sudah benar dan sesuai dengan ing dilanjutkan pada tahap pengujian akhir
kriteria yang ada. motor sebelum dikembalikan kepada kon-
Adapun hasil Incoming Test pada Motor sumen untuk meyakinkan bahwa motor sudah
Traksi 130 KW adalah sebagai berikut: layak beroperasi. Pengujian akhir ini adalah
tahapan terakhir dari proses setelah motor in-
1. INSULATION RESISTANCE TEST duksi 3 fasa di rewinding. Dalam tahapan
akhir ini, pengujian dilakukan untuk menen-
tukan kemampuan motor tersebut apakah su-
dah sesuai dengan tujuan akan dilakukan apa-
bila motor telah selesai dirakit dan dipasang
seluruh komponennya. pada proses rewinding
dilakukan oleh divisi produksi artinya diluar
Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 422
dari fungsi QA. sendiri mengetes dari hasil proses VPI dimana
hasil yang didapat dari uji tegangan tinggi ini
4. Proses VPI adalah sebagai berikut:
Proses VPI dilakukan dengan cara me- High Voltage DC test : 3,57 kV DC
masukan stator ke dalam vessel, kemudian Time : 1 Minute
ditutup rapat dan dilakukan beberapa proses: Arus : 0,1 mili Ampere
a. Vacuum
Udara didalam vessel termasuk Dari hasil uji tegangan tinggi ini sudah ter-
didalamnya stator yang telah melewati lihat perbedaan pada hasilnya dimana pada
proses pre-heating, di vacuum hingga saat tes tegangan tinggi ketika saat Incoming
mencapai tekanan 0.002 bar. Tujuannya terdapat hasil 3.2 kV dan pada uji tegangan
adalah menghilangkan uap air dan tinggi setelah inserting mendapatkan nilai 3.57
meminimalisi void didalam lapisan im- kV. Hasil tersebut akan di uji coba lagi pada
pregnasi resin, sehingga dapat mening- saat final test apakah hasil setelah inserting
katkan performansi isolasi. masih tetap dengan hasil yang sama atau hasil
b. Pressure tersebut menurun.
Setelah stator didalam vessel dalam Jika pada saat final test diketahui nilai ter-
kondisi vacuum, resin dimasukan sebut menurun atau tidak sesuai dari standart
kedalamnya sehingga merendam seluruh yang sudah di tentukan maka di anggap gagal
bagian stator (impregnation). Setelah dan pihak QA akan mengembalikannya kem-
proses impregnasi ini, didiamkan bebera- bali pada pihak produksi agar dilakukan re-
pa saat agar gelembung-gelembung udara winding dan proses VPI kembali.
naik ke permukaan dan tidak terjebak
didalam sela-sela stator. Setelah didi- 6. Balancing Ulang Rotor
amkan beberapa saat, seluruh isi vessel Balancing merupakan prosedur perawatan
diberi tekanan (pressure) 4 bar selama 2 untuk menghilangkan unbalance pada mesin
jam, tujuannya adalah agar resin dengan poros putar. Berdasarkan beban unbal-
menempel dan mengisi seluruh bagian ance yang harus diatasi, metode balancing
isolasi stator secara merata. dapat meliputi static balancing dan dynamic
c. Curring balancing. Static balancing merupakan
Setelah diberikan pressure selama 2 prosedur menambah atau mengurangi massa
jam, tekanan dibuat kembali normal pada jarak radial tertentu untuk menyeim-
kemudian resin diangkat dari bak vessel bangkan gaya unbalance. Sedangkan dynamic
dan dikembalikan pada tabung penyim- balancing merupakan prosedur menambah
panan. Stator dikeluarkan dari vessel dan atau mengurangi massa pada jarak radial ter-
dibiarkan dingin beberapa saat kemudian tentu untuk menyeimbangkan momen unbal-
bagian badan stator luar dilap dari resin, ance.
kemudian didinginkan kembali hingga Analisis getaran merupakan suatu metode
suhu ruangan. yang penting yang dapat digunakan untuk
Setelah dingin stator memasuki pros- mengurangi atau mengeliminasi permasalahan
es pengeringan menggunakan oven, pros- mesin yang berulang. Dari analisis getaran
es pengeringan ini dilakukan selama 10 maka akan didapat hasil berupa respon getaran
jam dengan suhu 130-135°C. Digunakan yang dapat menjadi acuan terhadap kerusakan
pula cairan untuk membantu pengeringan dari suatu sistem, sehingga dapat dilakukan
yang ikut dimasukan didalam oven dan tindak pencegahan.
dibiarkan menguap didalamnya, cairan
tersebut dinamakan Desmorapid. 7. Running Test (Final Test)
Masuk pada test terakhir atau final test,
5. Uji Tegangan Tinggi disini akan dilakukan kembali pengetesan pen-
Untuk uji teganga tinggi ini dari fungsi QA gukuran konduktor, pengukuran tahanan iso-
Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 423
lasi, dan pengujian tegangan tinggi. Pengete-
san ini membandingkan hasil yang di dapat
dari incoming dengan hasil yang sudah me-
lalui tahap perbaikan atau rewinding dan
menyamakan hasil yang sudah melalui tahap
rewinding dengan standar yang sudah di ten-
tukan.
Untuk hasil final test dapat dilihat pada
tabel berikut dibawah ini:
1) Pengukuran Tahanan Konduktor
Sebelum:
Tabel 6. Nilai Tahanan Konduktor Sebe- Sesudah:
lum Perbaikan
Tabel 9. Nilai Tahanan Isolasi Sesudah Per -
baikan

Sesudah:

Tabel 7. Nilai Tahanan Konduktor Sesudah


Perbaikan
3) Pengujian Tegangan Tinggi
Sebelum:
High Voltage DC test : 3,2 kV DC
Time : 1 Minute
Arus : 0,1 mili Ampere
Sesudah:
High Voltage DC test : 3,57 kV DC
Time : 1 Minute
Arus : 0,1 mili Ampere

KESIMPULAN

2) Pengukuran Tahanan Isolasi Dari pembahasan yang sudah dijelaskan


diatas dapat ditarik kesimpulan, sebagai beri-
Sebelum: kut:
1. Dapat mengetahui masalah kerusa-
kan yang terjadi pada Motor Traksi
Tabel 8. Nilai Tahanan Isolasi Sebelum 130 KW dengan melakukan bebera-
Perbaikan pa Investigasi yang dilakukan oleh
tim QA.
2. Proses rewinding atau perbaikan pa-

Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(1), 2020, 424
da motor traksi 130 KW diawali
dengan investigasi pada saat motor
tersebut datang hal ini di lakukan
agar mengetahui kerusakan apa yang
terjadi pada motor dan apa penyebab
rusaknya motor sehingga motor tidak
bias mengubah daya listrik menjadi
mekanik dan tidak dapat lagi motor
tersebut berfungsi.
3. Melakukan pengujian standar mutu
pada motor yang sudah rampung
dikerjakan dengan menguji atau
melakukan serangkaian test dengan
standarisasi yang ada pada IEEE 43
(2000)

DAFTAR PUSTAKA
IEEE 43. (2000). Recomended Practice for
Testing Insulation Resistance of Rotat-
ing Machinery. United States Of Ameri-
ca: The Institute of Electrical ana Elec-
trical Engineers Inc.
IEEE 432. (1992). Guide for Insulation
Maintenance for Rotating Electric Ma-
chinery 5hp to less than 10,000 hp.
United States Of America: The Institute
of Electrical and Electronic Engineers
Inc.
IEEE 522. (1992). Guide for Testing Turn-to-
Turn Insulation on Form-Wound Stator
Coils for Alternating-Current Rotating
Electric Machines. United State Of
America: The Institute of Electrical and
Electronic Engineers Inc.
Holzbauer, Z. (2013). Analysis of electrical,
thermal and mechanical characteristic
of various mica papers in hight voltage
insulation systems. Graz: Graz Univer-
sity of Tecnology
Iskandar, S., & Djuanda. (2017). Konversi
Energi. Yogyakarta: Deepublish CV
BUdi Utama.
Sugiyantoro, B., Haryono, T., & Farqadain, Y.
(2012). Perancangan Dan Pengujian
Motor Induksi Tiga Fase Multi-Kutub .
Jurnal JNTETI Vol. 1, No. 1, 44.
Zuhal. (1991). Dasar Tenaga Listrik. Bandung:
ITB.

Copyright © 2020, Prosiding SENDIKFI

Anda mungkin juga menyukai