UU No. 33 TAHUN PP No. 39 TAHUN KMA 558/2021 PMK No. PMA NO. 20 TAHUN KEP KEPALA BPJPH
2014 2021 57/PMK.05/2021 2021 NOMOR 141 TAHUN 2021
UU No. 11 Tahun PMA NO. 26 KMA 748/2021 PMA NO. 12 KEP KEPALA BPJPH PERATURAN KEPALA BPJPH
TAHUN 2021 NOMOR 57 TAHUN 2021 NOMOR 1 TAHUN 2021
2020 TAHUN 2019
Pasal 4 UU 33/2014 tentang JPH menyebutkan:
“Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di
wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal “
Pasal 4A UU 11/2020 : Untuk Pelaku Usaha Mikro dan Kecil,
kewajiban bersertifikat halal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 didasarkan atas pernyataan pelaku usaha Mikro dan
Kecil.
P
R • MASUK WAJIB
O • BEREDAR BERSERTIFIKAT
D
U • DIPERDAGANGKAN HALAL
K
Pelaku Usaha yang memproduksi Produk dari Bahan yang berasal dari
Bahan yang diharamkan dikecualikan dari mengajukan permohonan
Sertifikat Halal dan wajib mencantumkan keterangan tidak halal pada
7
Produk
KERJA SAMA DALAM PENYELENGGARAAN
JAMINAN PRODUK HALAL
PENETAPAN KEHALALAN
PRODUK MELALUI
MUI SIDANG FATWA
K/L
KERJA SAMA
LINTAS
SEKTORAL
LEADING SECTOR
PENYELENGGARAAN
JAMINAN PRODUK HALAL
LPH
PEMERIKSAAN DAN/ATAU
PENGUJIAN PRODUK, DILAKUKAN
OLEH AUDITOR HALAL 8
KERJA SAMA INTERNASIONAL
UU 33/2014 pasal 4 “Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.”
UU 33/2014 pasal 46 “Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasional dalam bidang JPH.”
PP 39/2021 pasal 119 ayat (4) “Kerja sama internasional didasarkan atas perjanjian antar negara.”
LHLN G to G
BPJPH
BPJPH berwenang melakukan kerja sama
dengan lembaga dalam dan luar negeri di
Pengakuan bidang penyelenggaraan JPH Pengembangan JPH
(UU 33/2014 pasal 6)
Sertifikat Halal 1) pengembangan teknologi;
Kerja sama dengan lembaga 1) saling pengakuan; dan 2) sumber daya manusia; dan
halal luar negeri yang berwenang 3) sarana dan prasarana JPH.
2) saling keberterimaan hasil penilaian
menerbitkan Sertifikat Halal kesesuaian
Penilaian Kesesuaian
KETENTUAN PENAHAPAN
KEWAJIBAN HALAL DAN
KMA 748 TAHUN 2021
KETENTUAN BARANG DAN JASA WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL
• Makanan
• Barang • Minuman
Ditetapkan masing-masing jenisnya oleh
Menteri setelah berkoordinasi dengan
• Obat
kementerian terkait, Lembaga terkait, dan MUI.
P • Kosmetik
• Produk Kimiawi Hanya yang terkait dengan makanan, minuman,
R • Produk Biologi obat, atau kosmetik.
O • Produk Rekayasa Genetik
D • Barang Gunaan yang Hanya bagi barang yang berasal dan/atau
dipakai, digunakan, dan
U dimanfaatkan.
mengandung unsur hewan.
K
• Penyembelihan
• Jasa • Pengolahan
• Penyimpanan Hanya yang terkait dengan makanan,
• Pengemasan minuman, obat, atau kosmetik.
• Pendistribusian
• Penjualan
• Penyajian
PP 39/2021 Pasal 135
PELAKSANAAN PENAHAPAN KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL
17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt 17 Okt
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034
Tetap dapat masuk, beredar, dan Produk hewan yang kewajiban kehalalannya
diperdagangkan di wilayah Indonesia selama sudah ditetapkan dalam peraturan
memiliki izin edar, izin usaha perdagangan, perundang-undangan.
dan/atau izin impor
J Jasa Pengolahan O
Jasa Penyajian
1. Jasa pengolahan (1.1 s.d. 1.6) 1. Jasa penyajian (1.1 s.d. 1.5)
K Jasa Penyimpanan
1. Jasa penyimpanan (1.1 s.d. 1.5)
L Jasa Pengemasan
1. Jasa pengemasan (1.1 s.d. 1.2)
Jasa Pendistribusian
M
1. Jasa pendistribusian (1.1 s.d. 1.4)
CONTOH KODING JENIS PRODUK
“MAKANAN” YANG WAJIB
BERSERTIFIKAT HALAL
(KMA 748/2021)
PRODUSEN
Perusahaan
MUI LPH
Sertifikasi Halal menganut sistem Telusur (Tracebility) dan bukan "End Product Analysis"
Persyaratan Auditor Halal Sesuai Undang-undang 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
• Auditor halal yang telah diangkat harus diregistrasi oleh BPJPH oleh LPH.
• Pengajuan registrasi auditor halal disertai dengan salinan keputusan pimpinan LPH
mengenai pengangkatan auditor halal.
• Pencabutan registrasi auditor halal dilakukan oleh BPJPH dan dilakukan dalam hal
Auditor Halal diberhentikan oleh LPH
• Auditor Halal dapat diberhentikan oleh LPH dalam hal:
a. mengundurkan diri;
b. meninggal dunia;
c. tidak memenuhi lagi salah satu persyaratan auditor halal;
d. terbukti melakukan pelanggaran kode etik dan kode perilaku tingkat berat; atau
e. dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.
Ketentuan Peralihan Auditor Halal
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal
Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) • Perusahaan yang akan mengimplementasikan SJPH
harus diterapkan oleh pelaku usaha • Lembaga pelatihan untuk melakukan kegiatan
untuk menjaga konsistensi produksi pelatihan
selama masa berlakunya sertifikat • Penyelia halal dalam menyusun sistem jaminan
halal produk halal di perusahaan
• Pengawas PPH dalam melakukan fungsi pengawasan
PPH
Ketentuan Bahan
Bahan yang digunakan dalam PPH
(Proses Produk Halal) terdiri atas:
1. bahan baku,
2. bahan olahan,
3. bahan tambahan, dan
4. bahan penolong.
Daftar produk dan bahan yang digunakan dalam proses produk halal harus merupakan produk dan bahan halal
yang dibuktikan dengan Sertifikat Halal.
Ketentuan tersebut tidak diperlukan bagi bahan yang:
1. Berasal dari alam berupa tumbuhan dan bahan tambang tanpa melalui proses pengolahan;
2. Dikategorikan tidak berisiko mengandung Bahan yang diharamkan;
3. Tidak tergolong berbahaya serta tidak bersinggungan dengan bahan haram
1) Pendistribusian, penjualan, dan penyajian Produk segar asal hewan tidak halal dipisahkan
dari pendistribusian, penjualan, dan penyajian Produk segar asal hewan halal.
2) Pendistribusian Produk olahan asal hewan tidak halal dan Produk olahan asal non hewan
tidak halal dapat disatukan dengan pendistribusian Produk olahan asal hewan halal dan
Produk olahan non hewan halal sepanjang terjamin tidak terjadi kontaminasi silang dan
alat distribusi bukan setelah digunakan untuk mendistribusikan Produk segar asal hewan
tidak halal, yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari pihak produsen atau distributor.
3) Penjualan dan penyajian Produk segar dan olahan asal hewan dan non hewan tidak halal
dipisahkan dari penjualan dan penyajian Produk segar dan olahan asal hewan dan non
hewan halal.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 Pasal 64
Ketentuan Penggunaan Fasilitas Bersama
1. Nama produk yang mengandung nama minuman keras, contoh rootbeer, es krim rasa
rhum raisin, bir 0% alkohol.
2. Nama produk yang mengandung nama babi dan anjing serta turunannya, seperti babi
panggang, babi goreng, beef bacon, hamburger, hotdog.
3. Nama produk yang mengandung nama setan seperti rawon setan, es pocong, mi ayam
kuntilanak.
4. Nama produk yang mengarah kepada hal-hal yang menimbulkan kekufuran dan
kebatilan, atau ritual/perayaan yang tidak sesuai dengan syariat Islam
5. Nama produk yang mengandung kata-kata yang mengandung unsur pornografi.
6. Produk dengan karakteristik/profil sensori yang memiliki kecenderungan bau atau
rasa yang mengarah kepada produk haram atau yang telah dinyatakan haram
berdasarkan ketetapan fatwa.
7. Produk atau bahan tidak aman untuk dikonsumsi.
Terima kasih