Anda di halaman 1dari 25

LAP OR A N AK HI R

P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

BAB 5. KEBUTUHAN PENGEMBANGAN


WILAYAH

5.1 WILAYAH YANG PERLU DIKENDALIKAN DAN DIDORONG


PERKEMBANGANNYA
Wilayah kendali atau wilayah yang didorong yang merupakan batas fungsional yang ditentukan
berdasarkan hasil identifikasi konsentrasi pemanfaatan ruang dan dominasi pemanfaatan ruang.
Wilayah kendali adalah wilayah dengan konsentrasi kegiatan pemanfaatan ruang dan/atau
dominasi kegiatan pemanfaatan ruang tertentu yang tinggi dan berpotensi melampaui daya
dukung dan daya tampung. Sedangkan wilayah yang didorong adalah wilayah dengan
konsentrasi kegiatan pemanfaatan ruang dan/atau dominasi kegiatan pemanfaatan ruang
tertentu yang sangat rendah yang perlu ditingkatkan perwujudannya sesuai dengan rencana tata
ruang.
Penentuan wilayah kendali dan wilayah yang didorong dilakukan dengan mempertimbangkan
analisis yang telah dilakukan di Bab 4 terkait Analisis Implikasi Kewilayahan, diantaranya:
1. Perwujudan rencana pola ruang;
2. Konsentrasi pemanfaatan ruang;
3. Daya dukung lahan;
4. Dominasi pemanfaatan ruang;
5. Dampak negatif.
Berdasarkan pada 5 (lima) faktor tersebut, maka wilayah yang dikendalikan sebanyak 145 dan
wilayah yang didorong sebanyak 30 berdasarkan konsentrasi pemanfaatan ruang rendah,
sedang dan tinggi. Untuk lebih jelas mengenai persebaran wilayah yang dikendalikan maupun
wilayah yang didorong perkembangannya dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-1
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Tabel 5.1 Wilayah Yang Perlu Dikendalikan dan Wilayah Yang Perlu Didorong Perkembangannya di Kabupaten Pesisir Barat
Konsentrasi Perwujudan Dominasi
Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Konsentrasi
Tingkat Rendah
Konsentrasi Hutan Lindung Tidak Sesuai NGAMBUR 35.742 0.244 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah yang
Rendah terwujud didorong
Hutan Produksi Tidak Sesuai NGARAS 36.683 0.251 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Hutan Produksi Tidak Sesuai NGAMBUR 388.377 2.657 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Hutan Produksi Sesuai NGAMBUR 0.333 0.002 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Bandara Tidak Sesuai PESISIR 1.975 0.014 Kawasan Kendala - Tidak Terjadi Ada Wilayah
TENGAH kendali
Kawasan Bandara Tidak Sesuai KRUI 1.148 0.008 Kawasan Kendala - Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN kendali
Kawasan Bandara Sesuai PESISIR 36.598 0.250 Kawasan Potensial - Tidak Terjadi Ada Wilayah
TENGAH kendali
Kawasan Bandara Sesuai KRUI 3.494 0.024 Kawasan Potensial - Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN kendali
Kawasan Industri Sesuai PESISIR 7.888 0.054 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN kendali
Kawasan Perikanan Budi Tidak Sesuai LEMONG 59.355 0.406 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Daya terwujud kendali
Kawasan Perikanan Budi Tidak Sesuai PESISIR 15.481 0.106 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Ada Wilayah
Daya SELATAN kendali
Kawasan Perikanan Budi Tidak Sesuai NGAMBUR 0.207 0.001 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Ada Wilayah
Daya kendali
Kawasan Perikanan Budi Sesuai LEMONG 8.053 0.055 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
Daya didorong
Kawasan Perikanan Budi Sesuai PESISIR 41.820 0.286 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
Daya SELATAN didorong
Kawasan Perikanan Budi Sesuai NGAMBUR 0.116 0.001 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
Daya didorong
Kawasan Perikanan Budi Sesuai KRUI 46.063 0.315 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
Daya SELATAN didorong
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai LEMONG 407.819 2.790 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 1,047.582 7.166 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-2
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai WAY KRUI 4.225 0.029 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai KARYA 58.116 0.398 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat PENGGAWA terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 155.200 1.062 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat TENGAH terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGARAS 284.056 1.943 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai BANGKUNAT 334.200 2.286 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGAMBUR 2,535.836 17.346 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai KRUI 108.393 0.741 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai LEMONG 119.879 0.820 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai PESISIR 429.412 2.937 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai WAY KRUI 15.508 0.106 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai KARYA 42.649 0.292 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat PENGGAWA terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai PESISIR 2.290 0.016 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat TENGAH terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai NGARAS 5.708 0.039 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai BANGKUNAT 6.514 0.045 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai NGAMBUR 964.619 6.598 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai PESISIR 189.471 1.296 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat UTARA terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai PULAU 58.595 0.401 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat PISANG terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai KRUI 10.909 0.075 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perlindungan Tidak Sesuai PESISIR 159.065 1.088 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Bawahnya SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perlindungan Tidak Sesuai PESISIR 45.983 0.315 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Bawahnya TENGAH terwujud kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-3
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Kawasan Perlindungan Tidak Wilayah
Bawahnya Tidak Sesuai NGARAS 5.845 0.040 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
Kawasan Perlindungan KRUI Tidak Wilayah
Bawahnya Tidak Sesuai SELATAN 5.678 0.039 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
Kawasan Perlindungan PESISIR Tidak Wilayah yang
Bawahnya Sesuai SELATAN 5.488 0.038 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada didorong
Kawasan Perlindungan KARYA Tidak Wilayah yang
Bawahnya Sesuai PENGGAWA 2.212 0.015 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada didorong
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai LEMONG 1.807 0.012 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai SELATAN 13.678 0.094 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai WAY KRUI 0.062 0.000 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
KARYA Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai PENGGAWA 0.325 0.002 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai TENGAH 392.001 2.681 Kawasan Kendala terwujud Terjadi Ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai NGARAS 0.671 0.005 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai BANGKUNAT 4.626 0.032 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai NGAMBUR 23.781 0.163 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
KRUI Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai SELATAN 6.060 0.041 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai LEMONG 12.621 0.086 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai SELATAN 227.182 1.554 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai WAY KRUI 27.264 0.186 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
KARYA Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai PENGGAWA 23.614 0.162 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai TENGAH 170.831 1.169 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai NGARAS 1.221 0.008 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai BANGKUNAT 17.243 0.118 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-4
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai NGAMBUR 114.819 0.785 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai UTARA 17.095 0.117 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
PULAU Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai PISANG 12.547 0.086 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
KRUI Tidak Wilayah
Kawasan Permukiman Sesuai SELATAN 101.154 0.692 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai SELATAN 736.440 5.038 Kawasan Kendala terwujud Terjadi Ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai TENGAH 9.404 0.064 Kawasan Kendala terwujud Tidak Terjadi Ada kendali
Tidak Wilayah
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai NGAMBUR 719.660 4.923 Kawasan Kendala terwujud Terjadi Ada kendali
KRUI Tidak Wilayah
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai SELATAN 317.879 2.174 Kawasan Kendala terwujud Terjadi Ada kendali
PESISIR Tidak Wilayah yang
Kawasan Pertanian Sesuai SELATAN 1,894.130 12.957 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada didorong
Tidak Wilayah yang
Kawasan Pertanian Sesuai NGAMBUR 842.368 5.762 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada didorong
KRUI Tidak Wilayah yang
Kawasan Pertanian Sesuai SELATAN 346.069 2.367 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada didorong
PESISIR Wilayah
Pelabuhan Sesuai TENGAH 0.028 0.000 Kawasan Potensial - Tidak Terjadi Ada kendali
Tidak Wilayah yang
Ruang Terbuka Hijau Sesuai NGAMBUR 18.316 0.125 Kawasan Potensial terwujud Tidak Terjadi Tidak ada didorong
PESISIR Wilayah
Sempadan Sungai Tidak Sesuai SELATAN 7.757 0.053 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
Wilayah
Sempadan Sungai Tidak Sesuai WAY KRUI 0.040 0.000 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
PESISIR Wilayah
Sempadan Sungai Tidak Sesuai TENGAH 0.189 0.001 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
Wilayah
Sempadan Sungai Tidak Sesuai NGARAS 0.245 0.002 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
Wilayah
Sempadan Sungai Tidak Sesuai BANGKUNAT 1.492 0.010 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
Wilayah
Sempadan Sungai Tidak Sesuai NGAMBUR 6.182 0.042 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali
KRUI Wilayah
Sempadan Sungai Tidak Sesuai SELATAN 0.895 0.006 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-5
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Sempadan Sungai Sesuai PESISIR 20.133 0.138 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
SELATAN didorong
Sempadan Sungai Sesuai WAY KRUI 1.282 0.009 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
didorong
Sempadan Sungai Sesuai KARYA 1.476 0.010 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
PENGGAWA didorong
Sempadan Sungai Sesuai PESISIR 0.193 0.001 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
TENGAH didorong
Sempadan Sungai Sesuai NGARAS 0.003 0.000 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
didorong
Sempadan Sungai Sesuai BANGKUNAT 0.357 0.002 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
didorong
Sempadan Sungai Sesuai NGAMBUR 10.269 0.070 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
didorong
Sempadan Sungai Sesuai KRUI 3.755 0.026 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
SELATAN didorong
Suaka Alam Pelestarian Tidak Sesuai BANGKUNAT 152.806 1.045 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Alam dan Cagar Budaya terwujud kendali
Suaka Alam Pelestarian Tidak Sesuai NGAMBUR 43.258 0.296 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Ada Wilayah
Alam dan Cagar Budaya kendali
Kawasan Perikanan Budi Tidak Sesuai LEMONG 5.051 0.035 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Daya terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai LEMONG 5.051 0.035 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perikanan Budi Sesuai LEMONG 24.340 0.166 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Daya terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai LEMONG 24.340 0.166 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perikanan Budi Tidak Sesuai LEMONG 0.052 0.000 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Daya terwujud kendali
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai LEMONG 0.052 0.000 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Perikanan Budi Sesuai LEMONG 2.043 0.014 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Daya terwujud kendali
Kawasan Permukiman Sesuai LEMONG 2.043 0.014 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai KRUI 5.615 0.038 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-6
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Kawasan Permukiman Sesuai KRUI 5.615 0.038 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGAMBUR 15.538 0.106 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Pertambangan Tidak Sesuai NGAMBUR 15.538 0.106 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Ada Wilayah
kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 50.285 0.344 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai PESISIR 50.285 0.344 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai WAY KRUI 0.820 0.006 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai WAY KRUI 0.820 0.006 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai KARYA 0.539 0.004 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat PENGGAWA terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai KARYA 0.539 0.004 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
PENGGAWA terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGAMBUR 9.327 0.064 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai NGAMBUR 9.327 0.064 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai PESISIR 16.157 0.111 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Sesuai PESISIR 16.157 0.111 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
SELATAN terwujud didorong
Kawasan Perkebunan Sesuai WAY KRUI 31.167 0.213 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Pertanian Sesuai WAY KRUI 31.167 0.213 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
terwujud didorong
Kawasan Perkebunan Sesuai KARYA 152.595 1.044 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat PENGGAWA terwujud kendali
Kawasan Pertanian Sesuai KARYA 152.595 1.044 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah yang
PENGGAWA terwujud didorong
Total Luasan Konsentrasi Tingkat Rendah 14,618.867 100.000
Konsentrasi
Tingkat Sedang
Konsentrasi Hutan Produksi Tidak Sesuai NGARAS 5.460 0.109 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Sedang terwujud kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-7
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Hutan Produksi Tidak Sesuai NGAMBUR 313.493 6.255 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Hutan Produksi Sesuai NGAMBUR 1.376 0.027 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai LEMONG 198.620 3.963 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 349.368 6.971 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 11.129 0.222 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat TENGAH terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGARAS 469.102 9.360 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGAMBUR 1,452.715 28.986 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai KRUI 387.367 7.729 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai LEMONG 12.137 0.242 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai PESISIR 0.040 0.001 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai NGARAS 2.466 0.049 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai NGAMBUR 599.802 11.968 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai KRUI 1.666 0.033 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perlindungan Tidak Sesuai PESISIR 1.744 0.035 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Bawahnya SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perlindungan Tidak Sesuai KRUI 7.258 0.145 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Bawahnya SELATAN terwujud kendali
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai PESISIR 0.037 0.001 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai PESISIR 1.425 0.028 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
TENGAH terwujud kendali
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai NGAMBUR 17.177 0.343 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai KRUI 2.158 0.043 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Permukiman Sesuai PESISIR 10.756 0.215 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-8
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Kawasan Permukiman Sesuai PESISIR 3.131 0.062 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
TENGAH terwujud kendali
Kawasan Permukiman Sesuai NGAMBUR 105.478 2.105 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Permukiman Sesuai KRUI 77.555 1.547 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai PESISIR 48.713 0.972 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai PESISIR 3.071 0.061 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
TENGAH terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai NGAMBUR 28.068 0.560 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai KRUI 388.358 7.749 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Sesuai PESISIR 6.355 0.127 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
SELATAN terwujud didorong
Kawasan Pertanian Sesuai PESISIR 1.497 0.030 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
TENGAH terwujud didorong
Kawasan Pertanian Sesuai NGAMBUR 119.093 2.376 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
terwujud didorong
Kawasan Pertanian Sesuai KRUI 266.758 5.323 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
SELATAN terwujud didorong
Ruang Terbuka Hijau Sesuai NGAMBUR 0.426 0.008 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
terwujud didorong
Sempadan Sungai Tidak Sesuai PESISIR 0.562 0.011 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah
SELATAN kendali
Sempadan Sungai Tidak Sesuai NGAMBUR 0.115 0.002 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah
kendali
Sempadan Sungai Tidak Sesuai KRUI 2.568 0.051 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah
SELATAN kendali
Sempadan Sungai Sesuai PESISIR 0.738 0.015 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
SELATAN didorong
Sempadan Sungai Sesuai NGAMBUR 0.667 0.013 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
didorong
Sempadan Sungai Sesuai KRUI 0.002 0.000 Kawasan Potensial Terwujud Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah yang
SELATAN didorong
Kawasan Perkebunan Sesuai KRUI 2.579 0.051 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Permukiman Sesuai KRUI 2.579 0.051 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-9
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 41.887 0.836 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai PESISIR 41.887 0.836 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGAMBUR 12.212 0.244 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai NGAMBUR 12.212 0.244 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi ada Wilayah
terwujud kendali
Total Luasan Konsentrasi Tingkat Sedang 5,011.805 100.000
Konsentrasi
Tinggi
Konsentrasi Kawasan Industri Tidak Sesuai PESISIR 30.769 2.261 Kawasan Kendala Terwujud Terjadi Ada Wilayah
Tinggi SELATAN kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 336.332 24.710 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai NGAMBUR 456.810 33.561 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai KRUI 387.592 28.476 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai PESISIR 2.335 0.172 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Perkebunan Sesuai NGAMBUR 3.271 0.240 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
Rakyat terwujud kendali
Kawasan Perlindungan Tidak Sesuai KRUI 1.874 0.138 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Bawahnya SELATAN terwujud kendali
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai PESISIR 1.264 0.093 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Permukiman Tidak Sesuai KRUI 2.163 0.159 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Permukiman Sesuai PESISIR 11.710 0.860 Kawasan Potensial Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai PESISIR 55.223 4.057 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai NGAMBUR 24.724 1.816 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai KRUI 31.056 2.282 Kawasan Kendala Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Sempadan Sungai Tidak Sesuai KRUI 4.232 0.311 Kawasan Kendala Terwujud Tidak Terjadi Tidak ada Wilayah
SELATAN kendali

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-10
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Konsentrasi Perwujudan Dominasi


Kesesuaian Daya Dukung Dampak Arahan
Pemanfaatan Penggunaan Lahan Kecamatan Luas (Ha) % Rencana Pemanfaatan
Lahan Lahan Negatif Wilayah
Ruang Pola Ruang Ruang
Kawasan Perkebunan Tidak Sesuai PESISIR 5.882 0.432 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
Rakyat SELATAN terwujud kendali
Kawasan Pertanian Tidak Sesuai PESISIR 5.882 0.432 Kawasan Kendala Tidak Tidak Terjadi Ada Wilayah
SELATAN terwujud kendali
Total Luasan Konsentrasi Tingkat Tinggi 1,361.119 100.000
Total Luasan (Sesuai dan Tidak Sesuai) 20,991.790
Total Luasan Sesuai 7,557.835 36.004
Total Luasan Tidak Sesuai 13,433.956 63.996
Sumber: Hasil Analisis dan Hasil Pengolahan GIS, 2021

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-11
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Gambar 5-1 Peta Zona Kendali dan Zona Yang Didorong di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber: Hasil Pengolahan GIS dan Hasil Analisis, 2021
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-12
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Gambar 5-2 Peta Zona Kendali dan Zona Yang Didorong Berdasarkan Rencana Pola Ruang di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber: Hasil Pengolahan GIS dan Hasil Analisis, 2021
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-13
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

5.2 POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH


Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Pesisir Barat dilihat berdasarkan analisis wilayah
yang perlu dikendalikan dan wilayah yang perlu didorong pengembangannya. Setiap
karakteristik wilayah (kendali dan didorong) memiliki potensi kemampuan pengembangan
wilayahnya masing-masing. Pengembangan wilayah yang dilakukan pada kategori wilayah
kendali tidak bisa secara leluasa dilakukan karena potensi pengembangannya yang terbatas
dilihat dari kondisi daya dukung dan daya tampung yang sudah hampir melampaui
kemampuannya. Berbeda halnya dengan pengembangan wilayah pada wilayah didorong,
dimana potensi pengembangannya masih besar dan perlu dilakukan perwujudan kegiatan
pemanfaatan ruangnya.
Potensi pengembangan wilayah merupakan kemampuan wilayah dalam menggunakan sumber
daya alam maupun sumber daya manusia berdasarkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidupnya. Berdasarkan hasil analisis daya dukung lahan terhadap penggunaan lahan
eksisting, daya dukung lahan terhadap penggunaan lahan eksisting di Kab. Pesisir Barat tergolong
dalam Kelas Kemampuan Lahan III dikategorikan menjadi Daya Dukung Lahan Tingkat Tinggi; dan
Kelas Kemampuan Lahan IV dan V dikategorikan menjadi Daya Dukung Lahan Tingkat Sedang.
a. Kelas III: penggunaan lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi
dan tinggi, namun masih memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang
b. Kelas IV: penggunaan lahan dapat dilakukan untuk pertanian terbatas, penggembalaan dan
semua jenis hutan.
c. Kelas V: penggunaan lahan dapat digunakan untuk penggembalaan intensif, penggembalaan
sedang dan terbatas, serta semua jenis hutan.
Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, diperoleh kategori terbesar kawasan
prioritas untuk Kabupaten Pesisir Barat pada Kawasan Prioritas III, untuk pemanfaatan ruang
Kawasan Perkebunan Rakyat, Hutan Produksi dan Kawasan Pertanian, dimana KP III
kawasan yang memiliki potensi daya dukung wilayah yang rendah untuk jasa penyediaan,
budaya, pendukung, dan pengaturan, serta didominasi dengan tutupan lahan terbangun.
Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan analisis wilayah yang
dikendali dan wilayah yang didorong perkembangannya, antara lain:
1. Kawasan Hutan Lindung: kawasan ini masuk pada kelas III dimana potensi pengembangan
wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang. Kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori kelas ini adalah penggunaan
lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi dan tinggi, namun masih
memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Memiliki sifat-sifat baik dengan faktor
pembatas kemiringan yang agak curam. Bisa digunakan untuk pertanian, namun perlu
perhatian serius dan upaya konservasi yang baik karena resiko erosi cukup besar. Oleh
sebab itu, pada lahan ini peruntukan kawasan hutan lindung perlu tetap dilakukan secara
intensif dengan tetap menjaga pelestarian kawasan hutan lindung dan membatasi
kegiatan lain terjadi didalam kawasan ini selain untuk mendukung fungsi hutan lindung
tersebut.
2. Kawasan Resapan Air: kawasan ini masuk pada kelas III dimana potensi pengembangan
wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang. Kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori kelas ini adalah penggunaan
lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi dan tinggi, namun masih
memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Memiliki sifat-sifat baik dengan faktor
pembatas kemiringan yang agak curam. Bisa digunakan untuk pertanian, namun perlu
perhatian serius dan upaya konservasi yang baik karena resiko erosi cukup besar. Oleh
sebab itu, pada lahan ini, kawsan resapan air perlu dijaga kelestarianya melalui
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-14
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

pembatasan kegiatan diluar fungsi utama dan kegiatan untuk mendukung fungsi utama
perlu didorong.
3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya: kawasan ini masuk pada
kelas III dimana potensi pengembangan wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung
lahan tingkat sedang. Kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori
kelas ini adalah penggunaan lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat
tinggi dan tinggi, namun masih memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Memiliki
sifat-sifat baik dengan faktor pembatas kemiringan yang agak curam. Bisa digunakan untuk
pertanian, namun perlu perhatian serius dan upaya konservasi yang baik karena resiko erosi
cukup besar. Pengembangan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
perlu memperhatikan kondisi kemiringan yang curam dan tingkat erosi yang tinggi,
kegiatan yang dapat dilakukan pada kawasan ini adalah kegiatan yang menunjang
fungsi utama kawasan terutama perlindungan keanekaragaman keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya sebagai penyangga fungsi kehidupan,
pelestarian alam dan pelestarian cagar budaya.
4. Sempadan Pantai: kawasan ini masuk pada kelas III dimana potensi pengembangan
wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang. Kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori kelas ini adalah penggunaan
lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi dan tinggi, namun masih
memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Memiliki sifat-sifat baik dengan faktor
pembatas kemiringan yang agak curam. Bisa digunakan untuk pertanian, namun perlu
perhatian serius dan upaya konservasi yang baik karena resiko erosi cukup besar. Oleh
sebab itu, pada lahan kelas ini, sempadan sungai perlu dijaga kelestarianya melalui
pembatasan kegiatan diluar fungsi utama dan kegiatan untuk mendukung fungsi utama
perlu didorong.
5. Ruang Terbuka Hijau: kawasan ini masuk pada kelas III dimana potensi pengembangan
wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang. Kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori kelas ini adalah penggunaan
lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi dan tinggi, namun masih
memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Memiliki sifat-sifat baik dengan faktor
pembatas kemiringan yang agak curam. Bisa digunakan untuk pertanian, namun perlu
perhatian serius dan upaya konservasi yang baik karena resiko erosi cukup besar. Oleh
sebab itu, pada lahan kelas ini, runag terbuka hijau perlu dijaga kelestarianya melalui
pembatasan kegiatan diluar fungsi utama dan kegiatan untuk mendukung fungsi utama
perlu didorong.
6. Kawasan Hutan Produksi: kawasan ini masuk pada kelas III dimana potensi pengembangan
wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang. Kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori kelas ini adalah penggunaan
lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi dan tinggi, namun masih
memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Selain itu, lahan pada kategori kelas ini
memiliki sifat-sifat baik dengan faktor pembatas kemiringan yang agak curam. Bisa
digunakan untuk pertanian, namun perlu perhatian serius dan upaya-upaya konservasi yang
baik karena resiko erosi cukup besar. Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim,
tindakan konservasi lebih sulit diterapkan dan dipelihara, seperti teras bangku, saluran
bervegetasi, dam penghambat, disamping tindakan untuk menjaga kesuburan dan kondisi
fisik tanah. Oleh sebab itu, pada lahan ini, kawasan hutan produksi khususnya hutan
produksi terbatas dilakukan secara terbatas pemanfaatanya baik luasan dan jenis
tanaman yang diusahakan dengan memperhatikan kondisi kemiringan yang curam dan

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-15
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

tingkat erosi yang tinggi serta pelestarian kawasan hutan pasca panen karena hutan ini
juga bisa berfungsi sebagai kawasan penyangga.
7. Kawasan Perkebunan Rakyat: kawasan ini masuk pada kelas III dimana potensi
pengembangan wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang.
Kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori kelas ini adalah
penggunaan lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi dan tinggi,
namun masih memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Selain itu, lahan pada
kategori kelas ini memiliki sifat-sifat baik dengan faktor pembatas kemiringan yang agak
curam. Bisa digunakan untuk pertanian, namun perlu perhatian serius dan upaya-upaya
konservasi yang baik karena resiko erosi cukup besar. Perlu pengelolaan hati-hati untuk
tanaman semusim, tindakan konservasi lebih sulit diterapkan dan dipelihara, seperti teras
bangku, saluran bervegetasi, dam penghambat, disamping tindakan untuk menjaga
kesuburan dan kondisi fisik tanah. Oleh sebab itu, pada lahan ini, kegiatan perkebunan
rakyat dilakukan secara terbatas baik luasan dan jenis tanaman kebun yang diusahakan
dengan memperhatikan kondisi kemiringan yang curam dan tingkat erosi yang tinggi.
8. Kawasan Pertanian: kawasan ini masuk pada kelas III dimana potensi pengembangan
wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang. Kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan pada kategori kelas ini adalah penggunaan
lahan tidak dapat digunakan untuk pertanian intensitas sangat tinggi dan tinggi, namun masih
memungkinkan untuk pertanian intensitas sedang. Oleh sebab itu, kegiatan pertanian masih
dimungkinkan pada lahan ini dengan intensitas sedang.
9. Kawasan Perikanan Budidaya: kawasan perikanan masuk pada kategori kelas V dimana
potensi pengembangan wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat
rendah. Lahan pada kelas ini merupakan lahan datar sampai cekung, dengan pembatas
banyaknya batuan di permukaan dan/atau tergenang air, dan mungkin pembatas lainnya.
Sebaiknya selalu tertutup vegetasi seperti hutan atau semak, dan tidak sesuai untuk bercocok
tanam. Pengembangan kegiatan perikanan budidaya pada lahan ini perlu
memperhatikan daya dukung lahan yang rendah dan kondisi lahan yang selalu
tergenang air ketika limpasan air datang dalam jumlah besar dan pada saat terjadi
banjir. Kegiatan perikanan budidaya masih dapat dikembangkan pada lahan jenis ini,
meskipun perlu diantisipasi ketika terjadi banjir atau dampak perubahan iklim lainnya.
10. Kawasan Peruntukan Industri: kawasan ini masuk pada kategori kelas V dimana potensi
pengembangan wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat rendah.
Lahan pada kelas ini tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatan lain yang tidak
mudah untuk dihilangkan, sehingga membatasi pilihan penggunaannya. Tanah ini juga
mempunyai hambatan yang membatasi pilihan macam penggunaan dan tanaman, dan
menghambat pengolahan tanah bagi tanaman semusim. Tanah ini biasanya terletak pada
topografi datar-hampir datar tetapi sering terlanda banjir, berbatu atau iklim yang kurang
sesuai. Pengembangan kegiatan industri perlu memperhatikan daya dukung lahan yang
rendah dan kondisi lahan yang selalu tergenang air ketika limpasan air datang dalam
jumlah besar dan pada saat terjadi banjir atau dampak perubahan iklim lainnya.
11. Kawasan Pertambangan: kawasan perikanan masuk pada kategori kelas V dimana potensi
pengembangan wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat rendah.
Lahan pada kelas ini merupakan lahan datar sampai cekung, dengan pembatas banyaknya
batuan di permukaan dan/atau tergenang air, dan mungkin pembatas lainnya. Sebaiknya
selalu tertutup vegetasi seperti hutan atau semak, dan tidak sesuai untuk bercocok tanam.
Pengembangan kegiatan pertambangan pada lahan ini perlu memperhatikan daya
dukung lahan yang rendah dan kondisi lahan yang selalu tergenang air ketika limpasan
air datang dalam jumlah besar dan pada saat terjadi banjir.
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-16
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

12. Kawasan Permukiman: kawasan ini masuk pada kategori kelas IV, dimana potensi
pengembangan wilayahnya dikategorikan menjadi daya dukung lahan tingkat sedang.
Lahan pada kelas ini sesuai untuk bercocok tanam-tanaman pertanian, dengan derajat
pengelolaan dan konservasi yang berbeda. Memiliki faktor pembatas tetap sangat besar
dan risiko kerusakan juga besar. Bisa untuk pertanian terbatas dan harus disertai upaya
konservasi tanah yang intensif. Lahan pada kelas ini penggunaan lahannya dapat dilakukan
untuk pertanian terbatas, penggembalaan dan semua jenis hutan. Oleh sebab itu, lahan ini
masih bisa digunakan untuk kegiatan pemanfaatan ruang permukiman dengan
intensitas pemanfaatan ruang rendah dan sedang namun dengan mempertimbangkan
faktor pembatas tetap yang sangat besar dan kerusakan yang besar.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-17
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Gambar 5-3 Peta Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan Tata Guna Lahan di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber: Hasil Pengolahan dan Hasil Analisis, 2021

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-18
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

5.3 ARAHAN INVESTASI PENGEMBANGAN WILAYAH


Kebutuhan pengendalian pemanfaatan ruang diperlukan dalam membatasi kegiatan
pemanfaatan ruang yang masuk dalam kategori wilayah yang perlu dikendalikan
pengembangannya dan wilayah yang perlu didorong pengembangannya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan pengendalian pemanfaatan ruang pada wilayah
yang perlu dikendalikan pengembanganya terdiri dari 10 kegiatan pemanfaatan ruang dimana
Kawasan Perkebunan Rakyat menjadi wilayah yang terutama perlu dikendalikan
perkembangannya yang saat ini sudah mencapai luas 33,330.283 Ha, diikuti dengan Kawasan
Perlindungan Bawahnya (Kawasan Resapan Air) dan Kawasan Permukiman. Sedangkan untuk
kegiatan pemanfaatan ruang yang masuk dalam wilayah yang perlu didorong
pengembangannya terdiri dari 6 jenis kegiatan pemanfaatan ruang dengan luasan terbesar yaitu
Kawasan Pertanian sebesar 23,490.536 Ha, diikuti oleh Ruang Terbuka Hijau dan Sempadan
Sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2 Luas Wilayah yang Dikendalikan dan Wilayah yang Didorong
Pengembangannya di Kabupaten Pesisir Barat
Wilayah Yang
Wilayah Yang Dikendalikan Luas (Ha) Luas (Ha)
DiDidorong
Hutan Produksi 745.722 Hutan Lindung 35.74
Kawasan Industri 38.657
Kawasan Perikanan
Kawasan Perikanan Budidaya 106.529 96.051
Budidaya
Kawasan Perkebunan Rakyat 33,330.283
Kawasan Perlindungan
Kawasan Perlindungan Bawahnya
33,016.012 Bawahnya (Kawasan 7.699
(Kawasan Resapan Air)
Resapan Air)
Kawasan Permukiman 32,806.878
Kawasan Pertambangan 15.538
Kawasan Pertanian 31,765.274 Kawasan Pertanian 23,490.536
Sempadan Sungai 26,869.217 Ruang Terbuka Hijau 20,408.368
Suaka Alam dan Cagar Budaya 196.064 Sempadan Sungai 20,377.904
Total Wilayah
Total Wilayah Kendali 158,890.174 64,416.30
Didorong
Sumber: Hasil Analisis, 2021

Kebutuhan pengendalian pemanfaatan ruang untuk wilayah yang perlu dikendalikan


pengembangannya dan wilayah yang perlu didorong pengembangannya, antara lain:
1. Hutan Lindung:
a. pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengurangi fungsi lindung;
b. ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi fungsi lindung;
c. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk
asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah
pengawasan ketat;
d. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan pertahanan dan keamanan tanpa
mengurangi fungsi kawasan hutan dan tutupan vegetasi; dan
e. pemanfaatan hutan lindung dan penggunaan kawasan hutan lindung untuk keperluan di
luar sektor kehutanan yang diperoleh melalui izin pinjam pakai kawasan hutan atau
mekanisme lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kehutanan.

2. Kawasan Resapan Air:

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-19
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

a. pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budi daya tidak terbangun yang
memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada;
dan
c. penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan budi daya terbangun
yang diajukan izinnya.
3. Sempadan Sungai
a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
b. pemanfaatan untuk pelabuhan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan;
c. ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk
pengelolaan badan air, pemanfaatan air, dan/atau pelabuhan;
d. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi dan/atau
pelabuhan; dan
e. penetapan lebar sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Ruang Terbuka Hijau:
a. pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi;
b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan rekreasi dan
fasilitas umum lainnya; dan
c. kegiatan pelarangan pendirian bangunan permanen selain yang dimaksud pada huruf b.
5. Suaka Alam dan Cagar Budaya:
a. pemanfaatan ruang untuk wisata alam, penelitian dan pengembangan, serta ilmu
pengetahuan;
b. pemanfaatan ruang untuk penyimpanan atau penyerapan karbon, pemanfaatan air,
energi air, energi panas, energi angin, serta pemanfaatan sumber plasma nutfah;
c. ketentuan pelarangan kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a dan huruf b;
d. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. ketentuan pelarangan terhadap penanaman flora dan pelepasan satwa yang bukan
merupakan flora dan satwa endemik kawasan.
f. pemanfaatan untuk pariwisata, penelitian dan pengembangan, serta ilmu pengetahuan;
dan
g. ketentuan pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi
kawasan.
6. Hutan Produksi:
a. pembatasan pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga kestabilan neraca sumber daya
kehutanan;
b. pemanfaatan kawasan hutan produksi untuk pembangunan infrastruktur dan bangunan
lain yang mendukung pengelolaan hutan, sesuai dengan mekanisme ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kehutanan; dan
c. penggunaan kawasan hutan produksi untuk kepentingan di luar sektor kehutanan
diperoleh melalui izin pinjam pakai kawasan hutan.
7. Kawasaan Perkebunan Rakyat:
a. pembatasan pemanfaatan lahan untuk menjaga kestabilan neraca sumber daya lahan;
b. pemanfaatan ruang budi daya perkebunan rakyat untuk permukiman dan/atau usaha
budi daya lainnya dalam satu kesatuan pengelolaan yang terpadu; dan
c. pemanfaatan ruang lainnya dalam kawasan perkebunan rakyat mengikuti mekanisme
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian dan
perkebunan.
8. Kawasan Perikanan Budidaya:
a. pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dan/atau nelayan dengan kepadatan
rendah;
b. pemanfaatan ruang untuk kawasan pemijahan dan/atau kawasan sabuk hijau; dan
c. pemanfaatan sumber daya perikanan agar tidak melebihi potensi lestari.
9. Kawasan Permukiman:

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-20
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

a. penetapan intensitas pemanfaatan ruang;


b. penetapan tema arsitektur bangunan;
c. penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan
d. penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.
10. Kawasan Pertanian:
a. pemanfaatan ruang untuk permukiman petani dengan kepadatan rendah;
b. ketentuan pelarangan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan menjadi
kawasan dan/atau fungsi lain kecuali untuk kepentingan umum; dan
c. ketentuan pelarangan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan kecuali untuk
kepentingan umum dan/atau karena bencana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11. Kawasan Industri:
a. pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri baik yang sesuai dengan kemampuan
penggunaan teknologi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di wilayah
sekitarnya; dan
b. pembatasan pembangunan perumahan baru sekitar kawasan peruntukan industri.
12. Kawasan Pertambangan:
a. pengaturan pendirian bangunan agar tidak mengganggu fungsi wilayah sekitar yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan;
b. pengaturan kawasan tambang dengan memperhatikan keseimbangan antara biaya dan
manfaat serta keseimbangan antara risiko dan manfaat; dan
c. pengaturan bangunan lain disekitar instalasi dan peralatan kegiatan pertambangan
yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan memperhatikan kepentingan daerah.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-21
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

Gambar 5-4 Peta Arahan Investasi Pengembangan WIlayah Kabupaten Pesisir Barat
Sumber: Hasil Pengolahan GIS dan Hasil Analisis, 2021
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-22
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

5.4 INDIKASI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG


Indikasi arahan pemanfaatan ruang merupakan arahan pembangunan atau pengembangan
wilayah Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan analisis wilayah yang perlu dikendalikan dan
wilayah yang perlu didorong pengembangannya untuk mewujudkan pola ruang. Indikasi arahan
pemanfaatan ruang berisi indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) tahunan pada
masing-masing wilayah yang perlu dikendalikan dan wilayah yang perlu didorong, sebagai
berikut:
1. Indikasi arahan pemanfaatan ruang untuk Kawasan Lindung, terdiri dari:
a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu
Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Resapan Air.
b. Kawasan Perlindungan Setempat (Sempadan Sungai dan Ruang Terbuka Hijau (RTH))
c. Kawasan Konservasi dan Kawasan Cagar Budaya (Suaka Alam, Pelestarian Alam dan
Cagar Budaya)
2. Indikasi arahan pemanfaatan ruang untuk Kawasan Budidaya, terdiri dari:
a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
b. Kawasan Peruntukan Pertanian
c. Kawasan Peruntukan Perikanan
d. Kawasan Peruntukan Pertambangan
e. Kawasan Peruntukan Industri
f. Kawasan Peruntukan Permukiman

Tabel 5.3 Indikasi Arahan Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Pesisir Barat 2017-2037
No Indikasi Program Lokasi
A Kawasan Lindung
A.1 Kawasan Hutan Lindung
1 Penetapan tata batas kawasan lindung di dalam Kecamatan Ngambur
kawasan hutan
2 Perlindungan kawasan serta peningkatan kualitasnya Kecamatan Ngambur
3 Pngembalian fungsi lindung dengan rehabilitasi dan Kecamatan Ngambur
reboisasi
4 Pengembangan hutan dan tanaman tahunan Kecamatan Ngambur
5 Perlindungan fungsi hidrologis bagi kegiatan Kecamatan Ngambur
pemanfaatan lahan
6 Pemeliharaan fungsi hidrologis bagi kegiatan Kecamatan Ngambur
pemanfaatan lahan
A.2 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya (Kawasan Resapan Air)
Rehabilitasi dan Pemantapan Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan
Kawasan resapan air Pesisir Tengah, Kecamatan Ngaras,
Kecamatan Krui Selatan.
A.3 Kawasan Perlindungan Setempat (Sempadan
Sungai, Sempadan Pantai, sempadan mata air, serta
dapat juga berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH))
1 Penetapan kawasan perlindungan setempat Kab. Pesisir Barat
2 Penataan ruang kawasan sempadan pantai Kab. Pesisir Barat
3 Penataan dan pengendalian kegiatan di sekitar Kab. Pesisir Barat
kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar
situ, dan mata air
4 Pengembangan fungsi lindung pantai Kab. Pesisir Barat
5 Pengembangan kawasan pariwisata Kab. Pesisir Barat
6 Penataan ruang kawasan sempadan sungai Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan
Way Krui, Kecamatan Ngaras, Kecamatan

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-23
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

No Indikasi Program Lokasi


Pesisir Tengah, Kecamatan Bangkunat,
Kecamatan Ngambur, Kecamatan Krui
Selatan
7 Penataan daratan sekeliling mata air Kab. Pesisir Barat
8 Penetapan batas wilayah Kab. Pesisir Barat
9 Pengembangan RTH Kecamatan Ngambur
10 Optimalisasi RTH Perkotaan Kecamatan Ngambur
A.4 Kawasan Konservasi dan Kawasan Budidaya
(Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya)
1 Penetapan kawasan suaka alam, pelestarian alam, Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
dan kawasan cagar budaya Ngambur
2 Mempertahankan flora dan fauna Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
Ngambur
3 Mereboisasi kawasan Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
Ngambur
4 Pelestarian kawasan pantai berhutan bakau Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
Ngambur
5 Pelestarian wisata alam dan wisata alam laut Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
Ngambur
6 Mempertahankan taman nasional Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
Ngambur
7 Pengembangan taman wisata alam dan wisata alam Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
laut Ngambur
8 Pelestarian cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan
Ngambur
B Kawasan Budidaya
B.1 Pengembangan Kawasan Peruntukan Hutan
Produksi
1 Perwujudan kawasan peruntukan hutan produksi Kecamatan Ngaras dan Kecamatan
terbatas Ngambur
2 Mereboisasi kawasan Kecamatan Ngaras dan Kecamatan
Ngambur
3 Pelestarian Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kecamatan Ngaras dan Kecamatan
Ngambur
B.2 Pengembangan Kawasan Peruntukan Pertanian
1 Perwujudan kawasan tanaman pangan Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan
Pesisir Tengah, Kecamatan Ngambur,
Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Way
Krui, Kecamatan Karya Penggawa
2 Pengembangan Kawasan perkebunan Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir
Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah,
Kecamatan Ngambur, Kecamatan Krui
Selatan, Kecamatan Way Krui, Kecamatan
Karya Penggawa, Kecamatan Ngaras,
Kecamatan Bangkunat, Kecamatan
Ngambur
3 Pemantapan Kawasan Pertanian Pangan Kabupaten Pesisir Barat
Berekelanjutan (KP2B)
4 Pengembangan agrowisata Kabupaten Pesisir Barat
B.3 Pengembangan Kawasan Peruntukan Perikanan
1 Pengembangan kawasan perikanan budi daya Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir
Selatan, Kecamatan Ngambur
2 Pengembangan pariwisata berbasis minapolitan Kabupaten Pesisir Barat
B.4 Pengembangan Kawasan Peruntukan
Pertambangan

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-24
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LAHAN

No Indikasi Program Lokasi


1 Pemeliharaan kawasan pertambangan Kecamatan Ngambur
2 Pelestarian kawasan pasca tambang Kecamatan Ngambur
B.5 Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri Kecamatatan Pesisir Selatan
B.6 Pengembangan Kawasan Peruntukan Permukiman
Pengembangan kawasan Permukiman perkotaan dan Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir
perdesaan Selatan, Kecamatan Way Krui, Kecamatan
Karya Penggawa, Kecamatan Pesisir
Tengah, Kecamatan Ngaras, Kecamatan
Bangkunat, Kecamatan Nagmbur,
Kecamatan Krui Selatan
Sumber: Hasil Analisis, 2021

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 5-25

Anda mungkin juga menyukai