Anda di halaman 1dari 2

Apa itu patah tulang terbuka?

Patah tulang terbuka merupakan kasus patah tulang yang disertai dengan luka pada kulit di
permukaan daerah tulang yang patah. Pada kasus yang lebih berat, bagian tulang yang patah
akan terlihat dari luar. Cukup mengerikan, bukan? Yang paling mengerikan lagi adalah jika
ada luka, maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga memiliki risiko yang
tinggi untuk terjadi infeksi tulang. Oleh karena itu, patah tulang terbuka harus segera diberi
pertolongan.
Cara menangani patah tulang terbuka
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah pembidaian. Pembidaian adalah berbagai
tindakan dan upaya untuk menghindari pergerakan, untuk melindungi serta menstabilkan
bagian tubuh yang cedera. Hal ini penting dilakukan sebelum tenaga ahli (dokter atau
paramedis) dapat membantu Anda.
Pembidaian bertujuan untuk:
 Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
 Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah
 Mengistirahatkan anggota badan yang patah
 Mengurangi rasa nyeri
 Mengurangi perdarahan
 Mempercepat penyembuhan

Macam-macam bidai
1. Bidai keras
Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastik, dan lain-lain.
2. Bidai yang dapat dibentuk
Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk disesuaikan
dengan bentuk cedera. Contohnya selimut, bantal, bidai kawat, dan lain-lain.
3. Gendongan/belat dan bebat
Pembidaian ini dilakukan dengan menggunakan kain pembalut, biasanya menggunakan
mitella (kain segitiga) dan gendongan lengan. Prinsipnya adalah dengan memanfaatkan
tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan bagian yang cedera.
4. Bidai improvisasi
Bila tidak tersedia bidai apapun, maka penolong dituntut untuk mampu berimprovisasi
membuat bidai yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian tubuh yang cedera.
Misalnya majalah, koran, karton, dan lain-lain.

Panduan pembidaian

Meskipun bidai yang dipakai seadanya, tetap saja ada beberapa pedoman yang harus diikuti
untuk meminimalisir kecelakaan saat pembidaian.
1. Beritahukan pada penderita tindakan yang akan dilakukan.
2. Pastikan bagian yang cedera dapat dilihat, dan hentikan perdarahan (bila ada) sebelum
melakukan pembidaian.
3. Siapkan alat seperlunya seperti bidai dan kain segitiga (mitella).
4. Jangan mengubah posisi yang cedera.
5. Jangan memasukkan bagian tulang yang patah.
6. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah (sebelum dipasang, bidai harus
diukur terlebih dahulu pada anggoda badan penderita yang tidak mengalami patah
tulang).
7. Jika ada tulang yang keluar, Anda dapat menggunakan mitella dan membentuknya
seperti donat atau menggunakan benda apapun yang lunak dan memiliki lubang, lalu
masukkan tulang di dalam lingkaran donat tersebut agar tulang tidak tersenggol
(sesuaikan lingkaran dengan diameter tulang yang keluar).
8. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan.
9. Gunakan beberapa mitella untuk mengikat bidai (jika di bagian kaki, masukkan
mitella melalui celah di bawah lutut dan di bawah pergelangan kaki).
10. Ikat juga “donat” yang telah Anda pakai pada tulang yang keluar dengan mitella.
11. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu longgar.
12. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak melakukan gerakan,
kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
13. Jangan membidai berlebihan, jika anggota tubuh penderita yang mengalami patah
tulang sudah tidak dapat melakukan gerakan itu berarti Anda sudah melakukan
pembidaian dengan baik.
14. Bawa penderita ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai