LAPORAN KEUANGAN
30 SEPTEMBER 2015 (Tidak Diaudit) DAN 31 DESEMBER 2014 ( Diaudit)
30 SEPTEMBER 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
DAFTAR ISI
Halaman
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 SEPTEMBER 2015 (Tidak Diaudit) DAN 31 DESEMBER 2014 ( Diaudit)
Rp Rp
ASET LANCAR
3.b, 3.c, 5,
Kas dan setara kas 26,27 65,566,220,758 43,313,181,777
Piutang usaha
Pihak ketiga 3d,6,26,27 11,878,475,635 2,004,421,188
Pihak berelasi 3p,6,26,27 10,147,605,109 15,173,532,932
Piutang lain-lain - Pihak berelasi 3p,27,29 63,425,000 68,217,764
Persediaan 3e,7 17,747,703,262 22,411,804,859
Pajak Dibayar di Muka 3n,9a 1,428,227,868 666,814,920
Uang muka dan biaya dibayar di muka 3f,8,26 1,441,590,183 3,337,152,954
Jumlah Aset Lancar 108,273,247,815 86,975,126,394
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 SEPTEMBER 2015 (Tidak Diaudit) DAN 31 DESEMBER 2014 ( Diaudit)
Rp Rp
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Perusahaan
Modal saham 17
Modal Dasar 220,000,000 lembar
dengan nilai nominal Rp 500
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
181,035,556 lembar saham 90,517,778,000 90,517,778,000
Agio saham 18 803,458,000 803,458,000
Saldo laba 65,452,634,290 45,798,671,248
JUMLAH EKUITAS 156,773,870,290 137,119,907,248
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
30 SEPTEMBER 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
Note Rp Rp
PENDAPATAN KOMPREHENSIF
LAINNYA -- --
JUMLAH LABA
KOMPREHENSIF YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Perusahaan 19,653,963,042 6,593,698,869
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
30 SEPTEMBER 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
30 SEPTEMBER 2015 DAN 2014 (Tidak Diaudit)
Rp Rp
Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas (3,028,735,719) 100,737,345
Kas dan setara kas pada awal tahun 43,313,181,777 60,564,745,621
Kas dan setara kas
pada akhir periode 65,566,220,758 50,033,865,214
1. UMUM
PT Intanwijaya Internsional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”), sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk,
didirikan di Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember
1981. Akta ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-
3185-HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 69 tanggal 17 Juni 2011
yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Linda Kenari, S.H.M.H., tentang perubahan susunan pengurus. Sampai dengan tanggal
laporan keuangan, pengurusan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam
proses.
Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur
formaldehyde.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri formaldehyde resin (perekat kayu). Lokasi pabrik berada di
kota Banjarmasin.
Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987.
Jumlah kompensasi yang diterima oleh Direksi dan Komisaris pada 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar Rp
1,160.000.000. Jumlah karyawan Perusahaan pada 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 rata-rata 77 orang (dalam
jumlah penuh) ( tidak diaudit )
Pada tanggal 1 Juni 1990, berdasarkan Surat Izin Emisi Saham No. SI-115/SHM/MK.10/1990 Perusahaan telah memperoleh izin
untuk menawarkan saham kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 4,000,000 lembar saham dengan nilai nominal Rp.
1.000,-
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi ( PSAK Revisi dan ISAK)
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang
dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan
periode pada tanggal atau setelah tanggal 1 Januari 2014 atau 1 Januari 2015:
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, yang diadopsi dari IFRS 12
PSAK ini mencakup semua pengungkapan yang diatur sebelumnya dalam PSAK 4 (2009), PSAK 12 (2009) dan PSAK 15
(2009). Pengungkapan ini terkait dengan kepentingan entitas dalam entitas-entitas lain.
PSAK 68: Pengungkuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13
PSAK ini memberikan panduan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau
diizinkan.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan
keuangan.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokan arus kas ke dalam aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Untuk keperluan penyajian atas laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang dari saat perolehan, selama tidak dijaminkan dan dibatasi penggunaannya. Untuk penyajian
komparatif, laporan arus kas telah disajikan kembali
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
Halaman 9
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk
membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada
tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin
berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Pada 1 Januari 2012, Perusahan melakukan penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif sejak tanggal tersebut.
Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-
masing standar dan interpretasi.
Penerapan dari standar dan interpretasi baru dan revisi berikut, relevan dengan operasi Perusahaan, terdiri dari:
3.e Persediaan
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga
perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya
yang sekarang. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya
untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan
metode rata-rata.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Halaman 11
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama
periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang
tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia
untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas
akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif
dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia
untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
· Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan
untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
· Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah pinjaman bank jangka pendek dan jangka
panjang, hutang usaha - pihak ketiga, dan biaya yang masih harus dibayar.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari
penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan
keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi
ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih
antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat
suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali
piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut
dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan
terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam
ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat
dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai
yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai
tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan
melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian
tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi
pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut.
Biaya-biaya yang sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan
atau dijual, harga perolehan berikut akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan keuntungan atau kerugian
yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk periode/ tahun bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, akumulasi biaya
perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap
untuk digunakan.
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan
dalam suatu periode akuntansi.
Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika karyawan telah memberikan
jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria
yang mencakup pula liabilitas konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan perusahaan.
Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit .
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk:
(i) memberhentikan seorang atau sekelompok karyawan sebelum tanggal pensiun normal; atau
(ii) menyediakan pesangon bagi karyawan yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
Biaya emisi saham yang mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar
modal dan biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan saham di bursa efek serta biaya promosi
dikurangkan dari hasil penerimaan emisi saham dan disajikan di sisi ekuitas.
Halaman 14
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang telah berpindah kepada pelanggan.
Pendapatan dari penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor
diakui sesuai dengan persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination ).
Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
2.n. Pajak Penghasilan
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak
tangguhan dengan metode liabilitas. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba
fiskal dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Manajemen memperkirakan pajak tangguhan yang berasal dari rugi
fiskal tersebut memiliki masa manfaat selama 5 (lima) tahun. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan
pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun/periode yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya
(“Perusahaan pelapor”):
*· Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut:
a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor,
b) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau
c) personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.
·* Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
a} Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk, entitas anak
dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain).
b) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya).
c) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d} Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari
perusahaan ketiga.
e} Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan pelapor atau
f} perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang menyelenggarakan
program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan pelapor.
g} Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a).
Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau personil manajemen kunci
perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan).
Evaluasi kolektif
Bila Perusahaan memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha,
baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Perusahaan menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit yang
serupa karakteristiknya dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas
masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah
terutang.
Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan nilai diestimasi berdasarkan
pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan pituang usaha pada kelompok
tersebut.
Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp
22.026.080.744 dan Rp 17.177.954.120 (lihat Catatan 6).
Instrumen Keuangan
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu yang berasal dari kontrak komoditas berjangka berdasarkan harga kuotasi
pasar dari komoditas terkait. Perusahaan juga pada awalnya mengakui sebagian dari piutang usaha dan piutang karyawan yang tidak
dikenakan bunga pada nilai wajar berdasarkan nilai kini masing-masing, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi.
Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah
perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset
dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan.
Perpajakan
Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya pendapatan
kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.
Estimasi juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu
yang penentuan akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak
penghasilan badan (lihat Catatan 9).
Bank
Rupiah
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 1,770,173,418 133,126,579
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2,572,150,783 540,015,953
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 180,615,459 272,112,256
PT Bank Central Asia Tbk 627,509,552 172,772,020
PT Bank Industrial and Commencial Bank of China -- 4,570,861
Jumlah 5,150,449,212 1,122,597,669
Dollar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(September 2015 : USD 28.622,26
Desember 2014 : USD 34.559,34) 419,516,474 429,918,193
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
(September 2015 : USD 526.650,56
Desember 2014: USD 710.743.85) 7,719,117,302 8,841,653,531
PT Bank Central Asia Tbk
(September 2015 : USD 9.765,36
Desember 2014: USD 153.742,57) 143,130,883 1,912,557,571
Jumlah 8,281,764,659 11,184,129,295
Jumlah bank 13,432,213,871 12,306,726,964
Halaman 17
Deposito Berjangka
Dollar Amerika Serikat
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
(September 2015 : USD 3.445.119.82
Desember 2014: USD 2.353.277,12 ) 50,495,121,201 29,274,767,372
Jumlah 50,495,121,201 29,274,767,372
Dollar Australia
PT ANZ Panin Bank
( September 2015 : AUD 105.515,30; Desember 2014 AUD 103.857,43) 1,083,642,090 1,061,215,179
Jumlah 1,083,642,090 1,061,215,179
Jumlah deposito 51,578,763,291 30,335,982,551
Jumlah Kas dan Setara Kas 65,566,220,758 43,313,181,777
Sifat dari hubungan dan transaksi antara kelompok usaha dengan pihak-pihak berelasi dijelaskan pada catatan 29.
Piutang usaha tidak dijaminkan dan tidak dikenakan bunga.
Halaman 18
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:
30 September 2015 31 Desember 2014
Rp Rp
Tanpa Provisi
Jatuh tempo > 30 hari 10,530,393,650 10,410,821,143
Jatuh tempo > 31-90 hari 9,522,505,787 6,761,899,677
Jatuh tempo > 90 hari 1,973,181,307 5,233,300
22,026,080,744 17,177,954,120
Dengan Provisi
Jatuh tempo > 16-90 hari -- --
Jatuh tempo > 90 hari -- --
Jumlah 22,026,080,744 17,177,954,120
7. Persediaan
30 September 2015 31 Desember 2014
Rp Rp
Berdasarkan penelaahan atas kondisi dan nilai persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat persediaan yang
mengalami penurunan nilai.
Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya sesuai dengan banker
clause berdasrkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000
Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran
dan risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan
Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran
dan risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.
Seluruh persediaan tidak terdapat kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
Persediaan tidak terdapat penghapusan persediaan rusak dan usang
Tidak terdapat persediaan yang dijadikan jaminan dan tidak terdapat kerugian persedian yang jumlahnya material.
Lain-lain diatas adalah biaya dibayar dimuka pada EDI, KSEI, BEI , OJK, AEI dan Depnaker untuk 30 September 2015 dan 31
Desember 2014
9. PERPAJAKAN
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak
adalah sebagai berikut :
30 September 2015 30 September 2014
Rp Rp
Laba Rugi sebelum pajak menurut laporan
laba rugi komprehensif 20,062,864,753 6,903,097,709
Beda Waktu
Penyusutan (1,087,598,785) (816,253,664)
Pembayaran sewa guna usaha (548,008,056) (421,341,691)
Jumlah (1,635,606,841) (1,237,595,355)
Beda Tetap
Pajak lain-lain dan denda pajak (271,396,731) 223,611,430
Laba penjualan aset tetap - (2,454,895,455)
Pendapatan Bunga (599,842,084) (761,755,764)
Jumlah (871,238,815) (2,993,039,789)
Laba Rugi fiskal sebelum kompensasi laba rugi fiskal 17,556,019,097 2,672,462,565
Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak dan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku
adalah sebagai berikut:
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut
laporan laba rugi komersial dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Berdasarkan Undang-Undang Pajak No. 36/2008
pengganti dari Undang-Undang Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan
sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku
pada periode ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang telah ditetapkan.
Penggunaan aset pajak tangguhan yang diakui perusahaaan bergantung pada apakah laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode
mendatang melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak yang telah ada. Penyisihan penilaian aset pajak tangguhan
yang berasal dari rugi fiskal dibentuk karena karena tidak terdapat keyakinan yang cukup atas realisasi dari aset pajak tangguhan
tersebut di masa yang akan datang.
Halaman 21
d. HUTANG PAJAK
30 September 2015 31 Desember 2014
Rp. Rp.
Pajak pertambahan nilai 282,458,471
Pajak Penghasilan
Pasal 21 71,011,812 286,748,251
Pasal 23 1,739,939 932,000
Pasal 4 (2) 21,300,150 5,321,000
Jumlah 94,051,901 575,459,722
Pada tanggal 21 Mei 2014 Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2012 yang terdiri dari:
a. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00069/406/12/054/14 sebesar Rp 225.052.000,-
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Final pasal 15 final No. 00001/241/12/054/14 dan no 0001/141/12/054/14
sebesar Rp. 16.105.586,-
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00014/201/12/054/14 sebesar Rp. 9.164.668 dan
00048/101/13/054/14 dan 00049/101/13/054/14 sebesar Rp. 2.452.539 ,-
d. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00023/203/12/054/14 sebesar Rp. 17.161.038 dan
0014/103/13/054/14 sebesar Rp 1.004.753
e. Denda pasal 14(4) KUP atas Pajak Pertambahan Nilai bulan Maret - Desember 2012 No. 0074-0083/107/12/054/14 sebesar
88.221.892,-
f. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan Maret 2012 No.00121/207/12/054/14 sebesar Rp.
29.600.000,-
g. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan September 2012 No. 00127/207/12/054/14 sebesar Rp.
10.000.000,-
h. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan November 2012 No. 00129/207/12/054/14 sebesar Rp.
2.788.192,-
i. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai bulan Desember 2012 No. 00130/207/12/054/14 sebesar Rp.
5.109.000,-
Hasil pajak lebih bayar atas pajak penghasilan pasal 25/29 sebesar Rp 225.052.000,- telah dikompensasikan atas pajak kurang bayar
untuk PPH pasal 15 final, PPH pasal 21 PPH pasal 23, Pajak Pertambahan Nilai, dan Denda Pasal 7 KUP sejumlah Rp 181.608.508,
sehingga dikembalikan ke Perusahaan sebesar Rp. 43.443.492,-
Pada tanggal 24 April 2013, Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2011 yang terdiri dari:
a. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00097/406/11/054/13 sebesar Rp 334.922.000;
dan rugi fiskal sebesaar Rp. 10.533.573.474;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Final pasal 15 final No. 00022/241/11/054/13 sebesar Rp 17.820.552;
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00026/201/11/054/13 sebesar 11.377.909,-
d. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00055-0069/203/11/054/13 sebesar Rp 25.443.110,-
e. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 0000/257/11/054/13 sebesar Rp 25.299.797,-
Hasil pajak lebih bayar atas pajak penghasilan pasal 25/29 sebesar Rp 334,992,000 telah dikompensasikan atas pajak kurang bayar
untuk PPH pasal 15 final, PPH pasal 21 PPH pasal 23, Pajak Pertambahan Nilai, dan Denda Pasal 7 KUP sejumlah Rp 80,041,368,
sehingga dikembalikan ke Perusahaan sebesar Rp. 254.880.632.
Halaman 22
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 7,111,623,269 646,921,343 7,758,544,612
Mesin dan peralatan 90,721,404,651 2,726,021,448 93,447,426,099
Peralatan transportasi 8,919,694,869 33,404,343 47,535,572 (122,314,529) 8,783,249,111
Inventaris 2,350,166,773 106,321,208 159,663,913 2,616,151,894
109,102,889,562 3,512,668,342 47,535,572 37,349,384 112,605,371,716
Aset Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 961,073,932 431,950,535 (37,349,384) 1,355,675,083
110,063,963,494 3,944,618,877 47,535,572 - 113,961,046,799
2014
2013 Tambah Kurang Koreksi/Reklas 30 September 2014
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah 9,031,829,486 9,031,829,486
Bangunan dan prasarana 8,815,374,835 8,815,374,835
Mesin dan peralatan 96,946,310,571 96,946,310,571
Peralatan transportasi 9,512,746,902 253,223,941 542,738,774 9,223,232,069
Inventaris 2,482,099,365 293,240,000 2,775,339,365
126,788,361,159 546,463,941 542,738,774 - 126,792,086,326
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan prasarana 6,916,017,457 146,704,384 7,062,721,841
Mesin dan peralatan 89,453,674,611 988,640,139 90,442,314,750
Peralatan transportasi 9,396,950,234 (73,240,072) 542,738,774 8,780,971,388
Inventaris 2,251,204,696 228,326,366 - 2,479,531,062
108,017,846,998 1,290,430,817 542,738,774 - 108,765,539,041
Aset Sewa Guna Usaha
Peralatan transportasi 506,327,794 313,047,565 819,375,359
108,524,174,792 1,603,478,382 542,738,774 - 109,584,914,400
Pada tahun 2014 Pengurangan aset tetap karena penjualan peralatan transportasi sebagai berikut:
30 September 2015 30 September 2014
Rp Rp
Harga perolehan - 542,738,774
Akumulasi penyusutan - (542,738,774)
Nilai buku - -
Penjualan aset tetap - 2,454,895,455
Keuntungan dari penjualan aset tetap - 2,454,895,455
Persentase penyelesaian dari aset tetap dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:
Nilai tercatat Perkiraan persentase penyelesaian
2015 2014 2015 2014
Rp Rp % %
Aset dalam penyelesaian merupakan pekerjaan bangunan pabrik di Semarang yang penyelesaiannya pada akhir tahun 2014
Pembebanan penyusutan pada 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
30 September 2015 30 September 2014
Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2013, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bintang,
PT Asuransi Raksa Pratikara, PT KSK Insurance Indonesia dan PT Asuransi Jaya Proteksi dan PT Dayin Mitra dengan nilai
pertanggungan sebesar USD 50,000 untuk bangunan persediaan dan USD 250.000 serta Rp 4.114.800.000 untuk kendaraan yang
menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2012, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bintang,
PT Asuransi Raksa Pratikara, dan PT Asuransi Jaya Proteksi dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000 untuk bangunan
persediaan dan Rp 3,263,930,000 untuk kendaraan yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian
atas risiko tersebut.
Semua kendaraan yang diperoleh melalui pinjaman sewa pembiayaan dijaminkan terhadap masing- masing fasilitas kredit terkait.
11. ASET LAIN-LAIN
30 September 2015 31 Desember 2014
Rp Rp
Aset lain-lain ini terdiri dari jaminan keanggotaan klub golf, listrik dan tabung gas adalah sebagai jaminan atas sewa tersebut.
Biaya yang ditangguhkan merupakan bahan/alat Catalis dan therminol yang merupakan alat/bahan pemanas mesin yang
pemakaiannya bisa berkurang jika dipakai dan penggunaannya bisa 3 tahun
Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka terkait dengan jaminan terhadap fasilitas kredit L/C dari PT Bank
Artha Graha Internasional Tbk (lihat Catatan 27).
Pada tahun 2015 , Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa pembiayaan
sebagai berikut::
a. PT Bank Central Asia dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 7.646..800 per bulan mulai Maret 2015 sampai dengan
Februari 2019
b PT Bank Central Asia dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 4.919.200 per bulan mulai September 2015 sampai dengan
Agustus 2019
Pada tahun 2014 , Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa pembiayaan
sebagai berikut::
a. PT Andalan Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp. 6.221.000 perbulan mulai Januari 2014 sampai dengan
Desember 2016
Pada tahun 2013 dan 2012 , Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa
pembiayaan sebagai berikut::
a PT CIMB Niaga Auto Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 21,312,000 per bulan mulai April 2012 sampai
dengan Maret 2015
b PT Bank Central Asia dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 3.728.000 per bulan mulai Maret 2013 sampai dengan
Februari 2016
c PT Mandiri Tunas Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 20.472.000 per bulan mulai April 2013 sampai dengan
Maret 2016
Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian membatasi Perusahaan untuk
menjual dan memindahkan hak aset sewa pembiayaan.
Pembayaran minimum masa datang (future minimum lease payment) dalam perjanjian sewa pembiayaan per 30 September 2015 dan
31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
30 September 2015 31 Desember 2014
Rp Rp
2015 128,961,000 428,981,138
2016 293,786,609 143,517,126
2017 150,792,000 5,147,230
2018 150,792,000 --
2019 54,647,200 --
Jumlah 778,978,809 577,645,494
Dikurangi bunga (111,332,717) (72,091,346)
Bersih 667,646,092 505,554,148
Dikurangi jangka pendek (305,500,000) (377,086,836)
Liabilitas jangka panjang 362,146,092 128,467,312
Tidak ada pembatasan signifikan yang ditetapkan oleh lessor dalam perjanjian sewa pembiayaan dengan Perusahaan terkait
dengan penggunaan aset atau pencapaian kinerja keuangan tertentu.
Asumsi utama yang digunakan oleh PT KAIA Magna Consulting , aktuaris independen adalah sebagai berikut:
30 September 2014 31 Desember 2014
Rp. Rp.
Usia pensiun normal 55 55
Tingka diskonto (per tahun) 8.09% 8.09%
Tabel mortalita Tabel Mortalita Indonesia (TMI)
Tingkat proyeksi kenaikan gaji (per tahun) 5.00% 5.00%
Tingkat cacat 10.00% 5.00%
Tingkat pengunduran diri 1% dari tingkat asumsi mortalita hingga
usia 40 tahun dengan degradasi linier
menurun hingga 0.05% pada usia
50 tahun/ 1%
Metode Projected Unit Credit
30 September 2015
Lembar saham Kepemilikan Jumlah
Pemegang Saham % Rp
Syamsinar Ngaisah 37,660,000 20.80 18,830,000,000
Robert Tanmizi 21,152,506 11.68 10,576,253,000
Tazran Tanmizi 20,146,776 11.13 10,073,388,000
Tamzil Tanmizi 4,977,000 2.75 2,488,500,000
Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,099,274 53.64 48,549,637,000
Jumlah 181,035,556 100.00 90,517,778,000
31 Desember 2014
Lembar saham Kepemilikan Jumlah
% Rp
Syamsinar Ngaisah 37,660,000 20.80 18,830,000,000
Robert Tanmizi 21,152,506 11.68 10,576,253,000
Tazran Tanmizi 20,146,776 11.13 10,073,388,000
Tamzil Tanmizi 4,977,000 2.75 2,488,500,000
Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,099,274 53.64 48,549,637,000
Jumlah 181,035,556 100.00 90,517,778,000
Agio saham sejumlah Rp 803,458,000 berasal dari saldo agio saham saat penawaran umum perdana dikurangi dengan pembagian
saham bonus ditahun 2004 dengan perbandingan setiap 25 (dua puluh lima) saham lama mendapatkan 1 (satu) saham baru. Jumlah
saham baru tersebut adalah 6,746,667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham sebagai berikut:
Rp
Penawaran umum perdana 4,176,791,500
Penjualan kepada pihak berelasi pada tanggal 30 September 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp. 63.383.682.654,- dan Rp.
63.090.631.692,- mewakili 62 % dan 78 % penjualan bersih secara keseluruhan.
Kebijakan harga dan syarat transaksi kepada pihak berelasi sama dengan kebijakan harga dan syarat transaksi kepada pihak ketiga.
Halaman 28
Rincian pembeli dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut :
Persentase dari
Jumlah Total Penjualan
Pembeli 2015 2014 2015 2014
Rp Rp % %
PT. Wijaya Triutama
Plywood 63,383,682,654 63,090,631,692 62% 78%
Jumlah 63,383,682,654 63,090,631,692 62% 78%
Rincian Pemasok yang melebihi 10% dari pembelian Perusahaan adalah sebagai berikut :
Persentase dari
Jumlah Total Pembelian
Pemasok 2015 2014 2015 2014
Rp Rp % %
22. Beban Penjualan dan Pemasaran, Umum dan administrasi 30 September 2015 30 September 2014
a. Beban Penjualan dan Pemasaran Rp. Rp.
Pengangkutan 3,881,390,045 1,833,340,334
Perbaikan dan pemeliharaan 908,843,576 1,117,767,000
Gaji, upah dan tunjangan lainnya 246,938,411 111,512,895
Perjalanan dan transportasi 142,692,400 30,575,100
Iklan dan promosi 117,849,027 191,562,962
Alat-alat tulis 79,146,970 36,312,699
Pajak dan perijinan 62,065,000 51,100,000
Keamanan & kebersihan 48,200,000 38,225,000
Telekomunikasi 32,262,714 42,836,440
Penyusutan 30,405,215 2,137,500
Export 10,284,580 13,008,170
Representasi 9,470,500 8,505,766
Assuransi 4,393,804 -
Jumlah 5,573,942,242 3,476,883,866
Halaman 31
b. Beban Lain-lain
30 September 2015 30 September 2014
Rp. Rp.
Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 , Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas dalam mata uang asing
sebagai berikut:
30 September 2015
Equivalent
USD AUD Rp
Aset
Kas dan setara kas 4,029,892.00 105,515.30 60,149,769,188
Piutang usaha
Pihak ketiga 133,923.69 -- 1,962,919,524
Dana yang dibatasi penggunaannya 848,312.48 -- 12,433,716,019
Jumlah aset 5,012,128.17 105,515.30 74,546,404,732
Liabilitas
Hutang usaha - pihak ketiga 1,150.00 -- 16,855,550
Jumlah liabilitas 1,150.00 -- 16,855,550
Jumlah aset bersih 5,010,978.17 105,515.30 74,529,549,182
31 DESEMBER 2014
Equivalent
USD AUD Rp
Aset
Kas dan setara kas 3,293,621 103,855 42,033,858,966
Piutang usaha
Pihak ketiga 146,336 -- 1,820,413,869
Pihak berelasi 1,157,078 -- 14,394,056,042
Dana yang dibatasi penggunaannya 552,272 -- 6,870,267,785
Jumlah aset 5,149,307 103,855 65,118,596,663
Liabilitas
Hutang usaha - pihak ketiga 331,025 4,117,946,397
Jumlah liabilitas 331,025 -- 4,117,946,397
Jumlah aset bersih 4,818,282 103,855 61,000,650,266
Kebijakan manajemen Perusahaan atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah menyimpan uang dalam bentuk
mata uang asing untuk mengelola eksposur risiko pasar. Aset dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban
dalam mata uang asing, sehingga tidak ada risiko kewajiban financial yang mengancam.
Piutang Perusahaan dalam mata uang asing per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 dibukukan dengan Kurs Tengah Bank
Indonesia (lihat Catatan 3.c)
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang
memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit
dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
Bisnis Perusahaan mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu dengan pengelolaan yang profesional. Fungsi
utama dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan
mengelola posisi risiko. Perusahaan secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan
perubahan di pasar dan praktek pasar terbaik.
Halaman 33
Tujuan Perusahaan dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat
pengembalian dan meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan.
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko
likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal
memenuhi kewajiban kontraktualnya.
Manajemen berpendapat bahwa risiko kredit yang dihadapinya adalah piutang yang tak tertagih dari tahun-tahun sebelumnya
dikarenakan pelanggan sudah menghentikan produksinya, pergantian kepemilikan, atau pailit.
Pada saat ini Manajemen berharap dapat mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak
hubungan istimewa dan pihak yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijaksanaan verifikasi dan otorisasi kredit serta memantau
kolektibitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
kurang <1 tahun 1-2 tahun 2-5 tahun Diatas 5 tahun Jumlah
Utang sewa
pembiayaan 305,500,000 362,146,092 - - 667,646,092
utang dividen - - - 287,659,287 287,659,287
Jumlah 305,500,000 362,146,092 - 287,659,287 955,305,379
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk
membiaya operasional perusahaan dan untuk mengatsi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala
atas proyeksi arus kas dan arus kas actual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang dan terus menerus melakukan penelaahan pasar
keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
Pada saat ini perusahaan tidak mempunyai risiko likuiditas dikarenakan tidak mempunyai hutang jangka panjang.
Perusahaan hanya mempunyai hutang jangka pendek atas kepemilikan kendaraan bermotor yaitu hutang guna sewa usaha dan
hutang usaha pembelian bahan baku, sedang hutang dividen yang telah melebihi 5 tahun dikarenakan pemegang saham tidak
mengambilnya pada Bank Mandiri.
Risiko Pasar
Perusahaan tidak memiliki eksposur terhadap risiko pasar, yaitu risiko suku bunga dan risiko mata uang asing.
Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko mata uang asing karena memiliki jumlah kas dan setara kas dalam mata uang asing
yang cukup untuk kegiatan operasionalnya.
Halaman 34
Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas
keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh
tempo untuk yang jangka pendek maupun yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:
Aset
Kas dan setara kas 65,566,220,758 65,566,220,758 43,313,181,777 43,313,181,777
Piutang usaha
Pihak ketiga 11,878,475,635 11,878,475,635 2,004,421,188 2,004,421,188
Pihak berelasi 10,147,605,109 10,147,605,109 15,173,532,932 15,173,532,932
Piutang lain-lain - Pihak berelasi 63,425,000 63,425,000
Dana dibatasi penggunaannya 12,433,716,019 12,433,716,019 6,870,267,785 6,870,267,785
Uang jaminan 134,820,000 134,820,000 136,820,000 136,820,000
Jumlah Aset 100,224,262,521 100,224,262,521 67,498,223,681 67,498,223,681
Liabilitas
Hutang usaha - Pihak ketiga 13,415,301,305 13,415,301,305 5,303,448,311 5,303,448,311
Hutang sewa guna usaha
Jatuh tempo dalam satu tahun 305,500,000 305,500,000 377,086,836 377,086,836
Jangka Panjang 362,146,092 362,146,092 128,467,312 128,467,312
Jumlah liabilitas 13,720,801,305 13,720,801,305 5,809,002,459 5,809,002,459
c. Pengelolaan Permodalan
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan Perusahaan mampu melanjutkan kelangsungan usaha sehingga
memaksimalkan imbal hasil pada pemegang saham dan memelihara optimalisasi saldo hutang dan ekuitas.
Kebijakan Perusahaan adalah untuk menjaga dasar modal yang kuat sehingga menjaga kepercayaan investor, kreditor dan pasar
dan juga untuk mempertahankan perkembangan masa depan dari bisnis Perusahaan. Dalam usaha untuk menjaga struktur modal
yang optimal, manajemen dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Tidak ada perubahan di
dalam pendekatan Perusahaan untuk pengelolaan modal selama
Pada tanggal 31 Desember 2014 , Perusahaan memiliki fasilitas kredit L/C dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk sejumlah, USD
500.000,-
Perjanjian ini terakhir kali diperpanjang dengan surat perjanjian No JKT/SB/OL/010/X/14 tanggal 30 Oktober 2014
b. Ikhtisar saldo hasil transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 adalah
sebagai berikut:
Jumlah Persentase dari aset dan liabilitas
30 September 2015 31 Desember 2014 30 September 2015 31 Desember 2014
Rp. Rp. % %
Aset
Piutang usaha
PT Wijaya Triutama Plywood 10,147,605,109 15,173,532,932 5.77 10.25
Piutang lain-lain
Karyawan 63,425,000 68,217,764 0.04 0.05
Jumlah aset 10,211,030,109 15,241,750,696 5.81 10.30
Liabilitas
Kewajiban lancar lainnya
Hutang dividen - pemegang saham 287,659,287 287,659,287 0.16 0.19
Jumlah liabilitas 287,659,287 287,659,287 0.16 0.19
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan
operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen
operasi dan membuat keputusan strategis.
a. Aktivitas
Pada dasarnya Perusahaan hanya memiliki 1 (satu) segmen usaha yaitu bidang usaha manufaktur formaldehyde sebagai segmen yang
dilaporkan yang disediakan kepada pengambil keputusan operasional pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 30 September
2015 dan 2014, adalah sebagai berikut:
Seluruh pendapatan bersih merupakan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga dan pihak berelasi dan dilaporkan kepada pengambil
keputusan operasional yang diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur dengan cara
yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.
b. Daerah geografis
Berikut ini adalah informasi kegiatan Perusahaan berdasarkan wilayah geografis pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 30
September 2015 dan 2014 dan 31 Desember 2014 , sebagai berikut:
30 September 2015 31 Desember 2014
Rp. Rp
30 September 2014
Jumlah rata-rata
Laba bersih tertimbang saham Rugi per saham
*****************