KTSP
K T SP& K-13
s
Kela
geografi
Jagad Raya dan Tata Surya IV
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami fase-fase bulan.
2. Memahami fenomena bulan.
3. Memahami planet kerdil.
4. Memahami teori pembentukan Bumi.
1
Gambar rupa semu Bulan (Ilustrasi ulang gambar dari Sumber: Simamora, 1979: 38)
b. Fenomena Bulan
Fenomena Bulan terdiri dari posisi konjungsi, oposisi, dan kuarter.
1. Konjungsi
Konjungsi yaitu kedudukan Bulan searah dengan Matahari, jika dilihat dari Bumi.
Saat itu bagian Bulan yang menghadap Bumi adalah bagian yang gelap sehingga
kita tidak melihat Bulan di langit.
2. Oposisi
Oposisi yaitu kedudukan Bulan berlawanan arah dengan Matahari, jika dilihat dari
Bumi. Saat itu bagian Bulan yang menghadap Bumi adalah bagian yang paling
terang seperti piring sehingga kita dapat melihat Bulan satu lingkaran penuh di
langit. Fenomena oposisi = fase bulan purnama.
3. Kuarter
Kuarter yaitu kedudukan Bulan tegak lurus terhadap garis penghubung Bumi dan
Matahari. Fenomena kuarter = fase bulan perbani.
c. Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi jika Bulan tertutup oleh bayangan Bumi, baik bayangan inti (umbra),
maupun bayangan tambahan (penumbra). Pada saat itu posisi Bulan, Bumi, dan Matahari
terletak sejajar pada satu garis lurus. Oleh karena Bumi lebih besar daripada Bulan, maka
Bulan tertutup oleh Bumi. Akibatnya Bulan tidak menerima dan memantulkan sinar
matahari.
2
Gerhana Bulan terjadi pada wilayah Bumi yang mengalami Bulan purnama. Gerhana
Bulan dapat dilihat dari seluruh wilayah Bumi yang mengalami malam hari. Ada dua jenis
gerhana Bulan, yaitu sebagai berikut.
1. Gerhana Bulan Total (Sempurna)
Gerhana Bulan total terjadi saat seluruh bagian Bulan masuk ke dalam umbra Bumi.
2. Gerhana Bulan Parsial (Sebagian)
Gerhana Bulan parsial terjadi di sekitar wilayah gerhana Bulan total atau wilayah
penumbra.
Gambar gerhana Bulan (Ilustrasi ulang gambar dari Sumber: Simamora, 1979, 41)
3
b. Gunung di Bulan
Di permukaan Bulan terdapat beberapa pegunungan. Beberapa gunung memiliki
ketinggian sekitar 30.000 kaki di atas permukaan Bulan. Nama gunung-gunung tersebut,
antara lain Alpes, Apenninus, dan Caucasus.
c. Kawah Bulan
Permukaan Bulan dipenuhi ribuan kawah dengan berbagai ukuran. Diameter kawah ada
yang mencapai 500 mil dengan ketinggian dinding kawah 30.000 kaki.
d. lembah Bulan
Permukaan Bulan juga ditandai dengan lembah yang berliku-liku dan tampak seperti
jurang atau dasar sungai.
e. Sinar Bulan
Sinar bulan terbentuk dari gumpalan material yang terlempar keluar dari dalam kawah.
Material-material tersebut memantulkan cahaya, tetapi tidak memantulkan bayangan.
Lebar sinar mencapai 10 mil dengan panjang mencapai 2.000 mil serta pancaran yang
mencapai ratusan mil.
4
Kondisi Pluto sangat dingin dan beku dengan suhu mencapai -233°C. Pluto memiliki orbit
bernama Charon. Pluto memiliki orbit (lintasan) yang unik, yaitu setiap 20 tahun sekali
orbit Pluto memotong orbit Neptunus sehingga posisi Pluto lebih dekat dengan Matahari
dan Neptunus berada pada orbit paling jauh. Hal ini terjadi pada tahun 1979, tahun 1999,
dan akan terjadi pada tahun 2019.
Itulah sebabnya Pluto dikeluarkan dari susunan tata surya kita karena Pluto tidak memenuhi
salah satu syarat planet, yaitu harus memiliki jalur orbit yang jelas dan bersih, tidak ada
benda langit di orbit tersebut. Selanjutnya Pluto dimasukkan ke dalam kelompok planet
kerdil bersamaan dengan Ceres dan Xena.
Gambar Pluto sebagai planet kerdil yang memiliki lintasan orbit yang unik (Sumber: www.edb.
utexas.edu)
b. Asteroid
Asteroid atau planetoid adalah mineral planet atau planet-planet kecil berdiameter 0,5–35
km. Puluhan ribu asteroid menempati ruang angkasa di antara lintasan planet Mars dan
Yupiter.
5
c. Meteorid
Meteorid adalah benda angkasa di sekitar planet berukuran kecil dan padat yang terdiri
dari batuan dan bongkahan logam seperti besi dan nikel.
Meteorid jatuh ke Bumi karena gravitasi bumi. Jalur jatuhnya meteorid ke atmosfer bumi
disebut meteor. Saat memasuki atmosfer, batu-batu meteor bergerak dengan kecepatan
luar biasa dan bergesekan dengan udara sehingga menjadi panas dan berpijar. Sekitar 75
juta meteor memasuki atmosfer bumi setiap harinya. Hujan meteor jatuh hampir pada
tanggal yang sama setiap tahunnya, yaitu sekitar tanggal 3 Januari, 12 Agustus, dan 14
Desember.
Meteor yang masuk atmosfer bumi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai
permukaan Bumi. Meteor yang berukuran besar masih tersisa hingga mencapai
permukaan Bumi. Batuan sisa-sisa meteor ini disebut meteorit, namun orang-orang juga
sering menyebutnya sebagai bintang jatuh atau batu bintang. Jumlah meteorit yang
sampai permukaan Bumi setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500 meteorit. Meteorit
terkecil memiliki berat 6 gram dan meteorit terbesar mencapai 60.000 kg.
Gambar meteor yang jatuh menuju Bumi dan kawah tempat jatuhnya meteor.
(Sumber: scienceblogs.com, member.cox.net)
d. Komet
Komet adalah benda angkasa yang bergerak dengan orbitnya sendiri. Komet tersusun
dari es, gas, dan debu kosmis yang menggumpal dan memantulkan sinar matahari.
Komet beredar mengelilingi Matahari dengan lintasan berbentuk lonjong. Komet tampak
melintasi lebih dari setengah belahan langit di waktu malam. Panjang komet mencapai
16 km dengan ekor komet yang panjangnya jutaan km sehingga komet disebut sebagai
bintang berekor.
6
Saat dekat dengan Matahari, komet mendapat tenaga dari angin matahari. Angin tersebut
melelehkan es yang menggumpal dan melepaskan gas serta debu sehingga memantulkan
sinar matahari. Akibat tenaga dari angin matahari, komet berekor terang setiap mendekati
Matahari dengan posisi ekor menjauhi Matahari.
Pada tahun 1976 komet West melintas di dekat Bumi dan terus mengarah ke Matahari
hingga pecah menjadi empat bagian. Tahun 1986 komet Halley terlihat dari Bumi. Komet
Halley melintasi Matahari dan Yupiter dengan periode 76 tahun sekali. Diperkirakan komet
Halley akan tampak lagi pada tahun 2061.
Gambar beberapa komet yang terdapat dalam tata surya (Sumber: thebutterflydiaries.wordpress.
com, fromtheleft.wordpress.com)
Akibat rotasi bumi terjadilah gerakan lempeng tektonik sehingga Pangea terpecah, lalu
bergerak ke arah barat dan utara menuju ekuator.
7
Gambar pergerakan benua-benua pada zaman dahulu hingga sekarang
8
7. Samudera Atlantik semakin luas.
Amerika Afrika
Selatan
Gambar bentuk garis pantai Amerika Selatan dengan Benua Afrika merupakan bukti dari
teori apungan benua (Modifikasi dari sumber: science.taskermilward.org.uk)
9
Gambar ilustrasi teori Laurasia-Gondwana (Sumber: Environmental Geology, 2003)
c. Teori Ed Suess
Menurut teori ini ada persamaan formasi geologi antara Amerika Selatan, Afrika, India,
Australia, dan Antartika. Persamaan tersebut membuktikan bahwa daratan-daratan
tersebut pernah bersatu sebagai Gondwana.
e. Teori Konveksi
Dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry Hess. Di dalam Bumi yang sangat panas
terjadi arus konveksi. Arus konveksi ini berasal dari lapisan mantel (astenosfer) yang
merambat ke kulit bumi (litosfer) dan membawa materi lava. Lava-lava tersebut membeku
membentuk lapisan kerak bumi yang baru, lalu menggeser dan menggantikan kerak bumi
yang lebih tua. Di dasar laut lava tersebut membentuk punggung dasar laut (pematang
tengah samudera). Di puncak pematang tengah samudera (mid oceanic ridge) lava
mengalir terus hingga tersebar ke kedua sisinya hingga membeku dan membentuk kulit
bumi baru.
10
Gambar arus konveksi di dalam Bumi (Modifikasi dari sumber: http://www.ucmp.berkeley.edu)
g. Teori Kontraksi
Teori ini dikemukaan oleh oleh Descartes. Menurut teori ini kerak bumi mengalami
penyusutan dan pengerutan karena pendinginan sehingga membentuk gunung, lembah,
pegunungan, dan dataran.
Adapun gerak pergeseran lempeng tersebut ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Dua lempeng saling menjauh (divergen).
2. Dua lempeng saling bertumbukan (konvergen).
3. Dua lempeng saling berpapasan (transfrom).
11
Gambar peta sebaran lempeng tektonik (Sumber: photobucket.com)
12