Anda di halaman 1dari 25

ARAS HIDAYAT

MODUL
PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA

INSTANSI PEMERINTAH

XI

Nama Siswa :
Kelas :
MATA PELAJARAN : PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA

KELAS : XI AKUNTANSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.2 Menerapkan persamaan akuntansi, 3.2.1 Menjelaskan persamaan dasar
konsep debet dan kredit, penjurnalan, buku akuntansi pemerintah daerah
besar, saldo normal dan laporan keuangan
3.2.2 Menjelaskan konsep debet dan kredit
untuk akuntansi keuangan pemerintah
akuntansi pemerintah daerah
daerah
3.2.3 Menjelaskan Jenis transaksi
3.2.4 Mengidentifikasi laporan keuangan
pemerintah
3.2.5 Mengategorikan jenis laporan
keuangan pemerintah
3.2.6 Menerapkan prosedur persamaan
dasar akuntansi pemerintah daerah
3.2.7 Menentukan debet dan kredit
akuntansi pemerintah daerah
3.2.8 Menerapkan penjurnalan dalam
akuntansi pemerintah daerah
3.3 Menganalisis transaksi pendapatan 3.3.1 Menjelaskan pendapatan daerah
daerah, belanja derah, pembiayaan daerah,
3.3.2 Menjelaskan konsep debet dan kredit
asset daerah, kewajiban daerah, dan ekuitas
akuntansi pemerintah daerah
dana daerah
3.3.3 Menjelaskan belanja derah
3.3.4 Menjelaskan pembiayaan daerah
3.3.5 Menjelaskan kewajiban daerah
3.3.6 Menjelaskan ekuitas dana daerah
3.3.7 Mengidentifikasi pendapatan LRA
3.3.8 Mengidentifikasi pendapatan LO
3.3.9 Mengidentifikasi pengakuan dan
pengukuran LRA, LO, belanja, dan
kewajiban daerah
3.4 Menerapkan sistem akuntansi 3.4.1 Mendefinisikan pengertian umum
keuangan, dan struktur akuntansi keuangan pengelolaan keuangan desa
desa/kelurahan
3.4.2 Mengidentifikasi struktur organisasi
pengelola keuangan desa
3.4.3 Menjelaskan tugas pokok dan fungsi
perangkat desa

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 2


3.4.5 Mengidentifikasi pengguna informasi
akuntansi
3.4.6 Mengidentifikasi pendapatan desa,
belanja desa, pembiayaan desa dan
perencanaan keuangan desa

BAB 2
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI, JURNAL, DAN LAPORAN KEUANGAN

A. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI


Konsep dasar yang digunakan dalam prinsip akuntansi adalah persamaan
dasar akuntansi, yaitu :

Persamaan dasar ini akan mendasari seluruh proses dalam siklus akuntansi,
mulai dari pencatatan transaksi, pengklasifikasian, sampai pada penyusunan
laporan keuangan seperti neraca. Secara garis besar, laporan neraca
menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
daerah pada tanggal tertentu. Struktur neraca tersebut bisa dibuat dalam
bentuk berimbang antara sisi kiri yaitu aset dengan sisi kanan yaitu kewajiban
dan ekuitas.

Berdasarkan Neraca Pemerintah Kota ABC diatas dapat dilihat kekayaan


pemerintah daerah, sedangkan kewajiban dan ekuitas menunjukkan sumber
dana atas kepemilikan aset atau kekayaan tersebut. Kekayaan pemerintah

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 3


daerah bisa berupa aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset
lainnya. Dalam hal ini sumber dana untuk memperoleh aset tersebut
diklasifikasikan menjadi dua sumber utama, yaitu dari kewajiban pemerintah
daerah dan kekayaan bersih pemerintah daerah sendiri yang disebut ekuitas.

B. JURNAL, BUKU BESAR, DAN NERACA SALDO


1. Konsep Debit, Kredit, dan Saldo Normal

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 4


2. Jenis Transaksi
a) Pendapatan daerah
b) Belanja daerah
c) Pembiayaan daerah
d) Transaksi selain kas
e) Koresi kesalahan dan penyesuaian
f) Pengakuan aset tetap
g) Depresiasi
h) Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment
Penjelasan materi lengkap ini bisa kalian akses di
http://youtu.be/cgBWgAK9QE0
3. Jurnal yang diperlukan
a) Jurnal finansial
b) Jurnal pelaksanaan anggaran
Penjelasan materi lengkap ini bisa kalian akses di :
http://youtu.be/cgBWgAK9QE0

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 5


Contoh Studi Kasus 1
Pada tanggal 12 Jan 2017, Pemerintah kota semarang menerbitkan surat
ketetapan pajak daerah (SKPD) berupa pajak hotel sebesar
Rp.7.000.000,00. Merupakan pendapatan SKPD.
Anda diminta membuat jurnal finansial dan jurnal pelaksanaan anggaran!
Jawab:
Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
12 Jan Piutang Pajak Daerah Rp. 7.000.000,000
2017 Pendapatan Pajak Rp. 7.000.000,000
Hotel LO

Jurnal Pelaksanaan Anggaran


Tanggal Transaksi
12 Jan 2017 Tidak ada pencatatan karena transaksi tersebut tidak
menyebabkan kas pemerintah berubah

Contoh Studi Kasus 2


Pada tanggal 6 April 2018, Bendahara penerimaan menerima pendapatan
retribusi terminal sebesar Rp.2.800.000,00.
Anda diminta membuat jurnal finansial dan jurnal pelaksanaan anggaran!
Jawab:
Jurnal Finansial
Tanggal Uraian Debit Kredit
6 April Kas Bendahara Rp. 2.800.000,000
2018 Penerimaan
Piutang Retribusi Rp. 2.800.000,000
Terminal LO
Jurnal Pelaksanaan Anggaran

Tanggal Uraian Debit Kredit


6 April Perubahan SAL Rp. 2.800.000,000
2018 Pendapatan Retribusi Rp. 2.800.000,000
Terminal LRA

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 6


C. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
Berdasarkan kategori penganggaran, laporan keuangan dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Laporan pelaksanaan anggaran, yaitu laporan yang menunjukkan
pelaksanaan anggaran. Laporan tersebut meliputi:
a. Laporan realisasi anggaran (LRA)
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih (LPSAL)
2. Laporan finansial, yaitu laporan yang bukan dalam rangka pelaksanaan
anggaran. Meliputi:
a. Laporan operasional (LO)
b. Neraca
c. Laporan arus Kas (Lak)
3. Catatan atas laporan keuangan (CaLK)
Berdasarkan kategori sumber pencatatan, laporan keuangan
dikelompokkkan menjadi tiga, yaitu:
1. Laporan keuangan primer, yaitu laporan keuangan yang pertama
menampung pencatatan. Meliputi: Laporan realisasi anggaran, laporan
operasional dan Neraca.
2. Laporan keuangan sekunder, yaitu laporan keuangan lanjutan dari laporan
keuangan primer. Meliputi: Laoran perubahan saldo anggaran lebih,
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
3. Laporan keuangan tersier, yaitu laporan keuangan pelengkap informasi
pada laporan keuangan primer dan sekunder. Laporan keuangan tersier
adalah catatan atas laporan keuangan (CaLK).
Informasi selengkapnya mengenai definisi laporan tersebut dapat di simak
melalui link video : https://youtu.be/rjg_GbFp7NM

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 7


TUGAS 1
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Tuliskan definisi pendapatan daerah
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________

2. Tuliskan 3 jenis laporan keuangan berdasarkan kategori penganggaran!


____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________

3. Pada tanggal 15 Maret 2020, bendahara penerimaan SKPD menerima


pendapatan retribusi terminal sebesar Rp. 3.600.000,00. Buatlah jurnal
finansial dan jurnal pelaksanaan anggaran!

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 8


BAB 3
PENCATATAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


1. Pengertian Umum
Berdasarkan Ketentuan Umum UU No. 23 Tahun 2014 Tentang pemerintah
daerah:
a) Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b) Wilayah Administratif adalah wilayah kerja perangkat Pemerintah Pusat
termasuk gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat di Daerah dan wilayah kerja gubernur dan
bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum di
Daerah.
c) Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.
d) Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki
Daerah.
e) Cakupan Wilayah adalah Daerah kabupaten/kota yang akan menjadi
Cakupan Wilayah Daerah provinsi atau kecamatan yang akan menjadi
Cakupan Wilayah Daerah kabupaten/kota.
f) Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD
dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.

2. Keuangan Daerah
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:
a. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman;
b. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan daerah;
d. pengeluaran daerah;
e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan daerah; f

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 9


f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau
kepentingan umum

3. Pengelolaan Keuangan Daerah


Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan, manfaat untuk masyarakat, serta taat pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.

4. Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah


Asas umum pengelolaan keuangan daerah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 4, meliputi:
a. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,
dan manfaat untuk masyarakat.
b. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang
terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan
dengan peraturan daerah.

B. PENCATATAN PENDAPATAN
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan sebagai hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2. Pendapatan Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum
negara/daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar
oleh pemerintah. Pendapatan LRA dicatat berdasarkan basis kas, yaitu
dicatat apabila pendapatan tersebut sudah berupa kas.
3. Pendapatan Laporan Operasional
Pendapatan LO merupakan hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan
tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan LO dicatat berdasarkan basis
akrual, yaitu dicatat saat transaksi pendapatan terjadi tanpa memperhatikan
saat penerimaan kas.
4. Jenis Pendapatan Daerah
a. Pendapatan Asli Daerah

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 10


Yaitu pendapatan daerah yang bersumber dari daerah itu sendiri.
b. Dana Perimbangan (Transfer pendapatan)
Yaitu pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah.
1) Berdasarkan jenisnya, pendapatan dibagi menjadi dana bagi hasil,
dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
2) Jenis dana bagi hasil menurut objek pendapatan dibagi menjadi bagi
hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak.
3) Jenis dana alokasi umum terdiri atas objek pendapatan dan dana
alokasi umum.
4) Jenis dana alokasi khusus dirinci menurut objek pendapatan menurut
kerugian yang ditetapkan oleh pemerintah.
c. Lain-lain pendapatan yang sah
Yaitu pendapatan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalm
pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer. Terdiri atas: Hibah,
Dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi pada kab/kota, dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus, serta bantuan keuangan.
d. Surplus nonoperasional
e. Pendapatan luar biasa

C. PENCATATAN BELANJA
1. Definisi Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh bendahara
umum pemerintah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode
anggaran yang bersangkutan yang tidak akan dibayar kembali oleh
pemerintah. Beban adah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, baik berupa
pengeluaran aset maupun timbulnya kewajiban.
2. Jenis Belanja
a. Belanja operasi, yaitu pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah yang memberi manfaat jangka pendek. Meliputi belanja
pegawai, barang, bunga, subsidi, hibah dan bantuan sosial.
b. Belanja modal, yaitu pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lain yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Contohnya belanja modal untuk perolehan tanah, gedung, & bangunan.
c. Belanja tak terduga, yaitu pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
tidak biasa dan tidak diharapkan terulang. Contohnya seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial.
d. Beban trnsfer, yaitu beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban
untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas
pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 11


Perbedaan Belanja dan Beban
Belanja Beban
Pengeluaran Kas Kewajiban pemerintah
Mengurangi SAL Pengurangan Ekuitas
Tahun anggaran yang Tahun anggaran yang
bersangkutan bersangkutan
Tidak diterima kembali Tidak diperoleh kembali
Dicatat dengan basis kas Dicatat dengan basis akrual
Disajikan dalam LRA Disajikan dalam LO

D. PENCATATAN PEMBIAYAAN
1. Definisi Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
peneriman maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali yang dalam penganggaran dimaksudkan untuk menutup defisit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain berasal dari pinjaman dan hasil investasi. Sementara itu, pengeluaran
pembiayaan digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh
pemerintah. Esensi pokok pembiayaan adalah pemanfaatan surplu dan
penutupan defisit anggaran.
2. Elemen Pembiayaan
a. Penerimaan pembiayaan, adalah semua penerimaan rekening kas Umum
Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.
b. Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran rekening kas
umum daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga,
penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman
dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana
cadangan.
c. Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan dalam periode anggaran tertentu.

E. PENCATATAN KEWAJIBAN
1. Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah.
2. Klasifikasi Kewajiban
Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka panjang dan
kewajiban jangka pendek. Diklasifikasikan sebagai jangka pendek jika

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 12


diharapkan dibayar dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Selain
itu, diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka
panjang hanya terdapat di PPKD.
Berikut beberapa penerapan nilai keuangan untuk masing-masing pos
kewajiban pada laporan keungan:
a) Utang pihak ketiga
Pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk
barang dalam perjalanan yang telah menjadi haknya, pemerintah harus
mengakui kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barang
tersebut.
b) Utang Bunga
Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya
bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud dapat
berasal dari utang pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri.
Utang bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar harus diakui
pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban
yang berkaitan.
c) Utang Transfer
Merupakan kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan
pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan perundang-
undangan.

F. PENCATATAN EKUITAS
1. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas
berasal dari ekuitas awal ditambah/dikurang oleh surplus/defisit LO dan
perubahan lainnya sepeti koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi aset tetap,
dll. Saldo ekuitas di neraca berasal dar saldo akhir ekuitas pada laporan
perubahan ekuitas.
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kuangnya pos-pos:
a. Ekuitas awal, yaitu ekuitas yang berasal dari akhir tahun sebelumny,
yang diperoleh dari laporan perubahan ekuitas tahun sebelumnya.
b. Surplus/defisit LO pada periode bersangkutan atau tahun berjalan
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas.
d. Ekuitas akhir, yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara ekuitas
awal ditambah surplus/defisit LO periode berjalan dan koreksi
kesalah.
2. Ekuitas SAL
Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam rangka
penyusunan laporan realisasi anggarn dan laporan perubahan SAL, yang
mencakup pembiayaan, apropriasi belanja, apropriasi pengeluaran
pembiayaan, dan estimasi perubahan SAL, surplus/defisit LRA.

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 13


G. PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN
1. Pengakuan dan Pengukuran LRA
a. Pendapatan LRA diakui pada saat:
1) Diterima di rekening kas umum daerah, atau
2) Diterima oleh SKPD, atau
3) Diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD
b. Pengukuran Pendapatan LRA
1) Akuntansi Pendapatan – LRA dilaksanakan berdasarkan asas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya.
2) Pendapatan – LRA diukur dengan menggunakan nilai nominal kas
yang masuk ke kas daerah dari sumber pendapatan dengan
menggunakan asas bruto.
3) Dalam hal besaran pengurangan terhadap pendapatan LRA, bruto
(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak
dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarnakan proses belum
selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
4) Pengecualian asas bruto dapat terjadi jika penerimaan kas dari
pendapatan tersebut lebih mencerminkan aktivitas pihak lain
daripada pemerintah daerah atau penerimaan kas tersebut bersal
dari transaksi yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak,
dan jangka waktunya singkat.
2. Pengakuan dan Pengukuran LO
a. Pendapatan LO diakui pada saat:
1) Timbulnya hak atas pendapatn (earned)
2) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya
ekonomi baik sudah diterima secara tunai maupun masih berupa
piutang.
b. Pengakuan Pendapatan LO
1) Pendapatan LO nonpertukaran diukur sebesar aset yang diperoleh
dari transaksi nonpertukaran yang pada saat perolehan tersebut
diukur dengan nilai wajar.
2) Pendapatan LO dari transaksi pertukaran diukur dengan
menggunakan harga sebenarnya yang diterima ataupun menjadi
tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk harga.
Pendapatan LO dari transaksi pertukaran harus diakui pada saat
barang atau jasa diserahkan kepada masyarakat ataupun entitas
pemerintah lainnya dengan harga tertentu yang dapat diukur secara
andal.
3. Pengakuan dan Pengukuran Belanja
a. Pengakuan Belanja
1) Belanja diakui saat terjadinya pengeluaran rekening kas umu daerah

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 14


2) Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan
terjadi saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh pengguna anggaran.
b. Pengukuran Belanja
Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto dan
tercantum dalam dokumen pengeluaran yang sah.
4. Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan
a. Pengakuan Pembiayaan
1) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening
kas umum daerah.
2) Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari rekening
kas umum daerah.
b. Pengukuran Pembiayaan
1) Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah
berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima atau yang akan diterima
dan nilai sekarang kas yang dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan.
2) Pembiayaan yang diukur denggan mata uang asing dikonversi ke
mata uang rupiahberdasarkan nilai tukar pada tanggal transaksi
pembiayaan.
5. Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban
a. Pengakuan kewajiban
Kewajiban diakui pada saat kewajiban untuk mengeluarkan
sumber daya ekonomi di masa depan, saat dana pinjaman diterima oleh
pemerintah, dan/atau pada saat kewajiban timbul. Kewajiban tersebut
timbul dari hal-hal berikut:
1) Transaksi dengan penukaran
2) Transaksi tanpa pertukaran
3) Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah
4) Kejadian yang diakui pemerintah.
b. Pengukuran kewajiban
Kewajiban pemerintah daerah dicatat sebesar nilai nominalnya.
Apabila kewajiban tersebut dalam bentuk mata uang asing, maka
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal neraca.

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 15


TUGAS 2

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Tuliskan perbedaan pendapatan LO dengan pendapatan LRA


______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
2. Kapan pengakuan kewajiban diakui?
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
3. Buatlah rangkuman materi pelajaran pada BAB ini!
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 16


BAB 4
STRUKTUR PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

A. PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


1. Pengertian Umum
Berdasarkan ketentuan umum UU RI No. 6 Tahun 2014 tentang Desa:
a. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa.
d. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat
RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun.
f. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP Desa, adalah
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
g. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa
yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
h. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban APB Desa atau perolehan hak lainnya
yang sah.

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 17


Berdasarkan ketentuan umum PP RI No. 43 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa:
a. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
b. Penerimaan desa adalah uang yang berasal dari seluruh pendapatan
desa yang masuk ke APB Desa melalui rekening kas desa.
c. Pengeluaran desa adalah uang yang dikeluarkan dari APB Desa melalui
rekening kas desa..
d. Surplus anggaran desa adalah selisih lebih antara pendapatan desa dan
belanja desa.
e. Defisit anggaran desa adalah selisih kurang antara pendapatan desa dan
belanja desa.
f. Sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) adalah selisih lebih realisasi
penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
g. Peraturan desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
h. Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
dan mewakili pemerintah desa dalam kepemiikan kekayaan milik desa
yang dipisahkan.

2. Struktur Organisasi Pengelola Keuangan Desa

Bendahara Desa
Sekretaris Desa Urusan Keuangan
Koordinator PTPKD
____________________
Kepala Seksi Urusan Umum
Pelaksana Kegiatan
Kepala Desa Bidang Penyelenggara ____________________
Pemegang Kekuasaan Pemerintah Desa
Urusan Umum
Pengelolaan Keuangan
Desa
Kepala Seksi
Pelaksana Kegiatan
Bidang Pembangunan
dan Pemberdayaan Desa

Kepala Seksi
Pelaksana Kegiatan
Bidang Pembinaan
Masyarakat Desa

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 18


3. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Desa
a. Kepala Desa
Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
dan mewakili pemerintah desa dalam kepemiikan kekayaan milik desa
yang dipisahkan. Kepala desa memegang jabatan selama 6 tahun
terhitung tanggal pelantikan dan dapat menjabat paling lama 3 kali masa
jabatan secara berturut-turut. Kepala desa memiliki kewenangan sebagai
berikut:
1) Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa
2) Menetapkan kebijakan tentang Teknis Pengelolaan Keuangan Desa
(PTPKD)
3) Menetapkan petugas yang melakukn pemungutan penerimaan desa
4) Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan APB Desa
5) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
APB Desa.
b. Sekretaris Desa
Sekretaris desa selaku koordinator Pelaksanaan Teknis Pengelolaan
Keuangan Desa (PTPKD) membantu kepala desa dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan desa. Adapun tugasnya sebagai berikut:
1) Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APB Desa
2) Menyusun rancangan peraturan desa mengenai APB Desa,
perubahan APB Desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APB
Desa
3) Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan APB Desa
4) Menyusun pelaporan dan pertanggunggjawaban pelaksanaan APB
Desa
5) Melakukan verifikasi terhadap Rencana Anggaran Belanja (RAB),
bukti-bukti penerimaan, dan pengluaran APB Desa (SPP)
c. Kepala Seksi
Desa paling banyak terdiri dari tiga seksi. Kepala seksi memiliki tugas
sebagai berikut:
1) Menyusun RAB kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya
2) Melakukan tindakan dan/atau bersama lembaga kemasyarakatan
desa
3) Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban
anggaran belanja kegiatan
4) Mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan
kegiatan kepada kepala desa
5) Mengajukan SPP dan melengkapinya dengan bukti pendukung atas
beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan
d. Bendahara Desa

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 19


Bendahara memiliki tugas untuk membantu sekretaris desa
mengelola keuangan desa yang meliputi penerimaan pendapatan desa
dan pengeluaran/pembiayaan dalam rangka pelaksanaan APB Desa.

4. Penggunaan Informasi Akuntansi


Pihak yang membutuhkan informasi akuntansi keuangan desa yaitu:
a. Pihak internal, yaitu pihak yang berda dalam struktur organisasi desa,
yaitu kepala desa, sekretaris desa, bendahara dan kepala seksi
b. Badan Permusyawaaratan Desa (BPD), yaitu badan yang mempunyai
tugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan APB Desa
c. Pemerintah, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota mengingat bahwa anggaran desa brasal
dari APBN dan APBD melalui transfer, bagi hasil, dan bantuan keuangan.
d. Pihak lain, selain pihak yang telah disebutkan. Masih banyak lagi pihak
yang memungkinkan untuk melihat laporan keuangan desa, seperti
lembaga swadaya desa, RT/RW, dsb.

B. STRUKTUR KEUANGAN DESA


1. Pendapatan Desa
Pendapatan desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
desa yang merupakan hak desa dalam 1 tahun anggaran yang tidak perlu
dibayar kembali.
a. Pendapatan asli desa
Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa.
b. Pendapatan transfer desa
Terdiri dari dana desa, bagian dari hasil pajak daerah kab/kota dan
retribusi daerah, alokasi dana desa (ADD), bantuan keuangan dari APBD
Provinsi dan bantuan keuangan dari APBD kab/kota.
c. Lain-lain pendapatan desa
Berupa hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat
berupa pemberian uang, hasil kerjasama dengan pihak ketiga atau
bantuan perusahaa yang berlokasi di desa

2. Belanja Desa
Belanja desa adalah semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan
kewajiban desa dalam 1 tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali. Belanja desa digunakan dalam rangka mendanai
penyelenggaraan kewenangan des dan diklasifikasikan menurut kelompok,
kegiatan, dan jenis. Belanja desa yang ditetapkan APB Desa sesuai pasal 100
PP No. 43 tahun 2014 dan PP No. 47 tahun 2015 digunakan dengan
ketentuan:

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 20


a. Paling sedikit 70% dari jumlah anggaran belanja desa. Digunakan untuk
mendanai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan ke masyarakat desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa.
b. Paling banyak 30% dari jumalah anggaran belanja digunakan untuk
hal-hal, sbb:
1) Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa
2) Operasional pemerintah desa
3) Tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa
4) Insentif Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), yaitu bantuan
kelembagaan yang digunakan untuk operasional RT dan RW.

3. Pembiayaan Desa
Pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayarkan
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan desa berdasarkan kelompok terdiri dari penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

C. SIKLUS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA


1. Perencanaan Keuangan Desa
Rencana kerja pemerintah desa (RKP Desa) dibuat untuk jangka waktu 1
tahun. Perencanaan pembangunan desa disusun berdasarkan hasil
kesepakatan dalam musyawarah desa yang pelaksanaannya paling lambat
pada bulan Juni tahun anggaran berjalan.
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)
Dalam menyusun RPJM Desa, pemerintah desa wajib
menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Peembangunan Desa
(Musrembangdes) secara partisipatif yang diikuti oleh pemerintah desa,
badan permusyawaratan desa, dan unsur tokoh masyarakat, dan/atau
tokoh pendidikan. RPJM Desa ditetapkan dalam jangka waktu paling
lama 3 bulan terhitung sejak pelantikan kepala desa.
b. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)
RKP Desa disusun oleh pemerintah desa sesuai dengan informasi
dari pemerintah daerah kab/kota berkaitan dengan pagu indikatif desa
dan rencana kegiatan pemerintah, pemda provinsi, dan pemda kab/kota.
RKP Desa mulai disusun pada Juli tahun anggaran berjalan dan sudah
harus ditetapkan paling lambat pada bulan September tahun anggaran
berjalan.
2. Proses Penganggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) merupakan rencana
anggaran keuangan tahunan pemerintah desa yang ditetapkan untuk

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 21


penyelenggaraan program dan kegiatan yang menjadi kewenangan desa.
Proses penyusunan APB Desa dimulai dengan urutan, sbb:
a. Pelaksana kegiatan menyampaikan usulan anggaran kepada sekretaris
desa berdasarkan RKP Desa yang telah ditetapkan
b. Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang APB Desa
dan menyampaikan kepada kepala desa
c. Kepala desa, selanjutnya menyampaikan kepada badan
permusyawaratan desa (BPD) untuk dibahas dan disepakati bersama
paling lambat bulan Oktober tahun berjalan
d. Rancangan peraturan desa tentang APB Desa yang telah disepakati
selanjutnya disampaikan oleh kepala desa bupati/walikota melalui camat
paling lambat 3 hari sejak disepakati untuk di evaluasi
e. Peraturan desa tentang APB Desa paling lambat tanggal 31 Desember
tahun anggaran berjalan

3. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)


a. Pelaksanaan penerimaan pendapatan
Pelaksanaan penerimaan pendapatan menerima dan mencatat
pendapatan desa, antara lain sbb:
1) Pendapatan asli desa
Seluruh pendapatan yang diterima bendahara desa harus
disetorkan ke dalam rekening kas desa. Pelaksanaan pendpatan asli
desa antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian
umum, jaringan irigasi, dan retribusi desa.
2) Transfer desa
Dana transfer yang akan diberikan kepada desa telah tertuang
dalam APBD Provinsi/kab/kota yang bersangkutan yang sebelumnya
telah diinformasikan kepada desa, yaitu 10 hari setelah KUA/PPAS
disepakati kepala daerah dan DPRP.
3) Pendapatan lain-lain
Pelaksanaan penerimaan dari hibah, sumbangan, dll berupa KAS
dilakukan melalui bendahara desa. Pencatatan penerimaan harus
disertai dengan bukti yang lengkap dan sah antara lain kuitansi
penerimaan
b. Pelaksanaan pengeluaran/belanja
1) Prosedur pelaksanaan belanja desa
Setelah APB Desa ditetapkan dalam bentuk peraturan, program
dan kegiatan desa sebagaimana yang telah direncanakan baru dapat
dilaksanakan. Hal ini dikecualikan untuk belanja pegawai bersifat
mengikat dan operasional dapat dilakukan tanpa perlu menunggu
penetapan APB Desa. Pelaksanaan APB Desa dilakukan sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki oleh desa berdasarkan ketentuan yang
berlaku.

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 22


2) Pembayaran belanja desa
Dalam pelaksanaan kegiatan, terhadap mekanisme pembayaran
yang dilakukan oleh bendahara desa. Uang muka adalah pemberian
uang dalam rangka pembayaran atas pengadaan barang/jasa kepada
pihak ketiga. Uang panjar adalah uang yang diberikan kepada
pelaksana kegiatan dalam rangka pelakanaan kegiatan. Sementara
itu, uang persediaan adalah uang yang diberikan khusus kepada
bendahara pengeluaran pembantu. Khusus untuk desa, istilah yang
dingunakan hanya dua jenis yaitu uang muka dan uang panjar (uang
DP). Uang persediaan tidak digunakan karena tidak ada bendahara
pembantu di desa.
c. Pelaksanaan pembiayaan
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan mencakup SILPA tahun sebelumnya,
pencairan dana cadangan, dan hasil penjualan kekayaan desa yang
dipisahkan. Sisal lebih perhitungan anggaran (SILPA) adalah
penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk mendanai
pelaksanaan kegiatan tahun berjalan yang digunakan untuk
mendanai pelaksanaan kegiatan tahun berjalan yang berasal dari
pelampauan penerimaan pendapatan dan penghematan belanja
tahun sebelumnya. Pencairan dana cadangan merupakan kegiatan
pencairan dana dari rekening dana cadangan ke rekening desa yang
dilakukan sesuai peraturan desa yang mengatur hal tersebut.
Sementara itu, penerimaan pembiayaan yang berasal dari hasil
penjualan kekayaan desa yang diperoleh dari realisasi penjualan aset
desa kepada pihak ketiga.
Penjualan kekayaan milik desa bersifat strategis harus dilakukan
melalui musyawarah desa terlebih dahulu yang selanjutnya
ditetapkan dalam peraturan desa atau keputusan pengelolaan
kekayaan milik desa.
2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan diantaranya pembentukan dana
cadangan dan penyertaan modal desa. Pembentukan dana cadangan
dilakukan setelah adanya penetapan persetujuan melalui peraturan
desa. Pembentukan dana cadangan ditempatkan pada rekening
tersendiri dan penganggarannya tidak melebihi tahun akhir masa
jabatan kepala desa. Begitu juga halnya dengan penyertaan modal
desa, pelaksanaannya dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Badan Permusyawaratan Desa.

D. PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA


Penatausahaan keuangan desa adalah kegiatan pencatatan yang khususnya
dilakukan oleh bendahara desa.

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 23


1. Penatausahaan Penerimaan Desa
Penerimaan yang bersifat tunai yang diterima oleh bendahara desa
dibuatkan bukti kuitansi tanda terima dan dicatat oleh bendahara desa pada
buku kas umum. Sementara itu, untuk penerimaan yang bersifat transfer,
bendahara desa akan mendapatkan informasi daru ban berupa nota kredit
atas dana-dana yang masuk ke rekening kas desa. Berdasarkan nota kredit
ini, selanjutnya bendahara desa melakukan pencatatan ke dalam buku bank.
Pencatatan penerimaan, baik kas maupun transfer harus disertai dengan
bukti yang lengkap dan sah serta dicatat secara benar dan tertib.
Bendahara desa juga membukukan realisasi pendapatan ke dalam buku
perincian pedapatan. Pencatatan dalam buku perincian pendapatan
berguna untuk mengklasifikasi perincian dari realisasi APB Desa. Pencatatan
seluruh penerimaan tersebut dilakukan secara benar dan tertib.

2. Penatausahaan Belanja Desa


Belanja kegiatan yang bersifat tunai yang dikeluarkan oleh bendahara
desa dibuatkan bukti kuitansi pengeluaran dan dicatat oleh bendahara desa
pada buku kas umum. Sementara itu, untuk belanja yang bersifat transfer
langsung ke pihak ketig, bendahara desa melakukan pencatatan ke dalam
buku bank (tidak dicatat di BKU karena BKU untuk transaksi tunai).
Pencatatan penerimaan, baik kas maupun transfer harus disertai dengan
bukti yang lengkap dan sah serta dicatat secara benar dan tertib.
Bendahara desa juga mencatat kewajiban perpajakan yang
dipotong/dipungut atas transaksi belanja yang dilakukan. Atas pemotongan
pajak yang dilakukan bendahara desa mencatat dalam buku pajak pada
kolom penerimaan. Ketika bendahara desa melakukan peyetoran ke kas
negara dengan batasan waktu yang diatur dalam ketentuan perpajakan
melalui formulir surat setoran pajak (SPP), bendahara desa mencatat dalam
buku pembantu pajak pada kolom pengeluaran.

3. Penatausahaan Pembiayaan Desa


Penatausahaan realisasi pembiayaan, baik penerimaan maupun
pengeluaran pembiayaan, dicatat dalam buku perincian pembiayaan.
Pencatatan dalam buku perincian pembiayaan berguna untuk
mengklasifikasi perincian dari realisasi pembiayaan. Pencatatan ini
diperlukan agar dapat dilaporkan ke dalam laporan realisasi APB Desa.

4. Dokumen Penatausahaan oleh Bendahara Desa


Bendahara desa tidak menggunakan buku pembantu lain berupa buku
pembantu panjar dan buku pembantu perincian objek belanja karena telah
dilaksanakan oleh fungsi yang lain. Buku pembantu panjar secara
sederhana telah digantikan dengan buku pembantu kegiatan yang dikelola
pelaksana kegiatan. Buku pembantu perincian objek belanja yang

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 24


menggambarkan akumulasi realisasi belanja dapat dilhat pada dokumen
SPP terakhir yang juga didokumentasikan oleh pelaksana kegiatan. Buku
pembantu kas tunai tidak ada karena telah digantikan dengan buku kas
umum.

TUGAS 3

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Tuliskan definisi Badan Usaha Milik Desa!


______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
2. Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan
mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang
dipisahkan. Bagaimanakah ketentuan jabatan kepala desa?
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
3. Sebutkan pihak yang membutuhkan informasi akuntansi keuangan desa!
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
4. Penatausahaan keuangan desa adalah kegiatan pencatatan yang khususnya
dilakukan oleh bendahara desa. Bagaimana penatausahaan belanja desa?
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________

Praktikum Akuntansi Lembaga | XI AK 25

Anda mungkin juga menyukai