Anda di halaman 1dari 21

LAP OR A N AK HI R

P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

BAB 2. TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1 TINJAUAN KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG PROVINSI LAMPUNG


Berikut diuraikan kebijakan rencana tata ruang Provinsi Lampung berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah No.
1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009
sampai dengan Tahun 2029.

2.1.1 Pola Ruang


Kebijakan Pola Ruang Provinsi Lampung dijelaskan dalam uraian dibawah mengenai rencana
pola ruang wilayah Provinsi Lampung, diantaranya terdiri atas:
A. Kawasan Peruntukan Lindung
Rencana Kawasan Peruntukan Lindung yang ada di Revisi RTRW Provinsi Lampung Tahun 2009-
2029 terkait Kabupaten Pesisir Barat, diantaranya:
1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
a. Kawasan hutan lindung dengan luas kurang lebih 611.569 hektar tersebar di
Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Barat,
Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Pesawaran,
Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kabupaten
Tanggamus dan Kabupaten Way Kanan.
b. Kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 291.177 hektar tersebar di Kabupaten
Way Kanan, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten
Tanggamus, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Lampung
Barat, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pringsewu dan Kota Bandar Lampung.
2. Kawasan Konservasi
a. Kawasan cagar alam dan cagar alam laut ditetapkan seluas kurang lebih 2.883
hektar, salah satunya adalah Cagar Alam Laut Bukit Barisan Selatan di Kabupaten
Pesisir Barat dan Kabupaten Tanggamus.
b. Kawasan taman nasional ditetapkan seluas kurang lebih 378.478 hektar terdiri dari:
1) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten
Lampung Barat, dan Kabupaten Tanggamus; dan
2) Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur.
3. Kawasan Perlindungan Setempat
a. Kawasan sempadan pantai dengan luas kurang lebih 3.339 hektar ditetapkan di
seluruh kabupaten yang memiliki wilayah pantai, meliputi: Kabupaten Pesisir Barat;
Kabupaten Tanggamus; Kabupaten Pesawaran; Kota Bandar Lampung. Kabupaten
Lampung Selatan; Kabupaten Lampung Timur; dan Kabupaten Tulang Bawang.
b. Kawasan sempadan sungai dengan luas kurang lebih 42.939 hektar ditetapkan di
seluruh kabupaten dan kota.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2-1
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

c. Kawasan sempadan danau, waduk, bendungan dan bendung dengan luas kurang lebih
6.973 hektar, meliputi: Kabupaten Pesisir Barat; Kabupaten Lampung Barat;
Kabupaten Tanggamus; Kabupaten Pringsewu; Kabupaten Pesawaran; Kabupaten
Lampung Tengah; Kabupaten Lampung Timur; Kabupaten Lampung Selatan; Kabupaten
Lampung Utara; Kabupaten Way Kanan; Kabupaten Tulang Bawang; Kabupaten
Tulang Bawang Barat; dan Kabupaten Mesuji.
4. Kawasan Rawan Bencana
a. Rawan bencana tsunami di Kabupaten Pesisir Barat.
b. Rawan bencana longsor di Kabupaten Pesisir Barat.
c. Rawan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Pesisir Barat.
d. Rawan bencana gempa bumi di Kabupaten Pesisir Barat.
e. Rawan bencana gelombang ekstrim dan abrasi di Kabupaten Pesisir Barat.
f. Rawan bencana banjir bandang di Kabupaten Pesisir Barat.
5. Kawasan Ekosistem Mangrove
Kawasan yang berfungsi sebagai ekosistem mangrove dengan luas kurang lebih 6.649
hektar, tersebar di: Kabupaten Pesawaran; Kabupaten Lampung Selatan; Kabupaten
Lampung Timur; Kabupaten Tulang Bawang; Kabupaten Tanggamus; Kabupaten Mesuji;
Kabupaten Pesisir Barat; dan Kota Bandar Lampung.

B. Kawasan Peruntukan Budi Daya


Rencana Kawasan Peruntukan Budi Daya yang ada di Revisi RTRW Provinsi Lampung Tahun
2009-2029 terkait Kabupaten Pesisir Barat, diantaranya terdiri atas:
1. Kawasan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas kurang lebih 28.851 hektar berlokasi di
Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Tanggamus.
2. Kawasan Pertanian
a. Kawasan tanaman pangan dengan luas kurang lebih 420.524 hektar tersebar di
seluruh kabupaten dan kota di wilayah provinsi.
b. Kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B) ditetapkan seluas kurang lebih
369.549 hektar yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di wilayah provinsi.
c. Kawasan perkebunan dengan luas kurang lebih 878.611 hektar tersebar di seluruh
kabupaten dan kota di wilayah provinsi.
3. Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan seluas kurang lebih 66.090 hektar, tersebar di: Kabupaten Lampung
Selatan; Kabupaten Lampung Timur; Kabupaten Mesuji; Kabupaten Pesawaran; Kabupaten
Pesisir Barat; Kabupaten Tanggamus; dan Kabupaten Tulang Bawang.
4. Kawasan Pertambangan dan Energi
Kawasan pertambangan dengan luas kurang lebih 30.736 hektar yang tersebar di seluruh
kabupaten dan kota di wilayah provinsi.
5. Kawasan Pariwisata
Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Pesisir Pantai Barat Lampung, Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan dan sekitarnya, terdiri dari: Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD)
Pesisir Pantai Barat Lampung di Kabupaten Pesisir Barat, KSPD Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan (TNBBS) di Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Lampung Barat dan
Kabupaten Tanggamus, dan KSPD Danau Ranau dan sekitarnya di Kabupaten Lampung
Barat.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2-2
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

6. Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman dengan luas kurang lebih 260.634 hektar tersebar di seluruh
kabupaten dan kota di wilayah provinsi.
7. Kawasan Peruntukan Pertahanan Keamanan
Wilayah pertahanan laut, meliputi: Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perbatasan Negara
di Laut Lepas di Pulau Betuah Kabupaten Pesisir Barat.
Untuk lebihjelasnya mengenai pola ruang Provinsi Lampung berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah No. 1
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009
sampai dengan Tahun 2029 dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah.

2.1.2 Struktur Ruang


Kebijakan Struktur Ruang Provinsi Lampung sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah
Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah No. 1
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009
sampai dengan Tahun 2029 yang berlaku terkait dengan Kabupaten Pesisir Barat meliputi:
A. Sistem Perkotaan
Kawasan Perkotaan Krui di Kabupaten Pesisir Barat ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan
Lokal). Penetapan PKL di Kawasan Perkotaan Krui Kabupaten Pesisir Barat memiliki fungsi
utama, sebagai berikut:
1. Pusat Perikanan Laut;
2. Pusat Pertanian Lahan Kering dan Basah;
3. Pusat Perdagangan dan Jasa; dan
4. Pusat Pariwisata.

B. Sistem Jaringan Prasarana


1. Jaringan jalan kolektor primer satu (JKP-1), meliputi:
a. Lintas Barat, meliputi:
1) Bts. Prov. Bengkulu - Pugung Tampak;
2) Pugung Tampak - Sp. Gunung Kemala;
3) Sp. Gunung Kemala - Krui;
4) Krui - Biha;
5) Biha - Bengkunat;
6) Bengkunat - Sanggi;
7) Sanggi – Wonosobo.
b. Penghubung Lintas Tengah dan Lintas Barat, meliputi:
1) Bukit Kemuning - Padang Tambak;
2) Padang Tambak - Bts. Kota Liwa;
3) Jln. Sudirman (Liwa);
4) Kota Liwa - Sp. Gunung Kemala; dan
5) Sp. Tanjung Karang - Kurungan Nyawa (Jln. Raden Gunawan).
2. Jaringan jalan strategis provinsi
a. Jalan Adam Malik (Krui);
b. Krui - Pekon Serai;
c. Kotajawa - Kampung Baru.
3. Terminal Penumpang Tipe B untuk Terminal Krui

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2-3
LAP OR A N AK HI R

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

2-4
Gambar 2.1 Peta Pola Ruang Provinsi Lampung
(Sumber : Lampiran II Perda Prov. Lampung No. 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perda No. 1 Tahun 2010 tentang RTRW Prov. Lampung Tahun 2009-2029)
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

C. Sistem Jaringan Sungai, Danau dan Penyebrangan


Pelabuhan penyeberangan di:
1. Pelabuhan Krui di Kabupaten Pesisir Barat;
2. Pelabuhan Pulau Pisang di Kabupaten Pesisir Barat; dan
3. Pelabuhan Tembakak di Kabupaten Pesisir Barat.

D. Sistem Jaringan Transportasi Laut


Pelabuhan Pengumpan di:
1. Pelabuhan Krui/Kuala Stabas di Kabupaten Pesisir Barat; dan
2. Pelabuhan Ngaras di Kabupaten Pesisir Barat.

E. Sistem Jaringan Transportasi Udara


Bandar udara pengumpan di Bandar Udara M. Taufik Kiemas di Kabupaten Pesisir Barat.

F. Sistem Jaringan Energi


Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan untuk Infrastruktur pembangkit tenaga listrik dan sarana
pendukungnya, terdiri dari:
1. Pembangkit Listrik tenaga Diesel (PLTD) Bengkunat di Kabupaten Pesisir Barat, PLTD Krui di
Kabupaten Pesisir Barat, PLTD Pugung Tampak Kabupaten di Pesisir Barat.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) yang ditetapkan di PLTM Way Pintau di
Kabupaten Pesisir Barat; dan
3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ditetapkan di PLTS Bengkunat, PLTS Way
Tias, PLTS Way Haru di Kabupaten Pesisir Barat.
Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan untuk Infrastruktur Penyaluran Tenaga Listrik dan
Sarana Pendukungnya:
1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) tegangan 150 KV, meliputi: Pengembangan
jaringan transmisi baru yang tersebar di seluruh Jaringan Transmisi Liwa – Krui dan
Jaringan Trasnmisi Krui – Kota Agung/KIM.
2. Pengembangan pusat-pusat distribusi tegangan berupa gardu-gardu induk sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf d, bertahap di seluruh kabupaten dan kota di wilayah
provinsi, meliputi:
a. Peningkatan jaringan Gardu Induk (GI) eksisting yang yaitu Krui di Kabupaten Pesisir
Barat; dan
b. Pengembangan Gardu Induk (GI) baru yang tersebar di beberapa kabupaten dan
kota yaitu GI Krui di Kabupaten Pesisir Barat.

G. Sistem Jaringan Telekomunikasi


Sistem jaringan telekomunikasi diarahkan untuk memberikan pelayanan komunikasi diseluruh
kabupaten dan kota di wilayah provinsi, meliputi: jaringan telekomunikasi tetap yang
selanjutnya diatur oleh kabupaten/kota. Jaringan telekomunikasi bergerak, meliputi:
Pengembangan jaringan mikro digital adalah jaringan kabel bawah laut yang melalui
Kabupaten Pesisir Barat.

H. Sistem Jaringan Sumber Daya Air


1. Sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota, meliputi: Wilayah Sungai
Semangka yang melintasi: Kabupaten Pesisir Barat.
2. prasarana sumber daya air, meliputi: Embung yang berlokasi di seluruh kabupaten dan
kota.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2-5
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur ruang Provinsi Lampung berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah No. 1
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009
sampai dengan Tahun 2029 dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah.

2.1.3 Penetapan Kawasan Strategis


Kawasan Strategis Provinsi Lampung sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi
Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009 sampai dengan
Tahun 2029 yang berlaku terkait dengan Kabupaten Pesisir Barat adalah untuk Kawasan
Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi untuk Kawasan Pariwisata Pantai Barat.
Untuk lebihjelasnya mengenai penetapan kawasan strategis Provinsi Lampung dapat dilihat
pada Gambar 2.3 dibawah.

2.2 TINJAUAN KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN PESISIR BARAT

2.2.1 Pola Ruang


Pola Ruang Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan Perda Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8
Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2017 – 2037. Rencana Pola Ruang
terdiri dari Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung dan Rencana Pola Ruang dan Kawasan
Peruntukan Budidaya.
A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat yaitu:
1. Hutan Lindung
Hutan Lindung di Kabupaten Pesisir dengan luas kurang lebih 9.790 hektar. Kawasan hutan
lindung yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat, meliputi :
a. Kecamatan Bengkunat dengan luas kurang lebih 4.988 Ha;
b. Kecamatan Ngaras dengan luas kurang lebih 1.388 Ha;
c. Kecamatan Ngambur dengan luas kurang lebih 688 Ha;
d. Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas kurang lebih 435 Ha;
e. Kecamatan Pesisir Tengah dengan luas kurang lebih 797 Ha;
f. Kecamatan Way Krui dengan luas kurang lebih 156 Ha;
g. Kecamatan Pesisir Utara dengan luas kurang lebih 422 Ha; dan
h. Kecamatan Lemong dengan luas kurang lebih 916 Ha.
2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Bawahannya
Kawasan yang memberikan Perlindungan Bawahannya yang terdapat di Kabupaten Pesisir
Barat dengan luas kurang lebih 6.032 hektar. Kawasan yang Memberikan Perlindungan
Bawahannya, meliputi:
a. Kecamatan Bangkunat dengan luas kurang lebih 1.439 Ha;
b. Kecamatan Ngaras dengan luas kurang lebih 66 Ha;
c. Kecamatan Ngambur dengan luas kurang lebih 303 Ha;
d. Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas kurang lebih 1.271 Ha;
e. Kecamatan Krui Selatan dengan luas kurang lebih 15 Ha;
f. Kecamatan Pesisir Tengah dengan luas kurang lebih 148 Ha;

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2-6
LAP OR A N AK HI R

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

Gambar 2.2 Peta Struktur Ruang Provinsi Lampung


(Sumber : Lampiran I Perda Prov. Lampung No. 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perda No. 1 Tahun 2010 tentang RTRW Prov. Lampung Tahun 2009-2029)

2-7
LAP OR A N AK HI R

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

2-8
Gambar 2.3 Peta Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Lampung
(Sumber : Lampiran III Perda Prov. Lampung No. 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perda No. 1 Tahun 2010 tentang RTRW Prov. Lampung Tahun 2009-2029)
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

g. Kecamatan Way Krui dengan luas kurang lebih 127 Ha;


h. Kecamatan Karya Penggawa dengan luas kurang lebih 1.132 Ha;
i. Kecamatan Pesisir Utara dengan luas kurang lebih 13 Ha; dan
j. Kecamatan Lemong dengan luas kurang lebih 1.518 Ha.
3. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Perlindungan Setempat, meliputi:
a. Kawasan sempadan pantai
Kawasan sempadan pantai dengan Panjang garis pantai kurang lebih 210 Km
terdapat di sepanjang garis pantai yang membentang di Kabupaten Pesisir Barat,
dengan ketentuan:
1) Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari titik pasang
air laut tertinggi kea rah darat; atau
2) Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau
terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
b. Kawasan sempadan sungai
Kawasan sempadan sungai terdapat di sepanjang daerah aliran sungai yang tersebar
di Kabupaten Pesisir Barat, dengan ketentuan:
1) Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 50 (lima
puluh) meter dari kaki tanggul sebelah luar;
2) Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (serratus) meter dari tepi sungai;
3) Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepii sungai.
c. Kawasan sekitar danau/waduk
Kawasan sekitar danau/waduk terdapat di sekitar danau/waduk yang tersebar di
Kabupaten Pesisir Barat, dengan ketentuan:
1) Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari titik pasang air danau/waduk
tertinggi; atau
2) Daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional terhadap
bentuk dan kondisi fisik danau/waduk.
d. Kawasan ruang terbuka hijau
Kawasan ruang terbuka hijau (RTH) terdapat di kawasan perkotaan, dengan
ketentuan:
1) RTH privat 10 % dari luas kawasan perkotaan terdiri atas : pekarangan rumah
tinggal, halaman perkantoran, pertokoan, tempat usaha, taman dan lapangan
olahraga;
2) RTH public 20 % dari luas kawasan perkotaan terdiri atas:
a) RTH taman dan hutan kota terdiri atas : taman pekon, taman kelurahan, taman
kecamatan, taman kota, hutan kota dan sabuk hijau.
b) RTH jalur hijau terdiri dari pulau jalan dan median jalan, jalur pejalan kaki,
ruang di bawah jalan layang.
c) RTH fungsi tertentu terdiri atas : jalur hijau listrik tegangan tinggi, RTH sempadan
sungai, RTH sempadan pantai, RTH pengamanan sumber air baku (mata air),
lapangan olahraga dan pemakaman.
3) Lahan RTH didominasi komunitas tumbuhan; dan
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai RTH akan diatur dengan Peraturan Daerah.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2-9
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya


Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya terdiri atas:
a. Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dengan luas kurang lebih 186.926 Ha,
tersebar di Kabupaten Pesisir Barat.
b. Kaasan Cagar Alam Laut, dengan luas kurang lebih 8.878 Ha, terdapat di Kecamatan
Bengkunat dan Kecamatan Lemong.
c. Cagar Budaya, terdapat di Kabupaten Pesisir Barat.
5. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas:
a. Kawasan rawan bencana tanah longsor, diantaranya di Kecamatan Lemong,
Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya Penggawa dan Kecamatan Way Krui.
b. Kawasan rawan bencana Tsunami/Gelombang Pasang Air Laut, ditetapkan di seluruh
wilayah pesisir kabupaten.
c. Kawasan rawan bencana banjir, diantaranya di Kecamatan Karya Penggawa,
Kecamatan Way Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan
Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Ngaras dan Kecamatan Bengkunat.
d. Kawasan rawan bencana gempa bumi, ditetapkan di seluruh wilayah kabupaten.
Dalam rangka pencegahan, penanggulangan bencana dan penanganan pasca bencana
maka diperlukan infrastruktur bencana yang meliputi bangunan peringatan dini bencana,
jalur evakuasi dan tempat penampungan sementara korban bencana.

B. Kawasan Peruntukan Budidaya


Kawasan Peruntukan Budidaya yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Tahun 2017 – 2037, yaitu :
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Pesisir Barat yaitu kawasan hutan
produksi terbatas dengan luas kurang lebih 28.920 Ha yang tersebar di Kecamatan
Lemong, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Way Krui,
Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan
Ngaras, dan Kecamatan Bengkunat. Kawasan hutan produksi dikembangkan dengan pola
kerjasama dalam rangka peningkatan produktivitas hasil hutan berupa kayu maupun non
kayu.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian yang ada di Kabupaten Pesisir Barat dengan luas kurang
lebih 56.968 Ha, terdiri atas:
a. Kawasan pertanian tanaman pangan
Terdiri atas sawah dan non sawah dikembangkan di Kecamatan Pesisir Urata,
Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Pesisir Tengah,
Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir Selatan, dan Kecamatan Ngambur.
Kawasan pertanian tanaman pangan yang menjadi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) dikembangkan dan ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
b. Kawasan pertanian holtikultura
Dikembangkan di Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan
Way Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir
Selatan, dan Kecamatan Ngambur.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 10
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

c. Kawsan perkebunan
Dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat.
d. Kawasan peternakan
Dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat.
Kawsan peruntukan pertanian dikembangkan dengan pola agropolitan yang ditetapkan
dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
3. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan dengan luas kurang lebih 3.708 Ha terdiri atas :
a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap, meliputi Kecamatan Bengkunat, Kecamatan
Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Krui Selatan,
Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Karya Penggawa,
Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Lemong, dan Kecamatan Pulau Pisang.
b. Kawasan peruntukan budidaya perikanan, meliputi:
1) Budidaya air tawar dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat;
2) Budidaya air laut dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat; dan
3) Budidaya air payau dikembangkan di Kecamatan Bengkunat dan Kecamatan
Ngaras.
c. Kawasan pengolahan ikan, meliputi Kecamatan Bengkunat, Kecamatan Ngaras,
Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Karya Penggawa,
Kecamatan Lemong, dan Kecamatan Pulau Pisang.
Kawasan peruntukan perikanan dikembangkan dengan pola minapolitan dan ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
4. Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan Peruntukan Pertambangan di Pesisir Barat adalah seluas kurang lebih 20 Ha,
dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat. Penetapan kawasan pertambangan ditentukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri dengan luasan sekitar kurang lebih 78 Ha, terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan industri besar, dikembangkan di Kecamatan Bengkunat dan/atau
Kecamatan Pesisir Selatan.
b. Kawasan peruntukan industri menengah, dikembangkan tersebar di Kabupaten Pesisir
Barat.
c. Kawasan peruntukan industri kecil, dikembangkan di permukiman (industri rumah
tangga) dan kawasan wisata (sentra industri kerajinan tangan) di Kabupaten Pesisir
Barat.
6. Kawasan Peruntukan Parawisata
Luas Kawasan Peruntukan Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat adalah kurang lebih 438
Ha, terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya, dikembangkan pada daerah yang memiliki
potensi daya Tarik wisata budaya di Kabupaten Pesisir Barat, antara lain Makam
Abang Kunat, Goa Mutu, Makam Gajah Mada, Makam Syaikh Aminullah, Kampung
Wisata, Makam Tokoh Adat dan Sumur Puteri.
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam, dikembangkan pada daerah yang memiliki
potensi daya Tarik wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat, antara lain Kawasan
Tambing, Pantai Ujung Bengkunat, Pantai Teluk Ngaras, Way Cangkuk, Pantai Curup
Indah, Rhino Camp, Pantai Sukanegara, Pantai Singing, Pantai Sumber Agung, Pantai
Tanjung Setia, Pantai Way Jambu, Pantai Pasar Senin, Pantai Melasti, Pantai Biha,
Pantai Marang, Pantai Mandiri, Pantai Lintik, Pantai Walur, Pantai Ilahan, Pantai

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 11
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

Labuhan Jukung, Pantai Way Redak, Pantai Serai, Bukit Selalaw, Pantai Muara Way
La’ay, Pantai Harapan Kita, Pantai Way SIndi, Pantai Pasir Hitam, Pantai Tembakak,
Pantai Panengahan, Batu Lawang, Pantai walur Pesisir Utara, Air Terjun Rata Agung,
Air Terjun Way Nyercik, Pantai Pugung dan Pilau Pisang.
c. Kawasan peruntukan pariwisata buatan, dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat,
antara lain untuk Penangkaran Penyu Muara Tembulih, Bendungan Way Biha,
Pelabuhan Kuala Setabas, Kawasan Labuhan Jukung dan Kawasan Tanjung Setia.
Kawasan peruntukan pariwisata dikembangkan dengan pembentukan Kawasan Ekonomi
Khusus Zona Pariwisata yang diatur lebih lanjut dalam Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah Kabupaten dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
7. Kawasan Peruntukan Permukiman
kawasan peruntukan permukiman dengan luasan kurang lebih 5.053 Ha, yang terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan, meliputi : Kecamatan Bengkunat,
Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah, dan Kecamatan Lemong.
Rencana Kawasan Peruntukan Permukiman Perkotaan akan ditindak lanjuti dengan
penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang ditetapkan dengan Peraturan perunddang-undangan yang berlaku.
b. Kawasan perutukan permukiman perdesaan, meliputi : ecamatan Pulau Pisang,
Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Way
Krui, Kecamatan Karya Penggawa, dan Kecamatan Pesisir Utara.
8. Kawasan Peruntukan Lainnya
rencana pengembangan kawasan peruntukan lainnya, meliputi :
a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan, adalah pembangunan dan
peningkatan kawasan pertahanan dan keamanan di masing-masing kecamatan,
meliputi :
1) Kodim di Kabupaten Pesisir Barat;
2) Polres di Kabupaten Pesisir Barat;
3) Koramil di setiap kecamatan pada wilayah Kabupaten Pesisir Barat; dan
4) Polsek di setiap kecamatan pada wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
b. Kawasan peruntukan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terdiri dari:
1) Wilayah pesisir tersebar di Kabupaten Pesisir Barat; dan
2) Pulau-pulau kecil meliputi Pulau Pisang dan Pulau Betuah.
Kawasan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil akan diatur lebih lanjut dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk lebihjelasnya mengenai pola ruang Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037 dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah.

2.2.2 Struktur Ruang Wilayah


Kebijakan Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pesisir Barat sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037 yang
berlaku, meliputi:

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 12
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

(Sumber : Lampiran III Perda Kab. Pesisir Barat No. 8 Tahun 2017 tentang RTRW Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037)
Gambar 2.4 Peta Pola Ruang Kabupaten Pesisir Barat

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 13
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

A. Pusat-Pusat Kegiatan
1. PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
PKL yaitu Perkotaan Krui di Kecamatan Pesisir Tengah yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kabupaten, pusat perdagangan barang dan jasa, pusat pengembangan
pariwisata, pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan bandar udara, pusat
pengembangan rumah sakit umum daerah, pusat pengembangan pelabuhan, pusat
pengembangan air bersih dan/atau air minum, dan pusat pengembangan permukiman
perkotaan.
2. PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi)
PKLp sebagaimana dimaksud, meliputi:
a. Pekon Kota Jawa di Kecamatan Bangkunat yang berfungsi sebagai pusat
perdagangan barang dan jasa, pusat pengembangan pariwisata, pusat
pengembangan pertanian, pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan
kawasan industri, pusat pengembangan energi, pusat pengembangan pelabuhan, pusat
pengembangan terminal tipe C;
b. Pekon Biha di Kecamatan Pesisir Selatan yang berfungsi sebagai pusat perdagangan
barang dan jasa, pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian,
pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan kawasan industri dan pusat
pengembangan irigasi teknis; dan
c. Pekon Lemong di Kecamatan Lemong yang berfungsi sebagai pusat perdagangan
barang dan jasa, pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian,
pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan energi, pusat pengembangan
air bersih dan/atau air minum, pusat pengembangan pelabuhan dan pusat
pengembangan terminal tipe C.
3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)
PPK sebagaimana dimaksud, yaitu:
a. Pekon Negeri Ratu Ngambur di Kecamatan Ngambur yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan pertanian, pusat pengembangan energi dan pusat pengembangan
pariwisata;
b. Pekon Way Napal di Kecamatan Krui Selatan yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan pertanian, pusat pengembangan pariwisata, pusat pengembangan
rumah sakit, pusat pengembangan terminal tipe B, pusat pengembangan
persampahan dan air limbah;
c. Pekon Gunung Kemala di Kecamatan Way Krui yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan pertanian, pusat pengembangan energi, pusat pengembangan air
bersih dan/atau air minum dan pusat pengembangan pariwisata; dan
d. Pekon Kebuayan di Kecamatan Karya Penggawa yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan
perikanan, pusat pengembangan energi dan pusat pengembangan air bersih dan/atau
air minum.
4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan)
PPL sebagaimana dimaksud, yaitu:
a. Pekon Parda Suka di Kecamatan Ngaras yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan pertanian, pusat pengembangan perikanan, pusat pengembangan
persampahan dan air limbah, pusat pengembangan pariwisata;
b. Pekon Kuripan di Kecamatan Pesisir Utara yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan pariwisata, pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 14
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

energi, pusat pengembangan air bersih dan/atau air minum dan pusat pengembangan
persampahan dan air limbah; dan
c. Pekon Pasar Pulau Pisang di Kecamatan Pulau Pisang yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan pariwisata, pusat pengembangan industri kecil, pusat pengembangan
perikanan, pusat pengembangan pelabuhan dan pusat pengembangan pertanian.
B. Sistem Jaringan Prasarana Utama
1. Sistem Jaringan Transportasi Darat
a. Jaringan jalan nasional, meliputi:
Jalan Kolektor Primer 1 (JKP-1) Lintas Barat adalah:
1) ruas jalan perbatasan Bengkulu – Pugung Tampak;
2) ruas jalan Pugung Tampak – Simpang Gunung Kemala;
3) ruas jalan Sp. Gunung Kemala – Krui;
4) ruas jalan Krui – Biha;
5) ruas jalan Biha – Bengkunat (Ngaras); dan
6) ruas jalan Bengkunat (Ngaras) – Sanggi (Batas Kabupaten Tanggamus)
Jalan Kolektor Primer 1 (JKP-1) Penghubung Lintas Tengah (feeder) adalah ruas jalan
Liwa (Kabupaten Lampung Barat) – Krui.
b. Jaringan jalan provinsi yang berfungsi sebagai jalan strategis provinsi, meliputi:
1) ruas jalan Adam Malik;
2) ruas jalan Krui – Pekon Serai; dan
3) ruas jalan Kotajawa – Kampung Baru
c. Jaringan jalan, meliputi:
1) ruas jalan di Kecamatan Bangkunat;
2) ruas jalan di Kecamatan Ngaras;
3) ruas jalan di Kecamatan Ngambur;
4) ruas jalan di Kecamatan Pesisir Selatan;
5) ruas jalan di Kecamatan Krui Selatan;
6) ruas jalan di Kecamatan Pesisir Tengah;
7) ruas jalan di Kecamatan Way Krui;
8) ruas jalan di Kecamatan Karya Penggawa;
9) ruas jalan di Kecamatan Pesisir Utara; dan
10) ruas jalan di Kecamatan Lemong.
d. Rencana jaringan jalan Kabupaten, meliputi:
1) jaringan jalan alternatif lintas barat Simpang Kerbang – Biha;
2) jaringan jalan pariwisata Krui – Walur; dan
3) jaringan jalan inspeksi/ patroli Way Heni – Way Haru.
e. Pengembangan jaringan jalan lingkungan di kabupaten, meliputi:
1) ruas jalan di Kecamatan Bangkunat;
2) ruas jalan di Kecamatan Ngaras;
3) ruas jalan di Kecamatan Ngambur;
4) ruas jalan di Kecamatan Pesisir Selatan;
5) ruas jalan di Kecamatan Krui Selatan;
6) ruas jalan di Kecamatan Pesisir Tengah;
7) ruas jalan di Kecamatan Way Krui;
8) ruas jalan di Kecamatan Karya Penggawa;
9) ruas jalan di Kecamatan Pesisir Utara;
10) ruas jalan di Kecamatan Lemong; dan

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 15
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

11) ruas jalan di Kecamatan Pulau Pisang.


f. Jaringan prasarana lalu lintas, terdiri atas:
1) pembangunan terminal tipe B di Kecamatan Krui Selatan;
2) pembangunan dan peningkatan sub terminal ke terminal penumpang tipe C di
Kecamatan Bangkunat dan Kecamatan Lemong; dan
3) pengembangan terminal di Kecamatan Pesisir Tengah.
g. Jaringan pelayanan lalu lintas, meliputi:
1) trayek angkutan barang menghubungkan jalan lintas barat Sumatera, mulai dari
Kecamatan Bangkunat, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan
Pesisir Selatan, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan
Way Krui, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Pesisir Utara dan Kecamatan
Lemong;
2) trayek angkutan penumpang, meliputi:
a) Trayek angkutan antar provinsi meliputi Provinsi Banten – Provinsi Lampung –
Provinsi Bengkulu.
b) Trayek angkutan antar kabupaten meliputi Kabupaten Tanggamus –
Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Lampung Barat – Kabupaten Pesisir Barat
dan Kabupaten Pesisir Barat – Kabupaten Kaur.
c) Trayek angkutan antar kecamatan, meliputi kecamatan di Kabupaten Pesisir
Barat.
2. Sistem Jaringan Transportasi Laut
a. Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Pesisir Barat, terdiri atas:
1) Pelabuhan pengumpan lokal, meliputi:
a) Pelabuhan Tembakak di Kecamatan Karya Penggawa;
b) Pelabuhan Krui di Kecamatan Pesisir Tengah; dan
c) Pelabuhan Pulau Pisang di Kecamatan Pulau Pisang.
2) Pengembangan pelabuhan dan/atau dermaga khusus pendukung kegiatan
perikanan dan pariwisata di beberapa titik yang tersebar di kabupaten Pesisir
Barat.
b. Alur pelayaran terdiri atas:
1) Alur pelayaran pengumpan lokal, meliputi :
a) Pelabuhan Krui – Pelabuhan Pulau Pisang; dan
b) Pelabuhan Tembakak – Pelabuhan Pulau Pisang.
2) Alur pelayaran khusus pendukung kegiatan perikanan dan pariwisata di
Kabupaten Pesisir Barat.
3. Sistem Jaringan Transportasi Udara
Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Pesisir Barat adalah Bandar Udara Muhammad
Taufiq Kiemas di Kecamatan Pesisir Tengah.
4. Sistem Jaringan Energi
a. Pembangkit tenaga listrik, terdiri atas:
1) pembangunan pembangkit listrik tenaga air, dikembangkan di Kecamatan
Bangkunat, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Way Krui,
Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Pesisir Utara dan Kecamatan Lemong;
2) pembangunan dan peningkatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dikembangkan di
Kabupaten Pesisir Barat.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 16
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

b. Jaringan prasarana energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
1) pembangunan gardu induk direncanakan di Kabupaten Pesisir Barat;
2) jaringan transmisi tenaga listrik di Kabupaten Pesisir Barat, terdiri dari:
a) Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, Tegangan Tinggi, Tegangan Menengah
dan Tegangan Rendah;
b) Saluran Kabel Tegangan Ekstra Tinggi, Tegangan Tinggi, Tegangan Menengah
dan Tegangan Rendah.
3) jaringan transmisi kabel bawah laut dapat dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan energi di Kecamatan Pulau Pisang.
c. Pengembangan energi baru terbarukan untuk kemandirian dan ketahanan energi
dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat.
5. Sistem Jaringan Telekomunikasi
a. Sistem jaringan kabel, terdiri atas sentra telepon otomatis (STO) dan/atau fiber optic di
Kabupaten Pesisir Barat.
b. Sistem jaringan nirkabel terdiri atas:
1) sistem jaringan mikro digital di Kabupaten Pesisir Barat;
2) menara Base Transmission Station (BTS) Bersama tersebar di kecamatan –
kecamatan dengan prioritas yang belum terlayani jaringan telekomunikasi.
c. Sistem jaringan satelit, dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan di wilayah
terisolir dan/atau terpencil yang belum terlayani kedua sistem di atas.
6. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
a. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air
yang secara terpadu dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan
sumber daya air Wilayah Sungai Semangka.
b. Wilayah sungai adalah wilayah sungai lintas kabupaten, yaitu Wilayah Sungai
Semangka yang mencangkup daerah aliran sungai yang tersebar di Kabupaten Pesisir
Barat.
c. Daerah irigasi meliputi:
1) daerah irigasi yang menjadi kewenangan provinsi adalah Daerah Irigasi Way
Biha; dan
2) daerah irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten tersebar di Kabupaten Pesisir
Barat.
3) Pengembangan daerah irigasi kabupaten, meliputi:
a) pembangunan daerah irigasi di daerah yang ditetapkan menjadi kewenangan
kabupaten yang tersebar di seluruh wilayah;
b) rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan daerah irigasi yang tersebar
diseluruh wilayah kabupaten;
c) pengembangan daerah irigasi pada seluruh daerah potensial yang memiliki
lahan pertanian yang ditunjukkan untuk mendukung ketahanan pangan dan
pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan; dan
d) mengurangi konversi alih fungsi sawah teknis dan setengah teknis menjadi
kegiatan budidaya lokal lainnya.
d. Jaringan air baku untuk air bersih, terdiri atas:
1) rencana pengembangan air baku yang berasal dari air sungai (permukaan) dan
air tanah tersebar di seluruh wilayah kabupaten;
2) sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kabupaten dipadukan dengan sistem
jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air baku; dan

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 17
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

3) prasarana jaringan air minum meliputi intake air baku, jaringan perpipaan air
minum, saluran perpipaan air baku dan instalasi pengolahan air minum yang
dikembangkan pada lokasi air baku potensial serta pusat-pusat permukiman di
seluruh kecamatan.
7. Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
a. Sistem jaringan penyediaan air minum, meliputi:
1) pengembangan pengelolaan air minum yang bersumber dari air permukaan
tersebar di Kabupaten Pesisir Barat;
2) pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan jaringan perpipaan
dengan sistem gravitasi dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat;
3) pengembangan pengelolaan air minum yang bersumber dari air tanah dalam
tersebar di Kabupaten Pesisir Barat.
b. Sistem jaringan persampahan, meliputi:
1) rencana pembangunan dan peningkatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di
Kecamatan Ngaras, Kecamatan Krui Selatan dan Kecamatan Pesisir Utara;
2) rencana pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di kawasan
permukiman dan pusat pelayanan di Kabupaten Pesisir Barat;
3) rencana pembangunan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kabupaten
Pesisir Barat.
c. Sistem jaringan air limbah, terdiri dari:
1) pengembangan pengelolaan air limbah di kawasan permukiman, pusat pelayanan
dan kawasan industri;
2) pembangunan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) diintegrasikan dengan TPA/
TPST dengan kajian lingkungan;
3) pembangunan pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman pedesaan
dengan sistem setempat dan/ atau berbasis masyarakat.
Untuk lebihjelasnya mengenai struktur ruang Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037 dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah.

2.2.3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten


Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Pesisir Barat, terdiri atas:
1. Kawasan Strategis Nasional
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan di Pulau Batu Kecil
(Pulau Betuah) di Kecamatan Bengkunat.
2. Kawasan Strategis Provinsi
Kawasan Strategis Provinsi, meliputi:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, yaitu
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekoonomi adalah kawasan agrominapolitan di
Kecamatan Ngambur dan Kecamatan Ngaras.
3. Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan strategis kabupaten terdiri atas:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi:
1) Kawasan Ekowisata Pulau Pisang di Kecamatan Pulau Pisang;
2) Kawasan Labuhan Jukung di Kecamatan Pesisir Tengah;
3) Kawasan Tanjung Setia di Kecamatan Pesisir Selatan; dan

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 18
LAP OR A N AK HI R

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

2 - 19
Gambar 2.5 Peta Struktur Ruang Kabupaten Pesisir Barat
(Sumber : Lampiran II Perda Kab. Pesisir Barat No. 8 Tahun 2017 tentang RTRW Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037)
LAP OR A N AK HI R
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

4) Kawasan Perkotaan Krui di Kecamatan Pesisir Tengah.


b. Kawasan strategis darii sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, berupa
Kawasan Hutan Tanam Rakyat (HTR) tersebar di wilayah Kabupaten.
Pengembangan kawasan strategis kabupaten akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Untuk
lebihjelasnya mengenai penetapan kawasan strategis Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037 dapat dilihat pada Gambar 2.6
dibawah.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT 2 - 20
LAP OR A N AK HI R

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
P ENY USUNA N K AJI A N DAN P ETA P OTENSI W I LAY A H TATA GUNA LA HA N

2 - 21
Gambar 2.6 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Pesisir Barat
(Sumber : Lampiran IV Perda Kab. Pesisir Barat No. 8 Tahun 2017 tentang RTRW Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037)

Anda mungkin juga menyukai