DINAMIKA GERAK

LURUS 2
Oleh
TIM FISIKA PROSUS INTEN
YOGYAKARTA
A. JENIS JENIS ENERGI
Energi adl kemampuan sistem 3. Energi Mekanik (Em)
melakukan usaha
Energi total

1. Energi Potensial (Ep) 𝑬 𝒎 = 𝑬𝒌 + 𝑬𝒑

Energi akibat kedudukan benda
terhadap suatu acuan
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
𝑬𝒑 = 𝒎 𝒈 𝒉
Jika tidak ada gaya luar yang bekerja Em bersifat
Ep : energi potensial (joule) kekal
m : massa (kg)
h : ketinggian (m) 𝑬𝒎𝟏 = 𝑬𝒎𝟐
𝑬𝒑𝟏 + 𝑬𝒌𝟏 = 𝑬𝒑𝟐 + 𝑬𝒌𝟐
2. Energi Kinetik (Ek) 𝟏 𝟏
𝒎𝒈𝒉𝟏 + 𝒎𝒗𝟏 = 𝒎𝒈𝒉𝟐 + 𝒎𝒗𝟐𝟐
𝟐
Energi akibat kecepatan gerak benda h1 𝟐 𝟐
𝟏
𝑬𝒌 = 𝒎𝒗𝟐
𝟐 h2
Ek : energi kinetik (joule)
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
Contoh :
hal. 76 no. 7 𝐸𝑀𝐶 = 𝐸𝑀𝐴
𝐸𝑝𝐶 + 𝐸𝑘𝐶 = 𝐸𝑝𝐴 + 𝐸𝑘𝐴

𝑚 𝑔 ℎ𝐶 + 1 2 𝑚𝑣𝐶2 = 𝑚 𝑔 ℎ𝐴 + 1 2 𝑚𝑣𝐴2

10 𝑅 + 0 = 0 + 1 2 𝑣𝐴2
20 𝑅 = 𝑣𝐴2 24 = 20 𝑅
𝑅 = 1,2 𝑚 (C)
𝐹=𝑚𝑎
𝑓𝑘 = 𝑚 𝑎
8 =2𝑎
𝑎 = 4 𝑚 𝑠2

𝑣𝑡2 = 𝑣02 + 2 𝑎𝑠
0 = 𝑣02 − 2 4 3
m : 2 kg 𝑣02 = 24
jejari : R R?
s:3m 𝑣02 = 𝑣𝐴2
𝑓𝑘 : 8 N
B. USAHA F (N)
Energi yang digunakan untuk
melakukan perubahan Usaha positif

𝑾= 𝑭 𝒅𝒔
s (m)

1. Usaha pd Grafik Usaha negatif

F (N)

W : luas grafik
2. Usaha oleh Gaya tetap
F
𝜃 𝑾𝒈𝒆𝒔 = −𝒇𝒈𝒆𝒔 𝐬
s (m) 𝐹 cos 𝜃
s1 s2 𝑓𝑔𝑒𝑠
s 𝑓𝑔𝑒𝑠 : gaya gesek (N)
𝑾 = 𝑭 . ∆𝒔 = 𝑭 (𝒔𝟐 − 𝒔𝟏 )
𝑊𝑔𝑒𝑠 : usaha gesek ( J)
W : usaha (joule) 𝑾 = 𝑭 cos 𝜃 𝒔
F : gaya (N)
W : usaha oleh gaya F (N) 𝑾𝒕𝒐𝒕 = (𝑭 cos 𝜃 − 𝒇𝒈𝒆𝒔 )𝐬
s : perpindahan (m)
𝜃 : sudut antara F dan s
𝑊𝑡𝑜𝑡 : usaha total ( J)
Contoh :
Usaha dari x = 2 sampai x = 9 adalah luas grafik dari
x = 2 sampai x = 9, maka

II

𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 = −𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼𝐼

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 = − t + (𝑠 × 𝑠)
2
(2 + 4)
𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 = − ×2+2×2
2
𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 = −2 𝐽
(A)
Contoh : m : 3 kg
hal. 76 no. 3 dan 4 𝐹 sin 𝜃
F
µk : 0,3
𝑁 µs : 0,5
g : 10 m/s2
𝜃 tan θ : 4/3
𝐹 cos 𝜃
𝑾𝒈𝒆𝒔𝒆𝒌 ?
𝑓𝑘
𝑊 Mencari percepatan (a) :

𝐹=𝑚𝑎
Mencari Normal (N) :
𝐹 cos 𝜃 − 𝑓𝑘 = 3 𝑎
𝐹 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑁 = 0
3
25 − 3 = 3 𝑎
𝑁 + 𝐹 sin 𝜃 − 𝑊 = 0 5
𝑎 = 4 m/𝑠 2
𝑁 = 𝑚𝑔 − 𝐹 sin 𝜃
Mencari perpindahan (s) :
4
𝑁 = 30 − 25
5 𝑠 = 𝑣0 𝑡 + 1 2 α𝑡 2
𝑁 = 10 𝑁 𝑠 = 0 + 1 2 4 42
𝑠 = 32 𝑚
Mencari Gaya Gesek (𝑓𝑘 ) :
Usaha Gaya Gesek :
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑁
𝑊𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 = −𝑓𝑘 𝑠
𝑓𝑘 = 0,3 . 10
𝑊𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 = −3 . 32
𝑓𝑘 = 3 N
𝑊𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 = −96 𝐽
(D)
Contoh : m : 3 kg
hal. 76 no. 3 dan 4 𝐹 sin 𝜃
F
µk : 0,3
𝑁 µs : 0,5
g : 10 m/s2
𝜃 tan θ : 4/3
𝐹 cos 𝜃
W yang diberikan gaya F ?
𝑓𝑘
𝑊

Dari soal nomer 3 diketahui :

𝑎 = 4 m/𝑠 2
COBA SENDIRI DULU yuk . . .

Mencari perpindahan (s) saat t = 5 s :

𝑠 = 𝑣0 𝑡 + 1 2 α𝑡 2
𝑠 = 0 + 1 2 4 52
Usaha oleh gaya F :
𝑠 = 50 𝑚
𝑊 = 𝐹 cos 𝜃 𝑠
3
𝑊 = 25 50
5 (C)
𝑊 = +750 𝐽
3. Usaha akibat perubahan Ep m : 0,10 kg 𝑊 = ∆𝐸𝑝
h :2m 𝐹 𝑠 = 𝑚 𝑔 (ℎ2 − ℎ1 )
𝑾 = ∆𝑬𝒑 s : 2 cm = 0,02 m 𝐹 0,02 = 0,10 . 10 . (2 − 0)
𝑾 = 𝒎𝒈 (𝒉𝟐 − 𝒉𝟏 )
F untuk menghambat
𝐹 = 100 𝑁
(E)
benda ?
4. Usaha akibat perubahan Ek
𝑾 = ∆𝑬𝒌
Contoh :
𝟏
𝑾 = 𝒎 (𝒗𝟐𝟐 − 𝒗𝟐𝟏 ) hal. 77 no. 5
𝟐

Contoh :
hal. 76 no. 8

m : 1000 kg
𝑣1 : 0 𝑊 = ∆𝐸𝑘
𝑣2 : 72 km/jam = 20 m/s
1
𝑊 = 𝑚 (𝑣22 − 𝑣12 )
W? 2
1
𝑊 = 1000 (202 − 0)
COBA SENDIRI DULU yuk . . . 2
𝑊 = 20000 𝐽 (C)
C. Impuls dan Momentum
1. Momentum (p) 3. Menghitung Impuls dr Grafik
𝒑 = 𝒎 .𝒗 F
p : momentum (kg.m/s) I (grafik positif)
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s) I : luas grafik

momentum termasuk besaran vektor

t
2. Impuls (I) II (grafik negatif)

𝑰 = 𝑭 . ∆𝒕
𝑰 = ∆𝒑
𝑰 = 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝑰 + (−𝒍𝒖𝒂𝒔 𝑰𝑰)
𝑭 . ∆𝒕 = 𝒎 (𝒗𝟐 − 𝒗𝟏 )
I : impuls (kg m/s)
F : gaya (N)
∆𝑡: selang waktu (s)
∆𝑝 : perubahan momentum (kg m/s)
𝑣2 : kecepatan akhir (m/s)
𝑣1 : kecepatan awal (m/s)
 Contoh :
Contoh :
hal. 77 no. 15
hal. 77 no. 11

mpel : 0,01 kg F? m : 3 kg
v1 : 0 m/s
t1 : 3 s v2 ?
v2 : 600 m/s
t2 : 12 s
∆𝑡: 0,3 s COBA SENDIRI DULU yuk . . .
v1 : 0 m/s
𝐼𝑚𝑝𝑢𝑙𝑠 = ∆𝑝
𝐹 ∆𝑡 = 𝑚 (𝑣2 − 𝑣1 ) 𝐼𝑚𝑝𝑢𝑙𝑠 = ∆𝑝
𝐹 0,3 = 0,01 (600 − 0) 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = 𝑚 (𝑣2 − 𝑣1 )
𝑣2 = 20 N
(C)
6+9
× 4 = 3 (𝑣2 − 0)
2
𝑣2 = 10 m/s
(B)
D. Tumbukan
Jika tidak ada gaya luar yang bekerja
pada tumbukan dua benda, maka
jumlah perubahan mometumnya sama
dengan nol
Hukum Kekekalan Momentum
𝒎𝟏 (𝒗′𝟏 − 𝒗𝟏 ) + 𝒎𝟐 (𝒗′𝟐 − 𝒗𝟐 ) = 0
𝒎𝟏 𝒗𝟏 + 𝒎𝟐 𝒗𝟐 = 𝒎𝟏 𝒗′𝟏 + 𝒎𝟐 𝒗′𝟐
𝑚1 : massa benda 1
𝑚2 : massa benda 2
𝒗𝟏 : kecepatan benda 1 sebelum tumbukan
𝒗𝟐 : kecepatan benda 2 sebelum tumbukan
𝒗′𝟏 : kecepatan benda 1 setelah tumbukan
𝒗′𝟐 : kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Koefisien Restitusi (e)
rasio kecepatan awal dan akhir dua
benda setelah tumbukan
𝒗′𝟏 − 𝒗′𝟐
𝒆 = −( ) 𝟎≤𝒆≤𝟏
𝒗𝟏 − 𝒗𝟐
Jika
e = 1 , tumbukan lenting sempurna
0 < e < 1 , tumbukan lenting sebagian
e = 0 , tumbukan tidak lenting sama sekali
Contoh :
Kecepatan bola A ketika menumbuk bola B:
hal. 78 no. 23
𝐸𝑀𝐴 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝐸𝑀𝐴 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
A
𝐸𝑝𝐴 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝐸𝑘𝐴 𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝐸𝑝𝐴 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 + 𝐸𝑘𝐴 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
h0 𝑚 𝑔 ℎ0 + 0 = 0 + 1 2 𝑚𝑣𝑎
B 𝑣 = 2𝑔ℎ
𝑎 0

ketika tumbukan :
𝑚𝑎 𝑣𝑎 + 𝑚𝑏 𝑣𝑏 = 𝑚𝑎 𝑣𝑎′ + 𝑚𝑏 𝑣𝑏′
𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖, 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑣𝑎′ = 𝑣𝑏′ = 𝑣 ′

𝑚 2𝑔ℎ0 + m 0 = m + 3m 𝑣 ′
′
2𝑔ℎ0
𝑣 =
Gerak bola B stlh tumbukan: 4
𝐸𝑀𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝐸𝑀𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
ma = M 𝐸𝑝𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝐸𝑘𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝐸𝑝𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 + 𝐸𝑘𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
mb = 3M 1 2𝑔ℎ0 2
0 + (𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 )( ) = 𝑚𝑎 + 𝑚𝑏 𝑔ℎ′
2 4
1 2𝑔ℎ0
= 𝑔 ℎ′
2 16 h’
ℎ0
′
ℎ =
16 (A)
E. Tumbukan pada Gerak Contoh :
hal. 79 no. 29
Jatuh Bebas
𝑣0 = 0

h0
h1

𝑣1
𝑣 h0 = 100 m
e = 4/5
h2 ?
ℎ1 ℎ2
𝑒= 𝑒=
𝒗𝟏 = 𝟐𝒈𝒉𝟏 ℎ0 ℎ1
𝒉𝟏 𝒉𝟐
𝒉𝟏 𝒉𝟐 𝒆= = 4 ℎ1 4 ℎ2
𝒆= = 𝒉𝟎 𝒉𝟏 = =
𝒉𝟎 𝒉𝟏 5 100 5 64
16 ℎ1
= 16 ℎ2
v1 : kecepatan pantulan pertama 25 100 =
25 64
(A)
e : koefisien restitusi tumbukan benda ke lantai
ℎ1 = 64 m ℎ2 = 41 m
h1 : tinggi maksimum akibat pantulan kesatu
h2 : tinggi maksimum akibat pantulan kedua
 KUIS

Hal. 76 no. 01
Hal. 77 no. 10
Hal. 77 no. 13
Hal. 78 no. 14
Hal. 79 no. 20